• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN MEDIA VLOG SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN MEDIA VLOG SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 SAMARINDA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

BERBICARA DENGAN PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN

MEDIA VLOG SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 SAMARINDA

THE DEVELOPMENT OF SPEAKING LESSSON PLAN USING

COMPLEX PROCEDURE ON SMA NEGERI 14 SAMARINDA 10TH

GRADE STUDENTS’ VLOGS

Irda Polina

SMA Negeri 14 Samarinda Posel: irda.polina.ip@gmail.com

*) Naskah masuk: 3 Januari 2017. Penyunting: Nurul Masfufah, M.Pd.. Suntingan I: 9 Februari 2018. Suntingan II: 13 April 2018

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan hasil pengembangan perencanaan pembelajaran berbicara dengan prosedur kompleks menggunakan media vlog siswa kelas X SMA; (2) menghasilkan pengembangan materi berbicara dengan prosedur kompleks menggunakan media vlog yang disesuaikan denngan kebutuhan siswa kelas X SMA; (3) menghasilkan pengembangan evaluasi berbicara dengan prosedur kompleks menggunakan media vlog siswa kelas X SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah research and development (RD) dengan model pengembangan Borg dan Gall. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 14 Samarinda yang berjumlah 31 orang siswa. Uji coba dilakukan dengan dua tahap yaitu: uji oleh kelompok kecil dan uji coba kelompok besar atau uji coba lapangan. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan tes. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis kualitatif.

Kata kunci: berbicara, prosedur kompleks, media vlog

Abstract

This study aims to (1) create a lesson plan (RPP) from the development of speaking lesson plan using complex procedures on vlogs of 10th grade high school students; (2) develop speaking materials using

complex procedures on vlogs based on the students’ needs; (3) develop the evaluation of speaking using complex procedures on the students’ vlogs. It applies research and development (RD) of Borg and Gall development model. The population in this research is 31 students of SMA Negeri 14 Samarinda. They are 10th graders. Trials are conducted in two stages: small group and large group or field trials. The data collection techniques used is observation, interview, and tests. It uses descriptive and qualitative analysis technique.

(2)

PENDAHULUAN

Perencanaan pembelajaran hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksi-kan tentang apa yang dilakumemproyeksi-kan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajar-an, salah satunya adalah pembelajaran Ba-hasa Indonesia yang menekankan penting-nya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kemampuan berbahasa dituntut mam-pu menjadi pembelajaran berkelanjutan karena bahasa Indonesia menjadi penghela mata pelajaran lainnya. Berdasarkan hal ter-sebut, pembelajaran bahasa Indonesia di-mulai dengan meningkatkan pengetahuan tentang jenis, kaidah dan konteks suatu teks, dilanjutkan dengan keterampilan menyaji-kan suatu teks tulis dan lisan.

Saat ini, kendala dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada keteram-pilan berbicara di sekolah menengah atas adalah model pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak maksimal. Guru cenderung lebih memfokuskan materi pada teori tanpa disertai praktik yang mengakibatkan me-lemahnya interaksi guru dan peserta didik. Dalam pembelajaran teks prosedur kom-pleks, guru cenderung takut untuk meng-esplorasi pembelajaran karena takut ke-kurangan waktu. Padahal pembelajaran teks prosedur kompleks sangat bermanfaat untuk siswa. Pembelajaran teks prosedur kom-pleksakan membuat siswa berpikir kritis, logis dan memahami tatacara/langkah-langkah terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Menang-gapi hal tersebut, diperlukan alternatif-alter-natif pengembangan perencanaan pembe-lajara yang mendukung pembepembe-lajaran bicara dengan teks prosedur kompleks ber-basis kurikulum 2013.

Peran guru dalam menggunakan peren-canaan pembelajaran yang tepat akan me-nentukan tercapainya kompetensi dasar dan hasil belajar siswa dalam semua jenis pem-belajaran khususnya pempem-belajaran berbi-cara. Selain itu, penggunaan media yang tepat akan memotivasi siwa untuk men-ciptakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan.

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu dirancang pedoman guru khusus untuk pembelajaran berbicara, khususnya pada teks prosedur kompleks. Dengan adanya pedoman guru tersebut, diharapkan pem-belajaran berbicara dengan teks prosedur kompleks berlangsung secara optimal. Pedoman guru tersebut berjudul Pengem-bangan Perencanaan Pembelajaran Ber-bicara dengan Prosedur Kompleks Meng-gunakan Media Vlog Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Samarinda.

Penelitian ini secara umum menghasil-kan produk pengembangan perencanaan pembelajaran berbicara dalam prosedur kompleks menggunakan media vlog untuk siswa kelas X SMA Negeri 14 Samarinda. Di-pilihnya pengembangan perencanaan pembelajaran berbicara dengan mengguna-kan media vlog sebagai alternatif pemecahan masalah disebabkan peranan media pem-belajaran berbicara penting dalam pencapai-an tujupencapai-an pembelajarpencapai-an berbicara. Dengpencapai-an demikian, masalah ketidaktersediaan me-dia pembelajaran berbicara yang muncul dapat teratasi. Selanjutnya, dapat dikemuka-kan secara khusus produk yang dihasildikemuka-kan dengan rincian sebagai berikut, bagaimana pengembangan perencanaan pembelajaran berbicara dengan teks prosedur kompleks menggunakan media vlog pada siswa kelas X SMA Negeri 14 Samarinda; bagaimana pe-ngembangan perencanaan pembelajaran berbicara dengan teks prosedur kompleks menggunakan media vlog pada siswa kelas X SMA Negeri 14 Samarinda; bagaimana

(3)

pengembangan perencanaan evaluasi pem-belajaran berbicara dengan teks prosedur kompleks menggunakan media vlog pada siswa kelas X SMA Negeri 14 Samarinda.

Tujuan secara umum dalam penelitian ini, yakni mengembangkan perencanaan pembelajaran berbicara dengan teks pro-sedur kompleks menggunakan media vlog. Selanjutnya, tujuan umum tersebut dijabar-kan menjadi tujuan khusus pada penelitian ini, yakni mengembangkan perencanaan berbicara dengan teks prosedur kompleks menggunakan media vlog pada siswa kelas X SMA Negeri 14 Samarinda, mengembang-kan perencanaan pembelajaran berbicara de-ngan teks prosedur kompleks mengguna-kan media vlog pada siswa kelas X SMA Negeri 14 Samarinda, mengembangkan eva-luasi pembelajaran berbicara dengan teks prosedur kompleks menggunakan media vlog pada siswa kelas X SMA Negeri 14 Samarinda. Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat mudah siswa dalam belajar dan memper-oleh pengalaman belajar, serta dapat me-ningkatkan keterampilan berbicara pada siswa. Bagi guru, penelitian ini diharapkan berguna sebagai panduan untuk melaksana-kan kegiatan belajar mengajar, sekaligus di-harapkan dapat mendorong guru untuk meningkatkan kinerja dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembe-lajaran berbicara di kelas X SMA Negeri 14 Samarinda. Bagi sekolah, penelitian ini di-harapkan memberi arah kinerja kepe-mimpinan kepala sekolah untuk memfasi-litasi guru dalam pelaksanaan pembelajar-an sesuai kurikulum 2013, memberi arah kepada guru agar terampil dalam menge-lola pembelajaran bahasa Indonesia khusus-nya pada materi berbicara dengan prosedur kompleks menggunakan media vlog dan memberikan motivasi kepada guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar

lebih kreatif menggunakan model pembe-lajaran dan media pembepembe-lajaran. Bagi pene-liti lain, penepene-litian pengembangan ini dapat dijadikan sumber rujukan dalam pengem-bangan perencanaan pembelajaran lain yang bermediakan audio visual, baik pada lajaran Bahasa Indonesia maupun pada pe-lajaran lainnya.

TEORI

Pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepan-jang hayat seorang manusia serta dapat ber-laku di mana pun dan kapan pun. Menurut pandangan para ahli teori behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru memben-tuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Sementara itu, para ahli teori kognitif men-defenisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan mema-hami sesuatu yang dipelajari (Darsono, 2000:4). Selanjutnya ahli teori humanistik mendeskripsikan pembelajaran memberi-kan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya (Sugandi, 2007:9). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah pemberdayaan potensi siswa menjadi kom-petensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang mem-bantu. Dimyati dan Mudjiono (dalam Sagala, 2011:62) menyatakan pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat be-lajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Berbicara merupakan keterampilan dalam menyampaikan pesan yang dilaku-kan secara lisan. Rofiuddin dan Zuhdi (1998:13) mengatakan bahwa berbicara me-rupakan keterampilan mengucapkan

(4)

bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta me-nyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan secara lisan.

Salah satu keterampilan berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk meng-ekspresikan, menyatakan, serta menyam-paikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Nurgiyantoro (2001:276) menyatakan bahwa berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas men-dengarkan, berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara, dapat dikatakan berbicara me-rupakan suatu sistem tantanda yang da-pat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia, demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktar-faktor fisik, psikologi, neurologis, dan linguistik. Bentuk atau wujud berbicara disebut se-bagai suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikem-bangkan sesuai dengan kebutuhan-ke-butuhan sang pendengar atau penyimak.

Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi sebab di dalam-nya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain (Haryadi dan Zam-zami, 1997:54). Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaat-kan faktar-faktor fisik, psikologi, neurologis, semantik dan linguistik. Tarigan (2015:15) mengatakan bahwa berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang ber-sifat produktif lisan. Dikatakan produktif lisan karena dalam kegiatan ini orang yang berbicara (pembicara) dituntut dapat meng-hasilkan paparan secara lisan yang merupa-kan cerminan dari gagasan, perasaan, dan

pikirannya. Berbicara merupakan suatu ben-tuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologi, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian rupa sehingga dapat dianggap sebagai alat kon-trol sosial (Tarigan, 2015:16).

Pembelajaran berbicara di SMA adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengeks-presikan diri dengan berbahasa. Kesemua-nya itu dikelompokkan menjadi kebahasa-an, pemahamkebahasa-an, dan penggunaan. Sementara itu, dalam kurikulum 2013 untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa target keterampilan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah produk dalam ranah abs-trak dan kongkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara man-diri (Priyatni, 2014:7).

Berdasarkan kurikulum 2013, pembe-lajaran Bahasa Indonesia bertujuan menjadi-kan peserta didiknya lebih produktif, krea-tif, dan afekkrea-tif, berdasarkan rumusan SKL ditiap jenjang baik di ranah sikap, penge-tahuan dan keterampilan. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran. Salah satu pendekatan pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang menerapkan kuri-kulum 2013 adalah tentang pembelajaran prosedural. Materi prosedural yang ter-dapat di dalam kurikulum 2013 adalah teks prosedur kompleks. Teks prosedur kom-pleks merupakan materi yang menjelaskan suatu langkah-langkah atau cara dalam menghadapi suatu hal, tujuannya untuk memudahkan pembaca memahami yang belum dipahaminya. Dalam pembelajaran prosedur kompleks, siswa dituntut untuk memahami struktur dan kaidah kebahasaan prosedur kompleks kemudian mempraktik-kan prosedur kompleks tersebut dalam bentuk lisan.

(5)

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalur-kan pesan dari sumber pesan ke pembelajar-an dalam kegiatpembelajar-an belajar mengajar se-hingga perhatian, minat dan perasaan siswa dapat timbul secara baik. Kata media ber-asal dari bahasa latin medist yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”atau “pengantar”. Gerlach dan Ely (dalam Hamdani, 2011:243), menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ke-terampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pe-ngertian media dalam proses belajar meng-ajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Vlog merupakan gabungan kata Video Blogging, atau bisa disingkat vlogging (di-ucapkan Vlogging, bukan V-logging), me-rupakan suatu bentuk kegiatan blogging de-ngan menggunakan rekaman video dede-ngan menggunakan berbagai perangkat elektro-nik seperti ponsel berkamera atau kamera digital yang bisa merekam video. Banyak postingan vlog yang berisi tentang laporan perjalanan, menceritakan pengalaman, ber-bagi tips, dan juga tentang tutorial yang se-suai denga urutan dalam teks prosedur kompleks. Dengan menggunakan media vlog ini sebagai salah satu media keteram-pilan berbicara, maka diharapkan siswa da-pat memiliki kemampuan pada pembe-lajaran berbicara dibandingkan sebelum-nya.

METODE

Metode yang digunakan pada peneliti-an ini adalah metode penelitipeneliti-an dpeneliti-an pe-ngembangan (Research and Development).

Metode penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2005). Metode penelitian dan pengembangan idefenisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefetifan produk tersebut (Sugiyono, 2013:297). Selain itu hal yang hampir sama dinyatakan oleh (Borg and Gall dalam Setyosari, 2013) memberikan batasan ten-tang penelitian pengembangan sebagai suatu proses pengembangan dan memvali-dasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Pengembangan yang akan dilakukan adalah Pengembangan Peren-canaan Pembelajaran Berbicara Dengan Prosedur Kompleks Menggunakan Media Vlog Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Sama-rinda. Pembelajaran yang dikembangkan berupa pembelajaran berbicara dengan menggunakan media video blog/vlog.

Dalam penelitian pengembangan ini subjek uji coba yang dipilih adalahsiswa SMAN 14 Samarinda. Produk bahan ajar akan digandakan sesuai jumlah siswa, lalu guru mempraktikkan beberapa materi yang tertera dalam bahan pembelajaran berbicara. Dalam penelitian teknik analisis data yang digunakan penelitian ini mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data, baik dengan tabel maupun bagan. Adapun langkah-langkahnya se-bagai berikut. (1) Data diklasifikasikan ber-dasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan. (2) Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk per-hitungan kuantitatif. (3) Penyajian hasil ana-lisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat fak-tual, dengan tanpa interpretasi pengem-bang, sehingga sebagai dasar dalam me-lakukan revisi produk. (4) Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis

(6)

sejalan dengan produk yang akan dikem-bangkan. (5) Laporan atau sajian harus di-susun dalam format yang tepat, layak atau tidaknya suatu bahan ajar dapat dilihat dari data angket-angket yang digunakan dalam bentuk skala Likert.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang disajikan secara formal dan informal. Data kuantitatif yang disajikan secara formal mencakup angka-angka dan persentase dari perhitungan nilai prestasi dan respons siswa pada kuesioner. Peningkatan prestasi siswa secara kese-luruhan dapat dinilai berdasarkan peroleh-an nilai. Gambar dperoleh-an tabel membperoleh-antu untuk menyajikan data formal dalam penelitian ini. Dengan menggunakan rumus statistik yang dijelaskan melalui uraian-uraian se-cara deskriptif terdapat perhitungan pe-ningkatan nilai dan respons siswa, baik se-belum maupun setelah dilakukannya pene-litian. Sementara itu, data kualitatif yang di-sajikan secara informal dalam bentuk urai-an. Selanjutnya, hasil berupa peningkatan kemampuan berbicara dengan prosedur kompleks melalui tes berbicara dikaji me-lalui beberapa teori berbicara yang ber-dasarkan kriteria penilaian berbicara, yakni dari aspek kebahasaan meliputi lafal, kosa-kata, dan struktur. Adapun aspek nonkeba-hasaan meliputi materi, kelancaran, dan gaya. Di samping itu, juga dilihat dari peng-gunaan media vlog siswa dan ketertarikan siswa pada pembelajaran berbicara. Pen-jabaran ini merupakan bagian inti dari ana-lisis yang berfungsi melengkapi penyajian data formal sebelumnya, terutama yang terkait dengan peningkatan kemampuan berbicara siswa.

Tahap studi pendahuluan dilaksanakan untuk menganalisis informasi awal me-ngenai kondisi di SMA Negeri 14 Sama-rinda. Penelitian ini diawali dengan

me-lakukan observasi awal yaitu menganalisis informasi awal mengenai kondisi di SMA Negeri 14 Samarinda. Berdasarkan obser-vasi langsung di SMA Negeri 14 Samarinda dan hasil diskusi dengan guru mata pe-lajaran Bahasa Indonesia, peneliti memper-oleh beberapa informasi, yaitu sebagai berikut. (1) Dalam pembelajaran berbicara siswa kelas X SMA Negeri 14 Samarinda masih kurang berminat atau terlihat pasif. Kemampuan berbicara masih rendah, cen-derung banyak siswa yang menghindar apabila harus praktik berbicara. (2) Dalam pembelajaran berbicara, diperlukan peren-canaan materi dan penilaian yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. (3) Peng-gunaan media sangat diperlukan sebagai penunjang pembelajaran berbicara.

Pada tahap desain dihasilkan produk perencanaan pengembangan pembelajaran berbicara berupa rencana pelaksanaan dan perencanaan evaluasi pembelajaran sebagai pedoman selama pelaksanaan pembelajar-an di SMA Negeri 14 Samarinda, penyusun-an materi dalam buku tersebut mengacu pada materi teknik pembelajaran berbicara. Indikator pelaksanaan pembelajaran ber-bicara mengacu pada kurikulum 2013 Sekolah Tingkat SMA.

Dalam penelitian ini, silabus dan ren-cana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di-susun untuk memeroleh data dalam per-siapan yang dilakukan guru dan rencana dalam kegiatan pembelajaran. Rencana pe-laksanaan pembelajaran (RPP terlampir) ini terdiri atas tujuan, materi, kegiatan peng-ajaran, dan penilaian. Kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam penelitian ini terlihat pada sajian tabel, kompetensi dasar yang ingin dicapai oleh siswa pada tahap ini adalah agar siswa dapat mengekspresi-kan idenya secara lisan dengan bahasa yang baik sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Materi pertama sebagai pendahuluan yang merupakan awal pembelajaran

(7)

ber-bicara yaitu dengan memperkenalkan pro-sedur kompleks pada siswa. Siswa diharap-kan dapat berbicara dengan menggunadiharap-kan tahapan-tahapan dalam penyajiannya.

Materi berikutnya adalah menayang-kan beberapa rekaman vlog pada siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk mendefenisikan pengertian vlog tersebut berdasarkan pendapat masing-masing. Penggunaan vlog tersebut diharapkan men-jadi teknik lain untuk praktik berbicara yang lebih menyenangkan. Selanjutnya siswa di-berikan tugas praktik berbicara dengan pro-sedur kompleks menggunakan media vlog. Sebagai bahan penelitian, siswa menyaji-kannya dalam bentuk rekaman video.

Penelitian ini juga mengembangkan perencanaan evaluasi pembelajaran ber-bicara yang digunakan untuk menghitung seberapa besar nilai yang diperoleh siswa dan nilai rerata kelas pada pembelajaran berbicara dengan prosedur kompleks meng-gunakan media vlog.

Tahap pengembangan adalah mengem-bangkan perencanaan pembelajaran ber-dasarkan kegiatan sebelumnya. Proses ke-giatan pada tahap ini sebagai berikut. a. Validasi Desain

Dalam penelitian ini, proses rangkaian validasi dilaksanakan oleh validasi ahli materi dan ahli media, dengan validator yaitu mereka yang berkompeten dan me-ngerti pada bidangnya masing–masing. Validator ahli materi, desain pembelajaran, dan media tersebut diharapkan mampu memberi masukan/saran untuk menyem-purnakan pengembangan pembelajaran ber-bicara beserta produk perencanaan pembe-lajaran dan evaluasi tersebut. Saran-saran dari validator tersebut akan dijadikan bahan untuk merevisi pengembangan pembelajar-an ini.

b. Tahap Revisi Desain

Revisi desain ini berdasarkan saran-saran yang diberikan oleh validator pada saat validasi untuk menghasilkan produk pengembangan yang layak digunakan dalam proses pembelajaran. Revisi ini di-lakukan berdasarkan saran dan arahan vali-dator. Validasi materi hanya dilakukan satu kali karena hasil validasi sudah baik, se-dangkan validasi desain pembelajaran di-lakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama validator memberikan saran mau-pun arahan bagian desain pembelajaran yang harus diperbaiki tanpa memberikan penilaian, pertemuan kedua setelah dire-visi, validator memberikan penilaian. Pada validasi penggunaan media pembelajaran hanya dilakukan satu kali karena validasi sudah baik, dan hanya perlu diperbaiki di bagian durasi, dan penambahan narasi pada media tersebut. Berdasarkan validasi ter-sebut peneliti hanya melakukan satu kali revisi saja sesuai saran dan arahan validator, lalu diberi penilaian dan diujicobakan.

Pada tahap revisi, nilai validasi materi revisi adalah 37. Skor tertinggi dari kese-luruhan aspek yang dinilai, yaitu 40. Ke-mudian hasil penilaian secara keseluruhan dari ketujuh aspek dipersentasekan ke da-lam persentase validasi materi, mendapat-kan hasil 92%. Selanjutnya, hasil ini diinter-pretasikan dengan skala 85%--100%, se-hingga desain akhir dikategorikan sangat baik/layak.

Pengembangan pembelajaran berbicara dikategorikan baik/layak dengan bahan ajar siap dipakai di lapangan. Materi yang dikembangkan sudah memenuhi kesesuai-an dengkesesuai-an penilaikesesuai-an dari validator materi. Oleh karena itu, materi pembelajaran ber-bicara dengan prosedur kompleks meng-gunakan media vlog dari segi materi baik/ layak.

Nilai validasi desain pembelajaran se-sudah revisi adalah 37.Skor tertinggi dari

(8)

keseluruhan aspek yang dinilai yaitu 40. Kemudian hasil penilaian secara keseluruh-an dari kesembilkeseluruh-an aspek dipersentasekkeseluruh-an ke dalam persentase validasi bahasa, men-dapatkan hasil 92%. Selanjutnya, hasil ini diinterpretasikan dengan skala 86%—100%, sehingga desain pembelajaran tersebut dikategorikan sangat baik/layak.

Desain pembelajaran dikategorikan sangat baik/layak untuk digunakan di la-pangan. Bahasa yang dikembangkan sudah memenuhi kesesuaian dengan penilaian dari validator desain. Oleh karena itu,

kua-litas pembelajaran berbicara dengan pro-sedur kompleks dari segi desain pembe-lajaran sangat baik/layak.

Nilai validasi materi setelah revisi ada-lah 17. Skor tertinggi dari keseluruhan aspek yang dinilai, yaitu 20. Kemudian hasil penilaian secara keseluruhan dari ketujuh aspek dipersentasekan ke dalam persentase validasi materi, mendapatkan hasil 85%. Selanjutnya, hasil ini diinterpretasikan de-ngan skala 85%--100% sehingga desain akhir dikategorikan sangat baik/layak.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Validasi dari Ketiga Validator

Berdasarkan tabel di atas, hasil validasi rata-rata yaitu 89%. Hasil ini diinterpretasi-kan dengan skala 86%—100% sehingga di-kategorikan sangat baik/layak. Hasil reka-pitulasi dengan kategori tersebut, menun-jukkan bahwa pengembangan pembelajaran berbicara dengan prosedur kompleks

meng-No Validator Ahli Nilai Kategori  Rata-rata (%)

1 Materi 92% Baik/Layak

89%

2 Desain 92% Sangat Baik/Layak

3 Penggunaan Media 85% Sangat Baik/Layak

gunakan media vlog memiliki kualitas sa-ngat baik/layak. Adanya penilaian ini men-jadikan pengembangan pembelajaran ber-bicara tersebut sangat baik atau layak di-gunakan oleh siswa Kelas X Semester Ge-nap sebagai penunjang kegiatan pembe-lajaran.

(9)

Aspek yang Dinilai Pengamat 1 Pengamat 2

Rata-rata %

Pertemuan 1 dan 2 1 dan 2

1. KEGIATAN PENDAHULUAN

a. Pengecekan kesiapan belajar

siswa di dalam ruang kelas 5 5 10 100%

b. Pemotivasian siswa untuk

belajar berbicara dengan

prosedur kompleks

menggunakan media vlog

5 4 9 90%

c. Guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang materi

berbicara dengan prosedur

kompleks menggunakan media

vlog yang akan dipelajari

5 5 10 100%

d. Guru menyampaikan garis

besar cakupan materi berbicara dengan prosedur kompleks menggunakan media vlog dan kegiatan yang akan dilakukan

5 5 10 100%

2. KEGIATAN INTI

e. Siswa diberikan materi

berbicara dengan prosedur

kompleks menggunakan media

vlog

5 4 9 90%

f. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mendalami

materi berbicara dengan

prosedur kompleks

menggunakan media vlog yang telah diberikan

5 5 10 100%

g. Siswa diberikan stimulus untuk bertanya mengenai penyajian

berbicara dengan prosedur

kompleks menggunakan media

vlog dan guru merespons pertanyaan siswa tersebut

5 5 10 100%

h. Siswa secara individu diberikan tugas praktik berbicara dengan

prosedur kompleks

menggunakan media vlog

dengan bimbingan guru

5 4 9 90%

i. Siswa mempraktikkan kegiatan

berbicara 4 4 8 80%

j. Siswa yang lain diberikan

kesempatan untuk menanggapi

hasil praktik secara santun 5 4 9 90%

3. KEGIATAN AKHIR

k. Siswa dan guru merefleksi

kegiatan pembelajaran 5 5 10 100%

Jumlah skor aspek yang terlaksana (ΣAL) 104 1,040%

Jumlah skor aspek seluruhnya (ΣAS) 110

ΣAL

Keterlaksanaan RPP = x 100%

ΣAS 95%

Kategori Positif

(10)

Proses uji coba kelompok kecil di-laksanakan di SMA Negeri 14 Samarinda pada 9 Mei 2017. Waktu pelaksanaan pukul 13.15 sampai dengan 15.30 Wita, terhitung dua kali pertemuan. Dua pertemuan tersebut berdurasi 2 x 45 menit. Materi yang disam-paikan adalah berbicara dengan prosedur kompleks menggunakan media vlog. Jumlah siswa dalam uji coba ini adalah 10 siswa dan 1 guru pengamat. Tujuan uji coba ini adalah mengetahui keterlaksanaan rencana pelak-sanaan pembelajaran, respons guru dan

siswa, dan aktivitas guru dan siswa ter-hadap desain perencanaan pembelajaran.

Persentase keterlaksanaan rencana pe-laksanaan pembelajaran, yaitu 95%. Hasil analisis ini dikategorikan direspons positif. Pada proses hasil penilaian pengamatan aktivitas siswa, yaitu siswa mengamati pen-jelasan guru, mendefinisikan materi hasil dari pengamatan, melakukan pembelajaran secara mandiri, mempraktikkan berbicara dengan prosedur kompleks mendapatkan, dan melakukan refleksi.

Tabel 3. Hasil Analisis Aktivitas Siswa

Aspek yang Dinilai Pengamat 1 Pengamat 2

%

Pertemuan 1 dan 2 1 dan 2

1. Siswa mengamati penjelasan

guru 5 4 9 90%

2. Siswa mendefinisikan materi

hasil dari pengamatan 5 5 10 100%

3. Siswa melakukan pembelajaran

secara mandiri 5 4 9 90%

4. Siswa menyajikan praktik

berbicara 5 5 10 100%

5. Siswa melakukan refleksi 5 4 9 90%

Jumlah 25 23 47 470%

ΣA

P = X 100%

ΣSA 96%

Kategori Sangat baik

Hasil akhir proses penilaian aktivitas siswa, yaitu 96%. Artinya, aktivitas pembe-lajaran dengan menggunakan perencanaan pembelajaran berbicara sangat baik, rea-libilitas rencana pelaksanaan pembelajaran dikategorikan reliabel, oleh karena itu, de-sain pembelajaran berbicara dengan pro-sedur kompleks menggunakan media vlog dapat diujicobakan dengan jumlah subjek yang lebih luas.

Uji coba perencanaan pembelajaran ber-bicara dengan prosedur kompleks meng-gunakan media vlog dan uji coba peren-canaan evaluasi pembelajaran berbicara dengan prosedur kompleks menggunakan media vlog dibagi dua tahap yang dilaku-kan di SMA Negeri 14 Samarinda kelas X. Tahap pertama, yaitu uji coba kelas kecil dan tahap kedua, yaitu uji coba kelas besar.

(11)

Tabel 4. Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Kelas X SMA Negeri

diperoleh adalah sebesar 78%. Adapun pe-rincian hasil uji terbatas dalam penelitian ini, berdasarkan kriteria penilaian berbicara, yakni dari aspek kebahasaan meliputi lafal, kosakata, dan struktur, sedangkan aspek nonkebahasaan meliputi materi, kelancaran, dan gaya.

No Tingkat Kemampuan Jumlah Siswa

Persentase

(Total Jumlah dalam Skor)

1 0--39 (sangat kurang) 0 0%

2 40--45 (kurang) 0 0%

3 55--69 (cukup) 4 27%

4 70--84 (baik) 7 46%

5 85--100 (sangat baik) 4 27%

Data pada tabel di atas, menunjukkan bahwa sebanyak empat orang (27%) siswa telah mampu memeroleh nilai sangat baik, sebanyak tujuh siswa (46%) memeroleh nilai baik. Sementara itu, sebanyak empat siswa (27%) memeroleh nilai cukup. Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 93, sedangkan nilai terendah adalah 67. Nilai rerata yang

media vlog berdasarkan pengembangan materi dan evaluasi pembelajaran berbicara dengan prosedur kompleks menggunakan media vlog. Pengembangan pembelajaran berbicara tersebut memiliki peranan besar dalam memaksimalkan proses pembelajar-an, sehingga mampu mencapai tujuan pem-belajaran yang diharapkan. Selain itu, pe-ngembangan pembelajaran berbicara de-ngan prosedur kompleks menggunakan media vlog dapat memperluas wawasan dalam meningkatkan keterampilan berbi-cara siswa serta memberikan dorongan ke arah positif bagi siswa yang kurang berpo-tensi pada pembelajaran berbicara.

Tabel 5. Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Samarinda pada Uji Coba Kelas Besar

No Tingkat Kemampuan Jumlah Siswa

Persentase

(Total Jumlah dalam Skor

1 0--39 (sangat kurang) 0 0%

2 40--45 (kurang) 0 0%

3 55--69 (cukup) 9 29%

4 70--84 (baik) 14 45%

5 85--100 (sangat baik) 8 26%

Keseluruhan data yang dianalisis, me-nunjukkan bahwa hasil uji coba ini terdiri atas hasil akhir dari ketiga validasi dikate-gorikan sangat baik/layak, keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dikate-gorikan positif, realibilitas dikatedikate-gorikan realibel, respons siswa positif, aktivitas siswa dikategorikan sangat praktis dan sa-ngat baik, dan perbedaan hasil uji kelas kecil dan uji kelas besar signifikan terhadap de-sain pembelajaran berbicara.

PENUTUP

Hasil penelitian ini merupakan konse-kuensi logis dari pembelajaran berbicara dengan prosedur kompleks menggunakan

(12)

Hasil penelitian tentang pembelajaran berbicara dengan prosedur kompleks meng-gunakan media vlog menunjukan kategori baik. Mengingat demikian besar pengaruh dan kontribusi penggunaan pengembangan pembelajaran berbicara dengan prosedur kompleks menggunakan media vlog dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, diharapkan guru lebih meningkatkan dan mengoptimal-kan frekuensi penggunaannya

Pembelajaran berbicara ini dapat di-sebarluaskan secara umum dan digunakan oleh siswa kelas X, khususnya SMA Negeri 14 Samarinda karena pengembangan pem-belajaran ini terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara. Bagi para peneliti, guru Bahasa Indonesia dan pemerhati pendidikan yang tertarik dengan penelitian pengembangan dan berminat mengembangkan pengem-bangan pembelajaran berbicara diharapkan dapat menerapkan pembelajaran berbicara dengan menggunakan media yang dapat menarik minat dan kreativitas siswa. DAFTAR PUSTAKA

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Haryadi dan Zamzami, 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogya-karta: BPFE.

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Rofiudin, Ahmad dan Darmiyati Zuhdi. 1998. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indo-nesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud. Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Syaodih. 2011. Metode Pene-litian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugandi, Achmad, dkk. 2007. Teori Pem-belajaran. Semarang: Unnes Press. Tarigan, Henry Guntur. 2015. Berbicara

sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Validasi dari Ketiga Validator
Tabel  2.  Rekapitulasi  Nilai  Keterlaksanaan  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran
Tabel 3. Hasil Analisis Aktivitas Siswa
Tabel 5. Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Samarinda pada Uji Coba Kelas Besar

Referensi

Dokumen terkait

c). Diskusi dalam kelompok: pendamping mengajak peserta untuk mendiskusikan dua pertanyaan dalam kelompok yaitu kelompok bapak-bapak dan kelompok ibu-ibu. Pendalaman Kitab

Intensitas Dan Laju Infeksi Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi Sydow) pada Dua Puluh Satu Genotipe Kedelai. Agustina Issriyansyah, Jurusan Hama dan

[r]

kadar air kondisi jenuh (saturasi). Pcrcobaan dimodelkan dengan kolom infiltrasi, dengan 4 elekroda pada tiap sis1 kiri dan kanan. Hasil pcrcobaan menunjukkan

The combination of total revenue, expenditures and acquisition of non-financial assets made net lending for the GGoTL with the Petroleum and Donor Funds $2,371.5 million at

Tanaman terpilih diambil satu atau dua tanaman dari setiap baris tanaman dari masing-masing petak yang dilakukan berdasarkan keragaan diameter kanopi

Go-Food adalah layanan jasa sistem online dalam bentuk melakukan beli dan antar makanan yang telah dipilih oleh pelanggan sesuai pilihan menu dari restoran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengaruh pupuk kandang ayam lebih baik dibandingkan dengan pupuk kandang sapi dan pupuk kandang kambing untuk semua variabel pengamatan,