• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap Aspek Sosial Budaya Masyarakatdi Kabupaten Mimika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implikasi Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap Aspek Sosial Budaya Masyarakatdi Kabupaten Mimika"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Implikasi Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap

Aspek Sosial Budaya Masyarakatdi Kabupaten Mimika

Implications Of The Use of Information and Communication Technology (ICT) on

Socio-Cultural Aspects of Society in Mimika Regency

Emilsyah Nur

Balai Besar Pengembangan SDM dan Penelitian Kominfo Makassar Jl. Prof. Abdurrahman Basalamah II No. 25 Makassar

Emil001@kominfo.go.id

Abstract

This study was conducted to determine the understanding and use of ICT in households selected as respondents in the Mimika Regency, Papua Province. This research uses FGD by inviting several experts. The results of this study indicatet hat the level of understanding and use of ICT among the community in the Mimika Regency of Papua Province has not been maximized due to several obstacles such as: Uneven network infrastructure in the area, signals that have not been maximized in providing information needed by local communities, and the role of the Government Local areas that are still less responsive to ICT problems in the area. As a result, there has been a shift in thesocio-cultural implications of the community in Mimika Regency, Papua Province.

Key Word : Communication Information Tecnology and society, Survey Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman dan penggunaan TIK pada rumah tangga yang terpilih sebagai responden di wilayah Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Penelitian ini menggunakan FGD dengan mengundang beberapa pakar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan penggunaan TIK di kalangan masyarakat di kabupaten Mimika Provinsi Papua belum maksimal dikarenakan adanya beberapa hambatan seperti : Infrastrktur jaringan yang belum merata di daerah tersebut, signal yang belum maksimal dalam memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat setempat, dan peran Pemerintah Daerah setempat yang masih kurang tanggap terhadap masalah TIK yang ada di daerah tersebut. Sehingga terjadi pergeseran implikasi sosial budaya pada masyarakat di Kabupaten Mimika Provinsi Papua.

Kata Kunci : Survey, TIK dan Masyarakat

PENDAHULUAN

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mereformasi proses kerja dari statis menjadi digital, mobile dan virtual. Karenanya mudah dipahami bahwa TIK dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dan secaratidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam berbagai aktivitas. TIK terus berkembang dan mentrans-formasi masyarakat dan industri dengan banyaknya informasi, efisiensi dan perkem-bangan teknologi tersebut digunakan, melainkan cara penggunaan dan pengaruhnya terhadap dinamika di berbagai sektor.

TIK juga memegang peranan sebagai teknologi kunci (enable technonolgy) jika

diterapkan dan digunakan secara tepat dimana hal ini sangat penting untuk negara-negara yang sedang bergerak ke arah informasi atau masyarakat berbasis pengetahuan. Lebih jauh lagi, idealnya sebuah kebijakan diambil berdasarkan basis data dan informasi serta pengetahuan suatu hal tertentu secara komprehensif agar diperoleh analisis dan kebijakan yang dapat sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi. Informasi dan pengetahuan ini diperoleh dari basis data yang dilakukan secara integrasi, sinergis, dan komprehensif. Oleh karena itu, banyak negara-negara di dunia mengembangkan pengukuran perkembangan TIK dengan indikator.

Indikator didefinisikan sebagai suatu cara penyampaian informasi yang berbasis ukuran

(2)

atau data statistik, yang menggambarkan informasi tentang suatu hal tertentu atau satu persoalan yang dianggap penting. Indikator TIK disusun oleh hampir oleh hampir semua negara di dunia, juga lembaga-lembaga yang ada di dunia, salah satunya adalah ITU (International Telecommunication Union). Indikator utama TIK yang dikeluarkan oleh ITU merupakan hasil proses konstultasiyang intensif dengan the partnership on Measuring ICT for Development dari tahun ke tahun, dengan pengembangan sektor indikator di bidang infrastruktur dan akses TIK, akses dan penggunaan TIK oleh rumah tangga dan individu, akses dan penggunaan TIK pada bisnis, sektor TIK perdagangan, akses dan penggunaan TIK pada sektor pendidikan, sektor TIK pada e-goverment.

(Ischinger, 2007) membagi 2 kelompok besar dampak yang harus diukur untuk menangkap peran TIK dalam mewujudkan masyarakat informasi. Pertama: dimensi Supply, artinya seberapa besar kontribusi sektor TIK (termasuk perdagangan) terhadap perekonomian. Dimensi ini banyak terkait dengan indikator-indikator pertumbuhan ekonomi yang secara jelas menunjukkan fungsi enabler dari TIK secara sektoral. Dimensi kedua adalah dimensi Demand (Pengguna dan Penggunaan), yang berarti seberapa besar TIK berdampak pada penggunaan baik untuk level bisnis, rumah tangga/ individu dan juga pemerintah. Dari struktur supply dan demand tersebut, salah satu perubahan yang terjadi akibat masifnya penggunaan TIK adalah perubahan padda tataran aspek sosial budaya masyarakat kota maupun desa. Ada tiga hal dari aspek sosial budaya yang sangat dipengaruhi oleh penggunaan TIK yaitu social welfare (Kesejahteraan Sosial), social bonding (Ikatan Sosial) dan culture (Budaya). Perubahan yang terjadi misalnya meningkatnya pertumbuhan ekonomi, nilai-nilai keagamaan, nasionalisme, minat terhadap seni tradisional, gotong royong, sopan santun dan lain sebagainya.TIK juga

berdampak pada kehidupan sosial hingga mempengaruhi aspek yang lebih besar lagi yakni kebudayaan antara lain perubahan sistem nilai dan norma.

Secara Umum, data mengenai penggunaan TIK dibutuhkan oleh negara-negara di dunia untuk melihat tingkat perkembangan TIK di negara tersebut. Hal ini dilakukan dengan mengindikasi variabel-variabel terkait pemanfaatan TIK sebagai indikator untuk mengukur perkembangan TIK, dengan tidak menutup kemungkinan mengidentifikasi dan fenomena yang ada di wilayah negara tersebut. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia membangun indikator yang dapat menggambarkan kondisi TIK terkini merupakan bagian penting sebagai alat untuk analisis dan perencanaan kebijakan bidang TIK terkait lainnya.

Kebutuhan akan ketersediaan data tentang perkembangan TIK yang terjadi dan manfaatnya dibtutuhkan dalam melakukan prediksi, evaluasi & Monitoring serta perencanaan pembangunan ke depan. Tanpa adanya data TIK yang relevan dan terkait, akan sulit untuk mendapatkan gambaran kondisi perkembangan TIK saat ini dan bagaimana posisi negara kita saat ini. Berdasarkan kondisi tersebut, pada tahun 2018 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Puslitbang Aptika dan IKP, Badan Litbang SDM akan melakukan kegiatan survei penggunaan TIK dan Implikasinya terhadap aspek sosial budaya masyarakat. Survei ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran pengguna TIK Indonesia, dimana data tersebut mendukung target capaian dalam rencana Pitalebar Indonesia (RPI) yang mengamanat-kan tersedianya prasarana akses tetap Pita lebar mencapai tingkat penetrasi sebesar 30% (tiga puluh persen) dari total populasi, 71% (tujuh puluh satu persen) dari total rumah tangga, dengan kecepatan 20 Mbps di perkotaan, serta tingkat penetrasi sebesar 6% (enam persen) dari total populasi, dan 49% (empat puluh sembilan

(3)

persen) dari total rumah tangga, dengan kecepatan 10 Mbps di perdesaan.

Ketersediaaan data TIK saat ini belum memadai, dikarenakan masing-masing unit kerja, satuan kerja, bahkan institusi yang terkait sektor TIK memiliki data masing-masing yang belum terintegrasi, sehingga untuk mendapat-kan informasi secara general memerlumendapat-kan waktu. Problematika mendasar dalam mem-bangun suatu data TIK nasional antara lain karena keterbatasan dalam hal kelengkapan dan keakuratan data kualitatif dan kualitatif dari parameter yang telah dikembangkan dan kurangnya kerjasama dan sinergi dengan instansi-instansi terkait untuk mewujudkan ketersediaan data TIK yang lebih akurat, lengkap, dan sesuai dengan kebutuhan pe-rencanaan pengembangan TIK Nasional. Sehingga dalam pelaksanaannya penelitian ini akan dikerjasamakan dengan Direktorat Statistik Keuangan, Teknologi Informasi dan Parawisata (Badan Pusat Statistik), serta Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dari penelitian bagaimana penggunaan TIK pada masyarakat dan pengunaan TIK berimplikasi terhadap aspek sosial budaya bagi masyarakat Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan TIK dan implikasinya terhadap aspek sosial budaya di masyarakat, serta aspek sosial budaya yang berimplikasi pada penggunaan TIK. Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya data yang komprehensif dan mampu memberikan gambaran rill tentang penggunaan TIK serta aspek-aspek sosial budaya yang dipengaruhi oleh penggunaan TIK rumah tangga dan individu di Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Lingkup kegiatan ini berfokus pada penggunaan TIK oleh rumah tangga dan individu serta melihat implikasinya terhadap aspek sosial budaya pada masyarakat juga.

Adapun indikator-indikator yang akan diukur secaraumum dikelompokkan meliputi aspek penggunaan TIK meliputi : (1) tingkat literasi (Penggunaan) TIK (device, handphone dan internet) yang terdiri dari frekuensi dan durasi,tujuan, aktivitas serta tempat pengguna-an; (2) Aspek Implikasi Sosial Budaya meliputi perubahan social welfare (kesejahteraan sosial), social banding (ikatan sosial) dan culture (budaya).

Penerima manfaat dari penelitian ini adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika, Regulator terkait yang membutuh-kan data dan informasi perkembangan TIK, dan melakukan perencanaan pembangunan stake-holders (institusi/ kementerian/ industri) yang terkait dengan pengembangan dan pembangun-an sektor TIK, Masyarakat secaraa umum, ypembangun-ang membutuhkan informasi perkembangan TIK. Dengan adanya kerjasama antara Puslitbang Aptika dan IKP dengan APJII dan BPS pada tahun ini diharapkan adanya pemanfaatan SDM yang merata dengan bantuan resources dari luar Kominfo dan sisi lain hasil penelitian ini tidak tumpang tindih dengan penelitian lainnya.

Salah satu teori tentang penerimaan atau pengunaan teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah Technology Acceptance Model (TAM). Teori ini diperkenalkan oleh (Davis, 1989) yang menjelaskan tentang penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. TAM merupakan teori yang dikembangkan dari Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Ajzen dan Fishbein (1980) (Ajzen, 1980).

Model TAM merupakan model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai disebabkan keputusan yang dilakukan individu untuk menerima suatu teknologi sistem informasi merupakan tindakan sadar yang dapat dijelaskan dan diprediksi oleh minat perilakunya. TAM berargumentasi bahwa penerimaan indvidual terhadap sistem

(4)

teknologi informasi ditentukan dua konstruk utama yang ditambahkan ke dalm model TRA yaitu kegunaan persepsian ( perceiveduse-fulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceivedeaseofuse). Keduanya berpengaruh pada minat perilaku (behavioral intention). Pemakai teknologi akan mempunyai minat menggunakan teknologi (minat perilaku) jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan (Jogiyanto, 2007)

Teori Difusi Inovasi pertama kali diperkenalkan oleh Gabriel Trade, dengan kurva difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini menggambarkan suatu inovasi diadopsi seseorang atau kelompok yang dilihat dari dimensi waktu. Pemikiran Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecendrungan yang terkait dengan proses difusi inovasi. (Rogers, 2003) mengatakan, “Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance because most innovations have an S-shaped rate of adoption”.

Difusi Inovasi merupakan sebuah teori yang pada dasarnya menjelaskan proses inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan berupa gagasan baru dari sumber penemu kepada pengguna atau pengadopsi (Rodgers, 1961)

Untuk memahami aspek sosial budaya masyarakat, ada baiknya kita melihat definisi dari masing-masing kata. Menurut (Elwel, 2013) masyarakat adalah sejumlah organisme interdependen dari spesies yang sama. Sedangkan budaya adalah perilaku yang dipelajari yang dibagikan oleh anggota masyarakat, bersama dengan produk materi dari perilaku tersebut. Kata “Masyarakat” dan “budaya” digabungkan bersama untuk membentuk kata “sosiokultural”.

Stiglitz (2011) menyatakan bahwa dalam mendefiniskan kesejahteraan sosial diperlukan rumusan multidimensi. Dimensi-dimensi tersebut meliputi standar hidup material (pendapatan, konsimisi, dan kekayaan), kesehatan, pendidikan, aktifitasindividu termasuk bekerja, suara politik dan tata pemerintahan, hubungan dan kekerabatan sosial, lingkungan hidup (kondisi masa kini dan masa depan), baik yang bersifat ekonomi maupun fisik. Sehingga kesejahteraan sosial, dapat disimpulkan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia yang di dalam mencakup pemenuhan kebutuhan hidup. Masyarakat dikatakan sejahteraketika mereka dapat hidup mandiri, memiliki tempat tinggal yang layak, dapat menjalani kehidupan sebagaimana mestinya seperti dapat bersekolah, beribadah dan juga dalam pemenuhan kebutuhannya.

Menurut (Stolley, 2005), dalam ikatan social dihasilkan oleh beberapa elemen yaitu keterikatan (attachment) dengan orang melalui relasi yang kuat dan peduli misalnya keluarga dan sahabat.

1. Komitmen (commitment) terhadap tujuan-tujuan konvensiona latau secara sosial dianggap baik seperti pendidikan sekolah tinggi dan pekerjaan yang bergengsi. 2. Keterlibatan (involement) dalam

aktivitas-aktivitas konvensional yang secarasosial dianggap baik, seperti aktivitas akademik, tim olahraga, lembaga keagamaan atau pekerjaan..

3. Kepercayaan (moral belief) terhadap sistem nilai bersama yang menyatakan bahwa kepatuhan (conformity) adalahbenar dan penyimpangan adalah salah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sosial budaya adalah cara tentang bagaiamanapara individu saling berhubungan dengan orang lain yang menyangkut persoalan nilai, norma, ilmu pengetahuan, religius, dan segala pernyataan

(5)

intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) berkembang seiring dengan tingkat kebutuhan manusia. Semakin modern kehidupan manusia, maka semakin modern pula teknologi. Hampir setiap teknologi mempunyai pengaruh baik positif maupun negatif. Demikian juga dengan TIK berdampak positif karena dapt mendorong lahirnya berbagai inovasi baru yang mempermudah hidup manusia. Sekaligus berdampak negatif karena TIK memberikan dampak pada kehidupan sosial budaya salah satunya dimana norma-norma yang berlaku sering kali diabaikan. Bahkan dampak negatif yang lebih jauh, TIK dapat mendorong terjadinya kerusakan moral. TIK juga menjadikan masyarakat menjadi kurang peka terhadap kehidupan sosial masyarakat. Kini manusia seakan tak lepas dari peran teknologi komuniksi, terlebih informasi yang akurat dan akurat. Tidak heran jika saat ini banyak orang memanfaatkan TIK untuk mengakses berbagai informasi. Hal ini berdampak pada banyaknya informasi yang diterima sehingga sulit dipilah mana yang benar dan mana yang palsu(Khoiri, 2011).

Perkembangan TIK sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat di suatu tempat. Sebagaimana dikemukakan oleh Hirschman, ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial,yaitu; (1) tekanan kerja dalam masyarakat; (2) Keefektifan Komunikasi; dan (3) perubahan lingkungan alam. Dari ketiga faktor tersebut, maka terdoronglah akal manusia untuk menciptakan sesuatu yang memudahkan mereka dalam memecahkan persoalan. Teknologi sebagai jawaban atas pemikiran manusia menjadi alat untuk membantu memecahkan persoalan yang ada. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan dan perkembangan teknologi

akan berdampak pada kehidupan sosial yang ada hingga mempengaruhi aspek yang lebih besar lagi yakni kebudayaan.

Teori Determinisme tekhnologi merupakan pemikiran (McLuhan, 1962) yang menyebutkan bahwa setiap kejadian atau tindakan yang dilakukan manusia itu akibat pengaruh dari perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi tersebut tidak jarang membuat manusia bertindak di luar kemauan sendiri. Pada awalnya, manusialah yang membuat teknologi, tetapi lambat laun teknologilah yang justru memengaruhi setiap apa yang dilakukan manusia.

Inti dari teori McLuhan adalah determinisme teknologi. Maksudnya adalah penemuan atau perkembangan teknologi komunukasi itulah yang sebenarnya yang mengubah kebudayaan manusia. Jika Karl Marx berasumsi bahwa sejarah ditentukan oleh perubahan mode komunikasi. Kalau mau kita lihat saat ini tidak satu segi kehidupan manusia maupun yang tidak bersinggungan dengan apa yang namanya media massa. Mulai dari ruang keluarga, dapur, sekolah, kantor, pertemanan, bahkan agama, semuanya berkaitan dengan media massa.

McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak ada beberapa tahapan yang layakdisimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan didalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita senidiri”(Nurudin, 2012).

(6)

Gambar 2. KerangkaBerpikir (Sumber:Visualisasi Tim Peneliti)

Penelitian ini dirancang untuk mere-presentasikan dan menyediakan informasi kualitatif tentang dua hal penting yaitu tentang penggunaan TIK meliputi tingkat literasi (penggunaan) TIK (device-komputer, laptop, tablet, handphone/HP dan internet) yang terdiri dari frekuensi dan durasi, tujuan, aktivitas serta tempat penggunaan. Dan yang kedua tentang implikasi penggunaan TIK terhadap aspek sosial budaya meliputi perubahan kesejahteraan sosial (social welfare), ikatan sosial, (social bonding), dan budaya (culture). Ketiga aspek yang diteliti ini diperoleh dari ata primer dan sekunder.

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini dirancang untuk mengumpulkan informasi yang akurat dari parameter yang diamati. Secara umum metode yang digunakan dalam penelitian inia dalah FGD dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui data kementerian/ lembaga terkait sektor TIK serta hasil FGD dengan pakar yang terkait dengan judul diatas.

Metode pengumpulan dan pengolahan data sekunder. Data sekunder diambil dari berbagai sumber seperti Direktorat-direktorat teknis di Kominfo, BPPT, BPS, BKPM, Ditjen Dikti dll; (3) pengumpulan dan pengolahan data primer merupakan hasil dari kegiatan survei dan juga wawancara para informan di lokasi penelitian.

Beberapa hal yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam metodologi dalam pengumpulan data primer antara lain cara pemilihan objek survei (metode sampling yang digunakan) dan jumlah objek yang akan di survei, metode analisis data, metode kontrol atas kualitas data yang diberikan oleh responden rumah tangga dan individu, serta program kerja yang akan dilakukan dalam rangka menjamin kualitas data yang dikumpulkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kabupaten Mimika di Provinsi Papua merupakan ibukota Mimika yang memiliki luas wilayah : 19.592,2 Km atau 4,75% dari luas wilayah Provinsi Papua. Kabupaten Mimika mempunyai batas daerah administrasi sebagaiberikut :

1. Bagian Utara berbatasan dengan: Kecamatan Uwapa, Mapia, Kannu, Nabire, Sigit Timur, Paniai, Ilaga, Beoga dan Puncak Jaya.

2. Bagian Selatan berbatasan dengan : Laut Arafura.

3. Bagian Barat berbatasan adengan : Kabu-paten Kaimana.

4. Bagian Timur berbatasan dengan : Kabu-paten Asmat

Kabupaten Mimika memiliki 12 Distrik Kecamatan yaitu : Mimika Barat, Barat Jauh, Barat Tengah, Mimika Timur, Mimika Tengah, MimikaJauh, Mimika Barat, Kuala Kencana, Tembagapura, Agimuka, Jila dan Jita. Distrik yang terbesar adalah Mimika Baru dengan luas wilayah : 14,87 % dan Distrik yang terkecil : Kuala Kencana : 2,61 % Implikasi TIK terhadap Sosbud - Kesejahteraan Sosial (Social Welfare) - Ikatan Sosial (Social Bonding) - Budaya (culture) Penggunaan TIK (device-komputer,lapto p,tablet,hp dan internet) Frekuensi dan durasi, tujuan, aktivitas, serta

(7)

Data sampling yang digunakan pada lokasi Kabupaten Mimika Provinsi Papua adalah Blok Sensus yang terpilih berdasarkan Sensus Tahun 2017 dengan mengunakan Multistage Two Phase Sampling dengan indikator sebagai berikut :

1. Memilih 25 % blok sensus populasi secara Probability Propotional To Size (PPS) pada setiap Kabupaten terpilih seperti di Kabupaten Mimika ini.

2. Memilih sejumlah blok Sensus dari blok Sensus terpilih Susenas 2017 di Kabupaten terpilih

3. Dengan cara sistimatik. Sampel blok Sensus dibedakan atas daerah Urban (perkotaan) dan Rural (pedesaan) serta wealth Index 4. Dari sampel blok Sensus Susenas 2017

dilakukan penarikan sampel Rumah Tangga berdasarkan hasil pemuktahiran terakhir sebanyak 24 Rumah Tangga. Selanjutnya petugas mewawancarai 16 Rumah Tangga pertama sebagai sampel utama. Sedangkan 8 sampel terakhir sebagai sampel cadangan. Penarikan sampel menggunakan nilai angka Random Pertama (R1) yang berbedadengan R1 Susenas 2017. Jika blok sensus yang terpilih merupakan sampel blok Sensus Susenas 2018, penarikan sampel meng-gunakan nilai angka Random Pertama (R1) yang berbeda dengan R1 Susenas 2018. 5. Dari setiap Rumah Tangga yang terpilih,

selanjutnya dipilih satu responden dari Daftar Anggota Rumah Tangga dengan mengunakan Tabel Kish Grid.

Dari hasil pengumpulan data lapangan yang diperoleh oleh teman-teman Peneliti di lokasi penelitian Kabupaten Mimika Provinsi Papua yang menjadi sampel penelitian berdasarkan indikator diatas, maka dapat kami sampaikan data secara persentase dari total 128 responden yang terpilih dari 2 kecamatan besar yaitu : Kecamatan Mimika Barat dan Mimika Jauh sebagai berikut:

1. Aspek Sosial Budaya :

a. Kesejahteraan Sosial sebanyak : 60 % dari total responden yang berprofesi sebagai Nelayan

b. Ikatan Sosial sebanyak : 65,10 % dari total responden yang berusia : 20 - 29 tahun

c. Tata Nilai Budaya sebanyak : 62,5 % dari total responden

2. Adapun hasil elaborasi kepada responden yang terkait dengan bidang informasi terhadap penggunaan dan persebaran TIK pada lokasi responden yang banyak jadi pilihan responden sebagai berikut :

a. Termasuk informasi negatif

b. Pengetahuan masyarakat tentang Konten Negatif

c. Responden Rural tidak paham tentang persebaran Konten Negatif

d. Responden dengan tingkat pendidikan rendah tidak melakukan penelusuran informasi yang mereka dapatkan. KESIMPULAN

Dari hasil pengumpulan data penelitian pada lokasi diatas, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut : Pertama, Pada umumnya responden yang terpilih dalam penelitian ini lebih menginginkan agar jaringan (signal) yang ada sekarang lebih maksimal lagi pada masa-masa mendatang dimana saat ini sering terjadi gangguan yang mendadak tanpa alasan yang jelas. Kedua, Informasi yang merekainginkan pada umumnya yang terkait dengan informasi Pendidikan, Pekerjaan dan Hiburan (Infotaiment). Ketiga, Hendaknya pihak Telkomsel selaku pihak yang mayoritas yang mengendalikan jaringan seluler yang ada di Kabupaten Mimika Provinsi Papua bisa lebih baik lagi dari segi Pelayanannya khususnya pada kecepatan signal yang dibutuhkan masyarakat disini.

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu : Pertama, Diharapkan peran Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas

(8)

Kominfo setempat dapat lebih maksimal lagi khususnya dalam memberikan informasi kepada masyarakat yang terkait dengan penggunaan TIK ini dan pemanfaatannya kepada masyarakat dim Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Kedua, penting untuk diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat anggaran yang dibutuhkan oleh Dinas Kominfo setempat agar pelayanan dan pemanfaatan jaringan seluler melalui Telkomsel selaku vendor utama di Kabupaten Mimika Provinsi Papua dapat lebih maksimal lagi pada masa mendatang.

Ketiga, pelibatan tokoh masyarakat yang ada pada komunitas seperti dewan adat papua dan sejenisnya bisa mempercepat pengetahuan dan pemahaman tentang penting-nya TIK di Kabupten Mimika tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih peneliti ucapkan kepada BBPSDMP Kominfo Makassar yang telah menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang penelitian sampai selesainya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. a. (1980). Understanding Attitudes and Predicting Social Behavior. Englewood: Prentice Hall.

Davis, F. D. (1989). User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoritical Models. In Management Science, 35 (8) (pp. 982-1002).

Elwel. (2013). Sociocultural systems: Principles of structure and change. Canada: Canada: Athabasca.

Ischinger, B. (2007). The effects of tertiary education expansion: a high-calibre workforce. In Regards sur l’éducation 2007. French: Organisation for Economic CO-Operation and Development. Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan.

Yogjakarta. Andi.

Khoiri, N. (2011). Dampak Perkembangan Teknologi Komunikasi terhadap Kehidupan Sosial. McLuhan. (1962). Technological Determinism.

Nurudin. (2012). In Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta.

Rodgers. (1961). human behavior is that it is exquisitely rational.

Rogers, E. M. (2003). Diffusion of Innovations. New York: The Free Press.

Stiglitz, J. E. (2011). Rethinking Macro Economic: What Failed, and How To Repair It . Wiley Online Library.

Stolley. (2005). The Basics of Sociology. London: Greenwood Press.

Gambar

Gambar 2. KerangkaBerpikir (Sumber:Visualisasi Tim

Referensi

Dokumen terkait

Fuente: Encuestas realizadas en el CECIB “SANTIAGO DE GUAYAQUIL” Elaborado por: Myrian Ilvis y Yessica Quinlle. De acuerdo con los resultados obtenidos podemos conocer que un

Pada sistem usulan yang diajukan penulis disini, terlihat dari sistem dan prosedurnya tidak banyak mengalami perubahan, hanya merupakan komputerisasi dari sistem

saling ketergantungan positif. Bahan ajar hendaknya dibagikan kepada semua siswa agar mereka dapat berpartispasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah

Al-Quds - 129 pemukim Yahudi menyerbu komplek masjid Al-Aqsa dari gerbang magharibah pada pagi hari dalam bentuk sekelompok perlindungan dari polisi dan pasukan khusus yang

Untuk contoh perikanan budidaya, salah satunya adalah memenuhi kebutuhan nasional akan benih dan pakan seringkali tidak mencukupi, sehingga aktivitas perikanan

Karakteritik hasil analisa SEM pati biji durian diperoleh pati memiliki granula semi bulat dengan ukuran 5,2 µm, serta hasil SEM bioplastik pati biji durian dengan

SHQFHPDUDQ XGDUD GL MRJMD VHPDNLQ PHPSULKDWLQNDQ 8 SDGD 6HSWHPEHU.. 'L WHQJDK NRQGLVL NULVLV OLQJNXQJDQ GLEXWXKNDQ VXDWX JHUDNDQ GDUL DNDU UXPSXW 7HULQVSLUDVL GHQJDQ

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, jarak berobat, dan status ekonomi dengan