HUKUM
EKONOMI ASEAN
Pembentukan
ASEAN EconomicCommunity
(AEC)2015:
!ntegrasi'Ekonomi
Berdasarkan Komitmen
Tanpa Sanksi Koesrianti (FH Unair Surabaya)ASEAN Economic
Community
2015Hambatan dan Peluang Perdagangan
JasaHukum
FX Joko Priyono (FH Undip Semarang)
Kerjasanna ASEAN:
Manfaat
danTantangannya
Bagilndonesia
Jonker Sihombing (FH UPH Karawaci)The Roles
of
ASEANEnergy-Competition
Lawin Catalyzing the
ASEANConnectivity
2015Dian Parluhutan (Fachbereich Rechtwissenschaft Freie Universitdt Berlin, Jerman) ASEAN
lnvestment
Area 2015: AnExploratory
Assessmentof the
ASEAN!nvesment
!ntegration
Mandate
Jessica Los Banos (Faculty of Law UPH, Karawaci)
Menuju Unifikasi
Hukum Pengakutan Barang
Melalui
Laut
Hesty D. Lestari (Magister llmu Hukum, Universitas Muhammdiyah Jakarta)
Produk Ekolabel
Sebagailnformasi
Perlindungan
Konsumen dan
Lingkungan
Dalam
RezimPerdagangan
lnternasional
Deni Bram (FH Universitas Tarumanagara Jakarta)
Financial
Innovation:
DealingWith
Complexity ln
Bounded
Rationality Setting
and
Fragmentation
NodesCindy Riswantyo (Kantor Hukum Allen & Overy London)
&UPH
Fakultas Hukum
Universitas Pelita Harapan
Laut
Reuieu
Vol.
xlll
No.
2Hal.
787 - 341
Tangerang
November 2013
tssN
1412 -2561
&
LAW
REVIEW
Vol.
XI[,
No. 2-
November 2013DAF"TAR
ISI
ISSN
zl4l2
-2561
Halaman
208 224 225 242 262 280 281 304 320 341Pembentukan
ASEAN
Economic Community
(AEC)
20L5:
Integrasi
187Ekonomi Berdasarkan Komitmen Tanpa
Sanlisi Koesrianti (FHUnair
Surabaya)ASEAN
Economic Community
2015
Hambatan
dan
Peluang
209 Perdagangan JasaHukum
FX
Joko Priyono (FH Undip Semarang)Kerjasama
ASEAN:
Manfaat
dan Tantangannya Bagi Indonesia Jonker Sihombing (FH UPH Karawaci)The
Roles ofASEAN Energy-Competition
Law in
Catalyzing
theASEAN
243Connectivity
2015Dian
Parluhutan (Fachbereich RechtwissenschaftFreie Universittit Berlin,
Jerman)
ASEAN
Investment
Area
2015:
An
Exploratory
Assessment
of
the
263ASEAN Investment Integration
MandateJessica Los Banos (Faculty of Law UPH, Karawaci)
Menuju Unifikasi Hukum
PengakutanBarang
Melalui Laut
Hesty
D.
Lestari (Magister
Ilmu
Hukum, Universitas
Muhammadiyah Jakarta)Produk
Ekolabel
Sebagai
Informasi
Perlindungan Konsumen
Dan
305Lingkungan
Dalam
Rezim PerdaganganInternasional
Deni Bram (FH Universitas Tarumanagara Jakarta)
Financial Innovation:
DealingWith
Complexity
In
BoundedRationality
321 SettingAnd
Fragmentation
NodesCindy Riswantyo (Kantor Hukum Allen
&
Overy London)THE CONTENT
OFTHIS PUBLICATION
ISTHE
SOLE
RESPONSIBILITY
OF
THE
RESPECTIVE AUTHORS
AND
SHOULD
IN
NO
WAY
BE
TAKEN
TO REFLECT THE
VIEWS
OFLAW REVIEW AND FACULTY
OF
LAW
Law Review Volume
ilII,
2013PEMBENTUKAT\
ASEAN
ECONOMIC
COMMUNITY
(AEC)
2015:
INTEGRASI
EKONOMI
BERDASAR
KOMTTMEN TAI\PA SANKSI
Koesrianti
Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya koesrianti@fh.unair. ac.
id
Abstract
Currently, ASEAN has come to the new phase of cooperation on
political
security, economic, and socio-cultural by the establishment of ASEAN Charterin
2008. The cooperation has been deepened, widened, and enlarged. Accordingly, the AEC is the most significant cooperations, namely the economic integration of ASEAN whichnot
merefree
trade areabut to
make the region as aproduction
basefor all products of ASEAN as well as to accomplish the region asa single market by applying scorecard system of
AEC's
blueprint that should be preserved byall
ASEAN state members. Theformation of AECin
2015 totally depends to the commitments of the member states of ASEAN to apply those agreed trade agreements, roadmaps, andplan
of actions including AEC's blueprint.Key words:
AEC
blueprint, ASEAN single marketAbstrak
ASEAN
sedang
menuju
pembentukanMasyarakat
Ekonomi
ASEAN 2015
(ASEAN
Economic Community/AEC).
PiagamASEAN
2008
merupakan dasarhokum
kerjasamaASEAN
dalam bidang
politik
keamanan,ekonomi
dan
social
budaya.AEC
merupakan kerjasama yangpaling
signifikan
diantara kerjasarna yang lainnya.AEC
ini
bukan
hanya perjanjian perdagangan bebas saja tetapi bertujuan untuk rnembentuk kawasan Asia Tenggara sebagai sebuah pzlsartunggal
sertabasis
produksi untuk
semuaproduk
negara-negaraASEAN.
Proses pembentukan AEC didasarkan pada system scorecard yang disepakati dalamcetak
biru
AEC.
Oleh
karenaitu
realisasiAEC
tahun
2015
sangattergantung
kepada komintmen negara-negara anggotaASEAN
dalarn rnelaksanakan kewajibannya yang tertuang dalam perjanjian perdaganganASEAN,
petatindak,
tahapan-tahapankebijakan yang
telah disepakati termasuk yang tercantum dalam cetak biru ASEAN.Kata
kunci:
cetakbiru
AEC,
pasar tunggalASEAN
A.
PendahuluanASEAN telah
menghasilkanbanyak
kesepakatan-kesepakatanbaik
dalarn
bidangpolitik,
ekonomi, dan social budaya. Pada awal berdirinya, kerjasamaASEAN
bersifatpolitik
luar
negeri dan strategi keamanan dan perdamaian kawasan. Namun setelahitu
kerjasamaASEAN
lebih
ditingkatkan, diperluas dan dipererat sekaligus bertambah negara anggotanya. Negara-negaraASEAN
telah mengadakan kesepakatan-kesepakatan di bidang ekonomi sejakawal tahun
80an. Kemudian padaawal
l990an
kerjasama ekonomiditingkatkan
menjadiKoesrianti: Pembentukan
ASEAN
Community
(AEC) 2015: Integrasi .integrasi ekonomi
ASEAN yaitu
dengan membentuk kawasan perdagangan bebasASEAN
atau
ASEAN
Free Trade Area (selanjutnya disebutAFTA)
yang ditandatangani pada 1992dan
terbentuk
pada 2003.
Selanjutnya
perjanjian
tersebut
ditingkatkan
lagi
dengan membentuk Masyarakat EkonomiASEAN
atauASEAN
EconomicCommunity (AEC)
pada 2008 dengan terbentuknya Piagam ASEAN.TPerjanjian-perjanjian
yang telah
disepakati
di
tingkat
ASEAN
tersebut
harus diimplementasikan di lingkup wilayah nasional masing-masing negara anggota. Namun dalam pelaksanaannya tersebut,disadari akan
terjadi
interpretasi
yang
berbeda-bedaatas
isi kesepakatan tersebut. OIeh karenaitu
diatur klausul penyelesaian sengketadi
dalam hampir setiap perjanjian kerjasama yang dihasilkanASEAN
termasuk PiagamASEAN.
Namun,jika
disimak lebih
dalam, penyelesaian sengketa pada PiagamASEAN
lebih
bersifatdiplomatik
daripada hukum.
ASEAN tidak
sepertiUni
Eropa(UE)
yang mempunyai pengadilan (yaitu EuropeanCourt
of Justice/ECJ) yang mengadili negara anggota yangtidak
menjalankanisi
perjanjian yang telah disepakati dan memastikan keberlakuan hukum komunitas (communitylaw)
derri
tercapainya tujuan UE. Kepatuhan negara anggotaASEAN terhadapisi
perjanjianyang telah
disepakati
lebih
diserahkan kepada
komitmen negara
anggotanya.
Sejak disepakatinya PiagamASEAN
pada
2008
maka
semuabentuk
kerjasama,baik
politik,
keamanan, ekonomi, social dan budaya atau yang lainnya,baik
yang pernah ada atau yang akan dilakukan harus disesuaikan dan merujuk pada piagamASEAN.
Diantara perjanjian kerjasama
ASEAN
maka Masyarakat EkonomiASEAN
(ASEAN
Economic
Community/AEC) merupakan kerjasama
yang
paling
signifikan
karenakeberhasilan
AEC
akan dapat langsung dirasakanbaik
pemerintahmaupun
individu
dari negara-negara anggotaASEAN.
AEC
bukan
merupakanpasar
tunggal saja
melainkankombinasi
pasar tunggal dan basisproduksi,
yang bertujuanuntuk
meningkatkan tingkat perekonomian dan kompetisi kawasan sebagai akibat yang dibawa oleh banyaknya investor asingdi
kawasan. PembentukanAEC
dilakukan dengan menerapkan sistemscorecard yang
telah disepakati negara-negara
ASEAN
dalam cetak biru AEC.2Artikel
ini
membahastentang integrasi ekonomi menurut
ASEAN
EconomicCommunity
(AEC)
yang pembentukannya disandarkan kepadakomitmen
negara anggotaI
Deklarasi pembentukan AEC, sudah dilakukan pada 2003 pada saatKTT
IX
dengan dikeluarkannyaDeklarasi Bali Concord
II,
dan hal ini kemudian dituangkan dalam Piagam ASEAN, untuk isi piagamASEAN lihut http,//nv**.ur"ur.ordur"hiu"/oubli"utionr/AS]EAN-chon"..pdf
2
cetak Biru AEC versi pDF dapat diunduh di www.asean.org/archive75lg7-lg.pdfdaripada sanksi
hukum
yaitu
dengan cara menorapkan scorecard. Pertama akan diuraikan terlebih dahulu bentuk-bentuk tahapan integrasi ekonomi regional yang dikenal dalamlingkup
perdagangan internasional untuk mengetahui posisi kerjasama ekonomi
ASEAN.
Kemudian akan dijelaskan tentang sejarah kerjasamadi
bidang
ekonomi yang pernah adadi
lingkup
ASEAN.
Setelahitu
diuraikan
tentang ASEANFree
TradeArea (AFTA)
sebagai bentuk kerjasama ekonomi yang merupakan kerjasama ekonomi yang melatarbelakangi terbentuknyaAEC.
Kemudian
dianalisis tentang kerjasama ekonomi yang tertuang dalamAEC,
besertaAEC
'blue print'/ceta.kbiru
AEC. Bagian akhir akan disarikan kesimpulan dari artikelini
dansaran.
B.
PembahasanB.1..
Bentuk Tahapan Integrasi Ekonomi
RegionalDalam lingkup ASEAN
bentuk
kesepakatanyang ada
sekarangini
bukan
lagi berbentuk kerjasama ekonomi namun sudah merupakan integrasi ekonomi. Dalam kajian teori perdagangan internasionaldikenal
beberapa tahapanintegrasi ekonomi
regional.
Skema integrasi yang baku, ditinjau dari sisi kedalaman integrasinyaterdiri
dari: (1) preferential trade agreement(PTA);
(2)
free trade area(FTA); (3)
customunion (CU);
(4)
singie rnarket; (5) monetaryunion; (6) political
union.3 Tahapan integrasi ekonomiini
bersifat berjenjang, dariyang paling
sederhanayaitu
PreferentialTrade
Arrangement(PTA)
sampaiyang
paling komprehensif yaitu po li tical unio n.PTA
merupakan kerangka kerjasama dari sekelompok negara yang mengijinkanimpor
barang dari negara penandatangan dengan preferensi dengan tingkat pajak yang lebih rendah
dari yang
dikenakanpada
impor
barangdari
negaraketiga.
Tahapanberikutnya
adalah Kawasan Perdaganang Bebas (free tradearea)
merapakan pasar terbuka bagi negara-negara anggota. Pada tahapanini,
negara-negara bersepakat untuk mengurangi atau menghilangkanbea cukai, pajak, dan
tarif
antara negara penandatangan. Setiapnegara
anggota masih mempertahankantarif
negara sendiri terhadap negara ketiga.Tarif
diantara negara-negara anggota adalahnol,
meskipuntarif
ekstemal terhadap negaraketiga
dapat berbeda-beda diantara negara-negara anggota.3
Bryan Mercurio, 'should Australia continue negotiating Bilateral Free Trade Agreements'?A
Practical Analysis', (2004) 27 (3) University of New South Wales Law Journal 667,p
667; Louis F Del Duca, Teaching of European Community Experience for Developing Regional Organizations,ll
Dickinson Journalof International Law 485 (1993), pp 490-492; Mlnrng Hoon Choo, Dispute Settlement Mechanisms
of
Regional Economic Arrangements and Their Effectson
the World Trade Organization, 13 TempleInternational & Comparative Law Jo urnal 253 ( 1 999), hal. 25 5
Koesrianti: Pembentukan AS
EAN
CommunitY (AEC) 2015: lntegrasiSedangkan dalam tahapan custom rmion (CU), Negara-negara anggota maslng-maslng
di
samping menghilangkantarif
diantara mereka, negara-negara penandatangan membentuktarif
seragam (commontarffl
yang sama besarnya terhadap negara-negarabukan
anggota'Dalam
tahapan pasar tung gal (single market) negara-negara anggota setuju menghilangkantarif
intemal
dan membentuktarif
umum
(commontarffi
di
antara mereka. Negara-negara setuju untuk menghilangkan hambatan non-tarif internal(nonlarilf
barriers)
bagi pergerakan bebas sumber-sumber daya. Tahapanini
merupakan sebuah pasar tunggal (a unified economic marlcet).Sedangkan tahapan mata uang tunggal (Monetary
(/nion)
adalah sebuah tahapan yang mengatur negara-negara anggota menggunakan alat bayar yang sama dalam kawasan' Pada tahapini,
maka negara-negara anggota harus mempunyai kebijakan keuangan yangbaik
dan harmonis diantara mereka sendiri. Tahapan tertinggi adalahPolitical
(Jnion pada tahapanini
Negara-negara anggota setujuuntuk
menggabungkan pemerintahan mereka,baik
legislatif'
militer,
diplomatik,judisial,
administratif dan hubungan dengan negara asing' Sebagai contoh adalah: TheUni
Eropa/EuropeanUnion (UE)
telah menginjak tahapini
dengan membentuk Treaty Amsterdam yang maubah Treaty Maastricht yang menekankan pada masalah-rnasalah yang berkaitan dengan kewargane garaanEropa (European Citizenship), kebijakan luar negeri dan keam anan b ersama, dan perub ahan-perub ah an institusional.aDalam lingkup
ASEAN,
khususnyajika
dikaitkan
denganAEC
sebagai salah satubagian
dari
MasyarakatASEAN (ASEAN
Community),
Negara-negaraASEAN
belum menetapkan tingkatan integrasi yang jelas. Dalam mmusan yang disepakati oleh para kepala negaradan
pemerintahanASEAN,
tujuan
dari AEC
adalahuntuk
menciptakan'a
singlemarket
andproduction
base'.
Ini
dapatdiartikan
sebagaiintegrasi
penuh,kecuali
dalam bidang keuangan dan moneter yang masih merupakan kewenangan negara anggota'Ada
dua tingkatan integrasi regional yang dapatdipilih
oleh
ASEAN,
seperti yang ditawarkan olehHew
dan Soesastro, yang pertama, suatuAEC
merupakanstatu'FTA-plus'
yaitu
suatu kawasan perdagangan bebasASEAN
dengantarif
nol
ditambah beberapa elemendari
suatu pasar bersama, misalnya arus bebas modal dan tenagaterdidik.s
Pendekatanini
didasarkan padatingginya tingkat
perbedaan antara Negara-negara anggotaASEAN
makatidak mungkin
diterapkantariff
tunggal
bersama (commonexternal
tarffi
seperti
pada kawasan kesatuan pabean (customunion).
Kedua,AEC
sebagaisuatu
'CommonMarlcet-Minus'
yaitu
suatu bentuk akhir integrasi ekonomiASEAN
pada 2015 adalatr berupa pasar bersama dengan menetapkan suatu bidang tertentu sebagai integrasi yanglebih
dalam denganwaktu
yanglebih
lama dantidak
ada perkecualian.6Ini
merupakan common market dengan perkeculaian yang disepakati bersama.Rencana diwujudkannya Pasar Tunggal
ASEAN
2015 diharapkan dapat meningkatkanbargaining
position
kawasan
Asia
Tenggara
dalarn
kancah
perdagangan
global. Kecenderungan globalisasi sekarangini
tidak terletak pada meningkatnya kuota perdaganganantar
negara
secarabilateral,
namun
meningkatnyaarus
lalu
lintas
perdagangan antar kawasan. Sesungguhnya cornrnon market dapat mendorong terciptanyaefisiensi
produksi, peningkatanproduktifitas dan
daya saingproduk
ekspor, sertainovasi-inovasi
baru
yangkompetitif.
B.2.
Bentuk Awal Kerjasama ASEAN di Bidang Ekonomi
Pada tahun 1975 situasi
politik
diASEAN
yang relative sudah baik mendorong negara negaraASEAN
untuk
mengambil pendekatan yanglebih
aktif
untuk
melakukan kerjasama ekonomi regional dan dirasakan bahwa kekuatan ekonomi akan rnembentengi kawasan dari bahaya komunis pada waktu itu.7 Pada periode tahun 1967 sampai tahun 1980an, kemajuanekonomi
di
ASEAN
pada prinsipnyamurni
berdasarkair ken'rajuan masing-masing Negara anggota,tidak
adakaitan
ekonomi (economiclink)
di
ASEAN.
Preferensi hanyameliputi
barang-barang yang terbatas jumlahnya,
tidak
mencakup barang-barang dengantarif
tinggi. Fokus dari kerjasama ekonomi periodeini
adalah perdagangan preferensi,joint
ventures dan skema pelengkap (complementation scheme). Kerjasarnaekonomi
ASEAN
yang
pertamameliputi
empat macaln kerjasarna:1. ke{asama dalam bidang
komoditi
dasar (basic commodifies), terutama pangan dan energy;5
Denis Hew dan Hadi Soesastro, Realizing the ASEAN Ecouomic Community by 2020: ISEAS and ASEANApproaches, ASEAN Economic Bulletin, Vol20. No. 3, 2003, hal.293
6
rbid7
S Tiwari, 'Legal Implications of the ASEAN Free Trade Area' (1994) Singapore Journal Legal Studies 218,hal.22l
Koesrianti: Pembentukan
ASEAN
Community (AEC) 2015: Integrasi2.
kerjasamauntuk
mendirikanproyek industry
skala besarASEAN
(large-scaleASEAN
industrial project);3
.
kerj asama d al am liberalisasi perdagangan intra-regional ;4.
melakukan pendekatan bersama atas masalah komoditi internasional dan masalah-masalah ekonomi dunia lainnya.Skema
kerjasamaekonomi yang
dikenalkan
oleh ASEAN untuk
meningkatkanintegrasi
kawasan adalahthe ASEAN
Industrial Project
(AIP) tahun
1976,the
ASEAN
Industrial
Complementation Scheme(AIC)
tahunl98l
(atau disebutjuga
denganBrand
to Brand Complernentation/BBC) dan theASEAN
Industrial Joint Venture(AIJV)
tahun 1983. Adapun bentuk perjanjian kerjasama yang pertama adalah Preferential Trading Arrangements(selanjutnya
disebut
PTA).
PTA
ditandatanganipada
tahun
1977.8
Tujuannya
untuk mendorong adanya kerjasama regional yang lebih dekat melalui perluasan perdagangan intra regional. Preferensitariff (tariff
preferences) dinegosiasikandi
antara Negara-negara anggotaASEAN
melalui
kelompok negosiasi preferensitarif
atau thetariff
preferences negotiating groupof
COTT
(Committee on Trade and Tourism). Rekomendasi akhir dari preferensitariff
disampaikan kepada
ASEAN
Economic Ministers(AEM)
untuk mendapatkan persetujuan.PTA
dirancanguntuk
meningkatkan perdaganganintra-ASEAN
melalui
pemberian preferensitariff.
Dengan caraini
maka
akan ada penurunan hambatan perdagangan pada sejumlah produk yangterpilih.
Pada dasarnya program PTAini
adalah untuk sejumlah produk yang berbeda, namun baru pada tahun 1987 negara-rLegara anggotaASEAN
sepakat secara signifikan memperluas cakupan kerjasamaPTA
ini.
DalamPTA
ini
terdapat kebijakan salingtukar
menukar preferensitariff
(the
exchangeof
tartff
preferences); pengaturan pembelian cadangan keuangan (theprovision
ofpurchasefinance
suppor)
dan kontrak jangka panjang (long-term quantity contracts); preferensi pengadaan barang oleh pernerintah Qtrocrurement preferences by government agencies); penghapusan hambatannon-tarif (the dismantling
of
non-tariff
barriers).
Namun, pada prakteknya yang berhasildicapai oleh program
PTA in
hanya pertukaran preferensitariff
saj a.Hambatan
yang dihadapi
oleh
PTA
adalah karena pertukaran preferensi
tariff
dilalcukan dengan
cara
negosiasi dengan Negara
anggotayang
lain
atau
dengan
caraditawarkan
secara sepihak
dan dilakukan
berdasarkan pendekatanproduk
per
produk Qtroduct-by-product approach). Sehingga dengan dernikian prosesini
sangat memakan waktu8
the Preferential Trade Arrangement (PTA) ditandatangani oleh para menteri luar negeri ASEAI.I pada 24 Februari 1977 di Manila dan berlaku pada 1978,lihat http:/iwww.aseansec.orey'2348.htmlama (time consuming) dan karena harus dinegosiasikan satu per satu setiap produk tersebut. Pendekatan ini juga membuka peluang terjadinya pengisian produk yang ticiak perlu
Qtroduct-padding)
dimana sejumlah besar produk ditawarkan namuntidak
ada arlinya bagi kerjasamaASEAN,
karenaproduk-produk
tersebuttidak
diperdagangkandi
lingkup
ASEAN,
atau karena produk-produk tersebut merupakan variandari produk
yang sama, seperti misalnya, tipe yang berbeda untuk mesinketik.
Sebagai akibat dariflexibilitas
yang diberikan olehPTA
sangattinggi
maka
Negara-negaratidak
memasukkanproduk-produk
perdagangan yangpenting, dan
justru
mengatur
perdaganganbebas atas
barang-barangyang tidak
jelas, misalnya memasukkan produk pengeruk salju (snowplows), reaktornuklir,
dan barang tidak penting lainnya. eAdapun
hasil
dari
PT'A,
jumlah produk
yang
benar-benardiberikan
margins
of
preference
(MOP)
sangatsedikit jumlahnya
hanya2,6
yo dari
jumlah total produk
yang ditawarkan. Disampingproduk
yang ditawarkan adalah produktidak
penting, ada sejumlahproduk yang
ditawarkan
merupakanproduk
negara-negaraASEAN
sebagai penghasil (producers), seperti misalnya, kayu dan produk karet. Beberapa produk yang diperdagangkan sudahmempunyai
tariff
nol.
Yang paling
ironis
adalah masing-masing negara anggotaASEAN
mengeluarkan sejumlah besar produkdari
skerna perjanjianPTA
untuk rnelindungi industry domestic mereka.Setelah
PTA, ASEAN
berkeinginan untuk mengadakan perjanjian perdagangan yanglebih
eratlagi.
Terdapat beberapa alasan rasional yang rnelatarbelakangi kerjasama ekonorni yang lebih erat di kalangan negara-negaraASEAN
sebagai berikut.1.
Pasar bersamaASEAN
(Preferential
Trade Arrangement, ataluFree
TradeArea)
akan mendorong perkembangan industri dan perdagangan intra region al(intra-regional
trade).2.
Dengan kerjasama ekonomi maka akan membuat perusahaan-perusahaandi ASEAN
untukmendapatkan keuntungan yang besar dan biaya produksi yang lebih rendah.
3.
Mendorong
investasibaru
di
proyek-proyekindustri yang
dirancanguntuk
memenuhi kebutuhan seluruh pasar ASEAN.4.
Memaksa perusahaan-pemsahaanuntuk lebih
efisienrnelalui
kornpetisi yangtinggi
dari barang-barang impor di pasar regional.Perkembangan kerjasama ekonomi
ASEAN
sangat lamban karena alasan utamanya adalah masing-masing negara anggota mempunyaiphilosophi dan
strategiyang
berbeda,9
Peter Kenevan dan Andrew Winden, 'Flexible Free Trade Area: the ASEAN Free Trade Area', (1993) 34 Harvard International Law Journal 224,hal 228Koesrianti: Pembentukan
ASEAN
Community (AEC) 2015: Integrasi .terutama pada
awal berdirinya
ASEAN.
Singapura,misalnya,
selalu mempunyai strategi dagang yang liberal yang berorientasi pada liberalisasi perdagangan yang berorientasi keluar(liberal
outward-oriented), sedangkan Indonesia danPhilippina
merupakarr negara anggota yang sangat protektif terhadap industry domestic yang memproduksi barang impgr. AkibatnyaPTA
tetap hanya
maupakan
liberalisasi
perdaganganyang parsial, yang
terbatas padaproduk-produk
tertentu
yang
sudah ditentukan
dan
hanya
menghasilkan
perluasan perdagangan yang terbatas.Alasan
kegagalanPTA
yang
lain
adalah alasanpolitis.
Seluruh negara
anggotaASEAN
adalah negara yang baru merdeka (newly independent states) dan merupakan negarayang
sedang berkembang(developing countries).
Negara-negara anggotaASEAN
baru mencoba untukmandiri
dan menjunjungtinggi
kedaulatan nasional. Pada umumnya, negara anggotaASEAN
lebih
memilih
untuk
mendorong investasi yang merupakanindustri
yang menghasilkan barang-barang ekspor, bukan kebijakan yang mengarah padainward-looking
untuk
mengganti barangimpor,
sehingga dapat mengintegrasikan ekonomi mereka dengan ekonomi global.Di
sampingitu,
PTA
bukan merupakan instrument yangefektif untuk
meningkatkan perdaganganintra ASEAN,
karenahamper
seluruh negara anggotaASEAN
merupakancompetitor
satu samalain,
bukan
saling melengkapi dalamstuktur
ekonomi mereka. Oleh karena produk mereka hamper sama untuk pasar diluarASEAN,
maka mereka bukan beket'asama dalam
menghasilkan
produk
bersama,
melainkan bersaing dalam
mendapatkan keuntungandi
pasar internasional. Negara-negara anggotaASEAN
mayoritas adalah negara pengekspor produk primer untuk pasardi
luarASEAN,
dan mereka adalah negara pengimpor produk manufaktur dari negara-negaradi luarASEAN.
10Selain
itu
masih terdapat alasan-alasan lainnya yang meliputi hal-hal berikutini
yaitu:1. Masing-masing negara anggota
ASEAN
secaraindividu
merupakan negara yang berhasil sebagai negara pedagang, bukan karena bergabung denganASEAN;
2.
ASEAN
hanya merupakan sebuah wadah kerjasama (framework) untuk menjaga stabilitasregional
dan menciptakan suatu 'suaratunggal' ketika
mengadakan hubungan eksternal dengan negara-negaradi
luar kawasan;10 Gerald Tan, ASEAN Economic Development and Co-operation, (1996),
hal
140; Brian Maclean, 'Understanding Trade Bloc Formation: the Case of the ASEAN Free Trade Area', (1996) 3 Reviewof
International Political Economy, 321, hal. 322 194
3.
Forum
ASEAN
rnerupakan suatu saranauntuk
mengadakan kerjasamadi
bidang
sosial, budaya,politik,
dan ekonomi, dan yang terpenting untuk menciptakan perdamaian.ASEAN
didirikan pada saat
ancaman
komunis demikian
mencekam
terhadap pemerintahanyang
ada pada
waktu
itu.
Keinginan
untuk
membasmiideology
komunisdijalankan
oleh
negara-negaraASEAN
secara bersama-sama.Sehingga alasan
utama terbentuknyaASEAN
adalah memelihara perdamaiandi
kawasan.ASEAN
dibentuk sebagaiforum
netraltidak
memihakblok
manapun sehingga para pemimpin negara-negara anggotaASEAN
dapat membicarakan dan mendiskusikan perbedaan-perbedaanyang ada.
Setelah berjalannya waktu,ASEAN
meningkatkan dan memperluas lingkup kerjasama tersebut.Pada awalnya liberalisasi perdagangan intra-regional
ASEAN tidak
cukup berhasil, karena beberapa alasan.ASEAN
lebih
focus padakonflik-konflik politik
di
antara negara-negara anggota dankonflik
lainnya, misalnya,konflik
Vietnam dan Kamboja (pada waktuitu
belum menjadi anggotaASEAN).
ASEAN juga berkonsentrasi pada penarikan pasukan asingdari
Kamboja pada waktuitu.
Selainitu, ASEAN
rnemberikan program bantuan rehabilitasibagi
para
pengungsidan korban
peranguntuk
Indo-China
menyusul berakhirnya perang Vietnam.Selain alasan tersebut
di
atas, masih ada masalah umum yang dapatdiidentifikasi
dan yang sering dihadapi oleh kerjasama ekonorniASEAN yaitu
adanya prosedur birokrasi yang berlebihan (excessive bureaucratic procedures)baik di
tingkat
ASEAN
maupundi
tingkat nasional.Hal
ini
menjadikan kegiatan ekonomi menjadi kurang efisien. Selainitu,
kurangnyakomitmen
dan
keinginan
politik
Qtolitical
will)
dari
negara-negaraASEAN
untuk mengimplementasikan skema kerjasamaekonorri
yang
sudah disepakatijuga
menarnbah problem bagi ke{asama ekonomiASEAN.
Di
sarnpingitu,
kerjasama ekonomiASEAN
padatahun 70an
dan
80an
ketika
itu
tidak
mengikutserlakanpihak
swasta
dalam
proses pengambilan keputusandi
tingkat regional,
sehinggaterjadi
kendaladalam
implementasi kerjasamaitu di
lapangan. Tujuan kerjasarna ekonomiASEAN
pada awal tahun berdirinyaASEAN
bentuknya
sederhanadan
sifatnya
sirnbolik
saja.llBentuk
kerjasarnaitu
tetap demikian sampai tahun 1992 (ketika disetujuiASEAN
Free Trade Area (selanjutnya disebutAFTA). AFTA
merupakan
bentuk
awal
kesepakatan negara-negaraASEAN
dalam mengintegrasikan ekonomi kawasan dan merupakan langkah progresif dari ASEAN.I
I
Jacques Pelkmans, The ASEAN Economic Community: Dillema'sof a
Shallow Trading Club, UN University Series, W 2009/5, 2009, lihat juga versi PDF http;//www.cris.uru.edu/fileadmin/workingpapers/ W-2009-s_The_Asean_Community_Dilemma_s_of a_shallow_trading_club.pdfKoesrianti: Pembentukan
ASEAN
Community(AEC)
2015: Integrasi ...8.3.
Kawasan Perdagangan BebasASEAN (ASEAN
FreeTrade Area
/AFTA)
Pada tahun 1992 disepakati perjanjian
AFTA
padaKTT di
Singapura. Pada waktuitu
disepakati tiga bentuk kesepakatan yang mengaturAFTA
yaitu:1.
Deklarasi Singapura 19922.
The
Framework Agreementon
EnhancingASEAN
Economic Cooperation (Framework Agreement) dan3. Agreement
on
the
Common
Effective
Preferential
Tariff
Scheme
(CEPT-AFTA
Agreement).
ASEAN
menyepakati mengenaiAFTA
didasarkan pada suatumotive
atau dorongankuat yaitu
kesadaran
negara-negaraASEAN
bahwa
kawasan
Asia
Tenggara
telahdipinggirkan (being marginalized)
ataupaling
tidak ASEAN
padawaktu
itu
merasa akan terpinggirkan dengan dibentuknya organisasi regional di belahan dunia yang lain, misalnya di Eropa telah terbentukUni
Eropa
atauEuropean
(Jnion(EU)."
Padatahun
1992tJni
Eropamendeklarasikan pembentukan
pasar
tunggal Eropa
(European
Single
Market)
yang
dilaksanakan pada
awal1993
merupakan tahapan penting bagi integrasi ekonomiUni
Eropawaktu itu.r3
Sedangkandi
Amerika
terbentuk
North
American
Free
Trade
Agreement(NAFTA)
yang
anggotanyaterdiri dari Amerika
Serikat, Kanadadan Mexico.la Denga,
terbentuknya
dua
organisasi
regional
tersebut
maka dikuatirkan
sebagianbesar
porsi perdagangandan
investasi
dunia akan mengalir
ke
Amerika utara
dan
Eropa
barat. Selanjutnya investor dan perusahaan asing akantidak tertarik
lagi
untuk
menginvestasikan modalnyadi
Asia Tenggara.15 Atas dasar alasan-alasan tersebut, maka negara-negara anggotaASEAN
sepakatuntuk
mewujudkan suatu kawasan perdagangan bebasdi
kawasan dengan membentukAFTA
dalam jangkawaktu
15 tahun. Jadi, pada waktuitu inti
dari kesepakatanAFTA
sesungguhnya adalahlebih
kepada meningkatkan daya saing negara-negaraASEAN
(competitiveness
of
ASEAN
manbers)
di
perdagangandunia, daripada
peningkatan12 John Ravenhill, Economic Cooperation in South East Asia: Changing Incentives,35 Asian Survey 850, 1995, hal. 852
13 Treaty on EU, Maastricht Treaty, 7 Februari 1992, errtre into force November 1993. Lihat juga J.H.H. Weilet
The EU, the WTO and the NAFTA: Toward a Common Law
of
International Trade, Oxford Univ Press, 200l,hal.17214 NAITA terbentuk 7 Desember 1992, North American Free Trade Agreement between the Government of the United State, the Government of Canada, and the Government of the United Mexican States, preamble Piagam, Ralph H Folsom, Michael W Gordon dan John A Spanogle, Jr (eds), Handbook of NAFTA Dispute Settlement, 1998.
15 Deborah A Haas, Out of Others Shadows: ASEAN Moves toward Greater Regional Cooperation in the Face of the EC and NAFTA, 9 American University Journal of International Law & Policy, 809, 1994, hal. 811
perdagangan
intra-AsEAl.l.
Padawaktu
itu
80% produk eksporASEAN
diperdagangkandi
tiga
pasar utama dunia
yaitu
Amerik4
Eropa
dan
Jepangdarr
sisanyadijual
ke
pasar Hongkong, Taiwan dan Korea.lsAFTA
diterrpuh denganjalan
menurunkantarif
atas produk-produk yang termasuk dalam skema CEPT sarnpai 0-5%. Terdapat dua program penurunantarif
yangdiatur
dalam perjanjianAFTA yutufast
track
dan normal track. Fast track berlaku pada 15 produk yaitu:pulp, textile,
minyak
sa)rr,
bahankimia,
obat-obatan,pup*,
plastik,
kulit,
karet,
semen, gelas dan keramik, batu-batuan dan perhiasan, elektronik danfurniture.
Atas komoditasini
maka tarifrrya
akan diturunkan dengan skemafast track,
karena pada dasamyatariff
dari komoditasini
sudah relative rendah.Sedangkan program
normal
track
dibagSmenjadi dua tahap: 1).
Produk
yang mempunyaitarif
lebih
dmt 20% harus diturunkan menjadi 20Yo dalarnwaktu
5-8 tahun dan sampai 0-5% dalam waktu 7 tahun setelahitu;
2). Produk dengantarif di
bawah 20o/o harus diturunkan menjadi 0-5% dalam rvaktul0
tahun.Selain dua program tersebut skema CEPT
juga
mengenalprograrn'exclusion
list'
untuk melindungi
produk yang dianggap sensitive yang dapat berupa komoditas pertanian, yang dapat dikecualikan karena jumlahnyakecil
dan bersifat sementara. Skema CEPTjuga
menerapkanrule
of origin (asal barang) sebesar 40 Yo yaitu produk yang harus mengandung muatan 40% berasal dari negara-negaraASEAN
atas dasar perhitungannilai
tambah. Dalam perjalanannya timeframe jangka waktu untuk pembentukanAFTA
yang semula disepakati 15 tahun diubah menjadil0
tahun, sehingga sebuah kawasan perdagangan bebassecara'full'
dengantaif
0-5%o bisa terealisasi tahun2003.
Percepatanini
dimaksudkanuntuk
segerameningkatkan daya
tarik
ASEAN
sebagai kawasan ataulokasi dari
produksi
rnanufakturuntuk
pasar global.17AFTA
dibentuk untuk rreningkatkan daya saing internasional kawasan Asia Tenggara bukan untuk membentuk suatu pasar regional yang terlutup berdasarkan suatu skema substitusi impor.ls Namun. pada tahurr 1998, untuk rnengatasi darnpak krisis keuangan,16 Jacques Pelkmans, The ASEAN Economic Community: Dillema's of a Shallow Trading Club, LIN University
Series,
W
200915,2009, lihat juga versi PDF http://www.cris.unu.edn/fileadmin/workingpapersiW-2009-5_The_Asean_Community-Dilemma-s-of a-shal low-trading-club,pdf
17 Hadi Soesastro, CSIS, Dari Perdagangan Bebas menjadi Pasar Tunggal ASEAN, dalam ASEAN Menatap Masa Depan: 40 tahun ASEAN, Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri RI, 2007, hal. 35
lS Ibid.
Koesrianti: Pembentukan
ASEAN
Community(AEC)
2015: IntegrasiASEAN-6
(negara anggotaASEAN
yang lama)re menyepakatijangka waktu
ini
dipercepatmenjadi
2002.
Sedangkanuntuk
anggotaASEAN
yang
baru
ataubiasa disebut
sebagai CLMV2o yang bergabung danganASEAN
tahun 1995 -1999juga harusikut
skerna perjanjianAFTA.
Sehingga keputusanyang
diambil
padawaktu
itu
adalahbahwa
negara anggotaASEAN
yang baru,
negara-negaraCLMV
diberi
waktu
lebih
panjangdalam
pencapaianAFTA
dari pada negara-negara ASEAN-6.AFTA
ini
ditempuhmelalui
mekanisme SkemaCEPT
sebagai mekanisme utamaperjanjian
AFTA
dengancara dan
jadwal
tertentu yang
disepakati bersama. Sedangkan pelaksanaanAFTA
ini
diawasi, dikoordinasikan
dan
dikaji
oleh
Dewan
AFTA
(AFTACouncil)
yang
anggotanyaterdiri dari
para menteri
perdaganganASEAN
yang
tugasnyadibantu oleh
Pejabat SeniorEkonomi
ASEAN
(SEOM).
DewanAFTA
mempunyai tugasmencari
penyelesaian atas berbagai sengketa perdaganganyang
terjadi
di
antara negara-negara anggotaASEAN
dan bertanggung jawab kepada sidangASEAN
Economic Ministers(AEM).
Di
bawah SEOM
terdapat
piranti
hukum untuk
pemberlakuanAFTA
(Legal Enactment) yang kemudian diubah namanya menjadi Coordinating Committeeon
CEPTfor
AFTA
(CCCA) untuk
menangani masalah-masalahimplementasi
CEPT,
terutama
segi kepabeanan.Dalam
penerapanAFTA
ini,
terdapatsuatu kewajiban
dari
negara-negaraanggota
untuk
mematuhi
jadwal
penurunan
tarif,
menempatkanproduk-produk
pada Temporary Exclusion List, Inclusion List, Sensitive and General Exception Lists.Stuktur
di
bawah
AFTA
Council
ini
adaDirektur
Jenderaldan
Senior Officials
Meetings serta beberapaWorking
Groupsyaitu
ke{asamaindustri (Industrial
Cooperation), Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Cooperation), UsahaKecil
Menengah (SmallMedium
Enterprise),
Organisasi PerdaganganDunia (WTO)
dan
beberapakomite
yaitu
implementasi CEPT untukAFTA,
jasa (Services), Standard and Quality, danE-ASEAN
Task Force.Di
bawah skema CEPT-AFTA
maka
negara-negaraanggota
ASEAN
harus menghapus hambatantariffdan
non-tarifuntuk
semua produk manufaktur, termasuk barang-barang modal (capital goods), dan produk pertanian olahan Qtrocessedagricultural
products).Aturan
asal barang(rule of
origdn)untuk
perjanjian skemaCEPT-AFTA
(atauCEPT-AFTA
19 Negara-negara ASEAN-6 terdiri dari Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Philippina, dan Brunei
Darusalam yang merupakan negara anggota ASEAN yang lama
20 Negara-negara CLMV terdiri dari Cambodia, Laos, Myanmar, dan Viet Nam, yang merupakan negara anggota baru ASEAN.
ROO)
disusununtuk
menentukan asal baranguntuk
mendapatkantariff
khusus menurut skema CEPT. Selainitu
CEPT-AFTA ROO juga menentukan prosedurverifikasi
atas produkASEAN. Untuk
produk-produk
pertanianyang tidak
diproses (unprocessedagricultural
products)
ditempatkan
pada SensitiveList
dan
diperlalarkan
berbedamenurut
Protokol(Protocol on the Special Arrangementfor the Sensitive and
Highly
Sensittve Products).Dari
perjanjianAFTA
ini
maka99% produk
di
ASEAN
telah
diturunkan tarifnyamenjadi 0-5
%
yangmerupakan'tarif
range'
untuk
anggotaASEAN-6;
dan 66%o produkmempunyai
tarif
0-5%
untuk
negara-negara
CLMV.
Pada
2006 hampir
semuaproduk/komoditi
di
ASEAN-6
sudahmasuk dalam
'inclusion
list' (IL).
Hanya
beberapaproduk
yang masuk dalam sensitive /zsr(SL),
termasuk unprocessedagriculture
products. Terdapat beberapa barang termasuk dalamgeneral exclusion
list
(GEL).
Pada tahun 2010 semua produk yang terdapat dalamIL
sudah dikenakantariffnol
persen, sedangkan produk yang berada dalam SL dipindatrkan keIL
dengantariff
0-5 %. Untuk Negara-negaraCLMV
disepakati bahwa semua produk yang masih berada dalamEL
udah dipindahkanke
IL
pada 2010 dengantariff nol
persen, dan semuatariff
sudahdieliminasi
pada tahun 2015 denganfleksibilitas
sampai
tahun
2018.21Namun demikian, dalam
rnewujudkan
peningkatan perdagangan dan akses pasar maka hambatan non-tarif merupakan hal penting dan urgen yang harusdiatasi oleh
ASEAN
bukan hanyaterletak
pada penurunandan
penghapusantariff
semata.
Setelah adanya
AFTA,
meskipun perdaganganintra-ASEAN masih tetap
berkisarantara
20-25
0/o,namun
tingkat
pertumbuhan perdaganganASEAN
secara keseluruhanmeningkat
yang
mencapai20-30
%oper
tahun. I(awasan
ASEAN
merupakan kawasan ekonomi terbuka yang pertumbuhannya tergantung pada pasar global bukan pasar regional. Sehingga dengan adanyaAFTA
maka kawasanASEAN
rnenjadi kawasan yang menarik bagi investor asing dan produksi dunia.22AFTA
bukan merupakan suatu kerjasama ekonomi (economic co-operation), seperti halnyaASEAN
Industrial Project, atauASEAN
Industrial Joint Venture yang dibentuk padatahun-tahun l970an, namun
AFTA
merupakan sebuah
integrasi ekonomi
(economic integration) yang mempunyai tujuan untuk mengintegrasikan seluruh wilayahASEAN
dalam2l
Soesastro, loc.cit.22 Nimnual Piewthongngam, Strengthening and Deepening ASEAN Economic Integration through the ASEAN Free Trade Area: Legal Aspects of the In-rplementation
of
AFTA, 2010, Digital Cornmon, Theses and Dissertations, Paper 3, hal.34Koesrianti: Pembentukan
ASEAN
Community(AEC)
2015: Integrasisuatu area perdagangan bebas. Dengan
perjanjian
AFTA,
negara-negara anggotaASEAN
berusaha mengintegrasikan ekonomi mereka, menghapus hambatan
tariff.
Dariuriain
di
atas,jelas
bahwa penerapan kesepakatanAFTA,
didasarkan pada ketentuan-ketentuan yangrigid
yang harus dipatuhi oleh negara-negara anggota. Halini
terbukti dengan terealisasinyaAFTA
padatahun
2002, dimanahampir
seluruhproduk
ASEAN
sebesar 99Yo yang masuk aatam daftarInclusion
Listbertaif
O-5yo.23 Terwujudnya perjanjianAFTA,
merupakanbukti
bahwaASEAN
sudah bekerja berdasarkan aturan-aturan formal yang mengikat sebagai hukum.8.4. Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN
EconomyCommunity
/AEC)
Bagi ASEAN
terbentuknya kawasan
perdaganganbebas
yang dicapai
melalui mekanismeAFTA
merupakan suatu keberhasilan karenatariff
di
kawasantelah
berhasilsecara bertahap diturunkan sampai dengan nol.2a
ASEAN
kemudian ingin lebih meningkatkan kerjasamaekonomi
tersebut.Disadari bahwa mengalimya investasi
asing(foreign
direct
investmentlFDl) ke kawasanASEAN
yaitu dengan banyaknya perusahaan multinational yang beroperasidi
kawasan membutuhkanpenyalur
barang(supplier)
yangjuga
harus
ada di kawasan sehinggaterjadi
efisiensibiaya produksi.
PasarASEAN
yang
sudah terbuka danmenyatu
dengan pasarglobal ditambah
dengan tersedianya barang-barangproduksi
yangdihasilkan oleh
supplierdari
negara-negaraASEAN
maka akan sangat membantu negara-negara anggotaASEAN
untuk semakin menarik investor asing masuk ke kawasan.Hal inilah
yangmenjadi
dasar pembentukanAEC
(semulatahun
2020, sejakKTT
2008
di
Thailand dirubah menjadi 2015).Sebelum terbentuknya
AEC
sebagai
bagian
dari
Masyarkat
ASEAN
(ASEAN
Community),
proposalAEC
telah dipelajari oleh
berbagaiinstitusi,
sepertimisalnya,
theInstitute
of
SoutheastAsian
Studies
(ISEAS),
the
ASEAN
Institutes
of
strategic
andIntemational
Studies(ASEAN-ISIS), dan
the ASEAN
Secretariat. Proposal tersebutjuga
mendapatkanmasukan
dan
saran-sarandari
Dewan
PenasehatBisnis
ASEAN
(ASEAN BusinessAdvisory
Counci[)
karena negara-negaraASEAN
mengakui pentingnya masukandari
kalangan pebisnisbagi
integrasiekonomi
yanglebih
besar. Bukan hanyaitu,
Komisi
Eropa (The European
Commission)juga manbagi
pengalamanmereka
denganASEAN
23 AFTA
Council, http://www.asean.org/communities/asean-economic-community/category/asean-free-trade-area-afta-council24 Untuk pembahasan AFTA dari sisi ekonomi, lihat Kazunobu Hayakawa, Daisuke Hiratsui<a, Kohei Shiino, dan Seiya Sukegawa, Who uses FTAs.?, Institute of Developing Economies, July 2009
mengenai pengalaman
Uni
Eropa berkaitan
denganintegrasi ekonomi regional
mereka. PembentukanAEC
diinspirasi oleh
Masyarakat
Ekonorni Eropa
(European
Economic CommunitylEEc).Meskipun ketiga
pilar ASEAN
(APSC,AEC,
danASCC)
adalah sama kedudukannya dan sama penting bagi perkembanganASEAN
sebagai masyarakat regional,AEC
adalahpilar
yangpaling signifikan
karena melaluipilar
ini
suatu masyarakat ekonomi yang benar-benar menyatu akan diwujudkan dan manfaat kerjasama ekonomi akan dapat dirasakan oleh seluruh negara anggotaASEAN.
Pada saatBali
ConcordII
dideklarasikan padaKTT ASEAN
ke Sembilan pada 2003, para pemimpinASEAN
berkomitmen bahwa 'ASEANis
committed to deepeningand broadening
its
internal
economicintegration and
linkageswith
the world
economy
to
realise an ASEAN Economic Community througha
bold,pragmatic
and unified,25
strategy .
Diharapkan dengan adanya
AEC,
maka persaingan diantara negara-negaraASEAN
akan tumbuh
dengan
baik,
sehinggahal
ini
akan
memperbaiki
iklim
investasi
dan mempersempitdan
mengurangi kesenjangan diantara negara-negaraASEAN.
AEC
akan menjadikanASEAN
sebagai basis produksiuntuk
rnelayani perusahaan-perusahaan dunia yang melakukanbisnis
di
ASEAN.
Dengan mekanismeAEC
makaASEAN
akan berubahmenjadi
sebuahpasar tunggal (single market).
AEC rneniru
gaya integrasi
masyarakatekonomi
Eropa (the European Economic
Community)pada era tahun 70an.
PadaAEC
ditandai dengan adanyaperdaganganbebas atas barang,jasa, investasi dan modal(freeflow
of
goods, services, investment and
freer
/tow of
capita[)
padatahun
2015.Tujuan
akhirnyadiantaranya
adalahuntuk
menciptakan sebuahkawasan ekonomi
ASEAN
yang
stabil, makmur dan kompetitif.Diyakini
bahwa dengan memperkuat kerjasarna ekonomiASEAN
dengan membentukAEC
maka akan
mempunyai
implikasi
bagi
institusi ASEAN
dan
kalangan
profesi (professionals),terutama berkaitan
dengan penerapandan
kepatuhanpada
kesepakatanASEAN,
penyelesaian sengketa,koordinasi kebijakan
nasional,
mandat
dan
kapasitas Sekretariat ASEAN, dan sumber daya yang tersedia untuk tujuan ASEAN.Dalam rangka menuju
pernbentukanAEC,
ASEAN
secarabertahap
tnelakukan pengintegrasian kebijakan ekonomiASEAN yaitu
dengan cara membentuk mekanistne dankebijakan
baruuntuk
memperkuat implementasidari
rancangan ekonorniyang
sudah ada25 Lrhat, Bali Concord II di http://www.asean.org/news/itenrrdeclaration-of-asean-concord-ii-b
Koesrianti : Pembentukan
ASEAN
Community
(AEC) 2015: Integrasiseperti
AFTA,
kerjasamaASEAN di
bidang tasa (ASEAN Framework Agreement on Services atauAFA$
dan kawasan investasiASEAN
(ASEAN Investment Area atauAIA).
Di
sampingitu, ASEAN juga
mempercepatintegrasi
ekonomidi
sektor-sektorprioritas;
memfasilitasi pergerakan kalangan bisnis (business persons), tenagakerja ahli
danterlatih (skilled labour
and
talents);
dan
memperkuatmekanisme
kelembagaanASEAN,
termasuk
perbaikan mekanisme penyelesaian sengketa yang adauntuk
menjamin adanya penyelesaian sengketa yang cepat dan mengikat secara hukum atas sengketa dagangASEAN
('to
ensure expeditious and legally binding resolution of any economic disptttes').26Lingkup
kerjasamaAEC meliputi
peningkatan sumber daya manusia dan kapasitasbuilding,
pengakuankualifikasi
profesi, konsultasi yanglebih
intens tentang ekonomi makrodan
kebijakan
keuangan, kebijakan-kebijakan
finansial
perdagangan,
pengembanganinfrastuktur
dan
koneksitas
komunikasi,
pengembangandan
pemanfaatan
e-ASEAN, pengintegrasian kalangan industri untuk meningkatkan sumber daya kawasan, dan mendorong peran sector swasta dalam panbentukanAEC.
Padaintinya,
dengan panbentukanAEC ini
akan mengubah kawasanASEAN
sebagai kawasan dengankarakter
'a
region
with
free
movement of goods, services, investment, slcilled labour,
andfreerflow
ofcapital.'AEC
akan mempunyai karakteristik kawasan berupa: 1. Pasar tunggal dan basis produksi;2.
Kawasankompetitif tinggi;
3. Kawasan dengan perkembangan ekonomi yangtinggi;
4. Kawasan yang terintegrasi dalam pasar global.Langkah pertama untuk mencapai integrasi ekonomi,
ASEAN
telah melaksanakan dan mengimplementasikan rekomendasiyang
dikeluarkanoleh the
High Level
TaskForce
onASEAN Economic
Integration (HLTF),
yang
merupakanlampiran atau
Annex dari
Bali
ConcordIL
HLTF
berisi
rekomendasi sebagaiberikut:
pertama, percepatandari
kerjasamaekonomi yang telah berjalan, kedua,
membuat
inisitatif dan
kebijakan baru,
ketiga,memperkuat
kelernbagaan,dan
keempat, memperkuat
dan
manperpanjang
kerjasama pengembangandan
teknik.
HLTF juga
merekomendasikan suatureview
setelah setahunimplementasi
dan
menugaskan Sekretaris Jenderal
ASEAN untuk
menyerahkan
danmelaporkan laporan
tahunanpada
PertemuanMenteri
ASEAN (the ASEAN
Ministerial
Meeting atauAEM).
Berkaitan
dengan penguatan kelembagaan,HLTF
merekomendasikan suatu prosespengambilan kepufusan
yang
cepat
dan
'streamline',
yaitu,
masalah-masalah yang26Bali Concord
ll,Ibid
202berhubungan dengan kebijakan hendaknya diselesaikan oleh
AEM
atauAFTA
Council
atauAIA
Council,
sedang
masalah-masalahyang
sifatnya
teknis atau
operasional
dapat diselesaikan oleh SEOM dan berbagaikomite
atau kelompok kerja.HLTF juga
menetapkankembali
bahwaAEM
sebagai koordinatordari
seluruh kegiatan. integrasi ekonomiASEAN
dan
masalah-masalah
kerjasama. Sehingga
dengan demikian
memperjelas pertanggungjawabandari
lembaga-lembagayang
adadi
ASEAN.
Sekaligushal
ini
dapat mencegah adanya tanggungjawab
yang bertabrakan dari berbagai lembaga tersebut.HLTF
juga
merekomendasikan konsensus sebagai proses pengambilan keputusan.Namun
jika
negara anggota
ASEAN
tidak
dapat mencapai kata sepakat dalam konsensus, maka proses pengambilan keputusan yanglain
dapat digunakan dengan catatan bahwa prosesitu
diambil
untuk mempercepat proses pengarnbil an keputusan.Menurut rancangan kegiatan dari
AEC,
negara-negaraASEAN
telah menetapkan 12sektor prioritas untuk
integrasiekonomi
yaitu-
produk
berbahan dasarkayu
(wood-basedproducts\,
automotive,
produk
berbahandasar
karet
(rubber-basedproducts),
textiles, apparel, produk pertanian (agro-based products), perikanan (fisheries), elektronik, e-ASEAN, produk kesehatan (health-care), dan jasa penerbangan(air
travel), pariwisata(tourism),
danjasa
logistik.2T Masing-masing Negara anggotaditunjuk
sebagaikoordinator
dari
integrasiberbagai sektor
tersebut. Sektorproduk
berbahan dasarkayu (wood-base{
dan industryautomotive (koordinator
Indonesia),
produk
berbahan
dasar karet
(rubber-based)
dan textile/apparel industries (koordinator Malaysia), produk pertanian dan perikanan (agro-basedand
fisheries industries)
ditunjuk
Myanmar
sebagaikoordinator,
e-ASEAN dan
produk kesehatanI
healthcare industries (koordinator Singapura), elektronlkI
electronics industries danlogistic
(koordinator Philippina), dan jasa penerbangan dan industri pariwisata/
airlines
and tourism industries (koordinator Thailand). Penghapusantariff
atas L2 sektor industryini
adalah merupakan bagiandari
upaya MasyarakatEkonomi
ASEAN
sekaligus sebagai cara untuk meningkatk an' competitive advantages' dari AS EAN.Hal
ini
akan merupakan kombinasidari
kekuatan ekonomi nasional negara anggotaASEAN
demi kemajuan kerjasama regional, memberikan fasilitas dan memajukan investasi sesama negaraASEAN
(intra-ASEAN),
mernperbaikikondisi
nasionaluntuk menarik
danmerangsan
g
adanya kegiatanmanufaktur
di
kawasan, mengadakan program-program diASEAN
dan mengembangkan produk yang lnerup akan'made in ASEAN'. PemimpinASEAN
27 Llhat httn://www.antaranews.com/print/840 I 2
Koesrianti: Pembentukan
ASEAN
Community(AEC)
2015: Integrasi ...mengadopsi cetak
biru
(blueprint) AEC padaKTT ke
13di
Singapura tahun 2007. Cetakbiru
ini
merupakan 'master
plan'
atau
rancang utama
yang dipakai
sebagairujukan
bagipembentukan
AEC
2015.28
Cetak
biru
AEC
ini
berisi
tahapan-tahapan
untuk mengintegrasikan bidang ekonomidi ASEAN
yang ditempuh dengan menerapkan berbagai komitmen yang disepakati secararinci
dan dengan jangka waktu yang jelas. Bidang ekonomitersebut
meliputi
sektor
jasa,
investasi,
dan
lainnya.
Proses tersebutjuga
memberikan keleluasaan pada para pebisnis dan pariwisatadi
kawasan dan memperkenalkan berbagai kebijakan baru untuk memperkuat kelembagaanASEAN.
Salah satu kebijakan tersebut adalah pembentukan suatu mekanisme yangefektif
untuk menjamin
adanya implementasi seluruh kerj asama ekonomi ASEAN.Dalam konteks
ini,
telah
dikembangkan mekanisrnescorecard yang
dipergunakan sebagaialat untuk
mengukur
tingkat
kepatuhan negara anggota terhadap implementasikomitmen ekonomi
ASEAN dan
sebagai
alat komunikasi dengan
para
stakeholder.ze Scorecardini
memberikan gambaran komprehensif mengenai kemajuan yangtelah
dicapai olehASEAN
dalam menerapkan cetakbiru
AEC. Negara-negara telah menyepakati 4 bentukAEC
Scorecard,
yaitu
untuk kepala
negara/pemerintah,Menteri,
Pejabat
senior,
dan masyarakat rrmum.3o Pada 2010AEM
menyetujui perluasan cakupan scorecard yangmeliputi
fasilitasi dan liberalisasi investasi, perdagangan (khususnya terkait dengan bea cukai termasuk penggunaanNational
Single
Windowdan
ASEAN
Single
Window), transportasi dan jasalogistic.
Scorecard
ini
masih tetap dievaluasi dan
ditambahkan beberapalangkah tindak
(measures) yang harus ditindak
lanjuti
oleh negara-negara anggotaASEAN,
yang difokuskanpada implementable measures, high impact outcomes, dan standardization and conformances. Sehingga
mendukung
peningkatankualitas dari
scorecard. Sebagaicontoh
implernentasiscorecard,
Indonesiamempunyai
316
medsuresuntuk
menuju
pernbentukanAEC
2015. Target measuresuntuk
periode 1 Januari 2008-
31 Agustus 2009jumlahnya
107 measures dengantotal
score
80,37yoyang
merupakanpenilaian
atas pelaksanaan medsuresyang
be{umlah
86 measures. Total scorecardASEAN
72,38oA. Sedangkan urutan negara anggotaASEAN
dalam
pencapaianscorecard
yaitu
Singapura (93,53oh),
Myanmar
(85.05%),28 Cetak biru dari AEC dapat dilihat di http://www.asean.orgy'archive/5187-l0.pdf
29 Untuk detail dari scorecard lihat http://www.aseansec.org/wp-content/uploads/2013/07/AEC-Scorecard.pdf 30 Kementrian LuarNegeri RI: Dirjen Kefasama ASEAN, ASEAN Selayang Pandang Edisi 19, 20010, hal.26 204
Kamboja
(83,33y'o),Laos
(82,57%o),Malaysia
(82,24Yo),r/ietnam (81,31%),
Indonesia(80,37 yo), Philippina (80, 1 9%), Thailand (7 8,9 O%) dan Brunei (7 4,58o/o).3
|
C.
Kesimpulan
Selama
lima
tahunterakhir,
kerjasamaekonomi
ASEAN
telah
sampai pada tahap integrasi ekonomi yang erat.ASEAN
telah sepakat untuk membentuk Masyarakat EkonomiASEAN
atau
AEC
pada 2015.
PembentukanAEC
dilakukan
secarabertahap
dengan menggunakanrujukan
pada kesepakatan CetakBiru AEC.
Masing-masing negara anggotaASEAN
akan diukur pencapaiannya berdasarkan scorecard yang sudah dilakukan. Jikadilihat
pada capaian yang ada, tahapan integrasi ekonomi melalui pembentukan Masyarakat Ekonomi
ASEAN
sudah berada dalam track yang benar. Terdapat catatan untuk halini
bahwa capaian tahapan oleh masing-masing negara hanya didasarkan kepada komitmen saja, tidak ada sanksihukum
jika
ada negara yangtidak
berhasil memenuhi kewajibannyauntuk
melaksanakan sistem scorecard CetakBiru ASEAN.
Oleh karenaitu
pada20l5,jika
masing-masing negara anggota patuh pada komitmen dan kesepakatan yang ada, maka akan tercapai tujuanASEAN
untuk mewujudkan kawasanASEAN
sebagai basis produksi dari produk barangASEAN
dan sekaligus sebagai pasar tunggal.DAF"IAR PUSTAKA
Buku
ASEAN
sets Australia,"NZ
hade deal talksfor
2005," Dow Jones&
Company,Inc,
5 September 2005Folsom, Ralph H, Gordon, Michael W dan
A
Spanogle, John, Jr (eds), Handbook ofNAFTA
Dispute Settlement, I 998.Hayakawa, Kazunobu, Hiratsuka, Daisuke, Shiino, I(ohei dan Sukegawa, Seiya, Who uses FTAs.?, Institute of Developing Econornies, July 2009
Piewthongngam, Nimnual, Strengthening and Deepening
ASEAN
Economic Integration through the ASEAN Free Trade Area: Legal Aspects of the Implementation ofAFTA,
2OlO,Digital Common, Theses and Dissertations, Paper 3
3l
IbidKoesrianti: Pembentukan
ASEAN
Community(AEC)
2015: Integrasi ...Soesastro, Hadi, CSIS, Dari Perdagangan Bebas menjadi Pasar Tunggal
ASEAN,
dalamASEAN
Menatap Masa Depan: 40 tahun ASEAN, Direktorat Jenderal KerjasamaASEAN
Departemen Luar NegeriRI,
2007Tan, Gerald,
ASEAN
Economic Development and Co-operation, (1996)Kementrian Luar Negeri RI:
Dirjen
Kerjasama ASEAN,ASEAN
Selayang PandangEdisi
19, 20010Weiler, J.H.H., The EU, the
WTO
and theNAFTA:
Toward a Common Lawof
International Trade, Oxford Univ Press,2007
Jurnal
Del Duca, Louis F, Teaching of European Community Experience for Developing Regional Organizations, 11 Dickinson
Journal
of International Law 485 (1993)Haas, Deborah
A,
Out of Others Shadows:ASEAN
Moves toward Greater Regional Cooperation in the Face of the EC andNAFTA,
9 American UniversityJournal
of
International Law &Policy,809,
1994Hew, Denis dan Soesastro, Hadi, Realizing the
ASEAN
EconomicCommunityby
2020: ISEAS and ASEAN Approaches, ASEAN Economic Bulletin,Vol
20.No.
3, 2003 Hoon Choo, Myung, Dispute Settlement Mechanisms of Regional Economic Arrangementsand Their Effects on the
World
Trade Organization,13 TempleInternational
&
Comparative LawJdurnal
253 (1999)Kenevan, Peter dan Winden, Andrew,
'Flexible
Free Trade Area: theASEAN
Free TradeArea',
(1993) 34 Harvard International LawJournal224
Maclean, Brian, 'Understanding Trade
Bloc
Formation: the Case of theASEAN
Free TradeArea',
(1996) 3 Review of InternationalPolitical Economy,32l
Mercurio, Bryan, 'Should Australia continue negotiating Bilateral Free Trade Agreements?
A
PracticalAnalysis',
(2004) 27(3)
University of New South Wales LawJournal66T
Ravenhill, John, Economic Cooperationin
South East Asia: Changing Incentives, 35 AsianSurvey 850, 1995
Koran
The Saigon Times
Daily,lT
Septanber 2002Peraturan
Perundang-undangan
Internet
Pelkmans, Jacques, The
ASEAN
Economic Community:Dillema's
of a Shallow Trading Club,UN University
Series,W
2009/5,2009,1ihat versiPDFhttp ://www. cris.unu.edu/fi leadmin/workin
gpapersAV-2009-5
JheJsean_Community_Di lemma_s_ola_shallow_hadinlclub.pdf
Tiwari,
S,'Legal
Implications of theASEAN
Free TradeArea'
(1994) Singapore Joumal Legal Studies 218Cetak
biru
dariAEC
dapat dilihat di http://www.asean.org/archivel5187-10.pdfAustralia New Zealand Closer Economic Relations
(ANZERTA
or CER) trade agreement was come into effect on 1 January 1983, see<http ://www.dfat. gov.au/geo/new zealand/
anz
cer /anz
cer.html>Framework Agreement on Comprehensive economic cooperation between the
ASEAN
and the People's Republic of China, see<http ://dtn.moc. go.th/w eb I 8 I 5 5 I 17 6 I fr amage.pdf. ?G_id>
The Framework
for
Comprehensive Economic Partnership betweenASEAN
and Japan, 8 O ctob er 2003, <http ://www. aseansec . or gl 1 527 4. htm>Framework Agreement on Comprehensive economic cooperation between the
ASEAN
and India, 8 October 2003, see <http ://www. asean sec.or g/ I 5278.htm>The Protocol to amend the Framework Agreement on Comprehensive economic cooperation between the
ASEAN
and the People's Republic of China, 6 October 2003, see <http ://www. aseansec .or g/ 1 5 15 7.htm>The Agreement on
DSM
of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between ASEAN and China, see <http://www.aseansec.orgl16635.htrn>The
AFTA-CER
Closer Economic Partnership (CEP) was the first cross regional engagement for ASEAN
as regional grouping, see <http : //www. aseansec. orgl 1 65 76.htrn>For
AFTA-CER
Closer Economic Partnership, see < http ://www.dfat. gov. aulcer_afta/index.iltmlLihat http://www.aseansec.or!22260.pdf dan lihat juga http://www.aseansec.orgl17792.htn Preferential Trade Arrangement (PTA) ditandatangani oleh para menteri luar negeri
ASEAN
pada24 Februari 1977 di Manila dan berlaku pada 1978, lihat
http ://www.aseansec.o r gl23 48.htm
Treaty Amstrerdam mengubah dan menomor ulang (renumbered) Treaty Roma sebagai perjanjian pendirian UE; Pada 2001 negara-negara anggota UE rnenandatangani
Koesrianti: Pernbentukan
ASEAN
Community(AEC)
2015: Integrasi ...Treaty Nice yang merombak struktur organisasi setelah anggota UE berkembang. Saat
ini
negara anggota UE berjumlah2T negara. Lihathttp ://europa. eu.int/abc/treaties/index_ert.htrn
I
3