RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) Direktur RSUD Kota KupangDisahkan oleh :
dr. MARSIANA Y. HALEK Pembina (IV/a) NIP. 19770712 200112 2 003 KRISIS HIPERTENSI No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-07 No. Revisi: 000 Halaman: 1/3 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2017 PENGERTIAN
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis di mana tekanan darah menjadi sangat tinggi (sistole > 180 mmhg dan diastole < 120 mmhg ) pada penderita hipertensi, yang membutuhkan penanggulangan segera.
PATOFISIOLOGI
Kehamilan, Kelainan ginjal, obat- obatan Penderita Hipertensi tdk minum obat teratur,
Hipertensi Berat
Kerusakan Vaskular Pembuluh Darah Perubahan Struktur Penyumbatan Pembuluh darah
Vasokonstriksi Gangguan Sirkulasi
Otak Pembuluh Darah
Resistensi Suplai O2 Otak < Koroner Pembuluh darah Sinkop
Penurunan Curah Jantung Nyeri akut
Intoleransi Aktivitas Perfusi perifer
tidak efektif Ggn Pola tidur
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) KRISIS HIPERTENSI No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-07 No. Revisi: 000 Halaman: 2/3 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2017 ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian 1. Data Fokus
a. Riwayat hipertensi, lama dan beratnya.
b. Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya. c. Usia, sering pada usia 30 – 70 tahun.
d. Gejala sistem syaraf ( sakit kepala, pusing, perubahan mental, ansietas ).
e. Gejala sistem ginjal ( gross hematuri, jumlah urine berkurang ) f. Gejala sistem kardiovascular ( adanya payah jantung, kongestif
dan oedem paru, nyeri dada ).
g. Riwayat penyakit glomerulonefrosis, pyelonefritis. h. Riwayat kehamilan, tanda- tanda eklampsi.
i. Sakit kepala hebat j. Nyeri dada k. Pingsan l. Tachikardia > 100/menit m.Tachipnoe > 20/menit n. Muka pucat 2. Pemeriksaan penunjang
a. Darah; rutin, BUN, creatinine, elektrolit KGD b. Urine; Urenelisa dan kultur urine
c. EKG; 12 lead, melihat tanda iskemik
d. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana)
e. Pemeriksaan lanjut (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama)
Sangkaan kelainan renal: IVP Renald Angiograph , biopsy renal (kasus tertentu)
Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: spinal tab, CT Scan
DAFTAR PUSTAKA Ackley, B.J, Ladwig, G.B & Makic, M.B.F. (2017).Handbook. 11th Ed. St. Louis: Elsevier Nursing Diagnostik Brunner & Sundarth. Keperawatan Medical BedahEdisi 8 Vol 3, EGC,
Jakarta
Diagnosa Nanda ( Nic & Noc ) 2007 -2008 Asuhan Keperawatan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.DPP PPNI : Jakarta Selatan
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN RSUD KOTA KUPANG PADA KRISIS HIPERTENSI
Nama Pasien-Ibu : Nama dokter :
No. CM : Nama Primery Nurse :
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d. mengeluh nyeri, sakit kepala, pusing, rasa berat di tengkuk, sulit tidur.
Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam.
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala : Pasien tampak rileks. TTV dalam batas normal; TD: 120/80mmHg, N: 60-100 x/menit, RR: 16-20x/menit Skala nyeri 1-3
1) Pertahankan tirah baring selama fase akut.
2) Ajarkan tekhnik relaksasi.
3) Anjurkan pasien untuk tidak mengejan saat BAB.
4) Batasi Aktivitas mobilisasi pasien. 5) Kolaborasi dokter dengan
pemberian analgesik dan anti hipertensi.
2. Perfusi perifer tidak Tidak terjadi TD dalam batas 1) Pertahankan tirah baring.
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) KRISIS HIPERTENSI No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-07 No. Revisi: 000 Halaman: 3/3
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
efektif b.d. kurangnya suplai oksigen ke otpeningkatan tekanan darah d.d nadi perifer menurun, akral teraba dingin. perubahan perfusi jaringan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam. normal : 120/80 mmHg
tidak ada keluhan pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Haluaran urin 30 ml/ menit.
Tidak terjadi Sinkop
2) Tinggikan kepala tempat tidur. 3) Ambulasi sesuai kemampuan;
hindari kelelahan.
4) Ukur masukan dan pengeluaran. 5) Observasi TTV setiap 30 menit. 6) Kolaborasi medik untuk therapy
cairan, obat-obatan dan oksigen 7) Pantau elektrolit, BUN, kreatinin
sesuai program. 3. Intoleransi aktifitas b.d penurunan curah jantung d.d. cepat lelah, pusing,pucat.. Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan selam a 2 x 24 jam.
Pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri.
1) Pertahankan tirah baring selama fase akut.
2) Jelaskan kepada pasien tentang pentingnnya menghemat energi 3) Bantu pasien dalam mobilisasi 4) Libatkan keluarga dalam mobilisasi
dan pemenuhan kebutuhan pasien. 5) Monitor adanya diaforesis, pusing 6) Observasi TTV tiap 4 jam.
7) Berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat sepanjang siang atau sore.
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) Direktur RSUD Kota KupangDisahkan oleh :
dr. MARSIANA Y. HALEK Pembina (IV/a)
NIP. 19770712 200112 2 003 INFARK MIOCARD AKUT
(IMA) No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-05 No. Revisi: 000 Halaman: 1/5 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2017
PENGERTIAN Proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuatsehingga aliran darah koroner berkurang.
PATOFISIOLOGI
Faktor Pembuluh darah. Faktor Sirkulasi. Faktor Darah. Aliran Darah Ke Jantung MenurunOksigen dan Nutrisi Menurun Jaringan Miokard Iskemik
Supply dan Kebutuhan Oksigen Ke jantung tidak Seimbang Penurunan Supply Oksigen Ke Miocard
Metabolisme an aerob Seluler Hipoksia
Timbunan Asam Integritas Membran
Laktat Meningkat Sel berubah
Fatique Kontraktilitas Turun
Penurunan CO
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
A. Pengkajian Primer
1. Airways : Sumbatan atau penumpukan secret
2. Breathing : suara napas tambahan, Penggunaan otot bantu nafas 3. Circulation : Nadi lemah/tidak teratur/takikardi, TD meningkat /
menurun, edema, gelisah, akral dingin, kulit pucat, sianosis, output urine menurun.
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) INFARK MIOCARD AKUT (IMA)
No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-05 No. Revisi: 000 Halaman: 2/3 Gangguan Pertukaran gas Intoleransi aktivitas
Perfusi perifer tidak efektif Nyeri Akut
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2017 ASUHAN KEPERAWATAN B. Pengkajian Sekunder 1. Aktifitas
2. Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, jadwal olah raga tidak teratur
Tanda : Takikardi
Dispnea pada istirahat atau aktifitas 3. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
Tekanan darah dapat normal / naik / turun, perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
Nadi dapat normal, penuh atau tidak, kuat atau lemah Kualitan pengisian kapiler lambat,
Bunyi jantung, bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel, · Murmur bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung, · Friksi dicurigai Perikarditis
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum, krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
Warna Pucat atau sianosis pada membran mukossa atau bibir, , kuku datar
4. Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan
5. Hygiene
Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas/ perawatan hygiene. 6. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan 7. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral) Lokasi : Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial,
dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
RSUD S. K LERIK
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) INFARK MIOCARD AKUT (IMA)
No. Dokumen:
001/SAK/KEP-UGD/2017-05 No. Revisi:
Pasir Panjang-Kupang 2/3 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2017 ASUHAN KEPERAWATAN
Kualitas : “Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan,
Intensitas : Biasanya 10 (pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus , hipertensi, lansia
8. Pernafasan:
Gejala : dispnea tanpa atau dengan kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau tanpa produksi sputum, riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
Peningkatan frekuensi pernafasan Nafas sesak / kuat
Pucat, sianosis
Bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputu 9. Pemeriksaan penunjang :
EKG : Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris, setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Lebih serius lagi, jaringan iskemic akan mengubah segmen ST menyebabkan depresi ST, perubahan gelombang Q menunjukkan cidera, nekrosis
Elektrolit : ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi kontraktilitas
Sel darah putih : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi.
Kecepatan sedimentasi : meningkat pada hari kedua-ketiga setelah IM, menjukan iflamasi.
Kimia : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi / perfusi organ akut / kronis
GDA/oksimetri nadi : dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
Kolesteron atau trigelisarida serum : meningkat, menunjukkan arteriosklerosis sebagai penyebab IM.
Foto dada : mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler.
Tes stress olahraga : menentukan respons kardiovaskuler terhadap aktifitas.
DAFTAR PUSTAKA
Ackley, B.J, Ladwig, G.B & Makic, M.B.F. (2017).Nursing Diagnostik Handbook. 11th Ed. St. Louis: Elsevier
Brunner & Sundarth. Keperawatan Medical BedahEdisi 8 Vol 3, EGC, Jakarta
Diagnosa Nanda ( Nic & Noc ) 2007 -2008 Asuhan Keperawatan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.DPP PPNI : Jakarta Selatan
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN RSUD S.K. LERIK PADAINFARK MIOCARD AKUT (IMA)
Nama Pasien-Ibu : Nama dokter :
No. CM : Nama Primery Nurse :
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAANRENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis d.d nyeri dada, wajah meringis, nadi meningkat. Nyeri dada hilang atau terkontrol Setelah diberikan asuhan keperawatan dalam batas waktu kurang dari 6 jam TD: 120/80 mmHg, Nadi: 60-100x/menit Nyeri dada berkurang, skala nyeri 1-3 Ekspresi wajah tenang / rileks
1) Pertahankan oksigenisasi dengan bantuan suplai O2 ( 2-4 lpm )
2) Pertahankan tirah baring
3) Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam 4) Batasi Aktivitas Pasien selama fase
akut
5) Observasi Karakteristik, lokasi, waktu rasa nyeri dada.
6) Observasi TTV tiap 30 menit
7) Kolaborasi medik untuk pemberian therapy Analgetik
2. Intoleransi
aktivitas b/d Pasienmelakukandapat Pasienberpartisipasi dalam 1) Tingkatkan Istirahat (bed rest)2) Batasi Aktivitas yang berat dan yang RSUD S. K LERIK
Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) INFARK MIOCARD AKUT (IMA)
No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-05 No. Revisi: 000 Halaman: 3/3
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAANRENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
ketidakseimbang an suplai oksigen d.d. mengeluh lelah,frekuensi jantung meningkat > 20% dari kondisi istirahat. aktivitas secara bertahap Setelah diberikan asuhan keperawatan selama di RS aktivitas sesuai kemampuan pasien HR 60-100 x/menit TD 120- 80 mmhg menyebabkan nyeri 3) Observasi TTV
4) Anjurkan dan jelaskan aktivitas secara bertahap
5) Libatkan keluarga dalam kebutuhan aktivitas pasien. 3. Gangguan pertukaran gas b.d. perubahan membran alveolar kapiler d.d dispnea berat, gelisah, sianosis Oksigenisasi dengan GDA dalam rentang normal Setelah diberikan asuhan keperawatan selama di RS.
Tidak sesak nafas, RR: 16-20x/menit Tidak gelisah
GDA dalam batas normal: pH darah 7,33- 7,42, saturasi oksigen 94-100%
1) Auskultasi Paru untuk mengetahuai suara napas tambahan dan penurunan bunyi nafas.
2) Perbaiki / pertahankan jalan napas. 3) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai
kebutuhan / toleransi pasien
4) Catat frekuensi dan kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan
5) Kolaborasi medik untuk tindakan penghisapan lendir bila perlu
4. Perfusi perifer tidak efektif b.d faktor pemberat: merokok, obesitas d.d nyeri, nedi perifer menurun, akral teraba dingin, warna kulit pucat. Gangguan perfusi jaringan tidak terjadi / meluas selama dilakukan tindakan perawatan di RS. RR 16 – 24 x/menit Daerah perifer hangat TTV dalam batas normal Gambaran EKG tidak menunjukan perluasan infark Tidak Sianosis Kapiler refil 3 – 5 detik
1) Ukur dan monitor frekuensi dan irama jantung
2) Observasi perubahan status mental 3) Observasi warna dan suhu kulit /
membran mukosa 4) Lakukan ballance cairan
5) Kolaborasi medik untuk pemberian therapy cairan IV sesuai indikasiKolaborasi medik untuk pemeriksaan diagnostik dan laboratorium
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN UNIT GAWAT DARURAT
(UGD)
Disahkan oleh : Direktur RSUD Kota Kupang
dr. MARSIANA Y. HALEK Pembina (IV/a) NIP. 19770712 200112 2 003 APENDISITIS No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-01 No. Revisi: 000 Halaman: 1/3 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2017
PENGERTIAN Apendisitis adalah Peradangan yang terjadi pada lumen appendix danmerupakan kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi.
PATHOFISIOLOGIS
Idiopatik makan tidak teratur Kerja fisik yang keras
MM Massa Keras faeces
Obstruksi Lumen
Suplay aliran darah menurun, Mukos terkikis
Perforasi Peradangan Pada Apendiks Distensi Abdomen Abses
Peradangan pada apendiks Menekan Gaster Produk HCL Mual, Muntah
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Aktivitas / Istrahat : Malaise 2. Sirkulasi : Tachicardi cairan 3. Eliminasi :
a. Konstipasi pada awitan awal b. Diare ( kadang-kadang ) c. Distensi Abdomen
d. Nyeri tekan / lepas abdomen e. Penurunan bising usus
4. Cairan / makanan : Anoreksia, mual, muntah
5. Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikalis yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau nafas dalam.
Hipertermia
Nyeri Akut
Resiko Hipovolemi
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) APENDISITIS No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-01 No. Revisi: 000 Halaman: 2/3 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2017 6. Keamanan : a. Demam b. Pernafasan c. Tachipnea d. Pernafasan dangkal 7. Pemeriksaan Penunjang : a. Darah Lengkap b. CTBT c. USG Abdomen d. Foto Abdomen
DAFTAR PUSTAKA Ackley, B.J, Ladwig, G.B & Makic, M.B.F. (2017).Nursing Diagnostik Handbook. 11th Ed. St. Louis: Elsevier
Brunner & Sundarth. Keperawatan Medical BedahEdisi 8 Vol 3, EGC, Jakarta
Diagnosa Nanda ( Nic & Noc ) 2007 -2008 Asuhan Keperawatan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.DPP PPNI : Jakarta Selatan
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN RSUD KOTA KUPANG PADAAPENDISITIS
Nama Pasien-Ibu : Nama dokter :
No. CM : Nama Primery Nurse :
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAANRENCANA TINDAKAN TERATASITGL/JAM PERAWATNAMA
1. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d. mengeluh nyeri, tampak meringis, frekuensi nadi meningkat. Nyeri berkurang dan pasien merasa nyaman setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1-2 jam Pasien mengatakan nyeri berkurang Skala nyeri : 1-3 Tampak rileks Pasien dapat istirahat cukup
1) Atur posisi tidur semi fowler 2) Ajarkan tekhnik untuk pernapasan
diafragmatik lambat untuk membantu melepaskan otot yang regang
3) Kaji nyeri : catat lokasi, karakteristik nyeri.
4) Hindari tekanan pada area yang sakit.
5) Kolaborasi medik untuk pemberian therapy analgetik jika nyeri tidak berkurang / memungkinkan.
2. Hipertermia b.d Suhu tubuh Suhu tubuh dalam 1) Beri Kompres hangat
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) APENDISITIS No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-01 No. Revisi: 000 Halaman: 3/3
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAANRENCANA TINDAKAN TERATASITGL/JAM PERAWATNAMA
proses penyakit d.d demam, tachicardi, kulit terasa hangat
kembali normal dalam waktu 30 menit – 1 jam setelah dilakukan tindakan keperawatan RS batas normal: Bayi : 36,1- 37,7 ºC, Anak: 36,3-37,7 ºC, Dewasa: 36,5-37,5ºC √ Nadi 60-100 x/ menit
2) Anjurkan / beri pasien banyak minum air putih
3) Obseravasi TTV setiap 2 jam. 4) Kolaborasi medik untuk pemberian
cairan melalui IV line
5) Kolaborasi medik untuk pemberian therapy antipiretik. 3. Resiko hipovolemia d.d. kehilangan cairan secara aktif Pasien akan mempertahankan cairan dan elektrolit yang seimbang selama perawatan di RS Membran mukosa lembab
Turgor kulit baik Tidak mual dan
muntah
Haluaran urin adkuat
1) Kaji keadaan turgor kulit dan selaput lendir.
2) Observasi tanda-tanda vital. 3) Catat cairan masuk dan keluar. 4) Beri cairan infus sesuai prgram
medik.
5) Pertahankan masukan cairan secara adekuat secara oral dan IV Line
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN UNIT GAWAT DARURAT
(UGD)
Disahkan oleh : Direktur RSUD Kota Kupang
dr. MARSIANA Y. HALEK Pembina (IV/a) NIP. 19770712 200112 2 003 CEDERA KEPALA No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-02 No. Revisi: 000 Halaman: 1/4 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2017 PENGERTIAN
Cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala bukan bersifat congenital ataupun degenerative, tetapi disebabkan serangan/benturan fisik dari luar yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
PATOFISIOLOGI
Trauma kepala.
Ekstra kranial Tulang kranial Intra Kranial
Terputusnya kontinnuitas Terputusnya kontinuitas jaringan otak rusak Jaringan kulit, otot & jaringan tulang ( kontusio, laserasi ) vaskular
Ggn suplai darah Perubahan Outoregulasi
Iskemia
Perdarahan Peningkatan TIK
Perub sirkulasi css
Hipoksia Kejang
Peningkatan TIK ggn fungsi otak depresi napas
girus medialia lobus Mual, muntah temporalis tergeser papilodema
Herniasi Meses enfalon Gangguan kesadaran
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) CEDERA KEPALA No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-02 No. Revisi: 000 Halaman: 2/4 Resiko
infeksi Nyeri akut Resiko perfusi serebral Resiko hipovolemia Resiko cedera
Pola napas tidak efektif
KEPERAWATAN (SAK) 2017 ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian A. Pengkajian primer :
1. Airway; ada tidaknya sumbatan jalan nafas.
2. Breathing; ada tidaknya dispnea, takipnea, bradipnea, sesak, kedalaman nafas.
3. Circulation; ada tidaknya peningkatan tekanan darah, takikardi, bradikardi, sianosis, capilarrefil.
4. Disability; ada tidaknya penurunan kesadaran, kehilangan sensasi dan refleks, pupil anisokor dan nilai GCS.
B. Pengkajian sekunder : 1. Aktivitas/ Istirahat
Gejala: Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.
Tanda: Perubahan kesehatan, letargi, Hemiparase, quadrepelgia, Ataksia cara berjalan tak tegap, Masalah dalam keseimbangan, Cedera (trauma) ortopedi, Kehilangan tonus otot, otot spastik.
2. Sirkulasi
Gejala: Perubahan darah atau normal (hipertensi), Perubahan frekuensi jantung (bradikardia, takikardia yang diselingi bradikardia disritmia).
3. Makanan/ cairan
Gejala: Mual, muntah dan mengalami perubahan selera.
Tanda: Muntah (mungkin proyektil), Gangguan menelan (batuk, air liur keluar, disfagia).
4. Neurosensoris
Gejala: Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian, vertigo, sinkope, tinitus kehilangan pendengaran, fingking, baal pada ekstremitas.
Tanda: Perubahan kesadaran bisa sampai koma, Perubahan status mental, Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), Wajah tidak simetri, Genggaman lemah, tidak seimbang, Refleks tendon dalam tidak ada atau lemah, praksia, hemiparese, Quadreplegia. 5. Nyeri/ Kenyamanan
Gejala: Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda biasanya koma.
Tanda: Wajah menyeringai, respon menarik pada rangangan nyeri yang hebat, gelisah tidak bisa beristirahat, merintih.
6. Pernapasan
Tanda: Perubahan pola nafas (apnea yang diselingi oleh hiperventilasi). Nafas berbunyi stridor, terdesak, Ronki, mengi positif.
7. Keamanan
Gejala: Trauma baru/ trauma karena kecelakaan.
Tanda: Fraktur/ dislokasi, Gangguan penglihatan, Gangguan kognitif, Gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekutan secara
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) CEDERA KEPALA No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-02 No. Revisi: 000 Halaman: 3/4
KEPERAWATAN
(SAK) 2017
umum mengalami paralisis, Demam, gangguan dalam regulasi suhu tubuh.
8. Interaksi Sosial
Tanda: Afasia motorik atau sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang-ulang.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. X-Ray: Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis(perdarahan/edema), fragmen tulang.
2. CT-Scan (dengan atau tanpa kontras) : mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan : Untuk mengetahui adanya infark / iskemia jangan dilakukan pada 24 – 72 jam setelah injuri.
3. MRI : Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif.
4. Cerebral Angiography: Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti : perubahan jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma.
5. Serial EEG: Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis.
6. ABGs: Mendeteksi keberadaan ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenisasi) jika terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
7. Kadar Elektrolit : Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan intrkranial.
DAFTAR PUSTAKA Ackley, B.J, Ladwig, G.B & Makic, M.B.F. (2017).Handbook. 11th Ed. St. Louis: Elsevier Nursing Diagnostik Brunner & Sundarth. Keperawatan Medical BedahEdisi 8 Vol 3, EGC,
Jakarta
Diagnosa Nanda ( Nic & Noc ) 2007 -2008 Asuhan Keperawatan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.DPP PPNI : Jakarta Selatan
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN RSUD S.K. LERIK PADACEDERA KEPALA
Nama Pasien-Ibu : Nama dokter :
No. CM : Nama Primery Nurse :
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
1. Pola napas tidak efektif b.d depresi pada pusat napas
d.d. sesak, takipnea, pupil mata anisokor, SPO2 di bawah 95%, hipoksia Mempertahankan pola napas yang efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan di RS Tidak ada penggunaan otot bantu napas. Tidak sesak, RR: 16-20x/menit
Gas darah dalam batas – batas normal. Saturasi O2
95%-100%
1) Hitung pernapasan pasien dalam satu menit.
2) Bebaskan jalan nafas
3) Kolaborasi pemberian oksigen. 4) Beri posisi tidur yang nyaman
dianjurkan posisi semi fowler 5) Lukakan suction dengan
hati-hati selama 10-15 detik, catat : sifat, warna dan bau sekret 6) Kaji pola nafas : kedalaman,
rate, suara nafas tambahan 7) Cek pemasangan tube untuk
memberikan ventilasi yang adekuat dalam pemberian tidal volum.
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) APENDISITIS No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-01 No. Revisi: 000 Halaman: 4/4
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
8) Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk pemeriksaan analisa gas darah. 2. Resiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : kerusakan integritas kulit. Tidak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS.
Luka sudah dirawat Tidak ada
tanda-tanda infeksi : kemerahan,bengkak, nyeri, panas pada luka infeksi TTV dalam batas normal: TD: 120/80 mmHg, N: 60-100x/menit, S: 36,6 – 37,2 °C
1) Pertahankan pasien tirah baring dengan kondisi yang nyaman 2) Cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan perawatan sesuai tekhnik aseptik dan antiseptik
3) Kaji keadaan luka : karakteristik, lokasi,
4) Lakukan perawatan luka sesuasi tekhnik steril ( luka robek ) dan tekhnik aseptik ( luka lecet ) 5) Kolaborasi medik untuk
pemberian therapy antibiotik 6) Kolaborasi medik untuk
pemeriksaan diagnostik lebih lanjut jika diperlukan.
7) Anjurkan dan jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka di rumah bila pasien rawat jalan
3. Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d cedera kepala, perubahan Tingkat kesadaran memperbaiki tingkat kesadaran fungsi motorik dan tidak terjadi gangguan perfusi jaringan setelah
Tanda – tanda vital
stabil: TD
120/80mmHg, N: 60-100x/menit, RR: 1620x/menit, S: 36,6 -37,5 °C
1) Pertahankan posisi kepala yang sejajar dan tidak menekan 2) Monitor dan catat status
neurologis dengan
menggunakan metode GCS 3) Observasi TTV setiap 30 menit
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
dilakukan perawatan selama di RS. Tidak ada peningkatan tekanan intracranial :muntah proyektil GCS NORMAL : 15
4) Hindari batuk berlebihan, muntah atau mengedan
5) Observasi adanya kejang
6) Kolaborasi untuk pemberian oksigen dan terapi medik
4. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisik d.d. mengeluh nyeri,tampak meringis, tekanan darah meningkat, sulit tidur.
Nyeri tidak terjadi setelah tindakan keperawatan di RS
Skala nyeri
berkurang : skala 1-3 Wajah tampak rileks Pasien dapat
beristirahat dengan nyaman
1) Beri posisi tidur yang nyaman 2) Kaji tipe, lokasi dan durasi
nyeri
3) Ajarkan tekhnik relaksasi napas dalam dan relaksasi otot-otot. 4) Batasi pergerakan pada daerah
yang cedera
5) Observasi perubahan perilaku terhadap perasaan tidak nyaman 6) Kolaborasi medik dalam
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN UNIT GAWAT DARURAT
(UGD)
Disahkan oleh :
Direktur RSUD Kota Kupang
dr. MARSIANA Y. HALEK Pembina (IV/a) NIP. 19770712 200112 2 003 KEJANG DEMAM No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-06 No. Revisi: 000 Halaman: 1/5 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2017 PENGERTIAN
Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu lebih dari 38˚C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
PATOFISIOLOGI
Infeksi Bakteri, Rangsang mekanik dan biokimia Virus & Parasit gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Reaksi inflamasi Perubahan Konsentrasi ion di ruang ekstraseluler Proses Demam Ketidak seimbangan potensial membran
( hipertermi ) ATP ASE
Difusi Na + dan K + Kejang
Lebih dari 15 menit Perubahan Suplay darah ke otak Resiko kerusakan sel neuron ke otak
KLASIFIKASI
1. Kejang demam sederhana yaitu kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum.
Pedoman untuk mendiagnosa kejang demam sederhana dapat diketahui melalui kriteria Livingstone, yaitu :
Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun. Kejang berlangsung hanya sebentar, tidak lebih dari 15 menit. Kejang bersifat umum.
Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal.
Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukan kelainan.
Frekuensi kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali. Hipertermia Resiko Cedera Perfusi Perifer tidak efektif Cemas
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) KEJANG DEMAM No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-06 No. Revisi: 000 Halaman: 2/3 STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit:2017
KLASIFIKASI
2. Kejang Demam Kompleks
Kejang kompleks adalah tidak memenuhi salah satu lebih dari ketujuh kriteria Livingstone. Menurut Mansyur ( 2000: 434) biasanya dari kejang kompleks ditandai dengan kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, fokal atau multiple (lebih dari 1 kali dalam 24jam). Di sini anak sebelumnya dapat mempunyai kelainan neurology atau riwayat kejang atau tanpa kejang dalam riwayat keluarga.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan :
Saat terjadinya demam : keluhan sakit kepala, sering menangis, muntah atau diare, nyeri batuk, sulit mengeluarkan dahak, sulit makan, tidak tidur nyenyak. Tanyakan intake atau output cairan, suhu tubuh meningkat, obat yang dikonsumsi Adanya riwayat kejang demam pada pasien dan keluarga Adanya riwayat infeksi seperti saluran pernafasan atas, OMA,
pneumonia, gastroenteritis, Faringitiss, bronkopeumonia, morbili, varisela dan campak.
Faktor pencetus terjadinya kejang :penyakit infeksi atau setelah pemberian imunisasi
Frekuensi dan karakteristik kejang yang terjadi sebelumnya serta perawatan yang telah dilakukan
Adanya riwayat trauma kepala 2. Pengkajian fisik
Tanda-tanda vital Status hidrasi
Aktivitas yang masih dapat dilakukan
Saat kejang (Gambaran kejang : karakteristik, lamanya kejang, frekuensinya; Gangguan pernafasan :sesak nafas, kesulitan mengeluarkan sputum; Gangguan eliminasi : mengompol) Setelah kejang (tingkat kesadaran, kemampuan : motorik,
bahasa)
3. Aktivitas / istirahat : keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus / kekuatan otot. Gerakan involunter.
4. Integritas ego : stressor eksternal / internal yang berhubungan dengan keadaan dan atau penanganan, peka rangsangan.
5. Makanan / cairan : sensitivitas terhadap makanan, mual dan muntah yang berhubungan dengan aktivitas kejang, kerusakan jaringan lunak/gigi.
6. Psikologis : sesuai tingkat perkembangan, koping yang digunakan, akibat hospitalisasi, kondisi saat dilakukan test diagnostik, penerimaan klien dan keluarga terhadap penyakit, hubungan dengan teman sebaya.
7. Pengetahuan klien dan keluarga : pemahaman tentang penyakit dan perawatan
RSUD S. K LERIK Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) KEJANG DEMAM No. Dokumen: 001/SAK/KEP-UGD/2017-06 No. Revisi: 000 Halaman: 2/3 STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit:2017
ASUHAN
KEPERAWATAN 8. Pemeriksaan penunjangLaboratorium : pemeriksaan darah rutin, kultur urine dan kultur darah
DAFTAR PUSTAKA
Ackley, B.J, Ladwig, G.B & Makic, M.B.F. (2017).Nursing Diagnostik Handbook. 11th Ed. St. Louis: Elsevier
Brunner & Sundarth. Keperawatan Medical BedahEdisi 8 Vol 3, EGC, Jakarta
Diagnosa Nanda ( Nic & Noc ) 2007 -2008 Asuhan Keperawatan Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.DPP PPNI : Jakarta Selatan
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN RSUD KOTA KUPANG
PADA KEJANG DEMAM
Nama Pasien-Ibu : Nama dokter :
No. CM : Nama Primery Nurse :
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA 1. Resiko /cedera d.d hipoksia jaringan, kelemahan, perubahan kesadaran, kehilangan koordinasi otot.
Cidera / trauma tidak terjadi setelah dilakukan tindakan perawatan di RS.
Tidak terjadi taruma
fisik selama perawatan Mempertahankan tindakan yang mengontrol aktivitas kejang, Meningkatkan keamanan lingkungan.
Beri pengamanan pada sisi
tempat tidur dan
pengunaan tempat tidur yang rendah
Kaji dengan keluarga berbagai stimulus pencetus kejang.
Observasi keadaan umum, sebelum, selama, dan sesudah kejang.
Catat tipe dari aktivitas kejang dan beberapa kali terjadi.
Lakukan penilaian
neurology, tanda-tanda vital setelah kejang.
Lindungi klien dari trauma atau kejang.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi anti convulsan.
2. Hipertermia b.d
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA demam, tachicardi,
kulit terasa hangat dilakukankeperawatan selamatindakan kurang dari 2 jam
1. Bayi : 36,1- 37,7 ºC, 2. Anak: 36,3- 37,7 ºC, 3. Dewasa: 36,5- 37,5 ºC
Nadi dan RR dalam rentang Normal: 1. Bayi; N: 120-130x/m, RR: 30-40x/menit 2. Anak ; N: 80-90x/menit, RR: 20-30x/menit
Tidak ada perubahan warna kulit
tiap 4 jam
Beri kompres dingin Atur sirkulasi ruangan Beri ekstra cairan dengan
menganjurkan banyak minum
Batasi aktivitas fisik pasien Gunakan pakaian yang
menyerap keringat
Kolaborasi therapy
pemberian antipiretik.
3. Perfusi Perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteri dan atau vena d.d warna kulit pucat, akral dingin.
Perfusi jaringan serebralo adekuat setelah dilakukan tindakan perawatan di RS Akral hangat Membran mukosa merah muda Konjungtiva tidak anemis
• Nadi dan RR dalam rentang Normal: 1. Bayi; N: 120-130x/m, RR: 30-40x/menit 2. Anak ; N: 80-90x/menit, RR: 20-30x/menit • Tidak ada
perubahan warna kulit
Beri Posisi pasien semi fowler
Kaji Nyeri : karakteristik, intensitas dan skala nyeri Observasi TTV tiap 1 jam Batasi aktivitas fisik pasien Kaji adanya edema
Inspeksi keadaan kulit dan kaji turgor kulit
Monitor status cairan intake dan output
intravena sesuai indikasi
4. Ansietas b.d kurang
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
tegang 2-3 jam Klien / keluarga mau
berpartisipasi dalam setiap tindakan yang dilakukan
Kaji kecemasan klien / keluarga
Kaji identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien / keluarga tentang hipertermi / kejang Berikan informasi yang
akurat tentang penyakit Validasi kecemasan klien/
keluarga dan yakinkan itu adalah reaksi normal Jelaskan tentang tindakan
yang dilakukan berkaitan dengan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ackley, B.J, Ladwig, G.B & Makic, M.B.F. (2017).Nursing Diagnostik Handbook. 11th Ed. St. Louis: Elsevier 2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.DPP PPNI : Jakarta Selatan 3. Brunner & Sundarth. Keperawatan Medical BedahEdisi 8 Vol 3, EGC, Jakarta
4. Diagnosa Nanda ( Nic & Noc ) 2007 -2008 Asuhan Keperawatan 5. Lukman Surensen, Medical surgical Nursing
RSUD KOTA KUPANG Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN KEPERAWATAN UGD-IGD PENURUNAN KESADARAN No. Dokumen: 017/SAK/KEP/UGD-IGD/2015-47 No. Revisi: 000 Halaman: 1 / 11 STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit:2015
PENGERTIAN
Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu (Corwin,2001)
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti tidak terjaga/tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons yang normal terhadap stimulus.
PATOFISIOLOGI
Stroke, Penyakit Jantung, Hiperglkemia, Hipoglikemia, muntah >>, diare>>, Trauma capitis, Intoksikasi
Gangguan Sirkulasi Gangguan Metabolik
TIK Meningkat Metabolisme energi Multifaktor
Suplai darah dan O2 ke otak Hipoglikemi kegagalan organ
Penurunan kesadaran Hipoventilasi
Pusat pernafasan terganggu Sekret terakumulasi
RSUD KOTA KUPANG Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN KEPERAWATAN UGD-IGD
PENURUNAN KESADARAN No. Dokumen: 017/SAK/KEP/UGD-IGD/2015-47 No. Revisi: 000 Halaman: Intoleran si aktivitas Pola nafas tdk efektif Bersihan jalan napas
tidak efektif Ketidakstabilan kadar glukosa darah Gangguan Pertukaran gas
3 / 11
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit:2015
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN PRIMER
Airway
a. Apakah pasien berbicara dan bernafas secara bebas b. Terjadi penurunan kesadaran
c. Suara nafas abnormal : stridor, wheezing, mengi dll d. Penggunaan otot-otot bantu pernafasan
e. Gelisah f. Sianosis g. Kejang
h. Retensi lendir / sputum di tenggorokan
RSUD KOTA KUPANG Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN KEPERAWATAN UGD-IGD
PENURUNAN KESADARAN No. Dokumen: 017/SAK/KEP/UGD-IGD/2015-47 No. Revisi: 000 Halaman: 4 / 11 STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit:2015
ASUHAN KEPERAWATAN
i. Suara serak j. Batuk 2. Breathing
a. Adakah suara nafas abnormal : stridor, wheezing, mengi dll b. Sianosis
c. Takipnu d. Dispnea e. Hipoksia
f. Panjang pendeknya inspirasi ekspirasi 3. Circulation a. Hipotensi / hipertensi b. Takipnu c. Hipotermi d. Pucat e. Ekstremitas dingin f. Penurunan capillary refill g. Produksi urin menurun h. Nyeri
i. Pembesaran kelenjar getah bening
A. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat penyakit sebelumnya 2. Apakah klien pernah menderita :
a. Penyakit stroke b. Infeksi otak c. DM
d. Diare dan muntah yang berlebihan 3. f. Intoksiaksi insektisida
h. Epilepsi dll. 4. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:kesulitan dalam beraktivitas, kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis, mudah lelah, kesulitan istirahat, nyeri atau kejang otot,
Data obyektif: Perubahan tingkat kesadaran, Perubahan tonus otot (flasid atau spastic), paraliysis (hemiplegia) , kelemahan umum, gangguan penglihatan.
RSUD KOTA KUPANG Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN KEPERAWATAN UGD-IGD
PENURUNAN KESADARAN No. Dokumen: 017/SAK/KEP/UGD-IGD/2015-47 No. Revisi: 000 Halaman: 5 / 11 STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit:2015
ASUHAN KEPERAWATAN
b. Sirkulasi
Data Subyektif:Riwayat penyakit stroke, Riwayat penyakit jantung, Penyakit katup jantung, disritmia, gagaljantung,endokarditis bacterial, Polisitemia,
Data obyektif:Hipertensi arterial, Disritmia, Perubahan EKG, Pulsasi : kemungkinan bervariasi, Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal.
c. Eliminasi
Data Subyektif:Inkontinensia urin /alvi, Anuria,
Data obyektif: Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), Tidak adanya suara usus(ileus paralitik)
d. Makan/ minum
Data Subyektif: Nafsu makan hilang, Nausea, Vomitus, menandakan adanya PTIK, Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, Disfagia, Riwayat DM, Peningkatan lemak darah
Data obyektif:Obesitas (faktor resiko) e. Sensori neural
Data Subyektif:Syncope, Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid, Kelemahan, Kesemutan/kebas, Penglihatan berkurang, Sentuhan : kehilangan sensor pada ekstremitas dan pada muka, Gangguan rasa pengecapan, Gangguan penciuman,
Data obyektif:Status mental, Penurunan kesadaran, Gangguan tingkah laku (seperti: letargi, apatis, menyerang), Gangguan fungsi kognitif, Ekstremitas : kelemahan / paraliysis genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon dalam, Wajah: paralisis/parese, Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya), Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, stimuli taktil, Kehilangan kemampuan mendengar, Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik, Reaksi dan ukuran pupil : reaksi pupil terhadap cahaya positif / negatif, ukuran pupil
isokor / anisokor, diameter pupil a. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya Data obyektif:Tingkah laku yang tidak stabil, Gelisah, ketegangan otot. b. Respirasi
Data Subyektif : perokok (faktor resiko) c. Keamanan
Data obyektif:Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan, Perubahan persepsi terhadap tubuh, Kesulitan untuk melihat objek,
ASUHAN KEPERAWATAN
Hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit, Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali, Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh, Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, Berkurang kesadaran diri
d. Interaksi sosial
Data obyektif:Problem berbicara, Ketidakmampuan berkomunikasi 5. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menentukan penyebab penurunan kesadaran yaitu :
a. .Laboratorium darah
Meliputi tes glukosa darah, elektrolit, ammonia serum, nitrogen urea darah (BUN ), osmolalitas, kalsium, masa pembekuan, kandungan keton serum, alcohol, obat-obatan dan analisa gas darah (BGA ).
b. .CT Scan
Pemeriksaan ini untuk mengetahui lesi-lesi otak c. MRI
Untuk menilai keadaan abnormal serebral, adanya tumor otak. d. Angiografi serebral
Untuk mengetahui adanya gangguan vascular, aneurisma dan malformasi arteriovena.
PEMERINTAH KOTA KUPANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KUPANG
Jl. Timor Raya No. 134 Kelurahan Pasir PanjangKupang
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN RSUD KOTA KUPANG
PADA PENURUNAN KESADARAN
Nama Pasien-Ibu : Nama dokter :
No. CM : Nama Primery Nurse :
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA 1. Bersihan jalan
napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan nafas d.d sekret berlebihan, muntah lendir Bersihan jalan nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam Pasien memperlihatkan kepatenan jalan napas
Ekspansi dada simetris
Bunyi napas bersih saat auskultasi
Tidak terdapat tanda distress pernapasan
Pantau irama nafas pasien
Pantau jalan nafas pasien
Bebaskan jalan nafas pasien
Observasi adanya sumbatan jalan nafas Lakukan penghisapan
lendir sesuai kebutuhan pasien
Observasi TTV
Kolaborasi medik untuk pemberian oksigenasi
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA 2. Pola nafas tak
efektif bd depresi pusat pernapasan d.d dispnea, penggunaan otot bantu napas
Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
RR 16-24 x permenit Ekspansi dada normal Sesak nafas hilang /
berkurang
Tidak ada suara nafas abnormal
Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan. Auskultasi bunyi nafas. Pantau penurunan bunyi
nafas.
Berikan posisi yang nyaman : semi fowler Kolaborasi medik untuk
pemberian oksigen Berikan obat sesuai
indikasi 3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi d.d dispnea, saturasi O2 < 90 %, sianosis Pasien dapat mempertahankan pertukaran gas secara adekuat Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 jam,
Bunyi paru bersih Warna kulit normal GDA dalam batas
normal: pH darah 7,33- 7,42, saturasi oksigen 95-100%
Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia
Kaji TD, nadi apikal dan tingkat kesadaran setiap 30 menit
Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas
Kolaborasi medik untuk pemberian bantuan ventilasi seperti CPAP atau PEEP
Koloaborasi tim medik untuk pemeriksaan AGD Pertahankan agar
kebutuhan oksigenasi pasien terpenuhi
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA Kolaborasi medik untuk
pemberian cairan parenteral sesuai pesanan
Kolaborasi medik untuk pemberian obat-obatan sesuai pesanan : bronkodilator, antibiotik, steroid.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ackley, B.J, Ladwig, G.B & Makic, M.B.F. (2017).Nursing Diagnostik Handbook. 11th Ed. St. Louis: Elsevier 2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.DPP PPNI : Jakarta Selatan 3. Brunner & Sundarth. Keperawatan Medical BedahEdisi 8 Vol 3, EGC, Jakarta
4. Diagnosa Nanda ( Nic & Noc ) 2007 -2008 Asuhan Keperawatan 5. Lukman Surensen, Medical surgical Nursing
RSUD KOTA KUPANG Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN KEPERAWATAN UGD/IGD VULNUS LACERATUM No. Dokumen: 03/SAK/KEP/UGD-IGD/2015-32 No. Revisi: 000 Halaman: 1/12 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2015 PENGERTIAN
Vulnus Laseratum adalah luka terbuka yang terdiri akibat kekerasan benda tumpul yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit dan otot (Mansjoer,2000)
PATOFISIOLOGI WOC
RSUD KOTA KUPANG Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN KEPERAWATAN UGD/IGD VULNUS LACERATUM No. Dokumen: 03/SAK/KEP/UGD-IGD/2015-32 No. Revisi: 000 Trauma mekanis : tergesek, perpotong, terbentur, terjepit Trauma Termis : Panas dan dingin Trauma Elektris: cedera listrik dan petir Trauma Kimia : zat – zat kimia
dan korosif Benturan / Tekanan / Cedera / Sayatan
Peradangan / Inflamasi Luka terbuka / luka tertutup
Kerusakan jaringan
Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply O2
Nyeri Akut Resiko Infeksi Gangguan Integritas Kulit
Halaman: 2/12 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit: 2015
ASUHAN KEPERAWATAN A. Doenges ( 2000 , p.217 ) menyatakan bahwa untuk mengkajiPENGKAJIAN
pasien dengan Vulnus Laseratum ( luka robek ) diperlukan data – data sebagai berikut :
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : merasa lemah dan lelah
Tanda : perubahan kesadaran, penurunan kekuatan tahanan, keterbatasan rentang gerak, perubahan aktifitas.
2) Sirkulasi
Gejala : perubahan tekanan darah / normal
Tanda : perubahan frekuensi jantung, takikardi atau bradikardi 3) Integritas ego
Gejala : perubahan tingkah laku dan kepribadian Tanda : ketakutan, cemas, gelisah
4) Eliminasi
Gejala : konstipasi, retensi urin
Tanda : belum buang air besar selama 2 hari 5) Neurosensori
Gejala : vertigo, tinnitus, baal pada ekstremitas, kesemutan, nyeri
Tanda : sangat sensitif terhadap sentuhan dan gerakan, pusing, nyeri pada daerah cidera, kemerah-merahan
6) Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri pada daerah luka bila disentuh atau ditekan Tanda : wajah meringis, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa tidur.
7) Kulit
Gejala : nyeri dan panas
Tanda : pada luka Nampak warna kemerahan, bau, edema. B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah lengkap ditujukan untuk mengetahui tentang infeksi yang terjadi. Selain itu leukosit dapat terjadi kecendrungan dengan kehilangan sel pada lesi luka dan respon terhadap infeksi. Hematokrit mungkin tinggi.
2. Gula darah random memberikan petunjuk terhadap penyakit diabetes mellitus.
C. Penatalaksanaan
Dalam managemen perawatan luka ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu :
1. Evaluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik ( lokasi dan eksplorasi )
2. Tindakan antiseptik tujuannya untuk membersihkan kulit. Untuk melakukan pencucian / pembersihan luka biasanya digunakan cairan / larutan antiseptik. Tujuan pembersihan luka adalah untuk meningkatkan, memperbaiki, mempercepat proses penyembuhan, menghindari terjadinya infeksi, membuang
jaringan nekrosis dan debris.
3. Penjahitan luka : luka bersih dan tidak mengalami infeksi serta berumur < 8 jam boleh dijahit primer, sedangkan luka yang terkontaminasi berat / infeksi sebaiknya dibiarkan sembuh persekundam / pertertiam.
4. Penutupan luka adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka sehingga proses penyembuhan berlangsung optimal.
5. Pembalutan : berfungsi sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi, sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan hematom. 6. Pemberian antibiotik : prinsipnya pada luka bersih tidak perlu
diberikan antibiotik dan pada luka terkontaminasi / kotor maka perlu diberikan antibiotic.
7. Pengakatan jahitan : jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Waktu pengakatan jahitan tergantung dari berbagai factor seperti lokasi pengkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan adanya infeksi.
PEMERINTAH KOTA KUPANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAHKOTA KUPANG
Jl. Timor Raya No. 134 Kelurahan Pasir PanjangKupang
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN RSUD KOTA KUPANG PADA VULNUS LACERATUM
Nama Pasien-Ibu : Nama dokter :
No. CM : Nama Primery Nurse :
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA 1. Nyeri akut bd agen
pencedera fisik d.d mengeluh nyeri,tampak meringis, gelisah, nadi meningkat, sulit tidur.
Nyeri hilang atau terkontrol Setelah diberikan asuhan keperawatan dalam
batas waktu
kurang dari 6 jam
Mampu mengontrol nyeri Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan skala 1-3 Mampu mengenali nyeri Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam batas normal Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA Tidak mengalami
gangguan tidur.
dan menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
Ajarkan tentang teknik non farmakologi : napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat / dingin Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri Tingkatkan istirahat Monitor tanda vital
sebelum dan sesudah pemberian analgetik pertama kali 2. Gangguan Integritas Kulit bd faktor mekanis d.d nyeri, perdarahan, kemerahan, hematoma. Integritas kulit akan diperbaiki setelah diberikan asuhan keperawatan dalam batas waktu
kurang dari 6 jam
Tidak ada nyeri, perdarahan,
kemerahan dan hematoma.
Tidak ada luka / lesi pada kulit
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Hindari kerutan pada tempat tidur
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA Perfusi jaringan baik Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit Menunjukan terjadinya proses penyembuhan luka.
agar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien Observasi luka : lokasi,
dimensi, kedalaman luka, karakteristik, warna cairan, jaringan nekrotik, tanda – tanda infeksi local
Ajarkan pada kelurga tentang perawatan luka.
Kolaborasi ahli gizi untuk pemberian diet TKTP dan vitamin.
Lakukan teknik
perawatan luka dengan steril
Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka. 3. Resiko Infeksid.d ketidakadekuat an pertahanan tubuh primer: kerusakan integritas kulit Tidak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS.
• Luka sudah dirawat • Tidak ada
tanda-tanda infeksi : kemerahan,bengkak, nyeri, panas pada luka infeksi • TTV dalam batas
normal: TD: 120/80
• Pertahankan pasien tirah baring dengan kondisi yang nyaman • Cuci tangan sebelum
dan sesudah
melakukan tindakan perawatan sesuai tekhnik aseptik dan
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA mmHg, N:
60-100x/menit, S: 36,6 – 37,2 °C
antiseptik
• Kaji keadaan luka : karakteristik, lokasi, • Lakukan perawatan
luka sesuasi tekhnik steril ( luka robek ) dan tekhnik aseptik ( luka lecet ) • Kolaborasi medik untuk pemberian therapy antibiotik • Kolaborasi medik untuk pemeriksaan diagnostik lebih lanjut jika diperlukan.
• Anjurkan dan jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka di rumah bila pasien rawat jalan
DAFTAR PUSTAKA
1. Ackley, B.J, Ladwig, G.B & Makic, M.B.F. (2017).Nursing Diagnostik Handbook. 11th Ed. St. Louis: Elsevier 2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.DPP PPNI : Jakarta Selatan 3. Brunner & Sundarth. Keperawatan Medical BedahEdisi 8 Vol 3, EGC, Jakarta
4. Diagnosa Nanda ( Nic & Noc ) 2007 -2008 Asuhan Keperawatan 5. Lukman Surensen, Medical surgical Nursing
RSUD KOTA KUPANG Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN KEPERAWATAN UGD-IGD FRAKTUR No. Dokumen: 013/SAK/KEP/UGD-IGD/2015-42 No. Revisi: 000 Halaman: 1 / 14 STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit:2015
PENGERTIAN Terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya yangumumnya disebabkan oleh ruda paksa (Brunner&Suddarth: 2002). Fraktur
adalah pemisahan atau patahnya tulang (Doenges, 1999).
PATOFISIOLOGI
ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian
Kehilangan integritas kulit
Ketidak stabilan posisi fraktur apabila organ fraktur digerakkan
Fragmen tulang yang patah menusuk organ sekitar
Nyeri akut
Perubahan fragmen tulang kerusakan pada jaringan &
pembuluh darah
Perdarahan lokal
Hematoma pada daerah fraktur
Aliran darah kedaerah ber↓↓ / terhambat
Warna jaringan pucat, nadi lemas, sianosis, kesemutan
Kerusakan neuromuskular
Gangguan fungsi organ distal
Gangguan mobilitas fisik
Fraktur terbuka ujung tulang menembus otot & kulit
Luka
Gangguan integritas kulit
Kuman mudah masuk
Resiko infeksi Trauma (patologi) langsung &
tidak langsung
A. 1. Pengkajian primer 1. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk
2. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
3. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.
A. 2. Pengkajian sekunder 1. Aktivitas/istirahat
Kehilangan fungsi pada bagian yang terkena Keterbatasan mobilitas
2. Sirkulasi
Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas) Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
Tachikardi
Penurunan nadi pada bagiian distal yang cedera Cailary refil melambat
Pucat pada bagian yang terkena Masa hematoma pada sisi cedera 3. Neurosensori
Kesemutan
Deformitas, krepitasi, pemendekan kelemahan
4. Kenyamanan
nyeri tiba-tiba saat cidera spasme/ kram otot 5. Keamanan
laserasi kulit perdarahan perubahan warna pembengkakan local
PEMERINTAH KOTA KUPANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAHKOTA KUPANG
Jl. Timor Raya No. 134 Kelurahan Pasir PanjangKupang
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN RSUD S.K. LERIK PADA FRAKTUR
Nama Pasien-Ibu : Nama dokter :
No. CM : Nama Primery Nurse :
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik dd : - mengeluh nyeri. - Tampak meringis - Tingkah laku berhati-hati. - Gangguan tidur. - Terfokus pada diri
sendiri.
- Respon autonom (diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan napas, nadi dan dilatasi pupil).
Nyeri berkurang setelah diberikan asuhan keperawatan dlm jangka waktu kurang dari 4 jam
- Melaporkan
kenyamanan fisik dan psikologis.
- Mengenali factor yang menyebabkan nyeri.
- Melaporkan nyeri
terkontrol (skala nyeri ). - Tidak menunjukkan
respon non verbal adanya nyeri.
- Tanda vital dalam rentang yang normal TD : 120/80 mmHg, N: 60-100x/menit, RR: 16-20x/menit, S: 36,6-37,5°C
- Evaluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan,perhatika n lokasi,karakteristik nyeri dan kaji tingkat nyeri dg standar PQRS
- Dorong pasien utk
mendiskusikan masalah sehubungan dg cidera - Jelaskan prosedur sebelum
tindakan
- Lakukan dan awasi latihan rentang gerak aktif dan pasif
- Berikan alternative tindakan kenyamanan,contoh :
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
pijatan,perubahan posisi,relaksasi,nafas dalam,imajinasi dan sentuhan terapeutik
- Monitor TTV,obs.KU dan keluhan pasien
- Atur posisi yg aman dan nyaman
- Pertahankan imobilisasi pada bagian yg sakit - Kolaborasi medis untuk
pemberian analgetik, fisioterapis/ akupungturis sesuai indikasi. 2. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang, rangka neuromuskuler dd : tidak bisa menggerakkan daerah yg fraktur, nyeri saat digerakkan, tidak bisa melakukan aktivitas,fisik lemas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien dpt melakukan mobilitas fisik secara mandiri - Meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pd tingkat yg paling tinggi yg mungkin, mempertahankan posisi fungsional, meningkatkan kekuatan atau fungsi yg sakit
- Kaji keadaan imobilisasi dan persepsi pasien terhadap imobilisasi
- Bantu pasien dlm rentang gerak,latih dan bantu ROM pasif/aktif
- Bantu dan dorong pasien dlm aktifitas perawatan diri - Bantu dan dorong pasien
dlm mobilisasi
- Observasi tekanan darah dan atur posisis elevasi tungkai.
- Ubah posisi secara periodic - Pertahankan tirah baring
- Beri bantuan dlm
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
- Kolaborasi dg ahli terapi fisik utk melatih pasien 3. Resiko infeksi d.d kerusakan kulit, trauma jaringan. Setelah dilakukan asuhan keperawatan ,tidak muncul ada tanda-tanda infeksi seperti : kemerahan,bengkak, nyeri, panas pada luka infeksi.
- Klien terbebas dari tanda dan gejala infeksi.
- Klien mampu mendiskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya. - Klien mempunyai kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.
- Jumlah leukosit dalam batas normal(5.000 – 10.000).
Pengetahuan : pengendalian infeksi
- Ajarkan pada klien & keluarga cara menjaga personal hygiene untuk melindungi tubuh dari infeksi : cara mencuci tangan yang benar.
- Anjurkan kepada
keluarga/ pengunjung untuk mencuci tangan
sewaktu masuk dan
meninggalkan ruang klien - Jelaskan kepada klien
dan keluarga tanda dan gejala infeksi.
Pengendalian resiko infeksi - Pantau tanda dan gejala
infeksi : peningkatan suhu tubuh, nadi, perubahan kondisi luka, sekresi,
penampilan urine,
penurunan BB, keletihan dan malaise.
- Pertahankan tehnik aseptik pada klien yang beresiko - Bersihkan alat / lingkungan
dengan benar setelah dipergunakan klien
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA
- Dorong klien untuk
mengkonsumsi nutrisi dan cairan yg adekuat
-Kolaborasi dengan Tim Medis untuk pemberian therapi sesuai indikasi, dan pemeriksaan laboratorium yang sesuai DAFTAR PUSTAKA
1. Ackley, B.J, Ladwig, G.B & Makic, M.B.F. (2017).Nursing Diagnostik Handbook. 11th Ed. St. Louis: Elsevier 2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.DPP PPNI : Jakarta Selatan 3. Brunner & Sundarth. Keperawatan Medical BedahEdisi 8 Vol 3, EGC, Jakarta
4. Diagnosa Nanda ( Nic & Noc ) 2007 -2008 Asuhan Keperawatan 5. Lukman Surensen, Medical surgical Nursing
RSUD KOTA KUPANG Jl. Timor Raya No.134 Pasir Panjang-Kupang
UNIT PELAYANAN KEPERAWATAN UGD-IGD
GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
No. Dokumen: 015/SAK/KEP/UGD-IGD/2015-45 No. Revisi: 000 Halaman: 1 / 13 STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK) Tahun Terbit:2015
PENGERTIAN GEA/Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (> 3kali/hari ), serta perubahan isi/volume (> 200 gr/hari) dan konsistensi feces cair (Brunner & Suddarth, 2002).
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN 1. Laboratorium
Faktor Infeksi
Reflkeks spasme otot dinding perut
Masuk & berkembang dalam usus Hipersekresi & elektrolit Faktor malabsorbsi karbohidrat, protein, lemak Tekanan osmotic meningkat Faktor makanan Toksin tidak dapat diserap Faktor psikologi Cemas Hiperperistaltik Nyeri akut Frekuensi BAB ↑↑
Kehilangan cairan & elektrolit
Resiko hipovolemi
Pergeseran air & eletrolik ke rongga usus
Destensi abdomen
Mual muntah
Nafsu makan ↓↓ intake inadekuat
BB ↓↓ Resiko defisit nutrisi
PENUNJANG Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna tinja, ada tidaknya darah, lendir, pus, lemak, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan mikroskopik harus diperhatikan telur cacing, parasit, dan bakteri.
Pemeriksaan darah
Homogram lengkap, meliputi : Hb, eritrosi, leukosit, dan hematokrit untuk membantu menemukan derajat dehidrasi dan infeksi.
Pemeriksaan pH dan keseimbangan asam basa.
Pemeriksaan AGD dan elektrolit, yaitu Na, K, Cl, dan Mg. Pemeriksaan urine
Ditetapkan volme, berat jenis, pH, dan elektrolitnya. 2. Endoskopi (jika tersedia)
3. Radiologi
4. Penderita sering mengalami diare yang hilang timbul, misalnya colitis ulseratif dan regional enteritis. Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan radiology
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
2. Riwayat kesehatan masa lalu.;Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
3. Riwayat psikososial keluarga, Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
4. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
5. Pola nutrisi: diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien.
6. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
7. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
8. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen.;
9. Pemerikasaan fisik.
Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.;
Pemeriksaan sistematik :
o Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
ASUHAN KEPERAWATAN
o Perkusi : adanya distensi abdomen.
o Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
o Auskultasi : terdengarnya bising usus.
Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang (pada bayi dan anak).
10. Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun.
PEMERINTAH KOTA KUPANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAHKOTA KUPANG
Jl. Timor Raya No. 134 Kelurahan Pasir PanjangKupang
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN RSUD KOTA KUPANG PADA GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
Nama Pasien-Ibu : Nama dokter :
No. CM : Nama Primery Nurse :
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA 1. Resiko hipovolemi
d.d kehilangan cairan secara aktif.
Kebutuhan cairan akan terpenuhi setelah dilakukan asuhan keperawatan dlm jangka waktu 1-2 jam
Tidakl ada tanda-tanda dehidrasi seperti: turgor kulit baik, tidak lemas, mata tidak cowong, ubun- ubun tidak cekung.
a. Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah, dan factor pencetus. b. Kaji tanda vital,
tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium
c. Berikan cairan oral dan parenteral sesuai program rehidrasi
d. Kolaborasi pelaksanaan terapy
No
DX DIAGNOSA DITEGAKKANTGL TUJUAN KRITERIA HASILPERENCANAAN RENCANA TINDAKAN TERATASITGL. PERAWATNAMA 2 Resiko defisit nutrisi d.d gangguan absorbsi nutrient, faktor psikologis. Kebutuhan nutrisi
terpenuhi Menunjukkanbadan stabil beratatau peningkatan berat badan sesuai umur.
a. Timbang berat badan tiap hari.
b. Memberikan makanan porsi kecil tapi sering c. Anjurkan istirahat
sebelum makan.
d. Berikan kebersihan oral. e. Catat masukan dan
perubahan simtomatologi.
f. Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai makan diet.
g. Kolaborasi; berikan nutrisi parenteral total, terapi IV sesuai indikasi
3 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis d.d pasien meringis kesakitan, memegang area yg sakit,pasien tdk bias tdr/istirahat dg nyaman, frekuensi nadi meningkat Nyeri berkurang setelah diberikan asuhan keperawatan dlm jangka waktu kurang dari 4 jam
wajah pasien tampak rileks dan mampu tidur/istirahat dengan nyaman. Frekuensi nadi 60-100x/menit. a. Observasi distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan TD. b. Berikan tindakan
nyaman (misal pijatan punggung, ubah posisi) dan aktivitas senggang. c. Bersihkan area rectal
dengan sabun ringan dan air/lap setelah defekasi dan berikan perawatan kulit