• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABEDNEGO et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABEDNEGO et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Science and Applicative Technologyvol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx|1 e-ISSN: 2581-0545 - https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/ Received 00th January 20xx Accepted 00th Febuary 20xx Published 00th March 20xx DOI: 10.35472/x0xx0000

ANALISIS SEISMIK INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) DAN MULTI ATRIBUT UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBERADAAN

HIDROKARBON PADA LAPANGAN PENOBSCOT Gabriel Dian Abednego a, Gestin Mey Ekawati b, Intan Andriani Putri c a Program Studi Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia, 356435 b Program Studi Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia, 356435 c Program Studi Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia, 356435

* Corresponding E-mail: gabriel.12116143l@student.itera.ac.id

Abstract: Hydrocarbon is one of the energy resources that is still used by human beings today.The demand for hydrocarbons increases with increasing human population. With the current number of deposits inadequate, hydrocarbon exploration is required to meet the necessity of energy resources. The method of inversion AI and Multi Attribute is used in this research because it is able to provide information distribution area of hydrocarbon prospects. Before performing an AI inversion, a crossplot was performed to separate sand and shale litology using gamma ray logs and AI logs. Model-based inversions are used in deploying AI values to view sand layer spreads based on seismic data and log data. Then Multi Attribute is

used with 8 attributes including AI-1 to predict the effective porosity of the rocks. Determining the porosity

of the rock aims to see the economic value of the prospect of hydrocarbons. Using a seismic inversion of AI to found a potential area of hydrocarbons in sand_4 and sand_5 with a spread of AI values below 29000 ((ft/s)(gr/cc)) which is a litology of sand rocks. By using Multi Attribute obtained rock porosity spread in sand_4 with a range of 11.7 % - 17.5 % which belongs to the category fair to good. Sand_5 has effective porosity with a range of 12.05 % - 18.25 % which belongs to the category fair to good.

Keywords:AI inversion, Multi attribute, Porosity

Abstrak: Kebutuhan akan hidrokarbon semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia. Dengan jumlah cadangan yang saat ini tidak memadai, diperlukan eksplorasi hidrokarbon agar dapat memenuhi kebutuhan sumber daya energi. Metode inversi AI dan Multi Atribut digunakan pada penelitian ini karena mampu memberikan informasi sebaran daerah prospek hidrokarbon. Sebelum melakukan inversi AI dilakukan crossplot untuk memisahkan litologi sand dan shale dengan menggunakan

log gamma ray dan log AI. Inversi model based digunakan dalam menyebarkan nilai AI untuk melihat

(2)

sebaran lapisan sand berdasarkan data seismik dan data log. Kemudian dilakukan Multi Atribut dengan menggunakan 8 atribut diantaranya AI-1 untuk memprediksi porositas efektif batuan. Menentukan porositas batuan bertujuan melihat nilai keekonomisan daerah prospek hidrokarbon. Menggunakan inversi seismik AI ditemukan daerah potensial hidrokarbon pada sand_4 dan sand_5 dengan sebaran nilai AI dibawah 29000 ((ft/s)(gr/cc)) yang merupakan litologi batuan sand. Dengan menggunakan Multi Atribut didapatkan sebaran porositas efektif batuan di sand_4 dengan rentang 11.7 % - 17.5 % yang termasuk dalam kategori cukup hingga baik. Pada sand_5 mempunyai porositas efektif dengan rentang dari 12.05 % - 18.25 % yang termasuk kedalam kategori cukup hingga baik.

Kata Kunci :Inversi AI, Multi Atribut, Porositas

Pendahuluan

Dengan semakin pesatnya pertumbuhan

populasi manusia, semakin besar pula

kebutuhan akan sumber daya alam. Sumber daya alam terbagi menjadi 2 yaitu sumber daya dapat diperbarui dan sumber daya alam yang

tidak dapat diperbarui. Minyak bumi

merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Namun saat ini kebutuhan negara akan minyak bumi lebih tinggi dibandingkan kemampuan untuk memproduksinya. Selain itu mayoritas minyak bumi yang digunakan saat ini berasal dari sumur sumur tua yang telah lama beroperasi. Mengingat jumlah produksi dari

sumur tua biasanya sudah mengalami

penurunan, diperlukan eksplorasi atau

pencarian sumber baru guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

Dalam melakukan pencarian sumber daya energi digunakan ilmu geofisika dan geologi dalam menentukan zona prospek hidrokarbon. Data geologi digunakan untuk memberikan interpretasi secara umum dalam hal ini geologi regional, stratigrafi, struktur geologi, dan

petroleum sistem yang ada pada daerah

penelitian. Sedangkan data geofisika digunakan untuk memberikan gambaran sebaran reservoir

yang cukup mumpuni. Dalam Geofisika

terdapat metode seismik refleksi yang

merupakan metode yang sering digunakan dalam melakukan eksplorasi dan ekploitasi hidrokarbon. Interpretasi seismik refleksi dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari

reservoir dari zona target.

Dalam melakukan interpetasi seismik refleksi terdapat metode yang digunakan yaitu metode inversi Acoustic Impedance (AI), dan

(3)

Multi Atribut. Inversi AI dilakukan karena dapat memberikan gambaran geologi bawah permukaan yang baik. Hasil dari inversi AI akan dijadikan sebagai salah satu atribut eksternal pada Multi Atribut untuk membuat sebaran log porositas efektif pada seluruh volume seismik. Porositas efektif merupakan porositas pada batuan yang saling terhubung antara tiap pori yang ada didalamnya. Untuk mendapatkan log porositas efektif digunakan

log gamma ray, log neutron dan log densitas. Di

mana hasil dari metode tersebut dianalisis guna melihat sifat fisis pada reservoir pada lapangan Penobscot, Kanada.

Metode

Lapangan Penobscot berletak pada Scotia shelf

yang berlokasi dilapangan lepas pantai sebelah

tenggara Nova Scotia, Kanada. Secara

koordinat berada pada 44o07’46” N /

60o06’00” W. Lapangan ini memiliki luasan 86,62 km2.

Gambar 1. Lokasi lapangan Penobscot, pada Scotia Shelf, lapangan lepas pantai Nova Scotia,

Kanada (Baroni ,2019)

Terdapat dua sumur yang digunakan yaitu Penobscot L-30, dan Penobscot B-41. Metode inversi seismik digunakan dalam penelitian ini karena mampu untuk mengidentifikasi keberadaan hidrokarbon dibantu dengan beberapa metode multi atribut. Pada daerah penelitian ini terdapat jumlah

inline sebanyak 600 (1000 – 1600) dan crossline

sebanyak 481 (1000 – 1481) serta time depth dari 0 sampai 6000 ms.

Hasil Dan Pembahasan POROSITAS EFEKTIF

Porositas efektif merupakan nilai porositas

batuan yang sebenarnya yang dapat

menggambarkan persebaran porositas pada zona target. Porositas efektif pada Penobscot L-30 memiliki nilai rata – rata sebesar 13.15 %, nilai maksimum sebesar 25.76 %, dan minimum sebesar 0.17 %. Porositas efektif pada Penobscot B-41

(4)

memiliki nilai rata – rata sebesar 16.71 %, nilai maksimum sebesar 62.46 %, dan minimum sebesar 0.14 %. Penghitungan porositas efektif dilakukan karena menurut Harsono (1997) data porositas baik neutron maupun densitas tidak dapat berdiri sendiri perlu digunakan kedua duanya. Berdasarkan tabel porositas (2.) porositas pada zona target berada pada rentang 15 – 25 % yang berarti masuk pada kategori baik (good) sampai sangat baik (very

good).

Tabel 1. Porositas efektif pada marker sebagai zona target

Marker Penobscot B-41 Penobscot L-30

Sand_ 4 Sand_ 5 Sand_ 4 Sand_ 5 Measured Depth (Ft) 8600 - 8680 8757 - 8943 8505 - 8655 8750 - 8865 Porositas Efektif (%) 21.09 15.79 14.14 15.30

Tabel 2. Klasifikasi porositas minyak bumi dan gas (Koesoemadinata, 1978) Porositas (%) Keterangan 0% - 5% Dapat diabaikan (Negligible) 5% - 10% Buruk (Poor) 10% - 15% Cukup (Fair) 15% - 20% Baik (Good)

20% - 25% Sangat Baik (Very

Good)

> 25% Istimewa (Excelent)

WELL SEISMIC TIE

Well seismic tie merupakan proses

mengikatkan antara data sumur dengan data seismik yang dimiliki. Dalam melakukan well

seismic tie digunakan data log sonik yang telah

dikoreksi terhadap checkshot dan wavelet yang didapat dari penampang seismik. Parameter yang digunakan dalam melakukan well seismik tie pada kedalaman 2050 – 2450 ms dan time shift yang digunakan sebesar 0 ms. Korelasi yang didapat pada sumur Penobscot L-30 yaitu 0.620.

Gambar 2. Hasil well seismic tie yang didapatkan pada

Penobscot L – 30

Pada sumur B-41 dilakukan well seismic tie dengan menghasilkan nilai korelasi sebesar 0.824 dengan menggunakan window dari 2175 ms – 2275 ms dan

time shift sebesar 0ms. Pada B-41 dilakukan squeze

dan stretch yang cukup jauh dikarenakan

(5)

dengan memperhatikan atau menggunakan panduan log pada sumur L-30 dan B-41 dalam melakukan well seismic tie.

Gambar 3. Hasil well seismic tie yang didapatkan pada Penobscot B-41

PICKING FAULT

Setelah melakukan well seismic tie,

dilakukan picking fault untuk mengetahui

kemenerusan patahan yang ada pada data seismik yang digunakan. Kemenerusan patahan perlu diketahui karena dapat digunakan sebagai salah satu panduan dalam melakukan picking horizon. Dalam data seismik ditemukan adanya 2 patahan yang memiliki lokasi yang berbeda yang dapat dilihat pada Gambar (4), dan Gambar (5). Patahan pertama terletak pada arah Barat sumur Penobscot L-30 atau sebelah Timur Penobscot B-41. Patahan pertama memiliki orientasi dari arah Barat Daya menuju arah Timur. Sedangkan patahan kedua terletak pada arah Timur Laut Penobscot L-30 atau pada arah Timur Penobscot B-41. Patahan kedua memiliki orientasi arah Barat menuju kearah Timur

Laut. Sesar yang ditemukan pada daerah Penobscot merupakan sesar yang mengalami beberapa kali proses deformasi. Pada awalnya sesar pada formasi Penobscot yaitu sesar naik yang dapat dilihat adanya lekukan pada horizon disebelah kanan pada Gambar (5.6). Kemudian sesar tersebut kehilangan gaya dorong keatas dan akhirnya turun yang dapat dilihat pada tiap – tiap horizon pada sebelah kanan patahan lebih rendah dari pada horizon sebelah kiri patahan.

Gambar 4. Patahan ke-1 pada xline 1164

(6)

PICKING HORIZON

Picking horizon dilakukan untuk mengetahui

kemenerusan patahan yang ada sebuah horizon

dalam volume seismik. Pada penelitian ini dilakukan picking horizon pada xline (1004-1474)

dan inline (1005-1595) dengan increment sebesar 5.

Dalam melakukan picking horizon digunakan

atribut fase sesaat sebagai salah satu alat bantu guna

memperkecil kesalahan picking dan lainnya.

Horizon yang dipilih untuk dilakukan picking yaitu

sand_1, sand_3, sand_4, dan sand_6. Pada saat

melakukan picking diawali dengan mengambil

horizon pada sumur yaitu inline 1185, dan xline

1164 terlebih dahulu. Kemudian melakukan

picking bergantian pada xline ,dan inline yang

ditentukan dan menyebar kesemua xline ,dan inline

pada volume seismik.

Gambar 6. Picking horizon pada xline 1164

Gambar 7. Picking horizon pada inline 1185

TIME STRUCTURE MAP

Pembuatan time structre map dilakukan untuk mengetahui bentuk penampang hasil picking

horizon pada tiap marker. Tujuan dilakukan time

structure map yaitu untuk melihat kontur dari

topografi tiap horizon yang telah dilakukan picking

sebelumnya dengan menggunakan domain waktu. Tiap marker yang dilakukan picking memiliki bentuk kontur yang berbeda dari tiap permukaan pada masing – masing horizon. Berdasarkan time

structure map yang dibuat terlihat adanya bentuk

yang menerus dari tiap horizon yang dilakukan

picking. Terdapat 2 time structure map yang dibuat

yaitu sand_4, dan sand_5. Warna pada tiap time

structure map berbeda dikarenakan adanya

perbedaan waktu pada tiap horizon yang

digunakan. Warna semakin ungu pada time

structure map maka semakin dangkal dan semakin

(7)

1.) Time structure map sand_4

Gambar 8. Bentuk kontur time structure map sand_4

2.) Time structure map sand_5

Gambar 9. Bentuk kontur time structure map sand_5

CROSSPLOT

Crossplot merupakan tahapan untuk

memisahkan litologi yang terdapat pada data log. Dalam memisahkan litologi digunakan nilai batas

cut-off antara dua data yang digunakan. Batas itulah

yang nantinya dijadikan acuan dalam menentukan zona target yang diinginkan. Dalam penelitan ini dilakukan crossplot antara log gamma ray, dan AI

untuk memisahkan litologi sand dan shale. Berdasarkan crossplot antara log AI dan porositas terlihat hubungan berbanding terbalik antara keduanya. Namun hubungan diantara keduanya kurang linier diantara log gamma ray, dan AI. Dengan menggunakan crossplot antara AI dengan

gamma ray didapati nilai cut-off AI yang

digunakan sebagai acuan yaitu 29.000

((ft/s)(gr/cc)) . Sedangkan cut-off pada gamma ray

yang digunakan yaitu 60 API. Nilai AI diatas 29.000 ((ft/s)(gr/cc)) dengan gamma ray diatas 60 API dianggap shale, sedangkan nilai AI dibawah 29.000 ((ft/s)(gr/cc)) dan gamma ray dibawah 60 API dianggap sand. Namun terdapat beberapa nilai

AI yang memiliki nilai dibawah 29.000

((ft/s)(gr/cc)) dengan gamma ray tinggi, begitupula nilai AI diatas 29.000 ((ft/s)(gr/cc)) dengan gamma

ray rendah. Hal ini dikarenakan terdapat litologi

campuran antara shale dan sand yang terdapat pada

crossplot. Untuk nilai AI diatas 29.000

((ft/s)(gr/cc)) dengan nilai gamma ray dibawah 60 API dapat dianggap shally sand dan AI dibawah 29.000 ((ft/s)(gr/cc)) dengan nilai gamma ray

(8)

Gambar 10. Crossplot Porositas vs AI

Gambar 11. Crossplot gamma ray vs AI

Kalau dilihat berdasarkan hasil crossplot

Gambar (11) sebenarnya kurang terlihat pemisahan antara sand dengan shale. Kemudian dilakukan pembatasan pada zona yang dianggap mampu

memisahkan litologi sand dan shale. Lalu

ditentukan nilai cut-off antara gamma ray dan AI pada zona tersebut.

Gambar 12. Crossplot pada zona target yang telah

difilter untuk membantu memisahkan litologi

Berdasarkan crossplot yang digunakan pada zona target gambar (12) dapat ditentukan pada daerah atau kedalaman tertentu. Dengan melihat Gambar (13) maka ditemukan beberapa zona prospek potensial yaitu pada sand_4, dan sand_5. Dengan ketebalan 100 ft atau 30,5 m pada sand_4

dan ketebalan 200 ft atau 61m pada sand_5.

Gambar 13. Cross section pada hasil crossplot yang

dapat menunjukkan pemisahan litologi

PEMBUATAN MODEL AWAL

Model awal pada penelitian ini dibuat setelah melakukan picking horizon. Model awal diperoleh dari hasil perkalian antara data log kecepatan dengan data log densitas. Model awal

(9)

dilakukan untuk membuat model geologi berdasarkan data horizon dan data sumur yang ada. Pembuatan model ini pada prinsipnya menyebarkan nilai parameter fisis dengan low frequency seperti impedansi P, impedansi S, kecepatan gelombang S dan densitas yang dibatasi dengan data horizon. Pemodelan ini sangat penting karena dapat membantu dalam pengkarakteristikan reservoir dan non-reservoir dan dapat mengoreksi beberapa masalah yang ditemukan pada data log sumur. Model awal pada Gambar (14) dibuat dengan parameter frekuensi dari 8-12 Hz.

Gambar 14. Model awal Penobscot L-30 yang dibuat dengan menggunakan HRS

ANALISA INVERSI

Analisis inversi dilakukan untuk mencari parameter inversi yang paling optimum. Dalam

melakukan inversi model based dilakukan

perturbasi atau perubahan terhadap model awal agar diperoleh hasil yang mendekati data real.

Parameter yang digunakan dalam melakukan

inversi model based salah satunya adalah jumlah iterasi. Jumlah iterasi dapat menentukan seberapa dekat korelasi antara model awal yang dibuat dengan data seismik. Untuk itu diperlukan iterasi yang optimum agar dapat menghasilkan model bawah permukaan hasil inversi yang baik. Dalam penelitian ini iterasi yang digunakan sebesar 15 dan menggunakan tipe inversi hard constrain dengan nilai upper dan lower sebesar 20 %. Nilai upper dan

lower digunakan untuk membatasi trace model

awal terhadap hasil inversi.

Gambar (15), dan Gambar (16)

menunjukkan hasil analisa inversi pada Penobscot L-30, dan Penobscot B-41 berupa parameter – parameter yang akan digunakan dalam proses inversi. Gambar (15) menunjukkan nilai error

antara hasil inversi dengan data log AI sebesar 3743,13 ((ft/s)(gr/cc)); error seismik sebesar 0,29; dan nilai korelasi 0,981 pada Penobscot B-41. Gambar (16) menunjukkan nilai error antara hasil inversi dengan data log AI sebesar 3385,35 ((ft/s)(gr/cc)); error seismik sebesar 0,19; dan nilai korelasi 0,98 pada sumur Penobscot L-30.

(10)

Gambar 15. Hasil analisis inversi model based pada Penobscot B-41

Gambar 16. Hasil analisis inversi model based pada

Penobscot L-30

INVERSI MODEL BASED

Setelah dilakukan analisa inversi kemudian dilakukan inversi model based. Berdasarkan inversi tersebut didapati prediksi sebaran nilai AI dengan data log AI memiliki kemiripan yang cukup bagus. Namun terdapat beberapa nilai prediksi sebaran AI yang berbeda dengan log AI yaitu dibawah sand_5

hal ini dapat terjadi karena adanya wiggle seismik yang memiliki fase peak yang cukup rapat dan berdekatan saat melakukan well seismic tie. Berdasarkan nilai cut-off, sand_4 memiliki sebaran

AI yang ditunjukkan pada Gambar (19) dan sand_5

yang ditunjukkan pada Gambar (20). Sebaran nilai

AI sand_4 didominasi nilai AI dibawah 29.000

((ft/s)(gr/cc)). Sand_5 terdapat dominasi AI dibawah 29.000 ((ft/s)(gr/cc)) namun terbagi menjadi dua lokasi yang memiliki sebaran AI dibawah 29.000 ((ft/s)(gr/cc)).

Gambar 17. Penampang hasil inversi model based

pada Penobscot L-30

Gambar 18. Penampang hasil inversi model based pada

(11)

Gambar 19. Slice hasil inversi AI (kanan) dan cross section (kiri) pada sand_4 sebagai salah satu daerah

zona target

Gambar 20. Slice hasil inversi AI (kanan) dan cross section (kiri) pada sand_5 sebagai salah satu daerah

zona target

MULTI ATRIBUT

Multi Atribut dilakukan karena adanya ketidaklinieran hubungan antara AI, dan porositas. Ketidaklineraran tersebut dapat diatasi dengan menggunakan Multi Atribut, maka dari itu untuk mengetahui sebaran porositas efektif pada daerah prospek dilakukan Multi Atribut. Multi Atribut sendiri merupakan salah satu tool yang cukup ampuh dalam menyebarkan nilai porositas kedalam penampang seismik. Penggunaan 7 atribut, dan 1

operator length yang telihat pada Tabel (3), dan Gambar (21) menghasilkan nilai error validasi yang optimum. Penggunaan atribut lebih dari 7 menyebabkan nilai error validasi yang meningkat.

Log porositas efektif diprediksi dengan

menggunakan atribut yang telah dipilih dan dihitung nilai error terhadap log target. Hasil analisa Multi Atribut diaplikasikan pada seluruh volume seismik sehingga menghasilkan volume porositas yang dapat dilihat pada Gambar (22) untuk sumur Penobscot L-30, dan Gambar (23) untuk sumur Penobscot B-41. Berdasarkan sebaran porositas tersebut dilakukan slice terhadap horizon

sand_4 yang ditunjukkan pada Gambar (24), dan

sand_5 yang ditunjukkan pada Gambar (25). Nilai

porositas pada sand_4, dan sand_5 memiliki sebaran porositas yang cukup baik.

Tabel 3. Daftar atribut yang digunakan dalam penelitian ini

No Target Final Attribute Training Error Validation Error 1 Porosity Derivative 7.183253 8.421033 2 Porosity X-Coordinate 6.804826 8.421109 3 Porosity Amplitude Weighted Frequency 6.617598 8.356306 4 Porosity Cosine Instantaneous Phase 6.496303 8.406276 5 Porosity Filter 55/60-65/70 6.43551 8.388635 6 Porosity 1 / (Inversi) 6.388526 8.385193 7 Porosity Amplitude Weighted Phase 6.336947 8.269004

(12)

Gambar 21. Kurva penurunan error ketika dilakukan Multi Atribut

Gambar 22. Penampang sebaran porositas yang dibuat dengan menggunakan Multi Atribut pada lapangan

Penobscot L-30

Gambar 23. Penampang sebaran porositas yang dibuat dengan menggunakan Multi Atribut pada lapangan

Penobscot B-41

Gambar 24. Slice sand_4 porositas efektif (kanan) dan

cross section (kiri) yang didapat dengan Multi Atribut untuk mengetahui persebaran porositas

Gambar 25. Slice sand_5 porositas efektif (kanan) dan

cross section (kiri) yang didapat dengan Multi Atribut untuk mengetahui persebaran porositas ANALISA ZONA TARGET

Setelah melakukan berbagai tahapan

pengolahan data yang dijabarkan pada sub-bab sebelumnya, dilakukan analisa terhadap daerah yang menjadi zona target. Hasil inversi AI pada sumur Penobscot L-30 dan Penobscot B-41 dapat dilihat pada Gambar (19), dan Gambar (20). Porositas hasil muti atribut pada Penobscot L-30 dan Penobscot B-41 dapat dilihat Gambar (24), dan Gambar (25). Ditemukan adanya daerah yang memiliki prospek reservoir pada sand_4, dan

(13)

sand_5. Pada sand_4 terdapat sebaran AI dibawah 29.000 ((ft/s)(gr/cc)) yang cukup luas, dan juga sebaran porositas cukup baik sebagai salah satu

reservoir hidrokarbon. Berdasarkan analisa yang

dilakukan pada sand_4 ditemukan daerah prospek

resevoir hidrokarbon terletak didalam garis putus -

putus berwarna hitam pada Gambar (5.27). Daerah tersebut terletak pada arah Barat sampai Utara sumur Penobscot L-30 dengan rentang porositas dari 18,7 % - 24,7 % yang termasuk kedalam kategori porositas baik sampai sangat baik yang dapat dilihat pada Gambar (19) dan Gambar (24). Gambar (20) dan Gambar (25) memperlihatkan nilai sebaran AI dan porositas pada sand_5 yang menjadi zona target. Pada sand_5 terdapat 2 zona sebaran AI, namun pada sebaran porositas hanya ditemukan 1 zona prospek yang dapat dilihat pada garis berwarna hitam. Zona 1 memiliki arah Selatan terhadap sumur Penobscot L-30 atau arah Timur terhadap sumur Penobscot B-41, dan zona 2 memiliki arah Utara terhadap sumur Penobscot L-30 dan Penobscot B-41. Zona 1 memiliki nilai AI dibawah 29.000 ((ft/s)(gr/cc)), dan memiliki nilai porositas yang cukup tinggi pada daerah yang diberi garis putus – putus. Nilai porositas pada zona 1 yaitu 17 % - 22,7 % yang termasuk dalam kategori baik hingga sangat baik. Zona 2 memiliki nilai AI dibawah 29.000 ((ft/s)(gr/cc)) namun memiliki rentang nilai porositas berkisar 0 % - 14 % yang

termasuk kedalam kategori porositas buruk hingga cukup.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

yaitu mengenai “Analisis Seismik Inversi Acoustic

Impedance (AI) Untuk Mengidentifikasi

Keberadaan Reservoir Hidrokarbon Pada Lapangan

Penobscot” maka dapat disimpukan bahwa:

1.) Berdasarkan sebaran AI menggunakan inversi

model based didapatkan sebaran AI yang memiliki

rentang AI dari 24.000 ((ft/s)(gr/cc)) – 34.000 ((ft/s)(gr/cc)). Sand_4 memiliki rentang AI dari 23.387 ((ft/s)(gr/cc)) – 31.559 ((ft/s)(gr/cc)). Sedangkan sand_5 memiliki rentang AI dari 27.362 ((ft/s)(gr/cc)) – 34.965 ((ft/s)(gr/cc)).

2.) Berdasarkan sebaran porositas dengan

menggunakan Multi Atribut didapatkan nilai rentang porositas diantara 0 % – 24%. Zona prospek sand_4 memiliki porositas dengan rentang 18,7 % - 24,7 %. Sedangkan zona prospek 1 pada

sand_5 memiliki porositas dengan rentang 17 % -

22,7 %.

3.) Berdasarkan inversi model based dan Multi Atribut didapatkan 1 zona prospek hidrokarbon

sand_4, dan 2 zona prospek hidrokarbon sand_5.

Zona prospek hidrokarbon sand_4 terletak pada arah Barat menuju Timur sumur Penobscot L-30,

(14)

dan Penobcot B-41. Zona prospek hidrokarbon pertama sand_5 terletak pada arah Selatan Penobscot L-30, atau arah Timur terhadap sumur Penobscot B-41. Zona prospek hidrokarbon kedua

sand_5 terletak pada arah Utara Penobscot L-30

atau arah Timur Laut terhadap sumur Penobscot B-41.

Konflik Kepentingan

Tidak ada konflik kepentingan dalam penelitian ini.

Penghargaan

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada ibu Gestin Mey Ekawati S.T., M.T., dan ibu Intan Andriani Putri S.Si., M.T. yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Daftar Pustaka

[1] Aki, K. and Richards, R.G., 1980. Quantitative Seismology, Theory and Method.

[2] A. Harsono,

Pengantar_Evaluasi-Log_Adi_Harsono-Geoqu.pdf. 1993.

[3] Baroni, Lais & Silva, Reinaldo & Ferreira, Rodrigo & Salles Civitarese, Daniel & Szwarcman, Daniela & Vital Brazil, Emilio. (2019). Penobscot Dataset:

Fostering Machine Learning

Development for Seismic

Interpretation.

[4] Bracewell. 1965. The Fourier transform and its

applications: McGraw-Hill Book Co.

[5] Brenton M. Smith, Carl Makrides, Kris Kendell. 2015. Exploration history, geologic setting, and exploration potential :

Eastern Region. Canada – Nova Scotia

Offshore Petroleum Board, Halifax, Nova Scotia, Canada : 14

[6] Brown, A. R., and William, A. L., 2014,

Polarity of zero-phase wavelets.

[7] Danbom, S. and Domenico, S. N., 1987, Shear wave exploration

[8] Elnashai, S.A, Sarno. 2008. Fundamental of

Earthquake Engoneering.Wiley.

Hongkong

[9] H. D. Young, R. A. Freedman, and A. Lewis Ford. 2013. University Physics with Modern Physics Technology Update : Pearson International Edition.

[10] Hardage, B.A. 1996. Instantaneous

Frequency—A Seismic Attribute Useful

in Structural and Stratigraphic

Interpretation. Technical summary,

GRI-96/0019, Bureau of Economic Geology.

(15)

[11] J.A. Wade, B.C. MacLean, 1990. "The Geology of the Southeastern Margin of

Canada", Geology of the Continental

Margin of Eastern Canada, M.J. Keen, G.L. Williams

[12] Kearney, P.M., Whelton, M dan Reynolds, K. 2002. Global Burden of Hypertension:

Analysis of Worldwide Data. New

Orleans: The Lancet.

[13] Kendell, L Kristopher, C.S. 2013. Seismic

Interpretation, source rocks and

maturation, exploration history and potential play tyepes of the central and

eastern Scotian Shelf. Canada-Nova

Scotia Offshore Petroleum Board, Halifax, Nova Scotia, Canada : 7 - 13

[14] Koesoemadinata, R. P., 1978, Geologi Minyak

dan Gas Bumi, Jilid 1 Edisi kedua,

Institut teknologi bandung, Bandung.

[15] Koesoemadinata, R. P., 1980, Geologi Minyak

dan Gas Bumi, Jilid 2 Edisi kedua,

Institut teknologi bandung, Bandung.

[16] Makris, J., Egloff, F. & Rihm, R. 1999.

WARRP (Wide Aperture Reflection and Refraction Profiling): The principle of successful data acquisition where

conventional seismic fAIls, SEG 1999

Expanded Abstracts

[17] D. Morton-Thompson dan A. M. Woods,

“Development geology reference

manual,” Dev. Geol. Ref. Man., no. 10,

1993.

[18] Rider, M., 1996, The Geological

Interpertation of Well Logs, Caithness,

Scotland.

[19] Rost, S., and Thomas, C., 2002, Array

seismologyz Methods and applications,

Rev. Geophys., 40, no.3, 1008

[20] Sukmono, S., 1999. Interpretasi Seismik

Refleksi, Departemen Teknik

Geofisika, Institut Teknologi Bandung. Bandung.

[21] Sukmono, S., 2000. Seismik Inversi Untuk

Karakterisasi Reservoir. Departemen

Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung, Bandung.

[22] Taner, 1978, Taner, M. T., 1978, Complex

seismic trace analysis: Geophysics, 44,

1041–1063.

[23] Taner, M.T. and Sheriff, R.E. 1977.

Application of Amplitude, Frequency, and Other Attributes to Stratigraphic

(16)

and Hydrocarbon Determination. In American Association of Petroleum Geologists Memoir, Vol. 26, 301.

[24] Taner, M.T., Koehler, F., and Sheriff, R.E. 1979. Complex Seismic Trace Analysis. Geophysics 44 (6): 1041-1063.

[25] Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff, R. E.,

dan Keys, D. A., 1976. Applied

Geophysics. Cambridge University

Press, Cambridge.

[26] Veeken, P. C. H. 2007. Seismic Stratigraphy,

Basin Analysis and Reservoir

Characterisation. Elsevier.

[27] Wreede, L. C. de. (2007). Willebrord Snellius (1580-1626): a humanist reshaping the

mathematical sciences (Issue 1580

1626).

http://dspace.library.uu.nl/handle/1874 /22992

Gambar

Gambar 1. Lokasi lapangan Penobscot, pada  Scotia Shelf, lapangan lepas pantai Nova Scotia,
Tabel 1.  Porositas efektif pada marker sebagai zona  target
Gambar 5. Patahan ke-2 pada xline 1364
Gambar 7. Picking horizon pada inline 1185
+7

Referensi

Dokumen terkait

%uatu bentuk gulungan dimana salah satu kopling dari selang tersebut berada didalam+ditengah-tengah gulungan dan kopling !ang ditengah tadi digunakan untuk

Struktur gedung yang direncanakan adalah apartemen 5 lantai dengan 1 basement dengan memakai Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) sebagai struktur utama..

- Menyerahkan data hasil pengukuran berupa data koordinat dan elevasi, serta deskripsi benchmark yang dilengkapi foto benchmark dan sketsa lokasi untuk digunakan dalam pelaporan

ABSTRAK : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh good corporate governance dengan menggunakan subvariabel proporsi dewan komisaris independen, komite audit,

Data yang ditampilkan pada website yaitu berupa tampilan grafik dan juga data log (tabel) debir air. Grafik dan tabel data log memungkinkan untuk dapat melihat

Dari Tabel 2 dapat dilihat dalam sub elemen kebutuhan dari program terdapat sebelas sub elemen yang termasuk dalam sektor III (Linkage) yang berarti harus dikaji secara

Areal situ hanya ditutupi enceng gondok atau tanaman air seperti kangkung (Ipomoea sp.) dibagian inlet yang berhubungan dengan perumahan masyarakat di bagian

Pada usia seperti inilah anak-anak dapat dibiasakan dalam melakukan pola hidup sehat, senantiasa menjaga lingkungan, mengubah mental mereka agar mereka lebih merasa