Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDN 3 Karanganyar
Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan jasmani
Oleh :
ASEP FIRMANSYAH 0803108
PROGRAM STUDI PGSD PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengembangan Pembelajaran Permainan
Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan
Gerak Dasar Siswa
Oleh
Asep Firmansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Asep Firmansyah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Pebruari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
ASEP FIRMANSYAH 0803108
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDN 3 Karanganyar
Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Uhamisastra, M.S. NIP. 19510622 198002 1 001
Pembimbing II,
Helmy Firmansyah, M.Pd. NIP. 19791228 200501 1 002
Diketahui Oleh,
Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya jumlah gerak dasar siswa pada siswa kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Masalah dalam penelitian ini, sampai sejauh mana pengembangan pembelajaran permainan tradisional dalam pendidikan jasmani meningkatkan gerak dasar siswa.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dalam meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Instrumen penelitian yang digunakan lembar observasi (duration recording), serta pengamatan langsung menggunakan catatan lapangan.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, terjadi pengaruh sebagai berikut : Pada siklus I tindakan I menunjukan persentase 73.92%, pada siklus I tindakan II menunjukan persentase 76,46%, pada siklus II tindakan I menunjukan persentase 78.07%, dan pada siklus II tindakan II menunjukan persentase 81.08%. Perubahan peningkatan gerak dasar siswa mencapai harapan peneliti yang tercapai pada siklus II tindakan II, sehingga penelitian tindakan dihentikan.
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)
The research was motivated by the low number of students on the basis of motion grade II SDN 3 Karanganyar District Panguragan Cirebon regency. The problem in this study, the extent to which the development of learning traditional games in physical education students improve basic motion.
The research method used was action research method (Classroom Action Research), aims to improve the real issues in improving the quality of learning in class. The research instrument used observation sheet (duration recording), as well as direct observation using field notes.
Based on the calculation and analysis, the effect occurs as follows: In the first cycle of action I shows the percentage of 73.92%, in the first cycle of action II shows the percentage of 76.46%, in the second cycle of action I shows the percentage of 78.07%, and on the second cycle of action II shows percentage of 81.08%. Changes increased the basic movement of students achieve the expectations of researchers who reached the second cycle of action II, so the study was stopped action.
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Cara Pemecahan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat penelitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis ... 10
1. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 10
2. Konsep Bermain ... 11
3. Permainan Tradisional ... 13
4. Aktifitas Permainan Tradisional ... 14
a. Permainan Ucing Bal ... 14
b. Permainan Boy-boyan ... 15
c. Permainan Ucing Baledog ... 16
d. Permainan Bola Batas ... 16
5. Hakikat Gerak Dasar ... 18
a. Gerak Lokomotor ... 18
b. Gerak Nonlokomotor ... 19
c. Gerak Manipulatif ... 19
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas ... 21
B. Hipotesis Tindakan ... 23
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24
B. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan ... 25
1. Prosedur Penelitian ... 25
2. Rencana Tindakan ... 27
a. Perencanaan ... 27
b. Pelaksanaan Tindakan ... 27
c. Alternatif Pemecahan Masalah ... 28
d. Observasi ... 28
e. Analisis dan Refleksi ... 29
C. Lokasi, Subjek, dan Data Penelitian ... 30
1. Lokasi Penelitian ... 30
2. Subjek Penelitian ... 30
3. Data Penelitian ... 31
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 31
1. Teknik Pengumpulan Data ... 31
2. Instrumen Penelitian ... 32
E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 36
1. Pengolahan dan Kategori Data ... 36
2. Validasi ... 36
3. Intrepetasi ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 38
1. Tahap Identifikasi Masalah ... 38
2. Hasil Monotoring ... 39
3. Siklus I (Tindakan I) ... 40
a. Perencanaan Tindakan ... 40
b. Pelaksanaan Tindakan ... 41
c. Data Hasil Siklus I Tindakan I... 42
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Siklus I (Tindakan II) ... 46
a. Data Hasil Siklus I Tindakan II ... 47
b. Refleksi ... 49
5. Siklus II (TindakanI) ... 50
a. Data Hasil Siklus II Tindakan I ... 51
b. Refleksi ... 54
6. Siklus II (Tindakan II) ... 55
a. Data Hasil Siklus II Tindakan II ... 56
b. Refleksi ... 58
B. Analisis Data ... 58
C. Diskusi Penemuan ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
Asep Firmansyah,2013
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena pendidikan jasmani
sangat erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktivitas
jasmani merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting, yaitu sebagai
dasar bagi manusia untuk belajar, baik belajar mengenal alam sekitar dalam usaha
memperoleh berbagai pengalaman berupa pengetahuan dan keterampilan, nilai
dan sikap, maupun belajar mengenal dirinya sendiri sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial dalam usaha penyesuaian dan mengatasi perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungannya.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan
secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Program pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan
di sekolah dasar (SD) berpangkal pada gerak murid, yang menampakan dirinya ke
luar terutama dalam bentuk-bentuk aktivitas jasmaninya. Aktivitas jasmani
merupakan media utama dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan
jasmani.
Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Khusus dalam pendidikan jasmani ranah kognitif meliputi
kemampuan berfikir, kemampuan memahami konsep gerak, arti sehat, menyadari
gerak, dan penguatan akademik. Ranah afektif meliputi keterlibatan dalam
2
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghargai diri sendiri, dan ada konsep diri. Sedangkan ranah psikomotor
meliputi pertumbuhan biologik, keterampilan gerak, peningkatan kemampuan
fisik dan motorik, dan perbaikan fungsi organ tubuh.
Dalam mencapai dan mewujudkan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani
haruslah terprogram dan terencana. Seperti pernyataan Rusli Lutan (1991: 7) yang
menyatakan bahwa :
Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual. Untuk itu diperlukan persiapan pembelajaran dan rancangan pembelajaran yang dimaksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hal yang dianggap penting agar tercapainya tujuan pembelajaran adalah strategi dan bahan ajar yang diberikan.
Untuk memudahkan dalam pembelajaran, program dan rencana
pembelajaran dibuat dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Sebagaimana Suherman (2009: 194) mengungkapkan bahwa:
Silabus dan RPP merupakan wujud rencana profesisonal yang disusun dan dikembangkan guru. Mengembangkan dan menyusun silabus merupakan tugas dan tanggung jawab profesional setiap guru mata pelajaran. Silabus dan RPP yang baik akan diimplementasi secara tepat dan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran secara terus menerus. Karena itu setiap guru dituntut memiliki kemampuan untuk mengembangkan silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai kondisi sekolah masing-masing.
Setelah membuat silabus, kemudian guru menyusun kembali program yang
telah ada ke dalam rencana pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP),
sebagaimana yang diungkapkan Suherman (2009: 206) bahwa:
3
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran sangatlah penting agar proses pembelajaran pada
pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar, sehingga tujuan-tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Berkaitan dengan masalah penelitian, rencana
pelaksanaan pembelajaran dikembangkan dari kurikulum kelas II sekolah dasar,
berdasarkan standar kompetensi: 1. Mempraktikan variasi gerak dasar melalui
permainan dan aktivitas jasmani, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dengan kompetensi dasarnya: 1.1 Mempraktikan kombinasi gerak dasar jalan,
lari, lompat yang bervariasi dalam permainan yang menyenangkan dan nilai
kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggung jawab, menghargai lawan dan
menghargai diri sendiri. 1.2 Mempraktikan gerak dasar memutar, mengayun,
menekuk lutut dalam berbagai variasi permainan sederhana serta nilai kerjasama,
toleransi, kejujuran, tanggung jawab, menghargai lawan dan memahami diri
sendiri. 1.3 mempraktikan gerak dasr melempar, menangkap, menendang dan
menggiring bola ke berbagai arah dalam permainan sederhana serta nilai
kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggung jawab, menghargai lawan dan
memahami diri sendiri.
Sesuai standar kompetensi di atas bahwa salah satu aspek yang harus
dimiliki siswa adalah kemampuan gerak dasar. Gerak ini meliputi gerak
lokomotor, nirlokomotor, dan manipulatif. Gerak lokomotor yaitu gerak yang
dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, seperti jalan, lari, loncat, dan lompat.
Gerak nirlokomotor yaitu gerak yang dilakukan tanpa berpindah tempat, seperti
menekuk, mengulur, memutar, mengangkat, dan mendarat. Semantara gerak
manipulatif yaitu gerak untuk bertindak melakukan suatu bentuk gerak dari
anggota badannya secara lebih terampil, seperti mendorong, memukul, memantul,
melempar dan menangkap.
Pada pelaksanaannya pembelajaran gerak dasar pada siswa kelas II sekolah
dasar masih kurang. Hal ini karena beberapa faktor diantaranya guru penjas
kurang mampu menguasai materi ataupun kurang mengembangkan materi yang
sudah ada, dan pembelajaran yang diberikan guru kurang menarik bagi siswa. Di
4
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gerak yang diberikan. Untuk itu usaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memungkinkan siswa dapat aktif dalam proses belajarnya sangat
perlu dilakukan untuk pencapaian tujuan proses belajar mengajar.
Oleh sebab itu guru dituntut lebih kreatif dalam mengemas pembelajaran.
Salah satu upaya yang dapat dikembangkan adalah pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran aktif maksudnya pembelajaran
menumbuhkan suasana siswa yang aktif bertanya, mengemukakan pendapat, dan
melakukan tugas gerak yang diberikan. Inovatif, melalui aktifitas belajar yang
dilakukan siswa dapat menemukan sesuatu hal yang belum dialami. Kreatif,
pembelajran harus menumbuhkan pemikiran kritis dan mengembangkan
kreativitas. Efektif, pembelajaran berdaya guna dan berhasil mencapai tujuan
pembelajaran. Menyenangkan, siswa merasakan proses belajar bukan menjadikan
beban harus senang dan ikhlas melakukan tugas yang diberikan.
Suasana pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan,
bisa dilakukan dengan adanya pengembangan dari materi yang sudah ada.
Sebagaimana yang sudah dikenal dengan adanya modifikasi permainan, ini bukan
semata-mata merubah inti dan makna dari permainan yang sebenarnya, melainkan
untuk memudahkan permainan tersebut dilakukan oleh siswa berdasarkan
karakteristiknya. Pembelajaran permainan akan berjalan jika peraturannya mudah
dimengerti, alatnya mudah digunakan, dan siswa senang melakukannya yang
membuat mereka aktif bergerak.
“Pada usia 7 tahun, anak-anak sudah mulai tertarik pada kegiatan olahraga” (Lutan, 1999: 55). Pada usia ini keterampilannya belum terlalu berkembang,
namun keterampilan olahraga sudah bisa diperkenalkan. Akan tetapi setiap anak
memiliki tingkat kemampuan dan perkembangan yang berbeda-beda.
Anak kelas II sekolah dasar sekitar usia 7-9 tahun merupakan tahap masa transisi. Sebagaimana yang diungkapkan Lutan (1999: 55) bahwa:
5
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekitar 7-9 tahun. Karena itulah, beberapa cabang olahraga sudah mulai dapat diperkenalkan kepada anak-anak seperti senam, loncat indah, dan renang.
Karena masih dalam masa transisi, maka pengubahan bentuk dari yang
sesunguhnya sesuai dengan kemampuan siswa merupakan bagian dari strategi
untuk memperkenalkan berbagai keterampilan pada siswa usia tersebut, tetapi
tetap ditekankan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan
geraknya.
Selain itu pembelajaran permainan dirasa tepat dalam aktivitas pendidikan
jasmani, karena bermain dapat menimbulkan keriangan, kelincahan, dan
mendorong anak untuk melakukan kegiatan dengan antusias. Dengan bermain
dapat merangsang motivasi anak untuk melakukan kegiatan. Pendekatan
permainan dirasa dapat memberi gambaran keaktifan siswa saat pembelajaran
pendidikan jasmani.
Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan
jasmani. Sukintaka (1992:1) menyatakan bahwa, “ Bermain merupakan kata kerja
sedangkan permainan merupakan kata benda. Anak bermain berarti anak
mengerjakan permainan, sedangkan permainan merupakan sesuatu yang dikenai
kerja bermain”. Sukintaka (1992:2) menyatakan bahwa “ Menjajarkan kata bermain dengan kata kesungguhan, tetapi dari kedua kata ini tidak setara atau
tidak mempunyai nilai yang sama. Bermain dinilai positif, sedangkan
kesungguhan dinilai negatif. Arti kata kesungguhan sama sekali bertolak belakang
dengan kata bermain, kesungguhan itu sama sekali bukan bermain. Di lain fihak
bermain itu bukan berarti harus disebut tidak serius, ini berarti bahwa dalam
bermain harus serius atau bersungguh-sungguh”.
Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan berdasarkan pendapat
diatas bahwa bermain dilakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi bukan berarti
atas dasar keharusan. Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan suka
rela dan atas dasar senang sesuai dengan konteks permainan dalam pembelajaran
6
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam konteks permainan, terdapat salah satu permainan yaitu permainan
tradisional. Permainan tradisional dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan
permainan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat
tertentu. Sukintaka (1992: 91) “Permainan tradisional merupakan permainan yang
telah dimainkan oleh anak-anak pada suatu daerah secara tradisi. Yang
dimaksudkan secara tradisi disini, ialah permainan itu telah diwarisi dari generasi
yang satu ke generasi berikutnya. Jadi permainan tersebut telah dimainkan oleh
anak-anak dari satu zaman ke zaman berikutnya”.
Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun
temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di
mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan
demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak
karena tujuannya sebagai media permainan.
Karakteristik permainan tradisional itu sendiri lebih mengutamakan
kemampuan fisik. Anak-anak yang terlibat dalam permainan ini dituntut untuk
bergerak, berjalan, berlari, melompat, memutar, mengejar, melempar, menangkap
dan keterampilan lainnya. Seperti dalam permainan tradisional boy-boyan, ucing
baledog serta permainan lainnya.
Berdasarkan Observasi pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan di
kelas II SD Negeri 3 Karanganyar masih ditemukan permasalahan dalam
perkembangan gerak dasar siswa. Untuk itu dalam rangka mengembangkan gerak
tersebut, peneliti akan menerapkan permainan tradisional yang berhubungan
dengan gerak dasar.
Berdasarkan pada keadaan siswa kelas II yang begitu aktif, maka masalah
gerak dan belajar gerak menjadi yang sangat penting. Penanaman gerak sangat
memberikan konstribusi terhadap perkembangan anak. Mengarahkan dan
memaksimalkan kemampuan gerak dasar untuk mendapatkan kualitas gerak yang
benar menuju pada gerak yang dibutuhkan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melaksanakan penelitian tentang
pengembangan pembelajaran permainan tradisional dalam meningkatkan gerak
7
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa kelas II SD Negeri 3 Karanganyar Kecamatan
Panguragan Kabupaten Cirebon”.
B.Identifikasi Masalah
Dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani bukanlah hal yang mudah,
dikarenakan masih banyak masalah dan kendala yang dihadapi. Adapun masalah
yang muncul di lapangan antara lain :
1. Kurangnya motivasi dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah dasar, khususnya dalam pembelajaran gerak
dasar.
2. Kurangnya kreativitas guru pendidikan jasmani dalam menyajikan
pembelajaran yang menarik, sehingga siswa merasa bosan.
3. Kurangnya gerak dasar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan
dikemukakan peneliti adalah: apakah gerak dasar siswa kelas II sekolah dasar
dapat ditingkatkan melalui pengembangan pembelajaran permainan tradisional?
C.Cara Pemecahan Masalah
Masalah tentang kurangnya gerak dasar siswa kelas II SD Negeri 3
Karanganyar, akan dicarikan solusinya dengan pengembangan permainan
tradisional melalui proses penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dalam proses pengembangan kemampuan dalam
memecahkan masalah. Metode penelitian ini dipilih setelah peneliti melakukan
refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berjalan kurang memuaskan.
Penelitian tindakan menurut Mulyasa (2009:5) adalah sebagai berikut:
8
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bertujuan untuk membuktikan kerasionalan dan keadilan terhadap: a) praktik sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; b) pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajararan; serta c) situasi dan institusi yang terlibat di dalamnya.
Berdasarkan pengertian di atas penelitian tindakan kelas melibatkan guru,
peserta didik, kepala sekolah, dan partisipan lain. Guru sebagai peneliti langsung
yang berhubungan dengan objek yang diteliti, sehingga masalah penelitiannya
berdasarkan kenyataan dilapangan. Penelitian tindakan kelas merupakan salah
satu cara strategis untuk memperbaiki dan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan
masalah pembelajaran di sekolah. Pada sisi lain, penelitian tindakan kelas akan
mendorong para guru untuk memikirkan apa yang dilakukan sehari-hari dalam
menjalankan tugas.
Adapun langkah-langkah pokok yang umumnya ditempuh dalam penelitian
tindakan kelas adalah penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan
perbaikan, pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi, dan interpretasi, analisis
dan refleksi, dan perencanaan tindak lanjut. Sebagaimana Arikunto (2006:16)
mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen
pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perencanaan atau planning.
b. Pelaksanaan atau acting.
c. Pengamatan atau observing, dan
d. Refleksi atau reflection.
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas maka untuk
mempermudah alur penelitian dibuatlah skema. Kesemua tahapan itu dilakukan
setelah melakukan observasi untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik
perilaku siswa dalam melakukan aktivitas belajar pada kegiatan pembelajaran.
D.Tujuan Penelitian
9
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengetahui keterampilan gerak dasar siswa kelas II SD Negeri 3
Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon sebelum diberikan
permainan tradisional.
2. Untuk mengetahui keterampilan gerak dasar siswa kelas II SD Negeri 3
Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon setelah diberikan
permainan tradisional.
3. Untuk mengetahui penerapan pengembangan permainan tradisional dapat
meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa kelas II SD Negeri 3
Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon
E.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, diharapkan guru sekolah dasar dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pengembangan
keterampilan gerak dasar, sehingga anak lebih bebas bergerak. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat memberi acuan kepada orang tua agar lebih
memperhatikan anak dalam kegiatan sehari-sehari. Sebagai bahan pertimbangan
bahwa permainan tradisional dapat meningkatkan perkembangan gerak dasar
anak. Hasil penelitian ini diharapkan agar anak lebih berminat untuk melakukan
aktivitas fisik, yang dapat berguna bagi perkembangan fisiknya terutama
10
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk
menjawab permasalahan yang ada. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu
memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Pada
sisi lain, penelitian tindakan kelas akan mendorong para guru untuk memikirkan
apa yang dilakukan sehari-hari dalam menjalankan tugas.
Penelitian tindakan (Action research) bertujuan untuk memperbaiki
berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di
kelas yang dialami langsung dalam intersaksi antara guru dengan siswa yang
sedang belajar. Mulyasa (2009: 89) mengemukakan tujuan dari penelitian
tindakan kelas adalah:
1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas
pembelajaran.
2. Meningkatkan layanan professional dalam dalam konteks pembelajaran,
khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.
3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan
tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan
sasarannya.
4. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara
bertahap kepada kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga
tercipta perbaikan yang berkesinambungan.
5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur
25
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pengertian PTK di atas yang melibatkan guru sebagai peneliti
langsung yang berhubungan dengan objek yang diteliti, sehingga masalah
penelitiannya berdasarkan kenyataan dilapangan. Dimana masalah yang ada
dilapangan saat ini adalah kurangnya gerak dasar siswa, sehingga peneliti
mencoba untuk meneliti masalah yang ada dengan menggunakan pemecahan
masalah dengan pengembangan pembelajaran permainan tradisional.
B. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan
1. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana, dan
bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan,
dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini
juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan
kegiatan refleksi.
Arikunto (2006:16) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan
terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Perencanaan atau planning. b. Pelaksanaan atau acting.
c. Pengamatan atau observing, dan d. Refleksi atau reflection.
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas maka untuk
mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Kesemua tahapan itu
dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran
mengenai karakteristik perilaku siswa dalam melakukan aktivitas belajar pada
kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya maka perlu kiranya membuat alur
penelitian dalam bentuk bagan sebagai pedoman selama melaksanakan tindakan
pada setiap siklus yang akan dilaksanakan. Berikut adalah skema atau alur
26
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK (Arikunto,
2006:16)
Atas dasar itulah maka tahapan yang dijadikan sebagai upaya pemecahan
masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu:
a. Pengamatan (observing), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses
pembelajaran permainan tradisional pada kelas II SDN 3 Karanganyar
Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Aktivitas siswa yang diamati
berkaitan dengan sikap dan perilaku sebelum, selama dan sesudah
melaksanakan aktivitas belajar pendidikan jasmani, khususnya berkenaan
dengan gerak dasar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sikap, minat dan
motivasi serta kendala pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.
b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian
(planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
Permainan tradisional.
c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting) atau melaksanakan tindakan, yaitu
peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan.
d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah
dilakasanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta
perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat meningkatkan
gerak dasar.
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
27
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Rencana Tindakan
Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu
oleh observer (mitra guru) untuk melakukan rancangan tindakan. Adapun
beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang telah
diuji. Perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil proses
pembelajaran, selain itu faktor pendukung dan penghambat dapat diungkap. Pada
tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencaaan tindakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Peneliti membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan pengembangan
permainan tradisional sebagai upaya meningkatkan gerak dasar.
2) Membuat lembar observasi yaitu:
a) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian
yang muncul selama proses pembelajaran.
b) Dengan menggunakan alat elektonik (kamera) untuk mendokumentasikan fakta
dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung.
Ini dapat dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses
tindakan pembelajaran ditahap berikutnya.
c) Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang
berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran permainan tradisional.
3)Peneliti berusaha menentukan alat bantu mengajar dengan menggunakan
peralatan yang dimodifikasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam situasi secara sadar dan terkendali setelah
perencanaan selesai dilakukan. Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti
berperan sebagai guru atau pengajar yang terjun langsung untuk melaksanakan
pembelajaran permainan tradisional. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
28
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Peneliti menerapkan modifikasi pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran permainan tradisional
yang telah dirancang dalam satuan pengajaran (skenario pembelajaran).
2) Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan
terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan
sadar, kritis, sistematis dan objektif.
3) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke
dalam lembar observasi yang telah disiapkan.
c. Alternatif Pemecahan
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan catatan yang dimiliki peneliti
dan mitra peneliti menggunakannya sebagai bahan untuk memecahkan
permasalahan yang muncul selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang
tepat untuk melakukan tindakan–tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk
pertemuan atau pelaksanaan tindakan berikutnya.
d. Observasi
Observasi merupakan teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau
suatu kegiatan (tingkah laku) sebagai upaya merekam segala peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung terutama indra penglihatan.
Adapun bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah:
1) Observasi peer (pengamatan sejawat)
Pelaksanaan observasi peer dilakukan oleh orang lain (biasanya sesama
guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang guru bertindak sebagai
pengamat untuk guru yang lain. Dalam konteks penelitian ini, guru yang
melakukan observasi adalah mitra peneliti yang merupakan guru.
2) Observasi Terstruktur
Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya
kepada siswa. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang berkenaan dengan
29
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukanlah analisis.
Berdasarkan analisis data kemudian peneliti melakukan refleksi untuk perbaikan
pada pelaksanaan tindakan berikutnya, termasuk juga untuk mengetahui capaian
target dari setiap tindakan yang sudah dilaksanakan. Refleksi dimaksudkan
sebagai upaya untuk mengkaji proses. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan
langkah selanjutnya dalam upaya menghasilkan perbaikan, dan digunakan sebagai
bahan acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
Berikut di bawah ini adalah Langkah-langkah pembelajaran siklus
pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas :
Siklus I:
1. Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang
telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan
pendekatan permainan tradisional. Adapun bentuk permainan yang akan
diterapkan sebagai strategi pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar gerak
dasar yaitu:
a. Permainan tradisional ucing bal
b. Permainan tradisional ucing baledog
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana (Sekenario
pembelajaran) yang telah diterapkan pada perencanaan siklus I.
3. Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi prilaku siswa dan
guru penjas yang sesuai dengan target yang harus dicapai dan yang telah
diterapkan pada siklus I.
4. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenan dengan proses dan hasil yang telah
30
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Siklus II:
1. Perencanaan
Materi pembelajaran pada siklus II adalah bentuk-bentuk permainan yang
lebih kompleks aktivitasnya jika dibandingkan dengan kegiatan belajar pada
siklus I. Adapun bentuk permainan yang diterapkan pada siklus ini adalah sebagai
berikut :
a. Permainan tradisional boy-boyan
b. Permainan tradisional bola batas
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana (scenario
pembelajaran) yang telah diterapkan pada siklus II yaitu menerapkan permainan
tradisional boy-boyan, permainan tradisional gobak sodor dan permainan
tradisional kucing baledog.
3. Observasi
Menganalisis proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi aktifitas belajar
siswa yang secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran gerak dasar
melalui permainan tradisional.
4. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil belajar yang
dicapai.
C.Lokasi, Subjek, dan Data Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Karanganyar Kabupaten
Cirebon, pada semester Ganjil tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini khususnya
dilaksanakan di kelas II dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 20 siswa
laki-laki dan 15 siswa perempuan.
2. Subjek Penelitian
Kurangnya gerak dasar siswa disebabkan karena beberapa faktor, adapun
31
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Faktor siswa, dengan melihat minat, motivasi, pemahaman, dan aktivitas siswa
kelas II SDN 3 Karanganyar terhadap pembelajaran penjas melalui
pengembangan permainan tradisional, maka gerak dasar siswa mengalami
peningkatan.
2. Faktor guru, melihat cara mengajar guru dalam merencanakan pembelajaran
dan bagaimana pelaksanaan di lapangan, apakah sudah mencakup
pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan tujuan
pembelajaran yang dicapai.
Maka dari itu subyek dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan
pembelajaran permainan tradisional dalam meningkatkan gerak dasar pada siswa
kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.
3. Data Penelitian
Data-data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis
guna memecahkan masalah penelitian berasal dari:
a. Hasil wawancara antara peneliti, observer, dan siswa.
b. Aktivitas yang ditunjukan oleh seluruh siswa selama proses pembelajaran
dalam tindakan penelitian. Informasi ini diperoleh dari peneliti sebagai guru
melalui proses observasi dan observer melalui observasinya pada setiap
tindakan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
D.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap tindakan
dalam proses pembelajaran penjas. Proses pengumpulan data dibantu oleh guru
sebagai rekan peneliti (mitra sejawat).
Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis untuk
memecahkan masalah penelitian digunakan atas hasil observasi selama
pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan
32
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2008: 148) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Dalam suatu penelitian, instrumen penelitian mempunyai peran yang sangat
penting untuk menjawab suatu penelitian. Untuk mengetahui implementasi
pembelajaran gerak dasar siswa melalui pengembangan pembelajaran permainan
tradisional, maka peneliti langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan
data. Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara
observasi langsung dan wawancara dengan menggunakan:
a. Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pedoman
observasi tertutup. Observasi tertutup disusun untuk mengindentifikasi aktifitas
gerak dasar yang dilakukan anak pada saat melakukan permainan trdisional.
Adapun kisi-kisi instrumen observasi tertutup dapat dilihat pada tabel 3.1 yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu berisi item-item.
Tabel 3.1 Lembar observasi
No. Nama Lokomotor Manipulatif Non-lokomotor
Lari Lompat Melempar Menangkap
Memutar Meliuk
1 2 3 1 2 3 1 2 1 2
Keterangan :
1. Lokomotor
a. Lari
Nilai 1 : Siswa melakukan gerakan berjalan pada saat permainan tradisional
33
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak bisa menghindar di dalam permainan tradisional
Nilai 3 : Siswa melakukan gerakan berlari dan mampu menghindar pada saat menjadi target di dalam permainan tradisional.
b. Lompat
Nilai 1 : Siswa berusaha melompat pada saat menjadi target permainan tradisional.
Nilai 2 : Siswa melakukan gerakan melompat, tetapi pada saat menjadi target tidak bisa menghindar di dalam permainan tradisional.
Nilai 3 : Siswa melakukan gerakan melompat dan mampu menghindar pada saat menjadi target di dalam permainan tradisional.
2. Manipulatif
a. Melempar
Nilai 1 : Siswa melakukan gerakan melempar, tetapi arahnya tidak tepat terhadap target.
Nilai 2 : siswa melakukan gerakan melempar dan tepat terhadap target. b. Menangkap
Nilai 1 : Siswa melakukan tangkapan yang tidak sempurna, jadi pada saat menangkap tidak bisa di tangkap.
Nilai 2 : Siswa melakukan tangkapan yang sempurna, jadi pada saat menangkap bisa ditangkap
3. Non-lokomotor
a. Memutar
Nilai 1 : Siswa melakukan gerakan memutar di dalam permainan tradisional b. Meliuk
Nilai 1 : siswa melakukan gerakan meliuk di dalam permainan tradisional. b. wawancara
Selain observasi dalam penelitian tindakan kelas ini mennggunakan
pengamatan melalui wawancara, adapun bentuk wawancara yang akan digunakan
adalah wawancara terstruktur yaitu peneliti sudah mempersiapkan dari
sebelumnya susunan wawancara yang akan diajukan. Menurut Esterberg
34
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Adapun kisi-kisi dalam wawancara dalam penelitian tindakan kelas ini,
meliputi: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, evaluasi pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada tabel, di bawah ini.
Tabel 3.2Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No Aspek Yang ditanyakan
1. Tujuan Pembelajaran
a.Apakah yang menjadi misi dan visi di SD Negeri 3 Karanganyar?
b.Kendala apa saja yang menghambat dalam pencapaian misi dan
visi di SD Negeri 3 Karanganyar?
2. Materi pembelajaran
a.Apakah yang menjadi acuan dalam pembuatan materi
pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar?
b.Apakah program / kegiatan pembelajaran di SD Negeri 3
Karanganyar telah mengembangkan seluruh aspek gerak dasar?
3. Metode Pembelajran
a.Metode pembelajaran apa saja yang digunakan di SD Negeri 3
Karanganyar?
b.Kendala apa yang sering muncul dalam penerapan metode
pengembangan gerak dasar di SD Negeri 3 Karanganyar?
4. Media Pembelajaran
a. Sebutkan beberapa media pembelajaran yang sering digunakan
dalam pengembangan gerak dasar anak?
5. Evaluasi pembelajaran
a.Bagaimana cara memberikan penilaian terhadap gerak dasar anank
35
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Catatan lapangan
Catatan lapangan yaitu catatan otentik hasil observasi, yang
menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian-kejadian pada saat penelitian
berlangsung yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi. Hal yang dicatat
adalah tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas,
interaksi guru dengan siswa dan interaksi peserta dengan peserta didik.
Catatan lapangan dapat dikembangkan berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 3.3 Catatan Lapanngan
No. Aspek diamati
1.
2.
3.
4.
Kondisi siswa
a. Berpakaian olahraga lengkap
b. Absensi siswa
Kondisi guru
a. Kesiapan mengajar
b. Perlengkapan mengajar (RPP, berpakaian olahraga)
Ketersediaan media
a. Sarana dan prasarana olahraga
Kondisi lingkungan
a. lapangan
d. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari peningkatan
kemampuan gerak dasar melalui permainan tradidional. Dokumentasi dapat
dijadikan sebagai bahan untuk mengecek kesesuaian data. Semua kegiatan
36
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan
yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Pengolahan dan Kategorisasi Data
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara
dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data
mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam
pengolahan data ini, antusiasme siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran
gerak dasar berlangsung bisa dijadikan acuan sebagai indikator dari implementasi
pembelajaran gerak dasar melalui permainan tradisional.
2. Validasi
Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:
1) Triangulasi maksudnya adalah merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data sebagai pembanding
yang dapat digunakan untuk memeriksa keabsahan data. Pembanding yang
digunakan untuk memeriksa keabsahan data tersebut adalah:
a) Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap pembelajaran
yang sedang dan telah diselenggarakan),
b) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran
yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar),
c) Observer yaitu mitra peneliti yang memberikan masukan terhadap proses
pembelajaran yang disajikan oleh penelti sebagai pengajar melalui hasil
observasinya pada setiap siklus tindakan penelitian yang telah dilaksanakan.
2) Member check adalah mengadakan pengecekan kembali terhadap sumber data
atau subjek tentang apa-apa yang ditulis sebagai laporan penelitian. (Mulyasa,
2009:25).
3) Audit Trail adalah suatu upaya untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data
hasil temuan penelitian sementara beserta prosedur dan metode pengumpulan
data yang digunakan dengan cara mendiskusikan bukti-bukti temuan dengan
37
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Ekpert opinion adalah suatu langkah untuk melakukan pengecekan terakhir
terhadap kesahihan hasil temuan untuk merevidu draft laporan hasil penelitian.
3. Interpretasi
Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan
berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama atau
berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaaan dengan proses pembelajaran
yang baik. Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi
yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan
sebelumnya, menunjukan bahwa melalui pengembangan pembelajaran permainan
tradisional dengan latar penelitian tindakan telah meningkatkan gerak dasar siswa
kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan kabupaten Cirebon.
B.Saran
Berdasarkan pada temuan dan data-data dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh penulis, maka dalam hal ini penulis mengajukan saran-saran
sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran permainan tradisional telah meningkatkan pada gerak
dasar siswa, untuk guru harus bisa mengaplikasikannya dalam pembelajaran
pendidikan jasmani.
2. Penerapan pembelajaran permainan tradisional menarik minat dan motivasi
siswa dalam pembelajaran, maka dari itu guru pendidikan jasmani harus
Asep Firmansyah,2013
Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Hendrayana, Yudi. (2003). Pembelajaran Permainan Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Husdarta, dan Saputra, M, Y. (2000). Belajar dan pembelajaran. Bandung: FPOK UPI.
Kurniati, Euis. (2010). Main Yuk! (30 Permainan Tradisional Jawa Barat). Bandung.
Lutan, Rusli. (1991). Manusia dan Olahraga Bandung.ITB.
Lutan, Rusli. (1999). Asas-asas Pendidikan Jasmani pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Dasar dan menengah.
Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahayu, Utami I, (2008). Program Bimbingan Penyesuaian Sosial Melalui Permainan Tradisional. Skripsi. PBB UPI : tidak diterbitkan.
Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
SD/MI. Jakarta: Prenada Media Group.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta.
Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli artika.
Sukintaka. (1992). Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan: Teori Bermain
D2 PGSD Penjaskes.
Suyadi. 2011. Libas Skripsi dalam 30 Hari. Jogjakarta: DIVA Press.