• Tidak ada hasil yang ditemukan

TECHNOLOGIC, VOLUME 11, NOMOR 1 Politeknik Manufaktur Astra POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TECHNOLOGIC, VOLUME 11, NOMOR 1 Politeknik Manufaktur Astra POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Politeknik Manufaktur Astra

p-ISSN 2085-8507

e-ISSN 2722-3280

TECHNOLOGIC

VOLUME 11 NOMOR 1 | JUNI 2020

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330

Telp. 021 651 9555, Fax. 021 651 9821

www.polman.astra.ac.id

(2)

i

DEWAN REDAKSI

Technologic

Ketua Editor:

Dr. Setia Abikusna, S.T., M.T.

Dewan Editor:

Lin Prasetyani, S.T., M.T.

Rida Indah Fariani, S.Si., M.T.I

Yohanes Tri Joko Wibowo, S.T., M.T.

Mitra Bestari:

Abdi Suryadinata Telaga, Ph.D.

(Politeknik Manufaktur Astra)

Dr. Eng. Agung Premono, S.T., M.T. (Universitas Negeri Jakarta)

Harki Apri Yanto, Ph.D.

(Politeknik Manufaktur Astra)

Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM

(Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)

Dr. Sirajuddin, S.T., M.T.

(Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

Dr. Eng. Syahril Ardi, S.T., M.T.

(Politeknik Manufaktur Astra)

Dr. Eng. Tresna Dewi, S.T., M.Eng

(Politeknik Negeri Sriwijaya)

Administrasi:

Asri Aisyah, A.md.

Kristina Hutajulu, A.md.

Kantor Editor:

Politeknik Manufaktur Astra

Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta Utara 14330

Telp. 021 651 9555, Fax. 021 651 9821

www.polman.astra.ac.id

(3)

ii

Politeknik Manufaktur Astra

EDITORIAL

Pembaca yang budiman,

Puji syukur kita dapat berjumpa kembali dengan Technologic Volume 11 No. 1, Edisi

Juni 2020.

Pembaca, Jurnal Technologic Edisi Juni 2020 kali ini berisi 12 manuskrip.

Atas nama Redaksi dan Editor, di tengah merebaknya pandemi covid-

19, kami do’akan

semoga dalam keadaan sehat selalu, dan kami haturkan terima kasih atas kepercayaan

para peneliti dan pembaca, serta selamat menikmati dan mengambil manfaat dari

terbitan Jurnal Technologic kali ini.

(4)

iii

DAFTAR ISI

MENINGKATKAN EFISIENSI

LINE ASCD-01

DENGAN MENURUNKAN

LOSS TIME

PROSES GANTI

MODEL PADA POS

TORSIONAL CHARACTERISTIC

DI PT AII

1

Heri Sudarmaji , Gofar Julio Saputra

EVALUASI PARAMETER PEMANASAN MATERIAL TERHADAP PENURUNAN CACAT FIBER PADA

BOX LUGGAGE

8

Yohanes T. Wibowo, Alditya A. Kurniawan

MENURUNKAN KERUSAKAN YANG TIDAK TERJADWAL PADA KOMATSU PC1250SP

8 DENGAN

MELAKUKAN REPOSISI LINE HOSE AUTOLUBE DI PT PPN, DISTRICT KIDECO

14

Vuko A T Manurung , Yohanes C Sutama, dan Elio Sabatania Manalu

MODIFIKASI MESIN DIESEL MENJADI MESIN

AXLE BRACKET

BERBASIS PLC OMRON CJ1M

PADA AREA FOUNDRY DI PT XXX

19

Lin Prasetyani, Ahmad Athoillah Sakandariy Azzakkiyy

MEMPERCEPAT

LEAD TIME

PROSES PENGGANTIAN

V-BELT

MESIN NR TOYOTA DENGAN SST

DI BENGKEL AUTO 2000 XXX

27

Setia Abikusna, Rafli Ramdani

MENINGKATKAN

AVAILABILITY

RATE

DENGAN MENGURANGI

DOWNTIME

UNTUK

PENERAPAN

TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

(TPM) PADA AREA MIXING

32

Nensi Yuselin, Edwar Rosyidi, Andika Yuda Pratama

PROTOTYPE PENGUNCI PINTU OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID

(RADIO FREQUENCY

IDENTIFICATION)

BERBASIS

MIKROKONTROLER ARDUINO UNO

38

Manase Sahat H Simarangkir, Agung Suryanto

ALAT PERAGA KENDALI POSISI PADA LINEAR AXIS DENGAN PENGGERAK MOTOR STEPPER

BERBASIS PLC

44

Eka Samsul Ma’arif

MENINGKATKAN KEMAMPUAN

HUMAN RESOURCES

PORTAL DENGAN

CERTIFICATION

MANAGEMENT SYSTEM

(CMS) SEBAGAI EFEKTIVITAS PROSES SERTIFIKASI (STUDI KASUS DI

PT. MOTOR INDONESIA)

51

Rida Indah Fariani, Dian Rahmawati, dan Fahmi Nur Salam

METODE CEK ANTARA

PRESSURE GAUGE

UNTUK JAMINAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM

KALIBRASI

58

(5)

iv

Politeknik Manufaktur Astra

CEK ANTARA ALAT UKUR

BURETTE

UNTUK JAMINAN MUTU INTERNAL HASIL KALIBRASI

61

Amalia Rakhmawati dan Agung Triono

METODE CEK ANTARA

RULER CALIBRATOR

UNTUK JAMINAN MUTU INTERNAL KALIBRASI 64

(6)

32

MENINGKATKAN AVAILABILITY RATE DENGAN MENGURANGI

DOWNTIME UNTUK PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE

MAINTENANCE (TPM) PADA AREA MIXING

Nensi Yuselin

1

, Edwar Rosyidi

2

, Andika Yuda Pratama

3

1. Politeknik Manufaktur Astra, Jakarta, Indonesia

E-mail : nensi.yuselin@gmail.com

1

, edwarrosyidi@gmail.com

2

, andika.yuda28@gmail.com

3

Abstrak--PT XYZ adalah anak perusahaan dari Astra International di bawah naungan PT Astra

Honda Motor (AHM). Perusahaan yang berdiri sejak 1991 ini bergerak pada dalam bidang industri tire dan tube. PT XYZ memproduksi dua merk ban, yaitu FDR yang dijual bebas dan federal yang merupakan ban Original Equipment Market (OEM) sepeda motor honda tire dan tube. dalam produksi nya proses awal dimulai dari pencampuran material hingga menjadi bahan siap pakai yang disebut compound, yang berada di area mixing, dimana terjadi downtime tertinggi pada periode bulan Januari-Maret 2019. Berdasarkan penilaian MTBF (Mean Time Between Failure) pada area mixing, line BB#9 merupakan line dengan pencapaian nilai MTBF terendah yaitu 9.02 Hari (rata rata pencapaian dalam periode Januari - Maret 2019) berdasarkan hal tersebut penulis melakukan analisa pada data bulanan line BB#9, dan ditemukan bahwa factor penyebab dan penyumbang downtime dominan terdapat pada mesin batch Off di line BB#9, dengan menyumbang downtime 2736 Menit atau 43% dari jumlah downtime yang ada pada line BB#9, lalu dilakukan breakdown masalah, dan diketahui bahwa sumber masalah dominan adalah rantai incline putus dengan downtime 2556 menit atau 96% dari jumlah downtime yang ada pada mesin batch Off. Lalu dilakukan perbaikan dengan menerapkan Total Productive Maintenance (TPM) dan modifikasi free roll pada mesin batch Off sehingga dapat mengurangi downtime sebanyak 98% dan meningkatkan pencapaian MTBF menjadi 25 hari, jumlah downtime yang berkurang juga berdampak pada pencapaian availability

rate yang meningkat sebesar 3% selama periode perbaikan bulan April - Mei 2019.

Kata Kunci : Total Productive Maintenance, Availability Rate, Mixing, Compound, Downtime.

I. PENDAHULUAN

PT XYZ adalah anak perusahaan dari Astra International di bawah naungan PT Astra Honda Motor (AHM). Perusahaan yang berdiri sejak 1991 ini bergerak pada dalam bidang industri tire dan

tube. PT XYZ memproduksi dua merk yaitu FDR yang dijual bebas dan Federal yang merupakan ban

Original Equipment Market (OEM) sepeda motor

Honda tire dan tube produksi PT XYZ yang telah digunakan oleh jutaan sepeda motor di Indonesia dan telah di ekspor ke negara di Eropa, Asia dan Afrika.

Berdasarkan data bulanan oleh area mixing

dalam periode Januari 2019 sampai Maret 2019 diketahui terdapat frekuensi trouble yang cukup banyak disetiap bulannya. Dengan jenis masalah yang bervariasi dan menimbulkan downtime yang cukup banyak, yang menyebabkan nilai Mean Time Before Failure (selanjutnya akan ditulis dengan MTBF) dari area mixing menjdi rendah. Melihat masalah tersebut perlu adanya perbaikan untuk mengatasi small trouble yang memiliki frekuensi banyak tersebut. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian untuk “meningkatkan availability dengan mengurangi downtime untuk menerapkan TPM pada area mixing di PT XYZ”.

A. Maintenance (Pemeliharaan)

Menurut (Assauri, 2008: 134) maintenance

merupakan kegiatan untuk memelihara atau

menjaga peralatan pabrik dengan mengadakan perbaikan atau penyesuain atau penggantian yang diperlukan supaya terdapat suatu keadaan operasional produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

B. Total Productive Maintenance

TPM adalah salah satu proses pemilharaan yang melibatkan seluruh pihak dan divisi dalam organisasi mulai top management, divisi pemeliharaan, produksi, gudang hingga operator mesin (Ishak, 2015: 3). Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada bagian pemeliharaan saja (Borris, 2009: 6). Tujuan dari TPM ini untuk meningkatkan nilai produksi secara nyata dan pada saat yang sama meningkatkan moral karyawan dan kepuasan kerja.

C. Availability

Adalah waktu yang tersedia untuk melakukan proses, Berguna untuk mengukur keseluruhan waktu dimana sistem tidak beroperasi karena terjadinya kerusakan alat, persiapan produksi dan penyetelan.

D. Downtime

Downtime adalah waktu yang terbuang, dimana

proses produksi tidak berjalan yang biasanya diakibatkan oleh kerusakan mesin. Downtime terdiri dari 2 macam kerugian yaitu:

(7)

33

Politeknik Manufaktur Astra

1.Mean Time Between Failure (MTBF)

MTBF adalah rata – rata waktu suatu mesin dapat dioperasikan sebelum terjadinya kerusakan. MTBF ini dirumuskan sebagai hasil bagi dari total waktu pengoperasian mesin dibagi dengan jumlah/frekuensi kegagalan pengoperasian mesin karena breakdown.

2.Proses Mixing

Proses mixing adalah proses pencampuran bahan baku dengan pencampur lainnya seperti karet alam, karet sintetis, karbon, sulfur dan bahan bahan kimia lainnya, untuk diolah menjadi lembaran karet yang disebut compound.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Berikut adalah diagram alir metodologi penelitian yang penulis lakukan.

1.Identifikasi Masalah

Pada tahap ini penulis melakukan observasi di lapangan untuk menemukan suatu kondisi abnormal atau suatu kondisi yang bisa diperbaiki pada mesin

Batch off dan melakukan analisis secara sederhana. Penulis menemukan kondisi abnormal pada Bending Auto Line.

2.Perumusan Masalah

Kondisi abnormal yang ditemukan kemudian dianalisis dan dirumuskan masalah apa yang akan dibahas.

3.Penentuan Tujuan

Kemudian penulis merumuskan tujuan yang akan berdampak pada mesin yang abnormal jika improvement dilakukan.

4. Observasi Langsung dan Studi Pustaka

Yaitu proses pengambilan data-data yang diperlukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan (Data data tersebut antara lain: a. Pengamatan secara langsung di Line BB#9 b. Pengambilan data laporan produksi di Line BB#9 c. Arsip atau dokumen dari perusahaan.

Berikut adalah diagram alir metode penelitian.

Mulai

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Penentuan Tujuan

Observasi dan Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Analisa Kondisi Yang Ada

Analisa Sebab Akibat

Rencana Perbaikan

Implementasi

Evaluasi

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1. Diagram alir metode penelitian III. HASIL DAN DISKUSI

1.Pengenalan Produk Compound

Compound merupakan hasil pencampuran karet

dengan carbon dan bahan kimia lain pada proses mixing, berupa lembaran karet dengan ukuran dan tebal yang sudah sesuaikan untuk nantinya digunakan sebagai bahan baku pada proses selanjutnya yaitu extruding.

2.Flow Process Line BB#9

Flow process chart merupakan gambaran

diagram yang menunjukan seluruh langkah kerja dalam suatu proses pembuatan produk compound.

Gambar 2. Flow process line BB#9 0 MIXER

TSR/ ROLL

BATCH OFF COOLER COMPOUND - RUBBER - FILLER - OIL - CHEMICAL 1 3 4 5 2 6 7 8 9

(8)

34

3. Data Pencapaian Availability

Berikut ini merupakan daftar line produksi yang berada di area mixing yang sudah dilengkapi dengan nilai availability-nya masing-masing..

Gambar 3. Data availability

4.Grafik Availability

Dibawah ini merupakan garfik availability

dalam periode bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2019.

Gambar 4. Grafik availability tiap line

5.Data Downtime

Dibawah ini merupakan data downtime yang berada di area mixing dalam periode bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2019.

Gambar 5. Data Downtime

6.Analisis Availability

Availability merupakan presentasi ketersediaan mesin produksi untuk dapat digunakan dalam proses produksi. Availability 100% menggambarkan mesin produksi dapat digunakan secara penuh dalam rentang time base proses produksi. Time base

produksi sendiri tergantung dari sistem kerja yang dipakai masing – masing pabrik mengikuti target dan kapasitas produksi yang dibuat.

Berikut ini merupakan grafik rata-rata dari

availability di area mixing.

6.1.Availability pada Area Mixing

Gambar 6. Rata-rata availability di area mixing

Berdasarkan gambar 6 di atas, rata-rata penilaian availability terendah terdapat pada Line

BB #9 dengan presentase 92% 6.2 MTBF pada Area Mixing

Gambar 7. MTBF area mixing

6.3 MTBF pada Line BB #9

Gambar 8. Grafik pencapaian MTBF di line BB#9 6.4 Diagram Pareto Downtime Line BB#9

(9)

35

Politeknik Manufaktur Astra

6.5 Diagram Pareto Downtime Mesin Batch Off

Gambar 10. Breakdown Pareto pada mesin Batch Off

Berdasarkan data dan analisa diatas penulis memutuskan untuk melakukan penelitian lebih dalam untuk mengetahui sebab masalah dan mencari cara penanggulangan nya.

7.Analisis Kondisi yang Ada 7.1 Line BB#9 Layout

Gambar 11. Line BB#9 layout

7.2 Masalah yang Terjadi

Berikut adalah hasil yang perawatan pada area mesin merupakan aspek penting yang harus diperhatikan, terutama pada area mixing, dikarenakan pada area ini mesin yang ada bekerja dengan padat dan hampir tidak berhenti setiap harinya. Maka dari itu sangat penting untuk memperhatikan perawatan yang ada pada area ini terutama pada mesin batch off di line BB #9 yang diketahui memiliki downtime yang tinggi dan dijadikan area penelitian

Gambar 12. Kondisi ketika mesin abnormal Setelah melihat langsung kondisi yang ada diketahui bahwa belum ada tindakan yang dilakukan ketika mesin mengalami keadaan abnormal (kotor, bising, suara, pelumasan kurang)

Gambar 13. Small trouble tidak terdeteksi

Kondisi seperti ini sangat mungkin untuk menyebabkan masalah kecil yang ada setiap harinya tidak terdeteksi sejak dini dan menjadi masalah besar.

8.Target Perbaikan

Gambar 14. SMART methode

9.Analisis Fault Tree Analysis (FTA)

Gambar 15. FTA diagram dari permasalahan yang terjadi

10.Rencana Perbaikan

Tabel 1. Rencana perbaikan dengan metode 5W + 2H

Adapun dalam penerapan TPM yang akan dilakukan, terdapat estimasi biaya untuk perbaikan yang dilakukan pada April 2019 sebesar Rp. 250.000,00. Untuk kegiatan persiapan penerapan TPM ini dilakukan setiap hari selasa dengan melakukan Meeting Bersama tim TPM, untuk pembuatan checkhseet, red tag & white tag, serta

before & after sheet dilakukan pada hari kerja biasa. Dan untuk penerapan TPM step 1 berupa checksheet

pemeriksaan sebelum start, mulai diterapkan pada awal bulan April 2019.

11.Implementasi Perbaikan

Dalam pelaksanaan implementasi perbaikan yang sudah direncanakan sesuai dengan metode 5W + 2H, berikut ini merupakan langkah-langkah perbaikan yang dilakukan.

What Why Where When Who How

Methode Rantai Incline Putus Tidak ada pemeriksaa n rutin

Batch Off, line BB #9, area Mixing, PT. Suryaraya Rubberindo Industries April, 2019 Tim TPM (Total Productive Maintenance) Menerapkan TPM (Total Productive Maintenance) Step 1, dengan pembuatan checksheet pemeriksaan sebelum start, red tag & white tag, serta before after

sheet Rp250,000 Rencana Penanggulangan Subject Analysis Biaya Masalah Akar Masalah Lokasi Penanggulangan Waktu Penanggulangan PIC

(10)

36

11.1 Pembuatan Struktur Organisasi

Sebagai penanggung jawab berlangsungnya kegiatan TPM dia area tersebut

11.2 Penerapan Checksheet TPM

Menunjukkan kondisi setelah adanya pembuatan dan penerapan checksheet, masalah masalah kecil yang ada dapat langsung terdeteksi langsung, dikarenakan pemeriksaan dilakukan setiap hari sebelum mesin start.

Gambar 16. Checksheet TPM

11.3 Penerapan Initial Tag

Menunjukkan bentuk dari initial tag yang dibuat dan diterapkan di area mixing, terdapat 2 jenis tag yang digunakan yakni, red tag & white tag, dan keduanya memiliki fungsi yang berbeda, white tag

berfungsi jika terjadi masalah dan bisa diperbaiki mandiri namun tidak dikerjakan langsung, maka ditempelkan white tag. Sedangkan red tag berfungsi jika masalah yang tidak bisa diperbaiki mandiri oleh teknisi, dan diserahkan kepada pihak maintenance, namun tidak dikerjakan langsung, maka ditempelkan red tag sebagai penanda.

11.4 Penerapan Before & After sheet

Gambar 17. Before & after sheet

11.5 Pembuatan Information Board

Gambar 18. Information board

Menunjukkan bentuk dari information board

yang berguna untuk menampilkan segala informasi tentang laporan kegiatan TPM yang berlangsung di area tersebut, dari mulai struktur organisasi yang ada, layout area, rekap permasalah yang ada, prosedur, initial tag, before & after sheet, sampai laporan nilai MTBF yang ada di area tersebut sebagai tolak ukur dan diagnosa progress TPM yang ada berjalan dengan baik atau tidak.

12.Evaluasi Sebelum dan Sesudah Perbaikan

Gambar 19. Perbandingan jumlah downtime rantai

incline

Gambar 20. Perbandingan downtime keseluruhan

Gambar 21. Perbandingan MTBF

(11)

37

Politeknik Manufaktur Astra

Gambar 22. Perbandingan Availability

13. Standardisasi

Setelah melakukan perbaikan dengan menerapkan TPM yang disertakan penerapan pemeriksaan sebelum start, initial tag, before and after sheet & information board,

Gambar 23. Standar pemeriksaan mesin sebelum start

Penulis membuat standard sebagai acuan ketika melakukan pemeriksaan sebelum start terutama pada area mixing. Standardisasi yang dibuat oleh penulis yaitu berupa checksheet

Gambar 24. Check sheet harian

Setelah mendapatkan vefirikasi dari beberapa pihak yang terkait, checksheet sebagai acuan baru tersebut disosialisasikan kepada karyawan khususnya kepada MP bagian Line BB #9 di area

mixing PT XYZ. Berikut ini merupakan checksheet

yang telah dibuat dan ditetapkan untuk proses perawatan ke depannya.

IV. KESIMPULAN

Setelah melakukan perbaikan-perbaikan yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Downtime pada Batch Off BB #9 menurun dari 2736 menit/bulan menjadi 30 menit/bulan dengan pencapaian akhir yaitu sebesar 92% atau sama dengan mengurangi downtime sebanyak 2527 menit untuk bulan berikutnya;

2. Persentase dari availability rate dalam OEE meningkat dari 96% untuk rata-rata 3 bulan sebelum perbaikan, menjadi 99% pada 2 bulan setelah perbaikan dan sekaligus mencapai target yang telah ditentukan yaitu sebesar 3%.

V. DAFTAR PUSTAKA

[1] Assauri, Sofyan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. [2] Assauri, Sofyan. 2016. Manajemen Operasi dan

Produksi, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Perkasa.

[3] Anwar, Riyantono. 2011. Belajar Lean: Cara Praktis Membuat Proses Lebih Efisien Edisi 08. [4] Doran, George T. 1981. Management Review

edisi November 1981.

[5] Prof. M. S. Sivakumar, 1993. Strength of Materials

[6] Somantri, Gumilar Rusliwa. 2005, Desember. MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, hal. 57-65.

[7] Tim Redaksi. (2012, November 6). 5 Langkah Tetapkan Target yang SMART!, diambil

kembali dari

http://shiftindonesia.com/menetapkan-target- yang-smart/ diakses pada tanggal 30 April 2018.

Gambar

Gambar 1. Diagram alir metode penelitian
Gambar 20.  Perbandingan downtime keseluruhan
Gambar 24.  Check sheet harian

Referensi

Dokumen terkait

(4) Dalam teguran kedua berupa penundaan gaji berkala selama 1 (satu) tahun sebagaimana ayat (3) Kepala Satuan Pendidikan Negeri tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Seperti yang terjadi di Jawa Tengah dimana persentase pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja menurut tingkat pendidikan pada tahun 2002 – 2006, menunjukkan jumlah

Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi peningkatan konsentrasi DNA dan estimasi jumlah sel donor secara nyata (P<0,05) dari resipien yang berumur 1 bulan pt

Jika anda seorang graduan Undang-undang yang sedang menjalani Chambering; graduan yang sedang menunggu penempatan pekerjaan; graduan sedang mengikuti Skim Latihan 1Malaysia

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi sektor publik dan perpajakan pada Sekolah

Investor diperkirakan akan menunggu implementasi PPKM mikro dan mencermati pernyataan menteri kesehatan yang mengatakan akan terjadi lonjakan kasus COVID-19 dalam

Karakter morfologi juga dapat digunakan untuk mengetahui keragaman jenis kelelawar dan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar spesies yang dijumpai di Gua Toto

Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Anggur (Vitis Vinifera) Terhadap Aktivitas Protein Paru Dan Gambaran Histopathologi Hepar Pada Hewan Model Tikus Putih (Rattus Norvegicus)