• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Media Video Tutorial Dalam Meningkatkan Keterampilan Membuat Nugget Ikan Lele Bagi Anak Tunarungu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektifitas Media Video Tutorial Dalam Meningkatkan Keterampilan Membuat Nugget Ikan Lele Bagi Anak Tunarungu"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

e-isssn : 2655- 0865 Email : ranahresearch@gmail.com Online: https://jurnal.ranahresearch.com.

1

Efektifitas Media Video Tutorial Dalam Meningkatkan Keterampilan

Membuat Nugget Ikan Lele Bagi Anak Tunarungu

Esy Amelia1, Armaini2

1,2) Universitas Negeri Padang, Indonesia

KATA KUNCI A B S T R A K

Media Video Tutorial,Nugget Ikan Lele, Tunarungu.

Penelitian ini membahas tentang keterampilan membuat nugget ikan lele bagi anak tunarungu. Jenis penelitian ini adalah penelitian experimen. Tujuan dari penelitian eksperimen ini yaitu untuk membuktikan bahwa penggunaan media video tutorial efektif digunakan dalam meningkatkan keterampilan membuat nugget ikan lele untuk anak tunarungu. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan jenis one group pretest-postest design. Subjek penelitian ini 5 orang anak tunarungu di SLB N 2 Padang. Eksperimen ini terbentuk dari beragam tingkatan yaitu tahap pertama (pretest) untuk melihat kondisi kemampuan awal anak dalam membuat nugget ikan lele, tahap kedua yaitu diberikan (treatment) dengan menggunakan media video tutorial, tahap ketiga berikutnya berupa tes kemampuan akhir agar melihat seberapa jauh pengaruh dari perbuatan yang sudah diberikan (post-test). Pengolahan data dengan menggunakan uji Wilcoxon Rank Tast. Hasil rata- rata pretest yaitu 44,40 selanjutnya hasil post-test mengalami perubahan meningkat menjadi 81,60. Nilai rank tast diperoleh antara tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir 2,032 dengan Asymp. Sig (2-tailed) 0,042. Nilai probabilitas yang diperoleh dari uji analisis dibandingkan dengan probabilitas yang telah ditetapkan yaitu α = 0,05. Hipotesis alternatif diterima karena probabilitas < dari probabilitas yang telah ditetapkan yakni 0,042 < 0,05. Jadi terbukti bahwa penggunaan media video tutorial efektif dalam meningkatkan keterampilan membuat nugget ikan lele bagi anak tunarungu.

KORESPONDEN No. Telepon: - E-mail: ameliaesy@gmail.com aimaninurjali@fip.unp.ac.id PENDAHULUAN

Keterampilan pada dasarnya akan lebih baik apabila terus dilatih dan diasah untuk meningkatkan kemampuan sehingga dapat menguasai salah satu bidang keterampilan yang ada. Keterampilan juga sering disebut dengan kecakapan hidup (life skill), yang mana peserta didik harus memiliki kemampuan dalam menggunakan akal fikiran dan kreatifitasnya untuk menghadapi dan memecahkan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga dalam pembelajaran keterampilan peserta didik harus memiliki kecakapan hidup untuk mengerjakan sesuatu yang berharga dan bermanfaat (Putri & Iswari, 2018).

Pembelajaran keterampilan yang diberikan guru kepada siswa melalui bimbingan atau memberikan kesempatan belajar peserta didik sehingga cakap, terampil dan mampu menciptakan sebuah karya yang berguna. Melalui pembelajaran keterampilan yang diajarkan

(2)

2 di sekolah diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya. Peserta didik tidak hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan atau dibidang akademik saja, tetapi sebagai guru harus lebih aktif dan kreatif wajib membekali peserta didiknya dengan memberikan pembelajaran keterampilan, tanpa terkecuali anak luar biasa.

Anak luar biasa adalah anak yang mempunyai ciri atau keunikan yang berbeda dengan anak pada umumnya dan memerlukan pelayanan yang bersifat khusus. Salah satu anak luar biasa yaitu anak dengan hambatan pendengaran (Sumekar, 2009).

Tunarungu merupakan anak yang memiliki hambatan dalam pendengarannya, baik kehilangan kemampuan mendengar secara keseluruhan maupun sebagian atau tidak berfungsinya alat indera pendengaran sehingga bicaranya pun terhambat (Sumekar, 2009). Oleh karena itu anak tunarungu menggunakan bahasa isyarat, bahasa tubuh dan bahasa oral untuk berkomunikasi. Secara fisik anak tunarungu tidak memiliki gejala hambatan, mereka masih bisa melakukan kegiatan yang bersifat nyata.

Keterbatasan yang dimiliki anak tunarungu, tidak membuat mereka jauh dari dunia kependidikan. Sebagai guru, kita harus memberikan pendidikan yang dibutuhkan bagi kehidupan peserta didiknya seperti pembelajaran keterampilan, dengan diberikan pembelajaran keterampilan peserta didik diharapkan dapat membuat suatu keterampilan yang produktif.

Keterampilan yang produktif merupakan sesuatu hal yang memiliki nilai jual atau bisa dipasarkan dan mendatangkan keuntungan secara besar atau banyak (Putri & Iswari, 2018). Ada banyak keterampilan yang produktif yaitu seperti prakarya, tata boga, tata busana dan tata rias. Tata boga itu sendiri berupa kerajinan tangan yang dibuat dengan buatan tangan sendiri dalam mengolah maupun membuat makanan.

Pembelajaran keterampilan di sekolah untuk anak tunarungu biasannya termasuk ke dalam pembelajaran tata boga. Proses pembelajaran keterampilan biasannya menuntut peserta didik untuk kreatif dalam mengolah suatu produk menjadi suatu makanan, yang dibuat dengan buatan tangan sendiri sehingga menghasilkan suatu produk makanan yang memiliki nilai jual yang tinggi. Untuk itu, jelas bahwa anak tunarungu dapat diajarkan keterampilan, salah satunya yaitu keterampilan tata boga. Pembelajaran keterampilan ini menekankan pada upaya peserta didik agar dapat menghasilkan suatu karya/ produk yang bernilai.

Berdasarkan permasalahan yang peneliti temukan di SLB Negeri 2 Padang di kelas IX/B ditemui lima siswa hambatan pendengaran yang terdiri dari 1 laki-laki dan empat perempuan. Peneliti mengamati proses pembelajaran keterampilan tata boga memasak pada saat pengembangan diri, dan peneliti juga bertanya kepada guru tentang keterampilan apa saja yang telah diajarkan kepada anak. Sehingga didapatkan bahwa anak tunarungu telah diajarkan beberapa keterampilan seperti membuat sandwich, membuat bermacam gorengan, membuat kue brownis, menghias kue ulang tahun, dari semua hasil makanan tersebut bisa dijual bahkan sekolah juga menyediakan kantin boga untuk menjual hasil makanan yang telah dibuat oleh anak, tetapi disini keterampilan membuat nugget ikan lele belum pernah diajarkan.

Merujuk pada permasalahan yang ditemukan, peneliti tertarik mengajarkan sebuah keterampilan baru yaitu membuat nugget ikan lele, menurut pendapat guru keterampilan membuat nugget ikan lele belum pernah diajarkan. Ikan lele mudah didapatkan karena di lingkungan sekolah membudidayakan ikan lele, Selain itu bahan nugget ikan lele sangat mudah didapatkan dan tidak mengeluarkan modal yang banyak. Alat yang digunakan untuk membuat

(3)

3 nugget ikan lele juga mudah dicari karena sekolah menyediakan ruang boga yang menfasilitasi berupa alat-alat pembuatan makanan dan cara pembuatan yang mudah juga sederhana menghasilkan produk kemasan nugget ikan lele yang mempunyai nilai artistik dan nilai jual yang tinggi.

Peneliti tertarik untuk memberikan pembelajaran keterampilan bagi anak tunarungu dengan menggunakan media pembelajaran khusus berupa media video tutorial. Media video

tutorial adalah suatu alat pembelajaran yang dijadikan untuk menunjang hasil belajar peserta

didik dengan cara penyajian video, mempertunjukan dan memperagakan kepada anak tunarungu mengenai teknik, memahami dan alat pembelajaran yang membantu dalam bentuk sebuah video yang ditunjukan oleh guru atau sumber belajar lainnya. Penggunaan media video

tutorial untuk pembelajaran keterampilan dipandang baik karena dapat digunakan untuk

mengajarkan keterampilan membuat nugget ikan lele karena media video tutorial memperlihatkan dan memperagakan kegiatan secara langsung. Media video tutorial dapat menciptakan suasana belajar lebih bervariasi, menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar.

Peneliti memilih media video tutorial ini karena jika dibandingkan dengan metode yang lain, video tutorial dirasa dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengulang-ulang pembelajaran sehingga pembelajaran yang diterima peserta didik dapat dimengerti dan dipahami semoga dengan digunakannya video tutorial pada proses pembelajaran dapat mengurangi pemahaman secara kata-kata atau kalimat dalam memahami materi yang akan disampaikan oleh guru karena anak dapat mengandalkan indera penglihatannya sehingga dapat memperbaiki hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam pelaksanaan penelitian sebagai berikut: “Apakah media video tutorial efektif dalam meningkatkan keterampilan membuat nugget ikan lele bagi anak tunarungu kelas IX/B di SLB Negeri 2 Padang?”.

Tujuan yang akan dicapai dari permasalahan ini yaitu untuk mengetahui keefektivan penggunaan media video tutorial dalam meningkatkan keterampilan membuat nugget ikan lele bagi anak tunarungu kelas IX/B SLB Negeri 2 Padang.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian berisi jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian eksperiment, Metode ini dipakai untuk mengetahui apakah media video tutorial efektif digunakan dalam meningkatkan keterampilan membuat nugget ikan lele bagi anak tunarungu kelas IX/B di SLB Negeri 2 Padang.

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen yang berjenis Pre experimental design. Desain Pre experimental design sering disebut sebagai suatu percobaan yang tidak sebenarnya, terkadang disebut sebagai quasi experiment design atau eksperimen semu atau pura-pura (Putri & Iswari, 2018). Peneliti menggunakan bentuk pre-experimental design karena perilaku anak tidak dapat diawasi secara menyeluruh dalam bentuk eksperimen. Peneliti menggunakan jenis desain one group pre test dan post test (Putri & Iswari, 2018). Maka hasil dari perlakuan dapat diketahui lebih jelas, karena akan terlihat perbandingannya dari hasil keadaan sebelum dan sesudah treatment.

(4)

4 Sampel penelitian ini adalah seluruh anak tunarungu kelas kelas IX/B SLB Negeri 2 Padang. Populasi pada penelitian ini adalah anak tunarungu kelas IX/B. Tempat penelitian dilaksanakan di SLB Negeri 2 Padang, Provinsi Sumatera Barat. Sekolah ini beralamatkan di jalan Padang Sarai, Koto Tangah, Padang Provinsi Sumatera Barat.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap pertama berupa tes kemampuan awal (pretest) untuk mengetahui jumlah skor yang diperoleh peserta didik sebelum diberikannya treatment. Tahap ke dua melakukan intervensi yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan media video tutorial. Tahap ketiga berupa tes kemampuan akhir (post-test) untuk melihat seberapa jauh akibat dari perlakuan atau tindakan yang telah diberikan.

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa tes. Tes merupakan urutan beberapa pertanyaan, dan alat lain yang dipakai untuk mengukur kemampuan atau bakat, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2014). Tes yang dilakukan pada penelitian ini berbentuk tes perbuatan, dimana peneliti mengamati, mencatat dan melihat hasil dari keahlian siswa dalam membuat nugget dari bahan dasar ikan lele pada kriteria yang telah ditentukan. Peneliti menggunakan alat pengumpulan data yaitu instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah tes perbuatan. Tes perbuatan dapat dijadikan supaya menentukan pemerolehan hasil keterampilan yang dilakukan siswa dalam bentuk penilaian.

Bentuk penilaian dalam keterampilan ini peneliti menggunakan skala nilai 0-2 dengan pembagiannya yaitu: nilai 0 jika peserta didik tidak bisa melakukannya sama sekali, nilai 1 jika peserta didik bisa melakukannya dengan bimbingan atau bantuan guru, nilai 2 jika peserta didik bisa melakukan sendiri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan di SLB N 2 Padang dengan lima orang anak tunarungu. Penghimpunan bukti pada eksperimen ini memakai instrument penelitian dan cara penghimputan bukti dengan tes perbuatan. Data yang telah diperoleh dalam keterampilan membuat nugget ikan lele diolah dengan teknik analisis data yang sesuai yaitu menggunakan rumus uji Wilcoxon Sign Rank Test.

Hasil pengumpulan data dalam keterampilan membuat nugget ikan lele dapat diihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Awal Dan Hasil Tes Kemampuan Akhir

No. Subjek

Nilai

Tes Kemampuan Awal/ Pretest (X1)

Nilai Tes Kemampuan Akhir/ Post-test (X2) 1 AN 48 84 2 ME 66 98 3 ER 38 78 4 TR 36 76 5 DR 34 62 Jumlah 222 398

(5)

5 Dari Tabel 1 dapat didefenisikan presentase dari kemampuan awal (pretest) dan kemampuan setelah diberikan treatment atau (posttest) terhadap peserta didik.

1. Data Nilai Pretest

Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretest)

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Pre Test 5 34 66 44,40 13,221

Valid N (listwise)

5

Dari tabel 2, diketahui bahwa peserta didik memperoleh nilai tertinggi dari pretest nilai tertingginya adalah 66 dan nilai terendah pretest 34. Sedangkan nilai rata-rata dari hasil pretest adalah 44.40.

2. Data Nilai Posttest

Tabel. 3. Hasil Tes kemampuan akhir (Posttest)

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Pos Test 5 72 98 81,60 10,139

Valid N

(listwise) 5

Dari tabel 3, dapat diketahui bahwa peserta didik memperoleh nilai tertinggi posttest nilai tertingginya adalah 98 dan nilai terendah posttest 72. Selanjutnya nilai rata-rata posttest adalah 81.60.

Setelah mendapatkan nilai pretest dan posttest selanjutnya menentukan rank atau peringkat dari subjek penelitian sebelum diberikannya perlakuan (X1) dan setelah diberi perlakuan (X2) untuk dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test. Dalam pengujian hipotesis, dibutuhkan syarat dalam analisis data yang dihasilkan dengan membandingkan Asym p Sig. ( 2 tailed) dengan taraf signifikan (α). Taraf signifikansi yang digunakan dalam analisis yaitu 0.05 atau 5% berikut syarat pengujian hipotesis.

Tabel 4. Syarat Pengujian Hipotesis

Hipotesis Asymp.

(2-tailed)

Sig.Tarafsignifi

kansi (a) Kesimpulan Ho :

Media video tutorial tidak efektif digunakan untuk keterampilan membuat nugget ikan lele

>0.05 0.05 Ho ditolak

Ha :

Media video tutorial efektif digunakan untuk keterampilan membuat nugget ikan lele

(6)

6 Untuk membuktikan hipotesis sebenarnya penggunaan media video tutorial dapat efektif dalam keterampilan membuat nugget ikan lele, maka digunakan uji analisis wilcoxon

sign Rank test. Hasil perhitungan analisis adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Rank Antara Pretest-Posttest Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Post Test - Pre Test Negative Ranks 0a ,00 ,00

Positive Ranks 5b 3,00 15,00

Ties 0c

Total 5

a. Post Test < Pre Test b. Post Test > Pre Test c. Post Test = Pre Test

Tabel 6. Hasil uji Analisis Posttest-Pretest Z -2,032 b Asymp. Sig. (2-tailed) ,042 a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on Negative Ranks

Perbandingan antara tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir dari uji wilcoxon menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan atau Zhitung = -2,032 dengan probabilitas atau Asymp Sig (2-tailed) = 0,042. Nilai probabilitas yang diperoleh dari uji analisis kemudian dapat dibandingkan dengan probabilitas yang telah ditetapkan yaitu α = 0.05, sehingga probabilitas kurang dari probabilitas ditetapkan (0.042 < 0.05).

Jadi nilai probabilitas Zhitung dari rangking bertanda wilcoxon lebih kecil dari pada probabilitas yang ditetapkan 5% (α = 0.05), dan dari hasil penjabaran data menggambarkan memperoleh rata-rata pretest 44,40 dan posttest 81,60, maka dapat dikatakan bahwa media

video tutorial efektif untuk meningkatkan keterampilan membuat nugget ikan lele bagi anak

tunarungu di SLB Negeri 2 Padang.

Dari hasil penelitian uji statistik yang telah dianalisis menggunakan program SPSS 23 diperoleh hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai 0.042 lebih kecil dari <0.05, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam permasalahan ini yaitu membuktikan penggunaan media video

tutorial efektif digunakan dalam meningkatkan keterampilan membuat nugget ikan lele bagi

(7)

7 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian ini dapat ditarik uraian permasalahan yaitu penggunaan media video tutorial efektif dalam meningkatkan keterampilan membuat nugget ikan lele bagi anak tunarungu kelas IX/B di SLB N 2 Padang.

Hal ini terbukti dari hasil perhitungan data yang telah diolah dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank test dimana Zhitung = -2,032 dan Asymp sig. (2-tailed) = 0.042, berarti Zhitung > Asymp sig. (2-tailed) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi media video

tutorial efektif untuk meningkatkan keterampilan membuat nugget ikan lele bagi siswa

tunarungu kelas IX/B di SLB N 2 Padang. DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Buana, A. A. D. I. (2019). PELATIHAN PENGOLAHAN NUGGET LELE BAGI

MASYARAKAT DESA. 3(1), 17-20.

Ganda Sumekar. (2006). Ortopedagogik. Padang: Unp. Press

Iswari, M. (2008). Kecakapan Hidup bagi anak berkebutuhan khusus. (Tim UNP Press, Ed.) (satu). Padang.

Murniyati, D. (2013). Membuat Fillet Ikan Lele dan Produk Olahannya. Jakarta: Penebar Swadaya

Putra, D. E., & Ismail, A. M. (2018) Difersifikasi Ikan Lele Menjadi Produk Olahan Pangan

Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lele. 385-391

Putri, R. E., & Iswari, M. (2018). Media Video Tutorial dalam Keterampilan Membuat Boneka dari Kaus Kaki Bagi Anak Tunagrahita, 6, 178–185.

Gambar

Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Awal Dan Hasil Tes Kemampuan Akhir  No.  Subjek
Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretest)
Tabel 5. Rank Antara Pretest-Posttest

Referensi

Dokumen terkait

4.11 Mampu menceritakan kembali proses menghias bekal makanan Anak belum mau menceritakan proses menghias bekal makanan Anak dapat menceritakan proses menghias

Bajaran lebih dahoeloe. tiap tiap kiezer hendak memadjoe Orang tidak boleh me nJa lahkan kan kandidaatn}a I atau 2 orang ketentoean itoe. djagonja, lebih baik pilih

[21]Tugas ini adalah menganalisis proses dan model data saat ini dari Koordinator Perkawinan untuk mendapatkan informasi yang berguna dari penelitian, dan kemudian

server dan client, menyediakan image file dari hasil capture screen tampilan komputer dosen, menyediakan file kontrol untuk aplikasi pada mahasiswa,

Setelah dilakukan penelitian tentang hygiene sanitasi rumah makan makanan pada rumah makan di Kecamatan Kota Timur dan Dumbo Raya, dapat disimpulkan bahwa

Begitupun dengan riwayat keluraga, di mana seseorang yang memiliki keturunan hipertensi lebih beresiko dari pada orang yang tidak memiliki keturunan hipertensi disarankan

Pada tahun 2019 tiga kota di Kalimantan Timur mengalami lompatan status dari tinggi menjadi sangat tinggi. Sehingga wilayah dengan IPM tinggi di Kalimantan Timur masih

Hasil penelitian dapat dilihat bahwa berat badan sebelum dan setelah pemakaian selama 6 bulan pada peserta KB suntik depoprogestin mengalami