• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Regional Potential Analysis Based on Agricultural Commodities in Economic Development of Ternate City)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Regional Potential Analysis Based on Agricultural Commodities in Economic Development of Ternate City)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

201 Vol. 13 No. 2: 201-213 Oktober 2020 Peer-Reviewed  URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.201-213

Analisis Potensi Wilayah Berbasis Komoditi Pertanian dalam Pembangunan

Ekonomi Kota Ternate

(Regional Potential Analysis Based on Agricultural Commodities in

Economic Development of Ternate City)

Burhan Abdurahman1, Said Assagaf1 dan M. Janib Achmad2

1 Program Studi Ilmu Ekonomi Pasca Sarjana Universitas Khairun. Ternate. Indonesia,

Email : adityarivai76@gmail.com

1 Program Studi Ilmu Ekonomi Pasca Sarjana Universitas Khairun. Ternate. Indonesia, Email : ahmadsgff@gmail.com 2 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun. Ternate. Indonesia, Email : mjachmad@yahoo.com

Info Artikel: Diterima: 08 Sept. 2020 Disetujui: 13 Okt. 2020 Dipublikasi: 19 Okt. 2020

Reserch Article Keyword:

Commodity, Agriculture, Base, Ternate.

Korespondensi: M. Janib Achmad

Universitas Khairun. Ternate, Indonesia

Email: mjachmad@yahoo.com

Copyright© Oktober 2020 AGRIKAN

Abstrak. Pengembangan kawasan pertanian Kota Ternate dimaksudkan untuk mewujudkan kawasan ekonomi merata di seluruh wilayah kota Ternate. Untuk itu penelitian tentang analisis potensi pertanian dalam pembangunan ekonomi Kota Ternate sangat penting. Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui komoditi unggulan pertanian di Kota Ternate, dengan analisis LQ (location quotient). Hasil analisis LQ dapat diketahui komoditi yang teridentifikasi sebagai komoditi basis, yaitu tanaman palawijaya yang terdiri dari jagung ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah, nilai LQ tertinggih 2.24 di Ternate Barat. Tanaman hortikultura yaitu mangga, durian, sukun, salak, manggis dan papaya nilai LQ tertinggi adalah 0,93 di kecamatan Moti. Sedangkan untuk tanaman hortikultura adalah Cabe, Kacang Panjang, Ketimun, Bawang Merah, Kangkung, Tomat, Terong dan Bayam, nilai LQ tertinggi adalah 1.48 di Ternate Selatan.

Abstract. The development of the agricultural area in the city of Ternate is intended to create an equitable economic area throughout the city of Ternate. For this reason, research on the analysis of agricultural potential in the economic development of Ternate City is very important. This study aims, to determine the superior agricultural commodities in Ternate City, with LQ (location quotient) analysis. The results of LQ analysis can be seen that the commodity identified as the base commodity, namely palawijaya plant consisting of cassava, sweet potato and peanut corn, has the highest LQ value of 2.24 in West Ternate. Horticultural crops, namely mango, durian, breadfruit, salak, mangosteen and papaya, the highest LQ value was 0.93 in Moti sub-district. Whereas for horticultural crops, namely Chili, Long Beans, Cucumber, Onion, Kale, Tomato, Eggplant and Spinach, the highest LQ value was 1.48 in South Ternate.

I. PENDAHULUAN

Salah satu konsep perencanaan

pengembangan wilayah yang cukup populer pada beberapa dekade di negara-negara berkembang dan agraris seperti Indonesia adalah konsep

agrominapolitan. Implementasi konsep ini

bertahap dan berkelanjutan, salah satu kunci

keberhasilan dalam perencanaan adalah

pengembangan potensi unggulan daerah (Yusuf, M. 1999; Saragih, B. 2001; Hairuddin. 2002). Meskipun pertanian hanya berada di urutan ke lima dari sembilan jenis pekerjaan yang menyumbang tenaga kerja terbanyak, namun hasil produksi dari kedua sektor ini masih menjadi salah satu kategori yang berperan dalam perekonomian Kota Ternate.

Pengembangan kawasan pertanian Kota

Ternate dimaksudkan untuk mewujudkan

kawasan ekonomi merata di seluruh wilayah kota Ternate. Salah satu permasalahan pembangunan adalah ketimpangan ekonomi antar kecamatan Kegiatan ekonomi hanya berpusat di Kota Ternate yang berkontribusi 20% dari total pendapatan. 50% (Suhariyono, 2013). Permasalahan yang sering muncul dalam pengembangan sektor pertanian selama ini adalah faktor sumber daya manusia termasuk petugas, sarana dan prasarana serta informasi tentang potensi agribisnisnya,minimnya daya dukung tersebut berakibat pada lemahnya peran kawasan terhadap pengembangan wilayah serta lemahnya peran sentra-sentra industry

pertanian(Qomariyah et al., 2018, Kasuba et al.,

2015)..Tujuan dari penelitian ini adalah

Mengidentifikasi potensi Sumberdaya pertanian Kota Ternate meliputi sebaran kawasan potensial pengembangan pertanian.

(2)

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

202

II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. METODE

Penelitian ini dilaksanakan, pada bulan April-September 2019 di 7 kecamatan di Kota

Ternate. Metode penelitian adalah survey,

wawancara. dan penelusuran studi pustaka.

Analisis Data danKomoditas Ikan Unggulan dan

Analisis Potensi Wilayah. Analisis potensi wilayah dilakukan untuk mengkaji secara ilmiah rincian semua kekayaan atau sumber daya fisik maupun non fisik pada area atau wilayah Kota Ternate sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi kekuatn tertentu. Hasil dan pembahasan sebagai kriteria. Dengan analisis ini akan diketahui apakah suatu lokasi/wilayah merupakan wilayah basis atau non basis dari salah satu produk unggulan. Analisis LQ dirumuskan sebagai berikut: LQ = Si /Ni Si = pi/pt Ni = Pi/Pt, Sehingga LQ = (pi/pt)/(Pi/Pt) Ket:

pi = luas areal panen komoditas i pada tingkat kecamatan; atau jumlahpopulasi/produksi komoditas i pada tingat kecamatan

pt = total luas areal panen subsektor pada tingkat

kecamatanatau jumlah total populasi/

produksi subsektor pada tingat kecamatan Pi = luas areal panen komoditas i pada tingkat

Kabupaten Atau jumlah panen/produksi populasi komoditas i pada tingat kabupaten Pt = total luas areal panen subsektor pada tingkat

Kabupatenatau total panen/produksi/populasi subsektor pada tingkat kabupaten.

Kriteria penentuan keputusan:

Jika LQ>1 = komoditas itu menjadi basis atau

menjadi sumber pertubuhan,

komoditas memiliki keunggulan

komparatif, hasilnya tidak saja

memenuhi kebutuhan di wilayah, tapi juga dapat diekspor ke luar wilayah;

LQ =1 = komoditas tergolog non basis, tidak

memiliki keunggulan komparatif. Produksinya hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan wilayah

sendiri dan tidak mampu untuk diekspor

LQ< 1 = komoditas ini jug atermasuk non

basis. Produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan senidir sehingga perlu dipasok dari luar daerah.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Potensi Sektor Pertanian

3.1.1. Tanaman Palawaija

Secara umum tanaman palawija yang dikembangkan di wilayah Kota Termate dengan luas tanam 219,9 Ha ditahun 2018. Luas tanam tanaman ini mengalami peningkatan 56,30 Ha atau 14.7 persen dari luas tanam tanaman holtikultura pada tahun 2017, yaitu 162,9 Ha. Tingkat produktsi tanaman jenis palawija di tahun 2018 mencapai 551,57 ton/tahun atau 59,46%. Nilai produksi ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 175,52 ton/tahun atau 18,93%. Sebaran jenis tanaman palawija yang ada di Kota Termate didominasi oleh jenis tanaman ubikayu dan jagung. Total Produksi Tanaman Palawija Kota Ternate 2014-2018 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Total Produksi Tanaman Palawija Kota Ternate 2014-2018

Sebaran produksi tertinggi untuk jenis tanaman ubi kayu dengan nilai produksi 3.929.87 ton/tahun dengan kecamatan berproduksi tertinggi ada pada kecamatan Moti dengan nilai produksi 1.608,57 ton/tahun pada luas tanamn 293,70 Ha.

Diikuti tanaman jagung dengan nilai produksi 1.005,09 ton/tahun, dimana produksi tertinggi terdapat di kecamatan Moti dengan luas tanam 58,85 Ha.

(3)

203

3.1.2. Tanaman Holtikultura

Secara umum tanaman hortikultura jenis sayur-mayur juga dikembangkan di wilayah Kota Ternate dengan luas tanam 57,20 Ha ditahun 2018 (Ananimous, 2017; Ananimous, 2018). Luas tanam tanaman ini mengalami menurunan 6,25 Ha atau 5.2 persen dari luas tanam tanaman holtikultura pada tahun 2017, yaitu 63,45 Ha. Tingkat produktsi tanaman jenis sayur-mayur di tahun 2018

mencapai 292,86 ton/tahun. Nilai produksi ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 67,64 ton/tahun atau 10,35%. Sebaran jenis tanaman sayur mayur yang ada di Kota Termate didominasi oleh jenis tanaman tomat, ketimun dan

kacang panjang. Total produksi tanaman

holtikurtura. Jenis Sayur-Mayur Kota Ternate 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel 2 (Lampiran).

Gambar 2. Total Produksi Tanaman Holtikurtura Jenis Sayur-Mayur Kota Ternate 2014-2018

Produksi tertinggi untuk jenis tanaman tomat dengan nilai produksi 510 ton/tahun dengan kecamatan berproduksi tertinggi ada pada kecamatan Pulau Ternate dengan nilai produksi 190 ton/tahun pada luas tanamn 21 Ha. Diikuti tanaman ketimun dengan nilai produksi 265 ton/tahun dengan kecamatan berproduksi tertinggi ada pada kecamatan Pulau Ternate luas tanam 12 Ha. Kemudian tanaman kacang panjang dengan nilai produksi 188 ton/tahun dengan kecamatan berproduksi tertinggi ada pada kecamatan Pulau Ternate dengan luas tanam 10 HaAnanimous, 2017; Ananimous, 2018).

Produksi tanaman holtikultura jenis buah-buahan pada tahun 2018 1.449,50 ton/tahun. Produksi ini mengalami penurunan sebesar 98.20

ton/tahun atau 3.3 % dari tahun 2017 dengan nilai 1.547,70 ton/tahun. Nilai produksi teringgi ada pada jenis tanaman pisang dengan nilai produksi 4.606,00 ton/tahun dengan kecamatan berproduksi tertinggi adalah kecamatan Pulau Hiri dengan nilai produksi 1.440 ton/tahun (Ananimous, 2017) dan Ananimous, 2018). Diikuti oleh jenis tanaman mangga dengan nilai produksi 1.114.00 ton/tahun, dengan kecamatan berproduksi tertinggi adalah Kecamatan Moti dengan nilai 214 ton/tahun. Kemudian jenis produksi terendah jenis tanaman buah-buahan terdapat pada tanaman manggis dan salak dengan nilai produksi 4.10 ton/tahun dan 5,00 ton/tahun yang tersebar di Kecamatan Ternate Tengah. Total Produksi Buah-Buahan di Kota Ternate 2014-2018 dapat dilihat padaGambar 3.

(4)

204

3.1.3. Tanaman Palawija

1. Kecamatan Ternate Utara

Hasil analisis nilai LQ di kecamatan Ternate Utara adalahLQ < 1 untuk beberapa jenis tanaman seperti jagung, ubi jalar, dan kacang tanah. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman jagung, ubi jalar, dan kacang tanah tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman jagung, ubi jalar, dan kacang tanah bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Ternate Utara. Komoditas tanaman jenis ubi kayu memiliki nilai LQ > 1,

dengan nilai kisaran LQ 1,04 –1.21, artinya bahwa

komoditas tanaman jenis ubi kayu merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis ubi kayu merupakan produksi unggulan.

2. Kecamatan Ternate Selatan

Hasil analisis nilai LQ di Kecamatan Ternate Selatan adalahLQ < 1 untuk beberapa jenis tanaman seperti ubi kayu. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman ubi kayu, tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman ubi kayu bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Ternate Selatan. Komoditas tanaman jenis jagung, ubi jalar, dan kacang tanah memiliki

nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 1,67 – 2.08,

artinya bahwa komoditas tanaman jenis jagung, ubi jalar, dan kacang tanah merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jagung, ubi jalar, dan kacang tanah merupakan produksi unggulan Kecamatan.

3. Kecamatan Ternate Tengah

Hasil analisis nilai LQ di Kecamatan Ternate adalah LQ < 1 untuk beberapa jenis tanaman seperti ubi kayu. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman ubi kayu, tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman ubi kayu bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Ternate Tengah. Komoditas tanaman jagung, ubi jalar, dan kacang tanah memiliki nilai

LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 1,25 – 1,68, artinya

bahwa komoditas tanaman jenis jagung, ubi jalar, dan kacang tanah merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis jagung, ubi jalar, dan kacang tanah merupakan produksi unggulan Kecamatan Ternate Tengah.

4. Kecamatan Ternate Barat

Hasil analisis nilai LQ di kecamatan Ternate Barat adalah LQ < 1 untuk beberapa jenis tanaman seperti ubi kayu dan ubi jalar. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman ubi kayu

dan ubi jalar, tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman ubi kayu dan ubi jalar bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Ternate Barat. Komoditas tanaman jenis jagung dan kacang tanah memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 2,24

– 2,37, artinya bahwa komoditas tanaman jenis

jagung dan kacang tanah merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas

tanaman jenis jagung dan kacang tanah

merupakan produksi unggulan.

5. Kecamatan Pulau Ternate

Hasil analisis nilaiLQ di kecamatan Pulau Ternate adalah LQ < 1 untuk jenis tanaman seperti jagung. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman jagung, tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman jagung bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Pulau Ternate. Sementara komoditas tanaman jenis ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah memiliki nilai LQ >1, dengan nilai kisaran LQ 1,00-1,63, artinya bahwa komoditas tanaman jenis ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah merupakan produksi unggulan kecamatan Pulau.

6. Kecamatan Pulau Hiri

Hasil analisis nilai LQ di kecamatan Pulau Hiri adalah LQ < 1 untuk beberapa jenis tanaman seperti ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah, tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman ubi kayu, ubi jalar dan

kacang tanah bukan merupakan komoditi

unggulan di wilayah Kecamatan Pulau Hiri. Komoditas tanaman jenis jagung memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 2,59 artinya bahwa komoditas tanaman jagung merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jagung merupakan produksi unggulan Kecamatan Pulau Hiri.

7. Kecamatan Moti

Hasil analisis nilai LQ di Kecamatan Moti adalah LQ < 1 untuk beberapa jenis tanaman seperti jagung, ubi jalar dan kacang tanah. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman jagung, ubi jalar dan kacang tanah tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman jagung, ubi jalar dan kacang tanah bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Moti. Komoditas tanaman ubi kayu memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran

(5)

LQ 1,24 artinya bahwa komoditas tanaman ubi kayu merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman ubi kayu merupakan produksi unggulan Kecamatan.

8. Kecamatan Batang Dua

Hasil analisis nilai LQ di Kecamatan Batang Dua adalah LQ < 1 untuk adalah jenis tanaman ubi kayu. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman ubi kayu tergolong komoditas jenis tanaman nonbasis. Artinya bahwa komoditas tanaman ubi kayu bukan merupakan komoditi

unggulan di wilayah Kecamatan Batang Dua. Komoditas tanaman jenis jagung, ubi jalar dan kacang tanah memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai

kisaran LQ 1,76 – 2,21 artinya bahwa komoditas

tanaman jenis jagung, ubi jalar dan kacang tanah merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis jagung, ubi jalar dan kacang tanah merupakan produksi unggulan Kecamatan Batang. Peta komoditas Sayuran unggulan di kota Ternate dapat dilhat pada Gambar 4.

Gambar 4. Peta Komoditas Sayuran Unggulan di Kota Ternate Tabel 1. Hasil analisis location quotient (LQ) tanaman palawija di Kota Ternate Tahun 2019-2022

3.1.4. Komoditas Unggulan Tanaman Holtikultura Buah-buahan

1.

Kecamatan Ternate Utara

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di Kecamatan Ternate adalah LQ < 1 untuk beberapa jenis buah-buahan seperti pisang, salak, manggis dan pepaya. Hal ini menunjukan bahwa

komoditas tanaman pisang, salak, manggis dan pepaya tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman pisang, salak, manggis dan pepaya bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Ternate Utara. Komoditas tanaman buah-buahan jenis durian, sukun dan mangga memiliki nilai LQ > 1,

No KECAMATAN

TOTAL PRODUKSI TOTAL

PRODUKSI NILAI LQ TANAMAN PALAWIJA Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah 1 Ternate Utara 87.5 687.90 9.56 5.33 790.29 0.52 1.04 0.67 0.61 2 Ternate Selatan 125.22 214.70 10.1 7.65 357.67 1.74 0.77 1.67 2.08 3 Ternate Tengah 52.3 138.50 5.14 3.63 199.57 1.25 0.84 1.45 1.68 4 Ternate Barat 34 28.90 0 1.65 64.55 2.37 0.51 0 2.24 5 Pulau Ternate 146.7 885.30 27.39 10.18 1,069.57 0.74 1.14 1.63 1 6 Pulau Hiri 327.35 243.00 0.77 4.75 575.87 2.59 0.49 0.07 0.73 7 Moti 121.5 1,609.00 22.69 13.9 1,767.09 0.37 1.24 0.81 0.82 8 Batang Dua 110.52 123.10 9.08 4.52 247.22 2.21 0.63 2.15 1.76

(6)

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

206

dengan nilai kisaran LQ 1,28 – 1.48, artinya bahwa

komoditas tanaman jenis durian, sukun dan mangga merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis durian, sukun dan mangga merupakan produksi unggulan Kecamatan Utara dengan total produksi tanaman buah-buahan sebesar 245,00 ton/thn dari total produksi 511,00 ton/thn.

2.

Kecamatan Ternate Selatan

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Ternate utara adalah LQ<1 untuk beberapa jenis buah-buahan salak, manggis, sukun, pepaya dan pisang. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman salak, manggis, sukun, pepaya dan pisang tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman salak, manggis, sukun, pepaya dan pisang bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Ternate Selatan. Komoditas tanaman jenis durian dan mangga memiliki nilai

LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 1,16– 1.80, artinya

bahwa komoditas tanaman jenis durian dan mangga merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis durian dan mangga merupakan produksi unggulan Kecamatan Selatan dengan total produksi tanaman buah-buahan sebesar 430,00 ton/thn dari total produksi 1,054 ton/thn.

3.

Kecamatan Ternate Tengah

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Ternate Tengah adalah LQ<1 untuk beberapa jenis buah seperti pisang dan pepaya, hal ini menunjukan komoditas tanaman pisang dan pepaya tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman pisang dan pepaya bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Ternate Tengah. Sementara komoditas tanaman jenis salak, manggis, sukun, durian dan mangga memiliki

nilai LQ > 1, dengan nilai LQ 1,06– 12.87, artinya

komoditas tanaman jenis salak, manggis, sukun, durian dan mangga merupakan jenis tanaman basis artinya bahwa komoditas tanaman jenis salak, manggis, sukun, durian dan mangga merupakan produksi unggulan Kecamatan Ternate Tengah dengan total produksi tanaman buah sebesar 283,10 ton/thn dari total produksi 586,1 ton/thn.

4.

Kecamatan Ternate Barat

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Ternate Barat adalah LQ < 1 untuk beberapa jenis buah-buahan seperti durian, pisang, salak, manggis dan pepaya, hal ini

menunjukan bahwa komoditas tanaman durian, pisang, salak, manggis dan pepaya tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman durian, pisang, salak, manggis dan pepaya bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Ternate Barat. Sementara komoditas tanaman jenis mangga dan sukun memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran

LQ 1,16–1.26,artinya bahwa komoditas tanaman

jenis mangga dan sukun merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis mangga dan sukun merupakan produksi unggulan kecamatan Tengah dengan total produksi tanaman buah-buahan sebesar 47,00 ton/thn dari total produksi 76,00 ton/thn.

5.

Kecamatan Pulau Ternate

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Pulau Ternate adalah LQ < 1 untuk beberapa jenis buah-buahan seperti sukun, pisang, salak, manggis, hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman sukun, pisang, salak, manggis tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman sukun, pisang, salak, manggis bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Pulau Ternate. Komoditas tanaman jenis mangga, durian dan pepaya memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran

LQ 1,03 – 1.80, artinya bahwa komoditas tanaman

jenis mangga, durian dan pepaya merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis mangga, durian dan pepaya merupakan produksi unggulan kecamatan Pulau Ternate dengan total produksi tanaman buah-buahan sebesar 556,00 ton/thn dari total produksi 1,258 ton/thn.

6.

Kecamatan Pulau Hiri

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Pulau Hiri adalah LQ < 1 untuk beberapa jenis buah-buahan seperti salak, manggis, durian, manga, sukun dan pepaya, hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman salak, manggis, durian, manga, sukun dan pepaya tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman salak, manggis, durian, manga, sukun dan pepaya bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Pulau Hiri. Sementara komoditas tanaman jenis pisang memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai LQ 1,30, artinya bahwa komoditas tanaman jenis pisang merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis pisang merupakan produksi unggulan kecamatan Pulau Hiri dengan total produksi tanaman

(7)

buah-207

buahan sebesar 1,440,00 ton/thn dari total produksi 1,812,00 ton/thn.

7.

Kecamatan Moti

Hasil analisis nilai location Quotient (LQ) di kecamatan moti ditinjau adalah LQ < 1 untuk

beberapa jenis buah-buahan seperti salak,

manggis, durian dan pepaya hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman salak, manggis, durian dan pepaya tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman salak, manggis, durian dan pepaya bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Pulau Moti. Komoditas tanaman jenis pisang, sukun dan mangga memiliki nilai LQ > 1,

dengan nilai kisaran LQ 1,02 – 1.53, artinya bahwa

komoditas tanaman jenis pisang, sukun dan mangga merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis pisang, sukun dan mangga merupakan produksi unggulan kecamatan Moti dengan total produksi tanaman buah-buahan sebesar 1,192.00 ton/thn dari total produksi 1,347,00 ton/thn.

8.

Kecamatan Batang Dua

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Batang Dua adalah LQ < 1 untuk

beberapa jenis buah-buahan seperti salak,

manggis, sukun dan durian, hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman salak, manggis, sukun dan durian tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman salak, manggis, sukun dan durian bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Pulau Batang Dua. Komoditas tanaman jenis mangga, pisang dan pepaya merah memiliki

nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 1,01 – 1.16,

artinya bahwa komoditas tanaman jenis mangga, pisang dan pepaya merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis mangga, pisang dan pepaya merupakan produksi unggulan kecamatan Batang Dua dengan total produksi tanaman buah-buahan sebesar 799.00 ton/thn dari total produksi 900,00 ton/thn.Hasil

analisis location quotient (LQ) tanaman

Holtikultura buah-buahan di Kota Ternate 2019-2023 dapat dilihat pada Tabel 2 (Lampiran).

3.1.5. Komoditas Unggulan Subsektor HoltikulturaSayur-sayuran

1. Kecamatan Ternate Utara

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Ternate Utara ditinjau dari segi produksi komoditas tanaman holtikurtura jenis sayur-mayur menyatakan bahwa komoditas jenis

sayur-mayur diwilayah kecamatan Ternate Utara berada pada nilai LQ < 1 untuk beberapa jenis sayuran, tomat, bawang merah, kangkung, dan kacang panjang. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman tomat, bawang merah,

kangkung, dan kacang panjang tergolong

komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman tanaman tomat, bawang merah, kangkung, dan kacang panjang bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Ternate Utara. Sementara komoditas tanaman jenis ketimun, terong dan cabe dan bayam memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 1,09-1.46, artinya bahwa komoditas tanaman jenis ketimun, terong, cabe dan bayam merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis ketimun, terong, cabe dan bayam merupakan produksi unggulan Kecamatan Utara dengan total produksi tanaman sayur mayur sebesar 81,00 ton/thn dari total produksi 141,42 ton/thn.

2. Kecamatan Ternate Selatan

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Ternate utara ditinjau dari segi produksi komoditas tanaman holtikurtura jenis sayur-mayur menyatakan bahwa komodittas jenis sayur-mayur diwilayah kecamatan Ternate Selatan berada pada nilai LQ < 1 untuk beberapa jenis sayuran, cabe, kacang panjang, bawang merah, tomat dan bayam. Hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman cabe, kacang panjang, bawang merah, tomat dan bayam tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman cabe, kacang panjang, bawang merah, tomat dan bayam bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Ternate Selatan. Sementara komoditas tanaman jenis kangkung, terong dan ketimun memiliki nilai LQ

> 1, dengan nilai kisaran LQ 1,07– 1.67, artinya

bahwa komoditas tanaman jenis kangkung, terong dan ketimun merupakan jenis tanaman basis yang

artinya bahwa komoditas tanaman jenis

kangkung, terong dan ketimun merupakan produksi unggulan kecamatan Selatan dengan total produksi tanaman sayur mayur sebesar 343,00 ton/thn dari total produksi 479.65 ton/thn.

3. Kecamatan Ternate Tengah

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Ternate Tengah ditinjau dari segi produksi komoditas tanaman holtikurtura jenis sayur-mayur menyatakan bahwa komoditas jenis

sayur-mayur diwilayah Kecamatan Ternate

Tengah berada pada nilai LQ < 1 untuk beberapa jenis sayuran seperti cabe, kacang panjang, tomat,

(8)

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

208

bawang merah dan bayam, hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman cabe, kacang panjang, tomat, bawang merah dan bayam tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman cabe, kacang panjang, tomat, bawang merah dan bayam bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Ternate Tengah. Sementara komoditas tanaman jenis kangkung, ketimun dan terong memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 1,16

– 1.26, artinya bahwa komoditas tanaman jenis

kangkung, ketimun dan terong merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis kangkung, ketimun dan terong merupakan produksi unggulan Kecamatan Ternate Tengah dengan total produksi tanaman sayur mayur sebesar 57,00 ton/thn dari total produksi 114,5 ton/thn.

4. Kecamatan Ternate Barat

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Ternate Tengah ditinjau dari segi produksi komoditas tanaman holtikurtura jenis sayur-mayur menyatakan bahwa komoditas jenis sayur-mayur diwilayah kecamatan Ternate Tengah berada pada nilai LQ < 1 untuk beberapa jenis sayuran seperti cabe, kacang panjang, tomat, bawang merah dan bayam, hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman cabe, kacang panjang, tomat, bawang merah dan bayam tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman cabe, kacang panjang, tomat, bawang merah dan bayam bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Ternaet Tengah. Sementara komoditas tanaman jenis kangkung, ketimun dan terong memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 1,16

– 1.26, artinya bahwa komoditas tanaman jenis

kangkung, ketimun dan terong merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis kangkung, ketimun dan terong merupakan produksi unggulan kecamatan Tengah dengan total produksi tanaman sayur mayur sebesar 57,00 ton/thn dari total produksi 479.65 ton/thn.

5. Kecamatan Pulau Ternate

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Pulau Ternate ditinjau dari segi produksi komoditas tanaman holtikurtura jenis sayur-mayur menyatakan bahwa komoditas jenis sayur-mayur diwilayah kecamatan Pulau Ternate berada pada nilai LQ < 1 untuk beberapa jenis sayuran seperti kangkun, bawang merah dan bayam, hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman kangkun, bawang merah dan bayam

tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman kangkun, bawang merah dan bayam bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Pulau Ternate. Sementara komoditas tanaman jenis cabe, kacang panjang, ketimun, tomat dan terong memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 1,01

– 1.32, artinya bahwa komoditas tanaman jenis

cabe, kacang panjang, ketimun, tomat dan terong merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis cabe, kacang panjang, ketimun, tomat dan terong merupakan produksi unggulan kecamatan Pulau Ternate dengan total produksi tanaman sayur mayur sebesar 481,00 ton/thn dari total produksi 536,85 ton/thn.

6. Kecamatan Pulau Hiri

Hasil analisis Nilai Location Quotient (LQ) di Kecamatan Pulau Hiri ditinjau dari segi produksi komoditas tanaman holtikurtura jenis mayur menyatakan bahwa komoditas jenis sayur-mayur diwilayah kecamatan Pulau Hiri berada pada nilai LQ < 1 untuk beberapa jenis sayuran seperti bawang merah, bayam, cabe, kangkung dan tomat, hal ini menunjukan bahwa komoditas tanaman bawang merah, bayam, cabe, kangkung dan tomat tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman bawang merah, bayam, cabe, kangkung dan tomat bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Pulau Hiri. Sementara komoditas tanaman jenis kacang panjang, ketimun dan terong memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran

LQ 1,01 – 1.57, artinya bahwa komoditas tanaman

jenis kacang panjang, ketimun dan terong merupakan jenis tanaman basis yang artinya bahwa komoditas tanaman jenis kacang panjang,

ketimun dan terong merupakan produksi

unggulan kecamatan Pulau Hiri dengan total produksi tanaman sayur mayur sebesar 73,00 ton/thn dari total produksi 131,00 ton/thn.

7. Kecamatan Moti

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Moti ditinjau dari segi produksi komoditas tanaman holtikurtura jenis mayur menyatakan bahwa komoditas jenis sayur-mayur diwilayah kecamatan Moti berada pada nilai LQ < 1 untuk beberapa jenis sayuran seperti bayam, cabe, kangkung dan tomat, menunjukan bahwa komoditas tanaman bayam, cabe, kangkung dan tomat tergolong komoditas jenis tanaman non basis. komoditas tanaman bayam, cabe, kangkung dan tomat bukan merupakan komoditi unggulan di wilayah kecamatan Pulau Moti. Sementara

(9)

209

komoditas tanaman jenis kacang panjang, bawang merah, ketimun dan terong memiliki nilai LQ > 1,

dengan nilai kisaran LQ 1,09 – 2.80, artinya

komoditas tanaman jenis kacang panjang, bawang merah, ketimun dan terong merupakan jenis tanaman basisartinya komoditas tanaman jenis kacang panjang, bawang merah, ketimun dan terong merupakan unggulan kecamatan Moti dengan produksi 78,14 ton/thn dari total produksi 122,14 ton/thn. Peta komoditas sayuran unggulan di Kota Ternate dapat dilihat Gambar 5.

8. Kecamatan Batang Dua

Hasil analisis nilai location quotient (LQ) di kecamatan Batang Dua dari segi produksi tanaman holtikurtura jenis sayur-mayur bahwa komoditas jenis sayuran diwilayah kecamatan Batang Dua berada pada nilai LQ < 1 untuk beberapa jenis sayuran seperti terong, tomat dan cabe, hal ini

menunjukan bahwa komoditas tanaman bayam, terong, tomat dan cabe tergolong komoditas jenis tanaman non basis. Artinya bahwa komoditas tanaman bayam, terong, tomat dan cabe bukan komoditi unggulan di wilayah Kecamatan Pulau Batang Dua. Komoditas tanaman jenis kacang panjang, kangkung, ketimun dan bawang merah memiliki nilai LQ > 1, dengan nilai kisaran LQ 1,05

– 4.61, artinya tanaman jenis kacang panjang,

kangkun, ketimun dan bawang merah merupakan jenis tanaman basis yang artinya tanaman jenis kacang panjang, kangkun, ketimun, bayam dan bawang merah merupakan produksi unggulan kecamatan Batang Dua dengan produksi tanaman sayur mayur 44,25 ton/thn dari total produksi 81,25 ton/thn. Hasil analisis LQ untuk komoditas holtikultura sayur-sayuran unggulan Kota Ternate dapat dilihat pada Tabel 3 (Lampiran).

Gambar 5. Peta Komoditas sayuran unggulan di Kota Ternate

Berdasarkan data produksi yang diperoleh dari data BPS (Ananimous, 2018), komoditas unggulan sektor palawija dan hortikultura, Tanaman palawijaya yang terdiri dari jagung ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah, hasil analisis memperlihatkan nilai LQ tertinggih 2.24 di Ternate Barat, untuk tanaman buah-buahan yaitu manga, durian, sukun, salak, manggis dan papaya, nilai LQ tertinggi adalah 0,93 di kecamatan Moti. Sedangkan untuk tanaman hortikultura adalah cabe, kacang panjang, ketimun, bawang merah, kangkung, tomat, terong dan bayam, nilai LQ tertinggi adalah 1.48 di Ternate Selatan.

Analisis LQ merupakan perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri

disuatu daerah terhadap peranan suatu

sektor/industri tersebut secara Nasional atau di

suatu Kabupaten terhadap peranan suatu

sektor/industri secara regional atau tingkat Provinsi (Handayana. 2003; Qomariyah et al., 2018). Jumlah produksi yang besar di suatu Kabupaten bukan merupakan faktor utama menjadi komoditi unggulan jika dianalisis menggunakan metode LQ dan ternyata dibandingannya dengan tingkat provinsi nilainya <1. Dengan analisis ini dapat diketahui komoditi-komoditi yang unggul dan tidak. Apabila koefisien LQ >1 berarti komoditi

(10)

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

210

tersebut menjadi basis atau merupakan komoditi unggulan di suatu wilayah tertentu, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan diwilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat di ekspor keluar wilayah. Bila LQ < 1 berarti komoditi tersebut tergolong non basis, tidak unggul di wilayah tersebut atau menjadi unggulan di wilayah lain di Provinsi Maluku Utara atau produksi komoditi tersebut disuatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar. Bila LQ = 1 berarti komoditi tersebut tergolong non basis, tidak memiliki keunggulan, produksi dari komoditi tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu untuk di ekspor (Alwi S. 2013), adapun hasil perthitungan komoditi subsektor hortikultura.

Pendekatan yang digunakan untuk menduga potensi pertanian di suatu wilayah, menggunakan data dan informasi hasil produkasi minimal lima tahun terkahir (Hairuddin. 2002 dan

Irmayadi et al., 2016). Kriteria kelayakan dalam hal

ini mengacu pada nilai standar sesuai kriteria yang dikemukakan, komoditas unggulan sektor pertanian memegang peranan sangat penting

dalam menunjang ketahanan pangan dan

kesejahteraan masyarakat di pulau-pulau kecil termasuk Kota Ternate, penyebaran komoditas dominan dan komoditas unggulan (Yusuf, 1999;

Hairuddin. 2002; Irmayadi et al., 2016; Saragih, B.

2001; Suhariyono, A, K. 2013).

Penentuan strategi pengembangan komoditi

pertania, menururut Rangkuti, F. 2000). Perlu ada strategi lanjutan untuk menentukan komoditi dengan strategi sebagai berikut, peningkatan hasil

dan mutu komoditas pertanian, politicall will yang

jelas dan terarah dari pemerintah, peningkatan SDM petani, pelatihan membuat bibit sendiri, pemerintah membuat regulasi tentang larangan eksplorasi pada lahan-lahan potensial komoditi unggulan daerah, mengoptimalkan kinerja dinas perindag agar akses informasi pasar lebih mudah, Pemanfaatan luas lahan yang produktif, Kerjasama dengan pihak swasta, mengadopsi teknologi pertanian moderen, mengoptimalkan fungsi dan peran lembaga ekonomi (koperasi) dan bank perkreditan serta Mengoptimalkan peran, serta tugas pokok tenaga penyuluh pertanian lapangan. IV. PENUTUP

Hasil analisis dapat diambil tiga simpulan yaitu:

1. Tanaman palawijaya yang terdiri dari

jagung ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah, nilai LQ tertinggih 2.24 di Ternate Barat.

2. Tanaman buah-buahan yaitu manga,

durian, sukun, salak, manggis dan papaya, nilai LQ tertinggi adalah 0,93 di kecamatan Moti.

Sedangkan untuk tanaman hortikultura adalah cabe, kacang panjang, ketimun, bawang merah, kangkung, tomat, terong dan bayam, nilai LQ tertinggi adalah 1.48 di Ternate Selatan.

REFERENSI

Ananimous, 2017. KEPMEN-KP RI. 2017. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Nomor 50/Kepmen-KP/2017 Tentang Estimasi Potensi Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik

Indonesia. KKP-RI Jakarta.

Ananimous. 2013. KEMEN-KP RI 2013. Keputusanmenteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia

Nomor 7/kepmen KP/2013 tentang Peta Jalan (Road Map) Industrialisasi Kelautan dan

Perikanan. Jakarta.

Ananimous. 2016. Dokumen Pemerintah Daerah. 2016. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota

Ternate 2016-2021. Ternate.

Ananimous. 2011. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir. 2011. Roadmap

Litbang SD Laut dan Pesisir Mendukung Fokus Pembangunan Kelautan dan Perikanan 2010-2014. Badan Litbang KP, KKP. Jakarta.

Ananimous. 2015. Masterplan Perikanan Budidaya. Pengembangan Kawasan dan Komoditas Unggulan

(11)

211

Ananimous. 2012. Pembangunan Daerah Dalam Angka. Jakarta. Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional. Bapenas-RI.

Ananimous, 2018. Ternate Dalam Angka 2018. Badan Badan Pusat Statistik Kota Ternate. BPSHendayana, R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Jurnal Informatika Pertanian. Vol 12. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.

Ananimous, 2017. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 50/Kepmen-KP/2017 Tentang Estimasi Potensi Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Jakarta.

Ananimous, 2013. Keputusanmenteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 7/kepmen KP/2013 tentang Peta Jalan (Road Map) Industrialisasi Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Ananimous, 2016. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Ternate 2016-2021. Ternate.

Alwi Syahab 2013. Analisis Pengembangan Komoditi Unggulan Tanaman Pangan Di Kabupaten

Sumbawa. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. http:

//agrise.ub.ac.id/index. php/ agrise /article / view/ 96 /123. (diakses 23 Oktober 2015).

Hendayana, R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) Dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Jurnal Informatika Pertanian Volume 12. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan

Teknologi Pertanian, Bogor. http://www.litbangdeptan.go.id.(diak ses tanggal 20 Agustus2015).

Hairuddin. 2002. Analisis Komoditas Unggulan Pertanian Kabupaten Kota Baru [tesis]. Program Pasca

Sarjana UGM. Yogyakarta.

Irmayadi A, Erlinda Yurisinthae, Adi Suyantno. 2016. Analisis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan

dan Hirtikultura di Kabupaten Mempawah. Jurnal Social Economic of Agriculture, Volume 5,

Nomor 1, April 39.

Kasuba K , Panelewen V.V.J, Wantasen E. 2015. 
Potensi Komoditi Unggulan Agribisnis Hortikultura

Dan Strategi Pengembangannya Di Kabupaten Halmahera Selatan. Jurnal Zootek Vol. 36 No. 1: 390-402.

Saragih, B. 2001. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Yayasan Mulia

Pesada. Bogor.

Suhariyono, A, K. 2013. Analisis Struktur Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Banten

Melalui Pendekatan LQ, Shift-Share [skripsi]. Universitas Negeri Semarang.

Yusuf, M. 1999. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) sebagai Salah Satu Alat Analisis Alternatif dalam

Perencanaan Wilayah dan Kota: Aplikasi Model Wilayah Bangka-Belitung. Jurnal Ekonomi dan

Keuangan Indonesia Vol XLVII No.2 1999.

Qomariyah S, Mustapit M, Supriono Ag. 2018. The Analysis Of Potential Region Based On Agricultural Crops And Their Contribution To The Economic In Bondowoso. Journal of Social and Agricultural Economics. Vol 11. 1.

Rangkuti F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Grameida Pustaka Utama. Jakarta.

(12)

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

212

Lampiran

Tabel 2. Hasil Analisis Location Quotient (LQ) Tanaman Holtikultura Buah-buahan di Kota Ternate 2019-2023

No kecamatan

Total Produksi

Total Produksi

Nilai LQ Produksi Tanaman Holtikultura Jenis Buah-Buahan Ma n gg a D u ria n S u k u n P isa n g S a la k Ma n ggis P e p a y a Ma n gg a D u ria n S u k u n P isa n g S a la k Ma n ggis P e p a y a 1 Ternate Utara 112.00 84.00 49.00 246.00 0.00 0.00 20.00 511 1.48 1.28 1.38 0.79 0.00 0.00 00.91 2 Ternate Selatan 180.00 250.00 58.00 530.00 0.00 0.00 36.00 1054 1.16 1.85 0.79 0.82 0.00 0.00 00.80 3 Ternate Tengah 92.00 135.00 47.00 280.00 5.00 4.10 23.00 586.1 1.06 1.80 1.15 0.78 12.87 12.87 00.91 4 Ternate Barat 20.00 4.00 15.00 25.00 0.00 0.00 12.00 76 1.78 0.41 2.84 0.54 0.00 0.00 30.68 5 Pulau Ternate 192.00 290.00 72.00 630.00 0.00 0.00 74.00 1258 1.03 1.80 0.82 0.82 0.00 0.00 10.37 6 Pulau Hiri 170.00 52.00 90.00 1440.00 0.00 0.00 60.00 1812 0.64 0.22 0.72 1.30 0.00 0.00 00.77 7 Moti 214.00 101.00 143.00 835.00 0.00 0.00 54.00 1347 1.08 0.58 1.53 1.02 0.00 0.00 00.93 8 Batang Dua 134.00 51.00 50.00 620.00 0.00 0.00 45.00 900 1.01 0.44 0.80 1.13 0.00 0.00 10.16

(13)

213

Lampiran

Tabel 3. Hasil analisis LQ untuk komoditas holtikultura sayur-sayuran unggulan Kota Ternate

No Kecamatan

Total Produksi

Total Produksi

Nilai LQ Produksi Tanaman Holtikultura Jenis Sayur Sayuran C ab e K ac an g P an ja n g K et im u n B aw an g Mer ah K an g k u n g T o m at T er o n g B ay am C ab e K ac an g P an ja n g K et im u n B aw an g Mer ah K an g k u n g T o m at T er o n g B ay am 1 Ternate Utara 16.0 8.00 2 6.00 0.42 10.00 42.00 29.00 1 0.00 141.42 1.46 0.48 1.12 0.89 0.68 0.94 1.36 1.09 2 Ternate Selatan 29.0 47.0 6 0.00 0.65 83.00 163.00 51.00 4 6.00 479.65 0.78 0.84 0.76 0.41 1.67 1.07 0.70 1.48 3 Ternate Tengah 6.0 10.0 2 2.00 0.00 15.00 35.50 20.00 6 .00 114.5 0.67 0.75 1.17 0.00 1.26 0.98 1.16 0.81 4 Ternate Barat 0.0 0.0 0 .00 1.05 0.00 0.00 0.00 0 .00 1.05 0.00 0.00 0.00 299.9 7 0.00 0.00 0.00 0.00 5 Pulau Ternate 55.0 65.0 8 9.00 0.85 31.00 190.00 82.00 24.00 536.85 1.32 1.04 1.01 0.47 0.56 1.11 1.01 0 .69 6 Pulau Hiri 6.0 24.0 2 9.00 0.00 8.00 38.00 20.00 6.00 131 0.59 1.57 1.34 0.00 0.59 0.91 1.01 0 .71 7 Moti 7.0 24.0 2 2.00 1.14 10.00 21.00 31.00 6.00 122.14 0.74 1.68 1.09 2.80 0.79 0.54 1.68 0 .76 8 Batang Dua 6.0 10.0 1 7.00 1.25 10.00 21.00 10.00 6.00 81.25 0.95 1.05 1.27 4.61 1.18 0.81 0.81 1 .14

Gambar

Gambar 2. Total Produksi Tanaman Palawija Kota Ternate 2014-2018
Gambar  2.  Total  Produksi  Tanaman  Holtikurtura  Jenis  Sayur-Mayur  Kota Ternate 2014-2018
Gambar 4. Peta Komoditas Sayuran Unggulan di Kota Ternate   Tabel 1. Hasil analisis location quotient (LQ) tanaman palawija di Kota Ternate Tahun 2019-2022
Gambar 5. Peta Komoditas sayuran unggulan di Kota Ternate
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari respon terbang quadcopter tersebut terlihat bahwa, respon tidak sebaik saat simulasi maupun uji coba pada alat bantu uji sudut roll dan pitch, hal ini

Pada bulan Desember 2018, pengamatan hanya dilakukan terhadap kondisi lingkungan, sementara pada bulan Mei 2019, disamping kondisi lingkungan juga dilakukan pengamatan serapan

Berdasarkan sisi penawaran ( supply ) dan permintaan ( demand ) pengunjung terhadap atraksi wisata, aksesibilitas dan amenitas yang ada di kawasan Danau Linting,

Studi literatur adalah analisis dari berbagai referensi yang berhubungan dan mendukung teori untuk penyelesaian penelitian “Studi Evaluasi Sistem Proteksi Relay Arus

Sementara Santrock (2003) mengungkapkan bahwa harga diri merupakan evaluasi positif dan dan negatif tentang diri sendiri.Beberapa aspek harga diri menurut Coopersmith (dalam

Dalam hal APBD diperkirakan defisit, maka pembiayaan pembangunan dapat didanai dengan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, transfer dari dana cadangan, hasil

Dalam melakukan perubahan atau amandemen terhadap UUD 1945 terdapat kesepakatan yang mendasar yaitu tidak melakukan perubahan terhadap :.. Pasal yang mengattur lembaga

Konsentrasi fosfat dan nitrat pada air dan sedimen padang lamun perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat memiliki nilai yang berbeda jika dibandingkan dengan wilayah