• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEKURANGAN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE SCRIPT SISWA KELAS VII SMP NEGERI12 PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEKURANGAN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE SCRIPT SISWA KELAS VII SMP NEGERI12 PADANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEKURANGAN TEKS CERITA PENDEK

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE SCRIPT

SISWA KELAS VII SMP NEGERI12 PADANG

ARTIKEL ILMIAH

RIZKA FEBRINA NPM 10080216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

(2)

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEKURANGAN TEKS CERITA PENDEK

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE SCRIPT

SISWA KELAS VII SMP NEGERI12 PADANG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

RIZKA FEBRINA NPM 10080216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

(3)
(4)
(5)

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEKURANGAN TEKS CERITA PENDEK

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE SCRIPT

SISWA KELAS VII SMP NEGERI12 PADANG

Rizka Febrina1, UpitYulianti DN,M.Pd.²,Zulfitriyani, S.S., M.Pd.³ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kuranganya pemahaman siswa dalam mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek, siswa cenderung malas membaca, rasa ingintahu siswa masih kurang, kurangnya penyediaan buku-buku sastra di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative script siwa kelas VII SMP Negeri 12 Padang, ditinjau dari orientasi, komplikasi, dan resolusi.

Jenis penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014, sebanyak 256 orang yang tersebar dalam 8 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu proportional random sampling atau teknik persentase secara acak. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 32 orang siswa yang diambil sebanyak 12% dari jumlah populasi siswa per kelas. Data penelitian ini berupa hasil tes kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative script siswa kelas VII SMP Negeri 12 padang. Data penelitian dikumpulkan dengan cara memberikan tes unjuk kerja.

B

Beerrddaassaarrkkaann hhaassiill aannaalliissiiss ddaattaa ddaann ppeemmbbaahhaassaann ddaappaatt ddiissiimmppuullkkaann,, sebagai berikut.

Pertama, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks terita pendek siswa kelas VII SMP

Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 1 (struktur orientasi) tergolong baik (B) dengan mean 84,35 yang berada pada rentangan tingkat penguasaan (76-85%). Kedua, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 2 (struktur komplikasi) baik (B) dengan mean 76,05 yang berada pada rentangan tingkat penguasaan (76-85%). Ketiga, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 3 (struktur resolusi) tergolong lebih dari cukup (Ldc) dengan mean 75,00 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (66-75%). Keempat, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative scriptuntukgabunganketigaindikatortergolongbaik (B) dengan rata-rata kemampuan 78,48% beradapadarentangan 76-85%

(6)

The Ability Of Students In Identifying Deficiencies Text Of Short Story By Using

Cooperative Script TechniqueStudents Seven Grade SMP N 12Padang

Rizka Febrina1, UpitYulianti DN,M.Pd.²,Zulfitriyani, S.S., M.Pd.³ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The basis of this research was the lack of students’ understanding in identifying deficiencies text of short story. Students tended to be lazy, less of curiosity to know, and lack provision of literary books at school. The purpose of this study was to describe the ability of students SMPN 12 Padang class VII in identifying deficiencies text of short story by using cooperative script technique, in term of the orientation, complication, and resolution.

The design was classified as a qualitative research used descriptive method. The Population of this research was 256 students of class VII SMPN 12 Padang registered in academic year 2013/2014, which was divided into 8 classes. In taking the sample, researcher used proportional random sampling technique. Total samples were 32 students whom were taken as much as 12% by the total population of students per class. The data were the result of test in identifying deficiencies text of short story by using cooperative script technique. Data were collected through students’ performance tests in order to find out score and grade of students.

Based on the results of data analysis and discussion can be summarized as follow. First, the ability of students SMPN 12 Padang class VII in identifying deficiencies text of short story using cooperative script technique for indicator 1 (structure orientation) was good (G) with a mean of 84.35 that was at mastery level range (76-85%). Second, the ability of students SMPN 12 Padang class VII in identifying deficiencies text of short story using cooperative script technique for indicator 2 (structural complication) either with mean 76.05 which was at mastery level range (76-85%). Third, the ability of students SMPN 12 Padang class VII in identifying deficiencies text of short story using cooperative script technique for indicator 3 (structural resolution) was lower than enough (LDCs) with a mean of 75.00 that was on the mastery level range (66-75%). Fourth, the ability of students SMPN 12 Padang class VII in identifying deficiencies text of short story using cooperative script technique for the third combined indicators were relatively good, which ability average was 78.48%. It was on the 76-85% range.

(7)

PENDAHULUAN

Pengajaran keterampilan berbahasa di sekolah bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa siswa, baik keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Semua keterampilan berbahasa tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainya. sesuai dengan yang dijelaskan oleh Tarigan (2008:1) bahwa setiap keterampilan berbahasa erat sekali hubunganya dengan tiga keterampilan lainya. Salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai siswa adalah keterampilan membaca. Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis.Keterampilan membaca diperlukan oleh semua siswa, begitu juga dengan siswa SMP karena merupakan keterampilan yang sangat penting untuk menunjang proses pendidikan.Siswa dituntut dapat membaca secara serius sehingga memperoleh informasi terhadap bacaan. Sebenarnya siswa sudah memiliki kemampuan membaca karena kemampuan membaca dapat dijadikan sebagai modal utama dalam proses belajar. Dengan adanya kemampuan membaca, siswa akan mudah belajar, dan akan menghasilkan manusia yang berkualitas. Seringnya membaca, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta memperoleh pola pikir yang baik.

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal. Guru sebagai pemegang peranan utama dalam proses pembelajaran harus berkompeten dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Guru sebagai penyelenggara pendidikan dituntut untuk tidak hanya memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran, namun dituntut menggunakan pendekatan yang efektif dan efesien yaitu pendekatan yang disesuaikan dengan kurikulum, situasi, dan kondisi siswa, agar dapat meningkatkan aktivitas dan memacu semangat belajar siswa. Bahkan, guru hendaknya dapat menghadirkan dan menciptakan suasana yang menarik terutama guru bahasa Indonesia, agar siswa termotivasi untuk belajar.

Keterampilan membaca merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang penting untuk dikembangkan di tingkat SMP\MTSN. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 untuk kelas VII mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam kurikulum tersebut dinyatakan bahwa salah satu jenis keterampilan berbahasa yang dituntut adalah keterampilan membaca. Hal ini tercemin dalam Kompetensi Inti (KI) memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadianya tampak mata, dan Kompetensi Dasar (KD) 3.4 yaitu mengidentifikasi kekurangan teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan. Selanjutnya, diturunkan ke dalam indikator membaca yaitu: pertama, membaca teks cerita pendek, dan kedua, mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek.

Sesuai dengan keterampilan membaca, pada kemampuan memahami teks cerita pendek, guru dapat menggunakan teknik pembelajaran untuk melihat hasil pemahaman siswa tentang mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek di dalam membaca. Berdasarkan penjelasan di atas perlu digunakan teknikcooperative scriptuntuk mengetahui kemampuan siswa tentang mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek yang dibaca. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hasil daya tangkap siswa setelah menggunakan teknik cooperative scriptdalam pembelajaran, terutama pada kemampuan memahami kekurangan teks cerita pendek.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia pada hariKamis, tanggal 4 September 2014 dengan narasumber Ibu Yurnelis M,Pd.dapat diperoleh informasi bahwa kemampuan membaca teks cerita pendek yang di baca siswa tergolong cukup, tetapi belum sempurna. Penyebabnya adalah, (1)siswa cenderung malas membaca selain itu rasa ingin tahu siswa masih kurang. Kegiatan pembelajaran mengidentifikasi kekurangan cerita pendek kurang dipahami siswa (2) Siswa belum memahami struktur teks cerita pendek, karena pembelajaran tersebut baru di kurikulum 2013, sehingga siswa masih kurang paham dengan pembelajaran tersebut. (3) kuranganya penyediaan buku-buku sastra di perpustakaan sekolah, sehingga siswa kurang mengenal bentuk karya sastra ( baik novel maupun cerpen)Selain itu, rasa ingin tahu siswa masih kurang, dan (4) Permasalahan itu timbul tidak hanya dari siswa, tetapi juga dari guru yaitu dari segi penggunaan metode, teknik media yang kurang bervariasi.Salah satu teknik yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP N12 Padang adalah teknik

(8)

metode pembelajaran yang mengkondisikan siswa bekerja berpasangan dalam membacakan teks cerita pendek yang ada. Kemudian siswa mengikhtisarkan cerita berdasarkan teks cerita pendek secara lisan

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian tentang kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP N 12 Padang.

Ada beberapa pendapat pakar tentang pengertian membaca. Menurut Munaf (2009:3), keterampilan membaca merupakan suatu kegiatan yang bersifat relatif. Dalam proses membaca, si pembaca akan mendapatkan ide-ide dan informasi yang dituangkan oleh penulis kedalam tulisanya tersebut. Agustina (2008:4) menyatakan bahwa membaca adalah proses yang komplek, rumit, serta mengindikasikan bahwa kemampuan membaca itu adalah kemampuan yang spesifik.

Kemendikbud (2013:3) menyatakan bahwa teks adalah satuan bahasa yang memiliki makna, pikiran, dan gagasan lengkap. Teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk konteks yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai dan ideologi penggunaannya, (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa di dalam setiap teks terdapat struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa teks adalah bahasa yang memiliki makna lengkap yang digunakan sesuai konteks bahasa dan penggunaannya tercermin dari sikap pengguna bahasa itu sendiri.

Nurgiyantoro (1995:9) menjelaskan cerpen merupakan karya sastra yang berbentuk fiksi. Cerpen sesuai dengan namanya adalah cerita pendek. Akan tetapai, beberapa ukuran panjang pendek memang tidak ada aturanya tidak ada satu kesepakatan antara para ahli. Kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Ada cerpen yang pendek bahkan pendek sekali. Tahar (2008:30) mengemungkakan “ bahwa cerpen memuat penceritaan yang memusat pada suatu peristiwa pokok. Peristiwa pokok itu tidak sendirian tetapi dibantu oleh peristiwa lainya yang bersifat mendukung”.

penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative script siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang ditinjau dari strukturorientasi, komplikasi dan resolusi

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (2010: 12) yang menyatakan bahwa dalam kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Angka dalam penelitian ini adalah skor kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dalam mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010:3). Metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik Cooperative Script siswa kelas VII SMP N 12 Padang.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil penelitian yang diproleh dari kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative script siswa kelas VII SMP N 12 Padang dilihat dari strukturorientasi, komplikasi dan resolusi.

(9)

1. Kemampuan Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Pendek Dengan Menggunakan Teknik Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Padang Indikator 1 (orientasi)

Setelah data dalam Tabel 5 diolah dengan menggunakan rumus persentase ternyata tingkat tertinggi yang dikuasai siswa adalah 100 dan terendah adalah 33,3. Gambaran tingkat penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang untuk indikator 1 secara lengkap adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang penguasaan 100% berjumlah 19 orang (57%). Kedua, siswa yang penguasaannya 66,7% berjumlah 11 orang (35%), dan yang ketiga, siswa yang penguasaanya 33,3% berjumlah 2 orang (8%).Untuk keperluan itu, data dalam tabel 5 di atas, dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini

Sesuai dengan langkah-langkah dalam teknik analisis data (Bab III), langkah selanjutnya mengkualifikasikan tingkat penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 1 pada skala 10. Merujuk pada skala 10 tersebut, tingkat penguasaan atau kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu (a) sempurna (S) sebanyak 19 orang (57%), (b) lebih dari cukup (Ldc) sebanyak 11 orang (35%). Dan (c) kurang sekali (Sk) sebanyak 2 orang (8%).

2. Kemampuan Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Pendek Dengan Menggunakan Teknik Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP N 12 Padang Indikator 2 (kompikasi)

Setelah data dalam tabel 5 diolah dengan menggunakan rumus persentase, ternyata tingkat tertinggi yang dikuasai siswa adalah 100 dan terendah adalah 33,3. Gambaran tingkat penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 2 secaralengkap adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang penguasaan 100% berjumlah 14 orang (46%).Kedua, siswa yang penguasaannya 66,7% berjumlah 13 orang (38%), dan yang ketiga, siswa yang penguasaanya 33,3% berjumlah 5 orang (16%).

Sesuai dengan langkah-langkah dalam teknik analisis data (Bab III), langkah selanjutnya mengkualifikasikan tingkat penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 2 pada skala 10. Merujuk pada skala 10 tersebut, tingkat penguasaan atau kemamampuan mengidentifiaksi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script dapat di kelompokkan atas 3 kelompok, yaitu (a) sempurna (S) sebanyak 14 orang (46%), (b)lebih dari cukup (Ldc) sebanyak 13 orang (38%), dan (c) kurang sekali (Sk) sebanyak 5 orang (16%).

3. Kemampuan Kemampuan Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Pendek Dengan Menggunakan Teknik Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Padang Indikator 3 (resolusi)

Setelah data dalam tabel 5 diolah dengan menggunakan rumus persentase, ternyata tingkat tertinggi yang dikuasai siswa adalah 100% dan terendah adalah 33,3%. Gambaran tingkat penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 3 secara lengkap adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang penguasaan 100% berjumlah 15 orang (46%). Kedua, siswa yang penguasaan 66,7% berjumlah 10 orang (32%). Ketiga, siswa yang penguasaan 33,3% berjumlah 7 orang 22%).Untuk keperluan itu, data dalam tabel 5 di atas, dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Sesuai dengan langkah-langkah dalam teknik analisis data (Bab III), langkah selanjutnya mengkualifikasikan tingkat penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 3 pada skala 10. Merujuk pada skala 10 tersebut, tingkat penguasaan atau kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dapat dikelompokkan atas 3 kelompok, yaitu (a) sempurna (S) sebanyak 15 orang (46%),

(10)

(b) lebih dari cukup (Ldc) sebanyak 10 orang (32%) dan (c) kurang sekali (Ks) sebanyak 7 orang (22%).

4. Kemampuan Kemampuan Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Pendek Dengan Menggunakan Teknik Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Padang untuk ketiga indikator

Setelah data dalam format 1 diolah dengan menggunakan rumus persentase, ternyata nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah adalah 33,3. Gambaran tingkat penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative script siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang secara lengkap adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang tingkat penguasaannya 100% berjumlah 12 orang (44%). Kedua, siswa yang tingkat penguasaannya 88,8% berjumlah 2 orang (4%). Ketiga, siswa yang tingkat penguasaannya 77,8% berjumlah 4 orang (12%). Keempat, siswa yang tingkat penguasaannya 66,7% berjumlah 8 orang (24%). Kelima, siswa yang tingkat penguasaannya 55,6% berjumlah 4 orang (5%). Dan keenam, siswa yang tingkat penugasanya 33,3% berjumlah 2 orang (4%). KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk gabungan ketiga indikator tergolong baik (76-85%).Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis data berikut ini. Pertama, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik

cooperative script untuk indikator 1 (struktur orientasi tergolong baik (B) dengan mean 84,35 yang

terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (76-85%). Kedua, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 2 (struktur komplikasi) baik (B) dengan mean 76,05 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (76-85%). Ketiga, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 3 (struktur resolusi) tergolong lebih dari cukup (Ldc) dengan mean 75,00 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (66-75%).

KEPUSTAKAAN

Agustina. 2008. PembelajaranKeterampilanMembaca. UNP Padang. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakara: Gramedia.

Kemendikbud. 2013. (Buku Siswa). Bahasa Indonesia Wahana Pendidikan untuk SMP/MTs Kelas

VII. Jakarta: Kementrian kependidikan dan Kebudayaan.Munaf, Yani. 2009.

“RangkumanPembelajaranKeterampilanMembaca”.(Hahan Ajar). Padang: FBBSS IKIP Padang.

Nurgiantoro, Burhan. 1995. TeoriPengkajianKesusastraan. Yogyakarta: Gajah Mada.

Munaf, Yarni. 2009. “RangkumanPengajaranKeterampilanMembaca”.(Bahan Ajar). Padang: FBSS IKIP Padang.

Tarigan, Hedri Guntur. 2008. MembacaMerupakanSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Ova tablica se nadovezuje na Wilcoxov test ranga te se donosi zaključak o prihvaćanju hipoteze H1 kako imidž marke IKEA ima pozitivan imidž u javnosti, budući je testiranjem

Media tanam didefinisikan sebagai tempat hidup tanaman yang sesuai dengan persyaratan hidupnya. Media tanam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media tanam

UKMK yang berdaya adalah UKMK yang memiliki kemampuan permodalan yang cukup, memiliki akses yang luas baik terhadap investor, sumber bahan baku, calon kon- sumen dan

Anda akan diantarkan pada sebuah halaman berupa formulir yang harus diisi, agar memiliki sebuah akun Google yang nantinya akan dipergunakan untuk mengakses blog Anda..

Perbedaan Hasil Tes Endurance Menggunakan Bleept Tes dan Balke Test Pada Atlet Sepak Bola Klub Maung Bandung FC. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pemberian ekstrak etanol herba putri malu (Mimosa pudica L.) dapat menghasilkan jumlah sel neutrofil yang lebih tinggi pada tikus galur Wistar yang telah

Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan penelitian ini adalah (1) respon siswa terhadap jurnal reflektif memproleh rata-rata skor sebesar 3,36 sehingga dapat disimpulkan

Namun pada komposisi campuran P100-2, kuat tekan yang diperoleh hampir sama, hanya memiliki selisih 3 MPa (4,65 %) pada umur 28 hari apabila dibandingkan dengan komposisi