• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAMPAK KULIT WAJAH BERJERAWAT

TERHADAP RASA KEPERCAYAAN DIRI DALAM

BIDANG PENAWARAN JASA MAHASISWA

PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN UNIVERSITAS

NEGERI SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan

Oleh

Anis Sofiana Taroreh NIM. 5402411059

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jangan Terlalu Cepat Menilai Seseorang Dari Penampilan Luarnya,

Karena Kita Baru Akan Melihat Indah dan Bernilainya Mutiara Setelah Membuka Cangkangnya.

(Anis Sofiana Taroreh)

PERSEMBAHAN

 Untuk kedua orang tua, (Bapak

Syabarudin Alm. dan Ibu Sri

Rochmiatun) yang senantiasa

memberikan do’a, semangat, dan motivasi di setiap langkah saya.  Untuk kakak, saudara, teman-teman

dan orang yang selalu ada memberi semangat serta dukungan hingga terselesai kannya skripsi saya.

(6)

vi

ABSTRAK

Anis Sofianan Taroreh. 2016. Dampak Kulit Wajah Berjerawat Terhadap Rasa Kepercayaan Diri Dalam Bidang Penawaran Jasa Mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Marwiyah, M. Pd. Program studi S-1 PKK Pendidikan Tata Kecantikan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Masalah kulit yang paling sering dialami para remaja salah satunya adalah jerawat. Perasaan tidak nyaman dan keresahan yang disebabkan jerawat dapat berpengaruh pada rasa kepercayaan diri. Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang sangat membutuhkan rasa kepercayaan diri yang tinggi untuk menawarkan jasanya sebagai orang yang mempelajari dan mempunyai ilmu dibidang kecantikan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: 1) dampak kulit wajah berjerawat terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan; 2) seberapa besar dampak kulit wajah berjerawat terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan.

Populasi dalam penelitian ini seluruh Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang berjumlah 219 mahasiswa, dari angkatan

2011-2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling,

berjumlah 39 mahasiswa yang mengalami masalah jerawat. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif persentase. Variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasa kepercayaan diri terkait dalam bidang penawaran jasa Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang berkaitan dengan masalah jerawat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, secara umum mahasiswa yang mengalami masalah jerawat memiliki masalah kepercayaan diri dalam hal penawaran jasa yang berkaitan dengan kecantikan. Indeks persentasi dampak kulit wajah berjerawat terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mencapai 82,71%.

Simpulan dari penelitian, dilihat dari perhitungan tiap indikator yang menyatakan 82,8% dari indikator pemikiran sebagai mahasiswa kecantikan, 66,7% dari indikator pemikiran Mengenai masalah Jerawat, 94,9% dari indikator sikap, 92,3% dari indikator berani tampil beda, 91,0% dari indikator berani menerima tantangan, 94,9% dari indikator asertif, 56,4% dari indikator mandiri, menyatakan bahwa jerawat berdampak pada rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang. Saran, sebaiknya mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan selalu menjaga kesehatan dan kecantikan kulit, memahami jenis-jenis kulit beserta cara perawatannya, dan lebih memahami kemampuannya dibidang kecantikan.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segalapuji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT dan mengharapakan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Dampak Kulit Wajah Berjerawat Terhadap Rasa Kepercayaan Diri Dalam Bidang Penawaran Jasa Mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini sebagai upaya untuk mengetahui dampak kulit wajah berjerawat terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam di sampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, mudah – mudahan semua mendapatkan safaatNya di yaumil akhir nanti, Amin.

Penyelesaian karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan kepada:

1. Dekan Fakultas Teknik, yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk melakukan penelitian dan menyelesaikan karya ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk melakukan penelitian dan menyelesaikan karya ini. 3. Dra. Marwiyah M.Pd, pembimbing yang penuh perhatian dan atas perkenaan

(8)

viii

dalam memberikan bahan dan menunjukkan sumber – sumber yang relevan sangat membantu penulisan karya ini.

4. Responden penelitian ini, yaitu mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk membagi instrument dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk memperoleh data penelitian.

5. Dr.Trisnani Widowati, M.Si sebagai penguji I, dan Ade Novi Nurul I, M.Pd sebagai penguji II yang telah memberi masukan yang sangat berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan, menambah bobot, dan kualitas penelitian ini.

6. Semua pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, 18 April 2016

Peneliti

Anis Sofiana Taroreh 5402411059

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Identifikasi Masalah ... 4 1.3. Batasan Masalah... 5 1.4. Rumusan masalah... 5 1.5. Tujuan Penelitian ... 5 1.6. Manfaat Penelitian ... 6 1.7.Penegasan Istilah ... 6

(10)

x

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1.deskripsi Teori ... 9

2.1.1.Kepercayaan Diri ... 9

2.1.1.1.Ciri-ciri Orang Percaya Diri ... 11

2.1.1.2.Faktor Penyebab dan Ciri-ciri Orang Tidak Percaya Diri ... 14

2.1.1.3.Cara Membangun, Mempertahankan dan meningkatkan Rasa Percaya Diri ... 16 2.1.2.Kulit ... 19 2.1.2.1.Susunan Kulit ... 20 2.1.2.2.Fungsi Kulit ... 22 2.1.2.3.Jenis Kulit ... 24 2.1.3.Jerawat... 2.1.3.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kulit Wajah Menjadi Berjerawat ... 28

2.1.3.2.Penanggulangan Kulit Wajah Berjerawat ... 30

2.1.4.Jasa ... 32

2.1.4.1. Karakteristik Jasa ... 33

2.1.5.Mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan ... 35

2.2.Kerangka Pikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1. Pendekatan Penelitian ... 38

(11)

xi

3.3. Populasi Penelitian ... 39

3.4. Sampel Penelitian ... 39

3.5. Variabel Penelitian ... 39

3.6. Metode Pengumpulan data ... 40

3.7. Instrumen Penelitian ... 42

3.8. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 43

3.9. Metode Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1. Tinjauan Umum ... 50 4.2. Hasil Penelitian ... 50 4.3. Pembahasan ... 57 4.4. Keterbatasan Penelitian ... 60 BAB V PENUTUP ... 62 5.1.Simpulan ... 62 5.2. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN ... 66

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1.Kisi-kisi Instrumen Angket ... 43

3.2.Hasil Validitas instrumen ... 47

3.3.Interval Persentase dan Kriteria ... 49

4.1.Asal Sekolah Responden ... 50

4.2.Perhitungan Rata-rata ... 51

4.3.Perhitungan Dampak Pada Pemikiran Sebagai Mahasiswa Kecantikan ... 51

4.4.Perhitungan Dampak Pada Pemikiran Mengenai Masalah Jerawat ... 52

4.5.Perhitungan Dampak Pada Sikap ... 53

4.6.Perhitungan Dampak Pada Berani Tampil Beda ... 54

4.7.Perhitungan Dampak Pada Menerima Tantangan ... 55

4.8.Perhitungan Dampak Pada Asertif ... 56

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1.Struktur Kulit ... 20

1.2.Skema Kerangka Pikir... 36

4.1.Perhitungan Dampak Pada Pemikiran Sebagai Mahasiswa Kecantikan ... 52

4.2.Perhitungan Dampak Pada Pemikiran Mengenai Jerawat ... 53

4.3.Perhitungan Dampak Pada Sikap ... 53

4.4.Perhitungan Dampak Pada Berani Tampil Beda ... 54

4.5.Perhitungan Dampak Pada Berani Menerima Tantangan ... 55

4.6.Perhitungan Dampak Pada Asertif ... 56

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Sebelum Divalidasi Oleh Validator (Ahli) ... 67

2. Intrumen Setelah Divalidasi Oleh Validator (Ahli) ... 72

3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Penelitian ... 76

4. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen ... 78

5. Data Jumlah Soal Sebelum dan Sesudah Validasi ... 79

6. Perhitungan Realibilitas Instrumen ... 80

7. Hasil Realibilitas Instrumen ... 81

8. Instrumen Setelah Diuji Coba ... 82

9. Tabulasi Data Penelitian ... 87

10. Dokumentasi ... 91

11. SK Dosen Pembimbing Skripsi ... 93

12. Berita Acara Seminar Proposal ... 94

13. Surat Permohonan Validasi Instrumen ... 95

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Umumnya penampilan yang tampak selalu menarik merupakan hal yang penting dan sangat didambakan oleh masyarakat khususnya kaum wanita, sehingga seorang wanita akan melakukan apa saja agar selalu tampil menarik. Penampilan yang dimaksudkan disini adalah penampilan fisik, terutama wajah. Setiap wanita tentu mendambakan kulit wajah yang bersih, halus, dan sehat, akan tetapi tidak semua wanita bisa memilikinya dengan sempurna. Bahkan, ada saja yang mengganggu kesehatan kulit, termasuk wajah. Mulai dari jerawat, munculnya flek hitam, maupun beberapa masalah yang sering ditemukan di bagian wajah, hingga alergi yang sangat mengganggu dan merusak keindahan kulit. Masalah kulit dapat muncul kapan saja, terlebih bagi para remaja yang berada pada masa pubertas ataupun masa-masa menjelang dewasa.

Masalah kulit yang paling sering dialami oleh remaja salah satunya adalah jerawat. Jerawat merupakan masalah kulit berupa infeksi dan peradangan pada unit pilosebasea disertai dengan sumbatan keratin. Kemunculannya sering menimbulkan perasaan tidak nyaman yang dapat menimbulkan perasaan resah. Kondisi jiwa yang bagus ialah kondisi dimana jiwa bebas dari keresahan. Menurut Keresahan merupakan kondisi yang berhubungan berhubungan dengan kesehatan otak, sedangkan kesehatan otak dan jasmani saling mempengaruhi. Penyakit

(16)

2

berpengaruh pada masalah-masalah kejiwaan / psikis, dan sering kali seseorang yang mengalami masalah jerawat merasa rasa kepercayaan dirinya menurun.

Percaya diri (Self confidence) merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki dorongan prestasi yang kuat. Rasa kepercayaan diri tentu haruslah dimiki pada setiap orang, apalagi bagi remaja yang masih butuh berinteraksi dengan banyak orang. Terlebih bagi para mahasiswa dengan intensitas interaksi sosial yang jauh lebih banyak tentu saja rasa percaya diri akan berkaitan erat dengan hal tersebut. Mahasiswa dirasa akan lebih aktif ketika merasa percaya diri dan berani menunjukkan kinerjanya yang baik dalam kegiatan belajar di kampus maupun kegiatan di masyarakat.

Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang sendiri, meskipun pada perkuliahan mempelajari beberapa masalah kulit beserta cara perawatannya, namun masalah jerawat yang mengganggu rasa kepercayaan diri masih sering muncul sebagai salah satu masalah kulit yang paling sering dialami pada masa remaja menuju dewasa. Hal ini juga yang dialami oleh peneliti. Masalah jerawat yang tiba-tiba muncul, hingga berbagai macam cara pengobatan telah dilakukan untuk menyembuhkan jerawat namun belum berhasil, dirasa cukup mengganggu rasa kepercayaan diri mahasiswa mengenai

(17)

3

penampilannya. Perasaan minder misalnya, karena takut dinilai sebagai mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan namun tidak dapat menerapkan ilmu yang didapat. Ketidak percayaan dirinya saat menawarkan jasa perawatan wajah / facial, karena takut dipandang sebelah mata atau kurang menguasai ilmu tentang kecantikan oleh konsumen hanya karena dirinya pribadi mengalami masalah jerawat, sehingga terkesan tidak dapat merawat diri sebagai mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan yang hendak menawarkan jasa dalam bidang kecantikan.

Semua mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang pasti pernah atau bahkan diharuskan dapat mempromosikan keahliannya dibidang kecantikan, baik didalam maupun di luar lingkungan kampus, dalam perkuliahan maupun pekerjaan. Ini dilakukan supaya mahasiswa dapat menyalurkan ilmu yang didapat selama dalam masa perkuliahan, dan dalam hal tersebut sangat dibutuhkan rasa kepercayaan diri yang cukup tinggi untuk dapat mempengaruhi / menarik minat seseorang untuk menggunakan jasanya di bidang kecantikan.

Oleh karena ini akan diadakan penelitian dengan judul “DAMPAK

KULIT WAJAH BERJERAWAT TERHADAP RASA KEPERCAYAAN

DIRI DALAM BIDANG PENAWARAN JASA MAHASISWA

PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN UNIVERSITAS NEGERI

SEMARANG” untuk mengetahui adakah hubungan kulit wajah berjerawat terhadap rasa kepercayaan diri mahasiswa saat menawarkan jasa kecantikannya.

(18)

4

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1. Pada masa pubertas atau pun masa menjelang dewasa, masalah kulit sering muncul.

1.2.2. Masalah kulit yang paling sering dialami para remaja salah satunya adalah jerawat.

1.2.3. Penyakit jerawat adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan masalah kejiwaan atau psikis.

1.2.4. Perasaan tidak nyaman dan keresahan dapat berpengaruh pada rasa kepercayaan diri.

1.2.5. Rasa kepercayaan diri harus dimiliki pada setiap orang, khususnya para remaja.

1.2.6. Mahasiswa adalah remaja yang memiliki interaksi sosial yang jauh lebih banyak dan tentu perlu membutuhkan rasa kepercayaan diri. Semakin aktifnya mahasiswa maka dibutuhkan rasa kepercayaan diri yang semakin tinggi.

1.2.7. Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang meskipun pada perkuliahan memperlajari beberapa masalah kulit beserta cara perawatannya, namun masalah jerawat masih sering muncul.

1.2.8. Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang yang memiliki masalah jerawat cenderung merasa rendah diri

(19)

5

saat menawarkan jasanya karena takut di pandang sebelah mata atau kurang menguasai ilmu di bidang kecantikan.

1.3. Batasan Masalah

Berbagai macam masalah dapat muncul secara bersamaan, oleh karena itu perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1.3.1. Masalah kulit berjerawat berkaitan dengan rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang.

1.3.2. Rasa kepercayaan diri mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang berkaitan dengan proses bersosialisasi, dan dalam bidang penawaran jasa kecantikan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan

permasalahan penelitian yaitu:

1.4.1. Adakah dampak kulit wajah berjerawat terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan?

1.4.2. Seberapa besar dampak kulit wajah berjerawat terhadap rasa

kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

(20)

6

1.5.1. Untuk mengetahui dampak kulit wajah berjerawat terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan.

1.5.2. Untuk mengetahui seberapa besar dampak kulit wajah berjerawat terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1.6.1. Menjadi tambahan informasi mengenai dampak kulit wajah berjerawat terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan.

1.6.2. Dapat digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran oleh dosen, pengelola prodi / pengampu mata kuliah Prodi Pendidikan Tata Kecantikan.

1.6.3. Dapat digunakan sebagai masukan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan agar mawas diri dalam tujuan meningkatkan prestasi akademik.

1.7. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadi kesalahan dalam mengartikan judul tersebut, serta untuk membatasi timbulnya permasalahan yang ada dalam penelitian ini maka peneliti memberikan penegasan istilah sesuai dengan batasan yang menjadi masalah adalah sebagai berikut :

(21)

7

1.7.1. Dampak

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seseorang biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

Pengertian dampak menurut KBBI adalah benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang / watak) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.

Dalam penelitian ini akan dilihat apakah kulit wajah berjerawat memiliki dampak terhadap rasa kepercayaan diri yang terkait dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang.

1.7.2. Kulit

Kulit adalah organ tubuh paling luar, bagian yang pertama kali menjadi perhatian ketika kita bertatap muka dengan orang lain, Sandra, M. (2014:5). Kulit terdiri dari tiga lapisan, meliputi epidermis, dermis, dan subcutis. Ada empat jenis kulit yaitu kulit normal, kulit kering, kulit berminyak, dan kulit kombinasi.

1.7.3. Jerawat

Menurut Winarno dan Amadeus (2014:1) jerawat merupakan peradangan pada kulit yang ditandai dengan adanya komedo tertutup (white head), komedo terbuka (black head), bintil (papula atau nodula) atau bintil bernanah (pustula/kista) pada permukaan kulit berwarna kemerahan dan berlemak yang

(22)

8

disebut seborrhea. Jerawat yang dimaksud dalam penelitian ini kriteria adalah semua jenis jerawat dari tingkat sedang hingga berat (selain jenis komedo).

1.7.4. Kepercayaan Diri

Menurut Lina dan Klara (2010:15) Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.

Kepercayaan diri yang dilihat dalam penelitian ini lebih kepada kepercayaan diri mahasiswa dalam bidang penawaran jasa kecantikan.

1.7.5. Jasa

Menurut Kolter dan Gary Amstrong (1998:276) jasa (service) adalah aktifitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tanpa wujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik.

Jasa yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan jasa yang berfokus pada bidang kecantikan.

1.7.6. Mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang.

Umumnya, mahasiswa merupakan seseorang yang belajar pada suatu perguruan tinggi. Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang sendiri adalah mahasiswa yang mempelajari berbagai ilmu tentang tata kecantikan meliputi mata kuliah praktik maupun teori dengan jenjang pendidikan S1.

Mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang dalam penelitian ini akan dipilih sebagai responden dengan kriteria yang telah ditentukan.

(23)

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Teori 2.1.1. Kepercayaan Diri

Menurut Syadzily (2013:23) Percaya diri adalah kepercayaan seseorang terhadap keyakinan, pemikiran, dan kemampuan dirinya sendiri. Orang yang percaya diri adalah orang yang menjalani hidup dengan penuh optimisme dan harga diri. Tidak ada istilah kegagalan dalam hidupnya, baginya kegagalan adalah usaha yang belum dikehendaki Tuhan dan harus terus dilakukan dengan ketekunan yang lebih baik. Optimisme dan harga dirinya tidak menghalanginya untuk mengakui kesalahan yang dilakukannya, orang yang berani bertanggung jawab atas segala resiko maupun akibat dari segala keputusannya.

Kepercayaan diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan pada saat menawarkan jasanya dibidang kecantikan, baik menawarkan jasanya dalam urusan tugas praktek perkuliahan maupun menawarkan jasanya untuk mendapatkan penghasilan pribadi diluar tugas perkuliahan. Mahasiswa diharapkan yakin dan optimis akan kemampuannya sendiri di bidang kecantikan tanpa memikirkan kekurangan yang ada pada dirinya.

Menurut Lina dan Klara (2010:14-15) banyak pendapat yang mengemukakan tentang definisi percaya diri. Berikut ini definisi percaya diri:

a. Percaya diri adalah rasa yakin dan percaya bahwa kita dapat melakukan atau meraih suatu hal.

(24)

10

b. Percaya diri adalah bagian dari alam bawah sadar dan tidak terpengaruh oleh argumentasi yang rasional. Percaya diri hanya terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya emosional dan perasaan. Oleh karena itu untuk membangun percayaan diri diperlukan alat yang sama, yaitu emosi, perasaan, dan imajinasi.

c. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.

d. Kepercayaan diri adalah efek dari bagaimana kita merasa (M1), Meyakini (M2), dan mengetahui (M3).

Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kepercayaan diri adalah keyakinan individu terhadap dirinya sendiri yaitu yakin terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan individu untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang diinginkannya, individu juga dapat memandang dan mengevaluasi dirinya secara positif sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang positif. Percaya diri adalah sikap posistif seseorang untuk dapat melakukan suatu hal tanpa beban perasaan yang mengganggu. Percaya diri menumbuhkan semangat yang berguna untuk kehidupan, diantaranya berfikir positif, mandiri, berprestasi, optimis, kreatif, dan mudah bergaul.

Dampaknya dapat berpengaruh pada saat kegiatan berinteraksi dimasyarakat, sebab menurut Syadzily (2013:23) masyarakat biasanya lebih suka mendekati orang yang percaya diri, karena ingin mendapatkan manfaat dari setiap inisiatif, sikap optimis dan positif serta kepercayaan yang dimilikinya. Sedangkan orang yang tidak percaya diri, biasanya selalu melihat orang lain lebih baik, lebih pandai, lebih beruntung dibandingkan dirinya. Dan seseorang tersebut melihat sebaliknya pada dirinya; penuh kelemahan, miskin, dan tak punya keberuntungan, padahal tidak selalu apa yang dilihat atau dirasakannya itu benar.

(25)

11

Orang yang tidak percaya diri selalu membandingkan dirinya dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki orang lain, sehingga tercipta jurang yang dalam dan perbedaan menyolok antara dirinya dengan orang lain. Berusaha membelah jati dirinya, merendahkan bakatnya, serta mengabaikan hak diri dan potensi-potensinya. Menghabiskan waktu yang lama dan berjuang keras untuk menutupi kekurangan dan kelemahannya, padahal seringkali kelemahan atau kekurangannya isapan jempol biasa.

2.1.1.1.Ciri – ciri Orang Percaya Diri

Menurut Jannah (2011:16-19) orang yang percaya diri memiliki beberapa ciri, yaitu :

a. Berani Tampil Beda

Orang yang percaya diri adalah seseorang yang hampir pasti memahami dirinya sendiri, mengerti keterbatasan-keterbatasannya, hingga jadilah seseorang yang berani tampil beda. Dalam bidang jasa kecantikan orang yang percaya diri akan memahami kemampuannya dan yakin memiliki suatu kelebihan yang membedakan dirinya dengan penyedia jasa lainnya. Tidak ragu untuk bersaing dan mempromosikan keahlianya

b. Berani Menerima Tantangan

Berani menerima tantangan berarti berani untuk belajar sesuatu yang baru. Tidak ragu untuk mempelajari dan menerima tawaran pekerjaan yang sama sekali belum pernah ditangani. Contoh dalam bidang kecantikan misalnya sebagai perias harus siap dan yakin bisa menerima permintaan rias pengantin adat dari daerah manapun. Sekalipun belum pernah sebelumnya dan hanya tau dasarnya.

(26)

12

c. Asertif

Berarti tegas, mempunyai pendapat serta berani berkata tidak. Seseorang yang percaya diri tentu bersikap tegas, sebab ia berilmu. Tahu kapan untuk berkata ‘ya’ saat dirinya merasa setuju dan kapan saat untuk berkata ‘tidak’ ketika tidak setuju. Mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan hendaknya tidak mudah terpengaruh sesuatu yang mungkin dapat merugikan dirinya pribadi saat menawarkan jasanya, memiliki standart tersendiri yang harus dipatuhi pengguna jasa.

d. Mandiri

Seorang yang percaya diri adalah seseorang yang mandiri. Percaya pada kemampuan dan kekuatan dirinya dalam mengatasi permasalahan. Tidak hanya bergantung pada pertolongan orang lain. Misalnya juga saat mencari klien, mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan harus berani menawarkan jasanya sendiri, tidak hanya bergantung pada orang lain yang membantu mempromosikan jasanya.

Menurut Sarastika (2014:55-56) ciri-ciri orang percaya diri dapat diamati baik secara verbal maupun non-verbal, diantaranya sebagai berikut:

Orang yang percaya diri secara verbal biasanya:

a. Membuat pernyataan yang jujur, jelas, singkat, dan langsung pada masalah

b. Menggunakan pernyataan “saya”: “Saya ingin...” atau “Saya pikir...”. c. Menawarkan saran perbaikan, bukan nasehat atau perintah.

d. Menawarkan kritik membangun, tidak menyalahkan atau

mengharuskan.

e. Tidak menyalahkan atau mengharuskan

f. Mengajukan pernyataan untuk menemukan pemikiran dan perasaan

orang lain.

(27)

13

h. Mengkomunikasikan sikap saling menghargai pada saat kebutuhan dari

dua orang sedang bertentangan, dan mencari penyelesaian yang dapat diterima kedua belah pihak.

Sementara itu orang yang percaya diri secara non-verbal: a. Melakukan kontak mata yang intens dan pantas. b. Duduk atau berdiri dengan tegak dan santai

c. Bersikap terbuka dan mendukung komentar

d. Berbicara dengan tekanan yang jelas, mantap dan tegas e. Ekspresi wajah santai, tersenyum ketika merasa senang. f. Berbicara dengan mantap, teratur menekan kata-kata kunci.

Sedangkan menurut Lina dan Klara (2010:16-22) orang yang percaya diri yang proposional memiliki lima ciri, yaitu :

a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan

pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain, misalnya ketika melakukan suatu pekerjaan.

b. Tidak terdorong untuk menunjukan sikap menyesuaikan diri demi diterima oleh orang lain atau kelompok, dengan kata lain apa yang dilakukan atas dasar kemauan dan keikhlasan diri sendiri.

c. Berani menerima dan berani menghadapi penolakan orang lain, serta berani menjadi diri sendiri.

d. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi diluar dirinya. Tidak berfikiran negatif.

e. Memiliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Tidak mudah putus asa.

Penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri seseorang yang mempunyai kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa adalah tidak memiliki keraguan dan perasaan rendah diri saat mempromosikan jasanya, tidak

(28)

14

takut memulai suatu hubungan baru dengan calon pengguna jasa yang belum pernah memakai jasanya sebelumnya, tidak suka mengkritik dan aktif dalam hubungan dan pekerjaan dalam bidang kecantikan, tidak mudah tersinggung, berani mengemukakan pendapat, berani bertindak, dapat mempercayai orang lain dan selalu optimis.

2.1.1.2. Faktor Penyebab dan Ciri-ciri Orang Tidak Percaya Diri

Faktor yang menyebabkan seseorang tidak percaya diri, diantaranya faktor penampilan, faktor usia, dan faktor keluarga. Umumnya penampilan menjadi faktor utama krisis percaya diri pada remaja. Salah satunya penampilan fisik, mulai dari berat badan, tinggi badan, hingga kecantikan kulit wajah, ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi rasa kepercayaan diri seseorang. Masalah kulit seperti jerawat bagi mahasiswi Pendidikan Tata Kecantikan memang sangat mengganggu penampilan dan kepercayaan diri terutama saat menawarkan jasanya. Perlu diingat, bahwa penampilan bukanlah syarat mutlak untuk menjadi lebih percaya diri. Masih banyak hal lain selain penampilan, yang bisa membuat percaya diri, misalnya prestasi. Kembangkan bakat dalam bidang kecantikan untuk menjadi seorang ahli kecantikan, Percaya akan kemampuanya dalam bidang kecantikan akan membuat mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan lebih percaya diri.

Menurut Lina dan Klara Sr. (2010:22-26) berikut ini beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri:

a. Berusaha menunjukan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan

(29)

15

menjadikan mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan tidak menghargai dirinya sendiri dan malu dengan keberadaan dirinya.

b. Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan. Berani menghadapi rasa takut, dan siap menghadapi penolakan merupakan sikap yang patut dihargai. Namun keberanian yang dimaksud adalah keberanian yang penuh tanggung jawab, bukan keberanian yang nekat.

c. Sulit menerima realita diri (lebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri, namun di lain pihak memasang harapan yank tidak realistis terhadap diri sendiri sebagai mahasiswa Pendidikan Tata kecantikan.

d. Pesimis, mudah menilai sesuatu dari sisi negatif. Sikap pesimis justru akan banyak membawa pengaruh buruk karena dampak pemikiran negatif.

e. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil. Sikap takut gagal sering menjadi penghalang seseorang untuk berkembang

f. Cenderung menolak pujian yang ditunjukan secara tulus ( karena undervalue

diri sendiri). Lebih sering memandang lemah kemampuan pribadinya, dan kurang percaya pada kemampuan yang dimilikinya dalam bidang Kecantikan. g. Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai

dirinya tidak mampu.

h. Mempunyai external locos of control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain).

(30)

16

Sedangkan Menurut Supriyo, 2008 (dalam Sarastika, 2014:57) tanda-tanda seseorang yang kurang percaya diri antara lain sebagai berikut:

a. Perasaan takut atau gemetar saat berbicara dihadapan orang banyak

b. Sikap pasrah pada kegagalan, memandang masa depan suram.

c. Perasaan kurang dicintai atau kurang dihargai oleh lingkungan sekitar. d. Selalu berusaha menghindari tugas atau tanggung jawab/pengorbanan. e. Kurang senang dengan keberhasilan orang lain, terutama rekan sebaya

atau seangkatan.

f. Sensitifitas batin yang berlebihan, mudah tersinggung, cepat marah, dan pendendam.

g. Suka menyendiri dan cenderung bersikap ego sentris.

h. Terlalu berhati-hati ketika berhadapan dengan orang lain sehingga perilakunya terlihat kaku.

i. Pergerakan agak terbatas, seolah-olah sadar jika dirinya mempunyai banyak kekurangan.

j. Sering menolak diajak ketempat-tempat yang ramai.

2.1.1.3. Cara Membangun, Mempertahankan dan Meningkatkan Rasa

Percaya Diri

Rasa percaya diri bukanlah karunia dari Tuhan semata seperti halnya fisik. Rasa percaya diri juga tidak ada begitu saja saat dibutuhkan. Perasaan percaya diri akan dimiliki seseorang jika ditumbuhkan, dibangun, dan diupayakan secara terus menerus, semenjak masa kanak-kanak hingga lanjut usia.

Cara untuk membangun dan mempertahankan rasa percaya diri menurut Lina dan Klara Sr. (2010:55-56):

Sembilan Bahan Membangun Rasa Percaya Diri:

(a). Kenali diri, (b). Ekspresikan diri, (c). Berikan energi positif dalam diri, (d). Bergaul dan bersosialisasi, (e). Tetapkan tujuan/taget, (f). Berani menerima tanggung jawab, (g). Berani mengambil resiko, (h). Miliki teladan, (i). Selalu yakinkan diri.

Cara mempertahankan rasa kepercayaan diri adalah dengan: (a). Peduli akan penampilan, (b). Berikan senyuman tulus, (c). Perhatikan orang lain, (d).

(31)

17

Jangan ketinggalan zaman, (e). Luaskan pergaulan, (f). Mensyukuri keberadaan diri, (g). Ubah pola pikir.

Modal utama dalam upaya membangun rasa percaya diri adalah kemauan, usaha, dan ketekunan.

a. Kemauan dan usaha

Setiap orang tentu mempunyai mimpi. Namun, tidak semua orang memiliki kemauan yang kuat untuk mewujudkan mimpi itu. Tanpa kemauan, artinya tidak ada langkah yang diambil. Tidak ada gerakan atau usaha apapun.

b. Ketekunan

Pasangan paling lekat dari sebuah kemauan bernama ketekunan. Hanya sekedar kemauan atau kehendak saja tanpa usaha adalah sia-sia. Namun usaha yang hanya sesaat dan berhenti di tengah jalan pun tak ada artinya. Usaha itu harus dikerjakan dengan keras dan terus-menerus. Itulah arti dari ketekunan.

Beberapa hal penting yang dapat menambah kepercayaan diri seseorang menurut Syadzily (2013: 24-25), yaitu : (a). Kenali dan buat daftar kelemahan diri, (b). Temukan ruang karir, (c). Menerima keadaan diri, (d). Buat daftar kesuksesan, (e). Ubah presepsi dan asumsi negatif dalam diri.

Kiat-kiat meningkatkan percaya diri: a. Motivasi diri

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar ataupun tidak, untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa datang dari diri sendiri maupun luar diri (orang lain, lingkungan, dll). Motivasi dari diri sendiri misalnya berupa kebanggaan yang akan didapat

(32)

18

bila berhasil akan sesuatu. Dari orang lain, misalnya berupa janji hadiah, medali kemenangan, dll.

b. Perbaiki/ubah penampilan

Penampilan memiliki korelasi sangat dekan dengan rasa percayan diri dalam konteks tertentu, penampilan bahkan berpengaruh besar dalam meningkatkan rasa percaya diri. Rasa kurang nyaman dengan pakaian/riasan yang dikenakan, ataupun penampilan lain, dapat membuat seseorang tidak percaya diri tampil didepan umum.

Penampilan bukan hanya pakaian/riasan, tetapi juga meliputi semua bahasa tubuh (body language). Gerakan tubuh tentu menunjukan rasa percaya diri seseorang. Misalnya duduk, berdiri, dan berjalan tegak; berbicara dengan intonasi jelas dan lantang; memandan lawan bicara saat berkomunikasi, dll. Sebaliknya, gerakan-gerakan malas-malasan, loyo, bicara tidak jelas, dll, jelas mencerminkan bahwa orang bersangkutan tidak percaya diri. Penampilan yang tepat akan membuahkan penghargaan positif dari orang lain.

c. Terus berlatih, tingkatkan kemampuan

Tingkatkan kemampuan/ potensi tersebut. Semakin meningkatnya kemampuan seseorang dapat meningkatkan rasa percaya dirinya. Berusaha menjadi ahli dalam bidang yang menjadi bakat terbesar, jika perlu jadilah profesional. d. Perluas pengetahuan dan minat

Untuk membangun percaya diri manusia tidak boleh berhenti berupaya, terutama berupaya mengisi dirinya. Mengisi diri berarti banyak hal: menambah pengetahuan dan informasi, menambah keterampilan, dan banyak lagi. Caranya dengan terus belajar, perluas minat, dan perbanyak ketrampilan.

(33)

19

e. Terima tantangan/tawaran baru

Setiap hari selalu ada hal yang baru. Hal-hal baru itu bisa meliputi situasi dan kondisi dalam diri atau pun lingkungan hidup. Berani menerima tantangan dapat membangun rasa percaya diri.

f. Ciptakan peluang-peluang baru

Tawaran dan kesempatan tidak selalu muncul didepan mata. Jika kesempatan itu tidak datang, ciptakan sendiri peluang-peluang baru.

g. Jangan ragu meminta bantuan orang lain

Orang yang percaya diri tidak segan meminta bantuan orang lain, tetapi tidak sakit hati atau frustasi bila permintaannya ditolak. Kesadaran meminta bantuan orang lain berdasarkan pada penerimaan dan pengenalan diri. Sebab tidak satupun manusia yang bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Sekalipun berbakat, berotak cemertak, atau kaya raya.

Bantuan banyak macamnya. Ada bantuan berupa ide, saran atau nasihat, bantuan finansial, atau bantuan berupa dukungan moral.

h. Belajar dari keberhasilan orang lain

Belajarlah dari orang-orang yang telah sukses. Bukan orang-orang yang semata-mata sukses mendadak, tetapi yang mengalami jalan-jalan kegagalan, jalan kesalahan, masa lalu yang kurang mendukung dan sebagainya.

2.1.2. Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang paling besar dan paling terlihat, Sri U, Indah. (2009:4). Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui

(34)

20

sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari (Kusantati, dkk, 2008:57). Wanita selalu mendambakan kulit yang sehat dan indah dipandang mata, karena kulit sehat dapat menambah kepercayaan diri seseorang dan merupakan suatu daya tarik seseorang.

Apabila dilihat suatu penampang irisan kulit, maka akan terlihat susunan struktur kulit sebagaimana yang ada pada gambar berikut.

Gambar 2.1. Struktur Kulit

2.1.2.1. Susunan Kulit

Berdasarkan hal itu bagian-bagian kulit dikenal dengan kulit yang berada di dalam kulit dan berada diluar kulit. Bagian-bagian kulit ini dapat dibagi atas: 1. Kulit Ari (Epidermis)

(35)

21

Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:

a. Lapisan tanduk (stratum corneum).

b. Lapisan bening (stratum lucidum). c. Lapisan berbutir (stratum granulosum). d. Lapisan bertaju (stratum spinosum).

e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale). 2. Kulit Jangat (Dermis)

Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjarkelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).

Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di

(36)

22

kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriksinterfibrilar

yang menyerupai selai dan sel-sel.Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.

3. Jaringan Penyambung (Jaringan Ikat) Bawah Kulit (Hipodermis)

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menujulapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

2.1.2.2. Fungsi Kulit

Fungsi utama kulit menurut Rostamailis (2005:103) adalah sebagai berikut.

1. Kulit sebagai alat pelindung, maksudnya untuk melindungi tubuh dari bermacam-macam pengaruh luar misalnya cuaca panas, dingin, hujan, angin,

(37)

23

sengatan sinar matahari, debu, kimiawi, radiasi dan infeksi. Kulit disebut sebagai alat pelindung juga karena melindungi organ-organ penting dalam tubuh.

2. Kulit sebagai pengatur suhu tubuh, yaitu ketepatan suhu tubuh dapat diatur dengan cara penguapan keringat. Penguapan mengakibatkan pengurangan suhu badan. Dalam cuaca sangat panas suhu badan tidak meninggi dari ukuran normal. Demikian pula saat cuaca dingin, kelenjar keringat akan menciut dan tidak terangsang untuk mengeluarkan keringat sehingga suhu badan tetap normal.

3. Kulit sebagai alat perasa (peraba), yaitu merasakan panas, dingin dan sakit melalui tekanan pada ujung-ujung saraf perasa di kulit.

4. Kulit sebagai alat pengecap, berperan pada lidah yang dapat merasakan pahit, asam, manis, tawar, dan asin.

5. Kulit sebagai alat penyerap, yaitu dapat menyerap zat-zat pada permukaan kulit, dan zat-zat ini ada yang dapat menembus kulit denan mudah melalui pori-pori kulit.

6. Kulit sebagai alat pembuang ampas-ampas badan, yaitu mengeluarkan sisa-sisa zat pembakaran yang tidak lagi diperlukan, misalnya: kelenjar keringat.

7. Kulit sebagai alat untuk menyatakan emosi ( perasaan batin atau hati sanubari). Contohnya: bila perasaan batin baik/senang maka kulit akan terlihat segar dan sebaliknya.

Kulit juga berfungsi sebagai alat penunjang penampilan, apabila tubuh tidak dilapisi oleh kulit, tubuh tidak akan terlihat indah dan justru terkesan

(38)

24

mengerikan. Tubuh yang memiliki kulit yang indah dan sehat akan lebih enak dilihat dibandingkan kulit yang kusam dan bersisik.

2.1.2.3.Jenis Kulit

Menurut Sandra. (2014: 15-17): “Kategori jenis kulit umumnya ada empat, yaitu”:

1. Kulit Normal

Pada kulit jenis normal, jumlah minyak semula jadi atau sebum yang dihasilkan amat rendah, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Tekstur kulit lembut dan liang romanya kecil. Kulit jenis normal mempunyai kandungan air yang cukup. Pada zona T (dari atas dahi ke ujung hidung), permukaannya hanya sedikit berminyak dan berkilau. Hanya sesekali muncul masalah jerawat / bintik hitam, dan pipi tidak selalu kering.

Jenis kulit normal adalah yang paling diinginkan setiap orang. Kulit normal ditandai dengan permukaan yang lembut, sintal, dan dengan ukuran pori-pori kecil. Jenis kulit normal biasanya memiliki elastisitas yang bagus, lembut, dan padat saat disentuh.

2. Kulit Kering

Jenis kulit kering menghasilkan kurang sebum sehingga kulit muka tidak terlihat mengkilat, kulit kering sering kali terlihat kusam dan mempunyai liang roma yang yang kecil. Kelembapan dan sebum jenis kulit kering rendah. Cara untuk menangani masalah ini ialah menggunakan pencuci muka yang berbusa. Kulit kering cenderung bersisik atau terasa ketat. Akan tetapi, jika biasanya kulit normal, perubahan menjadi kering dapat disebabkan kurang minum air,

(39)

25

musim panas, udara dingin, atau hal-hal yang berhubungan dengan faktor lingkungan.

3. Kulit Berminyak

Kulit berminyak sering dibenci oleh banyak remaja, kulit ini mengeluarkan banyak sebum dan membuat seseorang tampak seperti tidak menjaga kecantikan diri. Liang romanya besar, oleh karena itu seseorang dengan jenis kulit berminyak mudah mengalami masalah jerawat. Bagian hidung adalah bagian yang paling aktif. Kebanyakan remaja yang melalui perubahan hormonal biasanya mengalami masa-masa kulit berminyak ini. Biasanya, jenis kulit berminyak terlihat berkilat dan berlapis tebal, dengan pori-pori yang besar dan terlihat jelas. Sewaktu minyak keluar berlebih, akan mudah timbul jerawat, komedo, dan lainnya.

4. Kulit Kombinasi

Jenis kulit kombinasi menggabungkan ketiga jenis kulit. Yaitu normal, kering, dan berminyak. Secara umum, kulit kombinasi kelihatan normal, tetapi mempunyai bagian-bagian tertentu yang terasa kering dan berminyak. Tempat yang biasanya kering adalah bagian pipi dan berminyak di zona T. Meskipun tidak mengkilat di seluruh bagian muka, kulit kombinasi mempunyai liang roma yang besar di zona T dan cepat menimbulkan jerawat.

Kulit kombinasi biasanya terdapat pada bagian berbeda. Satu bagian berminyak, bagian lain kering. Yang bisa disebut ”zona T” mengacu pada jenis kulit kombinasi, yaitu bagian dahi, hidung, dan dagu yang berminyak,

(40)

26

sedangkan bagian pipi dan area sekitar mata merupakan bagian yang biasanya kering.

Jenis kulit wajah berminyak yang paling sering dialami oleh para remaja, kulit wajah berminyak memicu timbulnya jerawat dan sering kali mengganggu penampilan yang berhubungan dengan rasa kepercayaan diri, akan tetapi walaupun jerawat umumnya dialami oleh kulit berminyak, namun tidak menutup kemungkinan jerawat dialami oleh jenis kulit lain. Ada beberapa faktor yang merubah jenis kulit menjadi berjerawat, menurut Rostamailis (2005: 105) kulit dapat berubah jenisnya, disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah usia, iklim, makanan, hingga pengaruh sinar.

2.1.3. Jerawat

Jerawat dalam bahasa inggris adalah acne. Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan produksi kelenjar minyak sehingga menyebabkan produksi minyak berlebihan. Keadaan inilah yang memicu terjadinya penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori. Umumnya jerawat muncul pada usia remaja, tetapi tidak jarang jerawat juga muncul dan menyerang orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Bagi kaum perempuan, jerawat bisa muncul bila datang haid atau pada masa kehamilan. Jerawat pada tubuh bisa muncul di bagian mana saja, tidak hanya di wajah, namun juga dapat muncul dibagian seperti punggung atau dada.

Jerawat merupakan jenis penyakit kulit yang biasa ditemukan pada berbagai usia diberbagai kalangan, terutama usia remaja. Penyebabnya antara lain faktor keturunan, ketidak seimbangan hormon, bakteri, tekanan psikologis, dan

(41)

27

cuaca. Banyak pihak yang mengaitkan munculnya jerawat dengan konsumsi makanan tertentu yang mengandung lemak tinggi, seperti kacang-kacangan, coklat, atau goring-gorengan. Meskipun secara empiris pendapat ini diyakini kebenarannya oleh masyarakat luas, tetapi hingga saat ini belum ada hasil penelitian yang menguatkan dugaan tersebut. ( Mumpuni, 2010:13-14).

Secara klinis jerawat atau akne bermacam – macam, dari yang kecil – kecil tanpa disertai peradangan ( komedo ), kemudian papul, nodus, hingga apa yang disebut jerawat kistik ( besar dan keras ). Jerawat kistik sering kali dijumpai riwayat keluhan yang sama pada anggota keluarganya ( faktor keturunan ). Tingkat keparahan akne terutama berhubungan dengan jumlah produksi kelenjar minyak pada kulit. seseorang dengan problem jerawat yang parah umumnya memiliki kelenjar minyak yang besar – besar, sangat aktif, muara saluran kelenjar tampak menonjol ( pori – pori besar ), dan kulit sangat berminyak. Keadaan kulit yang demikianlah yang sering dikeluhkan karena mudah kotor dan kusam.

Minyak, kotoran atau debu, dan keringat yang menempel di wajah dapat menutup dan menyumbat pori – pori sehingga mempermudah terbentuknya jerawat, dan tentunya memperparah jerawat yang telah ada. Maka dapatlah dipahami, menjaga kebersihan wajah menjadi salah satu jalan untuk membersihkan minyak yang berlebih di wajah. Membersihkan wajah secara teratur dan benar dengan pembersih yang tepat sangatlah penting, apalagi yang memiliki problem kulit berminyak dan berjerawat.

Umumnya, masalah jerawat dialami oleh lebih dari 80% populasi masyarakat yang berusia 12-44 tahun. Pada remaja pria, serangan jerawat umumnya memuncak direntang usia 16-19 tahun, sedangkan pada wanita pada

(42)

28

usia 14-17 tahun. Di luar rentang usia tersebut, munculnya jerawat kebanyakan disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dari luar maupun ketidak seimbangan hormon, termasuk akibat stres (winarno dan Amadeus, 2014:1-2).

Sulastomo (2013:7) menyebutkan bahwa jerawat memang paling sering dialami pada usia 12-25 tahun, namun setidaknya sampai usia 40-an, ternyata tak sedikit yang masih memiliki problem jerawat.

Menurut penelitian Bataille et al.(dalam winarko dan Amadeus, 2014:5) Sebesar 81% penderita jerawat disebabkan akibat faktor genetik, sedangkan 19% disebabkan oleh faktor unik lingkungan lainnya.

2.1.3.1. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kulit Wajah Menjadi

Berjerawat

Jerawat dapat disebabkan oleh banyak faktor, menurut Sutono dan Marrisa (2014:52-74) Berbagai faktor penyebab jerawat diantaranya adalah: 1) Penyebab dari Luar Tubuh: Polutan, kuman infeksi, sinar ultraviolet (UV); 2) Penyebab dari dalam Tubuh: Hormon, makanan dengan IG tinggi, susu, pola tidur yang tidak teratur, pola diet, stres emosional.

Menurut Winarno dan Amadeus (2014: 19) faktor-faktor yang umumnya menyebabkan timbulnya jerawat, adalah sebagai berikut:

1. Perubahan Hormonal a. Pubertas b. Kehamilan c. Menstruasi d. Menopause e. Obat-0batan Hormonal

2. Kosmetik dan Pelembab yang berbasis minyak

3. Stres pada Kulit

a. Pakaian Ketat

(43)

29

4. Faktor Keturunan

5. Gangguan Emosional

6. Toksin

Sedangkan menurut Mumpuni (2010:42-43) secara umum jerawat dapat disebabkan oleh empat pemicu. Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kerja Bakteri Propionibacterium Acnes

Bakteri ini merupakan pengguni normal permukaan kulit manusia, bakteri tersebut dapat hidup di wajah maupun punggung. Dalam keadaan normal sebetulnya tidak berbahaya, namun ketika kebersihan kulit tidak terjaga, bakteri tersebut akan menyebabkan timbulnya jerawat.

2. Tingginya Produksi Kelenjar Minyak dikulit (Sebum)

Tingginya produksi kelenjar minyakmenyebabkan pori-pori terhalang sehingga membentuk penyumbatan yang mengakibatkan jerawat. Hal tersebut juga yang menyebabkan jerawat mudah dialami oleh orang yang kulitnya berminyak.

3. Adanya Gangguan Proses Pengelupasan Lapisan Kulit Luar

Gangguan proses pengelupasan kulit luar akan menyebabkan lapisan kulit yang semestinya mengelupas justru akan menyumbat saluran kelenjar sebum.

4. Reaksi Radang

Jerawat yang tidak ditangani dengan baik atau ada perlakuan yang salah dapat mengakibatkan peradangan. Peradangan juga dapat memicu terjadinya infeksi pada kulit wajah, dan akan menyebabkan jerawat semakin bertambah parah.

(44)

30

2.1.3.2. Penanggulangan Kulit Wajah Berjerawat

Untuk mengatasi masalah jerawat banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya pengobatan jerawat menurut Sutono dan Marrisa (2014:103), dengan menggunakan cara pengobatan konvesional, umumnya menggunakan obat-obatan anti radang, anti bakteri ( yang dioleskan pada jerawat atau diminum peroral), serta anti oksidan, sintetik kimiawi (misalnya vitamin C atau Derivat vitamin A). Untuk kulit wajah berjerawat disarankan untuk menghindari pemakaian kosmetik yang berminyak dan yang sangat melekat karena dapat menyumbat pori-pori kulit, serta hindari rambut yang terlalu berminyak dan menutupi dahi yang dapat menyebabkan kotoran/ minyak yang ada pada rambut masuk kedalam pori-pori kulit dan menyebabkan jerawat.

Jenis pengobatan terhadap jerawat ada tiga macam, yaitu :

(1). Pengobatan dari dalam, seperti terapi hormon, pemberian obat-obatan jenis tertentu, dan lain-lain; (2). pengobatan dari luar, seperti melakukan

scrubbing, peeling, memberikan obat-obatan luar yang sifatnya sementara, dan lain-lain; (3). pengobatan khusus untuk mengatasi dan menangani kasus-kasus jerawat khusus, seperti jerawat di punggung. Mumpuni (2010:72)

1. Pengobatan dari dalam meliputi :

a. Terapi gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi buah-buahan, makan salad, mengurangi konsumsi teh dan kopi, minum air putih minimal 2 liter, menghindari makanan yang mengandung pemanis dan digoreng dan olahraga teratur.

b. Terapi teripang merupakan pengobatan jerawat dengan obat-obatan yang mengandung ekstrak teripang dan gamat.

(45)

31

c. Terapi buah-buahan. Mengkonsumsi buah-buahan segar dapat memberikan

efek yang baik pada tubuh dan kulit.

d. Terapi air dengan menjaga menjaga kebersihan wajah, rajin berolahraga dan latihan fisik agar berkeringat, dan rajin minum air putih.

e. Terapi hormon dengan memberikan zat atau hormon tertentu kepada penderita

jerawat, biasanya berupa cairan yang disuntikan ke tubuh.

f. Terapi laser dan bedah dilakukan pada kondisi jerawat yang luar biasa parah. Tentunya tindakan ini perlu dilakukan oleh seorang pakar ahli dan melalui prosedur yang telah ditentukan.

g. Terapi injeksi dilakukan dengan memberikan suntikan zat tertentu untuk mempengaruhi kinerja tubuh secara keseluruhanu untuk menyembuhkan jerawat.

2. Pengobatan dari luar meliputi :

a. pengobatan dengan obat jerawat yang biasanya berbentuk krim, cairan pelarut, gel, maupun tempel.

b. Pengobatan dengan sabun cuci wajah khusus jerawat

c. Pengobatan dengan produk perawatan jerawat dari dokter maupun produk perawatan jerawat yang dijual di pasaran

d. Pengobatan dengan cara tradisional, dapat memakai bahan alami seperti tumbuhan, misalnya daun binahong yang dipercaya berkhasiat mengobati jerawat.

Pengobatan jerawat secara tradisional biasanya lebih aman, tetapi memerlukan waktu lebih lama dan kesabaran. Sedangkan pengobatan modern

(46)

32

biasanya bersifat praktis dan cepat, tetapi seringkali memiliki efek samping. Namun berdasarkan cara pengobatan tradisional dan modern memiliki sisi negatif dan positif masing-masing.

2.1.4. Jasa

Jasa (service) mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut, Rangkuti dalam Maulida (2016:17).

Menurut Kolter dan Gary Amstrong (1998:276) jasa (service) adalah aktifitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tanpa wujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik.

Dapat disimpulkan bahwa, jasa merupakan semua aktifitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misal kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan konsumen). Jasa merupakan pelayanan langsung dari produsen pemberi jasa kepada para konsumennya.

Penelitian ini merupakan penelitian jasa dalam bidang kecantikan, jasa yang dibahas baik jasa dalam tugas perkuliahan maupun diluar tugas perkuliahan.

(47)

33

2.1.4.1.Karakteristik Jasa

Menurut Kolter dan Gary Amstrong (1998:277-278) ada empat, yaitu: sifat tak berwujud, tak terpisahkan, keanekaragaman, dan tahan lama.

1. Tak berwujud

Jasa tidak dapat dilihat , dicecap, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum dibeli. Karena jasa tidak berwujud fisik maka hasil atau nilainya tidak dapat dilihat sebelum dibeli atau digunakan.

Untuk mengurangi ketidak pastian, pembeli biasanya mencari tanda dari mutu jasa. Mereka menyimpulkan mengenai mutu dari tempat, orang, harga, peralatan, dan materi komunikasi yang dapat mereka lihat. Oleh karena itu, tugas penyedia jasa adalah membuat jasa menjadi berwujud dengan berbagai cara. Misalnya mengatur penampilan dan peralatan yang mencerminkan sebagai penyedia jasa kecantikan yang profesional.

2. Tak terpisahkan

Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, salah satu sifat utama dari jasa yakni diproduksi dan di konsumsi pada waktu yang bersamaan dan tidak dapat dipisahkan dari penyediannya, entah penyedianya manusia atau mesin. Bila karyawan jasa menyediakan jasa karyawan, maka karyawan adalah bagian dari jasa. Karena pengguna jasa juga hadir ketika jasa itu di produksi, interaksi penyedia jasa dan konsumen adalah sifat khusus dari pemasaran jasa. Baik penyedia jasa maupun pengguna jasa mempengaruhi hasil jasa tadi.

(48)

34

Keanekaragaman merupakan salah satu sifat utama dari jasa, yakni mutu jasa mungkin amat bervariasi, tergantung pada siapa yang menyediakan jasa disamping waktu, tempat, dan bagaimana mereka menyediakan. Setiap penyedia jasa pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelayanan yang diberikan, namun sebagai penyedia jasa hendaknya dapat menekankan pada mutu demi kepuasan pengguna jasa, agar pelayanan jasa yang diberikan lebih unggul dibandingkan dengan layanan dari penyedia lain.

4. Tak tahan lama

Salah satu sifat utama jasa, yakni tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian. Misalnya apabila penyedia jasa rias wisuda pada suatu hari telah menyanggupi beberapa calon pengguna jasa, dan tidak dapat menerima permintaan jasa lagi pada hari itu karena pertimbangan waktu dan tenaga, permintaan jasa yang sama tidak dapat dialihkan keesokan harinya.

Dalam Kolter dan Gary Amstrong (1998:283) dijelaskan pentingnya mengelola mutu jasa. Salah satu cara utama penyedia jasa dapat membedakan dirinya sendiri adalah dengan secara konsisten menyampaikan mutu lebih tinggi ketimbang para pesaingnya. Mutu pelayanan yang luar biasa dapat memberikan keunggulan bersaing yang kuat dan menghasilkann penjualan dan laba yang tinggi bagi jasa komersil.

Kunci dalam mengelola mutu jasa adalah melebihi harapan pengguna jasa akan mutu pelayanan. Sebagai penyedia jasa kecantikan yang baik, janjikan apa yang dapat anda berikan dan berikan lebih dari yang anda janjikan. Bila nilai pelayanan dari suatu penyedia jasa melebihi pelayanan yang diharapkan,

(49)

35

pengguna jasa cenderung akan menggunakan penyedia jasa itu lagi. Keberhasilan mempertahankan pengguna jasa hingga menjadi pelanggan mungkin merupakan ukuran terbaik untuk mutu.

Penyedia jasa perlu mengenali harapan pelanggan sasaran menyangkut mutu jasa. Biasanya mutu jasa lebih sulit didefinisikan dan dinilai dari pada mutu produk. Misalnya lebih sulit mendapatkan persetujuan mengenai mutu hasil perawatan wajah dari pada mutu alat perawatan wajah. Lebih lanjut, walaupun mutu jasa yang lebih tinggi memberikan kepuasan yang lebih besar, tetapi biayanya juga lebih besar. Walaupun demikian, investasi dalam pelayanan biasanya menampakan hasil berupa semakin banyak pelanggan yang tetap bertahan dan kenaikan penjualan.

2.1.5. Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri

Semarang

Umumnya Mahasiswa adalah orang yang belajar di Perguruan Tinggi yang secara administrasi terdaftar sebagai peserta didik di Universitas. Mahasiswa diharapkan mampu memahami suatu konsep dan dapat memberikan suatu solusi dan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Pendidikan Tata Kecantikan merupakan salah satu prodi yang ada dalam jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang ada di Universitas Negeri Semarang dan masuk pada Fakultas Teknik. Dalam prodi tersebut sangat dibutuhkan kreatifitas untuk menghasilkan suatu karya yang positif terutama dalam bidang jasa, dan untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan rasa kepercayaan diri. Mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan diharapkan menjadi

(50)

36

lulusan yang berlatar belakang pendidikan yang mampu menjadi guru yang ahli dalam bidang tata kecantikan, namun juga mempunyai keterampilan dalam bidang jasa kecantikan yang profesional.

2.2. Kerangka Pikir

Masalah kulit yang paling sering dialami oleh remaja salah satunya adalah jerawat. Penyakit jerawat merupakan penyakit jasmani yang dapat berpengaruh pada masalah-masalah kejiwaan / psikis dan sering kali seseorang yang mengalami masalah jerawat akan mengalami perasaan resah. Pada dasarnya pemikiran pada setiap individu di bagi menjadi dua, yakni pemikiran positif dan pemikiran negatif. Pemikiran positif akan berpengaruh pada rasa kepercayaan diri yang tinggi sedangkan pemikiran negatif akan berpengaruh pada rasa kepercayaan diri yang rendah.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini akan dilakukan survey mengenai dampak kulit wajah berjerawat terhadap rasa kepercayaan diri Mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang.

(51)

37

Gambar 2.2. Skema Kerangka Pikir

Kepercayaan Diri Rendah Kepercaan

Diri Tinggi

Positif Negatif

Dampak Kulit Wajah Berjerawat Terhadap Rasa Kepercayaan Diri Mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas

Negeri Semarang Fenomena Jerawat

(52)

62

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1. Kulit wajah berjerawat berdampak terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan, hal ini dapat dilihat dari perhitungan tiap indikator yang menyatakan 82,8% dari indikator pemikiran sebagai mahasiswa kecantikan 66,7% dari indikator pemikiran mengenai masalah jerawat, 94,9% dari indikator sikap, 92,3% dari indikator berani tampil beda, 91,0% dari indikator berani menerima tantangan, 94,9% dari indikator asertif, 56,4% dari indikator mandiri, menyatakan bahwa jerawat mempengaruhi rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri Semarang.

5.1.2. Kulit wajah berjerawat mempunyai dampak yang cukup besar terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa, dari tiap indikator dihitung rata-rata diketahui 82,71% menyatakan kulit wajah berjerawat berdampak terhadap rasa kepercayaan diri dalam bidang penawaran jasa mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Kecantikan.

(53)

63

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

5.2.1. Mahasiswa Pendidikan Tata Kecantikan dapat meningkatkan rasa

kepercayaan diri. Selalu menjaga kesehatan dan kecantikan kulit terutama kulit wajahnya, serta memahami jenis-jenis kulit manusia beserta cara perawatanya. Mahasiswa harus mengetahui bahwa jerawat yang ada di kulit wajah ada beberapa macam faktor yang mempengaruhi, dan mahasiswa harus lebih memahami kemampuannya dibidang kecantikan.

5.2.2. Dosen Pengampu mata kulit Tata Kecantikan sebaiknya memberikan

penguatan pada mahasiswa yang memiliki masalah kepercayaan diri karena keberadaan jerawat di wajahnya dengan cara terus memotivasi dan memberikan wawasan positif yang berkaitan dengan dunia usaha jasa kecantikan.

(54)

64

Daftar Pustaka

Ali, M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Cetakan Pertama. Angkasa. Bandung.

Jannah, izzatul. 2011. Percaya Diri Aja, Lagi!. Cetakan Pertama. PT. Era Adicitra Intermedia. Solo.

Kotler, dan Gary Armstrong. 1998. Dasar-dasar Pemasaran Principles of Marketing. Jilid 2. Edisi Bahasa Indonesia. Victory Jaya Abadi. Indonesia. Kusantati, Herni. 2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid I. Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.

Lina, dan Klara Sr. 2010. Panduan Menjadi Remaja Percaya Diri. Cetakan Pertama. Nobel Edumedia. Jakarta.

Mumpuni, Yekti. 2010. Cara Jitu Mengatasi Jerawat. CV. Andi Offset.

Yogyakarta.

Rostamailis. 2005. Perawatan Badan Kulit dan Rambut. Cetakan Pertama. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sandra, meita. 2014. Resep Rahasia Perawatan Kulit. Cetakan ke 3. A plus Book. Yogyakarta.

Sarastika, Pradipta. 2014. Buku Pintar Tampil Percaya Diri. Araska. Yogyakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penilaian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Bandung.

(55)

65

---. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 16. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan ke 14. Rineka Cipta. Jakarta.

---. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan ke 15. Rineka Cipta. Jakarta.

Sulastomo, Elandari. 2013. Kulit Cantik dan Sehat. Kompas Media Nusantara. Jakarta.

Sri U, Indah. 2009. Bebas Masalah Kulit. Cetakan Pertama. Edisi Bahasa Indonesia. Kanisius. Yogyakarta.

Suryabrata, Suryadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sutono, dan Marrisa. 2014. Atasi Jerawat Dengan Ekstrak Kulit Manggis. PT

Kompas Media Nusantara. Jakarta.

Syadzily, Karim asy. 2013. Agar Selalu Menarik dan Karismatik. Cetakan Pertama. Azhar Risalah CV.

Winarno dan Amadeus. 2014. Jerawat Yang Masih Perlu Anda Ketahui. Cetakan

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Kulit
Gambar 2.2. Skema Kerangka Pikir

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

DAFTAR PENETAPAN PENSIUN POKOK PENSIUNAN JANDA/DUDA PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN RUANG IV/d.

Silvofishery Di Desa Lama, Desa Paluh Manan dan Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.. Dibawah Bimbingan MOHAMMAD BASYUNI dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model dan pengelolaan terbaik lahan mangrove dengan tambak yang berbasis silvofishery di Desa Lama, Desa Paloh

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Skor Gabungan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis ……..……….……….. Tabel 4.6 Rekapitulasi Uji Normalitas dan Homogenitas Skor

Pada beberapa surat kabar elektronik yang telah dianalisis, ditemukan penggunaan kata-kata serapan dari bahasa Inggris yang diserap secara utuh maupun sebagian, kata-kata

Secara umum prinsip dasar dalam jaringan komputer adalah proses pengiriman data dan informasi dari pengirim ke penerima melalui suatu media komunikasi tertentu

Masalah yang ditujukan dalam penelitian ini adalah bagaimana faktor kerusakan bahan pustaka tercetak oleh manusia dan usaha preservasi bahan pustaka pada

2004 Kata Kunci : titik impas, titik aman, titik penutupant (xi + 40 + Lampiran) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Break Even sebagai alat perencanaan laba