• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Smartphone sebagai Alat Penunjang dalam Kegiatan Bertani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aplikasi Smartphone sebagai Alat Penunjang dalam Kegiatan Bertani"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI SMARTPHONE SEBAGAI ALAT PENUNJANG DALAM KEGIATAN BERTANI Hauliah Arifiani1 dan Triyadi Guntur Wiratmo M.Sn2

Fakultas Seni Rupa dan Desain-Institut Teknologi Bandung

1 hauliarifi@gmail.com 2triguntur@yahoo.com

Abstrak. Seiring dengan perkembangan teknologi, jaringan komunikasi di dunia juga semakin gencar. Bisa dikatakan, dengan konversi digital seseorang dapat berhubungan dan melakukan aktifitas secara mobile dengan bantuan aplikasi dalam smartphone. Penggunaan aplikasi mobile ini sudah sangat banyak digunakan oleh orang-orang tidak terkecuali petani-petani di desa. Namun, saking banyaknya hal yang bisa dilakukan dengan smartphone, tampaknya orang-orang menjadi sangat tergantung pada smartphone. Banyak penelitian yang sudah dilakukan dalam penggunaan aplikasi mobile bagi masyarakat luas yang tidak dikhususkan bagi petani. Hal ini memicu pada kajian yang lebih jauh tentang kebutuhan petani terhadap penggunaan aplikasi smartphone. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan kebutuhan petani selama menggunakan aplikasi smartphone sebagai media informasi dan alat penunjang dalam kegiatan bertani. Hasil dari kajian ini akan dirumuskan sebagai referensi penelitian dan pengembangan desain dari perangkat kerja bagi petani agar sesuai dengan ketentuan desain universal. Kata Kunci: petani; aplikasi mobile; smartphone.

1 Pendahuluan

Aplikasi Mobile adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan seseorang melakukan mobilitas dengan menggunakan perlengkapan seperti PDA, telepon seluler atau

Smartphone. Dengan menggunakan aplikasi mobile, seseorang dapat dengan mudah melakukan berbagai macam aktifitas mulai dari hiburan, berjualan, belajar, mengerjakan pekerjaan kantor, browsing dan lain sebagainya. Pemanfaatan aplikasi

mobile untuk hiburan paling banyak digemari oleh hampir 70% pengguna telepon seluler, karena dengan memanfaatkan adanya aplikasi-aplikasi tertentu yang membuat seseorang menjadi semakin mudah menikmati hiburan kapan saja dan di mana saja.

(2)

2 |

j u r n a l d k v u n i k o m

Aplikasi mobile sudah sangat umum digunakan dalam masyarakat kota, khususnya anak muda yang sudah menjadi kebiasan dari kesehariannya, tidak terkecuali petani. Pandangan ini menjadi sebuah pertanyaan besar yang dapat dikaji mengenai penggunaan aplikasi mobile bagi petani sebagai alat penunjang dalam kegiatan bertani.

Mencangkul, membajak dan menuai merupakan salah satu aktivitas sehari-hari yang melibatkan tangan dengan gerakan yang konstan dari petani. Dapat diketahui proses tersebut tidaklah mudah. Ini menjadi pertanyaan ketika aktivitas bertani dapat dikaitkan dengan aplikasi smartphone, seperti fasilitas smartphone apa yang dapat mendukung kegiatan bertani, serta tingkat adaptasi petani saat menggunakan

smartphone dalam bertani. Untuk melihat kecenderungan ini maka akan dikaji mengenai fasilitas dalam aplikasi smartphone yang dibutuhkan oleh petani sebagai alat penunjang dalam aktivitasnya. Selain mengkaji mengenai aplikasi smartphone, kajian ini mencoba mengembangkan desain alat bagi petani untuk aktivitasnya sehari-hari, yang bertujuan untuk mempermudah petani dalam bercocok tanam.

2 Metodologi

Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metoda deskriptif dengan pendekatan kepustakaan. Pendekatan ini dipilih untuk pencarian data mengenai penggunaan aplikasi smartphone sebagai alat penunjang dalam beraktivitas untuk petani. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diinterpretasikan, diolahan dan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui hasil dari kajian tersebut. Variabel yang akan digunakan adalah tingkat kemampuan adaptasi dan kebutuhan petani dalam penggunaan aplikasi smartphone. Mengingat hal demikian, maka untuk mengungkapkan permasalahan yang terkandung dalam kajian ini juga memerlukan pertimbangan metoda sebagai berikut:

1) Dalam penelitian yang sudah dilakukan dalam penggunaan aplikasi mobile bagi masyarakat luas yang tidak dikhususkan bagi petani. Untuk itu perlu pengolahan dari berbagai sumber yang berbeda, yaitu mencari berbagai kemungkinan untuk menghubungkan aplikasi mobile dengan aktivitas bertani.

(3)

3 |

j u r n a l d k v u n i k o m

2) Terlebih dahulu harus dicari relasi antara aplikasi smartphone dengan petani sebagai kesatuan dalam pendukung aktivitas dalam bertani, serta seperti apa aplikasi yang cocok untuk kebutuhan petani yang sesuai dengan desain universal.

3 Aktifitas & Produktifitas Petani Terkait Penggunaan Aplikasi Smartphone Aplikasi teknologi telah memungkinkan adanya perbaikan dalam kehidupan manusia di dunia. Hal inilah yang menyebabkan peningkatan konsumsi pada gadget. Sehingga hampir seluruh masyarakat telah tergantung pada teknologi, yang disebut dengan ^technico addiction_X Selama ini pandangan masyarakat adalah menerapkan teknologi yang memfasilitasi percepatan penggunaan sumberdaya. Dengan demikian, teknologi sering menjadi bagian dari penyelesaian masalah dan menciptakan banyak peluang. Salah satu yang dimaksud adalah peluang bagi petani dalam memanfaatkan suatu teknologi pada aplikasi smartphone sebagai alat bantu dalam aktivitas bertani.

Aktivitas penggunaan smartphone merupakan kegiatan yang sudah menjadi rutinitas umum. Bagi orang-orang kota, terlebih lagi anak muda hal tersebut sudah menjadi kebiasaan dalam kesehariannya, tidak terkecuali petani di desa-desa. mereka yang terbiasa menggunakan fasilitas seadanya (traditional farming) untuk bertani kini dapat bekerja lebih mudah dangan memanfaatkan aplikasi smartphone. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan petani untuk menunjang kegiatannya dalam bertani dengan bantuan aplikasi smartphone.

Produktivitas dalam bekerja dapat dilihat dari efektivitas dan efisiensi yang terukur dalam parameter waktu. Semakin rendah waktu yang dikerjakan dalam sebuah aktivitas maka semakin tinggi produktivitasnya. Kajian ini menitik beratkan pada kemampuan adaptasi petani dalam menggunakan aplikasi smartphone sebagai alat bantu dalam bertani.

Beberapa penelitian mengungkapkan, secara fungsional aplikasi telah memenuhi kebutuhan sistem, khususnya aplikasi mobile. Penelitian tersebut mengugkapkan bahwa para petani berhasil mengirimkan data dari client ke server serta client dapat melihat data dari server melalui aplikasi mobile. Artinya, petani sudah terbiasa dengan aplikasi mobile yang telah berkembang hingga saat ini. Hal ini memungkinkan untuk mengambangkan media alternatif yang sesuai dengan ketentuan desain universal bagi petani untuk meningkatkan produktifitasnya.

Sebagai media pengembangan ini, maka dibutuhkan pula identifikasi kebutuhan petani yang sesuai dengan aktivitasnya dalam bertani. Kebutuhan-kebutuhan tersebut seperti infografis, rekomendasi tanaman yang cocok ditanam pada lahan tertentu agar hasilnya lebih optimal, info seputar pertanian, seperti teknik tanam yang baik, pemupukan dan pengairan, hama dan penyakit pada tanaman, koneksi untuk mendistribusikan hasil panen serta forum diskusi antar petani untuk bertukar pikiran masalah pertanian. Untuk menjawab semua kebutuhan-kebutuhan tersebut,

(4)

4 |

j u r n a l d k v u n i k o m

maka perlu adanya inovasi baru yang dapat memudahkan petani sebagai media alternatif. Inovasi yang dimaksud yaitu aplikasi smartphone sebagai media informasi & konsultasi bagi petani yang dapat digunakan kapan saja dan dimana saja sebagai pengganti penyuluh pertaian yang selama ini sudah tidak eksis lagi dikalangan petani. Aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan petani dengan menjadikannya sebagai media informasi dan konsultasi masalah pertanian, forum diskusi antar petani serta pendistribusian/pemasaran hasil pertanian yang dirancang sesuai kebutuhan petani sebagai alat penunjang dalam kegiatan bertani.

4 Aplikasi Smartphone untuk Petani yang Sesuai Dengan Desain Universal Pengguna smartphone pastinya ingin menggunakan aplikasi di mana saja, sehingga produktivitas yang dilakukan maksimum namun menggunakan tenaga yang sedikit. Untuk itu, yang dapat disoroti adalah fitur yang paling produktif (paling sering digunakan). Aplikasi mobile harus menyediakan fitur yang dapat diungguli pengguna (sesuai kebutuhan pengguna) agar dapat digunakan dalam keseharian. Disinilah fungsi UX (User Experience) digunakan sebagai perancangan human centered design

yang lebih mengarah pada interaksi seperti taskflow, skenario, accessibility, visibility, dll.

UX adalah tentang bagaimana pengguna merasa, berpikir, dan bereaksi terhadap aplikasi yang dibuat. UX Design tidak berbicara mengenai seni, namun lebih ditekankan pada perencanaan interaksi antara pengguna dengan produk. UX Design

yang baik dalam suatu aplikasi akan membuat pengguna merasa puas. Disatu sisi, pengguna yang puas akan menjadi pengguna yang setia. Disisi lain, pengguna yang puas juga akan merekomendasikan aplikasi tersebut kepada orang lain. Siklus ini akan terus beriterasi hingga banyak orang yang puas dan setia menggunakan aplikasi yang dibuat. Untuk itu, sebelum memulai mendesain UX, sebagai desainer harus memiliki kemauan untuk mendengar. Mendengar pendapat pengguna tentang aplikasi yang akan dibuat, seburuk apapun pendapat pengguna (sesuai dengan kebutuhan pengguna). Hal ini dilakukan untuk mengukur keberdayagunaan aplikasi terhadap pengguna (petani) sebagai alat penunjang dalam kegiatannya sehari-hari (bertani).

Selain memperhatikan konten untuk pengguna, desain dari aplikasi smartphone juga harus diperhatikan untuk kemudahan penggunaannya. Untuk itu, desain juga harus memperhatikan UI (User Interface) yang sesuai dengan desain universal. Agar aplikasi memiliki identitas kuat dan familiar digunakan oleh penggunanya, maka aplikasi harus didesain dengan rapih dan konsisten antara tombol, widget dan tema.

UI Designer berperan dalam merancang visual design seperti warna, grafis, dan typography dalam aplikasi. Setelah mengidentifikasikan kebutuhan pengguna, maka konten dikemas dengan balutan-balutan grafis, gambar, tulisan dan warna untuk dikomunikasikan kepada pengguna (petani) yang sesuai dengan tema pertanian. Penataan tombol, widget dan tulisan harus sesuai dengan tema untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan kepada pengguna dalam mengoprasikan aplikasi. Hal

(5)

5 |

j u r n a l d k v u n i k o m

ini dimaksudkan agar komunikasi antara konten dapat tersampaikan melalui desain visual untuk pengguna (petani).

Perancangan ini dibutuhkan untuk membuat interaksi pengguna yang sesederhana dan seefisien mungkin, dalam hal mencapai tujuan pengguna. Pemanfaatan desain universal digunakan untuk mendukung kegunaan. Proses desain haruslah seimbang antara fungsi teknis dan elemen visual untuk menciptakan sebuah sistem yang tidak hanya bisa beroperasi tetapi juga dapat digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna (petani) sebagai alat penunjang dalam kegiatannya sehari-hari (bertani).

5 Kesimpulan

Pertimbangan khusus yang digunakan dalam aplikasi smartphone agar dapat diadaptasikan dengan kegiatan bertani yaitu dengan berpusat pada kebutuhan petani dalam produksi, pasca-produksi dan sebagai konsultasi, sebagai satu kesatuan yang akhirnya mempresentasikan nilai kegunaan dan ekonomi bagi petani. Dari identifikasi kebutuhan petani terutama mengenai produktivitas selama menggunakan aplikasi smartphone sebagai media penunjang dalam kegiatan bertani. Kajian terhadap aplikasi smartphone untuk petani ini diharapkan dapat memberikan referensi tentang bagaimana dan seharusnya aspek nilai kegunaan diaplikasikan dalam wujud rancangan. Kajian-kajian kegunaan sejenis memiliki prospek untuk dikembangkan lebih lanjut ke dalam teori-teori desain mutakhir. Di tengah-tengah tingginya percepatan dalam perkembangan dan perubahan konsep-konsep desain dewasa ini, upaya penggalian fungsi dan kebutuhan menjadi sangat penting, agar aktivitas menjadi lebih mudah dengan mengidentifikasikan kebutuhan. Penelitian sejenis dapat membuka wilayah penelitian yang lebih luas, khususnya dengan model-model aplikasi smartphone untuk kebutuhan lainnya. Hal-hal yang bersinggungan dengan studi-studi new media yang akan menambah perbendaharaan keilmuan desain, yang pada saatnya nanti akan memiliki nilai guna yang lebih tinggi dan universal.

(6)

6 |

j u r n a l d k v u n i k o m

6 Referensi

AF, Ahmad Gaus. (2011). Media & Integrasi Sosial: Media Alternatif. Jakarta: CSRC UIN.

Amanah, Siti., & Farmayanti, Narni. (2014). Pemberdayaan Sosial Petani t Nelayan, Keunikan Argoekosistem dan Daya Saing. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia.

Aulia, Reza Fikri. (2014). UX vs UI. Retrieved from http://multimedia.print.kompas.com/category/ux-design/

Jhonson, Robert R. (1998). User-Centered Technology: A Rhetorical Theory for Computerand Other Mundane Artifacts. New York: State University of New York Press.

Mitchell, Bruce., Setiawan, B., & Rahmi, Dwita Hadi. (2010). Pengelola Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Paragian, Yasser. (2014). Jumlah pecandu smartphone semakin bertambah. Retrieved from http://id.techinasia.com/jumlah-pecandu-smartphone -semakin-bertambah-berita-baguskah/

Rozy, N. Faizah. (2014). Bila Ponsel di Jari Petani. Retrieved from http://majalaheindonesiaku.com/index.php?option=com_content&view=article& id=65&Itemid=75

Sandhi. (n.d.). Pengembangan Aplikasi Mobile. Retrieved from Gunadarma University website: http://sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/34345/J2ME-Pengembangan+Aplikasi+Mobile.pdf

Sukino. (2013). Membangun Pertanian dengan Pemberdayaan Masyarakat Tani. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Referensi

Dokumen terkait

N Mean Std. Dan dilanjutkan siklus II menggunakan software geogebra dengan menambahkan fitur- fitur yang interaktif yang membantu dalam memecahkan masalah berdasarkan proses

Desa Anajiaka yang terletak tidak jauh dari pusat keramaian di Kabupaten Sumba Tengah merupakan salah satu desa yang masih mewarisi tradisi menenun, serta telah memiliki

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah usaha mikro menjadi jenis usaha yang paling antusias dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teoritis berupa penyusunan peta jalan dengan metode kompetensi inti, rantai nilai dan kerangka VRISA untuk

Berdasarkan penjelasan diatas dan dengan mengadaptasi perkembangan teknologi pada media smartphone berbasis Android, penulis berkeinginan untuk membuat sebuah

[r]

Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi (observation), wawancara (interview) dan metode dokumentasi (documentation) dengan menggunakan pendekatan

Nilai 1+1 : Tangkisan, hindaran atau elakan yang berhasil memunahkan serangan lawan, disusul langsung oleh serangan dengan tangan yang masuk pada sasaranc. Nilai 2 : Serangan