• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2006), 55 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2006), 55 2"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara majemuk yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, dimana di dalamnya juga beranekaragam suku, budaya, agama, dan sebagainya. Selain itu, Indonesia juga memiliki masyarakat yang interaksi sosialnya sangat baik. Interaksi sosial sendiri diartikan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya interaksi dengan orang lain. Interaksi juga sebagai salah satu keutamaan kegiatan sosial yang menjadikan hubungan manusia menjadi dinamis. Di dalam perkembangan manusia harus adanya Interaksi sosial menyangkut hubungan antar perorangan, antar kelompok, atau antar individu dengan kelompok lainnya.1

Saat ini masyarakat berkembang melalui banyak interaksi dan toleransi terhadap agama. Membahas agama di Indonesia yang di akui ada 6 yaitu Hindu, Katolik, Protestan, Buddha, Islam, dan kongkhucu. Agama tertua di Indonesia adalah Agama Hindu, munculnya diperkirakan sekitar abad ke-1 Masehi. Penyebaran agama Hindu banyak terpusat di Pulau Bali. Pemeluk agama Hindu juga menyebutnya sebagai “Gama Kali” atau “Gama Tirta” yang diartikan secara linguistik sebagai air (shindu).

Agama Hindu juga dikenal dengan “Hindu Dharma”. Pada awal abad masehi agama Hindu tersebut masuk ke Indonesia dari India. Dan disana terjadilah percampuran agama Hindu animisme jawa, sedangakan di Bali juga tercampur agama Hindu animisme yang telah ada sebelumnya.2 Datangnya Agama Hindu ke Indonesia menandai berakhirnya masa prasejarah di

1Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2006), 55

(2)

Indonesia. Tanda-tanda yang muncul peralihan zaman pra sejarah yaitu, adanya tulisan yang menandakan keberadaan agama Hindu. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya prasasti yang dijumpai berasal dari Kerajaan Tarumanegara.

Ajaran Hindu menyebar diberbagai wilayah di Indonesia termasuk ke wilayah Jawa Barat. Bandung adalah salah satu kota di Indonesia yang merupakan tempat persinggahan Agama Hindu. Agama Hindu di Bandung pertama kali bertempatan di daerah Ujung Berung yaitu Pura Satya Dharma. Selain itu, ada beberapa Pura yang tersebar di Bandung lewat lembaga-lembaga. Salah satunya adalah di Institut Pemerintahan Dalam Negari (IPDN). Dari IPDN tersebut terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang bernama Organisasi salah satunya yaitu Kerohanian Hindu Praja Natha (Komunitas Hindu IPDN). Terbentuknya Komunitas Kerohanian Hindu IPDN itu terjadi secara natural karena adanya rumah ibadah yang dinamakan PURA PRAJA NATHA.

Komunitas Kerohanian Hindu IPDN sering beraktivitas di dalam Pura setelah selesai perkuliahan di Kampus, mereka tidak hanya beribadah saja, namun sebelum persiapan ibadah mereka membersihkan lingkungan Pura yang nanti akan dipakai peribadatan. Komunitas Kerohanian Hindu IPDN menggunakan adat Bali karena mayoritan berasal dari daerah Bali. Adapun kegiatanya untuk beribadah mereka melakukan pada pagi hari, siang hari dan sore hari, terbitnya matahari dan terbenamnya matahari.

Komunitas Hindu IPDN mereka menunjukan sikap yang sangat toleran karena sudah terikat dengan peraturan kampus yang sangat ketat untuk saling menghargai dan menghormati agama praja lainnya. Mereka berinterakasi dengan agama lain dengan cara saling menghargai ketika salah satu agama lain merayakan hari besar dalam agama tersebut, mereka menujukan rasa toleransinya dengan memberikan ucapan hari besar agama lain.

(3)

Interaksi komunitas Hindu IPDN, yaitu menunjukkan ciri khas komunitas Hindu IPDN dengan menojolkan budaya yang mereka pakai yaitu budaya Bali. Karena budaya Bali sangat mayoritas di Komunitas tersebut. Budaya Bali ini menjadi salah satu media interaksi untuk menujukkan suatu ciri khas sebuah komunitas. Dalam prakteknya, mereka berinterkasi dari individu ke individu lainnya, karena interaksi antar kelompok belum ada wadahnya. Komunitas Hindu IPDN memiliki 88 Anggota dan 5 pengasuh. Dalam kegiatannya mereka melakukan secara terbuka antar komunitas lainnya yang berada di IPDN. Mereka juga menjadikan komunitas juga sebagai wadah untuk mengembangkan ilmu untuk saling mengahargai setiap umat beragama.

Dengan latar belakang inilah penulis melakukan penelitian dengan tema: INTERAKSI SOSIAL KEAGAMAAN KOMUNITAS HINDU INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI (IPDN) DENGAN LINGKUNGAN KAMPUS IPDN.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas supaya tidak melebar, ada beberapa pertanyaan yang akan di teliti lebih lanjut. Penulis merumuskan beberapa rumusan masalah, diantaranya ialah :

1. Bagaimana bentuk-bentuk interaksi komunitas Hindu IPDN dengan kampus? 2. Apa dampak interaksi komunitas Hindu dengan lingkungan sosial di kampus?

C. Tujuan Penelitian

Adapun Rumusan masalah yang sudah dipaparkan, penulis mempunyai tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut :

(4)

2. Untuk mengetahui dampak interaksi komunitas Hindu dengan lingkungan sosial di kampus.

D. Kegunaan penelitian

1. Teoritis untuk akademik

Hasil penelitian ini semoga dapat memberikan manfaat ilmu atau teori yang dipelajari serta memberikan pengembangan ilmu Studi Agama-agama. penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya, yang mungkin akan meneliti tentang interaksi sosial di Agama Hindu.

2. Tujuan praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi mahasiswa yang meneliti tentang komunitas Hindu di IPDN. Selain itu penelitian ini dapat menambah wawasan untuk mengetahui cara interaksi sosial Komunitas Agama Hindu, Agar menciptakan hidup rukun di masyarakat sekitar.

E. Tinjaun Pustaka

Tinjauan pustaka adalah untuk mengemukakan hasil-hasil yang diperoleh peneliti terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Beberapa terkait penulis yang sesuai dengan masalah penelitian diantaranya :

a. Skripsi, Naufal Farid ,dalamnya Skripsi yang berjudul Interaksi Sosial Keagamaan Masyarakat China Terhadap Masyarakat Sekitar (Studi pada Desa Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Jawa Barat). Skripsi ini sekaligus membahas tentang bagaimana interaksi sosial keagamaan masyarakat china yang memberikan dampak pada masyarakat sekitar dengan menggunakan pendekatan sosiologi. b. Buku, Abu Ahmadi, dalam buku Perbandingan Agama, 1990 diterbitkan di Jakarta Rineka Cipta. Buku

(5)

Perbandingan Agama karena terdapat sejarah mengenai Agama Hindu terkhusus Hindu Dharma atau Hindu Bali.

c. Jurnal, Imam Surjanto, dkk., dalam Jurnal yang berjudul Interaksi Sosial Antar Umat Beragama (Studi Kasus Pada Masyarakat KarangMalang Kedungbanten Kabupaten Tegal) yang di terbitkan pada jurnal education social Studis, Volume 1-2 pada tahun 2012 pada halaman 61-64 yang membahas tentang interaksi terhadap agama hindu dengan agama Islam yang berada di Karang Malang Kedung Banten Kabupaten Tegal.

F. Kerangka Berfikir

Pendidikan adalah suatu cara untuk membentuk kepribadian seseorang dalam penerapan nilai-nilai sosial pada masyarakat yang nantinya akan berguna bagi bekal seseorang di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan pemahaman bahwa manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain sehingga mampu mewujudkan keselarasan dalam hidup.3

Dilihat dari tokoh interaksionalisme simbolik yaitu, George Herbert Mead adalah pemikir penting dalam sejarah interaksi simbolik. Mead berpendapat bahwa diri (self) menjadi internalisasi atau enterpretasi atas realitas struktur yang lebih luas. Menurut Mead, cara berfikir tentang individu dengan masyarakat. Teori interaksi simbolik juga pada ke hidupan, umumnya bagaimana cara interaksi manusia yang memakai simbol-simbol dengan mengaplikasikan apa yang mereka maksud untuk berkomunikasi dengan sesama. Dan pengaruh yang akan di timbulkan oleh penafsir simbol-simbol terhadap perilaku dari pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial.4

3JURNAL KOMUNITAS, journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas , di akses pada tanggal 18 mei 2019, 10.48 am

4Artur Asa Berger, Tanda-Tanda Dalam Kebudayan Kontemporer, trans. M.Dwi Mariyanto and Sunarto , Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004, 14.

(6)

Dalam jalannya interaksi tersebut bahwa selain terjadinya interaksi sosial akan mungkin juga terjadinya interaksi sosial keagamaan, sebabnya karena selain manusia membutuhkan orang lain bahwa manusia juga sebagai mahluk yang beragama. Dari pembahasan di atas kita simpulkan bahwa interaksi sosial keagamaan adalah hubungan timbal balik antara individu dengan lainnya dalam suatu kelompok membangun suatu kepercaan berserta sistem keagamaannya.

Penelitian ini juga menjelaskan tentang bagaimana interaksi sosial memiliki fungsi di dalamnya. Di antaranya adalah salah satu pencetus sosiologi modern berkebangsaan Prancis, Emile Durkheim, yang berpendapat bahwa sistem dalam komunitas dengan bagian-bagiannya yang sangat kompleks dapat terhubung satu dengan yang lainnya dengan adanya saling ketergantungan dan saling pengaruh memengaruhi satu sama lain dengan tujuan untuk memberikan kestabilan dalam berinteraksi. Kestabilan di dalam komunitas dapat terwujud apabila dalam komunitas tersebut ada sejumlah nilai, norma, hukum, moral, agama, keyakinan, adat, dan ritual yang mampu menjadi alat kontrol sosial dikomunitas itu sendiri.

Tanpa adanya alat kontrol sosial tersebut, komunitas akan mengalami ketidakstabilan sebagai dampak dari tidak berfungsinya bagian-bagian di dalam komunitas. Durkheim berpendapat bahwa fungsioanalisme dalam suatu sistem sosial yang bekerja sama dengan sistem organik. Terbentuknya komunitas karena adanya struktur-struktur atau aturan kebudayaan yaitu keyakinan dan praktek, para sosiolog berpandangan bahwa setiap jalan berpikir dan bertindak yang sudah matang dalam komunitas yaitu dimana komunitas disosialisasikan dan disebut di institusionalisasikan. Maksud dari

(7)

institusi-institusi dalam komunitasa yaitu bentuk tatanan keluarga, pendidikan, politik, tananan keagamaan, dan lainnya adalah analogi dengan komponen organisme.5

Bagan Kegiatan Penelitian Interaksi Sosial Komunitas Hindu di IPDN

Dalam hal penelitian ini bahwa interaksi sosial Komunitas Hindu IPDN memiliki ikatan yang sangat erat di dalam keberagamannya. Hal tersebut dilihat dari bagaimana kegiatan kampus yang memiliki aturan tersendiri dari organisai untuk mewadahkan setiap Praja menujukan keahlian contohnya bermain alat musik yaitu bermain gamelan. Terselip dari kegiatan keagamaanya umat Hindu, mereka beribadah juga memakai simbol seperti: beras yang ditaruh didahi, dupa, bunga, dan syal berwarna kuning yang diikatkan dipinggang mereka. Simbol yang di pakai memiliki makna dalam penggunaanya. Menurut teori ini esensi interaksi simbolik menandakan manusia berkomunikasi dengan cara bertukar

5Pip Jones.Pengantar Teori-teori Sosial Dari Teori Fungsionalisme hingga Post Modernisme.Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.2010. 53

(8)

simbol yang memberikan makna dan cara mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadikan wadah interaksi mereka.

G. Langkah-langkah Penelitian

Sebagai langka-langka untuk mempermudah penelitian ini, penulis melakukan penelitian lapangan dengan beberapa aspek sebagai berikut:

1. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu dengan menggunakan metode granded yang berusaha mengungkapkan fakta dilapangan dengan cara mengagambarkan dengan kata-kata secara rasional, jelas, spesifik. 6 Digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dikembangkan menjadi permaslahan–permasalahan berserta pemecahan yang diajukan untuk memperoleh kebenaran dalam bentuk dukungan empiris di lapangan.

Dengan menggunakan metode pendekatan sosiologi juga akan berfokus pada interaksi antar agama dan masyarakat. Dalam pespesfektif sosiologi adalah merujuk pada struktur sosial, konstrusi pengalaman manusia, dan kebudayaan termasuk agama.7

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan Kampus IPDN (Pura Praja Natha), Jl. Soekarno KM.20 Cibeusi Jatinangor Kabupaten Sumedang. Pemilihan Lokasi ini dipilih karena adanya pertimbangan mengapa mengambi penelitian di Kampus IPDN, karena untukm akses menuju lokasi tidak jauh dari jalan raya

6 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (MIXED METHODS), Alfabeta,

Bandung, 285

7Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama, ( yogyakarta: PT LKiS Printing Cermerlang Yogyakarta), 271

(9)

utama dan mudah dilalui oleh kendaraan sepedah motor dan mobil. Selain itu,lingkungannya yang bersih, orang-orangnya ramah.

3. Sumber data a. Data primer

Dalam penelitian ini data primer ialah kumpulan data yang dihasilkan dari iwawancara yang dari lapangan, maupun berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada responden secara langsung. Maka dari itu, perlu adanya narasumber untuk memperoleh suatu data untuk melengkapi hasil penelitian. Sumber data primer juga mengambil objek yaitu 4 anggota, 1 pengasuh, 1 pendamping

b. Data sekunder

Dalam perolehan data sekunder yaitu sumber data yang di dapatkan dari sumber lain.8 sebagai sebuah data pelengkap dari data primer mewawancarai Praja yang beragama Non Hindu, beberapa dosen yang mengajar di Kampus IPDN. Sumber lain yang merupakan informasi berupa dokumen yang diperoleh oleh buku, jurnal, dan media sosial.9

4. Teknik Pengumpulan Data

Agar seorang peneliti mendapatkan data yang jelas dari apa yang ditelitinya, diperlukan suatu teknik atau metode untuk mendapatkan dan mengumpulkan data dari lapangan. Persoalan tentang data melengkapi beberapa hal, yaitu harus menjelaskan jenis yang dibutuhkan, dan memastikan darimana data tersebut berasal, menetukan metode yang cocok digunakan dan dapat merincikan prosedur yang akan ditempuh untuk mengumpulkan data dengan metode yang digunakan.10

8sugiono.”Metodologi Penelitian Kualitatif”, 311

9 Marzuki, “Metodologi Riset”, (Yogyakarta: Prasetya Widi Pratama), 2002, 98 10Sutrisno Hadi, “Metodologi Research, jilid 1, Andi Offset, Yogyakarta, 2004, 64

(10)

a. Observasi

Observasi ialah sebuah pengamatan dan tak terlibat. Hasil observasi diharapkan dapat mencari jawaban atau bukti terhadap fenomena interaksi sosial selama beberapa waktu, dan dapat melengkapi data lainya. Observasi dilapangan juga menjadi salah satu golongan sumber problem secara sederhana yang dapat dijadikan topik penelitian.11

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara dalam susatu peneitian bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu kelompok sosial. serta pendirian–pendirian mereka itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi.12 Dalam Wawancara ini penelitian yaitu wawancara teknik pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan kepada narasumber. Untuk mendapatkan informasi secara terbuka dan mempumyai data yang lebih lengkap.13

5. Analisis Data

Analisis data ialah data berhasil dikumpulkan setelah data didapat penulis menganalisis untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan . teknik yang dipakai penulis yaitu teknik anlaisis data kualitatif yaitu data yang diambil langsung pada fenomena yang ada. Adapun langkah-langkah penulis dalam menganalisis data yaitu:14

1) Pengumpulan data-data yang sudah didapat dengan objek yang diteliti.

2) Memilih yang pokok serta mereduksi data di mana sumber data yang telah di peroleh dari informan selanjutnya disederhanakan.

11Sutrisno Hadi, “Metodologi Research, jilid 1. 62

12Koentjaradiningrat, “Metode-metode Penelitian Masyarakat: Edisi ketiga, Gramedia, Jakarta, 1997. 129

13 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (MIXED METHODS), 318

(11)

3) Mengklasifikasikan data, di mama hasil reduksi akan dikelompokan kedalam bagian-bagian tertentu dan kemudian disajikan dalam bentuk analisis dengan penjelasannya.

Kesimpulan yang kemudian dihasilkan dari penelitian dapat menjawab rumusan masalah dan menggambarkan terhadap fenomena yang ditemukan dilapangan

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari.. Telepon Pengaduan

Applications to derive maritime value added products like oil spill and ship detection based on remote sensing SAR image data are being developed and integrated at the

Faktor kedua, adalah faktor penegak hukum terkait kualitas SDM aparat penegak hukum terhadap penanganan dan penindakan perkara TPPO meliputi 4 (empat) subsistem

 Atlet Yang Ada Sesi Latihan Intensif Sahaja dibenarkan balik jam 3.00 petang untuk meneruskan latihan sukan masing-masing semasa aktiviti kokurikulum dijalankan. Jadual

Dalam proses elektro plating untuk mendapatkan hasil yang baik pada rim harus melewati beberapa proses yaitu inspeksi, loading ,proses pre-treatment, proses semi bright nickel

Demikian untuk menjadikan maklum, dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih..

[r]

Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat stres lansia berdasarkan gejala fisik. terdapat yang mengalami stres ringan sebanyak 21 lansia (65,5%)