• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan memiliki peran yang sangat penting sebagai penggerak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perbankan memiliki peran yang sangat penting sebagai penggerak"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Perbankan memiliki peran yang sangat penting sebagai penggerak perekonomian suatu Negara. Semakin baik kondisi perbankannya maka semakin baik pula kondisi perekonomian Negara tersebut. Salah satu peran perbankan adalah sebagai lembaga perantara (financial intermediary), yaitu mempermudah proses pengalihan dana dari pihak yang kelebihan dana pada pihak yang membutuhkan dana (Sulhan, 2008:3). Peran ini dilakukan bank dengan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dalam bentuk tabungan, giro, deposito dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan pembelian sekuritas.

Kepercayaan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank. Penilaian tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank tergantung pada keahlian pengelolaan dan integritas kinerjanya. Suatu bank layak dipercaya apabila bank tersebut dapat menjaga dan mempertanggungjawabkan kelancaran kewajiban pihak yang memerlukan dana dalam memenuhi kewajibannya.

Kinerja perusahaan perbankan dapat dianalisis dari penilaian kesehatan bank tersebut. Kesehatan bank dapat dilihat dari tingkat kecukupan modal yang sesuai dengan regulasi internasional. Bank Indonesia selaku bank sentral Negara Indonesia menerapkan serangkaian kebijakan untuk menilai kinerja perusahaan perbankan yaitu penerapan peraturan Basel. Namun, penilaian kesehatan bank

(2)

tidak hanya dilihat dari faktor permodalan saja, tetapi juga dari faktor risiko, tata kelola perusahaan dan rentabilitasnya.

Saat ini, Penilaian kesehatan bank tidak lagi menggunakan peraturan Basel dengan metode CAMELS (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity) tetapi telah menggunakan pendekatan berbasis risiko bank (Risk Based Bank Rating) dengan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital). Hal ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 sebagaimana telah diatur dalam Surat edaran (SE) Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang penilaian kesehatan bank umum, yang mewajibkan bank umum untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk Based Bank rating/RBBR). Hal ini karena munculnya persepsi, bahwa perbankan dalam kegiatan usahanya yang (high risk high return) yaitu memiliki risiko yang tinggi sehingga memiliki potensi pengembalian (return) yang tinggi pula (Ferry, 2008:5).

Peran manajemen tidak hanya mengelola risiko perbankan yang telah diatur oleh Bank Indonesia, namun juga mengelola kinerja keuangan bank yang mencakup kesehatan bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 dan Surat Edaran (SE) No.13/24/DPNP/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum. Peningkatan kesehatan suatu bank diharapkan diikuti dengan peningkatan kinerja bank tersebut terutama bagi bank yang terdaftar di pasar modal/bursa efek, di mana kinerja perusahaan menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor dalam menanamkan modalnya. Oleh karena itu,

(3)

bank wajib memelihara dan memperbaiki tingkat kesehatannya dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam kegiatan usahanya.

Risk profile (profil risiko) adalah penilaian inheren terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank. Dalam penelitian ini profil risiko yang akan diteliti adalah risiko likuiditas. Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank (dalam SE BI No.13/24/DPNP tahun 2011). Risiko likuiditas dapat diukur dengan loan to deposit ratio, loan to deposit adalah perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga (Pandia Frianto, 2012:119). Good Corporate Governance (tata kelola perusahaan) adalah sekumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi dan dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Prinsip GCG merupakanan titik rujukan bagi para regulator (pemerintah) dalam mengembangkan framework bagi penerapan GCG. Menurut FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia), prinsip-prinsip dasar GCG terdiri dari keterbukaan, akuntabilitas, indepedensi, pertanggung jawaban dan kewajaran. GCG di industri perbankan dideskripsikan sebagai suatu hubungan antara dewan komisaris, dewan direktur eksekutif, pemangku kepentingan (Stakeholder), dan pemegang saham (Ferry, 2011:249).

(4)

Menurut Pandia Frianto (2012:65) earning (rentabilitas) adalah suatu alat untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan membandingkan laba dengan aktiva atau modal dalam periode tertentu. Pada penelitian ini, komponen earning yang akan diteliti adalah Net Interest Margin. Rasio ini menggambarkan tingkat jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki oleh bank, semakin besar nilai NIM maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh dari pendapatan bunga dan akan berpengaruh pada kenaikan profitabilitas.

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, Bank diwajibkan untuk memelihara KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) sekurang-kurangnya 8%. Indikator yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal suatu bank adalah dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2009:121).

Tingkat CAR yang ideal akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai pemilik dana terhadap bank sehingga masyarakat akan memiliki keinginan yang lebih untuk menyimpan dananya di bank, yang pada akhirnya bank akan memiliki kecukupan dana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya seperti pemberian kredit kepada masyarakat yang memungkinkan bank untuk

(5)

dapat memperoleh laba lebih dari kenaikan pendapatan bunga kredit yang dikucurkannya.

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya di mana hasil dari penelitian itu masih belum konsisten. Loan to Deposit Ratio (LDR) yang diteliti oleh Lalu Johan (2013) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA), Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Listyorini (2012) di mana Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Net Interest Margin (NIM) yang diteliti oleh Pandu (2008) berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA) sedangkan Net Interest Margin (NIM) yang diteliti oleh Prianto (2013) berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Berikut ini adalah data ROA dari setiap bank:

Tabel 1. 1

Perkembangan Return On Asset pada tahun 2011-2016

No. Nama Bank Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 BCA 3,80 3,60 3,80 3,90 3,80 4,00 2 BUKOPIN 1,87 1,83 1,78 1,23 1,39 1,38 3 CIMB 2,85 3,18 2,76 1,44 0,24 1,09 4 MEGA 2,29 2,74 1,14 1,16 1,97 2,36 5 OCBC 1,91 1,79 1,81 1,79 1,68 1,85 6 SINARMAS 1,07 1,74 1,71 1,02 0,95 1,72 7 AGRO 1,39 1,63 1,66 1,47 1,55 1,49 8 MESTIKA 4,36 5,05 5,42 3,86 3,53 2,30 9 BNP 1,53 1,57 1,58 1,32 0,99 0,15 10 ARTHA 0,72 0,66 1,39 0,79 0,33 0,35 11 PANIN 2,02 1,96 1,85 2,23 1,31 1,69 12 BBA 2,11 2,47 2,05 1,52 1,33 1,52 13 BOI 3,66 3,14 3,80 3,36 -0,77 -1,15 14 QNBI 0,46 -0,81 0,07 1,05 0,87 -3,34 15 DANAMON 2,60 2,70 2,50 1,90 1,70 2,50 16 BII 1,13 1,46 1,64 0,69 1,08 1,60 17 MAYAPADA 2,07 2,41 2,53 1,98 2,10 2,03 Sumber: Annual Report BUSN (Data diolah peneliti)

(6)

Dilihat dari tabel di atas bahwa tingkat profitabilitas perbankan mengalami fluktuasi dalam enam tahun terakhir. Bank yang memiliki rata-rata ROA tertinggi adalah Bank Mestika Dharma (BBMD), sedangkan yang memiliki rata-rata terendah adalah Bank QNBI. Pada tahun 2016 ini banyak bank yang mengalami peningkatan ROA, tetapi ada beberapa bank yang mengalami penurunan ROA yang drastis yaitu Bank QNBI, Bank BNP dan Bank Of India. ROA adalah rasio yang mengindikasikan sejauh mana bank dapat mengelola dana/modal yang dimilikinya. ROA menjadi tolok ukur dari kinerja perbankan.

Dari data Return On Assets di atas, didapat data bahwa manajemen bank yang kurang baik sehingga mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Bank-bank yang mengalami penurunan ROA tidak berarti Bank-bank tersebut tidak sehat, karena kesehatan bank tidak dilihat dari ROA saja, faktor-faktor lain bisa ikut mempengaruhi kinerja bank yang menurun ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik mengambil judul: “PENGARUH RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNING AND CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2016”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa nyatanya dalam usaha memaksimalkan keuntungan yaitu dengan menggunakan ROA (Return On Asset) terdapat beberapa permasalahan, yaitu:

1. Rendahnya tingkat profitabilitas bank yang berada di bawah batas minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

(7)

2. Kenaikan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak diikuti kenaikan Return On Asset (ROA), seharusnya Kenaikan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) diikuti kenaikan Return On Asset (ROA).

3. Penurunan nilai komposit pada Good Corporate Governance seharusnya diikuti dengan kenaikan Return On Asset (ROA).

C. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh Risk Profile terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016? 2. Apakah terdapat pengaruh Good Corporate Governance terhadap

Profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016?

3. Apakah terdapat pengaruh Earning terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016? 4. Apakah terdapat pengaruh Capital terhadap Profitabilitas Pada Bank

Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016? 5. Apakah terdapat pengaruh Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earning, dan Capital terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh risk profile terhadap profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016.

(8)

2. Mengetahui pengaruh Good Corporate Governance terhadap profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016.

3. Mengetahui pengaruh Earning terhadap profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016.

4. Mengetahui pengaruh Capital terhadap profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016.

5. Mengetahui pengaruh Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital terhadap profitabilitas Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh baik dari perusahaan sebagai objek penelitian di lapangan dalam bentuk praktik maupun penelitian pustaka dalam bentuk teori, diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif dalam bidang pengetahuan mengenai likuiditas, pendapatan bunga, tata kelola perusahaan, dan permodalan bank terhadap profitabilitas yang terjadi di Bank Umum Swasta Nasional Devisa.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan teoritis

a. Memberikan sumbangan pemahaman tentang pengaruh likuiditas, pendapatan bunga, tata kelola perusahaan, dan permodalan bank terhadap profitabilitas bagi perusahaan terutama dengan tujuan untuk mencari keuntungan.

(9)

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu ekonomi khususnya yang berhubungan dengan manajemen keuangan. 2. Kegunaan praktis

a. Bagi peneliti, dengan melakukan penelitian ini peneliti memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan baru mengenai dunia perbankan dan mengetahui pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan terutama yang telah go public.

b. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan sebagai alat pengambilan keputusan dalam melakukan investasi di pasar modal dengan berdasarkan pendekatan Risk Based Bank Rating (RBBR) dengan metode RGEC.

c. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi manajemen bank mengenai penilaian tingkat kesehatan bank yang berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan. d. Bagi penelitian berikutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

mendukung penelitian yang berkaitan dengan penilaian tingkat kesehatan bank dan pengaruh terhadap profitabilitas perbankan. F. Kerangka Pemikiran

Telah banyak dilakukan berbagai penelitian mengenai kesehatan bank, namun pendekatan yang dipakai berbeda-beda serta alat analisis yang digunakan pun belum tentu sama. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Listyorini (2012) mengenai pengaruh CAMEL terhadap Kinerja Perusahaan.

(10)

Penelitian tersebut merupakan studi kasus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode CAMEL tetapi tidak memasukkan aspek manajemennya. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa penilaian kesehatan Bank dengan metode CAMEL ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan profitabilitas.

Tabel 1. 2 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode Analisis Hasil Penelitian 1 Ana Lastria (2015) Pengaruh OCR, NPL, NIM terhadap ROA (studi pada PT BTN Tbk Periode Tahun 2004-2013 1. Variabel dependen : ROA 2. Variabel independen : OCR, NPL dan NIM Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan ketiga variabel OCR, NPL, dan NIM secara berpengaruh signifikan terhadap ROA.Untuk variabel OCR dan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA sedangkan variabel NIM berpengaruh positif terhadap ROA. 2 Ali Syahba na (2013) Pengaruh CAR, NPL, LDR terhadap ROA. Pada PT BCA Tbk 1. Variabel dependen : ROA 2. Variabel independen : CAR, NPL, dan LDR Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan variabel CAR dan NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. 4 Farida Anylisis of Variabel Regresi Hasil penelitian

(11)

Shinta Dewi, Rina Arifati, Rita Andini (Jurnal, 2016) effect of CAR, BOPO, LDR, Company Size, NPL and GCG To Bank Profitability (Case Study of Banking Companies Listed in BEI Periode 2010-2013) Dependen : ROA Variabel Independen: CAR, BOPO LDR, Company Size, NPL dan GCG. Linier Berganda menunjukkan bahwa CAR dan Company Size berpengaruh positif terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA, serta LDR, NPL, dan GCG tidak berpengaruh terhadap ROA 5 Listyori ni (2012) Analisis Pengaruh CAMEL terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Go Publik Variabel dependen: ROA Variabel Independen: CAR, PPAP, DER, BOPO, dan LDR. Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, LDR, dan DER berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. PPAP dan BOPO berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. 6 Prianto Vredia wan (2013) Analisis Pengaruh Rasio Camel terhadap Profitabilitas Pada Bank BUMN di Indonesia Periode 2007-2012 Variabel Dependen: ROA Variabel Independen: CAR, NPL, NIM, LDR. Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR dan NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan NPL dan LDR berpengaruh negatif terhadap ROA. 7 Pandu Mahard ian (2008) Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Variabel Dependen: ROA Variabel Independen: CAR, BOPO, NPL, NIM, LDR. Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. BOPO berpengaruh negatif signifikan

(12)

yang Tercatat di BEJ periode Juni 2002- Juni 2007) terhadap ROA. Sedangkan NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. 8 Ceria Lisa Rahmi (2014) Pengaru Risiko Kredit, Risiko Likuiditas dan Risiko Tingkat Bunga Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Variabel Dependen: ROA Variabel Independen: NPL, LDR, NIM. Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. 9 Miranti Febri Arinta (2015) Pengaruh CAR dan LDR Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013 Variabel Dependen: ROA Variabel Independen: CAR, LDR. Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR dan LDR

berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.

Bank adalah lembaga yang berorientasi pada laba (profit). Dengan tingginya profit menunjukkan seberapa besar tingkat profesionalisme manajemen dalam mengelola perusahaan. Dengan profit yang tinggi, akan menarik nasabah untuk melakukan transaksi di bank tersebut seperti menabung, deposito dan sebagainya. Lebih jauh lagi dengan tingginya profit akan menarik investor untuk mau menanamkan modalnya di bank, tingginya minat investor akan

(13)

meningkatkan nilai perusahaan karena dianggap baik oleh para investor, nilai perusahaan naik maka profitabilitas pun akan naik.

1. Pengaruh Loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas

Risiko likuiditas adalah risiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana tabungan oleh nasabah pada suatu waktu. Risiko ini terjadi karena penyaluran dana dalam bentuk kredit lebih besar jika dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank, sehingga menimbulkan risiko yang harus ditanggung oleh bank. Risiko likuiditas dalam penelitian ini diwakili oleh Loan to Deposit Ratio (LDR).

Loan to Deposit Ratio (LDR) mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga.

Semakin tinggi nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar (Lesmana, 2008:56). Semakin tinggi LDR suatu bank bukanlah tolak ukur keberhasilan manajemen bank untuk memperoleh profit. Hal ini disebabkan karena bank mengalami akumulasi dana atau dapat juga bank mengalami

(14)

kesulitan dalam menyalurkan dana sehingga tidak meningkatkan profit (ROA) dengan kata lain LDR yang tinggi bisa menurunkan profitabilitas (ROA). Sehingga Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). LDR yang tinggi akan menyebabkan bank mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana, maka tidak akan menaikkan profitabilitas sehingga dapat dirumuskan hipotesis bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap ROA.

2. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap profitabilitas

Kinerja perusahaan dapat ditentukan dari sejauh mana keseriusannya dalam menerapkan Corporate Governence. Perusahaan yang terdaftar dalam skor pemeringkatan Corporate Governence yang dilakukan oleh IICG terbukti telah menerapkan Corporate Governence dengan baik dan secara langsung menaikkan nilai sahamnya.

Indikator penilaian pada GCG yaitu menggunakan bobot penilaian berdasarkan nilai komposit dari ketetapan Bank Indonesia menurut PBI No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum. Semakin kecil nilai komposit GCG menunjukkan semakin baik kinerja GCG perbankan. Good Corporate Govermence merupakan mekanisme untuk mengatur dan mengelola bisnis, serta untuk meningkatkan kemakmuran perusahaan. Tujuan utama GCG adalah untuk meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) (Samontary, 2010:112). Berdasarkan uraian tersebut dikatakan bahwa semakin kecil nilai komposit maka dapat

(15)

meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga dapat dirumuskan hipotesis bahwa GCG berpengaruh negatif terhadap ROA.

3. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap profitabilitas

Risiko pasar menurut Peraturan Bank Indonesia No.5 tahun 2003 merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh bank, dimana pergerakan tersebut bisa mengakibatkan kerugian, dalam hal ini adalah pergerakan suku bunga dan nilai tukar. Secara umum kinerja bank diukur dengan menggunakan variabel pertumbuhan pangsa pasar, variabel profitabilitas dan variabel rate on return (Tainio, 2000:98). Kinerja bank menurun atau meningkat ditentukan oleh kombinasi faktor lingkungan, strategi dan struktur.

Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.5/2003, salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasar dapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman diberikan (lending) atau dalam bentuk absolute, yang merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman. Didalam dunia perbankan dinamakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit).

(16)

Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit.

Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar Net Interest Margin (NIM) suatu perusahaan, maka semakin besar pula Return On Asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika Net Interest Margin (NIM) semakin kecil, Return On Asset juga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin menurun. Dapat disimpulkan bahwa NIM berpengaruh signifikan positif terhadap Return On Asset (ROA).

4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap profitabilitas Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan Suharjono, 2002:189).

(17)

Menurut Dendawijaya (2001:121), CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR menunjukkan sejauhmana penurunan asset bank yang masih dapat ditutup oleh Equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR maka semakin baik kondisi bank. Besarnya CAR secara tidak langsung mempengaruhi ROA karena laba merupakan komponen pembentuk rasio ROA. Dengan demikian, semakin besar CAR akan berpengaruh terhadap semakin besarnya ROA bank tersebut sehingga dapat dirumuskan hipotesis bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA.

(18)

Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran

G. Hipotesis

H1: Terdapat pengaruh negatif Loan to Deposit Ratio terhadap Return On Asset Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016.

H2: Terdapat pengaruh negatif Good Corporate Governance terhadap Return On Asset Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016.

H3: Terdapat pengaruh positif Net Interest Margin terhadap Return On Asset Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016. LDR (X1) CAR (X4) NIM (X3) GCG (X2) ROA (Y) H1 H2 H3 H4 H5 Sumber: Diolah oleh Peneliti

(19)

H4: Terdapat pengaruh positif Capital Adequacy Ratio terhadap Return On Asset Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016.

H5: Terdapat pengaruh Loan to Deposit Ratio, Good Corporate Governance, Net Interest Margin dan Capital Adequacy Ratio terhadap Return On Asset Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2016.

Gambar

Tabel 1. 2 Penelitian Terdahulu  No   Peneliti   Judul  Penelitian  Variabel   Metode  Analisis  Hasil Penelitian  1  Ana  Lastria  (2015)  Pengaruh OCR,  NPL, NIM  terhadap  ROA  (studi  pada  PT  BTN  Tbk  Periode  Tahun   2004-2013  1
Gambar 1. 1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR) maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bahwa bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan

Bahan –bahan yang digunakan untuk pembuatan mesin ini ada yang dibeli dan ada juga yang dibuat, beberapa contoh bahan yang dibeli seperti bantalan, sabuk, puli, motor

BAB III GAMBARAN UMUM PRAKTIK GARANSI JUAL BELI HARDWARE KOMPUTER DI TOKO ELFI KOMPUTER PABELAN yang meliputi Gambaran Umum Toko Elfi Komputer, Pengertian Garansi Jual

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diartikan bahwa LDR yang meningkat akan berakibat pada penurunan kinerja bank. Hal ini dikarenakan nilai LDR pada bank umum

Asuransi itu sendiri dalam Undang – Undang No 40 Tahun 2014 adalah perjanjian antara dua pihak yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar

 Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus diberikan atau disediakan oleh pemerintah daerah

Persepsi terhadap kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan dari suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan dengan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui biofisik tanah yaitu kandungan C-organik, pH tanah, Kalium serta Fosfor yang ada di tanah tembakau, jenis makro dan