• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaranipa dengan Metode Diskusi Kelas IV Sdn 26 Sungai Ambawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaranipa dengan Metode Diskusi Kelas IV Sdn 26 Sungai Ambawang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARANIPA DENGAN METODE DISKUSI

KELAS IV SDN 26 SUNGAI AMBAWANG

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:

YOHANES

NIM F34210521

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2012

(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARANIPA DENGAN METODE DISKUSI

KELAS IV SDN 26 SUNGAI AMBAWANG

YOHANES

NIM F34210521

Disetujui, Pembimbing I Drs.Abdussamad, M.Pd NIP. 19570503 198603 1004 Pembimbing II Drs. Sugiyono, M.Si NIP. 19530702 198203 1001 Disahkan, Dekan Dr. Aswandi NIP. 19580513 198603 1 002

Ketua Jurusan Pendidikan Dasar

Drs. H. Maridjo Abdul Hasjmy, M.Si NIP. 19510128 197603 1 001

(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARANIPA DENGAN METODE DISKUSI

KELAS IV SDN 26 SUNGAI AMBAWANG

Yohanes, Abdussammad, Sugiyono

PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak email: yohanes.untan@yahoo.com

Abstract: Improved Student Learning Activities Learning Science In The Discussion Method Class IV SDN 26 Sungai Ambawang. This study aims to improve the teaching of Natural Sciences at SDN 26 Sungai Ambawang Kubu Raya district. The research method used is descriptive method with qualitative approach. Type of research is action research. Based on the results of the study showed an increase in student learning activities with a discussion on methods of learning science in Class IV SDN 26Sungai Ambawang is the physical activity of the prior cycle I to cycle II at 32.22%. In mental aktitas of prior cycle I to cycle II at 65.55%. On the emotional activity of the prior cycle I to cycle II at 71.18% Based on the evaluation conducted by teachers earned an average of student learning outcomes in the first cycle is 67.5 and the second cycle of 76.33.

Keywords: Learning Activities, Discussion Method, Learning Science Abstrak:Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Metode Diskusi Kelas IV SDN 26 Sungai Ambawang. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 26 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif . Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan metode diskusi pada pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 26 Sungai Ambawang yaitu pada aktivitas fisik dari sebelum siklus I ke siklus II sebesar 32,22% . Pada aktitas mental dari siklus I ke siklus II sebesar 65,55%. Pada aktivitas emosional dari siklus I ke siklus II sebesar 71,18% Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 67,5 dan pada siklus II sebesar 76,33.

(4)

alah satu tujuan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah diperlukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Implementasi KTSP di sekolah menuntut para guru dan siswa untuk lebih kreatif dan memiliki inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. KTSP SD/ MI lebih menekankan pada pencapaian kompetensi siswa ini berarti dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berpusat kepada siswa (student oriented) dan bukan lagi bersumber pada guru (teacher oriented).

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi merupakan suatu proses penemuan. Maka karakteristik pembelajaran IPA lebih menekankan pada membangun atau mengkontruksi tentang konsep yang sedang dibahas. Proses membangun pengetahuan ini memerlukan kreativitas guru untuk menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan, gembira dan berbobot (PAIKEM-GEMBROT) sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif yang pada akhirnya mereka memiliki pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.

Berdasarkan dengan hal-hal tersebut yang ditemukan penulis melalui kegiatan observasi di kelas, adalah pembelajaran yang terjadi monoton sehingga siswa terlihat jenuh karena kurang diberdayakan, mereka hanya diperlakukan sebagai objek yang harus duduk manis memperhatikan dan mendengarkan guru yang sedang menerangkan materi pelajaran. Selain itu, pembelajaran yang berlangsung seolah-olah hanya sekelompok siswa tertentu.Mendasari hasil observasi yang dilakukan ternyata aktivitas belajar rendah.

Uraian tersebut di atas sangat menarik penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas, dengan menerapkan peningkatan aktifitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode diskusi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 26 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah,maka rumusan PDVDODK GDODP SHQHOLWLDQ LQL DGDODK ³EDJDLPDQD aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 26 Sungai Ambawang pada pembelajaran IPA dapat ditingkatkan melalui penerapan metode diskusi?´

Untuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini, dan berdasarkan pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan secara umum adalah untuk memperbaiki pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 26 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 26 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya, (2) Untuk mengetahui hasil belajar pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 26 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.

Aktivitas belajar menurut Oemar Hamalik (2010), ³Perupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka PHQFDSDL WXMXDQ EHODMDU´Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses

(5)

pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya (dalam Oemar Hamalik, 2010) menyatakan, ³belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan SVLNRPRWRU´

Aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich (dalam Sardiman, 2010:101) memiliki jenis-jenis yang diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu (1`) kegiatan-kegiatan Visual (Visual activities). Sebagai contoh misalnya: melihat gambar-gambar, mengamati media, bermain dan sebagainya, (2) kegiatan-kegiatan Lisan (Oral Activities). Yang termasuk di dalamnya antara lain: mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, diskusi dan sebagainya, (3) kegiatan-kegiatan Mendengarkan (Listening actitivities). Yang termasuk di dalamnya antara lain: mendengarkan penjelasan (uraian), mendengarkan instruksi dan lain-lain, (4) kegiatan-kegiatan Menulis (Writing activities). Yang termasuk di dalamnya antara lain: menulis/mencatat, mengerjakan latihan, dan menyalin, (5) kegiatan-kegiatan Menggambar (Drawing activities). Yang termasuk di dalamnya antara lain: menggambar, membuat garis bilangan dan lain-lain, (6) kegiatan-kegiatan Motorik (Motor activities). Sebagai contoh misalnya: menyiapkan buku-buku, alat-alat tulis, dan menyelenggarakan permainan, (7) kegiatan-kegiatan Mental (Mental activities). Seperti: Merenung, mengingat, memecahkan masalah, dan lain-lain, (8) kegiatan-kegiatan Emosional (Emotional activities). Yang termasuk di dalamnya antara laian: Minat, ribut, berani, tenang dan lain-lain.

Menurut Patta Bundu (2006 : 9), Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari kata Natural Science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya pengetahuan alam atau yang mempelajari peristiwa alam. Vessel dalam buku Patta %XQGX PHQJHPXNDNDQ ³Science is

what scientists do´ EDKZD ,OPX 3HQJHWDKXDQ $ODP DGDODK DSD \DQJ GLNHUMDNDQ

oleh para ahli sains, suatu penemuan setiap aspek dari lingkungan sekitar, yang menjadikan seseorang dapat mengukurnya sebaik mungkin, mengumpulkan dan menilai data dari hasil penelitian dengan hati-hati dan terbuka.Ilmu Pengetahuan Alam juga berasal dari kata sains yang berarti DODP 6HFDUD XPXP 0XVOLFKDFK $V\¶DUL PHQJXQJNDSNDQ EDKZD ³6DLQV DGDODK SHQJHWDKXDQ PDQXVLD WHQWDQJ DODm yang diperoleh dengan cara yang terkontrol. Penjelasan ini mengandung makna bahwa Sains kecuali sebagai produk yaitu pengetahuan manusia juga sebagai proses yaitu EDJDLPDQD FDUD PHQGDSDWNDQ SHQJHWDKXDQ WHUVHEXW´ 6DLQV PHQXUXW 6X\RVR (1998:23) merupakan, ³3HQJHWDKXDQ KDVLO NHJLDWDQ PDQXVLD \DQJ EHUVLIDW aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara XQLYHUVDO´ 6HGDQJNDQ $EGXOODK PHQ\DWDNDQ ³Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang

(6)

ODLQ´ Menurut Supeno Djanali (2007 : 36) menyatakan sebagai suatu produk, Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. Sedangkan Patta Bundu (2006 : 11) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu system yang dikembangkan oleh manusia untuk mengetahui diri dan lingkungannya. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk keilmuan akan mencakup konsep-konsep hukum, hukum dan teori-teori yang dikembangkan sebagai penemuan rasa ingin tahu manusia, dan juga untuk keperluan praktis manusia.Menurut Patta Bundu (2006 : 11) Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu disebut produk Ilmu Pengetahuan Alam karena isinya merupakan kumpulan-kumpulan hasil kegiatan empiric dan analitik yang dilakukan para ilmuwan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses

Menurut Patta Bundu (2006 : 12), pengkajian Ilmu Pengetahuan Alam dari segi proses disebut juga keterampilan proses Ilmu Pengetahuan Alam atau proses Ilmu Pengetahuan Alam. Proses Ilmu Pengetahuan Alam adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara tertentu memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Menurut Supeno Djanali (2007 : 38) sebagai suatu proses, Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan suatu masalah sehingga meliputi kegiatan bagaimana mengumpulkan data, menghubungkan data satu dengan yang lain, menginterprestasikan dan mencari kesimpulan.Menurut Patta Bundu (2006 : 13), Ilmu Pengetahuan Alam sebagai sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki oleh ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, misalnya objektif terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin meneliti dan sebagainya.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006 : 484), mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuanyaitu, (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Ilmu Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP/Mts.

Ruang lingkup pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menurut Muslichach $V\¶DUL PHOLSXWL DVSHN \DLWX (1) kerja ilmiah atau proses Ilmu Pengetahuan Alam dan pemahaman konsep lingkup kerja ilmiah yang dimaksud adalah memfasilitasi keberlangsungan proses ilmiah yang meliputi

(7)

penyelidikan/ penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah, (2) Lingkup konsep/ materi Ilmu Pengetahuan Alam terbagi dalam 5 topik yaitu: (a) mahluk hidup dan proses kehidupan, (b) benda/ materi, sifat dan kegemarannya, (c) energi dan perubahannya, (d) bumi dan alam semesta, (e) lmu Pengetahuan Alam lingkungan teknologi dan masyarakat merupakan penerapan konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan saling keterkaitan dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui suatu karya teknologi sederhana.

Menurut Nana Sudjana (2008:86), pendekatan pengajaran kelompok lebih menekankan aktivitas siswa secara bersama dalam satu kelompok sehingga terjadi hubungan sosial dalam pemecahan masalah belajar atau pemecahan masalah-masalah sosial untuk suatu materi pelajaran tertentu.

Melalui pendekatan ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok-kelompok tertentu berdasarkan pertimbangan adanya distribusi kemampuan dalam setiap kelompok Nana Sujana (2008:87) menyatakan pendekatan ini dikembangkan berdasarkan atas, (1) siswa sebagai individu memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lainnya, sehinga siswa yang lamban dalam belajar dapat belajar dari siswa yang capat dalam belajar, (2) siswa sebagai makhluk sosial memiliki dorongan yang kuat untuk menampilkan keangkuhan dan berinteraksi dengan orang lain, (3) tidak semua masalah belajar dapat dipecahkan sendiri tanpa bantuan orang lain. Pemecahan masalah oleh banyak orang cenderung lebih baik hasilnya, (4) proses dan hasil belajar yang diperoleh lebih komprehensif.

METODE

Menurut Hadari Nawawi (1985:67) mengemukakan bahwa metode GHVNULSWLI DGDODK ³3URVHGXU SHPHFDKDQ PDVDODK SHQHOLWLDQ GHQJDQ memaparkan keadaan objek yang diselidiki (seseorang, lembaga, masyarakat, pabrik dll) sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang actual pada saat VHNDUDQJ´ Metode deskriptif ini merupakan prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan keadaan subjek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.Berdasarkan pengertian metode deskriptif tersebut maka penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan perbaikan pembelajaran dan fakta-fakta hasil penelitian menggunakan metode diskusi.

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. 0HQXUXW , :DUGKDQL ³3HQHOLWLDQ WLQGDNDQ NHODV DGDODK SHQHOLWLDQ yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil EHODMDU VLVZD PHQMDGL PHQLQJNDW´ Dalam hal ini guru ingin memperbaiki masalah-masalah yang dihadapi guru yaitu pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas IV SDN 26 Sungai Ambawang.Dengan demikian guru ingin memperbaiki pembelajaran yang dikelola dengan menggunakan metode diskusi sehingga siswa lebih terlibat aktif dalam pembelajaran.

(8)

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa di kelas IV SDN 26 SungaiAmbawangKabupaten Kubu Raya semester I tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 30 orang mata pelajaran IPA.Subjek peneletian ini adalah siswa di kelas IV SDN 26 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya yang berjumlah 30 orang siswa, guru sebagai peneliti.

Teknik Observasi terdiri dari dua (2) macam yaitu: (1) Teknik Observasi Langsung dan (2).Teknik Observasi tidak langsung. Dalam penelitian ini digunakan Teknik Observasi Langusng, yaitu mengamati aktivitas siswa yang meliputi aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosinal siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung dan teknik pengukuran.Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi siswa untuk mengetahui aktivitas yang tampak setelah pembelajaran menggunakan metode diskusi. Selain lembar observasi siswa juga dugunakan lembar observasi guru untuk mengetahui kinerja guru menggunakan metode diskusi. Lembar observasi untuk siswa dan guru mendapatkan data base line dari indikator kinerja yang akan diamati. Alat pengumpul data untuk teknik pengukuran yaitu berupa soal evaluasi untuk siswa.

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah melalui beberapa tahapan (1) Tahap Perencanaan Tindakan,pelaksanaan tindakan pada siklus I berdasarkan dari pengedintifikasian masalah yang dihadapi guru maupun siswa. Maka guru menyusun rencana terhadap tindakan yang akan diterapkan. Pada tahap ini di rencanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 dengan menyiapkan segala sesuatu yang berkenaan dalam proses pembelajaran.(2) Pelaksanaan Tindakan, melaksanakan rencana pembelajaran yang sudah dirancang sebagai tindakan awal dari penelitian tindakan kelas. (3) Observasi, pada tahap ini selanjutnya melaksanakan observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran yang berlngsung dengan menggunakan lembar Observasi. Dari hasil Observasi, maka dapat dilihat tingkat keberhasilan atau tidaknya suatu pendekatan yang diterapkan pada proses pelaksanaan pembelajaran. Apabila pada tahap awal tingkat keberhasilan tidak sesuai dengan harapan, maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada tahap berikutnya dengan mengkaji letak kelemahan pada tahap awal dari hasil lembar observasi dan catatan lapangan. (4) Refleksi, berdasarkan dari hasil observasi tersebut,maka dalam penelitian selanjutnya didiskusikan dengan kolaborator untuk menentukan langkah-langkah pembelajaran pada tindakan atau siklus berikutnya,dengan mengkaji apa yang menjadi kelemahan dan keunggulan dari tindakan pertama. Apabila pada siklus I aktivitas siswa belum tercapai dengan baik maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Analisa data yang digunakan pada lembar observasi guru dan siswa, dianalisis dengan teknik analisis logis yang berupa indikator-indikator aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh kolaborator sebagai pengamat(observer) setiap aktivitas siswa yang muncul dicatat dan dianalisis sehingga mendapatkan data yang objektif dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sedangkan lembar

(9)

observasi guru digunakan untuk melihat kinerja yang akan berdampak pada aktivitas belajar siswa. Untuk lembar observasi rumus presentasi yang sebagai berikut Mohammad Ali (dalam Dwi Astusi Ambarwati, 2077:47) :

Persentase = Jumlah indikator yang tampak Jumlah seluruh siswa x100 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Siklus I

Hasil siklus I dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam empat tahapan.Pertama, tahap perencanaan.Dalam pembelajaran siklus I, dilakukan langkah-langkah perencanaan sebagai berikut: (1) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. (2) membuat silabus dan RPP (3) menyiapkan ringkasan materi pembelajaran (4) menyiapkan topik diskusi (5) menyiapkan media pembelajaran (6) membuat alat observasi.Kedua, tahap pelaksanaan.Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan (3x35 menit) yakni pada hari Rabu , 5 September 2012. Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi tentang Bentuk daun . Kemudian dikaitkan dengan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Langkah berikutnya adalah melaksanakan kegiatan inti. Siswa diminta menyebutkan media pembelajaran yang disiapkan oleh guru, Siswa maju ke depan kelas untuk menunjukan dan menyebutkan ke depan kelas. Kemudian kegiatan inti siswa dibagi dalam kelompok kecil yang beranggotakan minimal 4 orang anak dan maksimal 5 orang anak.Setiap kelompok diberi lembar tugas dan mengerjakan sesuai dengan petunjuk di lembar kerja kelompok.Siswa diberi waktu 20 menit untuk menyelesaikan tugasnya.Setelah selesai perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja tersebut.Setelah semua kelompok selesai presentasi, siswa melakukan pengambilan kesimpulan akhir yang dibantu oleh guru.Pada akhir kegiatan atau penutup, dilakukan evaluasi tertulis. Karena waktu telah habis, maka koreksi jawaban siswa dilakukan dluar jam pelajaran, dan dilanjutkan dengan pemberian tugas/PR sebagai tindak lanjut.Selama proses pembelajaran berlangsung, kolaborator melakukan pengamatan terhadap semua aktivitas yang terjadi baik yang dilakukan oleh siswa maupun oleh guru. Dan sekaligus mengisi lembar observasi yang telah tersedia.Ketiga, tahap Pengamatan (Observasi), Aktivitas siswa selama siklus I, dengan menggunakan metode diskusi ternyata seluruh indikator kinerja muncul. Dengan perincian aktivitas fisik untuk aktivitas pengamatan muncul 66,67%, mendengarkan 56,67%, menulis 73,33% dengan rata-rata aktivitas fisik sebesar 67,78%. Untuk aktivitas mental seluruh indikator kinerja juga muncul, yaitu siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 73.33%, siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan aktif 70%, siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat 6% dengan rata-rata presentasi aktivitas mental sebesar 67,76%. Dari segi aktivitas emosional, juga menunjukkan peningkatan, yaitu siswa berantusias dalam proses

(10)

pembelajaran 86,67%, siswa yang berani tampil ke depan kelas 36,67%, siswa berani bertanya kepada guru 23,33%,siswa yang saling memberikan pendapat (berinteraksi antara siswa yang satu dengan siswa lainnya) 63,33%dengan rata-rata aktivitas emosional sebesar 52,5%.

Pada penelitian ini setiap akhir pembelajaran guna mengetahui seberapa besar keberhasilan guru mengajar dan seberapa besar daya serap siswa, maka guru melakukan evaluasi belajar.Berdasarkan penelitian menggunakan metode diskusi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 26 Sungai Ambawang pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa sudah baik yaitu 65.5.Namun masih terdapat 7 orang siswa mendapatkan nilai dibawah nilai 50.Hal ini terjadi karena siswa belum fokus terhadap pembelajaran dan masih banyak bermain dalam melakukan diskusi.Hal tersebut menjadi perbaikan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan penjelasan di atas kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, skor yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I adalah skala nilai 3 (kategori baik) kinerja guru melaksanakan proses pembelajaran.

Keempat, Refleksi.Kelebihan metode diskusi: (a) Dapat meningkatkan

jumlah aktivitas fisik, mental dan emosional dalam pembelajaran. Jika pada pembelajaran konvensional tidak muncul, maka dengan pembelajaran menggunakan metode diskusi dapat muncul meningkatkan presentase aktivitas belajar siswa.Kekurangan metode diskusi: Dari hasil observasi yang dilakukan kolaborator, kekurangan yang ditemukan adalah pemanfaatan waktu, yaitu waktu menjadi sempit, selain itu aktivitas emosional siswa masih kurang hal ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa belajar menggunakan metode diskusi. Kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran: (a) guru kurang memberi penguatan kepada siswa. Seharusnya guru lebih sering memberikan penguatan kepada siswa untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam proses diskusi kelompok. (b) Pendekatan individual kepada siswa perlu ditambah. Guru sebaiknya melakukan pendekatan individual kepada siswa karena tingkat kemampuan yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda. (c) Kesempatan siswa untuk terlibat dalam diskusi kelompok masih kurang. Seharusnya guru lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam diskusi misalnya siswa diberikan waktu yang lebih banyak sedangkan untuk apersepsi perlu dipersingkat. (d) Guru kurang menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Seharusnya guru dapat menciptakan suasana belajar rileks yang tidak tegang. (e) Guru seharusnya lebih memperkaya penggunaan media pembelajaran, hal ini agar sejalan dengan arti pendekatan kontekstual itu sendiri.Dari hasil refleksi berikut masih terdapat aktivitas belajar siswa yang kurang sehingga masih perlu dilaksanakan tindakan siklus II.

Siklus II

Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, meskipun telah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, akan tetapi dipandang perlu adanya

(11)

tindakan siklus II. Hal ini perlu dilakukan mengingat masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam menerapkan metode diskusi pada siklus sebelumnya oleh guru, misalnya masih rendahnya aktivitas emosional siswa, suasana yang masih kaku dan tegang, kurang fleksibelnya penggunaan media pembelajaran dan lain sebagainya.Tujuan dilaksanakannya tindakan pembelajaran siklus II ini adalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan penerapan pembelajaran dengan metode diskusi pada siklus sebelumnya.

Tahap pertama yaitu tahap perencanaan, setelah mengetahui kelemahan-kelemahan pembelajaran siklus I, dilakukan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut: (1) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. (2) membuat silabus dan RPP (3) menyiapkan ringkasan materi pembelajaran (4) menyiapkan topik diskusi (5) menyiapkan media pembelajaran (6) membuat alat observasi.

Tahapan kedua yaitu tahap pelaksanaan.Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan (3x35 menit) yakni pada hari Rabu , 12 September 2012.Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi kemudian dilanjutkan dengan pemberian informasi tentang tujuan pembelajaran.Sebelum apersepsi guru membuat inovasi untuk mengajak siswa bernyanyi bersama untuk menggugah motivasi belajar siswa.Berikutnya melakukan kegiatan inti, yaitu guru memperlihatkan media pembelajaan kepada siswa.Kemudian membentuk kelompok kecil beranggotakan 4 sampai 5 orang anak.Setiap kelompok diberi lembar tugas dan mengerjakan sesuai dengan petunjuk di lembar kerja kelompok.Siswa diberi kebebasan bertanya.Berikutnya kelompok siswa mempresentasikan hasil kerja. Guru lebih membimbing siswa untuk berdiskusi dengan baik dengan teman sebayanya. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang telah mempersentasikan. Bersama guru siswa membuat kesimpulan akhir dari rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut berupa rangkuman.Pada akhir kegiatan atau penutup, dilakukan evaluasi tertulis.Ternyata waktu masih cukup untuk melakukan koreksi bersama terhadap hasil kerja siswa dan saat itu juga lembar kerja dapat dibagikan.Selama proses pembelajaran berlangsung, kolaborator melakukan pengamatan terhadap semua aktivitas yang terjadi baik yang dilakukan oleh siswa maupun oleh guru. Dan sekaligus mengisi lembar observasi yang telah tersedia.

Tahapan ketiga yaitu tahap observasi.Aktivitas siswa selama siklus II, dengan menggunakan metode diskusi ternyata seluruh indikator kinerja muncul. Dengan perincian aktivitas fisik untuk aktivitas pengamatan muncul 86,67%, mendengarkan 83,33%, menulis 70% dengan rata-rata aktivitas fisik sebesar 80%. Untuk aktivitas mental seluruh indikator kinerja juga muncul, yaitu siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 93.33%, siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan aktif 100%, siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat 86,67% dengan rata-rata presentasi aktivitas mental sebesar 93,33%%. Dari segi aktivitas emosional, juga menunjukkan peningkatan, yaitu siswa berantusias dalam proses pembelajaran 100%, siswa yang berani tampil ke depan kelas 90%, siswa berani bertanya kepada guru 63,33%,siswa yang saling memberikan pendapat (berinteraksi

(12)

antara siswa yang satu dengan siswa lainnya) 100%dengan rata-rata aktivitas emosional sebesar 88,33%.

Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II menggunakan metode diskusi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 26 Sungai Raya. Diperoleh rata-rata hasil belajar siskus II yaitu 76,33. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa baik di atas 50.

Kemampuan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi yang dilakukan kolaborator dapat dilihat dari hasil penilaian Panduan Observasi Guru. Skor yang diperoleh pada pelaksanaan siklus II adalah skala nilai 3,28 (kategori baik).

Keempat tahap refleksi, selama berlangsungnya proses pembelajaran di siklus II, aktivitas siswa terlihat lebih merata. Jumlah siswa yang proaktif lebih banyak.Selain lebih aktif dan bersemangat, siswa juga terlihat lebih bergembira. Indikasi munculnya kegembiraan siswa dapat diamati dari perilakunya saat berlangsungnya proses pembelajaran, misalnya wajah ceria dan berseri-seri. Tidak terlihat siswa yang bermalas-malasan atau sibuk dengan urusannya sendiri seperti pada tindakan siklus I atau pada saat observasi awal sebelum tindakan.Berdasarkan data yang terkumpul, maka dapat dilihat bahwa setiap pelaksanaan siklus, baik dari observasi awal ke siklus I dan dari dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan aktivitas siswa.Maka dari itu guru dan kolaborator bersepakat untuk menghentikan siklus sampai siklus II.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode diskusi sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan.Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan RPP namun masih terdapat kekurangan-kekurangan.Kekurangan tersebut adalah pemanfaatan waktu, yaitu waktu menjadi sempit, selain itu aktivitas emosional siswa masih kurang hal ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa belajar menggunakan metode diskusi. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan kegiatan awal yang berisi kegiatan mengucapkan salam, berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, apersepsi yaitu mengajukan pertanyaan yang menggali pengetiatahuan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, informasi tujuan pembelajaran khusus. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang berisi tentang kegiatan pembelajaran siswa menggunakan metode diskusi seperti yang dilampirkan di RPP.Terakhir yaitu kegiatan akhir yang berisi tentang menyimpulkan materi ajar, siswa mengerjakan soal evaluasi serta pemberian tindak lanjut berupa pekerjaan rumah untuk memantapkan siswa mempelajari materi yang telah disampaikan.Kegiatan-kegiatan pada tahap pelaksanaan ini berjalan secara sistematis sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Berdasarkan lembar pengamatan guru pada tahap pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode diskusi diperoleh skor total 72 dengan rata-rata skor pada siklus I sebesar 3 yang berkategori baik. Sedangkan pada

(13)

siklus II skor total sebesar 79 dengan rata-rata skor sebesar 3,28 yang berkategori baik.

Sebagaimana telah diketahui dalam pembahasan sebelumnya, bahwa aktivitas belajar siswa sebelum dilakukan tindakan siklus I tergolong rendah, hal ini dipengaruhi karena pendekatan pembelajaran yang digunakan masih konvensional, yaitu pembelajaran dengan apa yang sudah menjadi kebiasaan.Guna perbaikan pemabelajaran maka guru menggunakan metode diskusi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 26 Sungai Ambawang. Penggunaan metode diskusi ini dianggap dapat memperbaiki pembelajaran sebelumnya dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA

Berdasarkan hasil pengamatan awal dengan menggunakan pendekatan konvensional. Presentase rata-rata aktivitas siswa sangat rendah, yaitu aktivitas fisikrata-rata sebesar 47,78%, aktivitas mental rata-rata sebesar 27,78%, dan rata-rata aktivitas emosionalsebesar 17,15%. Berdasarkan indikator kinerja, jugamasih terdapat indikator yang kurang aktivitas belajar siswa selama menggunakan pendekatan yang konvensional.Hal ini disebabkan karena gaya mengajar guru, guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja, guru tidak menggunakan media pada saat pembelajaran, selain itu pada saat pembelajaran keterlibatan siswa kurang. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA yaitu rata persentase aktivitas fisik 67,78%, rata-rata persentase aktivitas mental 67,78%, Rata-rata-rata persentase aktivitas emosional 52,5%. Pada siklus I aktivitas mulai meningkat namun pada aktivitas emosional masih kurang karena siswa belum terbiasa melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontektual.Siswa masih malu-malu dan takut untuk berpartisipasi aktif.Sehingga dilaksanakan siklus II.Pada Siklus II peningkatan aktivitas belajar sebesar rata-rata aktivitas fisik sebesar 80%, rata-rata aktivitas mental sebesar 93,33%, rata-rata aktivitas emosional sebesar 88,33%. Pada siklus II ini aktivitas siswa telah meningkat siswa tampak gembira dan aktif dalam pembelajran.Meningkatnya aktivitas belajar siswa berdampak positif terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.Siswa lebih cepat menerima materi pembelajaran menggunakan metode diskusi ini.Siswa lebih suka belajar dengan teman sebaya dengan menemukan konsep belajar sendiri yang dapat meniongkatkan sosialisasi terhadap sesama. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,5 dan pada siklus II sebesar 76,33.

Peningkatan aktivitas siswa dari sebelum siklus I hingga siklus II yaitu (1) Rata-rata aktivitas fisik sebelum siklus I sebesar 48% menjadi 80% setelah pelaksanaan siklus II sehingga terjadi peningkatan(naik 32%). (2) Rata-rata aktivitas mental sebelum siklusI sebesar 28%menjadi 93% setelah pelaksanaan siklus II sehingga terjadi peningkatan(naik 65%. (3) Rata-rata akivitas emosional sebelum siklusI sebesar 18%menjadi 88%setelah pelaksanaan siklus II sehingga terjadi peningkatan(naik 70%.

(14)

SIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan bahwa pendekatan kontektual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 26 Sui Ambawang. Adapun kesimpulan penelitian I ini sebagai berikut. (1) Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan metode diskusi pada pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 26 Sui Ambawang yaitu aktivitas fisik rata-rata sebesar 47,78% sebelum pelaksanaan tindakan 67,78% pada siklus I dan naik menjadi 80% pada siklus II. Aktivitas mental rata-rata sebesar 27,78% sebelum pelaksanaan tindakan 67,78 pada siklus I dan 93,33% pada siklus II. Aktivitas emosional sebesar 17,15% sebelum pelaksanaan tindakan52,5% pada siklus I dan 88,33% pada siklus II. (2) Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan metode diskusi pada pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 26 Sui Ambawang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 67,5 dan pada siklus II sebesar 76,33. Sehingga terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 8.83.

SARAN

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini, dari keberhasilan penggunaan metode diskusi pada pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 26 Sui Ambawang, yaitu: (1) Dalam menggunakan metode diskusi, guru lebih banyak melibatkan siswa pada proses pembelajaran agar pembelajaran bermakna bagi siswa. (2) Sebaiknya dalam pembagian kelompok, siswa dibagi dalam kelompok kecil saja agar anggota kelompok dapat bekerja semua tidak ada yang santai. (2) Dalam menggunakan metode diskusi, guru harus menciptakan pembelajaran yang menantang dan menarik bagi siswa dan diberi pengalaman-pengalaman kepada siswa. (4) Pada saat pembelajaran guru harus dapat memanfaatkan media yang ada baik media gambar maupun objek langsung yang ada di lingkungan siswa.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, dkk. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

$V\¶DUL 0XVOLFKDFK Penerapan Pendekatan Saint Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

BNSP. 2006. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA untuk SD. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Hadari Nawawi; 1985.Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta, Gajah Mada University Press.

Leo Sutrisno, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Depdiknas.

Muslichach $V\¶DUL.2006. Penerapan Pendekatan Saint Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.Nana Sudjana.2008. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: P.T Remaja Rosda Karya Offset.

Nana Sudjana.2008. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: P.T Remaja Rosda Karya Offset.

Oemar Hamalik. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta : Bumi Aksara. Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta:

Depdiknas.

Sardiman A. M. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara Supeno Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Suyoso, dkk. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: IKIP.

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan dimana pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar tes hasil belajar, dan

a. Kordinator: Pelaksanaan pengordinasian kepala sekolah ini bekerja sama dengan bagian dalam organisasi sekolah, makamemantau setiap kegiatan belajar-mengajar yang

Kopi Ateng yang dijual dalam bentuk kopi biji memiliki nilai tambah (value. added) berupa

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas informasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap manfaat yang dirasakan, namun berpengaruh positif signifikan

progresif dalam menurunkan kadar gula darah pada keluarga dengan diabetes militus.. di wiayah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah penelitian adalah: Bagaimana pengaruh media konseling keluarga berencana terhadap pengetahuan vasektomi dan keterampilan

Dalam penelitian ini dilakukan kajian penerapan stasiun LCNG untuk suplai Energi di jalur transportasi Jakarta dengan Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang