• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah (Problem Solving) pada Konsep Gerak di Kelas X MAN Rukoh Darussalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah (Problem Solving) pada Konsep Gerak di Kelas X MAN Rukoh Darussalam"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh

SRI PURWANTI NIM. 251121364

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Prodi Pendidikan Fisika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2016 M/1437H

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

Solving) pada Konsep Gerak di Kelas X MAN Rukoh Darussalam

Tanggal Sidang : 15 Agustus 2016

Tebal : 64 Lembar

Pembimbing I : Samsul Bahri, M.Pd

Pembimbing II : Fera Annisa, M.Sc

Kata Kunci : Kemampuan, Problem Solving, dan Konsep Gerak.

Berdasarkan observasi peneliti, banyak kendala yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika, diantaranya adalah siswa tidak memahami masalah dalam soal, selain itu siswa juga masih menghafal rumus-rumus tanpa memahami konsep-konsep fisika dan siswa tidak mampu menggunakan rumus-rumus fisika sesuai dengan soal yang benar. Oleh karena itu, diperlukan teori pemecahan masalah salah satunya adalah dengan menerapkan langkah-langkah Teori Polya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa MAN Rukoh Darussalam Banda Aceh dari proses menyelesaikan soal-soal pada materi Gerak. Metode yang digunakan peneliti adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN Rukoh Darussalam. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Rukoh Darussalam sebanyak 30 orang yang diambil secara random. Instrumen yang digunakan berupa tes soal dan angket. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kategori tingkat kemampuan dan persentase kemampuan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas X MAN Rukoh Darussalam yang berkemampuan baik pada aspek memahami masalah dalam soal dengan persentase 86%, pada aspek merencanakan pemecahan masalah dengan persentase 70,6%, pada aspek menyelsaikan masalah dan meninjau kembali jawaban dengan persentase 52%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa MAN Rukoh Darussalam ditinjau dari proses menyelesaikan masalah masih dikatergorikan sedang dengan persentase 65,2% . Secara keseluruhan berdasarkan angket faktor kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pada konsep gerak adalah kurang paham dalam perhitungan matematika, sulit memahami soal dalam bentuk essay, sulit membedakan rumus-rumus gerak, sering terbalik menggunakan rumus GLB dan GLBB, serta lupa mengecek kembali hasil jawaban yang telah didapatkan.

(6)

v

syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia Nya lah penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah (Problem Solving) pada Konsep Gerak di Kelas X MAN Rukoh Darussalam”. Shalawat beriring salam kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Dalam pelaksanaan dan penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kata pengantar ini penulis mengucapakan terimakasih dan penghargaan kepada: 1. Kedua orang tua tercinta Ayah dan Ibu, serta keluarga besar yang telah banyak

memberikan do’a, pengorbanan moral maupun material kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Samsul Bahri, M.Pd selaku pembimbing pertama, Ibu Fera Annisa, M.Sc dan ibu Rahmawati, M.S selaku pembimbing kedua yang telah berkenan membimbing serta mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

vi

4. Bapak Dekan, karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry dan Kepala Sekolah MAN Rukoh Darussalam beserta stafnya dan guru Fisika ibu Syarifah Qadria, S.Pd yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian untuk penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen yang telah mendidik, mengajar dan memberi bekal ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan diprogram studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.

6. Kepada sahabat-sahabat yang selalu memotivasi dan memberikan dorongan serta dukungan demi terselesaikan penulisan skripsi ini, dan kepada mahasiswa/i Pendidikan Fisika angkatan 2011.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan yang dapat menimbulkan kesalahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirul kalam semoga bantuan dan jasa yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin

Banda Aceh, 20 Mei 2016

(8)

vii

GAMBAR 2.4 : Gerak dipercepat... 30

GAMBAR 2.5 : Gerak Lurus Beraturan ... 32

GAMBAR 2.6 : Gerak Lurus Berubah Beraturan... 32

GAMBAR 4.1 : Grafik Hasil Tes Soal no.1 ... 46

GAMBAR 4.2 : Grafik Hasil Tes Soal no.2 ... 47

GAMBAR 4.3 : Grafik Hasil Tes Soal no.3 ... 48

GAMBAR 4.4 : Grafik Hasil Tes Soal no.4 ... 49

GAMBAR 4.5 : Grafik Hasil Tes Soal no.5 ... 50

GAMBAR 4.6 : Grafik Hasil Tes yang diperolah Siswa ... 51

(9)

viii

TABEL 4.2 : Keadaan Guru dan Karyawan ... 45

TABEL 4.3 : Jumlah Siswa... 45

TABEL 4.4 : Kriteria Kemampuan siswa menyelesaikan soal... 52

TABEL 4.5 : Pernyataan No.1 ... 53

TABEL 4.6 : Pernyataan No.2 ... 54

TABEL 4.7 : Pernyataan No.3 ... 54

TABEL 4.8 : Pernyataan No.4 ... 55

TABEL 4.9 : Pernyataan No.5 ... 55

TABEL 4.10 : Pernyataan No.6 ... 56

TABEL 4.11 : Pernyataan No.7 ... 56

TABEL 4.12 : Pernyataan No.8 ... 57

TABEL 4.13 : Pernyataan No.9 ... 57

(10)

ix

LAMPIRAN 4 : Kunci Jawaban soal Tes ... 74

LAMPIRAN 5 : Angket ... 78

LAMPIRAN 6 : Tabel Hasil Tes Siswa... 80

LAMPIRAN 7 : Surat Mohon Izin Mengumpulkan Data Menyusun Skripsi dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ... 86

LAMPIRAN 8 : Surat Mohon Izin Mengumpulkan Data Menyusun Skripsi dari Kantor Kementrian Agama Banda Aceh... 87

LAMPIRAN 9 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari MAN Rukoh Darussalam Banda Aceh... 88

LAMPIRAN 10 : Lembar Validasi Soal Tes ... 89

LAMPIRAN 11 : Lembar Validasi Angket ... 91

LAMPIRAN 12 : Foto Penelitian ... 95

(11)

x

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR ISI... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Definisi Operasional... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pengertian Belajar ... 8

B. Hasil Belajar ... 10

C. Kemampuan Siswa ... 13

D. Tujuan Pembelajaran Fisika ... 18

E. Menyelesaikan Masalah (Problem Solving)... 20

F. Langkah-langkah Polya dalam pemecahan soal fisika... 25

G. Konsep Gerak ... 27

1. Jarak dan Perpindahan... 28

2. Kelajuan dan Kecepatan... 29

3. Percepatan ... 30

4. Persamaan Kelajuan, Kecepatan dan Percepatan... 31

5. Gerak Lurus... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis/ Pendekatan Penelitian ... 36

B. Populasi ... 36

C. Sampel... 37

D. Lokasi dan Waktu Penelitian... 38

E. Instrumen Penelitian... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 44

A. Lokasi Penelitian ... 44

1. Gambaran Umum MAN Rukoh Darussalam ... 44

(12)

xi BAB V PENUTUP ... 60 A. Kesimpulan... 60 B. Saran... 61 DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65

(13)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab dengan pendidikan inilah manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang serius dari berbagai pihak untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Keberhasilan siswa merupakan tujuan utama dalam proses pendidikan. Siswa yang tidak mencapai keberhasilan diduga disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah cara belajar siswa yang belum tepat, kemamampuan siswa dalam pemilihan metode dan pendekatan mengajar guru, kurangnya fasilitas penunjang, atau yang lainnya.

Kemampuan merupakan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dapat dikatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.1 Artinya, kemampuan tersebut adalah potensi atau kapasitas yang terdapat pada diri seseorang dengan adanya usaha yang dilakukan oleh orang tersebut. Selain itu, kemampuan juga bermakna sebagai suatu keadaan mampu untuk melakukan sesuatu berdasarkan pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan pelatihan dalam upaya meningkatkan sesuatu. Keberhasilan siswa merupakan tujuan utama dalam proses pendidikan. Siswa yang tidak mencapai keberhasilan diduga disebabkan ____________

1 Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 742

(14)

oleh banyak faktor. Ada lima komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu bahan ajar, suasana belajar, media atau alat peraga, sumber belajar, serta guru sebagai subjek pembelajaran. Komponen-komponen tersebut sangat penting dilaksanakan dalam proses belajar, jika salah satu komponen ini melemah, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara

lebih optimal”.2

Pada saat proses pembelajaran berlangsung, terdapat berbagai macam hambatan yang dialami oleh siswa, salah satunya yaitu mereka cenderung sulit untuk memecahkan masalah khususnya pada pelajaran fisika. Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang memberi banyak peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, sebagian besar siswa menganggap fisika adalah mata pelajaran yang sulit dipahami, lebih-lebih pada materi yang bersifat abstrak. Kenyataannya belajar fisika menuntut lebih banyak pemahaman daripada penghafalan. Mata pelajaran ini selalu menyuguhkan masalah yang menuntut siswa berfikir kritis dan sistematis untuk menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan fisika. Dengan menggunakan segala kemampuan berpikir dan melakukan pembelajaran secara efektif serta efisien untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Kesuksesan seseorang dalam belajar Fisika tergantung pada kemampuannya dalam memahami konsep-konsep, pengertian, hukum-hukum dan teori-teori. Banyak konsep yang akan ditemukan ketika belajar tentang fisika khususnya pada konsep gerak. Sebagian kita ketahui bahwa pada konsep gerak ____________

2

Widiarko Sigit, Melalui Model Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teacing), (Skripsi Universitas Muhammadiyah: Surakarta, 2008), h. 2.

(15)

terbagi beberapa pokok bahasan, salah satunya gerak lurus yang terdiri dari beberapa sub pokok bahasan antara lain adalah kedudukan, jarak dan perpindahan, kelajuan dan kecepatan, gerak lurus beraturan (GLB), gerak lurus berubah beraturan (GLBB), percepatan rata-rata dan percepatan sesaat. Pembelajaran fisika pokok bahasan gerak lurus banyak berhubungan dengan kegiatan yang dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di MA (Madrasah Aliyah), masalah yang terjadi pada siswa saat menyelesaikan soal fisika adalah kurang mampu dalam mengkaitkan konsep-konsep fisika antara konsep yang satu dengan yang lainnya, sehingga untuk menyelesaikan masalah fisika masih kurang secara matematisnya. Selain itu kebanyakan siswa bekerja kurang sistematis dan kurang memperhatikan langkah-langkah penyelesaiannya. Dalam pemecahan masalah, metode yang dilakukan masing-masing siswa berbeda, walaupun masalah yang dihadapi sama, tergantung kepada individu masing-masing. Sejalan dengan hal ini, salah satu teori pemecahan masalah yaitu dengan Teori Polya. Untuk menyelesaikan pemecahan soal-soal fisika dapat menerapakan langkah-langkah Teori Polya. Dimana Teori Polya menerapkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah dengan lebih sistematis, sehingga akan lebih mudah untuk mengetahui tingkat kemampuan menyelesaikan masalah dan kesulitan yang dialami siswa pada konsep gerak pokok bahasan gerak lurus.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan suatu penelitian dengan judul Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah (Problem Solving) Konsep Gerak di Kelas X MAN Rukoh Darussalam”.

(16)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana deskripsi kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah konsep gerak di kelas X MAN Rukoh Darussalam?

2. Apa saja faktor kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah konsep gerak di kelas X MAN Rukoh Darussalam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah konsep gerak di kelas X MAN Rukoh Darussalam.

2. Untuk mengetahui faktor kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah konsep gerak di kelas X MAN Rukoh Darussalam.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini tentunya ada manfaat yang akan diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Memperoleh informasi adanya tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah serta faktor kesulitan yang mempengaruhi siswa dalam menyelesaikan masalah konsep gerak di kelas X MAN Rukoh Darussalam.

(17)

2. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah untuk mendukung dalam mempelajari pelajaran Fisika.

3. Bagi Guru

Mengetahui dalam peningkatan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah rumus-rumus dan angka-angka dalam pelajaran Fisika.

E. Definisi Operasional

Untuk Menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang digunakan dalam proposal ini, perlu diketahui istilah-istilah yang penting dalam judul proposal ini, yaitu:

1. Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan dan kekuatan seseorang berusaha dengan diri sendiri.3 Maka dapat dikatakan bahwa kemampuan adalah kecakapan dan keterampilan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kemampuan yang dimaksud peneliti adalah kemampuan siswa menyelesaikan masalah (Problem Solving) terhadap soal yang diberikan.

2. Menyelesaikan Masalah (Problem Solving)

Menyelesaikan adalah menyudahkan, menamatkan, membereskan. Selanjutnya masalah adalah sesuatu yang harus dipecahkan (Purwodarminto, 2006: 297). Menurut Edward De Bono, masalah adalah gangguan, rintangan, atau ____________

3Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 742.

(18)

penghalang atas perjalanan mulus yang dihadapi.4 Jadi menyelesaikan masalah adalah membereskan permasalahan-permasalahan yang menjadi gangguan atas perjalanan dalam menghadapi suatu tujuan tertentu. Problem Solving yang dimaksud peneliti adalah proses siswa menyelesaikan masalah yang akan dinerika oleh peneliti.

3. Fisika

Fisika termasuk bagian dari sains, berhubungan dengan getaran dan gelombang, dengan materi dan energi, dengan hukum yang mengatur gerakan partikel dan gelombang, dengan interaksi antar partikel, dengan sifat-sifat molekul pada gas, zat cair, dan zat padat. Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam,benda-benda atau materi dan gerakannya beserta kegunaannya bagi manusia. Pelajaran Fisika merupakan satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir analistis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan Matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri.5

4. Konsep Gerak

Konsep adalah hasil proses intelektual untuk memperluas dan menambah pemahaman sehingga dapat di bentuk gagasan baru yang dapat menganalisis persoalan secara lebih cermat.

____________ 4

Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Besar Bahasa Indonesia,..., h. 297

5Departemen Pendidikan Nasional, Standar kompetensi, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 2.

(19)

Gerak adalah perubahan kedudukan sebuah benda terhadap titik acuan, sedangkan titik acuan adalah suatu titik di mana kita memulai mengukur perubahan kedudukan suatu benda. Gerak terbagi dua yaitu gerak bersifat relatif dan gerak semu.6 Gerak bersifat relatif artinya suatu benda dikatakan bergerak terhadap suatu benda tertentu, tetapi belum tentu dikatakan bergerak terhadap benda lain. Gerak semu adalah gerak di mana suatu benda yang diam tampak seolah-olah bergerak.

5. Gerak Lurus

Gerak lurus adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus. Lintasan adalah titik-titik yang dilalui benda ketika bergerak. Gerak lurus terbagi atas dua bagian yaitu, gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.

____________

(20)

8 A. Pengertian Belajar

Belajar adalah berasal dari kata “Ajar” yang berarti memperoleh atau

mendapat. Dengan demikian belajar dapat diartikan berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, mengubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar juga dapat diartikan usaha untuk memperoleh sesuatu yang menjadikan diri seseorang itu mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Muhibbin Syah juga mengungkapkan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.8 Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan atau keluarganya sendiri. Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni guru sebagai pihak yang mengajar dan siswa sebagai pihak yang diajar. Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil belajar. Agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik.

Morgan menyatakan dalam buku Introduction to Psychologi (1978)

bahwa: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku ____________

(21)

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”9 Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif baik, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode itu berlangsung sulit diketahui dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, akan tetapi perubahan tersebut juga ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, daya pikir dan penyesuaian diri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yaitu menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

Dapat disimpulkan bahwa dengan belajar dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap sesuatu yang sedang dipelajari, terjadi perubahan sikap dan tingkah laku siswa menjadi yang lebih baik. Belajar selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Selanjutnya dalam perspektif keagamaan, belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga terangkat derajat di sisi Tuhannya.

____________ 9

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 84

(22)

B. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.10 Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Artinya, hasil belajar meliputi kecakapan, inpormasi, pengertian dan sikap.11 Sedangkan pengertian hasil belajar menurut Abdurahman “ Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar”.12 Hasil belajar dilambangkan dalam bentuk angka (nilai) sehingga mencerminkan keberhasilan belajar atau prestasi siswa dalam periode tertentu.13 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari hasil akhir setelah proses terjadinya pembelajaran dan tes akhir suatu materi atau pokok bahasan.

____________

10Slameto, belajar dan faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Renika Cipta, 2010),h.4 11

Agus Suprijono, Kooperative Learning:teori dan aplikasi PAIKEM, (Surabaya : Pustaka belajar, 2009), h. 5.

12 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2003), h. 37. 13

Djaka Suherna, Belajar dan fakto-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka cipta, 2002), h. 18.

(23)

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran optimal cenderung menunjukkan hasil belajar dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa.

b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama pada ingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dan dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainnya.

d. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai proses dan usaha belajarnya.14

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ialah:

1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (Approach to Learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Faktor-faktor diatas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ____________

14Ruswandi, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: CV. Cipta Pesona Sejahtera, 2013), h. 51-52

(24)

ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berinteligensi tinggi (faktor eksternal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut, muncul siswa-siswa yang High-Achievers (berprestasi tinggi) dan Under-Achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali.

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Untuk memperjelas uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:15

Tabel 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya

Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan

1. Aspek Fisiologis; - Tonus jasmani - Mata dan telinga

2. Aspek Psikologis; - Inteligensi - Sikap - Minat - Bakat - Motivasi 1. Lingkungan Sosial; - Keluarga

- Guru dan staf - Masyarakat - Teman 2. Lingkungan Nonsosial; - Rumah - Sekolah - Peralatan - Alam 1. Pendekatan Tinggi; - Speculative - Achieving 2. Pendekatan Menengah; - Analitical - Deep 3. Pendekatan Rendah; - Reproduktive - Surafce Sumber: Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (2006)

____________ 15

(25)

C. Kemampuan Siswa

Istilah kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa, dapat, dan sanggup.16 Keadaan sanggup yang dimaksud adalah sanggup melakukan suatu pekerjaan atau sanggup dalam menyelesaikan suatu masalah. Kesanggupan melakukan hal tersebut disebut dengan kemampuan. Artinya, kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.17

Kemampuan selalu dibutuhkan oleh setiap orang, termasuk peserta didik. Peserta didik selalu dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menyelesaikan segala pekerjaan atau tugasnya sebagai siswa. Salah satunya adalah kemampuan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Namun, kemampuan yang dimiliki siswa antara siswa yang satu dan yang lainnya tentunya berbeda-beda.

Kemampuan atau kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konstiten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.18 Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat

____________

16Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2007), h. 565

17

Robbins, Stephen P Judge, Timothy A, Prilaku Organisasi Buku I, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 56

(26)

melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Kemampuan siswa yang berbeda disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain program pendidikan yang sudah pernah dipelajari, tingkat kecerdasan, bidang keahlian siswa, dan lain-lain. Oleh karena itu, terdapat kemampuan siswa yang berbeda dalam menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan, seperti dikemukakan oleh Salam berikut ini.

Kemampuan seseorang dalam menidentifikasikan/mengenal problem dan memecahkannya adalah berbeda-beda. Hal ini banyak ditunjang oleh latar belakang akademis yang dimilikinya, misalnya:

a. Speseialisasi keahliannya.

b. Banyak membaca/studi kepustakaan. c. Program pendidikan yang ditempuh. d. Menganalisis suatu bidang.

e. Memberi perhatian khusus pada praktek kehidupan.19

Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa semakin banyak belajar, semakin tinggi jejang pendidikan yang ditempuh, maka semakin tinggi pula kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Akan tetapi, terkadang terdapat pula siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat dan benar meskipun sudah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan oleh hal-hal lain sebagaimana yang telah diuraikan oleh Salam tersebut.

Siswa mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendukung kemampuan dasar siswa tersebut. Di ____________

(27)

antaranya yaitu hasrat dan kecintaannya untuk terus mempelajari dan mengembangkan diri, kemauan keras dan juga disiplin diri untuk tetap gigih dalam belajar.

Berbicara mengenai kemampuan siswa dalam fisika maka tidak terlepas dari tiga hal, yaitu: bakat (kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir), Achievement (hasil yang dicapai setelah mengikuti pendidikan/latihan tertentu), dan Special Abilities (kesanggupan khusus fungsi psikologi) seperti kecerdasan atau kecakapan untuk melakukan suatu pekerjaan dan ingatan yakni kesanggupan yang khusus tetapi abstrak.20

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa dalam fisika siswa mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh bakat yang dibawanya sejak lahir serta lingkungan yang ada di sekitarnya. Namun untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam belajar fisika dapat diukur dari prestasi yang diperolehnya dalam pelajaran tersebut. Adapun katagori tingkat kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar, diklasifikasikan sebagai berikut:

90 - 100 Tingkat kemampuan sangat baik 75–89 Tingkat kemampuan baik 55–74 Tingkat kemampuan sedang 40–54 Tingkat kemampuan kurang 00–39 Tingkat kemampuan buruk.21

Berdasarkan kategori kemampuan dasar siswa yang dikemukakan Syaiful Bahri di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam belajar ____________

20Pasaribu I. L dan Simanjuntak, Proses Belajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003), h. 92

21

Syaiful Bahri, Guru dan Anak Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 272

(28)

fisika ada yang tinggi, sedang dan ada yang rendah. Ketiga tingkat kemampuan tersebut akan diuraikan di bawah ini.

1. Tingkat kemampuan tinggi

Seorang siswa dikatakan mempunyai tingkat kemampuan tinggi dalam belajar fisika apabila memperoleh prestasi fisika dari 75 - 100. Dari hasil yang diperoleh siswa tersebut jelaslah bahwa ia dapat memahami dan menguasai materi pelajaran fisika yang dijarkan gurunya dengan baik.

2. Tingkat kemampuan sedang

Apabila seorang siswa memperoleh prestasi fisika dari 55 - 74 maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut mempunyai tingkat kemampuan yang sedang, dimana dalam hal ini siswa kurang memahami dan kurang menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.

3. Tingkat kemampuan rendah

Seorang siswa dikatakan berkemampuan rendah dalam belajar fisika apabila prestasi fisika yang diperoleh berkisar antara 00 - 54, dalam hal ini jelaslah bahwasanya siswa tersebut tidak memahami dan menguasai fisika yang diajarkan oleh gurunya.

Setiap siswa mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda dalam belajar fisika. Oleh karena itu, seorang guru harus memperhatikan tingkat kemampuannya serta memberi pelajaran sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

Dalam dunia psikologi ada tiga faktor penting dalam penguasaan kemampuan untuk belajar:

(29)

1. Pola pikir dan sikap terhadap belajar.

2. Kemampuan untuk mendayagunakan kekuatan pikiran (terutama pikiran bawah sadar (Subconscious Mind) untuk mempercepat proses belajar (Accelerated Learning).

3. Disiplin diri dan kegigihan (Self Discipline And Persistence).”22

Faktor pertama menyatakan kita harus memiliki hasrat (desire) dan kecintaan (passion) yang dalam terhadap nilai-nilai untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Sikap mau membaca, mendengar, mau mengerti dan mau belajar dari orang lain merupakan sikap yang perlu senantiasa dikembangkan jika kita ingin memperbaiki diri ataupun gagasan kita.

Faktor kedua yaitu mengembangkan pikiran bawah sadar merupakan kekuatan yang luar biasa jika dapat dioptimalkan potensinya. Hal yang paling mudah dilakukan untuk mengembangkan ketrampilan untuk belajar adalah dengan banyak membaca.

Faktor yang ketiga adalah disiplin diri dan kegigihan. Tanpa kedua hal ini maka belajar hanyalah kegiatan yang sifatnya tergantung suasana hati (mood).

Selain itu, usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal adalah memperbaiki proses belajar, membangkitkan minat belajar siswa terhadap fisika, meningkatkan kemampuan operasional fisika,banyak melakukan latihan, mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolah.

____________

22 Dunia Psikologi, Tiga Faktor Penting Meningkatkan Kemampuan Belajar, (Online), diakses melalui situs: http://duniapsikologi.dagdigdug.com/06 Mei 2016

(30)

D. Tujuan Pembelajaran Fisika

Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan dasar yang dikelompokkan

dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Ha’iz tujuan mempelajari mata pelajaran fisika agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain.

3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. 4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan

deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.23

____________ 23

Muhammad Ha’iz,Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar, (Online), diakses

melalui situshttp://haiz-gurupembaharu.com/home/download/61.-Fisika_SMK-MAK.doc)/6 Februari 2016

(31)

Mata pelajaran Fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir analistis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan Matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri.24 Tujuan pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) adalah sebagai sarana untuk:

1. Memupuk sikap ilmiah

2. Memberikan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tulisan.

3. Mengembangkan kemampuan berfikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

4. Menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip Fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

____________ 24

Departemen Pendidikan Nasional, Standar kompetensi, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 2.

(32)

5. Membentuk sikap terhadap Fisika dengan menikmati dan meyadari keindahan keteraturan perilaku alam serta dapat menjelaskan berbagai peristiwa alam dan keluasaan penerapan Fisika dalam teknologi.25

E. Pemecahan Masalah (Problem Solving) 1. Pengertian Problem Solving

Secara bahasa, Problem dan Solving berasal dari Bahasa Inggris. Problem artinya masalah, sementara Solving(kata dasarnya to Solve) artinya Pemecahan. Dengan demikian Problem Solving dapat diartikan sebagai pemecahan masalah. Dr. Walter A. Shewhart mengatakan bahwa Problem Solving merupakan siklus proses yang terdiri dari empat tahap, yaitu rencana (plan), melakukan (do), memeriksa (chek) dan aksi (act). Rencana merupakan proses untuk mendefinisikan dan mendefinisikan dan mengidentifikasi solusi potensial dari masalah. Menurut Pranata (2005 : 3), Problem Solving adalah suatu proses belajar mengajar yang berupa penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dengan yang diinginkan.26Selanjutnya Prawiro (1986 : 36) mengatakan bahwa Problem Solving adalah metode mengajar dengan jalan menghadapkan siswa pada suatu masalah yang harus dipecahkan oleh siswa sendiri dengan mengarahkan segala kemampuan yang ada pada diri siswa

____________

25Departemen Pendidikan Nasional, Standar kompetensi, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 2.

26

Arini Hidayati, Skripsi: Pengaruh Possitive Thinking Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Masalah (Problem Solving) pada Siswa, (Salatiga: Stain, 2010), h. 32.

(33)

tersebut. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam proses pemecahan masalah dengan merujuk pada strategi pemecahan dari Polya.27

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan Problem Solving

Pemecahan masalah dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor-faktor situasional terjadi, misalnya pada stimulus yang menimbulkan masalah, pada sifat-sifat masalah, sulit – mudah, baru – lama, penting–kurang penting, melibatkan sedikit atau banyak masalah lain.

Beberapa penelitian telah membuktikan pengaruh faktor-faktor biologis dan psikologis terhadap proses pemecahan masalah. Faktor-faktor sosio-psikologis misalnya;

a. Pemfokusan

Dengan pemfokusan, seseorang dapat memecahkan masalah tanpa membuatnya kompleks. Jika seseorang memfokuskan perhatiannya pada beragam masalah, maka tindakan menceburkan diri kedalam masalah itu merupakan salah satu sebab membesarnya masalah. Ketika anda menghilangkan sikap turut campur, kehidupan anda akan menjadi mudah dan anda akan lebih mampu secara kejiwaan dan moral untuk menghadapi masalah-masalah dengan sederhana, mudah, dan benar.28

b. Motivasi

Motivasi yang rendah mengalihkan perhatian, sedangkan motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas. Kepercayaan dan sikap yang salah asumsi ____________

27

Arini Hidayati, Skripsi: Pengaruh Possitive Thinking Terhadap Kemampuan

Menyelesaikan Masalah (Problem Solving) pada Siswa, (Salatiga: Stain, 2010), h. 32

(34)

dapat menyesatkan. Kerangka rujukan yang tidak cermat menghambat efektifitas pemecahan masalah. Sikap yang defensive, (misalnya kurang kepercayaan diri sendiri), akan cenderung menolak informasi baru, merasionalisasikan kekeliruan dan mempersukar penyelesaian.

c. Kebiasaan

Kecenderungan untuk mempertahankan pola berfikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, menghambat pemecahan masalah yang efesien. d. Emosi

Emosi mewarnai cara berfikir kita. Kita tidak pernah dapat berfikir betul-betul obyektif. Emosi juga akan mengurangi kemampuan mengantarkan kepada ketidakmampuan untuk bertindak dalam kondisi yang berbeda-beda, serta tidak mampu menghadapi masalah-masalahnya atau berfikir jernih dalam mencari solusinya. Oleh karena itu kita harus mengendalikan emosi agar kemampuan kita untuk memecahkan masalah dapat dilakukan sebaik mungkin.29

3. Langkah-langkah Pemecahan Masalah(Problem Solving)

Langkah pertama untuk berhasil memecahkan suatu masalah adalah mendefinisikan sedemikian rupa hingga masalah itu dapat dipecahkan. Ada dua hal yang harus dilakukan agar berhasil mendefinisikan masalah yaitu menyusun pertanyaan masalah dan mengidentifikasikan keadaan yang diinginkan.

____________ 29

(35)

Menurut Richard Y Chang dan P Keith Kelly, membagi langkah-langkah pemecahan masalah menjadi 6 langkah, yaitu:

a. Mendefinisikan masalah b. Analisis sebab-sebab masalah c. Identifikasi kemungkinan solusi d. Memilih solusi terbaik

e. Menyusun rencana tindakan

f. Mengimplementasikan solusi dan mengevaluasi perkembangan.30

Menurut Polya (2002 : 27) memberi empat langkah pokok cara pemecahan masalah, yaitu:

1. Memahami masalahnya, masing-masing siswa mengerjakan latihan yang berbeda dengan teman sebelahnya.

2. Menyusun rencana penyelesaian, pada tahap ini siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasikan masalah, kemudian mencari cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

3. Menyelesaikan rencana penyelesaian, langkah yang ketiga, siswa dapat menyelesaikan dengan melihat contoh atau dari buku, dan bertanya pada guru.

4. Memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan, terakhir siswa mengulang kembali atau memeriksa kembali jawaban yang telah dikerjakan, kemudian siswa bersama guru dapat menyimpulkan dan dapat mempresentasikan di depan kelas.

____________

(36)

4. Ciri-Ciri Pembelajaran Problem Solving

Ciri-ciri pembelajaran problem solving menurut Tjadimojo (2001 : 3) yaitu:

1. Metode Problem Solving merupakan rangkaian pembelajaran artinya dalam implementasi Problem Solving ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa,

2. Aktifitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, metode ini menempatkan sebagai dari proses pembelajaran,

3. pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.31

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Polya (2002: 30) metode Problem Solving memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain adalah:

Kelebihan metode Problem Solving antara lain adalah:

1. Dapat membuat siswa menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari, 2. Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk menghadapi dan

memecahkan masalah secara terampil,

3. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara kreatif, 4. Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya. Kekurangan metode Problem Solving antara lain adalah: 1. Memerlukan cukup banyak waktu,

____________

31Kokom Komariah, Prosiding Seminar Nasional Penelitian Pendidikan Dan Penerapan MIPA,(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2011), h.36

(37)

2. Melibatkan lebih banyak orang,

3. Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru,

4. Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan maalah.32 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Problem Solving adalah proses belajar mengajar yaitu dengan menghadapkan siswa pada masalah yang harus dipecahkan sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

F. Langkah-Langkah Polya dalam Pemecahan Soal Fisika

Dalam menyelesaikan soal fisika, hendaknya siswa mampu menganalisa soal yang akan diselesaikan. Siswa menyusun langkah-langkah dalam menyelesikan soal. Strategi atau langkah-langkah pemecahan masalah yang tepat sangat diperlukan untuk dapat menyelesaikan soal-soal fisika dengan baik. Keefektifan suatu strategi pemecahan masalah bergantung pada kecocokan dan karakteristik masalah yang diselesaikan, sehingga untuk menyelesaikan suatu masalah harus melalui langkah-langkah tertentu.

Dalam menyelesaikan permasalahan soal-soal fisika sangat dibutuhkan kemampuan matematis siswa. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan fisika adalah dengan menggunakan strategi pemecahan masalah berdasarkan Teori Polya. Pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh utamanya yaitu George Polya. Menurut Polya (dalam ____________

32 Ikhbar Nur Jiwanto, Skripsi: Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Fisika Menurut Polya, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Kalijaga, 2012), h.19

(38)

Suherman, dkk 2003:99) dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yaitu:

1. memahami masalah,

2. merencanakan pemecahannya,

3. menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan 4. memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Sebuah kerangka kerja untuk memecahkan masalah telah dijelaskan Polya dalam sebuah buku “How to Solve IT!” (Edisi ke 2, Princeton University Press, 1957). Walaupun Polya berfokus pada teknik pemecahan masalah dalam bidang matematika, tetapi prinsip-prinsip yang dikemukakannya dapat digunakan pada masalah-masalah umum. Empat tahap pemecahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk dikembangkan.33Secara garis besar tahap-tahap pemecahan masalah menurut Polya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Polya ____________

33 Eka Sugiantara “ Pengaruh Strategi Pemecahan Masalah Berbasis Teori Polya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V”. Jurnal mimbar PGSD, vol.2, no.1, tahun

2014.

Pemahaman Soal (Understanding)

Pemikiran Suatu Rencana (Planning) (understanding)

Pelaksanaan Suatu Rencana (Solving)

(39)

Dalam pemecahan soal fisika dengan menggunakan langkah-langkah polya dapat diuraikan sebagai berikut:

 Langkah 1 pemahaman soal

Pada langkah ini siswa harus memahami soal apa yang diketahui dan ditanya dari soal tersebut untuk lebih mempermudah menganalisis rncana selanjutnya.

 Langkah 2 pemikiran suatu rencana

Pada langkah ini siswa harus mampu mnuliskan rencana apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan soal tersebut. Siswa harus dapat menetukan rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal.

 Langkah 3 Pelaksanaan suatu rencana

Pada langkah ini siswa harus mampu melaksanakan rencana apa yang yang telah disusun. Memasukan angkaangka yang diperoleh kedalam rumus yang telah direncanakan.

 Langkah 4 Peninjauan kembali

Pada langkah ini siswa harus mengecek kembali hasil yang diperoleh sebagai jawaban akhir dari soal yang telah dikerjakan.

G. Konsep Gerak

Gerak adalah perubahan kedudukan sebuah benda terhadap titik acuan, sedangkan titik acuan adalah suatu titik di mana kita memulai mengukur perubahan kedudukan suatu benda. Gerak terbagi dua yaitu gerak bersifat relatif

(40)

dan gerak semu.34 Gerak bersifat relatif artinya suatu benda dikatakan bergerak terhadap suatu benda tertentu, tetapi belum tentu dikatakan bergerak terhadap benda lain. Gerak semu adalah gerak di mana suatu benda yang diam tampak seolah-olah bergerak.

1. Jarak dan Perpindahan

Jarak adalah panjang keseluruhan dari lintasan yang ditempuh oleh benda kemana pun arahnya, jarak merupakan besaran skalar karena mempunyai nilai tetapi tidak mempunyai arah. Perpindahan adalah jarak yang telah ditempuh benda pada suatu arah tertentu (perubahan kedudukan atau posisi suatu benda) yaitu menghubungkan titik awal ketitik akhir, perpindahan merupakan besaran vektor karena mempunyai arah dan nilai.35 Gambar jarak dan perpindahan dapat dilihat pada gambar 2.2:

Gambar 2.2 Jarak dan Perpindahan

____________

34Dhian Cipta Sari, Bilingual Fisika SMP, (Jakarta: Kendi Mas Media, 2009), h. 59. 35Bob Foster, Sains Fisika SMP Kelas VII, (Bandung : Erlangga, 2004), h. 52.

(41)

2. Kelajuan dan Kecepatan (Velocity)

Kelajuan adalah perbandingan antara jarak yang telah ditempuh terhadap lama waktu yang dibutukan, kelajuan tidak peduli terhadap arah atau kemana benda tersebut bergerak, dapat dikatakan juga kelajuan merupakan besaran skalar. Kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan dengan waktu tempuhnya, kecepatan merupakan besaran vektor.36

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kelajuan hanya memiliki nilai atau besar suatu kecepatan, sedangkan kecepatan mencakup besar kecepatan dan arah gerak benda.

 Kelajuan Rata-rata

Kelajuan rata-rata adalah jarak yang ditempuh benda sepanjang lintasannya dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.

 Kecepatan Rata-rata

Kecepatan Rata-rata adalah perbandingan antara perpindahan suatu benda terhadap waktu yang diperlukan, tanpa memperhatikan jenis jarak yang ditempuh.

____________

36Marthen Kanginan, IPA Fisika SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.196. 2. Kelajuan dan Kecepatan (Velocity)

Kelajuan adalah perbandingan antara jarak yang telah ditempuh terhadap lama waktu yang dibutukan, kelajuan tidak peduli terhadap arah atau kemana benda tersebut bergerak, dapat dikatakan juga kelajuan merupakan besaran skalar. Kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan dengan waktu tempuhnya, kecepatan merupakan besaran vektor.36

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kelajuan hanya memiliki nilai atau besar suatu kecepatan, sedangkan kecepatan mencakup besar kecepatan dan arah gerak benda.

 Kelajuan Rata-rata

Kelajuan rata-rata adalah jarak yang ditempuh benda sepanjang lintasannya dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.

 Kecepatan Rata-rata

Kecepatan Rata-rata adalah perbandingan antara perpindahan suatu benda terhadap waktu yang diperlukan, tanpa memperhatikan jenis jarak yang ditempuh.

____________

36Marthen Kanginan, IPA Fisika SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.196. 2. Kelajuan dan Kecepatan (Velocity)

Kelajuan adalah perbandingan antara jarak yang telah ditempuh terhadap lama waktu yang dibutukan, kelajuan tidak peduli terhadap arah atau kemana benda tersebut bergerak, dapat dikatakan juga kelajuan merupakan besaran skalar. Kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan dengan waktu tempuhnya, kecepatan merupakan besaran vektor.36

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kelajuan hanya memiliki nilai atau besar suatu kecepatan, sedangkan kecepatan mencakup besar kecepatan dan arah gerak benda.

 Kelajuan Rata-rata

Kelajuan rata-rata adalah jarak yang ditempuh benda sepanjang lintasannya dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.

 Kecepatan Rata-rata

Kecepatan Rata-rata adalah perbandingan antara perpindahan suatu benda terhadap waktu yang diperlukan, tanpa memperhatikan jenis jarak yang ditempuh.

____________

(42)

3. Percepatan (Acceleration)

Percepatan adalah seberapa cepat perubahan kecepan per satuan waktu, perubahan kelajuan adalah selisih antara kecepatan akhir dengan kecepatan awal. Untuk mengamati kecepatan gerak suatu benda, apakah dipercepat atau diperlambat perhatikan gambar berikut ini !

Gambar 2.3 Gerak diperlambat Gambar 2.4 Gerak dipercepat Gambar 2.3 menunjukkan bahwa sepeda bergerak diperlambat dalam kondisi naik dan perubahan kecepatan (V2< V1,), sedangkan pada gambar 2.4

sepeda bergerak dipercepat karena mengalami perubahan kecepatan (V2> V1,).

Jadi perubahan kecepatan tiap satuan waktu disebut percepatan (a)

Bila benda bergerak dengan kecepatan V1= Vopada saat t1= 0 kemudian

dipercepat dengan kecepatan V2= Vtpada saat t2= t maka :

Untuk a (+) artinya dipercepat dan a (-) artinya diperlambat. 3. Percepatan (Acceleration)

Percepatan adalah seberapa cepat perubahan kecepan per satuan waktu, perubahan kelajuan adalah selisih antara kecepatan akhir dengan kecepatan awal. Untuk mengamati kecepatan gerak suatu benda, apakah dipercepat atau diperlambat perhatikan gambar berikut ini !

Gambar 2.3 Gerak diperlambat Gambar 2.4 Gerak dipercepat Gambar 2.3 menunjukkan bahwa sepeda bergerak diperlambat dalam kondisi naik dan perubahan kecepatan (V2< V1,), sedangkan pada gambar 2.4

sepeda bergerak dipercepat karena mengalami perubahan kecepatan (V2> V1,).

Jadi perubahan kecepatan tiap satuan waktu disebut percepatan (a)

Bila benda bergerak dengan kecepatan V1= Vopada saat t1= 0 kemudian

dipercepat dengan kecepatan V2= Vtpada saat t2= t maka :

Untuk a (+) artinya dipercepat dan a (-) artinya diperlambat. 3. Percepatan (Acceleration)

Percepatan adalah seberapa cepat perubahan kecepan per satuan waktu, perubahan kelajuan adalah selisih antara kecepatan akhir dengan kecepatan awal. Untuk mengamati kecepatan gerak suatu benda, apakah dipercepat atau diperlambat perhatikan gambar berikut ini !

Gambar 2.3 Gerak diperlambat Gambar 2.4 Gerak dipercepat Gambar 2.3 menunjukkan bahwa sepeda bergerak diperlambat dalam kondisi naik dan perubahan kecepatan (V2< V1,), sedangkan pada gambar 2.4

sepeda bergerak dipercepat karena mengalami perubahan kecepatan (V2> V1,).

Jadi perubahan kecepatan tiap satuan waktu disebut percepatan (a)

Bila benda bergerak dengan kecepatan V1= Vopada saat t1= 0 kemudian

dipercepat dengan kecepatan V2= Vtpada saat t2= t maka :

(43)

4. Persamaan Kelajuan, Kecepatan dan Percepatan

Untuk menentukan besarnya kelajuan benda dapat digunakan persamaan:

Jika laju benda berubah setiap saat, maka dapat kita cari laju rata-rata, laju rata-rata adalah hasil bagi antara jarak total yang ditempuh dengan waktu totalnya, dapat ditulis persamaannya:

Untuk menentukan kecepatan benda dapat digunakan persamaan

Untuk menentukan benda Percepatan dapat digunakan persamaan

5. Gerak Lurus

Gerak lurus adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus. Lintasan adalah titik-titik yang dilalui benda ketika bergerak. Gerak lurus terbagi atas dua bagian yaitu, gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.

a. Gerak lurus beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan adalah gerak benda pada suatu titik dapat membuat lintasan berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tetap baik besar maupun arahnya.37

____________ v= t s v= t x   = 1 2 1 2 t t x x   v= total total t s ... ... 3 2 1 3 2 1       t t t s s s a = 1 2 1 2 t t v v t v     

(44)

Ciri-ciri GLB sebagai berikut :

1. Kecepatan tetap (konstan), v = tetap 2. Percepatan adalah nol.

Perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.5 Gerak Lurus Beraturan

Dari gambar 2.3 dapat kita lihat bahwa selama sepeda bergerak dalam selang waktu tertentu kecepatannya tetap, maka gerak semacam ini disebut gerak lurus beraturan.

b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan merupakan gerak benda pada lintasan berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tidak sama besar, sedangkan arah gerak tetap.

Perhatikan contoh gambar berikut ini:

Gambar 2.6 Gerak Lurus Berubah Beraturan

37Ganijati Aby Sarojo, Seri Fisika Dasar Mekanika (Jakarta: Salemba Teknika, 2002), h.37. Ciri-ciri GLB sebagai berikut :

1. Kecepatan tetap (konstan), v = tetap 2. Percepatan adalah nol.

Perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.5 Gerak Lurus Beraturan

Dari gambar 2.3 dapat kita lihat bahwa selama sepeda bergerak dalam selang waktu tertentu kecepatannya tetap, maka gerak semacam ini disebut gerak lurus beraturan.

b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan merupakan gerak benda pada lintasan berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tidak sama besar, sedangkan arah gerak tetap.

Perhatikan contoh gambar berikut ini:

Gambar 2.6 Gerak Lurus Berubah Beraturan

37Ganijati Aby Sarojo, Seri Fisika Dasar Mekanika (Jakarta: Salemba Teknika, 2002), h.37. Ciri-ciri GLB sebagai berikut :

1. Kecepatan tetap (konstan), v = tetap 2. Percepatan adalah nol.

Perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.5 Gerak Lurus Beraturan

Dari gambar 2.3 dapat kita lihat bahwa selama sepeda bergerak dalam selang waktu tertentu kecepatannya tetap, maka gerak semacam ini disebut gerak lurus beraturan.

b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan merupakan gerak benda pada lintasan berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tidak sama besar, sedangkan arah gerak tetap.

Perhatikan contoh gambar berikut ini:

Gambar 2.6 Gerak Lurus Berubah Beraturan

(45)

Dari gambar 2.4 dapat kita lihat bahwa sepeda bergerak dalam selang waktu tertentu kecepatannya mengalami perubahan secara beraturan, maka gerak semacam ini disebut gerak lurus berubah beraturan.

Ciri-ciri Gerak Lurus Berubah Beraturan(GLBB) adalah sebagai berikut :

1. Percepatannya tetap, a = tetap, Persamaannya :

2. Kecepatannya berubah beraturan.

3. Jarak yang ditempuh benda, persamaannya;

Gerak lurus berubah beraturan terbagi atas dua, GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya bertambah setiap sekon, sedangkan GLBB diperlambat GLBB yang kecepatannya berkurang setiap sekon.

Dengan : a = percepatan (m/s2) v  = perubahan kelajuan (m/s) t  = perubahan waktu (s) 1 v = kelajuan akhir (m/s) 0 v = kelajuan awal (m/s) 1 t = waktu akhir (s) 0 t = waktu awal (s) a = 1 2 1 2 t t v v   S = 2 1 2 1 at t v

(46)

c. Gerak Jatuh Bebas (GJB)

Pada prinsipnya semua benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu akan jatuh ke bumi karena pengaruh gaya gravitasi, dan benda itu bergerak dipercepat beraturan.

Coba anda ingat kembali pada peristiwa gerak lurus dimana percepatan yang dialami benda disimbolkan (a), sedangkan gerak yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi maka percepatan gravitasinya disimbolkan (g) dan nilai percepatan gravitasinya di permukaan bumi g = 9,8 m/s2.

Sekarang kita amati bersama, apakah benda yang jatuh ke tanah dikatakan gerak jatuh bebas ?

Misalnya : anda menjatuhkan kertas dengan batu kerikil pada ketinggian clan waktu yang sama, apakah akan jatuh bersama-sama ? Dan apa yang terjadi kalau kertas tersebut diremas-remas membentuk bola dan dijatuhkan pada ketinggian dan waktu yang sama pula ?

Dari peristiwa itu dapat disimpulkan bahwa gesekan udara berpengaruh bagi benda yang bergerak. Oleh karenanya semua benda yang jatuh tanpa adanya gesekan dengan udara dan tanpa kecepatan awal, maka benda itu disebut jatuh bebas.Secara konsep bahwa semua benda yang bergerak jatuh bebas akan jatuh bersama-sama tanpa memperhitungkan berat benda tersebut.

Dibawah ini merupakan contoh gambar benda pada saat bergerak jatuh bebas dari ketinggian tertentu dan sekaligus rumus yang didapatkan,sehingga diperoleh rumus-rumus sebagai berikut:

(47)

Vo = kecepatan awal (m/s)

Vt = kecepatan pada t sekon (m/s) t = waktu (s)

g = percepatan gravitasi (m/s2) h = ketinggian (m)

d. Gerak Vertikal ke Atas (GVA)

Saat anda melempar benda ke atas, apa yang terjadi pada gerak benda itu? Tentunya akan mengalami perlambatan akibat pengaruh gaya gravitasi, jadi perlambatannya a = -g (berlawanan dengan gerak benda)

Pada ketinggian maksimum (h max) /Vt = 0(benda akan berhenti sesaat kemudian berbalik arah, kembali kebawah.

Vo = kecepatan awal (m/s)

Vt = kecepatan pada t sekon (m/s) t = waktu (s)

g = percepatan gravitasi (m/s2) h = ketinggian (m)

d. Gerak Vertikal ke Atas (GVA)

Saat anda melempar benda ke atas, apa yang terjadi pada gerak benda itu? Tentunya akan mengalami perlambatan akibat pengaruh gaya gravitasi, jadi perlambatannya a = -g (berlawanan dengan gerak benda)

Pada ketinggian maksimum (h max) /Vt = 0(benda akan berhenti sesaat kemudian berbalik arah, kembali kebawah.

Vo = kecepatan awal (m/s)

Vt = kecepatan pada t sekon (m/s) t = waktu (s)

g = percepatan gravitasi (m/s2) h = ketinggian (m)

d. Gerak Vertikal ke Atas (GVA)

Saat anda melempar benda ke atas, apa yang terjadi pada gerak benda itu? Tentunya akan mengalami perlambatan akibat pengaruh gaya gravitasi, jadi perlambatannya a = -g (berlawanan dengan gerak benda)

Pada ketinggian maksimum (h max) /Vt = 0(benda akan berhenti sesaat kemudian berbalik arah, kembali kebawah.

(48)

36 A. Jenis/Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang tepat digunakan adalah metode deskriptif-kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat kemampuan siswa menyelesaikan masalah (Problem Solving) konsep gerak di kelas X MAN Rukoh Darussalam. Pelaksanaan metode ini dapat mengikuti langkah-langkah kerja seperti menyusun instrumen penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, sehingga dapat ditarik sebuah simpulan.

B. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. Suharsimi Arikunto

menegaskan pandangannya tentang populasi sebagai berikut “Pengambilan

sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan populasi yang

sebenarnya atau dengan kata lain sampel harus bersifat representatif”.33Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Rukoh Darussalam. Distribusi populasi pada setiap kelas dapat dilihat pada tabel berikut.

____________ 33

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Penelitian Praktis), (Jakarta: Bima Aksara, 1985), h. 47

(49)

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas X MAN Rukoh Darussalam

No Kelas X Jumlah Siswa

Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

1. X-MIA1 31 orang 12 orang 19 orang

2. X-MIA2 31 orang 9 orang 22 orang

3. X-MIA3 30 orang 11 orang 19 orang

Jumlah 92 orang 32 orang 60 orang

Sumber: Dokumentasi MAN Rukoh Darussalam Banda Aceh (2015/2016)

C. Sampel

Pemilihan sampel didasarkan pada pendapat Arikunto, yaitu “Jika jumlah

subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”34 Penulis menetapkan sampel sebesar 30% dari jumlah populasi. Jadi, sampel penelitian ini adalah sebanyak 30 orang siswa kelas X MAN Rukoh Darussalam. Teknik penarikan sampel dilakukan secara random. Teknik penarikan sampel yang dilakukan yaitu mengambil 10 orang siswa dari tiap kelas secara random. Pada setiap kelas semua siswa diberikan nomor urut. Pengambilan sampel didasarkan pada siswa yang mendapat nomor urut 1, 3, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, dan 31. Mereka dikumpulkan pada satu kelas dan diminta untuk menyelesaikan soal pada materi Gerak sebagaimana yang terdapat pada instrumen penelitian.

____________ 34

(50)

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, maka lokasi penelitian ini dilakukan di MAN Rukoh Darussalam yang terletak di Banda Aceh. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2016. Hal ini sesuai dengan keputusan dari Kantor Kementerian Agama Banda Aceh Nomor: Kd.01.07/2/TL.00/0192/2016 tanggal 24 Februari 2016.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang akan digunakan adalah soal dan angket.

1. Tes soal dan lembar jawaban.

Soal tes ini adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, sehingga dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku prestasi siswa.35

2. Lembar Angket

Lembar Angket bertujuan mengetahui tanggapan siswa yang berisi pernyataan-pernyataan terhadap pelajaran fisika yang mereka anggap sulit dan kurang dimengerti salah satunya pada konsep gerak.

____________

35Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 67

(51)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik tes dan angket.

1. Tes.

Dilihat dari segi waktu, tes dapat dilakukan dalam beberapa jam.36 Tes yang diadakan diperuntukkan bagi seluruh siswa yang menjadi sampel dengan soal yang sama untuk setiap sampel. Tes tersebut dimaksudkan untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika tentang gerak sebagai gambaran kemampuan menyelesaikan masalah fisika mereka. Adapun tes yang akan dilakukan adalah dengan memberikan soal tentang materi Gerak yang disesuaikan dengan kurikulum di Sekolah. Soal tersebut akan diberikan dalam bentuk essay dengan jumlah lima soal. Soal tersebut diberikan skor maksimalnya 100. Waktu yang digunakan dalam menyelesaikan soal ini adalah 1 x 90 menit (2 jam pelajaran).

Sebelum soal ini diberikan kepada siswa, terlebih dahulu soal ini dikonsultasikan dengan guru bidang studi fisika yang terdapat di MAN Rukoh Darussalam.

Berikut kisi-kisi penelitian yang dipergunakan (aspek penelitian): a. Memahami masalah dalam soal.

b. Merencanakan pemecahan masalah.

c. Mennyelesaikan pemecahan masalah sesuai rencana. d. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

____________

36Sedarmayanti dan Syarifuddin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 2002), h. 88

(52)

Langkah-langkah penilaian soal Essay:

a. Jika siswa mampu memahami masalah dalam soal maka akan diberi skor 5.

b. Jika siswa mampu merencanakan pemecahan masalah maka akan diberikan skor 5.

c. Jika siswa dapat menyelesaikan pemecahan masalah sesuai rencana maka akan diberikan skor 5.

d. Jika siswa dapat memeriksa kembali hasil yang diperoleh maka akan diberikan skor 5.

2. Angket.

Angket atau sering disebut kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan atau pernyataan tertulis dan jawaban yang diberikan juga dalam bentuk tertulis, yaitu dalam bentuk isian atau simbol/tanda. Angket tersebut digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran fisika dan konsep gerak. Angket tersebut juga diberikan kepada siswa setelah selesai menyelesaikan tes soal. Pengisian dilakukan secara jujur dan objektif tanpa tekanan dari pihak manapun.

Selanjutnya adapun pembuatan angket yaitu dengan cara sebagai berikut ini:

a. Menentukan kisi-kisi angket b. Menentukan jumlah butir angket c. Menentukan tipe angket

(53)

Kisi-kisi angket ditentukan oleh bentuk-bentuk dari kesulitan siswa terhadap pembelajaran fisika pada konsep gerak.

d. Menentukan skor item angket

Pada angket penelitian bentuk-bentuk kesulitan siswa terhadap pembelajaran fisika pada konsep gerak diberi alternatif jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

G. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis data hasil tes siswa yang diberikan. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif, sebab alat analisis menggunakan model statistik dan hasil analisisnya disajikan dalam bentuk angka dan dijelaskan dalam suatu uraian.37

1. Ketuntasan Belajar Individu Berdasarkan Hasil Tes

Analisis data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut: a. Membuat klasifikasi dari hasil tes tertulis menurut kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal tentang materi Gerak.

b. Mengurutkan kriteria pengkategorian kemampuan siswa dalam penyelesaian soal materi Gerak yaitu kriteria sangat baik (90-100), baik (75-89), sedang (55-74), kurang (40-54), dan buruk (0-39) berdasarkan jumlah siswa yang dapat menjawab soal yang diberikan.

____________

37Hasan Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 120

(54)

Persentase kemampuan siswa dihitung dengan menggunakan rumus:

=

100%

Keterangan:

P = Persentase kemampuan siswa f = Frekuensi

n = Jumlah siswa keseluruhan.38

Hasil persentase ini menunjukkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika dalam materi Gerak. Soal-soal yang akan di tes dapat dilihat pada bagian lampiran.

2. Angket

Untuk mengetahui respon siswa maka di analisis data dengan menggunakan rata-rata keseluruhan skor yang telah dibuat dengan model skala likert. Adapun skala yang diberikan adalah: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) menurut pribadi masing-masing siswa secara jujur dan objektif.

Untuk menentukan respon siswa dihitung melalui angket yang dianalisis dengan menggunakan persentase. Persentase dari setiap respon siswa dihitung dengan rumus:

P =

x 100

%

____________

38Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 243

(55)

Keterangan:

P = Angka persentase

f = Frekuensi jumlah respon siswa tiap aspek yang muncul N = Jumlah keseluruhan siswa

100%= Nilai konstan.

Respon siswa dikatakan efektif jika jawaban siswa terhadap pernyataan positif untuk setiap aspek yang direspon.

Gambar

Tabel 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya
Gambar 2.1 Skema Polya
Gambar 2.2 Jarak dan Perpindahan
Gambar 2.3 Gerak diperlambat Gambar 2.4 Gerak dipercepat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyimpanan pada suhu ruang Penyimpanan pada suhu. Setelah direbus ulang Setelah

Hal ini dijelasakan bahwa pembangunan dan pengelolaan perkotaan yang berkelanjutan sangat penting bagi kualitas hidup manusia; dimana akan bekerja dengan pemerintah

[r]

Onset yang paling cepat dari kelima cara pemberian secara berturut-turut yaitu oral dengan rata-rata membutuhkan waktu 1 menit dibandingkan intra muskular 2 menit, intra vena 5

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Departemen Dalam Negeri, bahwa transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Kediri Nomor 40 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat (Berita Daerah Kota

Sentralindo Teguh Gemilang, beserta seluruh staff atas segala bantuan dan kemudahan yang diberikan selama melaksanakan penelitian sehingga tesis ini dapat selesai tepat

Dalam mengukur efisiensi transmisi kebijakan moneter pada perbankan konvensional menggunakan empat variabel yaitu, sertifikat bank indonesia, pasar uang antar bank,