• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah pada Ultisol Puosu Jaya Kecamatan Konda, Konawe Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah pada Ultisol Puosu Jaya Kecamatan Konda, Konawe Selatan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 4 No. 1. Hal 18-25 ISSN: 2087-7706

PENGARUH PUPUK BOKASHI KOTORAN SAPI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA ULTISOL PUOSU

JAYA KECAMATAN KONDA, KONAWE SELATAN

The Effect of Cow Dirt Bokashi on the Growth and Production of Paddy

Rice in Ultisol of Puosu Jaya, Konda District, South Konawe

M. TUFAILA*), YUSRINA DAN SYAMSU ALAM

Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of the use of bokashi fertilizer on Rice productivity in Ultisol Puosu Jaya, Konda district, South Konawe, conducted on April to September 2013. The study was arranged in randomized block design (RBD) with a single factor pattern, consisted of eight bokashi fertilizer treatments with three replications, namely: without bokashi fertilizer (K0), dose of 5 tons ha-1(K1), dose of 7.5 tons ha-1(K2),

dose of 10 tons ha-1(K3), dose of 12.5 tons ha-1(K4), dose of 15 tons ha-1(K5), dose of 17.5

tons ha-1 (K

6) and dose of 20 tons ha-1 (K7), so that there were twenty four experimental

units. Observed variables included the growth and production of plants, soil analysis before and after treatment as well as the analysis of the quality of the fertilizer used. Data were analyzed using analysis of variance followed by Duncan’s Multiple Range Test. The result showed that the use of compost at Ultisol dose of 12.5 tons ha-1(K4) gave the best effect on

the growth and production of rice in Ultisol Puosu Jaya, Konda district, South Konawe. However, the effect of this treatment did not significantly different with the effect of dossages of 5 and 7.5 tons ha-1with reached resultof 7.6 and 8.4 tons ha-1, respectively.

Keyw or ds : bokashi, r ice, Ult isol.

1

PENDAHULUAN

Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu komoditas pangan yang penting bagi masyar akat Indonesia kar ena sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan ber as sebagai bahan makanan pokok untuk dikonsumsi. Di Indonesia, ada beber apa padi yang diusahakan oleh petani salah satunya adalah padi saw ah. Menanam padi saw ah telah menjadi kegiatan yang sangat penting bagi sebagian besar petani di Indonesia.

Menur ut data BPS Sultr a (2011), Kabupaten Konaw e Selatan mer upakan salah satu daer ah yang potensial untuk pengembangan padi sawah, dimana luas ar eal saw ah yang dimilikinya mencapai 23.968 ha atau 22,08% dar i total luas sawah yang dimiliki Sulawesi Tenggar a yaitu 93.000 ha. Pr oduktifitas tanaman padi saw ah di Sulaw esi

*)Alamat kor espondensi:

E-mail:m.tufailahemon@yahoo.co.id

Tenggar a masih ter golong r endah, dengan pr oduksi r ata-r ata adalah 4,1 ton ha-1. Untuk Kabupaten Konaw e Selatan sendir i, pr oduksi padi sawah hanya mencapai r ata-r ata 3,8 ton ha-1. Rendahnya pr oduksi padi saw ah ini selain dipengar uhi oleh kondisi iklim yang sulit untuk dipr ediksi utamanya cur ah hujan, juga dipengar uhi oleh teknik pengelolaan tanah yang belum tepat dalam pembudidayaan padi saw ah yang umumnya diusahakan pada tanah Ultisol.

Pr oduksi padi saw ah secar a umum di Kecamatan Konda Kabupaten Konaw e Selatan beber apa tahun ter akhir ini ter golong r endah yakni pada tahun 2009 mencapai 3,1 ton ha-1 sedangkan pada tahun 2010 hanya mencapai 2,9 ton ha-1 (BPS Konsel, 2011). Desa Puosu Jaya Kecamatan Konda Kabupaten Konaw e Selatan mer upakan salah satu desa yang mengalami penur unan pr oduksi padi saw ah pada tahun 2012 yakni hanya mencapai 1,2 ton ha-1. Dimana luas ar eal per saw ahan secar a keselur uhan yaitu 120 ha. Namun yang ter olah

(2)

sekitar 70-80%. Hal ini disebabkan kar ena sistem pengair annya belum ter kelola dengan baik masih mer upakan saw ah tadah hujan. Selain itu, petani Desa Puosu Jaya belum menggunakan teknologi pengelolaan tanah

dengan baik khususnya penggunaan bahan

or ganik diantar anya pupuk kandang asal kotor an sapi yang dapat digunakan sebagai pupuk bokashi.

Bokashi mer upakan salah satu jenis pupuk yang dapat menggantikan kehadir an pupuk kimia buatan untuk meningkatkan kesubur an tanah sekaligus memper baiki ker usakan sifat -sifat tanah akibat pemakaian pupuk anor ganik (kimia) secar a ber lebihan. Bokashi mer upakan hasil fer mentasi bahan or ganik dar i limbah per tanian (pupuk kandang, jer ami, sampah, sekam ser buk ger gaji) dengan menggunakan EM-4 (Gao et al., 2012; Atikah, 2013). EM-4 (Efektif Micr oor ganisme-4) mer upakan bakter i pengur ai dar i bahan or ganik yang digunakan untuk pr oses pembuatan bokashi, yang dapat menjaga kesubur an tanah sehingga ber peluang untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan pr oduksi (Tola et al., 2007; Ruhukail, 2011).

Penelitian ini ber tujuan untuk mengetahui pengar uh pupuk bokashi kotor an sapi ter hadap per tumbuhan dan pr oduksi padi saw ah yang dibudidayakan pada tanah Ultisol di Desa Puosu Jaya Kecamatan Konda, Konaw e Selatan.

BAHAN DAN METODE

Per cobaan dilaksanakan di Desa Puosu Jaya Kecamatan Konda Kabupaten Konaw e Selatan Pr ovinsi Sulaw esi Tenggar a. Adapun w aktu pelaksanaannya dimulai pada bulan Apr il sampai September 2013. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman padi saw ah lokal yaitu var ietas Konaw e, kotor an sapi ker ing 300 kg, dedak 10 kg, sekam 200 kg, gula pasir sebanyak 10 sendok makan, lar utan mikr oba (EM-4) sebanyak 20 sendok makan dan air . Alat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bak kotor an sapi, ember , gembor , sekop, gar u, cangkul, par ang, meter an, sendok makan, mistar , timbangan, ayakan, kar ung, w adah penyimpanan gabah hasil panen, kamer a dan alat tulis menulis. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan delapan per lakuan ter masuk kontr ol (K0) yang diulang sebanyak tiga kali sehingga ter dapat 24 unit per cobaan :

K0 = Tanpa bokashi kotor an sapi K1 = bokashi kotor an sapi 5 ton ha-1 K2 = bokashi kotor an sapi 7,5 ton ha-1 K3 = bokashi kotor an sapi 10 ton ha-1 K4 = bokashi kotor an sapi 12,5 ton ha-1 K5 = bokashi kotor an sapi 15 ton ha-1 K6 = bokashi kotor an sapi 17,5 ton ha-1 K7 = bokashi kotor an sapi 20 ton ha-1

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan Tanah dan Bokashi.

Hasil analisis tanah setelah per lakuan dan uji kualitas pupuk bokashi kotor an sapi yang dilakukan di Labor ator ium Agr oteknologi Unit Tanah Fakultas Per tanian Univer sitas Halu Oleo masing-masing disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Hasil pengamatan beberapa sifat kimia tanah setelah perlakuan

Per lakuan pH H2O C-or ganik (%) KTK (me 100g-1) K0 4,9 (M) 1,78 (R) 0,02 (SR) K1 5,5 (AM) 1,89 (R) 0,26 (S) K2 5,7 (AM) 2,15 (S) 0,34 (S) K3 5,9 (AM) 2,09 (S) 0,55 (T) K4 6,0 (AM) 3,21 (T) 0,30 (S) K5 6,0 (AM) 2,11 (S) 0,57 (T) K6 6,0 (AM) 2,15 (S) 0,30 (S) K7 6,1 (AM) 2,42 (S) 0,30 (S)

Keterangan: M (masam), AM (agak masam), SR (sangat rendah), R (rendah), S (sedang), T (tinggi)

Tabel 2. Hasil uji analisis pupuk bokashi kotor an sapi

pH C-or ganik (%) N-total (%) P2O5(mg 100 g-1) K2O (me 100g-1)

6,8* 17,09* 0,42* 18,26* 0,22*

6,8-7,4** 9,80-32** 0,40** 10-20** 0,20**

Ket er angan : *) Hasil analisis pupuk bokashi yang digunakan dalam penelitian ini. **) Kr iter ia mutu pupuk or ganik domestik ber standar SNI 19-7030-2004.

(3)

Tabel 1 menunjukkan bahw a tanah yang diber i per lakuan pupuk bokashi kotor an sapi mampu meningkatkan pH tanah yaitu dar i pH 4,9 (masam) pada per lakuan K0 (tanpa per lakuan bokashi kotor an sapi) menjadi 5,5-6,1. Per lakuan bokashi kotor an sapi juga mampu meningkatkan kadar C-or ganik tanah dar i r endah (1,78%) pada per lakuan K0 menjadi sedang sampai tinggi (1,89-3,21%) pada per lakuan K2-K7. Per lakuan bokashi kotor an sapi juga mampu meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah dar i r endah pada per lakuan K0 (11,62 me 100g-1) menjadi sedang (17,32-23,13 me 100g-1) pada per lakuan K2-D7.

Tabel 2 menunjukkan bahw a nilai uji analisis pupuk bokashi kotor an sapi yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing par ameter yaitu pH sebesar 6,8, C-or ganik 17,09%, N-total 0,42%, P2O5 18,26 mg 100 g-1 dan K2O 0,22 me 100 g-1. Kr iter ia mutu pupuk or ganik domestik ber standar SNI 19-7030-2004 masing-masing par ameter yaitu pH ber kisar antar a 6,8-7,4, C-or ganik ber kisar 9,80-32,00%, N-total sebesar 0,40%, P-total ber kisar 10-20 mg 100 g-1 dan K-ter sedia sebesar 0,20 me 100 g-1.

Hasil Pengamatan Tanaman Padi Sawah.

Hasil r ekapitulasi sidik r agam penggunaan bokashi kotor an sapi untuk meningkatkan pr oduktifitas tanaman padi saw ah pada tanah Ultisol Puosu Jaya Kecamatan Konda, Konawe Selatan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi hasil analisis r agam pengar uh penggunaan pupuk bokashi kotor an sapi ter hadap per tumbuhan dan pr oduksi padi saw ah di Desa Puosu Jaya

Var iabel pengamatan

Pengar uh bokashi kotor an sapi Tinggi tanaman Umur 14 HST Umur 21 HST Umur 28 HST Umur 35 HST

Jumlah anakan maksimum

tn tn ** ** * Jumlah anakan pr oduktif *

Ber at gabah segar *

Ber at gabah ker ing *

Ber at 1000 butir gabah ker ing tn

Ket er angan : t n = ber pengar uh tidak nyata * = ber pengar uh nyata ** = ber pengar uh sangat nyata

Hasil r ekapitulasi sidik r agam menunjukkan bahw a penggunaan bokashi kotor an sapi pada tanaman padi saw ah member ikan pengar uh sangat nyata ter hadap tinggi tanaman pada umur 28 dan 35 HST. Disamping itu, bokashi kotor an sapi member ikan pengar uh nyata ter hadap jumlah anakan pr oduktif, ber at gabah segar dan ber at gabah ker ing.

Tinggi tanaman (cm). Sidik r agam menunjukkan bahw a penggunaan bokashi kotor an sapi pada tanaman padi saw ah member ikan pengar uh sangat nyata ter hadap tinggi tanaman pada umur 28 dan 35 HST. Namun, penggunaan bokashi kotor an sapi ini menunjukkan pengar uh tidak nyata pada tinggi tanaman padi sawah umur 14 dan 21 HST. Dinamika per tumbuhan tinggi tanaman padi saw ah sebagaimana disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Dinamika per tumbuhan tinggi tanaman padi saw ah

Gambar 1 menunjukkan bahw a pada pengamatan umur 14 dan 21 HST tidak member ikan pengar uh nyata, namun pada pengamatan tinggi tanaman umur 28 dan 35 HST per lakuan bokashi kotor an sapi member ikan pengar uh sangat nyata. Hasil pengamatan menunjukkan bahw a per lakuan bokashi kotor an sapi K4 (dosis pupuk 12,5 ton ha-1) member ikan pengar uh yang ter baik dibandingkan dengan per lakuan lainnya. Hal ini disebabkan kar ena unsur har a yang ter dapat dalam bokashi kotor an sapi tidak dapat langsung diser ap oleh tanaman padi saw ah, bokashi kotor an sapi membutuhkan w aktu untuk ter dekomposisi secar a sempur na agar unsur har a yang ter dapat di dalamnya dapat diser ap oleh tanaman.

Jumlah anakan maksimum. Sidik r agam menunjukkan bahw a penggunaan bokashi

30 40 50 60 70 80 14 21 28 35 T in g g i ta n a m a n ( c m ) Umur Tanaman (HST) K0 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

(4)

kotor an sapi ter hadap tanaman padi saw ah member ikan pengar uh sangat nyata t er hadap jumlah anakan maksimum. Pengar uh penggunaan bokashi kotor an sapi ter hadap jumlah anakan maksimum padi saw ah disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengar uh penggunaan bokashi kotor an sapi ter hadap jumlah anakan maksimum tanaman padi saw ah

Per lakuan Jumlah

Anakan Maks Nilai UJBD

K0 11.40 b 2.15 K1 14.00 ab 2.26 K2 14.00 ab 2.32 K3 14.67 a 2.36 K4 15.00 a 2.39 K5 11.67 b 2.40 K6 11.67 b K7 13.33 ab

Ket er angan: Angka-angka yang diikuti oleh hur uf yang sama menunjukkan tidak ber beda nyata pada tar af Uji Jar ak Ber ganda Duncan (UJBD) α=0,05.

Tabel 3 menunjukkan bahw a penggunaan bokashi kotor an sapi member ikan pengar uh sangat nyata ter hadap jumlah anakan maksimum tanaman padi sawah. Jumlah anakan maksimum ter tinggi diper oleh pada per lakuan K4 (12,5 ton ha-1). Hal ini disebabkan kar ena unsur har a yang ter dapat dalam bokashi kotor an sapi tidak dapat langsung diser ap oleh tanaman padi saw ah, kar ena bokashi kotor an sapi membutuhkan w aktu untuk ter dekomposisi secar a sempur na agar unsur har a yang ter dapat di dalamnya ter sedia bagi tanaman. Disamping itu, dosis K4 (12,5 ton ha-1) diduga dapat menyediakan unsur har a yang cukup dan seimbang sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman padi saw ah dalam pr oses per tumbuhannya.

Jumlah anakan produktif. Sidik r agam menunjukkan bahw a penggunaan bokashi kotor an sapi pada tanaman padi saw ah member ikan pengar uh nyata ter hadap jumlah anakan pr oduktif. Pengar uh penggunaan bokashi kotor an sapi ter hadap jumlah anakan pr oduktif tanaman padi saw ah sebagaimana disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagr am jumlah anakan pr oduktif tanaman padi saw ah

Gambar 2 menunjukkan bahw a hasil anakan pr oduktif tanaman padi saw ah ber beda-beda pada setiap per lakuan. Per lakuan bokashi kotor an sapi ter baik yaitu per lakuan K4 (12,5 ton ha-1) yang ditunjukkan dengan jumlah anakan pr oduktif ter banyak. Jumlah anakan pr oduktif semakin meningkat dar i kontr ol sampai K4 (12,5 ton ha-1), namun menur un dar i per lakuan K5 sampai K7. Hal ini menunjukkan bahw a pember ian bokashi kotor an sapi yang optimal yaitu pada per lakuan K4 (12,5 ton ha-1). Pember ian bokashi kotor an sapi dapat mempengar uhi hasil anakan pr oduktif tanaman padi sawah.

Berat gabah segar (g). Sidik r agam menunjukkan bahw a penggunaan bokashi kotor an sapi ter hadap tanaman padi saw ah member ikan pengar uh nyata ter hadap ber at gabah segar . Diagr am ber at gabah segar tanaman padi saw ah sebagaimana disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagr am ber at gabah segar tanaman padi saw ah

Gambar 3 menunjukkan bahw a ber at gabah segar tanaman padi saw ah ber beda-beda pada setiap per lakuan. Per lakuan ter baik yang menunjukkan ber at gabah segar ter tinggi adalah per lakuan K4 (12,5 ton ha-1). Ber at

b ab ab ab a ab b a 0 200 400 600 800 1000 1200 0 5 7.5 10 12.5 15 17.5 20 B e r a t g a b a h s e g a r ( g )

Dosis Pupuk (ton ha-1) c abc abc ab a c c b 0 2 4 6 8 10 12 14 0 5 7.5 10 12.5 15 17.5 20 J u m la h a n a k a n p r o d u k ti f

(5)

gabah segar semakin meningkat dar i kontr ol sampai K4 (12,5 ton ha-1), namun menur un dar i per lakuan K5 sampai K7. Hal ini menunjukkan bahw a pember ian bokashi kotor an sapi optimal yaitu pada dosis K4 (12,5 ton ha-1). Pember ian bokashi kotor an sapi dapat mempengar uhi pr oduksi gabah segar tanaman padi sawah.

Berat gabah kering (g). Sidik r agam menunjukkan bahw a penggunaan bokashi kotor an sapi pada tanaman padi saw ah member ikan pengar uh nyata ter hadap ber at gabah ker ing tanaman padi sawah. Diagr am ber at gabah ker ing tanaman padi saw ah sebagaimana disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagr am ber at gabah ker ing tanaman padi saw ah

Gambar 4 menunjukkan bahw a ber at gabah ker ing tanaman padi saw ah ber beda-beda pada setiap per lakuan. Per lakuan ter baik yang menunjukkan ber at gabah ker ing ter tinggi adalah per lakuan K4 (12,5 ton ha-1). Ber at gabah ker ing semakin meningkat dar i kontr ol sampai K4 (12,5 ton ha-1), namun menur un dar i per lakuan K5 sampai K7. Hal ini menunjukkan bahw a pember ian bokashi kotor an sapi optimal yaitu pada dosis K4 (12,5 ton ha-1). Pember ian bokashi kotor an sapi dapat mempengar uhi pr oduksi gabah ker ing tanaman padi sawah.

Berat 1000 butir gabah kering (g).Sidik r agam menunjukkan bahw a penggunaan bokashi kotor an sapi pada tanaman padi saw ah member ikan pengar uh tidak nyata ter hadap ber at 1000 butir gabah ker ing tanaman padi sawah. Diagr am ber at 1000 butir gabah ker ing tanaman padi saw ah sebagaimana disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagr am ber at 1000 butir gabah ker ing tanaman padi saw ah.

Gambar 5 menunjukkan bahw a ber at 1000 butir gabah ker ing tanaman padi saw ah ber beda-beda pada setiap per lakuan. Per lakuan ter baik yang menunjukkan ber at 1000 butir gabah ker ing ter tinggi adalah per lakuan K4 (12,5 ton ha-1). Ber at 1000 butir gabah ker ing semakin meningkat dar i kontr ol sampai K4 (12,5 tonha-1), namun menur un dar i per lakuan K5 sampai K7. Hal ini menunjukkan bahw a pember ian bokashi kotor an sapi optimal yaitu pada dosis K4 (12,5 ton ha-1). Pember ian bokashi kotor an sapi member ikan pengar uh yang tidak signifikan ter hadap ber at 1000 butir gabah ker ing tanaman padi sawah.

Pembahasan. Pember ian bokashi kotor an sapi member ikan pengar uh ter hadap per tumbuhan dan hasil tanaman padi saw ah. Adanya pengar uh pember ian bokashi kotor an sapi ter hadap per tumbuhan dan hasil tanaman padi saw ah kar ena bokashi kotor an sapi mengandung unsur har a yang dibutuhkan oleh tanaman padi saw ah dalam pr oses per tumbuhan dan per kembangannya. Namun, menur ut Tola et al. (2007), pengar uhnya ter gantung pada dosis bokashi kotor an sapi yang digunakan dalam penelitian. Secar a biologi pupuk bokashi dapat meningkatkan aktivitas mikr oor ganisme tanah. Mikr oor ganisme yang menguntungkan dan senyaw a or ganik lainnya yang ter dapat dalam pupuk bokashi dapat meningkatkan keanekar agaman ser ta aktivitas mikr oba dalam tanah sehingga mampu meningkatkan unsur har a dan menunjang per tumbuhan tanaman diantar anya jumlah anakan pr oduktif. Pur w ani et al. (1997) menyatakan bahw a pupuk bokashi mampu mengaktifkan aktivitas sel-sel jar ingan mer istematik tanaman sehingga akan menghasilkan anakan pr oduktif yang optimal. Selanjutnya menur ut

b b ab ab a b b b 0 200 400 600 800 1000 1200 0 5 7.5 10 12.5 15 17.5 20 B e r a t g a b a h k e r in g ( g )

Dosis Pupuk (ton ha-1)

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 0 5 7.5 10 12.5 15 17.5 20 B e r a t 1 0 0 0 b u ti r g a b a h ( g )

(6)

Sumar di et al. (2007); Soplanit dan Soplanit (2012) juga menyatakan bahw a pupuk bokashi mengandung mikr oor ganisme ber manfaat yang mer upakan bagian integr al dar i tanah, mampu menyediakan har a tanaman melalui pr oses daur ulang ser ta membentuk str uktur tanah yang sesuai untuk per tumbuhan tanaman. Dar i hasil penelitian menunjukkan bahw a per lakuan pupuk bokashi ber pengar uh sangat nyata ter hadap per tumbuhan tanaman padi saw ah yang ditunjukkan oleh tinggi tanaman pada umur 28 dan 35 HST.

Hasil sidik r agam menunjukkan bahw a pember ian pupuk bokashi ber pengar uh nyata ter hadap jumlah anakan pr oduktif, ber at gabah segar dan ber at gabah ker ing. Peningkatan jumlah anakan pr oduktif, ber at gabah segar dan ber at gabah ker ing tanaman padi ber kaitan dengan meningkatnya ser apan har a N, P dan K tanaman. Suplai unsur har a yang cukup, menunjang per tumbuhan tanaman dan menghasilkan pr oduksi yang lebih tinggi. Diketahui bahw a unsur har a N, P dan K mer upakan unsur har a makr o pr imer yang lebih banyak dibutuhkan tanaman dibandingkan unsur har a lainnya. Pada umumnya, tanaman mengandung senyaw a-senyaw a or ganik. Tanaman tidak dapat melakukan metabolismenya jika kekur angan nitr ogen untuk membentuk bahan-bahan penting (Tanaka et al., 2006). War na pucat pada tanaman yang kekur angan nitr ogen kar ena ter hambatnya pembentukan klor ofil, per tumbuhan lambat dan ker dil kar ena klor ofil dibutuhkan untuk pembentukan kar bohidr at dalam pr oses fotosintesis, sehingga akan menghentikan pr oses per tumbuhan dan pr oduksi (Tisdale dan Nelson, 1993).

Unsur fosfor dibutuhkan tanaman padi selama per tumbuhan dan per kembangannya, mulai dar i aw al per tumbuhan vegetatif sampai fase pembentukan dan pematangan biji. Hal ini disebabkan kar ena fosfor banyak ter dapat di dalam sel tanaman ber upa unit -unit nukleotida yang mer upakan suatu ikatan yang mengandung fosfor sebagai penyusun RNA dan DNA yang ber per an dalam per kembangan sel tanaman. Selain itu, fosfor dapat menstimulir per tumbuhan dan per kembangan per akar an tanaman kar ena ber per an dalam metabolisme sel dan sebagai aktivator enzim (Mar schener , 1998). Apabila ter jadi

kekur angan fosfor maka fosfor di dalam jar ingan tua diangkat ke bagian-bagian mer istem yang sedang aktif. Akan tetapi, kar ena kekur angan unsur ini menghambat selur uh per tumbuhan tanaman, maka gejala yang jelas pada daun jar ang ter lihat (Leiw akabessy dan Sutandi, 2004). Peningkatan P-ter sedia dalam tanah diduga akibat dar i kemampuan aktifitas mikr oor ganisme dalam mer ombak bahan or ganik yang mengandung asam-asam humat sehingga dapat mengikat fosfor menjadi P-ter sedia ser ta mengikat logam Al dan Fe (Hakim dan Winar so, 2005).

Per anan kalium dalam tanaman sebagai ion pembaw a (carrier) dalam tr anslokasi sejumlah har a ter utama nitr ogen, mengatur r espir asi, tr anspir asi dan aktivasi enzim yang ber per an dalam sintesa kar bohidr at ser ta mengatur tekanan osmotik. Khusus untuk tanaman padi, kalium ber fungai untuk menguatkan jer ami, melancar kan pembentukan pr otein, memper baiki kualitas tanaman, membantu tr anslokasi pati, meningkatkan r esistensi tanaman ter hadap hama dan penyakit menjadikan gabah lebih ber nas dan menur unkan per sentase gabah hampa. Kekur angan kalium akan menghambat pr oses fotosintesa yang ber akibat gabah menur un (Pr ingadiet al., 1999).

Bokashi yang ditambahkan ke dalam tanah dapat menyumbangkan unsur N, P dan K, sehingga meningkatkan keter sediaan unsur -unsur ter sebut dalam tanah (Syam, 2003; Nguyen dan Shindo, 2011). Secar a kimia fungsi bahan or ganik tanah adalah member ikan sumbangan har a melalui pr oses dekomposisi. Menur ut Shindo et al. (2006), ter jadinya peningkatan ser apan har a tanaman padi dengan peningkatan dosis pupuk bokashi kar ena kondisi tanah menjadi r elatif lebih baik dibandingkan tanpa pember ian pupuk sehingga per akar an tanaman ber kembang lebih baik dan mampu meningkatkan ser apan har a N, P dan K. Bokashi mengandung mikr oor ganisme tanah efektif sebagai dekomposer yang dapat memper cepat pr oses dekomposisi bahan or ganik dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan keter sediaan unsur har a N, P dan K bagi tanaman (Wanget al., 2012; Kaya, 2013). Pupuk bokashi yang difer mentasi dengan EM4, dapat melar utkan fosfat yang tidak ter sedia menjadi ter sedia

(7)

bagi tanaman (Wididana, 1997; Ruhukail, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahw a pember ian bokashi kotor an sapi dapat meningkatkan per tumbuhan dan per kembangan tanaman padi saw ah. Pember ian dosis yang semakin tinggi ter nyata tidak signifikan dengan per tumbuhan dan hasil yang dicapai. Hal ini dapat dilihat pada pember ian bokashi kotor an sapi dengan dosis optimal 12,5 ton ha-1atau setar a dengan 7,5 kg petak-1 member ikan pengar uh tidak nyata ter hadap tinggi tanaman pada umur 14 dan 21 HST. Namun ber pengar uh sangat nyata ter hadap tinggi tanaman pada umur 28 dan 35 HST. Jumlah anakan maksimum ber pengar uh sangat nyata, jumlah anakan pr oduktif ber pengar uh nyata, ber at gabah segar ber pengar uh nyata, ber at gabah ker ing ber pengar uh nyata, sedangkan ber at 1000 butir gabah ker ing ber pengar uh tidak nyata. Hal ter sebut kar ena pada per lakuan K4 diduga telah mengalami dekomposisi bahan or ganik yang seimbang dan ter jadi pelepasan antar a unsur kar bon dan nitr ogen. Handayanto et al. (1999) menyatakan bahwa pelepasan nitr ogen dar i bahan or ganik ter gantung pada sifat fisik kimia bahan or ganik, kondisi lingkungan dan komunitas or ganisme per ombak. Sehingga pember ian bokashi kotor an sapi dengan dosis 12,5 ton ha -1 diduga efektif untuk per tumbuhan dan pr oduksi tanaman padi saw ah dibandingkan dengan pember ian dosis pupuk yang ber lebihan. Namun, tidak ber beda nyata dengan dosis 5 dan 7,5 ton ha-1 ter hadap jumlah anakan pr oduktif, ber at gabah baik segar maupun ker ing. Oleh kar ena itu penggunaan pupuk bokashi kotor an sapi dengan dosis yang ber kisar 5-7,5 ton ha-1 dianggap telah mampu meningkatkan per tumbuhan dan pr oduksi padi sawah yang ditanam pada tanah Ultisol di Desa Puosu Jaya Kecamatan Konda Kabupaten Konaw e Selatan.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan. Aplikasi pupuk bokashi kotor an sapi dengan dosis yang ber kisar antar a 5-7,5 ton ha-1 member ikan pengar uh lebih baik ter hadap per tumbuhan dan pr oduksi padi saw ah var ietas Konaw e yang ditanam pada Ultisol di Desa Puosu Jaya

Kecamatan Konda Kabupaten Konaw e Selatan dengan hasil mencapai 7,6 sampai 8,4 ton ha-1.

Saran. Per lu penelitian lanjutan mengenai aplikasi pupuk bokashi kotor an sapi yang dikombinasikan dengan pupuk buatan, ter utama pupuk P (pupuk alam seper ti guano) untuk mengur angi dosis yang ada sekaligus mampu meningkatkan per tumbuhan dan pr oduksi (mengur angi gabah hampa dan jumlah anakan) ser ta lebih memper hatikan ser angan hama dan penyakit ter hadap per tumbuhan dan pr oduksi tanaman padi saw ah.

DAFTAR PUSTAKA

Atikah TA. 2013. Per tumbuhan dan hasil tanaman ter ung ungu var ietas Yumi F1 dengan pember ian ber bagai bahan or ganik dan lama inkubasi pada tanah ber pasir. Ant er ior Jur nal, 12(2):6-12.

BPS Konaw e Selatan. 2011. Konda dalam Angka. Kendar i.

BPS Sulaw esi Tenggar a. 2011. Sulaw esi Tenggar a dalam Angka. Kendar i.

Gao, M., J. Li, and X. Zhang, 2012. Responses of soil fauna str uctur e and leaf litt er decomposition to effective micr oor ganism tr eat ments in da hinggan mountains, china. Chinese Geogr aphical Science. 22(6):647-658.

Hakim, Winar so, 2005. Sifat dan Cir i Tanah Ultisols. Univer sitas Sumater a Selatan.

Handayanto E, Cadisch G, Giller KE. 1999. Manipulation of quality and miner alization fr om legume tr ee pr unings by var ying nit r ogen supply. Plant and Soil. 176:149-160.

Kaya E. 2013. Pengar uh kompos jer ami dan pupuk NPK t er hadap N-ter sedia tanah, ser apan-N, per tumbuhan, dan hasil padi saw ah (Oryza sativaL). Agr ologia. 2(1):43-50.

Leiw akebessy FM,. Sutandi A. 2004. Pupuk dan Pemupukan.IPB. Bogor .

Mar schner H. 1998. Mineral Nutrition of Higher Plant. San Diego : Academic Pr ess Inc.

Nguyen TH, Shindo H. 2011. Effects of differ ent levels of compost application on amounts and distr ibution of or ganic nit r ogen for ms in soil par ticle size fr actions subject ed mainly to double cr opping. Agricultural Sciences, 2(3):213-219.

Pr ingadi K, Toha AM, Per madi K. 1999. Pengar uh Pengolahan Tanah dan Pengembalian Mulsa Jer ami t er hadap Hasil Padi. Bandar Lampung. Pur w ani JT, Pr ihatini S, Komar iah, Kentjanasar i A.

1997. Pemanfaatan EM4 pada Dekomposisi Bahan Or ganik di Lahan Saw ah. Lapor an

(8)

Penelitian Pusat Penelitian tanah dan Agr oklimat. Bogor .

Ruhukai NL. 2011. Pengar uh penggunaan EM4 yang dikultur kan pada bokashi dan pupuk anor ganik t er hadap pr oduksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di Kampung Wanggar Kabupaten Nabir e. Jurnal Agroforestri. VI(2):114-120.

Shindo H, Hir ahar a O, Yoshida M, Yamamoto A. 2006. Effect of continuous compost application on humus composition and nitr ogen fer tility of soils in a field subject ed t o double cr opping. Biology and Fer tility of Soils, 42(5):437-442. Soplanit MCh, Soplanit R. 2012. Pengar uh bokashi

ela sagu pada ber bagai tingkat kematangan dan pupuk Sp-36 t er hadap ser apan P dan per tumbuhan jagung (Zea maysL.) pada Tanah Ultisol. Agr ologia 1(1):60-68.

Sumar di M, Kasim, Auzar S, Akhir N. 2007. Respon Padi pada Teknik Budidaya secar a Aer obik dan Pember ian Bahan Or ganik. Jurnal Agrosia. 10(1):65-71.

Syam A. 2003. Efektivitas pupuk or ganik dan anor ganik ter hadap pr oduktivitas padi di lahan

saw ah.Jur nal Agr ivigor,3(3):232-244.

Tanaka H, Kyaw KM, K. Toyota, Mot obayashi T. 2006. Influence of application of r ice str aw , far myar d manur e, and municipal biow astes on nitr ogen fixation, soil micr obial biomass N, and miner al N in a model paddy micr ocosm. Biology and Fer tility of Soils, 42(6):501-505.

Tisdale SL, Nelson WL., 1993. Soil Fertilizer 3r d Edition. New Yor k.

Tola F, Hamzah, Dahlan, Kahar uddin. 2007, Pengar uh penggunaan dosis pupuk bokashi kotor an sapi ter hadap per tumbuhan dan pr oduksi tanaman jagung. Jur nal Agr isistem, 3(1):1-8.

Wang S, Liang X, Luo Q, Fan F, Chen Y. and Z. Li, 2012. Fer tilization incr eases paddy soil or ganic car bon density. Journal of Zhejiang University, 13(4):274-82.

Wididana, G.N., 1997. Ber cocok Tanam Padi dengan Teknologi EM4. Depar t emen Kehutanan. Jakar ta.

Gambar

Tabel 1. Hasil  pengamatan beberapa  sifat  kimia tanah setelah perlakuan
Tabel  1  menunjukkan  bahw a  tanah  yang diber i  per lakuan  pupuk bokashi kotor an sapi mampu meningkatkan pH tanah yaitu dar i pH 4,9 (masam) pada  per lakuan K 0 (tanpa per lakuan bokashi kotor an sapi) menjadi  5,5-6,1
Tabel  3.  Pengar uh  penggunaan  bokashi  kotor an sapi ter hadap jumlah anakan maksimum tanaman padi saw ah
Gambar 4.  Diagr am  ber at  gabah  ker ing tanaman padi saw ah

Referensi

Dokumen terkait

Pakta Integritas yang ditandatangani oleh ULP/Pejabat Pengadaan pasal 12 ayat (2) huruf e Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 memuat isi ikrar untuk mencegah

menarik kepentingan dalam pengembangan ekowisata laut atau bahari. Tumpang tindih peraturan perundang- undangan terjadi karena sumber daya manusia di Kementerian

Tidak hanya itu, aksi saling hujat, mengutuk, pencemaran nama baik, pe- nistaan terhadap pihak lain juga ditemukan dalam momen-momen kampanye ( black campagne ). Masing-masing

Single index model dapat memberikan informasi kepada investor terkait jenis saham yang menjadi penyusun portofolio, proporsi dana masing-masing saham pembentuk

Tugas Akhir yang berjudul “Kebudayaan Masyarakat Yogyakarta Dalam Penciptaan Seni Lukis” ini adalah ungkapan ketertarikan kehidupan tradisional yang berkesan ditemui dalam

Merancang sebuah film animasi yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan tata cara atau adab makan dan minum yang benar dalam Islam kepada anak-anak, sehingga

Pendekatan den- gan menggunakan model simulasi ini perlu dilakukan, sebab melalui model simulasi dan pendefinisian berbagai pola kebijaksanaan dan perubahan faktor eksternal

Bab I Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Telaah Pustaka, Metode