• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS UNJUK KERJA KINCIR AIR SUDU SEGITIGA YANG DIUJI PADA SALURAN HORISONTAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS UNJUK KERJA KINCIR AIR SUDU SEGITIGA YANG DIUJI PADA SALURAN HORISONTAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

19

ANALISIS UNJUK KERJA KINCIR AIR SUDU SEGITIGA YANG

DIUJI PADA SALURAN HORISONTAL

Mahmuddin1 dan Syahrir Habiba1

1) Staf Pengajar Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia

ABSTRAK

Riset kali ini adalah mempelajari unjuk kerja kincir air sudu segitiga (KASSt) yang diuji pada saluran horisontal yang menyerupai saluran irigasi. Bentuk sudu segitiga doharapkan dapat menerima aliran dengan efektif yang menghasilkan torsi yang besar. Unjuk kerja kinerja kincir KASSt akan diketahui dengan mengukur putaranporos pada perubahan debit aliran air dan variasi beban poros.

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa daya kincir KASSt yang dihasilkan semakin besar sebanding peningkatan putaran poros. Sedangkan efisiensinya meningkat pula hingga mencapai maksimum, kemudian tutun. Daya minimum yang dihasilkan kincir KASSt sebesar 6,0 Watt pada putaran 10, 6 rpm dan efisiensi maksimum sebesar 30,7 % pada putaran 4,8 rpm.

Kata Kunci : Daya, efisiensi dan kincir KASSt

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Potensi tenaga air cukup besar di Indonesia, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal terutama dalam hal Pembangkit Listrik Tenaga Mikro (PLTM). Oleh karena itu, diperlukan upaya bagaimana potensi air irigasi atau aliran air sungai yang mengalir dengan debit tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka potensi aliran air tersebut cukup memungkinkan dapat dikembangkan atau dimanfaatkan sebagai penggerak kincir. Penelitian kali ini, mempelajari unjuk kerja Kincir Air Sudu Segitiga (KASSt) diuji pada saluran yang menyerupai seperti saluran irigasi.

1.2. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui daya dan efisiensi maksimum yang dapat dihasilkan kincir KASSt.

1.3. Manfaat penelitian.

Diharapkan menjadi acuan kepada masyarakat untuk mendesain kincir untuk skala lebih besar untuk daerah persawahan beririgasi.

2. KAJIAN LITERATUR DAN

LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Literatur

Murtadi H dkk (2019) telah meneliti karakteristik roda air dengan variasi luas

pancaran 0,006 m2, 0,005 m2,

0,003 m2 dengan variasi debit aliran 0,016

m3/s, 0,014 m3/s, dan 0,012 m3/s. Hasil

perhitungan daya roda air dengan luas

pancaran 0,005 m2, diperoleh daya roda air

maksimum 35 Watt pada beban poros 26 kg pada putaran poros 33 rpm. Sedangkan efisiensi maksimum sebesar 59,40% pada pembebanan poros 27 kg pada debit aliran

sebesar 0,014 m3/s yang diperlihatkan pada

Gambar 2.1 dam 2.2. Selain itu, bahwa daya dan efisiensi meningkat dengan peningkatan putaran poros hingga maksimum pada putaran 33 rpm dan selanjutnya turun hingga mencapai putaran minimum pada beban maksimum. Penurunan daya dan efisiensi tersebut karena torsi yang dihasilkan rendah walaupun putaran poros juga meningkat.

(2)

20

Gambar 2.1. Kurva daya roda air terhadap putaran poros.

Gambar 2.2. Kurva efisiensi roda air terhadap putaran poros.

Penelitian selanjutnya, Mahmuddin dkk (2019), mempelajari kincir sudu bergerak. Peningkatan torsi dapat menyebabkan daya kincir meningkat. Kurva daya tersebut menggambarkan pula bahwa daya yang minumum dihasilkan adalah sebesar 1,917

Watt bekerja pada debit 0,0236 m3/s pada

putaran poros sebesar 46,7 rpm. Sedangkan daya maksimum yang dihasilkan sebesar

20,125 pada debit aliran 0,0652 m3/s dengan

putaran poros 81,7 rpm, seperti pada Gambar 2.3. Kurva efisiensi kincir terhadap putaran poros diperlihatkan pada Gambar 2.4

Gambar 2.3. Kurva efisiensi kincir terhadap putaran poros.

Gambar 2.4. Kurva efisiensi kincir terhadap putaran poros.

Sedangkan pada debit aliran 0,0236

m3/s dengan beban poros yang diberikan

dapat menghasilkan efisiensi sebesar 4,279 % sampai 15,99 % dan bekerja pada putaran poros 46,7 sampai 28.7 rpm,

LawaniGA dkk (2020) meneliti tentang

kincir tipe undershot, pada debit 0,0437 m3/s

menghasilkan daya paling baik sebesar 19,462 watt pada beban 18 kg pada putaran 30 rpm. Sedangkan efisiensi maksimum dapat mencapai 51,8% pada putaran poros sebesar 24,067 rpm dengan debit aliran

0,0333 m3/s, yang diperlihatkan pada

Gambar 2.4 dan 2.5. 0 10 20 30 40 0 20 40 60 80 Da y a K incir (Wa tt ) Putaran (rpm) Q1=0.0112 m3/s Q2=0.0141 m3/s Q3=0.0159 m3/s 0 10 20 30 40 50 60 70 0 20 40 60 80 E fis iens i ro da a ir ( %) Putaran (rpm) Q1=0.0112 m3/s Q2=0.0141 m3/s 0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 0 20 40 60 80 100 120 Da y a k Incir (Wa tt ) Putaran poros (rpm) F1=10 N F2= 20 N F3= 30 N F4= 40 N F5= 50 N F6= 60 N 0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 0 20 40 60 80 100 120 E fis iens i k incir (%) Puataran poros (rpm) F1= 10 N F2= 20 N F3= 30 N F4= 40 N F5= 50 N F6= 60 N

(3)

21

Gambar 2.4. Kurva daya kincir terhadap putaran poros.

Gambar 2.6. Kurva efisiensi kincir terhadap putaran poros.

2.2. Landasanr Teori

Energi potensial aliran yang dapat diubah menjadi energi kinetis, seperti aliran air dilewatkan kincir, maka energi air akan diubah menjadi energi mekanik. Maka, energi input dapat dimanfaatkan adalah energi yang diperoleh dari kecepatan air menumbuk sudu kincir. Dengan demikian

energi kinetik pancaran air tiap detik adalah sumber energi yang mengenai sudu kincir secara matematik dapat dituliskan seperti Persamaan (2.1). 2

2

1

v

m

E

k

…..(2.1) m = ρxQ = ρxVx A

Dengan Ek = energi kinetik tiap satuan

waktu (J/s)

m = laju aliran massa air yang mengalir tiap detik (kg/s)

V = kecepatan aliran air pada saluran (m/s)

ρ = massa jenis air (kg/m3

)

A = Luas penampang saluran (m2)

Persamaan (2.2) menunjukkan besar

daya air (NA) yang dapat ditimbulkkan oleh

aliran akan sebanding daya yang diterima sudu-sudu kincir sebesar:

3 2

2

1

2

1

v

a

v

v

a

N

A

………. (2.2)

Dengan NA = Daya air yang diterima

sudu kincir (J/s)

a = Luas sudu efektif (m2)

2.3. Momen putar dan daya kincir Perubahan energi kinetik aliran menjadi energi gerak yang digambarkan sebuah roda putar seperti pada Gambar 2.8. Bila besar gaya yang mengenai kincir sebesar F, maka besar momen putar (T) yang diterima poros kincir adalah:

T = r x F ...(2.3) Jarak titip pusat poros terhadap gaya (F) yang bekerja padanya sebesar r. Maka besar daya kincir dihitung dengan Persamaan (2.4)

NK = Tx ...(2.4) 0 5 10 15 20 25 0 10 20 30 40 50 60 Da y a K incir (Wa tt ) Putaran Poros (rpm) Debit Q1 = 0,0437 Debit Q2 = 0,0388 Debit Q3 = 0,0363 Debit Q4 = 0,0333 0 10 20 30 40 50 60 0 10 20 30 40 50 60 E fis iens i (%) Putaran Poros (rpm) Debit Q1 = 0,0437 Debit Q2 = 0,0388 Debit Q3 = 0,0363 Debit Q4 = 0,0333

(4)

22

Dengan,  = kecepatan sudut roda

kincir = 2πxn/60

NK=2πxTxn/60 ...(2.5)

Dengan n adalah putaran poros kincir dalam rpm.

2.4. Efisiensi kincir.

Kerugian energi yang terjadi pada proses perubahan energi sulit diketahui secara analitik.Oleh karena itu kerugian

energi dapat diketahui melalui data

pengukuran, kemudian dibuat kurva

efisiensi secara teoritis. Pada penelitian ini besar efisiensi akan dihitung berdasarkan daya aktual kincir berdasarkan besar torsi dibandingkan dengan daya teoritis dari potensi tenaga air tersedia mengenai luasan sudu kincir.

Besar efisiensi kincir KASSt dapat dihitung dengan Persamaan (2.6).

η = x 100 % ………..(2.6)

Dengan

ηK = efisiensi kincir (%)

NK= daya kincir (Watt)

NA= daya air (Watt)

III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian.

Lokasi pengujian kincir KASSt

dilakukan di Pusat Laboratorium dan Riset Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia Makassar. 3.3. Dimensi Saluran Air dan Kincir.

Model saluran air akan dibangun dengan ukuran panjang 1000 cm, lebar 16 cm dan tinggi 30 cm. Sedangkan dimensi kincir yang akan diuji adalah diameter roda 75 cm, lebar sudu 15 cm dan panjang 20 cm. Instalasi Penelitian

Instalasi penelitian seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Foto Instalasi pengujian kincir KASSt.

3.4. Kecepatan aliran.

Pengukuran kecepatan aliran dengan metode pelampung yaitu bola pingpong yang terapung di permukaan air. Bergerak searah dengan arah aliran air. Jarak tempuh pelampung (x) dalam waktu t detik yang

dinyatakan pada Persamaan (3.1).

Selanjutnya dikalikan dengan faktor koreksi (c) sebesar 0,70.

 

t

x

v

... (3.1 3.5. Langkah-langkah penelitian.

Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Roda air dipasang di atas saluran dan alat ukur yang dipasang dengan baik. 2. Pompa dijalankan dan alat ukur

diperiksa dan dipastikan dapat

berfungsi baik.

3. Debit aliran (Q1) disesuaikan dengan

bukaan katup pompa dan beban poros sebesar 4 kg digantungkan pada poros roda.

4. Bila aliran dianggap stabil, maka melakukan pengukuran: (a) putaran poros kincir (b) kecepatan aliran air (c) Selanjutnya mengulangi point a dan b dengan beban poros 5 kg sampai 9 kg.

(5)

23

5. Menaikkan debit aliran pompa (Q2) dan

(Q3) dengan beban poros 4 kg hingga

beban 9 kg dan mengulangi pengukuran sesuai point 3a sampai 3c.

6. Evaluasi hasil pengukuran.

Bila data pengukuran dianggap cukup dan baik, pengukuran selesai.

IV. PEMBAHASAN 4.1. Daya Kincir.

Kurva daya kincir terhadap putaran poros diperlihatkan pada Gambar 4.1. Kurva tersebut menggambarkan peningkatan daya dengan penambahan debit air untuk beban konstan. Besar gaya tumbukan air terhadap sudu kincir dapt menambah torsi. Besarnya torsi yang dihasilkan sebanding dengan daya output kincir. Daya maksimum yang dapat dihasilkan adalah sebesar 6,0 Watt pada putaran 10,7 rpm.

Gambar 4.1.Kurva daya kincir KASSt terhadap putaran poros

4.2. Efisieni Kincir.

Kurva efisiensi kincir diperlihatkan pada Gambar 4.2, menggambarkan bahwa efisiensi maksimum yang diperoleh adalah sebesar 30,7 % pada putaran 8,4 rpm.

Gambar 4.2. Kurva efisiensi kincir KASSt terhadap putaran poros

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Daya maksimum yang dihasilkan oleh kincir KASSt yang dihasilkan sebesar 6,0 Watt pada putaran 10,7 rpm dan efisiensi maksimum dapat mencapai 30,7 % pada putaran 8,4 rpm.

5.2. Saran

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pengembangan kincir dengan ukuran besar.

DAFTAR PUSTAKA

ESDM, 2007. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional. Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi. Jakarta

Kamal, S., 2004., Pengembangan Potensi Energi Alternatif, Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Muhtadi H, Makhsud dan Mahmuddin

(2019) Studi Pengaruh Luas Pancaran Nosel Terhadap Daya dan Efisiensi Roda Air Tipe Overshot, J. Move. Teknik Mesin UMI.

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 0.0 5.0 10.0 15.0 Da y a k elua ra n (Wa tt ) Putaran poros (rpm) m=4kg m=5kg m=6kg m=7kg m=8kg m=9kg 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 0.0 5.0 10.0 15.0 Day a k elu ar an ( W att) Putaran poros (rpm) m=4kg m=5kg m=6kg m=7kg m=8kg m=9kg

(6)

24

Mahmuddin dan Habiba Sy (2019) Unjuk Kerja Kincir Air Sudu Plat Datar Dinamis (KASpD2) yang Bekerja Pada Head Rendah.

Lawani GA, Makhsud, dan Mahmuddin (2020) Unjuk Kerja Kincir Air Tipe

Undershot Dengan Perubahan

Kemiringan Sudu, Jurnal J.Move. Teknik Mesin UMI

Gambar

Gambar  2.4.  Kurva  efisiensi  kincir  terhadap putaran poros.
Gambar  2.6.  Kurva  efisiensi  kincir  terhadap putaran poros.
Gambar  3.1.  Foto  Instalasi  pengujian  kincir  KASSt.
Gambar 4.1.Kurva daya kincir KASSt   terhadap putaran poros

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dikupas dalam buku Breman adalah sekitar seratus ribu pekerja di daerah Sumatera Timur yang tidak mempunyai hak untuk melepaskan diri dari

Berdasarkan hasil dari penelitian tentang pengenalan pola motif batik Pekalongan dengan memanfaatkan algoritma backpropagation, dimana kebutuhan jaringan yang

Kurikulum Kementrian Agama atau Kurikulum Kementrian pendidikan Nasional dipadu dengan kurikulum yang dikembangkan pesantren, sehingga menjadi kurikulum yang

Dengan Populasi ibu yang mengalami abortus inkomplit disertai syok hemoragik, sampel berjumlah 48, besarnya sampel sama dengan populasi yang tercatat dalam buku register

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan nilai (0,05), maka nilai hitung lebih kecil daripada

Dari definisi dari struktur modal yang merupakan kombinasi dari porsi pinjaman dan ekuitas yang digunakan, dapat ditentukan variabel keputusannya yaitu porsi pinjaman (Wd)

Dapat dijelaskan bahwa penataan ruang belum optimal menjadi instrumen keterpaduan program dalam mendorong terselenggaranya pembangunan yang efektif dan efisien; penataan

Agar tindakan pelecehan seksual sebagaimana disebutkan di atas tidaklah terjadi di masyarakat maka kita haruslah selalu berhati-hati, dan bagi pelaku tindak pidana tersebut