• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS MUSUK 1 KABUPATEN BOYOLALI INTISARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS MUSUK 1 KABUPATEN BOYOLALI INTISARI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

11

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 1 Juni 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ANTENATAL CARE (ANC)

DI PUSKESMAS MUSUK 1 KABUPATEN BOYOLALI

INTISARI

Atik Liya Tika Sari¹, Happy Primariasari², Ika Widiyanti³

Latar Belakang : Pembangunan kesehatan di Indonesia ini masih diwarnai rawannya dengan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rawan yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. Ditandaidengan meningkatnya AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kabupaten Boyolali tahun 2014 sebesar 93,05 per 100.000 KH. ) Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tanaga kesehatan untuk ibu hamil selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan ANC yang di tetapkan dalam Standar Pelayanan Kesehatan (SPK). standar pelayanan ANC dilakukan 4 kali selama kehamilan. Program standar pelayanan asuhan kebidanan yang dilaksanakan masih 7T, yang belum dilakukan adalah Tes laboratorium (rutin dan khusus), Tetapkan status gizi (ukur lingkar tengan atas atau LILA) dan Tatalaksana kasus.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan 10T pada antenatal care (ANC) di Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali.

Metode Penelitian : metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif , lokasi penelitian di Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali dan dilaksanakan pada bulan Mei 2017. Populasinya adalah 176 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan dipuskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali. Sampelnya adalah ibu hamil TM 3 yang periksa ke puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali sebanyak 34 ibu hamil. penelitian ini menggunkan teknik purposive sampling.

Hasil Penelitian : pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan 10T pada antenatal care (anc) dengan hasil baik sebanyak 28 (82,35%) responden, pengetahuan cukup 4 (11,76%) responden, pengetahuan kurang 2 (5,88%)

Kesimpulan: pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan 10T pada antenatal care (anc) di Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali adalah baik.

Kata Kunci: pengetahuan, ibu hamil , antenatal care, 10T.

¹ Mahasiswa STIKES Duta Gama Klaten

² Pembimbing I, Dosen STIKES Duta Gama Klaten ³ Pembimbing II, Dosen STIKES Duta Gama Klaten

(2)

12

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 1 Juni 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ANTENATAL CARE (ANC)

DI PUSKESMAS MUSUK 1 KABUPATEN BOYOLALI

ABSTRACT

Atik Liya Tika Sari¹, Happy Primariasari², Ika Widiyanti³

Background: Development of health in Indonesia is still colored with the degree of maternal and child health, especially in the most vulnerable groups of pregnant women, maternal mothers and postpartum mothers. Signed by the increase of MMR and Infant Mortality Rate (IMR). Boyolali District in 2014 of 93.05 per 100,000 KH. ) Antenatal Care (ANC) is a health service by healthcare for pregnant women during pregnancy, carried out in accordance with ANC service standards set in Health Service Standards (SPK). ANC service standards performed 4 times during pregnancy. The standard program of midwifery care services that is still implemented 7T, which has not been done is laboratory tests (routine and special), Set nutritional status (measuring the upper circle or LILA) and management cases

Objective: To know the description of pregnant women's knowledge about the implementation of 10T on antenatal care (ANC) at Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali.

Methods: This research method uses quantitative descriptive research type, research location at Puskesmas Musuk 1 Boyolali District and conducted in May 2017. The population is pregnant mother who do pregnancy examination in Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali. The population is 176 pregnant who perfoms a pregnancy check at the Puskesmas Musuk ! Kabupaten Boyolali. Samples are TM 3 pregnant women who check into the Community Health Center 1 Boyolali District as many as 34 pregnant women. This research using purposive sampling technique.

Results: Knowledge of pregnant women about 10T implementation on antenatal care (anc) with good result of 28 (82,35%) respondents, knowledge enough 4 (11,76%) respondents, knowledge less 2 (5,88%)

Conclusion: maternal knowledge about 10T implementation on antenatal care (anc) in Puskesmas Musuk 1 Boyolali District is good.

Keywords: knowledge, pregnant mother, antenatal care, 10T.

¹ STIKES Duta Gama Klaten students

² Supervisor I, Lecturer STIKES Duta Gama Klaten ³ Supervisor II, Lecturer STIKES Duta Gama Klaten

(3)

13

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 1 Juni 2017 PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hak asasi manusia sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 28h dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Tujuan yang akan dicapai Dinas Kesehatan Povinsi Jawa Tengah adalah terwujudnya institusi yang profesional dalam mewujudkan kesehatan paripurna di Jawa Tengah yang mampu menggerakkan pembangunan bidang kesehatan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan dan pelayanan kesehatan. Salah satu masalah yang menjadi fokus utama dalam usaha untuk menekan sekecil mungkin dampak negatif yang merugikan masyarakat adalah masalah Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang masih tinggi. AKI merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan (Qurnia, 2014).

Pembangunan kesehatan di Indonesia ini masih diwarnai rawannya dengan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rawan yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. Hal ini ditandai dengan meningkatnya AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB). Secara global pada tahun 2014, diperkirakan ada 289.000 per 100.000 kelahiran Hidup (KH), Indonesia tahu 2012 sebesar 359 per 100.000 KH target MD’S adalah 102 per 100.000 KH pada tahun 2015, Provinsi Jawa Tengah

2013 sebesar 118,62 per 100.000 kelahiran hidup meningkat tahun 2014 menjadi 126,55 per 100.000 KH (Awalia, 2016), di Kabupaten Boyolali tahun 2014 sebesar 93,05 per 100.000 KH. (Dinkes, Boyolali 2014).

Standar pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan guna menjamin perlindungan terhadap ibu hamil, untuk mendeteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Terdapat indikator cakupan Kunjungan pertama (K1) sebagai pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dan kunjungan ke empat (K4), di dunia tahun 2010-2015 K1 85% dan K4 58%, Indonesia tahun 2013 K1 95,25% dan K4 sebesar 89,33%, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 K1 sebesar 99,60% dan K4 sebesar 93,11%, (Depkes RI, 2015). Dinkes Boyolali (2014) Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2015 untuk K1 adalah 99%. Cakupan K4 94,34% pada tahun 2014.

Novita (2013) Akses terhadap pelayanan antenatal sebagai pilar kedua cukup baik, yaitu 87% pada tahun 1997 tetapi mutunya masih perlu ditingkatkan. ANC adalah pelayanan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya. Dilakukan sesuai dengan SPK yang dalam penerapannya meliputi 7T dan meningkat menjadi 10T. Pemeriksaan 10T meliputi Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur

(4)

14

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 1 Juni 2017

Tekanan darah, Tetapkan status gizi (ukur lingkar lengan atas atau LILA), ukur Tinggi fundus uteri, Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ),

skrining status imunisasi tetanus toxoid

(TT), beri Tablet tambah darah (tablet Fe), Tes laboratorium (rutin dan khusus) Tatalaksana kasus, Temu wicara

(konseling) (Depkes RI, 2010). Program

standar pelayanan asuhan kebidanan yang dilaksanakan masih 7T, yang belum dilakukan adalah Tes laboratorium (rutin dan khusus), Tetapkan status gizi (ukur lingkar tengan atas atau LILA) dan Tatalaksana kasus.

Dari hasil pendahuluan di Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali pada tanggal 01 November 2016 sampai 31 Januari 2017 terdapat 179 ibu hamil 41 ibu hamil tersebut mengalami komplikasi pada kehamilan. Maka dari itu peneliti tertarik ingin melakukan penelitian lebih lanjut Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pelaksanaan 10T pada antenatal

care (ANC) di Puskesmas Musuk 1

Kabupaten Boyolali.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional. populasinya penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan 10T pada ANC di Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali sebanyak

176. Sampel penelitian ini sebanyak 34 responden dengan kuesioner tertutup.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Pengetahuan responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Pengetahuan ibu hamil berdasarkan umur

No Umur

Hasil

Baik % Cukup % Kurang % Total %

1. < 20 1 2,9 0 0 1 2,9

2. 20 – 35 26 76,5 3 8,9 1 2,9 30 88,2

3. > 35 1 2,9 1 2,9 1 2,9 3 8,9

Total 28 82,4 4 11,8 2 5,8 34 100

Sumber: data primer tahun 2017 Berdasarkan tabel diperoleh data ibu hamil yang menjadi responden berdasarkan usia paling banyak adalah 20-35 tahun dengan hasil pengetahuan baik sebanyak 26 responden (76,5%) dan usia kurang dari 20 tahun paling sedikit yaitu 1 responden (2,9%) dengan hasil baik. 2. Pengetahuan responden berdasarkan

pendidikan

Tabel 4.2 Pengetahuan ibu hamil berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Hasil

Baik % Cukup % Kurang % Total % 1. SD 3 8,9 2 5,8 2 5,8 7 20,6

2. SMP 15 44,1 2 5,8 17 50,0

3. SMA 10 29,9 0 3 29,9

Total 28 82,4 4 11,8 2 5,8 34 100

Sumber: data primer tahun 2017 Berdasarkan tabel di atas diperoleh data ibu hamil yang menjadi reponden menurut

(5)

15

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 1 Juni 2017

pendidikan paling banyak pendidikan ibu adalah SMP dengan hasil pengetahuan baik sebanyak 15 responden (44,1%) dan paling sedikit adalah ibu hamil dengan pendidikan SD dengan hasil 3 (8,9%) responden dengan hasil baik, 2 (5,8%) responden dengan hasil cukup dan 2 (5,8%) responden dengan hasil kurang.

3. Pengetahuan responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.3 Pengetahuan ibu hamil berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Hasil

Baik % Cukup % Kurang % Total % 1. Tani 6 17,6 3 8,9 1 2,9 10 29,4

2. IRT 14 41,2 1 2,9 0 15 44,1

3. Dagang 2 5,8 0 1 2,9 3 8,9

4. Swasta 6 17,6 0 0 6 17,6

Total 28 82,4 4 11,8 2 5,8 34 100

Sumber: data primer tahun 2017 Berdasarkan tabel di atas di dapatkan data ibu hamil yang menjadi responden menurut pekerjaan paling banyak adalah IRT dengan hasil pengetahuan baik sebanyak 14 (41,2%) dan paling sedikit ibu hamil dengan pekerjaan dagang hasilnya (5,8%%) dengan hasil baik 1 (2,9%) dengan hasil kurang.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian terhadap 34

responden menunjukan bahwa

pengetahuan ibu hamil tentang pelaksaan 10T pada antenatal care (ANC) Pada kategori baik sebanyak 28 responden

(82,4%), kategori cukup sebanyak 4 responden (11,8%), kategori pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,8%). Jadi pengetahuan ibu hamil tentang pelaksaan 10T pada antenatal care (ANC) paling banyak adalah kategori baik.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan kategori baik sudah memahami tentang pelaksanaan 10T pada antenatal care (ANC) di lihat dari responden yang mampu menjawab kuesioner yang diberikan. Responden bisa memahami tentang materi tersebut karena mendapatkan informasi dari media elektronik, internet, pengalaman dari bidan dan pengalaman pribadi.

Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi 2011 pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi setelah mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indera yaitu, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia dipengaruhi oleh mata dan telinga. Berdasarkan pernyataan tersebut baiknya ibu hamil menujukan rasa ingin tahu yang tinggi sebagai responden terhadap suatu kasus, keinginan bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi pada tingkat pengetahuan seseorang, masih terdapat faktor lain seperti: tingkat pendidikan, pengalaman, informasi, budaya dan sosial ekonomi.

(6)

16

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 1 Juni 2017

Menurut Mulyono Kartanegara (2005: 101-102), sumber ilmu pengetahuan merupakan alat atau sesuatu dari mana individu memperoleh informasi tentang suatu objek. Karena manusia mendapatkan informasi dari indera atau akal, maka tiga alat itulah yang dianggap sebagai sumber ilmu pengetahuan dengan kata lain sumber ilmu pengetahuan adalah empirisme (indera) dan rasionalisme (akal).

Menurut hasil penelitian didapatkan ibu hamil usia kurang dari 20 tahun ada 1 (2,9%) responden dengan hasil pengetahuan baik, tidak ada responden dengan pengetahuan cukup dan kurang, usia 20-35 tahun ada 26 (76,5%) responden dengan pengetahuan baik, 3 (8,9%) responden dengan pengetahuan cukup, 1 (2,9%) responden dengan pengetahuan kurang, dan ibu hamil usia lebih dari 35 tahun ada 1 (2,9%) respoden dengan pengetahuan baik, 1 (2,9%) responden dengan pengetahuan cukup, 1 (2,9%) responden dengan pengetahuan kurang.. Menurut Huclok dalam Wawan dan Dewi (2011) semakin cukup usia, tinggat kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya orang yang belum tinggi kedewasaannya.

Ibu hamil di lihat dari karakteristik tingkat pendidikan yakni: pendidikan SD ada 3 reponden (8,9%) dengan

pengetahuan baik, 2 (5,8%) dengan pengetahuan cukup, 2 (5,8%) dengan pengetahuan kurang. SMP ada 15 (44,1%) dengan pengetahuan baik, 2 (5,8%) dengan pengetahuan cukup dan tidak ada pengetahuan responden dengan hasil kurang. SMA ada 10 (2,9%) dengan pengetahuan baik, tidak ada responden dengan pengetahuan cukup dan kurang. Menurut Notoadmodjo (2010) pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya, maka dapat dikatakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah cara menerima informasi, hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2010) pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk sikap dalam perannya dalam pembangunan, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi.

Berdasarkan pekerjaan mayoritas ibu hamil adalah IRT sebanyak 14 (41,2%) dengan pengetahuan baik, 1 (2,9%) dengan pengetahuan cukup dan tidak ada reponden dengan pengetahuan kurang. Tani ada 6 (17,6%) dengan pengetahuan baik, 3 (8,9%) dengan pengetahuan cukup, 1 (2,9%) dengan pengetahuan kurang. Dagang ada 2 (5,8%) dengan pengetahuan baik, tidak ada responden dengan pengetahuan cukup, dan 1 (2,9%) dengan pengetahuan kurang.

(7)

17

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 1 Juni 2017

Swasta 6 (17,6%) dengan pengetahuan baik, tidak ada responden dengan pengetahuan cukup dan kurang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden di Puskemas Musuk 1 Kabupaten Boyolali adalah IRT. Ibu hamil yang menjadi ibu rumah tangga akan lebih banyak mempunyai waktu untuk di rumah dibandingkan dengan ibu yang bekerja diluar rumah sehingga ibu rumah tangga mempunyai banyak waktu luang untuk memeriksakan kehamilannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo 2010, yaitu waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas seseorang untuk menjamin tingkat kunjungan ibu dalam memeriksakan kehamilannya.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengurangi terjadinya kematian pada ibu dan anak dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin agar terdeteksi secara dini jika ada komplikasi pada kehamilan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pelaksanaan 10T pada Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali adalah baik.

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pelaksanaan 10T pada Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan 10T pada ANC dengan kategori baik di Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali sebanyak 28 responden (82,4%).

2. Pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan 10T pada ANC dengan kategori cukup di Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali sebanyak 4 responden (11,8%).

3. Pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan 10T pada ANC dengan kategori kurang di Puskesmas Musuk 1 Kabupaten Boyolali sebanyak 2 responden (5,8%).

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, I, B. 2014. Faktor- Faktor yang

Berhubungan dengan kunjungan

ANC pada Ibu Hamil. Pohuwotu:

www.kim.ung.ac.id. Diakses (25 November 2016).

Aryanti, Dewi, W. 2008. Gambaran

Anemia Ibu Hamil Pada TM II.

Klaten: Stikes Duta Gama.

Candrawati, P. 2009. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang

Antenatal Care. Klaten: Stikes Duta

Gama.

Feryanto, Fadlun, A. 2011. Asuhan

Kebidanan Patologi. Palembang:

Salemba Medika.

Jannah, N. 2011. Buku Ajar Asuhan

Kehamilan. Bandar Lampung: CV

Andi Offset.

Hidayat, A, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisi Data

(8)

18

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. IX Nomor 1 Juni 2017

Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan. Jakarta Timur: Trans

Indo Media.

Kementrian Kesehatan. 2014. Profil

Kesehatan. Boyolali: Dinkes.

Kemetrian Kesehatan. 2013. Pedoman

Pelayanan Antenatal Terpadu. Edisi

2.

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada

Masa Antenatal. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Mufdhillah. 2009. Panduan Asuhan

Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta:

Mitra Cendikia Offset.

Notoatmodjo, S. 2003. Metodelogi

Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2011. Metodelogi

Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Novita, T. 2013. Faktor-Faktor

Penghambat yang Berhubungan

dengan Pelaksanaan 10T pada Ibu

Hamil. Simeuleu: www.

Simtakp.uui.ac.id. Akses (25 Oktober 2016)

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Qurnia, L. 2014. Evaluasi Program

Kesehatan Ibu. Jawa Tengah:www.

docplayer.info/31928560.html. Askes (18 September 2016).

Ritonga, J, F. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi IBu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care. Sumatra Utara: www.

Jurnal.usu.ac.id. Akses (27 Oktober 2016).

Setyaningrum, A. 2016. Asuhan

Kebidanan Berkelanjutan

(Continuity of Midwife Care) pada Ny P Usia 20 Tahun di Pondok

Bersalin Mutiara Hati. Semarang:

www.perpusnwu.web.id Akses (27 Meret 2017).

Sugiyono, 2010.Metode Penelitian

Kualitatif Kuantitatif. Bandung:

Alfabeta.

Suyanto dan Salamah, 2008. Riset Kebidanan Metodelogi dan Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis

Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Wawan, A dan Dewi, M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini kami mengutamakan kualitas dan kuantitas kami dalam bekerja serta kenyamanan klien kami dengan menyediakan pelayanan yang baik serta kepercayaan

Peran serta bawahan dalam menyusun anggaran, masukan, dan diskusi antara bawahan dan atasan di lingkup pemerintahan daerah Kabupaten Situbondo dapat meningkatkan kinerja

Berdasarkan hasil simulasi pada Tx1, dapat diketahui bahwa jumlah Rx yang memiliki daya terima terbaik (ditetapkan untuk daya terima kecil dari -45 dBm) sebanyak 12 Rx yaitu Rx1

Dalonswom berkeyakinan apabila tiga buah ngoi yang berupa manik-manik itu diserahkan langsung dan dipegang oleh Iha Weinam, kemungkinan besar akan hilang jika ia ditelan oleh

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Financial Ditress Terhadap Manajemen Laba( Studi KasusPada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

LAR mempunyai pengaruh yang positif terhadap NIM. Secara teoristis apabila LAR meningkat berarti terjadi peningkatan total kredit dengan presentase lebih besar dibandingkan

Pengamatan dilakukan terhadap partisipasi siswa melakukan 5 kegiatan partisipasi yang harus dilakukan, menggunakan instrumen partisipasi siswa yang sudah disiapakan,

Pengaruh iradiasi sinar gamma dosis 20 kRad dan 40 kRad terhadap karakteristik morfo-agronomi tiga varietas kedelai Kitoko, Vuangi, dan TGX814- 49D, hasilnya menunjukkan