Yttttus clan K. Suwirl'a
PENGARUH SUBSTITUSI ALGA
Nannochloropsis oculata
DENGAN
PAKAN BUATAN DALAM
BUDI
DAYA ROTIFER
(Bra
ch
io n
us
pI
icat
i I
i
s)
Yunus' dan Ketut Suwirva"
ABSTRAK
Budi daya rotifer umumn)'a menggunakan pakan berupa fitopiankton. Karena kesulitan
dalam penl'ediaan fitoplankton secafa massal dan tepat waktu diperlukan upaya ke arah
penggunaan jenis pakan 1ain. seperti pakan buatan untuk budi daya rotifer. Percobaan rnr bertr-rjuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan untuk budi dava rotifer. Budi da1'a rotifer dilakukan dalam bak polikarbonat dengan volume 30 liter dengan kepadatan awal
rotifer' 200 ind./ml,. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga tai'af
perlakuan, yaitu rotifer yang diberi pakan buatan dengan frekuensi pemberian dua dan tiga
kali sehari serta rotifer yang diberi pakan alga Nannochloropsis oculata sebagai kontrol. Setrap perlakuan diulang tiga kali. Rotifer dibudidayakan dengan cara llanen 50% per hari. Percobaan
berlangsung sampai dengan hari ke empat. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang
tidak nyata antar perlakuan (P>0,05) terhadap rata-rata kepadatan i'otifet'sebelum dipanen,
jurnlah
telur
yang dihasilkan dan ukuranrotifer.
Pakan buatan dapat diaplikasikanpenggunaannya daiam budi daya rotifer (8. plicatilis) dengan Ii'ekuensr pemberian 2 kali/hai i.
Namun demikian rotifer hasil panen sebelum digunakan sebagai pakan alami sebaiknl'a diperkal'a dengan asam iemak untuk meningkatkan nilai grzinya.
ABSTRACT:
Effect of substitute of Nannochloropsis or'ttlatawith
artificial
feedfor
rotifer
@rachionus plicatilis) culture. By: Yunus and Ketut Suwirya.Phytoplanlzton is the ntost popular food for the cttltttre of rotifer. Houeuer, cltte to srtnte clifficulties
in
ntass production of phS,toplankton to meet the demancl, the utilization ttf other tlpes of food su.ch as artilial feed was taken into consideration. Experintent was condttcted with the objectiue of assessing the effect of'artificial feed in rotifer cttlture. Rotifer was reared in 30liter po\carbonat tanks at an initial density of 200 ind./mL.T'hree tre.atnt.e,nts arranged in a contpletely randontized design with three replicates each were applied, i.e., rotife.r fed with
artificial feed at 2 and 3 times per da1 and rotifer fed Nannochloropsis oculata as a control.
Rotifer tuas cultttred b5, 50% haruesting nr.ethod per day. The cu.ltttre experintent was terntinated
at the fourth day. The results reuealed that there were no differences among treatn'Lents (P>0.05) on the auerage density of rotifers before haruested, the auerage nttntber of eggs yielded and the size of rotifers. The artificial feed could be used as a diet for culturing rotifer ( B.
plicatilis)
withfeecLing frequencl, of 2 tintes/day,. Dietary ualue of haruested rotifers is recontntended to be
intproued bl,enriching with essential
fattl
acid before being utilized as liue food.KEYWOBDS: Nannochloropsis or:u,lata,
artificial
feed,rotifer
culture. PENDAHULUANRotifer
(Brachionttsplicatilis)
merupakan zooplankton yang mempunyai peranan pentinguntuk
digunakan sebagai makananhidup
bagi beberapa spesies ikanlaut
yang dibudidayakan.Sudah sejak lama jenis rotifer digunakan sebagai
pakan larva ikan buntal (Fugu rubripes rubripes)
di Jepang (Hirata, 1964). Oka (1967) mendapatkan hasil pertumbuhan yang lebih cepat dan tingkat sintasan yang
lebih
tinggi dari
larva
Penaeusorientalis yang dipelihara dengan
diberi
pakan rotifer. Hudinaga & Kittaka (1966) menggunakanjenis
rotifer
ini
untuk
pakan
larva
Penaeusjaponicus. Beberapa dekade
berikutnya,
Purba (1995) menemukan bahwarotifer
merupakan pakan yang paling baik bagilarva ikan
kerapu macan (Epinephelus fu.scoguttatus) yang baru mulai makan. Selanjutnya diketahui (Redjeki elal., 7993: Aslianti et al., 1993) bahwa jenis rotifer
ini
juga merupakan pakan yang baik bagi larva ikan kakap putlh (Lates calcarifer) dan larva ikan bandeng (Chanos chanos). Penggunaanrotifer
memberikan hasil yang baik pula pada pemeliha-raan
larva
kerpitingbatu
(Menippe tnerceneria) pada masa stadia awal (Yang. 1971) dan larvakepiting
bakau (Scylla serrato)
(Brick,
1974;Motoh et a|.,1977; Yunus et al., 1996).
.'
Peneliti pada Loka Penelitian Perikanan Pantai GondolBudi
dayarotifer
dapat dilakukan
dengan menggunakan pakan berupa fitoplankton. Jenis fitoplankton yang digunakan Hirata & Mori (1967)untuk budi daya rotifer adalah Chlorella spp' dan
Dunaliella
spp.,
sedangkanyang
digunakan Theilacker & Mc Master (1971) adalah Mon'ochrysislutheri,
l,lannochlorls spp, danDttnaliella
spp. Jenisfitoplankton lainnya
yang dapat dipakaisebagai makanan rotifer adalah Tetraseltrtis spp.
dan Nannochloropsis octtlata (Griffith et a|.,7973;
Sutarmat & Ismi, 1996).
Budi daya rotifer secara massal dengan
meng-gunakan pakan berupa alga N. ocu,latl telah di-kembangkan
di
Yashima Station, Jepang pada tahun 1964 (Hirata, 1979). Penggunaan jenis algaini
dalam kegiatan budi daya rotifer juga dilaku-kan di Finfish Program, Oceanic Institute, Hawaii (Sato, 1991). di Sung-Ji Industry, Korea Selatan (Pie, 1991),di
panti benihikan
di Thailand dan Singapura (Kongkeo, 1991; Lim, 1991). Di Indone' sia budi dayarotifer
dengan menggunakan alga N. our.lata telah banyak dilakukan di panti benihikan
bandeng (Ahmad etal.,
1994; Sumiarsa etal., 1994).
Penggunaan
alga dalam
budi
dayarotifer
selain memerlukan fasilitas tempat dan wadah, juga membutuhkan tenaga kerja dan waktu untuk penumbuhan
alga
sebagai sediaan makananuntuk rotifer.
Sebagai contoh,untuk budi
dayarotifer
dengan volume 500L
diperlukan volume alga sebanyak 5-10kali
volumerotifer
tersebut atau sebanyak 2500-5000L
(Hirata, 1980 dalam Lubzens, 1987). Karenaproduksi alga
sedikit banyak tergantung pada keadaan cuaca, maka kontinuitas penyediaan alga sebagai pakan rotifer seringkali tidak mantap.Oleh karena
itu
perlu
upayake
arah peng-gunaan jenis pakan lain untuk rotifer seperti yang dilakukan oleh Hirata & Mori (1967) yangmeng-anjurkan penggunaan khamir roti sebagai pakan
rotifer.
Kawano (1968) mengemukakan bahwakhamir
laut
(Zygosaccharomyces marinu,s)me-rupakan pakan
yangbaik
bagi
rotifer.
Hasil
penelitian Hirayama & Watanab e (1972) tentang
penggunaan khamir Rhodotornlo sp. dan khamir laut komersial (ASY-a011) menyimpulkan bahwa
khamir
dapat digunakan secaraefektif
sebagaipakan tambahan
untuk
rotifer
apabila sediaan fitoplanktontidak
mencukupi. Namun demikianKitajima
etal.
(1979) melaporkan bahwa rotiferhasil budi
daya dengan
khamir saja
dapat menyebabkan terjadinya mortalitas yang tinggi apabilarotifer
tersebut diberikan kepada larvaikan
sebagaiakibat
dari
rendahnyanilai
gizi rotifer. OIeh sebab itu khamir harus ditingkatkanJLLrnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. V No.2 Tahun 1999
nilai gizinl'a dengan dicampur bahan pakan yang Iarn dan djberikan kepada
rotifer
sebagai pakan buatan,Penggunaan pakan buatan dalam budt daya
rotifer
tidak
memerlukanfasilitas
seperti padapenggunaan alga, sehingga hal
ini
dapat mening-katkan efisiensi. Selainitu
pakan buatan mudah dalam proses pemberiannya sebagai pakan padarotifer dan karena pakan buatan mudah disimpan
maka budi daya rotifer dapat dilakukan setiap saat.
Percobaan
ini
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh substitusi alga N. octtlatcl sebagai pakan alami bagi rotifer dengan pakan buatan.BAHAN DAN METODE
Percobaan
dilakukan
di
Laboratorium Loka Penelitian Perikanan Pantai Gondol, Bali dengan menggunakanhewan
uji
rotifer
(Brachionus plicatilis) tipe S. Bak polikarbonat dengan volume air media l)0L
sebanyak 9 buah yang dilengkapi aerasi digunakan untuk budi daya rotifer dengan kepadatan awal 200 ind./ml,. Selama penelitianrotifer
diberi
pakanbuatan
dengan komposisibahan baku seperti yang tercantum dalam Tabel 1. Jenis khamir yang digunakan adalah
Saccharo-myces cereuisiae.
Metode pembuatan pakan mengikuti Kanazawa
(1985a). Semua bahan baku tersebut sebanyak 300
g dengan ditambah 500 mL etanol 707o
dicampur-kan menjadi satu dengan blender merk Waring,
model 318L92. Penambahan etanol dimaksudkan
untuk
mengaktifkan zein karena pakan ini
menggunakan zein sebagai binder. Selanjutnya adonan dimasukkan ke dalam oven selama 2 jam
pada suhu 90"C. Seteiah kering adonan dthalus-kan dan disaring sebanyak dua kali dengan
meng-gunakan saringan yang berbeda, masing-masing berdiameter mata 70 dan 50 pm. Hasil saringan merupakan pakan yang diberikan kepada rotifer dengan dosis 1 g/106
individu
rotifer/hari. Pakan percobaan mempunyai kadar protein dan lemak masing-masing sebesar 38,17 dan 7 ,65Yo.Rancangan percobaan yang digunakan adalah
rancangan acak
lengkap
dengan
tiga
taraf
perlakuan, yaitu rotifer yang diberi pakan buatan dengan frekuensi pemberian 2
kali/hari
(A) dan 3kali/hari
(I)) sertarotifer
yang diberi pakan alga Nannochl.oropsis oculata lO1sel/ml/hari
sebagaikontrol
(C), masing-masingdiulang
tiga
kali.
Pemberian pakan
buatan dilakukan
setelah penghitunganjumlah rotifer
danjumlah
pakan disesuaikan dengan jumlah rotifer. Adapun algaditambahl<an
setiap
hari
sehingga mencapai kepadatan semula sesuai dengan ketentuan.Yunu.s dan K. Suuirl'a
Tabel
1.
Komposisi bahan baku pakan Table1.
Cotnposition of ratu ntatericrlsbuatan yang digunakan
of
artificial
feecl usecl indalam penelitian the experintent. Bahan
Ingredient
Persentase Percentage Khamir Tepung Tepung Tepung 'lepung Vitamin Mineral Minyak Zein (Yeast )rebon (M1'sicl shrunp meal) tkan (Fish nteal)
beras (Rice flour)
kanji (?oplo ca flour)
rlix
mix
hati ikan cod (Cod liuer
oil)
40 10 5 20 8 2 a A 8
Budi
dayarotifer
drlakukan dengan sistempanen harian sebanyak 50% dari volume air media
pemeliharaan. Pada mulanya bak
diisi
air
laut yangtelah
disaring dengan kantongfilter
dan ditambah pakan buatan sesuai perlakuan,sedang-kan untuk kontrol, bak hanya diisi dengan air alga
sebagai media pemeliharaan. Selanjutnya bak
diaerasi dan ditebar
rotifer. Hari
berikutnya
rotifer
dipanen dengan cara mengeluarkan 50%volume air media dari bak.
Air
media yang dike-Iuarkan tersebut kemudian disaring mengguna-kanjaring
piankton berukuran 60 pm sehingga rotifer dapat tertampung dalam saringan tersebut, Selesai panen,ke
dalambak
ditambahkan air mediabaru hingga
mencapaivolume
semulasebagai persiapan untuk panen rotifer pada hari berikutnya
lagi
dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Penelitian berlangsung sampai hari ke empat.Pengambilan sampel
untuk
penghitungan kepadatan populasirotifer, jumlah
telur
rotifer dan alga dilakukan setiaphari.
Jumlah rotifer, telur rotifer dan alga dihitung di bawah mikroskopmerk Microstar
IV,
modelNo.
410V,
dengan menggunakan sedgewick rafter counting chantberuntuk rotifer
atautelur rotifer
danhaentacyto-nt.eter
untuk
alga. Pengukuran
tubuh rotifer
(panjang dan lebar lorica)
dilakukan
di
bawah mikroskop dengan menggunakan mikrometer. Rotifer hasil panen dari masing-masing perlakuan setelah dicuci bersih dikeringkan pada suhu -50"Cdengan alat vacuum freeze dryer dan selanjutnya
dianalisis
untuk
menentukan
kadar
protein, lemak,air,
dan komposisi asam lemak dengan metode dari SEAFDEC (Anonim, 1978). Analisisasam lemak menggunakan alat gas kromatografi
merk Antek
3000,
panjang kolom 2 m
dandiameter 1/8 inci densan kondisi kolom: OV-275
R
(190-230 "C), cletektor: FID (250"C), kecepatan gas
pendorong:
N,,
30ml/menit
dan suhu injektor250"C. Seba gai penunj ang dilakukan pengamatan
terhadap kualitas air media pemeliharaan.
HASIL
DAN BAHASANHasil pengamatan kepadatan
rotifer
sebelum dipanen, jumlah telur serta ukuran (panjang dan lebar lorica) rotifer selama empat hari pemeliha-raan masing-masing disajikan pada Tabel 2, 3 dan4.
Berdasarkananalisis
statistik
ternyata
ke-padatan
rotifer tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan (P>0,05) (Tabel 2).Pada Tabel 3 dapat dilihat jumlah telur rata-rata
yang
dihasilkan
rotifer tidak
menunjukkan
perbedaan yang nyata antar perlakuan (P>0,05),
namun pada hari ke empat nilai tertinggi dicapai pada frekuensi pemberian pakan buatan 2
kalil
hari dan berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan yang lain. Pada Tabel 4 terlihat bahwa perlakuan pakan buatan dan
kontrol
tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap ukuran rotifer, baik panjang maupun lebar lorica.Nilai gizi makanan pada umumnya dilihat dari komposisi nutriennya seperti kandungan protein,
lemak, kadar
air,
serat kasar dan
kadar
abu (Hariati, 1989 dalam Anwar, 1996). Hasil analisis kandungan nutrien alga N. oculqta menunjukkan kandunganprotein
danlemak
masing-masingsebesar 23,1 dan 7,53% (Anwar, 1996), sedangkan kandungan protein dan lemak pakan buatan pada
penelitian
ini
masing-masing adalah 38,17 dan7,650A.
Ditinjau dari
segikomposisi nutrien,
kandungan protein pakan buatan menunjukkan
nilai
yang lebih tinggi dibanding dengan protein alga N. ocula.ta. Tingginya protein pakan buatan tampaknya belum berpengaruh terhadapnilai
Tabel 2.
Table 2.
Jurnal Penelitian Perileanan Indonesia Vol. V No.2 Tahun I999
Kepadatan rotifer (8. plicatilis) (individu/ml) sebelum dipanen dari setiap perlakuan selama empat hari pemeliharaan.
Densitl'of
rotifer(8.
plicatilis)
(indiuidu/nrL)
before haruestecl frorn each treat-ntent du.ring 4 days culture.Perlakuan
Treatment
Hari (Dayl
Rata-rata
Average A B C 200 200 200 483 +
126n
300i
333 +126"
383I
283 +104^
350r
500
317t
1040
283t
100^
200t
29"
200t
104n
180 +0n
130t
100^
325 + 33"530
295 + gg"17"
241 + 20"A= Pakan buatan 2 kali/hali (Artificial feed, 2 tinres/da1') B= Pakan bnatan 3 kali/hari (Artificial feed, 3 times/da1,) C= Nan.noch loropsis oculata
.Angka dalanr kolorn diikuti huruf superskrip yang sama tidak berbeda nyata (Values in colu.nt n followed. b1
the sante srLperscript are not signifi.cantly different) (P>0.05).
Tabel 3.
Table 3.
Jumlah
telur
(butir/ml,)
yang dihasilkanrotifer
(8.plicatilisl dari
setiap perlakuan selama empat hari pemeliharaan.Ntr,mber of eggs (pcs / ntL) yielded by rotifer (8.
plicatilis)
frorn each treqtnrent during 4 days culture.Hari (Dayl
Perlakuan
Treatment
Rata-rata
Average A B C 250r
100"
333t
167 +104^
167t
150+
50'
133I
20gu 1610 76u 2r7 + 58" 317 + 894 183t
290 rr7 +29^
229t
930 27+
tzb
t6gt77n
50+
0b
129 + 380A= Pakan btratan, 2 kali/hari (Artificial feed, 2 tinres/da1') B= Pakan brratan, 3 kaii/hari (Artificial feed, 3 tintes/day)
C= Nattnoc ltloropsis ocuLata
Angka dalanr kolom diikuti huruf superskrip yang sarna tidak berbcda nyata (Valtrcs in colu.ntn foLlorued
b1' tlrc sanre superscript are ttot significantly different) (P>0.05). kepadatan
rotifer
yang dalam
kenyataannyaterlihat bahwa kepadatan rotifer (harian dan rata-rata) antara pakan buatan dan alga tidak berbeda
nyata. Namun demikian tingginya protein pakan buatan diduga berpengaruh terhadap jumlah telur
yang dihasilkan rotifer yang menunjukkan angka tertinggi pada pemberian pakan buatan 2 kali/hari
pada
hari
ke empat dan berbeda nyata dengan yang diberi pakan alga. Protein yang terkandung dalam pakan mempunyai peranan yang sangat pentinguntuk
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh organisme (Kanazawa, 1985b). Pada ikan diperlukan secarateratur
pemanfaatan protein dari pakan karena protein secara terus-menerus digunakan oleh ikan untuk proses pertumbuhandan reproduksi serta pemeliharaan tubuh (Wilson,
1989).
Kandungan lemak pada pakan buatan dan alga
menunjukkan nilai yang hampir sama dan diduga
hal
ini
yang menyebabkanukuran
rotifer
baik panjang maupun lebar lorica antara yang diberipakan buatan dan alga tidak berbeda nyata. Dengan
demikian penggunaan pakan buatan ternyata tidak menyebabkan
terjadinya
proses penggemukan rotifer.Hasil analisis protein, lemak dan asam lemak dari rotifer disajikan pada Tabel 5. Kadar protein dan lemak
rotifer
yang diberi pakan buatan dan pakan alga tidak berbeda nyata (P>0,05).Kandungan
asamlemak
eikosapentaenoat (20:5n-J), dokosaheksaenoat (22:6n- 3) dan totalasam lemak n-3 berantai rangkap jamak (HUFA) rotifer yarrg diberi pakan alga ternyata
menunjuk-Yunus dan K. Suwirva
Tabel 4. Ukuran (panjang dan lebal lorica) (pm) rotifer (8. plicatilis) dari setiap perlakuan seiama einpat
hari pemeliharaan.
Table
4.
Size (length and width of lorica) (pm) of rotifer (8. plicatilis) front each treatment dttring 4 daysculture. Perlakuan Treatment Hari (Day\ 1 Hari (Day)
,
Hari 3(Day) Hari (Dayl 4 Rata-rata Ave|age A B C Li4+9'' lll t
164t 5"
106 1 17;lt 5"
9i!
A= Pakan bnatan, 2 kali/hari (ArtificiaL feed, 2 tinres/day) B= Pakan buatan, 3 kali/hari (ArtificiaL feed, 3 tinres/day)
C= Nannoc hloropsis ocu.lata
P= Panjang (Length) l,= Lebar (Width)
Angka dalam kolour diikuti humf superskrip yang sama tidak berbeda nyata (Values in coluntn followed b1' the sante
superscript ctrc not signtficarttLl' different) (P>0.05).
l4u 14" 9' 8' 13' 8' gn 5"
ll"
19" 12" 177 +6^
130 + 189 +7"
137I
183t 4'
r27t
t76i
12" 115i 159r
19" 107I
175 + 18'. 129r
116 +16"
175 +6"
118 + 8"lI2+ 4"
169+8"
116r3" 123t B"
176 +5"
119t
3" 173I
165i
169r
Tabel 5. Table 5.Kandungan protein, lemak dan air serta profil asanl lemak yang terkandung dalam rotifer (8.
plicatilis)
dari setiap perlakuan.Protein,
lipid
and
moisture contents aswell
asfotty
acidsprofiles of rotifer (8.
plicatilis)
from each treatntent.Parameter analisis
Analytical parameter
Perlakuan
(Treatmentl
B Protein (%) Lenrak (Lipid) (%)Kadar atu (Moisture) (%) Asanr
lenak
(Fattyorid)
(%)14:0 16:0 16:
I
18:0 18:1 18:2n-6 18:3n-3 20:1n-9 20:2n-6 20:3n-3 20:5n-3 22:6n-3Total n3 berikatan rangkap jamak (HUFA) 62.910 8.24" 7.00u D. 'D 13.92 19.79 3.27 23.2 17.85 2.57 0.44 0.73 r.73 2.36^ 1.45^ 8.110 65.87" 9.93" 6.22" 4.08 15.51 20.57 a9< 24.38 16.18 2.38 0.54 2.37 2.47" 1.040 9.26^ 59.96^ 8.88' 6.53' 4.94 20.51
22.t\
2.59 12.83 6.13 2.02 4.27 13.02b 5.00b 24.t}bA= Pakarr buatan, 2 kali/hari (Artificial feed, 2 tinres/day) B= Pakan btratan, 3 kali/hari (Artificial feed, 3 tintes/day)
C= Nannochloropsis oculata
Angka dalarn kolom diikuti huruf superskrip yang sama tidak berbeda nyata (Valu.es in colunrn folLowed b1 the same superscript are not significantly different) (P>0.05).
kan
nilai
tertinggi
dan berbeda nyata (P<0,05)dengan y'ang diberi pakan buatan. Sebagaimana drketahui bahwa asam
lemak
esensial seperti eikosapentaenoat (EPA) dan dokosaheksaenoat (DHA) sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan sintasan larva ikan dan krustase (Watanabe et al., 1983;Kanazawa et al.,1985; Lubzens, 1987).Pada peneiitian
ini
rotifer
yang diberi pakan buatan mempunyainilai
EPA dan DHA sebesar2.36-2.47 dan 1,04-1.45%.
Nilai ini
masih lebihtinggi
dibandingkannilai
EPA dan DHA rotifer yangdibudi
daya dengankhamir
roti
(1,0 dan0,1%) (Watanabe el (11., 7984 dalant Redjeki el ol.,
1993), Tetraselntis spp. (1,27 dan 0%) (Pechmanee & Assavaaree, 1993), T. tetrathele (0,52 dan 0,08%)
(Tamaru et al., 1991) dan khamir rcti + Chlorella
uu,lgaris (0,6 dan 0%) (Villegas, 1990).
Namun demikian. karena
nilai
EPA dan DHArotifer
yangdiberi
pakan buatanlebih
rendah dibandingkan yang diberi pakan alga (Tabel 5),maka kandungan asam lemak esensial
rotifer
pada perlakuan pakan buatan tersebut masih perlu ditingkatkan iagi.
OIeh karena
rotifer
mudah diperkaya dengan,
asam lemak (Lubzens
et
q.l., 1989)
makapeningkatan gizi rotifer dapat dilakukan dengan
menginkubasi
rotifer
dalam
larutan
bahan pengkaya tertentu selama beberapa saat sebelumdigunakan sebagai
pakan alami.
Pengkayaanrotifer
merupakan salah satu usahauntuk
me-ningkatkan kualitas rotifer (Sumiarsa et al.,Igg6).
Aslianti
(1994) menyatakan bahwa penggunaan minyak ikan, spirulina kering dandryselco sebagaibahan pengkaya
rotifer
dalamransum
pakan larva bandeng menghasilkan vitalitas larva yang lebih baik. Dosis bahan pengkaya yang digunakan adalah 0,4 glL dengan kepadatan rotifer sebanyak 5-20ind./ml-
dan
lama
pengkayaan 12 jam.
Menurut Purba
(1995) penggunaan
bahanpengkaya berupa
minyak
hati ikan
cod dapat meningkatkannilai
gizi rotifer
yang lebih baik dibanding minyak ikan lain atau alga laut. Bahanpengkaya rotifer yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 5 g minyak hati ikan cod ditambah 1 g kuning
telur
ayam dan 12 g ragiroti
dalam 100L
mediaair laut
dengan kepadatanrotifer
sebanyak 20-25 juta individu dan lama pengkaya-an 6-12 jam.
Hasil pengamatan kualitas
air
menunjukkan bahwapH,
nitrit
dan
amonia masing-masing dalam kisaran 7,16-7,30; 0,082-0,306 mg/L dan 0,950-3,377 mg/L. Kandungan amonia tertinggiterdapat
padaperlakuan pakan buatan
yang diduga disebabkan adanya proses dekomposisiJurnal Penelitian Perihanan Indonesia Vol. V No.2 Tahun 1999
bahan
organik
yang berasal
dari
sisa
pakan buatan tersebut. Rotifer (8. plicatilis) mempunyar toleransi yang tinggi terhadap amonia dan rotifer masih tahanhidup
dengan konsentrasi amonia mencapai 6-10 mg/L (Fulks &Main,
1991).KESIMPULAN
1.
Perlakuan pakan buatan dan alga memberikan pengaruh yang sama terhadap rata-ratake-padatan rotifer sebelum dipanen, jumlah telur yang clihasilkan dan ukuran rotifer.
2.
Pakan buatan daiam percobaanini
dapat di-aplikasikan penggunaannya dalam budi dayarotifer (8. plicatilis) dengan frekuensi pemberi-an 2 kali/hari.
3.
Untuk
meningkatkan
nilai
gizinya,rotifer
dapat diperkaya dengan asam lemak.
DAFTAR
PUSTAKAAhmad, T,, Aslianti, T. dan Rohaniawan, D. 1994. Lajr-r
pertunrbuhan dan kelangsungan hidup nener. Chanos chanos dalam berbagai nuansa warna
wadah. J. Penel. Bttdidaya Pantai 10(l):123-134.
Anonim. 7978. Laboratory Manual for the Analysis of' Water, Feeds and Feed Ingredients. Centrabzed,
Analytical Laboratory, Tigbauan Research Station,
Aquacult. Dept. SEAFDEC Tigbauan, Iloilo,
Philippines. 65 pp.
Anwar,
E.H.
1996. Pengaruh Lama Pentberian Nannochloropsis oculata terhadap KandunganGizi
Brachionus
plicatilis.
Tesis. Fakultas Biologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.Yogyakarta. 64 pp.
Aslianti, T. 1994. Upaya peningkatan viabilitas larva
bandeng, Chanos chanos melalui pengkayaan makanan alami.
J.
Penelitian Budidaya Pantai10(3):9-16.
Aslianti, T., Prijono, A. dan Ahmad, T. 1993. Pengaruh pembelian pakan alami dan pakan buatan terhadap
kelangsr.rngan hidup iarva bandeng, Chanos r:hanos Forsskal. J. Penelitian Bu.didal'a Pantai 9 (1): 81-90.
Brick, R.W. 1974. Effects of water quality, antibiotics.
phytolllankton and food
on
survival
anddevelopment of larvae of Scylla serrata (Crustacea:
Portunidae). Aqu,aculture 3:23I -244.
Fulks, W. and Main,
K.L.
1991. The design andoperation of commercial-scaie live feeds production systems. 1n Fulks, W. and Main, K.L. (eds.), Rotifer and microalgae culture systems, Proceedings of a
US-Asia Worhshop, Honolulu, Hawaii, January 28-31, 1991. The Oceanic Institute, Honolulu, Hawaii. 3.52.
Griffith, G.W., Kenslow, M.A.M. and Ross, L.A. 1973.
A
mass culture methodfor
Tetraselnrls sp. apromising food for larval crustaceans. Proceeding
Yttnus dan K. SurciD'a
Hirata. H. 1961. Rearing of PLtffer Fish, Fugu rubripes rubripes. Yoshoku 1 (1 1 ): 34-37.
Hirata. H. 19?9. Rotifer culture in Japan. Spec. Publ. E ur, Maric ult. Sor. 4:36i'375.
Hilata. H. and Mori. Y. 1.96i. Mass CttLture of Marine Rotifer B. plicatilis, Fecl with Bread Yeast'
Saibai-gyogyo 5:36-.10.
Hirayama, K. and Watanabe. K. 1972. Fundamentai
studies
of
rotifers for its
massculture.
IV. Nutntional effect of yeast on population growth oflotifer. Bull. Jap. Soc. Sri. Frsft. 39(11):1129'1133'
Hr,rdrnaga. N{. ar-rd Kittaka.
J.
1966. Studies on foodand grorvth of lalval stages of a prau'n P.japotticus
s'ith leference to rhe appiication to practical mass culture. Infonl. Bull. Plankt. Soc. Jap. (13):83-94
Kanazawa, A. 1985a. Microparticulate diets. 1n Y. Yone (ed.), Fisft nutrition ancl diets. SuisangakLt Ser. 54,
Koseisha-Koseikaku. Tokyo.99- 1 1 0.
Kanazawa. A. 1985b. Nutrition of penaeid prawns and
shrinrps. In Proceedings of the First International
Conference on the Culture of Penaeid Pratuns/
shrintps, Iioilo City. Phrhppines. 198'1. SEAFDEC,
Aqnaculture Department. Ilorlo, Philippines l23-1 30.
Kanazawa. A., Teshima, S. and Sakamoto, M. 1985.
Effects
of dietary Iipids, fatty acids'
andphospholipids on growth and survival of prawn
, (Pe.naeus japonicus) Iarvae. AquacultLte 50:39-49. Kawano,
T.
1968. On the cr'tlture of marine yeast,Z5'gosacch.aronlJ'r'es ntarinus, as the food for the
larvae of urarine animals. The AquacultLtre 15:59-65.
Kitajima,
C.,Fujita,
S.. Oowa, F., Yone,Y,
andWatanabe, T. 19?9. Improvement of dietary value
for red sea bream larvae of rotifers, Brachionu.s
plicatilis, cultured with baker's
yeast,Saccharotnyt'es cereuisiae. Bull. Jap. Soc. Sci. Flsh.
45:467 -47 | .
Kongkeo, H. 1991. An overview of live feeds production
system design rn Thailand. 1n W. Fulks and K.L. Main (eds.), Rotifer and microaigae culture systems. Proceedings of
a
US-Asia Workshop, Honolulu,Hawaii. January 28-31, 1991. The Oceanic Institute,
Honolulu. Hawaii. 175-186.
Lim, L.C. 1991. An overview of live feeds production
systems in Singapore. /n W. Fulks and K.L. Main
(eds.), Rotifer and microalgae culture systems.
Proceedings of
a
US-Asia Worhshop. Honolulu,Hawaii, January 28-31, 1991. The Oceanic Institute, Honolulu. Hawaii. 203-220.
Lubzens,
E.
1987.Raising
rotifers for
use inaquaculture. H3, d ro b io log ia 1 47 :245 -2'c5.
Lubzens, 8., Tandler, A. and Mainkoff, G. 1989. Rotifers
as food in aquacultu
'-e. Hydrobiologia 186lI87 :387
-400.
Motoh, H.. de
la
Pena, D. and Tampos,E.
1977. Laboratory breeding of the mud crab, Scylla serrata(Forskal) through the zoea and rnegalopa stages to
the crab stage. SEAFDEC Quarterly Research Report 1(4):14-18.
I2
Oka,
M.
1967.Studies
on
Penaeus orientaLisKishinouye, VL Some influence on metamorphosts. growth anrl l'eeding inclination. BulL. Fac:. Ftsh. Nag. Uniu. (23):89-100.
Pechnanee,
l'.
and Assavaalee, M. 1993. Nutritional value of rotifer, Brachionusplicatilis.
fed withemulsified oils rich in n-3 HUFA. Proc'eeding ot' the
Seminar on Grouper Cttlture, Songkhla. November 30-December 1. 1993. National Institute of Coastal
Aquaculture, Department of Fisheries. Thailand. 63.67.
Pie. G.G. 1991 The design and operation of a large-scale rotifr:r' culture system at a Sung-Ji Indnstry Farm, Sorrth Korea. 1n Fulks, W. and \'tarn. K.L. (eds.), Rotifer and microalgae culture systems.
Proceedings of
a
US-Asia Workshop, Honoluiu.Hawaii, January 28-31, 1991. The Oceaniclnstitute, Honolulu, I{awaii. 1 13-1 18.
Purba, R. 1995. Peningkatan gizi rotifera pakan larva
ikan
kerapu
macan. Warta Penelitian. clan Pengernbangan Pertanian i 7(1):4 6.Redjeki, S..
l)urba, R.
danImanto. P.T.
1993.Pengkayzran
rotifera untuk
meuingkatkanpertumbuhan dan kel.angsungan hi.dup larva kakap
putih (Zoles calcarifer).
J.
Penelitian BLLdidayaPantai 9(5):65-75.
Sato, V. 1991. The development of a phytoplankton production system as a support base for finfish larval reai'ing research. In W. Fulks and K.L. Main
(eds.), Rotifer and microalgae culture systems.
Proceedings of
a
US-Asia Workshop, Honolulu,Hawaii, January 28-31, 1991. The Oceanic Institute.
Honolulu. FIawaii. 25i -27 4.
Sumiarsa, G.S.. Ahmad,
T.
dan Prijono,A.
1994.Aplikasi teknik produksi benih ikan bandeng pada
panti benih skala kecil : prospek dan kendala.
Makalah pada Seminar
Hasil
Penelitian danPengembangan Perikanan Sulawesi Se latan, Maros.
5-7 Mei 1994. 18 pp.
Sumiarsa, G.S., Makatutu, D. dan Rusdi,
I.
1996.Pengaruh vitamin B,, dan pengkayaan fitoplankton
kepadatan tinggi terhadap kepadatan dan kualitas rotifer (Brachiontts
phlatilis).
Jurnal Penelitian.Perihanan Indone sia 2(2):30- 36.
Sutarmat,
T.
dan Ismr, S. 1996. Perbedaan lamapengkayaan Nannochloropsis ocLtlato terhadap kandungan asam lemak
rotifer
(Brachionus plicatilis). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia2(2):63-67.
Tamaru, C.S.. C.S. Lee. and H. Ako. 1991. Improving
the larval learing of striped mullet (Mugil cephalus) by manipulating quantity and quality of the rotifer.
Brachionus
plicatilis.ln
W. Fulks and K.L. Marn (eds.), Rotifer and microalgae culture systems.Proceedings of
a
US-Asia Worhshop, Honoluh-r,Hawaii, January 28-31, 1991. The Oceanic Institute, Honolulu. Hawaii. 89-104.
Theilacker, Ci.H. and Mc Master, M.F. 1971. Mass
culture of the rotifer, Brachionus plicatilis and its
evaluation as a food for larval anchovies. Mar. Biol. i 0(2):1 83- I 88.
Viliegas. C.T. 1990. The effects on growth and survival of feeding water' fleas (Moinq nteffocopt Straus) and
rotifers (Brat'hionus plicatilis) to milkfish (Chanoe
chanos Folsskal)
fry.
TheIsraeli
Jou'rnalof
Aq u.aculture. Bamidgeh 42(l):lO-17 .
Watanabe.
T.. Kitajirna.
C. andFujita.
S. 1983.Nutritional value of live organisms used in Japan
fol rrass propagation of fish: a review. Aquactt'lttte
34:1 15-143.
Wilson, R.P. 1989. Amino acids and protein. /n Halver,
J.E. (ed.), Fith nutrition. Academic Press, Inc., San Diego.111-151.
Jurnal Penelitian I'erikanan Indonesia Vol. V No.2 Tahurt 1999
Yang, W,T. 1971. Preliminary report on the culture of
stone crrrb. Proceeding of 2"'t Ann. Worhshop World
Maricult. Soc. :53-54.
Yunus, Suwirya, K., Kasprijo, dan Setyadi,
I.
1996.Pengaruh pengkayaan rotifer (Brachionus plitatilis)
dengan menggunakan
minyak
hati
ikan
codterhadap sintasan larva kepiting bakau (Sc1,llcr serrata). Jurnal Penelitian Perihanan. Indonesia 2(3):38-45.