• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI JURISPRUDENSIAL : Penelitian Tindakan Kelas terhadap Kelas VII Siswa SMP Negeri 9 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI JURISPRUDENSIAL : Penelitian Tindakan Kelas terhadap Kelas VII Siswa SMP Negeri 9 Bandung."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Peneliti
  • Sekolah: SMP Negeri 9 Bandung
  • Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
  • Topik: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Ringkasan Teks Tanggapan Deskriptif dengan Menggunakan Strategi Inkuiri Jurisprudensial
  • Tipe: Penelitian Tindakan Kelas
  • Tahun: 2014
  • Kota: Bandung

I. Deskripsi Kondisi Awal Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di kelas VII-12 SMP Negeri 9 Bandung, dipilih karena peneliti sebelumnya mengajar di sekolah tersebut dan sekolah tersebut telah menggunakan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2014/2015. Studi pendahuluan dilakukan melalui wawancara dengan guru Bahasa Indonesia dan beberapa siswa, serta observasi kelas. Wawancara mengungkapkan bahwa pembelajaran menulis ringkasan kurang diminati dan sulit bagi siswa karena dianggap membosankan dan rumit. Siswa merasa kurang termotivasi dan pembelajaran kurang inovatif. Studi pendahuluan ini menjadi dasar perencanaan pembelajaran yang lebih memotivasi, menggunakan strategi inkuiri jurisprudensial untuk meningkatkan kemampuan menulis ringkasan teks tanggapan deskriptif.

II. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Perencanaan mencakup penyusunan RPP, lembar observasi guru dan siswa, jurnal siswa, dan lembar proyek. Tiga observer (guru Bahasa Indonesia, dua mahasiswa, dan peneliti) mengamati proses pembelajaran. Strategi inkuiri jurisprudensial diterapkan melalui enam langkah: orientasi kasus, identifikasi isu, penetapan posisi, penyelidikan argumentasi, perbaikan posisi, dan pengujian asumsi. Pelaksanaan meliputi dua pertemuan, di mana pertemuan pertama fokus pada pengenalan teks tanggapan deskriptif dan strukturnya, sementara pertemuan kedua melibatkan siswa dalam menganalisis teks dan membuat ringkasan.

2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

Perencanaan tindakan siklus I dilakukan setelah studi pendahuluan, mencakup penyusunan rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan kelemahan siswa kelas VII-12 yang berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi aktivitas guru dan siswa, jurnal siswa, dan lembar proyek siswa. Tiga orang observer, termasuk guru Bahasa Indonesia, terlibat dalam mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Strategi inkuiri jurisprudensial dipilih untuk mengatasi kebosanan siswa dengan teks lama, dan langkah-langkahnya dijabarkan secara rinci dalam perencanaan. Pemilihan tema yang relevan dan menarik juga menjadi fokus dalam perencanaan ini.

2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama berfokus pada pengenalan teks tanggapan deskriptif, struktur, ciri-ciri dan kaidah kebahasaannya. Antusiasme siswa terpantau tinggi, meskipun beberapa siswa masih ragu untuk berpartisipasi. Pertemuan kedua menggunakan tema yang telah disepakati bersama, melibatkan diskusi dan analisis teks, kemudian siswa diminta membuat ringkasan. Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan struktur teks dan gagasan utama, yang menunjukkan perlunya intervensi lebih lanjut.

2.3 Pengamatan Siklus I

Pengamatan siklus I dilakukan oleh tiga observer menggunakan catatan lapangan, lembar observasi guru dan siswa, serta jurnal siswa. Catatan lapangan mengidentifikasi kendala seperti waktu pengondisian kelas, pemahaman siswa terhadap struktur teks, dan pengelolaan kelas. Lembar observasi guru menunjukkan kemampuan yang cukup baik, tetapi perlu peningkatan dalam alokasi waktu, perhatian terhadap siswa yang kurang fokus, dan penjelasan yang lebih terperinci. Lembar observasi siswa menunjukkan antusiasme, namun juga perilaku negatif seperti malas mencatat dan kurang fokus. Jurnal siswa memberikan wawasan tentang pemahaman siswa, kesan, kesulitan, dan saran untuk pembelajaran selanjutnya.

2.4 Refleksi Siklus I

Refleksi siklus I menunjukkan hasil yang cukup baik, tetapi belum memenuhi target. Sebanyak 11,43% siswa mencapai kategori baik, sedangkan 88,57% siswa lainnya berada di kategori cukup baik. Kendala yang ditemukan meliputi kesulitan siswa dalam memahami struktur teks tanggapan deskriptif, penggunaan ejaan yang kurang tepat, dan pengelolaan kelas yang masih perlu perbaikan. Refleksi ini menjadi dasar untuk perencanaan siklus II, dengan fokus pada perbaikan media pembelajaran, strategi pengelolaan kelas, dan latihan menulis lebih terarah. Perbaikan juga diarahkan pada kemampuan guru dalam alokasi waktu, motivasi siswa, dan pengelolaan kelas yang lebih kondusif.

III. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Penjelasan mengenai perencanaan dan pelaksanaan siklus II belum lengkap pada teks yang tersedia. Informasi yang ada hanya menyebutkan bahwa siklus II akan mengatasi masalah yang ditemukan di siklus I, yaitu kejelasan struktur teks dan pengelolaan kelas. Akan dilakukan perbaikan media pembelajaran dan strategi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap struktur teks. Guru juga akan lebih aktif dalam mengelola kelas untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif.

Referensi Dokumen

  • Panduan PPL 2014

Gambar

Tabel 4.1 Daftar Nama Siswa KelasVII-12
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Lembar Observasi Guru
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Lembar Observasi Siswa
gambar, tepat dalam menentukan struktur teks, dan terampil
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, perencanaan pembelajaran menulis teks tanggapan deskriptif dengan menerapkan metode Edutainment Belanbe (belajar dan bermain ) pada siswa kelas VII B

Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam pembelajaran menulis teks tanggapan deskriptif pada kelas eksperimen dan

Apakah ada perbedaan kemampuan menyusun teks tanggapan deskriptif antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model scaffolded writing dengan siswa yang

Penerapan Teknik BBM (Berpikir-Berbicara-Menulis) dalam Pembelajaran Menulis Teks Tanggapan Deskriptif (Penelitian Eksperimen Kuasi pada. Siswa Kelas VII SMP Negeri

Penerapan Model Induktif Kata Bergambar dalam Pembelajaran Menulis Teks Tanggapan Deskriptif.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Bila ditinjau dari keberadaan kontribusi masing-masing prediktor terhadap variabel keterampilan menulis teks tanggapan deskriptif, maka variabel penguasaan kosakata

No. Pada aspek keintensifan proses penumbuhan minat belajar peserta didik dalam menulis teks tanggapan deskriptif.. Pada aspek kekondusifan proses diskusi dalam mengidentifikasi

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung. Tahun