1. Sejarah
2. Distribusi geografis
3. Kerugian ekonomis
4. Gejala klinis
5. Cara penularan
6. Diagnosa
7. Penanggulangan
WSSV di Indonesia
Sejarah
Kasus Vibriosis pada udang di Indonesia
ditemukan pertama sekitar awal 1980
Saat ini kasus vibriosis telah meluas di
Distribusi agen penyebab
penyakit
Vibriosis disebabkan oleh: Vibrio spp. Gram
negatif, oxidase positif, bentuk batang dan bergerak.
Pada Hatchery yang sering dilaporkan disebabkan
oleh: V. harveyi, V. vulnificus, V.
parahaemolyticus, V. alginolyticus, dan Vibrio sp.
Pada Nursery dan Growout: V. parahaemolyticus,
V. alginolyticus, V. harveyi, V. vulnificus, danVibrio
sp.
Kadang-kadang dilaporkan: V. damsela, V.
Kerugian ekonomi
Produksi dari tambak ± 38 % dari total
produksi perikanan budidaya. Bernilai ≥ Rp. 13.8 triliun pada tahun 2004. (Cholik et al., 2005)
Kerugian akibat penyakit, terjadi penurunan
produksi udang di Indonesia dari 133,836 ton tahun 2003, dan 127,119 ton tahun 2004
menjadi 100,000 ton pada tahun 2005 (Dirjen Perikanan Budidaya 2006).
Gejala klinis
Angka kematian tinggi, terutama pada
post larvae dan udang muda.
Udang yg sekarat terlihat
hypoxic
dan
sering di permukaan dan pojokan.
Burung laut memakan udang dari
permukaan tambak.
Muncul udang bercahaya di tangki atau
Cara penularan
Vibrio merupakan penyebab utama penyakit
udang menyala
berperan sebagai patogen primer ataupun
patogen sekunder.
Sebagai patogen primer, Vibrio masuk melalui
kontak langsung dengan organisme
sebagai patogen sekunder, Vibrio menginfeksi
organisme yang telah terlebih dahulu terinfeksi penyakit lain (Mariam dan Mintarjo, 1987;
Cara penularan
Menurut Rheinheimer (1985) Vibrio
menyerang dengan merusak lapisan
kutikula yang mengandung khitin
dikarenakan Vibrio memiliki
chitinase
,
lipase
, dan
protease
.
Penyakit udang menyala ini pada
umumnya menyerang udang pada stadia
mysis
sampai awal pasca larva
(Taslihan,1988).
Diagnosa
Pilihan metode diagnostik:Isolasi mikroorganisme dari jaringan atau
hemolimfe udang.
Purifikasi mikroorganisme pada media yang
tepat.
Identifikasi menggunakan:
- Diagn.Kit (Modifikasi API RAPID-NFT strips). - Metode classical memakai garam toleran,
reaksi biokimiawi, fermentasi karbohidrat tertentu, dan pertumbuhan menggunakan komponen tertentu sebagai sumber karbon.
Sampel otot
Untuk pemeriksaan mikrobiologi diambil dari otot segmen 5Pengambilan sampel
hemolimfe
Dari jantung atau intrasinus di antara kaki renang dengan kaki jalan memakai jarum suntik tuberkulinIsolasi dan Identifikasi
Nauplii, larvae, Post Larva
Gunakan seluruh tubuh setelah dicuci
dengan air laut steril atau 2.5% NaCl
saline.
- Masukkan seluruh tubuh ke media
biakan cair dan inkubasi
- Letakkan seluruh tubuh pada
permukaan media agar, hancurkan
dengan loop, goreskan agar bersama
eksudatnya dan inkubasi.
Isolasi dan Identifikasi
Nauplii, larvae, Post Larva
Kalau jarak laboratorium jauh, perlu dimasukkan
sampel ke dalam tabung kecil yang berisi air laut steril; dilapisi dengan mineral oil steril. Jaga suhu sample tetap dingin, TIDAK BEKU atau udara
dingin (suhu± 6 oC) karena Vibrio spp. sensitif terhadap dingin.
Setiba di lab, pindahkan spesimen ke media
Isolasi dan Identifikasi
Juveniles (Udang muda)
Disinfektan permukaan udang dengan
perendaman 10 - 60 second di dalam:
- 1% calcium hypochlorite
- 1-2% povidone iodine
Cuci dengan air laut steril atau 2.5% NaCl
Isolasi dan Identifikasi
Juveniles (Udang muda)
Gunakan alat yg steril, angkat kutikula dari
segmen abdominal atau dari karapas.
Hati-hati mengangkat organ atau sampel dari
jaringan yang diharapkan.
Isolasi dan Identifikasi
Juveniles (Udang muda)
Gunakan alat yg steril, …….
- Untuk infeksi sistemik mengangkat satu blok otot abdomen atau jantung, sentuhkan ke
permukaan dari agar cawan, goreskan, dan inkubasi.
- Untuk infeksi enterik angkat HP, midgut,
foregut, dsb., dan sentuh exposed permukaan dalam yang terpapar atau isi dari organ yang diangkat ke permukaan dari agar cawan,
Isolasi dan Identifikasi
Udang cukup besar untuk dibedah
Keluarkan hemolimfe dengan alat suntik
tuberkulin steril. Setiap udang memakai
alat suntik tersendiri. Hindarkan
kontaminasi silang. Letakkan satu tetes
hemolimfe pada cawan agar dan goreskan
dengan loop steril.
Isolasi dan Identifikasi
Udang cukup besar untuk dibedah
Metode pilihan lain adalah disinfektan
antene dengan alkohol, lalu dipotong.
Letakkan satu tetes hemolimfe cawan agar
dan goreskan dengan loop steril.
Isolasi dan Identifikasi
Udang cukup besar untuk dibedah
Kalau membuat pengenceran, pakai tabung
steril berisi 2.5% NaCl atau air laut steril,
0.9 ml per tabung. Tambahkan 0.1 ml
hemolimfe ke tabung dengan pengenceran
1:10. Pengenceran berikutnya dibuat
Kelayakan Sampel
Bio Mole kular Imunol . Histopat Parasitologi Biotek nologi
Metode Diagnosis untuk Kondisi sampel layak tidak layak layak tidak layak beberapa sulit dikenali layak Terfiksasi layak layak tidak layak layak tidak layak tidak layak Mati, simpan dingin kurang dari 12 jam tidak layak tidak layak layak tidak layak tidak layak layak tidak layak tidak layak layak layak tidak layak layak Mikro biologi Mati, penyimpanan dalam freezer Mati, kurang dari 12 jam Hidup layak layak layak tidak layak layak layak
Media Biakan Isolasi Awal
Marine agar (Zobell's): media umum yang
baik to obtain sejumlah besar dan berbagai macam organisme marin yang ada di sampel.
TCBS agar: Media agar selektif untuk Vibrio
spp.
OZR agar: Media umum.
Trypticase Soy Agar (TSA) (ditambah NaCl):
dapat dipakai untuk media isolasi dan purifikasi.
Metode isolasi
Gunakan teknik aseptik, inokulasi
sampel yang akan diperiksa (mis.
hemolimfe atau jaringan) pada media
agar.
Untuk menghindari kontaminasi, setiap
agar cawan hanya untuk satu sampel.
Inkubasi agar cawan selama 24 jam
Metode isolasi
Periksa cawan setelah 12 sampai 18 jam
untuk melihat koloni bercahaya yang muncul cepat dan hilang setelah 24 jam.
Bila menggunakan Marine agar dan TCBS
untuk isolasi dan membuat pengenceran, dapat mengurangi perbandingan Vibrio spp. dengan total organisme. Hal ini dapat
memprediksi perlakuan potensial populasi tersebut. Jika perbandingan terlalu tinggi
(tidak ada jumlah standar, setiap lokasi atau
hatchery harus menguji sendiri) kelihatannya ada peningkatan infeksi.
Total plate count agar
Media TCBS (Oxoid)
Total plate count agar
Vibriosis pada Post Larva
Penaeus stylirostris
Nekrosis beberapa
anggota tubuh (kaki renang dan kaki jalan)
ditandai adanya titik atau ujung bermelanin. Daerah mulut yg gelap
merupakan kolonisasi
bakteri pada kutikula dari esophagus dan bagian
Vibriosis pada Post Larva
Penaeus vannamei
Potongan melintang dari
PL P. vannamei dengan kolonisasi heavy plaque
dari Vibrio sp. pada kutikula esophagus .
Kolonisasi bakteri terlihat
sebagai basophilic
amorphous plaque pada permukaan dari kutikula esophagus (tanda panah).
Vibriosis pada Post Larva
Penaeus vannamei
Potongan melintang dari PL P.vannamei dengan kolonisasi
Vibrio sp dari bagian mulut dan esophagus.
menunjukkan"bolitias blancas"
(= bola putih kecil) (tanda panah).
Struktur seperti bola ini adalah
sel epitel hepatopancreas (HP) atau midgut (MG) yang menjadi bulat dan masuk ke lumen usus sebagai respon pelepasan
toksin Vibrio sp. Pada bagian mulut.
Vibriosis pada Post Larva
P. monodon
Potongan melintang dari PL
P. monodon menunjukkan kolonisasi lanjut Vibrio sp. Dari usus depan (bagian mulut, esophagus dan lambung), HP, dan MG.
Massa bakteri (terlihat
batang kemerahan) sebagai abundant dalam lumen usus dan berkoloni dipermukaan
Udang muda dengan infeksi sistemik oleh
luminescent strain V. parahaemolyticus. Fig. di foto dengan cahaya normal, sedangkan Fig. B setelah 5 menit terpapar bakteri luminescence
sebagai sumber cahaya.
Pada saat infeksi Vibrio sistemik, bakteri
luminescent bersinar bila berkontak dengan oksigen (mis. Anggota badan).
Potongan melintang dari cephalothorax dan menembus
organ lymphoid dari P. vannamei muda dengan infeksi
sistemik V. parahaemolyticus.
Multiplikasi nodul hemocytic, beberapa bermelanin
(panah), dibentuk sebagai respon terhadap bakteri yang
berkonsentrasi dalam LO. Nodul Hemocytic dibentuk
dalam usaha mengkapsulasi dan menghacurkan bakteri. Koloni kecil bakteri, bersifat kemerahan (H&E), terlihat in di tengah dari beberapa nodul.
Mayer-Bennett H&E. Pembesaran : Fig. A = 600X; Fig. B = 300X.
Vibriosis pada
P. vannamei
muda
Sayatan dari LO P.
vannamei muda terinfeksi
Vibrio sp. dan jaringan diwarnai Pw. Gram.
Warna merah adalah bakeri
batang Gram-negatif
(panah) are abundant pada sayatan
Vibriosis pada
P. vannamei
muda
Potongan melintang dari
jantung P. vannamei muda dengan infeksi sistemik V. parahaemolyticus.
Multiplikasi nodul
hemocytic, beberapa
bermelanin , terbentuk di sekitar mikrokoloni dari
Vibriosis pada
Sayatan dari insang
menunjukkan bentuk nodul hemosit di
sekitar bakteri pada ruang pembuluh darah di ujung dari
Vibriosis pada
P. vannamei
muda
Sayatan melalui lambung
bagian belakang dari
P. vannamei muda,
menampilkan kolonisasi bakteri yang terlihat
seperti massa kemerahan (H&E) berbentuk batang pada dan di bawah garis kutikula acellular dari
lambung bagian
Vibriosis pada
P. monodon
muda
P. monodon muda dengan
septic hepatopancreatic
necrosis (SHPN) disebabkan
Vibrio sp., mungkin V. harveyi.
Dibandingkan dengan
udang normal (paling kiri), 3 udang lain dengan SHPN menampilkan warna merah kepucatan (bakterial red
disease) dari kutikula dan atrofi, kepucatan HP.
Vibriosis pada
P. monodon
muda
Beberapa udang SHPN
(foto tidak terlihat ) ada
garis hitam (bermelanin,
hemosit inflamed
tubulus HP) di dalam
HP.
Vibriosis pada
P. monodon
muda
Preparat HP basah
dari
P. monodon
muda dengan SHPN
lanjut. Kebanyakan
tubulus HP nekrotik,
peradangan hemosit,
Vibriosis pada
P. monodon
muda
Potongan sagital dari PL P. monodon dengan SHPN.
Lambung, MG dan khususnya HP penuh koloni bakteri, kemungkinan V. harveyi.
Respon granulomatosa yang tebal dari hemosit
bermelanin di sekitar septik, tubulus HP nekrotik jelas terbentuk pada PL ini.
Mayer-Bennett H&E. pembesaran: Fig. A = 150X; Fig. B = 600X
P. stylirostris
muda dengan
bacterial shell disease
Lesio beradang
hemosit,
bermelanin,
ulserasi sepsis
pada kutikula.
Sayatan Histologik lesio
shell disease
Suatu sumbat
hemositik bermelanin di bawah ulcerasi
kutikula (panah) dan plak bersifat basa
yang tebal dari
bakteri (B) yg telah berkoloni di lesio.
Preparat basah (Gbr. A) dan sayatan histologikal
(Gbr. B) kasus bacterial shell disease dari epitel
kutikula insang berasal P. stylirostris muda di
tangki-perawatan.
Pada Gbr. B, koloni bakteri (panah tipis),
kemungkinan Vibrio sp., menunjukkan kutikula ber
melanin, proses peradangan insang (panah tebal).
Vibriosis pada
P. stylirostris
muda
Fig. A, Tanpa pewarnaan; Fig. B, Mayer-Bennett H&E. Pembesaran: Fig. A = 100X; Fig. B = 600X.
B A
Vibriosis pada
P. stylirostris
Sediaan basah bakterial
nekrosis pada ujung
anggota badan dari PL P. stylirostris.
Bakteri membentuk
kolonisasi di kutikula dan bermelanin, respon
hemositik muncul didasar dimana bakteri
merangsang nekrosis
Penanggulangan
Sanitasi peralatan
Pengendalian kualitas air
Pemberian antibiotika: nalodixid acid 1 ppm,
erythromycin 1 -2 ppm, atau
Chloramphenicol 1,9 ppm, Oxytetracycline
2 ppm, Furazalidon 2-4 ppm, dan Prefuran
1,5-2,0 ppm (Rukyani, 1999).
Pemberian Imunostimulan: LPS, Glukan,