• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INCOME SMOOTHING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INCOME SMOOTHING"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK INDONESIA TAHUN 2017-2019

SKRIPSI

EVITASARI

105731111516

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)
(3)

iii

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INCOME

SMOOTHING STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA TAHUN 2017-2019

EVITASARI

105731111516

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(4)

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini Saya Persembahkan Kepada:

1. Bapak dan ibu saya, Bapak Alyas dan ibu Nurhayati yang telah memberikan semangat dan doanya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Saudara saya Rista Ariati yang telah memberikan dukungan untuk proses penyelesaian karya ilmiah ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

4. Para keluarga yang senantiasa memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Para sahabat-sahabat yang selalu memberikan bantuan dan memberi semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

MOTTO HIDUP

”Jangan Pernah Menyerah. Harapan itu akan selalu ada bagi mereka yang senantiasa Berdoa dan selalu ada jalan bagi mereka yang tidak kenal arti putus asa.

(5)

iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Penelitian :Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Income Smoothing(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019).

Nama Mahasiswa :Evitasari

No. Stambuk/NIM :105731111516 Jurusan :Akuntansi

Fakultas :Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi :Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah diuji serta dipertahankan di hadapan penguji pada Ujian Skripsi yang dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2021 di Fakultas Ekonomo Dan Bisnis Di Ruangan IQ 7.1 gedung iqra unismuh makassar

Makassar, 16 Januari 2021 Menyetujui;

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Ansyarif Khalid, SE.,M.Si.Ak.AC Samsul Rizal, SE., MM NIDN 0916096601 NIDN 0907028401z

Mengetahui;

Ketua Program Studi Akuntansi,

Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1073428

(6)

v

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi atas Nama EVITASARI, NIM : 105731111516, diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 0002/1442H/2021 M, Pada tanggal 16 Januari 2021 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3 Jumadil Akhir 1442 H Makassar,

16 Januari 2021 M

PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, (………….) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,MM (...………..) (Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,MM (...………….) (WD I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

4. Penguji :1. Dr.Ansyarif, M.Si,Ak (...………..) 2. Mukminati Ridwan SE. M.Si (...………..) 3. Agusdiwana Suarni SE. M.ACC . (………….) 3. Samsul Rizal, MM (...………..)

(7)

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : EVITASARI

Nim : 105731111516 Program Studi : Akuntansi

Dengan Judul :“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi income smoothing(Studi emperis pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa efek indonesia Tahun 2017-2019.

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi ini saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 16 Januari 2021 Yang Membuat Pernyataan,

EVITASARI

NIM.105731111516

Diketahui Oleh:

Dekan Ketua Program Studi

Ismail Rasulong, SE.,MM Dr.IsmailBadollahi,SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM:903078 NBM : 107 34 28

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur Allhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Income Smoothing (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019).”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga serta sahabat-sahabat beliau yang telah menerbarkan permadani-permadani kebenaran dan memerangi benih-benih kebatilan hingga kita dapat merasakan ketentraman hidup saat ini.

Terima kasih pula kepada kedua orang tua, Bapak Alyas dan Ibu Nurhayati yang selalu mendoakan penulis dalam setiap langkahnya, yang selalu memberi dukungan, memberi motivasi dan berkorban demi masa depan penulis dan juga kepada saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendoakan, membantu dan memberi dorongan kepada penulis selama ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan dalam penulisan dan penyusunan, namun berkat do’a, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam mengucapkan terimakasih kepada :

(9)

vi

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, S, E.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.M.Si.,Ak.CA.,CSP selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid, SE. M.Si. Ak. AC, selaku pembimbing I yang telah berkenang meluangkan waktunya guna membimbing, dan memberikan arahan serta memberi saran dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Samsul Rizal, SE., MM, selaku pembimbing II yang telah

membimbing, memberikan pengarahan kepada penulis dan memberi petunjuk serta saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen serta yang termasuk dalam ruang lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan pengajaran serta ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Kepada seluruh staf (tata usaha) yang telah memberikan pelayanan yang baik selama ini.

8. Kepada teman-teman seperjuangan Akuntansi 16.C yang telah memberikan begitu banyak sumbangan pemikiran, selalu memotivasi dan nasihat ketika penulis berpikir untuk menyerah.

9. Kepada Andi Ahmad Yani yang sudah banyak membagi ilmunya serta bimbingannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

10. Teruntuk Mustari.S yang selalu memberi semangat dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

(10)

viii

11. Para sahabat-sahabatku yang juga berperan penting dan membantu penulis selama ini.

12. Serta setiap orang yang juga selalu memberikandoa, dukungan, masukan, dan motivasi selama ini yang tak mampu penulis tuliskan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kekurangan tidak lepas dari kodrat kita sebagai manusia biasa. Demikian juga halnya dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat baik bagi pembaca maupun penulis.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Waassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 16 Januari 2021

(11)
(12)

ix

ABSTRAK

EVITASARI,2020. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi income

smoothing ( studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019). Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh PembimbingI Ansyarif Khalid dan Pembimbing II Samsul Rizal.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi income smoothing penelitian ini dilakukan pada 10 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan Data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan selama 3 tahun. Skala pengukuran data dengan skala Rasio. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS versi 22.0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Faktor Profitabilitas yang diproksikan menggunakan rumus Net Profit Margin (NPM) salah satu rasio profitabilitas berpengaruh terhadap praktik Income Smoothing. Hasil ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap adanya income smoothing (2) Rasio Leverage yang diproksikan menggunakan rumus solvabilitas debt to equitytidak berpengaruh terhadap praktik income smoothing. Hasil ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya rasio Leverage Debt to equity perusahaan tidak berpengaruh dengan adanya praktikincome smoothing.

(13)

x

ABSTRACK

EVITASARI,2020. Analysis of the factors that affect income smoothing (empirical study of manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange 2017-2019). Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Ansyarif Khalid and Supervisor II Samsul Rizal.

The purpose of this study was to determine the factors that affect income smoothing. This study was conducted at 10 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. In this study using a quantitative approach with data collection techniques using secondary data in the form of corporate financial reports for 3 years. Scale of data measurement with ratio scale. Data were analyzed using multiple regression analysis with the help of the SPSS version 22.0 program

The results showed that (1) the profitability factor which is proxied using the formula Net Profit Margin (NPM), one of the profitability ratios, has an effect on Income Smoothing practices. These results indicate that the level of profitability of the company affects the existence of income smoothing (2) Leverage ratio, which is proxied using the debt to equity solvency formula, has no effect on income smoothing practices. These results indicate that the level of the company's Leverage Debt to equity ratio has no effect on the practice of income smoothing.

(14)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

a. Teori Akuntansi positif (Positive Accounting Theory)... 9

b. Teori Agensi (Agency theory) ... 12

c. Signaling Theory ... 15

d. Teori Asimetri Informasi ... 16

e. Income Smoothing ... 16

f. Net profit margin ... 20

(15)

xi

(16)

xii

C. Kerangka Konseptual ... 26

D. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

C. Definisi operasional variabel dan pengukuran ... 29

D. Variabel Dependen ... 29

E. Variabel independen ... 30

F. populasi dan sampel ... 33

G. Metode Pengumpulan data ... 34

H. Metode Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 37

B. Hasil Penelitian ... 39 C. Pembahasan ... 52 BAB V PENUTUP ... 55 A. Kesimpulan Penelitian ... 55 B. Saran Penelitian ... 56 DAFTAR PUSTAKA ... 57

(17)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaan Manajemen Laba dan Kecurangan ... 19

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 23

Tabel 3.1 Hasil Purposive Sampling ... 33

Tabel 4.1 Data Rasio Profitabilitas Tahun 2017-2019 ... 40

Tabel 4.2 Data Rasio leverage Tahun 2017-2019 ... 41

Tabel 4.3 Rasio income smoothing tahun 2017-2019 ... 42

Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Diksriptif ... 43

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 44

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolienaritas ... 46

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi ... 49

Tabel 4.9 Hasil Uji F Simultan ... 50

(18)

xiv

DAFTAR GAMBAR/BAGAN

Gambar 2.1 Kerangka konseptual ... 26

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 38

Gambar 4.5 Hasil Uji normalitas menggunakan Normal P-P Plot Regresi ... 45

(19)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Populasi Penelitian ... 59

Data Sekunder Penelitian ... 59

Hasil Uji Output SPSS... 66

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejauh ini, perkembangan yang ada pada akuntansi semakin meningkat dalam mengikuti perkembangan akuntansi tersebut, maka secara langsung standar sebagai dasar aktualisasi pada praktik akuntansi juga akan terus mengalami suatu perkembangan yang sangat pesat. Di mana kita ketahui di dalam akuntansi itu standar keuangannya merupakan suatu alat yang akan digunakan manajemen dengan adanya bantuan akuntan agar dapat menyajikan laporan keuangan. Definisi akuntansi menurut dari asal kata yaitu berasal dari sebuah kata Accountancy / Accounting/ Consituencyyang terserap kedalam bahasa Indonesia yang dimana akuntansi merupakan sebuah aktivitas atau suatu proses dalam mengidentifikasi, mencatat, mengklasifikasi, mengolah dan serta menyajikan sebuah data yang berkaitan dengan keuangan maupun transaksi agar mudah dimengerti dalam mengambil keputusan yang tepat.

Income smoothing adalah cara yang di gunakan oleh para pihak manajemen perusahaan yang mempengaruhi laporan keuangan dengan memperlambat atau mempercepat diakui adanya pendapatan atau pengeluaran biaya-biaya berguna mengelabui pemakai laporan keuangan yang ingin mengetahui bagai mana posisi dan kinerja suatu perusahaan.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung melakukan pemerataan laba di karenakan manajemen mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba pada masa yang akan datang. Profitabilitas dapat mencerminkan keuntungan dari suatu investasi keuangan (Deriyarso, 2014).

(21)

Akuntansi digunakan sebagai informasi keuangan di dalam perusahaan. Dimana pada laporan akuntansi memungkinkan kita dapat melihat posisi keuangan pada suatuPerusahaanserta perubahan-perubahan yang ada didalamnya. Tujuan utama dari adanya suatu pelaporan keuangan terhadap perusahaan agar dapat menjadi alat bagi para manajer untuk melaporkan informasi yang mengenai kinerja perusahaan kepada pihak yang berkepentingan baik itu pihak internal maupun pada pihak eksternal di perusahaan.

Tindakanincome

smoothingmerupakanfenomenaumumdilakukan,mengingatbahwalaporankeuang

anadalahsatu-satunyamediakomunikasiyangdipakaiolehmanajemendenganpihaklainyangberke pentingandenganperusahaan,makasetiap usaha memanipulasilaba akan merugikan pihak-pihakyang berkepentingan.

Praktik akuntansi yang diterapkan oleh suatu instansi atau perusahaan tentunya tidak terlepas dari kebijakan manajemen dalam memilih suatu metode apa yang paling sesuai dan diperbolehkan untuk di terapkan pada perusahaan. Dimana sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk menerapkan standar akuntansi di dalam pembuatan laporan keuangannya. Laporan keuangan mempunyai manfaat besar bagi para penggunaanya, sehingga dibentuk sebuah aturan didalam proses pelaporan keuangan tersebut yang biasa disebut dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum), yaitu sesuai dengan peraturan SAK, SAP, SAK ETAP dan SAK Syariah.

Tujuan Terbentuknya PABU sebagai aturan di dalam pelaporan keuangan adalah untuk menyamakan proses pelaporan keuangan, adapun tujuan lainnya yaitu untuk mengukur tingkat perbandingan pada tingkat kinerja keuangannya.

(22)

Peran dan fungsi akuntansi demikian penting dan menjadi elemen sentral dari setiap kesuksesan maupun kegagalan bisnis, sehingga sangat penting dalam memahami skandal akuntansi yang terjadi. Fungsi akuntansi memampukan pelaku bisnis untuk menyelenggarakan seperangkat laporan yang akan memberikan gambaran mengenai baik buruknya pengelolaan perusahaan kepada para pemangku kepentingan. PABU (Prinsip Akuntansi Berterima umum) memberikan keleluasaan bagi para manajer untuk dapat memilih metode akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangannya. Tujuan dibentuknya PABU sebagai aturan dalam pelaporan keuangan yang untuk menyamakan proses pelaporan keuangan, berikut hasilnya berupa laporan keuangan pada setiap entitas bisnis yang ada dalam sebuah Negara, sehingga dapat mempermudah didalam proses pengauditan (auditing) atas suatu kewajaran didalam pelaporan. Adapun tujuan sesuai yaitu untuk mengukur tingkat perbandingan (comparability) antara laporan keuangan entitas bisnis yang satu dengan lainnya, dimana akan meperlihatkan perbandingan tingkat kinerja keuangannya. Penerapan PABU disetiap entitas bisnis, maka dari itu diharapkan laporan keuangan yang dihasilkan nantinya memiliki kualitas yang tinggi. Menurut Fahmi (2011) tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditunjukkan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Laporan keuangan merupakan suatu media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini disebabkan karena didalam pelaporan keuangan terdapat

(23)

informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Manajemen laba bisa ditinjau dari sudut pandang kontrak efisien dan pelaporan keuangan. Dari perspektif kontrak efisien dalam positive Accounting Theory, tingkat manajemen laba bisa dianggap baik karena mampu meningkatkan efisiensi kontrak, alih-alih dilakukan sebagai bentuk perilaku oportunistik atas manajemen laba, memiliki sudut pandang bahwa manajer menggunakan asimetri informasi antara pihak eksternal dan internal perusahaan Menurut Kasmir (2014) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.Statement of Financial Accounting ConcePT (SFAC) No. 1 menyebut bahwa informasi laba merupakan faktor penting dalam menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen dan informasi laba tersebut membantu pemilik atau pihak lain untuk melakukan penaksiran atas eraning power perusahaan dimana yang akan datang.Dimana Laporan keuangan suatu perusahaan berisi informasi tentang keberhasilan perusahaan dan informasi tersebut sangat penting bagi para pemangku kepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan. Laba merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kinerja pada perusahaan dan serta informasi tentang laba dapat diperoleh dari laporan keuangan. Oleh sebab itu pihak manajemen seringkali manipulasi informasi mengenai laba sesuai dengan hasil yang diinginkannya.

Secara umum pada manajemen laba didefinisikan sebagai upaya untuk manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stekholder yang ingin diketahui kinerja dan kondisi perusahaan. Persaingan yang tinggi

(24)

menuntut manajemen melakukan kreativitas manajemen untuk menghasilkan produk yang mempunyai daya saing di pasar. Upaya manajemen dalam menaikkan nilai perusahaan (lab) secara umum dilakukan melalui metode pencatatan aktivitas dan perhitungan nilai pada perusahaan. Sedangkan menurut. Akuntan public Price waterhouse; mengamati hal-hal yang terjadi dan menyimpulkan sebagai berikut: upaya penipuan laporan, umumnya dilakukan pada tingkat manajemen. Manajemen menggunakan laporan keuangan menciptakan ilusi bahwa entitas lebih sehat dan lebih sejahtera dan kondisi yang sebenarnya. Ilusi ini kadang-kadang dilakukan untuk menutupi realitas ekonomi melalui penyimpangan dari prinsip akuntansi. Income smoothing dapat didefinisikan sebagai cara yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang di inginkan, dan meningkatkan kemampuan investor untuk memprediksi aliran kas dimasa yang akan datang (Zuhro 1996). Telah banyak isu kecurangan Akuntansiyang terjadi di dunia, beberapa di antaranya yaitu kasus kimia farma Tbk dan Enron Corporation. Di mana Kimia Farma telah melakukan Praktik Akuntansi yang tidak sesuai dengan standar dimana hal tersebutdimotivasi oleh keinginan pihak direksi menaikkan laba. sedangkan kasus Enron di mana menggunakan beberapa partner strategi untuk memanfaatkan teknik dan kebijakan akuntansi tersebut. Di mana di indonesia, kasus praktik kecurangan pada keuangan dan telah membawaAkuntansi menjadi perhatian publik. Salah satu kasus yang terkenal adalah kasus Enron dan Skandal kasus lain di indonesia adalah skandal milik PT. Kimia Farma. Skandal-skandal kasus tersebut memberikan bukti bahwa perusahaan yang runtuh akibat aktivitas rekayasa Accounting. Faktor-faktor internal kemudian menghasilkan berbagai konsep, teori, dan ilmu akuntansi dan

(25)

mereka harus berperan serta dalam praktik akuntansi. Dalam proses perkembangannya, ilmu akuntansi memiliki kemampuan merekayasa (berpikir proaktif) terhadap transaksi sosial dan bisnis. Munculnya pula hubungan secara timbal balik atau reciprocal atau dialektika (Triyuwono, dkk.2016:149-150).Konsep filosofi dari Karl Mark menganggap materi atau kenyataan objektif (benda dan sosial) berwujud primer. Wujud primer adanya saling berkaitan, konflik, berubah dan berkembang yang ditentukan oleh faktor internal perusahaan sendiri. Faktor-faktor internal kemudian menghasilkan berbagai konsep, teori, dan ilmu akuntansi dan mereka harus berperan serta dalam praktik akuntansi. Dalam proses perkembangannya, ilmu akuntansi memiliki kemampuan merekayasa (berpikir proaktif) terhadap transaksi sosial dan bisnis.

Terdapat beberapa penelitian yang meneliti mengenai pemerataan laba salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Herikaningsih Angkasa Putri yang berjudul Analisis Pengaruh Faktor Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Income Smoothinghasil penelitian nya menyatakan bahwa profitabilitas bukan faktor pendorong adanya praktik perataan laba. Hasil ini menjelaskan bahwa adalah profit bukan merupakan ukuran penting yang dijadikan patokan oleh investor dalam menentukan investasi, tetapi lebih memperhatikan resiko yang akan dihadapi. Investor lebih menyukailaba yang stabil sehingga resiko yang dihadapi kecil dan penerimaan yang didapatpun stabil. Jadi manajemen tidak fokus atau terlalu memperhatikan profitabilitas.Selain itu leverage berhasil merupaka faktor pendorong adanya praktik perataan laba. Hasil ini menjelaskan bahwa para investor tidak mau berinvestasi jika perusahaan tersebut memiliki resiko yang tinggi walaupun perusahaan tersebut menghasilkan laba yangtinggi. Hal ini juga akan berdampak

(26)

pada semakin bertambahnya biaya – biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut. Jadi pihak manajemen berusaha menunjukkan perusahaan mempunyai yang rendah.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini dilakukan untuk Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Income Smoothing (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah ditulis di atas, maka pokok masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap praktik income smoothing pada perusahaan manufaktur ?

2. Apakah Rasio Leverage berpengaruh terhadap praktik income smoothing pada perusahaan manufaktur ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap praktik income smoothing pada perusahaan manufaktur.

2. Mengetahui pengaruh Rasio Leverage terhadap praktik income smoothing pada perusahaan manufaktur.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat, baik untuk aspek teoretis maupun aspek praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(27)

1. Manfaat Teoretis

Memberikan manfaat akademis dalam bentuk sumbangan saran pada membuat laporan keuangan pada umumnya. Dan di mana penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur dalam penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharap mampu menjadi suatu bahan acuan bagi para-para pembuat laporan keuangan agar dapat membuat laporan keuangan dengan baik dan sebagaimana mestinya dan bukan hanya memikirkan manfaat yang akan dihasilkan dari laporan keuangan tetapi juga harus memikirkan apa dampak yang akan didapatkan jika laporan keuangan dibuat tidak dengan sebagaimana mestinya. Selain itu juga sangat diharapkan agar penelitian ini dapat jadi dasar pengembangan ilmu yang dapat memberikan sebuah manfaat serta dapat memberikan sumbangan pemikiran di dalam peningkatan standar pelaporan keuangan di mana mengingat standar-standar yang berlaku saat ini masih rentan untuk melakukan penyimpangan yang tidak hanya berlaku bagi penulis tetapi juga bagi pembaca serta bagi yang menerapkannya.

(28)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

a.

Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory)

Teori Akuntansi Positif sangat erat kaitannya dengan praktik manajemen laba, karena teori ini merupakan teori yang menjelaskan praktik manajemen laba dalam perusahaan. Menurut teori akuntansi positif, perusahaan akan memanfaatkan kesempatan yang diberikan untuk memilih alternatif yang akan digunakan dalam membuat suatu prosedur. Dengan adanya kebebasan tersebut, maka manajer akan cenderung untuk melakukan tindakan yang disebut dengan tindakan oportunistic. Manajer akan memilih kebijakan pada akuntansi yang sesuai dengan tujuannya. Teori akuntansi positif menganggap bahwa manajer secara rasional akan memilih kebijakan akuntansi yang menurutnya baik (Aryani, 2011). Dengan demikian maka manajemen laba diduga muncul karena adanya tujuan tertentu dari para manajer dalam membuat laporan keuangan ( Wijaya dan Christiawan, 2014).

Adapun konstribusi teori akuntansi positif terhadap pengembangan akuntansi adalah menghasilkan pola sistematis dalam pilihan akuntansi dan memberikan penjelasan spesifik terhadap pola tersebut, memberikan kerangka jelas dalam memahami akuntansi, menunjukkan peran utama contracting cost dalam teori akuntansi. Menurut Rahmawati (2012:86), adalah “Teori Akuntansi Positif adalah hubungan dengan prediksi, yaitu suatu tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh perusahaan dan bagaimana perusahaan akan merespons untuk mengajukan standar akuntansi yang baru”. Prediksi dan penjelasan dalam teori akuntansi positif didasarkan pada hubungan keagenan

(29)

yang terjadi antara manajer dengan pihak lain seperti investor, kreditor, auditor, pihakpengelola pasar modal dan institusi pemerintah. Dengan perkembangan-perkembangan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menyediakan seperangkat prinsip dan hubungan yang di observasi mengenai praktik akuntansi di sebuah Negara untuk menjelaskan dan memprediksi operasi sebuah perusahaan.

a. mampu menjelaskan (to explain)

b. mampu memprediksi (to predict), dan dikaitkan dengan perilaku individu dalam memilih metode akuntansi yang bisa memaksimalkan utilitasnya. Teori akuntansi positif (positive accounting theory) sering dikaitkan dalam pembahasan mengenai Creative Accounting yaitu earning accounting theory. Teori akuntansi positif adalah hubungan dengan prediksi, yaitu suatu tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh perusahaan dan bagaimana perusahaan akan merespons untuk mengajukan standar akuntansi yang baru (2012:86). Tujuan utama pendekatan akuntansi positif ini adalah untuk menjelaskan dan memprediksikan pilihan standar oleh manajemen dengan menganalisis biaya dan manfaat pengungkapan keuangan tertentu dalam hubungannya dengan berbagai individu dan alokasi sumber daya dalam perekonomian.

Teori akuntansi positif menganggap bahwa manajer secara rasional akan memilih metode akuntansi yang baik menurut mereka. Adapun berbagai motivasi yang mendorong dilakukanya manajemen laba. Teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory) mengusulkan tiga hipotesis motivasi manajemen laba yaitu: a. Hipotesis Rencana Bonus (the bonus plan hypotesis)

Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer perusahaan dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan

(30)

perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini. Hipotesis ini tampaknya cukup beralasan. Para manajer perusahaan, seperti orang lain, menginginkan imbalan yang tinggi. Jika imbalan mereka bergantung paling tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada pendapatan bersih, maka kemungkinan mereka dapat meningkatkan bonus mereka pada periode tersebut dengan melaporkan pendapatan bersih setinggi mungkin. Namun nilai masa kini dari kegunaan manajer dari lini bonus masa depan yang dimilikinya akan meningkat dengan memberikannya perubahan menuju masa kini. Dapat disimpulkan bahwa manajer perusahaan dengan bonus tertentu cenderung lebih menyukai metode yang meningkatkan laba periode berjalan.

b. Hipotesis kontrak utang (the debt covenant hypotesis)

Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin dekat suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan utang, maka kecenderunganya adalah semakin besar kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan yang makin meningkat akan menurunkan kelalaian teknis. Sebagian besar dari perjanjian utang berisi kesepakatan bahwa pemberi pinjaman harus bertemu selama masa perjanjian. Dapat disimpulkan makin tinggi rasio utang atau ekuitas perusahaan makin besar kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba.

c. Hipotesis biaya politik (the political cost hypotesis)

Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin besar biaya politik yang mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung lebih memilih prosedur akuntansi yang menyerah pada laba yang dilaporkan dari masa

(31)

sekarang menuju masa depan. Hipotesis biaya politik memperkenalkan suatu dimensi politik pada pemilihan kebijakan akuntansi.

b. Teori Agensi(Agency Theory)

Teori agensi adalah teori yang menyatakan adanya suatu hubungan antara pihak yang memberikan wewenang (prinsipal) dan pihak yang menerima wewenang. Hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak antara satu orang atau lebih (principal) yang mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut Jensen and Meckling dalam (Susanti dan Mildawati, 2014). Pihak prinsipal adalah pemegang saham dan yang sebagai agennya adalah pihak manajemen dari perusahaan. Di mana Agency theory mengimplikasikan adanya informasi asimetri antara manajer sebagai agen dan pemilik agen (dalam hal ini adalah pemegang saham) sebagai prinsipal.

Teori agensi ini muncul ketika ada sebuah hubungan kerja antara suatu orang atau lebih (prinsipal) memberikan wewenang dan bekerja sama dengan orang lain (agen) untuk menerima wewenang dan menjalankan perusahaannya. Manajer (agen) mempunyai kewajiban untuk melaporkan dan memberi informasi kepada pihak (prinsipal), dikarenakan seorang manajer (agen) lebih mengetahui keadaan perusahaan dibandingkan pemilik perusahaan (prinsipal). Namun terkadang manajer tidak melaporkan keadaan perusahaan sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya.

Menurut Konsep agency theory Scoot (2015) adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agen, di mana principal adalah pihak yang mempekerjakan agen agar melakukan tugas untuk kepentingan principal, sedangkan agent adalah pihak yang menjalankan kepentingan principal.Agen di

(32)

manajer, secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan laba para pemegang saham (principal), di sisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan. Prinsipal mempekerjakan agen untuk melakukan tugas untuk kepentingan prinsipal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilan keputusan prinsipal kepada agen. Di mana Teori agensi merupakan suatu kewenangan yang diberikan kepada agen untuk melakukan suatu tindakan dalam hal kepentingan pemilik. Di mana teori agensi menghasilkan cara yang penting untuk menjelaskan kepentingan yang berlawanan antara manajer dengan pemilik yang merupakan suatu rintangan. Dalam teori agensi, kekuasaan institusi merupakan dasar untuk mempengaruhi dalam konteks hubungan principal-agen. Dalam teori ini, kekuasaan dalam memberi imbalan dan legitimasi kekuasaan yang digunakan. Sistem imbalan yang tepat dan pengakuan wewenang yang dimiliki prinsipal dikombinasikan guna menciptakan standar yang disyaratkan dalam pengawasan di dalam hubungan tersebut.

Di dalam hubungan keagenan, manajer merupakan pihak yang memiliki informasi penuh yang ada di dalam perusahaan, dimulai dari lingkungan kerja, kapasitas diri, dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. tetapi terkadang ada saja informasi mengenai perusahaan yang tidak diungkapkan oleh manajer kepada investor. Untuk mengurangi hal tersebut dibutuhkan pengawasan dan pengendalian ini membutuhkan biaya yang bisa disebut sebagai agency cost. Agency cost digunakan untuk membiayai kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap perilaku manajer agar tidak menyimpang dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemegang saham. Sebagai agen di dalam perusahaan, manajer secara moral bertanggungjawab untuk mengoptimalkan laba bagi para pemegang saham (principal), di sisi lain

(33)

manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka.

Teori ini merupakan perkembangan dari riset akuntansi keuangan yang telah digabungkan dengan perilaku manusia di dalam model ekonomi. Di mana teori ini membahas mengenai hubungan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajer (agen) sangat sulit terbentuk karena adanya kepentingan yang saling bertentangan atau memiliki kepentingan masing-masing. Hubungan antara Principal dan agen di mana dapat bertentangan akibat tidak seimbangnya informasi karena agen mengetahui semua informasi yang dimiliki pada perusahaan dibanding dengan principal. Dengan asumsi bahwa setiap individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan sendiri sehingga dapat memicu para agen untuk menyembunyikan informasi dari principal. Sehingga besar kemungkinannya para agen dapat manipulasi angka di dalam laporan keuangan.

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar untuk memahami hubungan antara manajer dan pemegang saham. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agen) dengan pemegang saham (principal).

Menurut Jensen dan Mackling dalam Siagian (2011:10)“ Hubungan keagenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. Akibat yang terjadi adalah munculnya konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat-cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan

(34)

sedangkan manajer menginginkan kepentingan diakomodasikan dengan pemberian atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan”.

Untuk mengatasi terjadinya konflik tersebut, harus ada tata kelola perusahaan yang baik dalam perusahaan sehingga memberikan keyakinan dan kepercayaan pemilik terhadap manajer bahwa mereka mampu memanfaatkan seluruh sumber daya secara maksimal sehingga profitabilitas perusahaan dapat meningkat.

Menurut Eisenhardt dalam Siagin (2011:10), teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu :

a. Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interes).

b. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded ratioanality)

c. Manusia selalu menghindari risiko (risk averse)

Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Agen diasumsikan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi finansial tetapi juga dari keuntungan-keuntungan lain yang diperoleh dari hubungan agensi. Keuntungan tersebut dapat berupa waktu luang (leisure time), kondisi pekerjaan yang atraktif, fleksibilitas jam kerja dan lain-lain. dalam kondisi ini, agen dikatakan mempunyai sikap apportunistic (mementingkan dirinya sendiri).

c. Signaling Theory

Signaling Theory adalah merupakan teori tentang bagaimana tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada para pengguna laporan keuangan berupa informasi mengenai apa saja yang telah dilakukan

(35)

manajemen perusahaan untuk merealisasikan keinginan para pemilik perusahaan serta informasi-informasi lain.

Dalam Signaling theory akan sulit untuk membedakan antara perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi, di mana agency dengan kualitas perusahaan yang tinggi akan memberikan sinyal yang baik kepada calon investor dibandingkan pada perusahaan yang kualitas rendah.

d. Teori Asimetri Informasi

Terdapat salah satu penyebab perbedaan antara agen dan principal di samping pada masalah keagenan adalah tidak meratanya informasi. Di mana memiliki akibat pada besarnya peluang manajer untuk melakukan suatu hal yang menguntungkan bagi kepentingannya.

e. Income Smoothing

Menurut Fudenberg dan Tirole (1995), pemerataan laba adalah proses manipulasi waktu terjadinya laba atau laporan laba agar laba yang dilaporkan kelihatan stabil. Sedangkan Barnea et al. (1976) membuat definisiperataan laba sebagai pengurangan yang di sengaja terhadap fluktuasi dengan beberapa level laba supaya di anggap normal bagi perusahaan. Selain itu, Belkaoui (2000) memandang pemerataan labasebagai upaya yang sengaja dilakukan untuk menormalkan income smoothing dalam rangka mencapai kecenderungan atau tingkat income yang di inginkan.

Income Smoothing atau tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh manajemenuntukmengurangivariasiataufluktuasilabamerupakansalahsatubentuk dari manipulasi laba. Perataan laba (income smoothing) dapat didefinisikan sebagaicarayangdigunakanmanajemenuntukmengurangifluktuasilabayangdilapor

(36)

kanagarsesuaidengantargetyangdiinginkanbaikmelaluimetodeakuntansi(artificial) maupun melalui transaksi (real)( Zuhroh, 1996).

1. Jenis-jenis Income Smoothing

MenurutSetiawulan(2001)menyatakanbahwaincomesmoothingataslabaya ng dilaporkan dapat dicapai melalui Real Smoothing atau Artificial Smoothing. RealSmoothingberartisuatutransaksisesungguhnyauntukdilakukanatautidakdilak ukan berdasarkan mempengaruhi laba melalui perubahan dengan sengaja atas kebijakanoperasidanwaktunya.Contohdarirealsmoothing ini adalah seorangmanajer memutuskan pengeluaran sejumlah uang atau dana untuk biaya riset dan pengembangansuatutahuntertentu. Sedangkan dengan

menggunakan Artificial Smoothing berarti

incomesmoothingdenganmenerapkanprosedurakuntansiuntukmemindahbiayada n/ataupendapatandarisatuperiodekeperiodeyanglain.Contoh dari artificial smoothing ini adalah suatu perusahaan secara bersamaanmemutuskan besarnya transaksi dansekaligus begaimana cara melaporkannya, sehingga untuk suatu tahun tertentu memungkinkan untukmembedakan apakah biaya riset dan pengembangan yang dilaporkan berbeda dari produk-produk lain. 2. Sasaran Income Smoothing

Sasaran perataan laba dapat dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas yang dapat

digunakanolehmanajemenuntukmempengaruhialirandataatauinformasi.Dengank atalainuntukmenciptakanlaporankeuanganyangsesuaidenganyangdiinginkan,ma najerdapatmemasukkaninformasiyangseharusnyadilaporkan,pada periode yang akan datang ke dalam laporan periode ini atau sebaliknya tidak melaporkaninformasiperiodeiniuntukdilaporkanpadaperiodeyangakandatang.

(37)

FosterdalamZuhroh(1996)mengklasifikasikanunsur-unsurlaporankeuangan yang seringkali menjadi sasaran untuk melakukan perataan laba (income smoothing) adalah :

1. Unsur Penjualan

a. Saat pembuatan faktur., misalnya penjualan yang sebenarnya untuk periode yang akan datang, pembuatan fakturnya dilakukan pada periode ini dan dilaporkan sebagai penjualan periode ini.

b. Pembuatan pesanan atau penjualan fiktif.

c. Penurunan (downgrading) produk, misalnya dengan cara mengklasifikasikan produk yang belum rusak ke dalam produk rusak dan selanjutnya dilaporkan telah terjual dengan harga yang lebih rendah dari harga yang sebenarnya.

2. Unsur Biaya

a. Memecah-mecah faktur, misalnya faktur untuk sebuah pembelian pesanan dipecah menjadi beberapa pembelian atau pesanan dan selanjutnya dibuatkan beberapa faktur dengan tanggal yang berbeda kemudian dilaporkan dalam beberapa periode akuntansi

b. Mencatat biaya dibayar dimuka (prepayment) sebagai biaya. Misalnya melaporkan biaya advertensi dibayar dimuka untuk tahun depan sebagai biaya advertensi tahun ini.

Adapun Faktor pendorong income smoothingyaitu:

Perataan laba dalam laporan keuangan merupakan hal yang biasa dan di anggap hal yang masuk akal (Bartov,1993). Dalam banyaknnya literatur dinyatakan bahwa prinsip akuntansi Berterima Umum (PABU) sendiri akan

(38)

memberikan banyak berbagai pilihan metode akuntansi dalam pencatatan yang dapat di gunakan untuk memaksimalkan dan meminimalkan laba agar laba kelihatan stabil (Moses, 1987).

Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalahsuatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Menurut munawir (2002), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode waktu tertentu. Sedangkan definisi profitabilitas menurut Brigham dan Houston (2006) adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan

Rasio Leverage adalah perbandingan yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pinjaman utang perusahaan yang dibiayai oleh assets (aktiva) dan equity (modal) yang di miliki perusahaan tersebut. Sebagaimana menurut Van Horne (2002:357), Rasio Leverage merupakan rasio yang menggambarkan tentang proporsi utang perusahaan.

Tabel 1.1 Perbedaan Manajemen Laba dan Kecurangan Praktik (manajemen

laba) biasanya yang terjadi

Metode Akuntansi Sesuai PABU

Metode Arus Kas

Akuntansi “konservatif”

mempercepat pengakuan dan cadangan melebih-lebihkan nilai

yang diperoleh dalam proses R & D dalam pendapatan penjualan

(39)

Laba “Netral”

Membesar-besarkan biaya rekonstruksi dan penghapusan aktiva Laba yang dihasilkan dari proses akuntansi yang sesungguhnya

Mempercepat

pengeluaran R&D dan iklan

Akuntansi “Agresif”

Mengecilkan catatan provisi piutang tak tertagih Menarik ke bawah provisi atau cadangan

Menunda pengeluaran R&D dan iklan untuk mempercepat penjualan Akuntansi “ Kecurangan” Melanggar PABU Mencatat penjualan Sebelum dapat direalisasi mencatat penjualan fiktif Memundurkan tanggal bukti penjualan Membesar-besarkan catatan persediaan dengan mencatat persediaan fiktif

Sumber : Dechow dan Skinner (2002) keterangan: Prinsip Akuntansi Berlaku Umum

f. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan antara laba bersihdengan penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akansemakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih

(40)

menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasildari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan

(Bastian dan Suhardjono, 2006: 299). Perusahaan yang memiliki rasio Net Profit Margin relatif besar akan memiliki kemampuan untuk bertahan disaat kondisi keuangan yang sulit (Freddy Rangkuti, 2006: 151). NPM menunjukkan besarnya keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Rasio ini menampilkan tingkat efisiensi perusahaan sejauh mana perusahaan dapat menekan biaya operasional pada periode tertentu. Sehingga semakin besar rasio ini maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan dengan menekan biaya-biaya yang baik. Menurut Kasmir (2008:200) NPM dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑁𝑃𝑀 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 M=Earning After Tax/Sales

g. Leverage

Leverage dalam neraca sebuah perusahaan, terdapat dua sumber pendanaan eksternal perusahaan. Sumber pendanaan eksternal tersebut meliputi pendanaan dari hutang dan ekuitas (saham). Ekuitas perusahaan terdiri dari modal sendiri maupun modal dari saham yang diterbitkan perusahaan yang meliputi saham preferen dan saham biasa. Hutang adalah kewajiban yang harus dikembalikan kepada kreditur oleh perusahaan sebelum jatuh tempo. Hutang sendiri meliputi hutang jangka pendek dan jangka panjang.Leverage adalah perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukanbeberapa bagian aktiva yang

(41)

digunakanuntuk menjamin hutang. Ukuran ini berhubungan dengan keberadaan dan ketat tidaknya suatu persetujuan hutang.

Rasio leverage atau rasio utang adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana utang digunakan sebagai sumber pembiayaan perusahaan. Abiprayu (2011) rasio leverage keuangan digunakan untuk mengukur hubungan antara total aktiva dengan modal ekuitas yang digunakan untuk mendanai aktiva. Semakin besar proporsi aktiva yang dibiayai dengan ekuitas saham, semakin rendah rasioleverage keuangan. Untuk perusahaan yang berhasil menggunakan leverage, rasio leverage yang tinggi dapat meningkatkan pengembalian atas ekuitas.

Dalam bukunya Weston dan Copeland (1985) menyebutkan bahwa rasio leverage mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditor perusahaan, mengandung berbagai implikasi, antara lain:

1. Para kreditor akan melihat modal sendiri perusahaan, atau dana yang disediakan pemilik untuk menentukan besarnya margin pengaman (margin of safety). Jika pemilih hanya menyediakan sebagian kecil dari seluruh pembiayaan, maka risiko perusahaan ditanggung terutama oleh para kreditor. 2. Dengan mencari dana yang berasal dari hutang, pemilik memperoleh manfaat

mempertahankan kendali perusahaan dengan investasi yang terbatas.

3. Jika perusahaan memperoleh laba yang lebih besar dari dana yang di pinjam daripada yang harus dibayar sebagai bunga, maka hasil pengembalian (return) kepada para pemilik akan meningkat.

Leverage dapat diukur dengan beberapa rasio salah satunya yaitu debit to equity ratio. DER merupakan perhitungan leverage sederhana yang menunjukkan

(42)

proporsipenggunaan hutang terhadap modal yang dimiliki perusahaan. DER dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 100 %R=Total liabilities/Equitasx 100 %

B. Tujuan Empiris

Tinjauan hasil empiris hasil penelitian terdahulu mengemukakan beberapa konsep yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Di dalam penelitian ini, fokus penelitian terdahulu yang akan dijadikan acuan adalah:

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Nugroho, D., & Sugiyanto, E. (2019). pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, net profit margin, dan financialleverage terhadap praktik perataan laba (income smoothing) ( studi empiris pada perusahaan lq45 yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2014-2016 )

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, umur

perusahaan, profitabilitas, net profit margin, dan financial leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi jumlah laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan dengan cara memanipulasi laba, baik melalui metode akuntansi ataupun melalui transaksi. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa statistik deskriptif dengan menggunakan model regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, umur

perusahaan, profitabilitas, net profit margin maupun

(43)

berpengaruh terhadap praktik perataan laba.

2.

Herikaningsih Angkasa Putri, 2018 Analisis Pengaruh Faktor Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dan LeverageTerhadap Income Smoothing (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Listing Di Bei)

IncomeSmoothinghasil penelitian nya menyatakan bahwa profitabilitas bukan faktor pendorong adanya praktik perataan laba. Hasil ini menjelaskan bahwa adalah profit bukan merupakan ukuran penting yang dijadikan patokan oleh investor dalam

menentukan investasi,tetapi lebih memperhatikan resiko yang akan dihadapi.

3.

Kabib, M. K., & Kristiana, I. (2020). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Income Smoothing Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018

Penelitian ini disusun bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel Profitabilitas,

FinancialLeverage dan Dividen Payout Ratio terhadap Income Smoothing pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2014 – 2018. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 49 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi tidak ditemukan adanya penyimpangan. Hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk digunakan pada model persamaan regresi linier berganda. Hasil analisis

secara parsial menunjukkan jika variabel Profitabilitas dan FinancialLeverage

berpengaruh positif secara signifikan terhadap Income Smoothing.

4

.

Chairunnisa, Y., Ifa Ratifah, S. E.,

pengaruh

profitabilitas dan

Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang

(44)

MSi, A. K., & CA, P. I. (2019). financialleverage terhadap praktik perataan laba (income smoothing)

praktik perataan laba dan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan

financialleverage terhadap praktik perataan laba perusahaan manufaktur. Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu profitabilitas dan

financialleverage, sedangkan variabel terikat yaitu perataan laba. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Populasi yang dijadikan penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2017 adalah sebanyak 152 perusahaan. Metode pemilihan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik

nonprobablility sampling dan purposive sampling dengan total perusahaan yang menjadi sampel adalah sebanyak 73 perusahaan yang memenuhi kriteria. Analisis data

menggunakan analisis regresi logistik.

5.

Amanza, A. H., & Rahardjo, S. N. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing)(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2010) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

profitabilitas, risiko keuangan, ukuran perusahaan dan kepemilikan manajerial terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan perataan laba, ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap

(45)

Bisnis). tindakan perataan laba. Sedangkan profitabilitas dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan

6.

Herlina Monica dan Sulfiyati (2019) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing Di Bei Periode 2015-2017.

Penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan kepemilikan institusional terhadap praktik income smoothing pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2015-2017.

C. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

D. Hipotesis Penelitian

1. Hubungan Rasio Profitabilitas Terhadap income smoothing

Rasio Profitabilitas (X1) Rasio Leverage (X2) Income Smoothing (Y)

(46)

Tujuan-tujuan perusahaan melakukan income smoothing bermacam-macam, di antarannya adalah untuk pelarian pajak, menipu bank demi mendapatkan pinjaman baru, atau mempertahankan pinjaman yang sudah diberikan oleh bank dengan syarat-syarat tertentu, mencapai target yang ditentukan oleh analisis pasar, atau mengecoh pemegang saham untuk menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil mencapai hasil yang cemerlang.

Berdasarkan teori Akuntansi positif, direktur tertentu akan mendukung kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan demi meningkatkan pendapatan perusahaan. Dalam penelitian ini maka ditelitilah profitabilitas yang diukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM). Di mana NPM menunjukkan ukuran kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersih terhadap total penjualan yang dicapai. Dipilihnya Rasio Net Profit Margin (NPM) sebagai indikator profitabilitas karena secara logis margin ini terkait langsung dengan objek perataan laba dan sering digunakan oleh investor sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi yang berhubungan dengan perusahaan sehingga sering dijadikan tujuan perataan laba oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba dan menunjukkan kepada pihak luar bahwa kinerja manajemen perusahaan tersebut telah efektif.

H1: Rasio Profitabilitas berpengaruh positif terhadap income smoothing

2. Hubungan Rasio Leverage Pajak terhadap income smoothing

Menurut Agus Harjito dan Martono (2011:53) rasio leverage yaitu: “Leverage yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari utang (pinjaman).” Dalam penelitian ini leverage dihitung dengan menggunakan Debt To Assets Ratio (Debt Ratio). Di mana Debt Ratio menunjukkan perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata

(47)

lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Dipilihnya Debt ratio sebagai indikator leverage karena untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang ketika mengalami default, dapat dilihat melalui kemampuan perusahaan tersebut untuk melunasi utangnya dengan menggunakan aset yang dimiliki.

(48)

29

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian Eksplanatori yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Menurut Sugiyono (2013). “Penelitian eksplanatori metode penelitiannya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengatasi masalah.” Penelitian Eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel yang saling berpengaruh, Sedangkan Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

B. Tempat dan Lokasi Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Untuk lokasi penelitian, penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Waktu Penelitian

Adapun jangka waktu penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan.

C. Definisi Operasional variabel dan pengukuran

Menurut Sugiyono (2013), variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi-informasi yang mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen).

(49)

. D. Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2016), Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau dikenal juga sebagai variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya atau dengan kata lain variabel yang bergantung pada variabel lain. Variabel dependen dilambangkan dengan huruf Y. Dalam penelitian ini variabel penelitiannya yaitu :Y = income smoothing.

Pola Penerapan income smoothing yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu berfokus pada metode Income Smoothing atau pemerataan laba. Menurut Biedleman dalam Mahmud (2012), pengertian income smoothing adalah usaha yang disengaja untuk membuat tingkat laba menjadi baik tanpa adanya fluktuasi perusahaan yang signifikan. Income smoothing juga difungsikan untuk mengurangi adanya laba yang abnormal atau di luar dari target perusahaan sehingga income smoothing dapat mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan pimpinan dalam melakukan strategi.

Menurut Eckel (1981) dalam Bestivano (2013):Perataan Laba diuji dengan indeks Eckel (1981). Eckel menggunakan Coefficient Variation (CV) variabel penghasilan dan variabel penjualan bersih. Indeks Perataan Laba dihitung sebagai berikut (Eckel, 1981):

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 = 𝐶𝑉 ∆𝐼

𝐶𝑉∆𝑆deks Perataan Laba=CV ∆I/CV∆S

(50)

Keterangan:

ΔI : Perubahan laba dalam satu periode ΔS :Perubahan penjualan dalam satu periode

CV : Koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi dengan rata-rata I atau S.

CV ΔI : Koefisien variasi untuk perubahan laba

CV ΔS : Koefisien variasi untuk perubahan pendapatan CV ΔI dan CV ΔS dapat dihitung sebagai berikut: 𝐶𝑉 ∆𝐼 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝑉 ∆𝑆 = ∆I dan CV ∆S=

∆𝑋 : perubahan penghasilan bersih/laba (I) atau penjualan (S) antara tahun nke tahun n-1

∆𝑋 −-: rata-rata perubahan penghasilan bersih/laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n ke tahun n-1

n : banyaknya tahun yang diamati.

Adapun beberapa kriteria perusahaan yang melakukan perataan laba indeks Eckel (1981) dalam Wahyuni dan Carolina (2013):

1. Perusahaan dianggap melakukan perataan laba apabila indeks perataan laba lebih kecil dari 1 (CV ΔI < CV ΔS)

2. Perusahaan dianggap tidak melakukan perataan laba jika indeks perataan laba lebih besar sama dengan 1 (CV ΔI ≥ CV ΔS)

E. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel independen yang dipilih dalam penelitian ini terdiri Profitabilitas (x1) dan Financial Leverage (x2) yang akan dijelaskan sebagai berikut:

(51)

i. Profitabilitas x1

Menurut Kasmir (2014:196) pengertian dari rasio profitabilitas yaitu:“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.” Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM). Di mana NPM menunjukkan ukuran kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersih terhadap total penjualan yang dicapai. DipilihnyaNet Profit Margin (NPM) sebagai indikator profitabilitas karena secara logis margin ini terkait langsung dengan objek perataan laba dan sering digunakan oleh investor sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi yang berhubungan dengan perusahaan sehingga sering dijadikan tujuan perataan laba oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba dan menunjukkan kepada pihak luar bahwa kinerja manajemen perusahaan tersebut telah efektif (Azhari:2010 dalam Dul Muid, 2012). Dengan rumus pengukuran rasio sebagai berikut:

𝑁𝑃𝑀 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 M=Earning After Tax/Sales

ii. Rasio Leverage

Menurut Kasmir (2016:151) Rasio Solvabilitas atau leverage ratiomerupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya seberapa besar beban hutang yang di tanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dengan demikian dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan

(Agus Sartono, 2020:123)

20202010:123)

(52)

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan atau diluikadasi

.

Menurut Agus Harjito dan Martono (2011:53) rasio leverage yaitu: “Leverage yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari utang (pinjaman).” Dalam penelitian ini leverage dihitung dengan menggunakan Debt To Assets Ratio (Debt Ratio). Di mana Debt Ratio menunjukkan perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang (Kasmir, 2014:156). Dipilihnya Debt ratio sebagai indikator karena untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang ketika mengalami default, dapat dilihat melalui kemampuan perusahaan tersebut untuk melunasi utangnya dengan menggunakan aset yang dimiliki. Dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎bt Ratio=Total Utang/Total Aktiva

(Kasmir, 2014:156)

F. Populasi dan sampel

Penelitian ini menggunakan populasi dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah sampling insidental yang di mana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan.

Tabel 3.1

Hasil Purposive Sampling

Kriteria Sampling Jumlah

Jumlah perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada tahun 2017-2019

(53)

187 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangan tahunannya secara periodik dari tahun

2017-2019 (84)

Perusahaan yang dipilih untuk menjadi sampel penelitian yang fokus di bidang sektor kimia dan

sektor makanan 2017-2019 10

Total Sampel

10 x 3 = 30 30

G.Metode pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dari Website BEI. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini penulis menggunakan laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan sebagai data peneliti. Alasan penulis mengambil laporan tahunan dan laporan keuangan yaitu karena data mudah diperoleh dan lebih akurat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari :

• Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017- 2019

• Jurnal penelitian,buku,makalah, serta website perusahaan dan situ internet yang berhubungan dengan tema peneliti.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Analisis data dengan Analisis statistik.

Gambar

Tabel 1.1 Perbedaan Manajemen Laba dan Kecurangan  Praktik (manajemen
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka konseptual  VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
GAMBAR 3.1 STRUKTUR ORGANISASI BURSA EFEK INDONESIA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan etis meliputi hal-hal yang terkait namun tidak terbatas pada kebijakan tentang persetujuan penulis untuk menerbitkan artikel, publikasi tentang populasi yang rentan,

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan. metode Guided Inquiry-Discovery. Penelitian ini dilakukan

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai produksi bunyi bahasa (fon) dan penataan fonem sebagai dasar

Karena semakin banyak pengguna di lingkungan kampus Universitas Gunadarma yang menggunakan fasilitas jaringan nirkabel ini, sehingga perlu dilakukan suatu pengamatan

Teori Fitur Distingtif Fonologi Generatif Perkembangan Dan Penerapannya. Jakarta: Gaya

Untuk melaksanakan pemilihan kepala daerah Kota Padang Tahun 2008 secara langsung akan memerlukan dana yang relatif cukup besar, jika dibebankan pada satu tahun

Pembuatan Aplikasi Permainan AeroFighter ini menggunakan Java 2 Micro Edition (J2ME) yang merupakan bagian dari Java 2, dan baru dicobakan hanya pada emulator yang disediakan oleh

(7) analisis data : menggunakan rumus Two Way ANOVA untuk mengetahui Pengaruh Pembelajaran Metode E-Learning dan Kebiasaan Belajar Terhadap prestasi Belajar