• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN APLIKASI DETEKTOR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN KAMERA BERBASIS ANDROID UNTUK MEMBANTU MENENTUKAN TARGET HEART RATE NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN APLIKASI DETEKTOR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN KAMERA BERBASIS ANDROID UNTUK MEMBANTU MENENTUKAN TARGET HEART RATE NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN APLIKASI DETEKTOR DETAK JANTUNG

MENGGUNAKAN KAMERA BERBASIS ANDROID UNTUK

MEMBANTU MENENTUKAN TARGET HEART RATE

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Faza Maula Azif

11.11.4811

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2015

(2)
(3)

1

PERANCANGAN APLIKASI DETEKTOR DETAK JANTUNG

MENGGUNAKAN KAMERA BERBASIS ANDROID UNTUK MEMBANTU

MENENTUKAN TARGET HEART RATE

Faza Maula Azif

1)

, Armadyah Amborowati

2)

,

1)

Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

2)

Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283

Email : faza.a@students.amikom.ac.id1), armadyah.a@amikom.ac.id2)

Abstract Heart beat is one of the important information which can be used to effective evaluation material about the level of fitness of the human body and to monitor exercise intensity. It’s required to monitor our exercise intensity.

Heart beat detection can be done manually using your fingers to feel the heart pulse in the parts of human body, but, it’s quite difficult to get the accurate result. There are tools that can be used to detecting heart beat in high accuracy, such as electrocardiogram(ECG) and special watch with chest strap, but not all people have those tools or need that tools, consider that those tools is quite expensive to buy for daily purpose.

This application can be an alternative tool for people who want to monitor their exercise intensity easily based on their heart beat.

Keywords Cardioworkouts, Heart rate, Target heart rate.

1. Pendahuluan

Dalam melakukan kegiatan fisik seperti berolah raga, setiap orang mengharapkan agar tubuhnya menjadi lebih sehat, tetapi kebanyakan orang tidak mengetahui apakah kegiatan olahraga yang telah dilakukannya benar – benar memberikan manfaat yang optimal bagi kesehatan tubuhnya atau justru sebaliknya.

Olahraga yang terlalu ringan, tentunya tidak akan memberi banyak manfaat bagi tubuh manusia, sedangkan, olahraga yang terlalu berat justru dapat membahayakan tubuh manusia. Untuk dapat menentukan apakah kegiatan fisik yang tepat bagi tubuh, diperlukan informasi mengenai tingkat kebugaran tubuh manusia. Salah satu informasi penting yang sering digunakan untuk menjadi bahan evaluasi mengenai tingkat kebugaran tubuh manusia yang dapat di diperoleh secara cepat yaitu informasi mengenai detak jantung manusia. Deteksi detak jantung dapat dilakukan secara manual dengan merasakan denyut nadi pada bagian – bagian tubuh tertentu, tetapi cara ini dinilai cukup merepotkan dan diragukan tingkat akurasinya.

Aplikasi ini dapat menjadi alat alternatif yang mudah digunakan bagi setiap orang untuk membantu memonitor intensitas olahraga mereka berdasarkan detak jantung.

2. Pembahasan

Denyut jantung adalah jumlah denyutan jantung per satuan waktu yang biasanya di ukur dengan satuan menit. Denyut jantung didasarkan pada jumlah kontraksi ventrikel(bilik bawah jantung).

Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi sering diambil di pergelangan tangan untuk memperkirakan denyut jantung.

Denyut jantung biasanya mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak jantung per satuan waktu, secara umum direpresentasikan dalam satuan bpm(beats per minute). Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda – beda, tergantung pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut(saat istirahat atau setelah berolahraga). Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat itu[3].

2.1 Denyut nadi dalam olahraga

2.1.1Denyut nadi maksimal(Maximal Heart Rate)

Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan pada saat melakukan aktifitas maksimal. Denyut nadi maksimal dapat dikatakan sebagai batas kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas secara normal. Artinya, bila seseorang melakukan suatu aktifitas yang memacu jantung untuk berdenyut , apabila melebihi angka denyut nadi maksimal, maka sebaiknya segera melakukan istirahat, karena hal ini sangat berbahaya bagi jantung serta organ tubuh yang lain[2].

2.1.2Denyut nadi latihan

Denyut nadi latihan adalah denyut nadi yang dihitung saat kita melakukan suatu aktifitas olahraga. Pengukuran dilakukan setelah menyelesaikan satu set latihan dan ini bisa memantau intensitas latihan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.1.3Denyut nadi istirahat(Resting Heart Rate)

Denyut nadi istirahat adalah denyut nadi yang diukur saat istirahat dan tidak setelah melakukan aktifitas. Pengukuran denyut nadi ini dapat menggambarkan tingkat kesegaran jasmani seseorang. Pengukuran denyut nadi ini dilakukan selama 10 -15 detik.

(4)

2

2.2 Target denyut nadi(Target Heart Rate)

Target denyut nadi adalah kisaran denyut nadi yang di peroleh selama melakukan olahraga aerobik yang di dasarkan pada usia untuk memonitor intensitas olahraga agar mendapatkan manfaat olahraga secara optimal.

Terdapat 2(dua) cara untuk menentukan target denyut nadi, dalam setiap metode penghitungan target heart rate, terdapat elemen yang disebut “intensitas” yang dinyatakan dengan persentase(%).

1.Metode Karvonen[4] :

THR = ((HRmax – Hrrest) x %intensitas) + HRrest 2.Metode Zoladz[2] :

THR = HRmax – Adjuster ± 5bpm

2.3 Intensitas latihan

Intensitas latihan ditetapkan secara spesifik pada setiap individu sesuai dengan kapasitas fisik yang dalam pelaksanaannya memerlukan pengawasan secara terus menerus agar intensitas latihan benar – benar mencapai intensitas yang diprogramkan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kemampuan seseorang untuk mempertahankan suatu intensitas latihan berbeda dengan orang lain. Perbedaan ini sebagian besar di sebabkan oleh perbedaan intensitas latihan dimana terjadi akumlasi asam laktat(Mock, 1997).

Menurut Andersen(1999), pada umumnya, intensitas latihan dimulai dari 40% hingga 85% kapasitas fungsional. Pada orang dengan permasalahan jantung, intensitas latihan dapat ditetapkan antara 40% sampai 60% kapasitas fungsional.

2.4 Penetapan intensitas dengan berdasarkan frekuensi denyut jantung.

2.4.1.1 Menggunakan target denyut nadi untuk memonitor intensitas olahraga.

Terdapat 3(tiga) intensitas olahraga yang dapat digunakan sebagai acuan dasar, yaitu :

1.Intensitas rendah, 50 – 60% dari denyut nadi maksimal.

2.Intensitas menengah, 60 – 70% dari denyut nadi maksimal,

3.Intensitas tinggi, 75 – 85% dari denyut nadi maksimal.

Setiap tingkat intensitas menggambarkan sistem energi yang berbeda dan fokus tujuan yang berbeda pula, seperti memperoleh ketahanan dan kekuatan tubuh yang berada pada intensitas medium.

2.4.1.2 Merencanakan latihan olahraga berdasarkan zona target denyut nadi.

Ada beberapa cara untuk memanfaatkan zona target denyut nadi untuk membuat variasi latihan :

1.Interval training, adalah pola latihan secara interval antara latihan intensitas rendah(seperti berjalan dan berlari – lari kecil) dan latihan intensitas tinggi(seperti sprint atau mendaki tebing) untuk membakar kalori dan membangun ketahanan tubuh. Manfaatkan informasi mengenai denyut nadi pada latihan ini.

2.Latihan ketahanan, dalam membentuk ketahanan tubuh, diperlukan banyak waktu untuk berlatih. Dengan alasan tersebut, latihan semacam ini mungkin akan lebih lama dan lebih lambat.

3.Membakar kalori, untuk membakar kalori, diperlukan latihan dengan intensitas dari medium hingga intensitas tinggi, sebagai hasilnya, latihan ini mungkin lebih cepat dilakukan dan lebih intens daripada latihan ketahanan.

2.5 Moving average

Dalam statistika, moving average adalah perhitungan untuk menganalisis titik – titik data dengan membuat serangkaian rata – rata dari himpunan bagian yang berbeda dari sekumpulan data lengkap[9].

2.5.1 Simple moving average

Pada penerapan di bidang finansial, simple moving average atau yang sering disingkat SMA, adalah rata – rata yang tertimbang dari sekumpulan n data. Dalam penerapan sains dan teknik, rata – rata diambil dari jumlah data yang sama pada kedua bagian dari nilai tengah.

Hal ini memastikan bahwa variasi di dalam rata – rata telah di sejajarkan dengan variasi di dalam data.

Sebagai contoh, penerapan simple moving average adalah rata – rata bergerak hasil dari penutupan harga untuk sebuah n-hari adalah rata – rata dari penutupan harga dari n-hari sebelumnya. Jika harga – harga tersebut adalah :

Maka, didapat rumus berikut :

Ketika menghitung nilai suksesi, sebuah nilai baru ditambahkan ke dalam total dan nilai lama dikeluarkan, hal ini berarti penjumlahan penuh tidak diperlukan untuk kasus sederhana ini.

Periode dipilih berdasarkan jenis pergerakan, sebagai contoh, pergerakan pendek, menengah atau panjang. Pada penerapan di bidang finansial, moving average levels dapat diinterpretasikan sebagai dukungan dalam pasar yang sedang tumbuh, atau daya tahan dalam kasus pasar yang sedang menurun[10].

2.6 Estimasi heart rate menggunakan kamera smartphone[8]

Penggunaan konsep Photo plethysmography(PPG), tanpa menggunakan panjang gelombang cahaya untuk analisis. Hal ini karena, smartphone sudah banyak yang dibekali LED flashlight yang dapat digunakan untuk merancang sebuah sistem baru dalam pendeteksian heart rate. Seperti yang digambarkan pada gambar 2.5 pemanfaatan kamera pada smartphone yang di kombinasikan dengan flashlight :

(5)

3 Gambar 1. Metode deteksi detak jantung dengan

menggunakan kamera smartphone.

Metode yang diusulkan bekerja pada prinsip bahwa setiap jantung berdetak, jantung memompa darah ke seluruh pembuluh darah, hingga ke pembuluh darah kapiler yang terdapat pada ujung jari. Setiap kali pembuluh darah ini mendapat aliran darah selama denyut systolic, pembuluh darah lebih banyak menangkap cahaya, yang berakibat pada indeks refleksi yang rendah dan intensitas frame yang lebih gelap.

Demikian juga, selama denyut diastolic terdapat banyak refleksi cahaya yang berakibat pada frame yang terang. Perubahan intensitas cahaya yang terjadi pada ujung jari ketika disinari cahaya ini membentuk pola alternatif dari gelombang yang menyerupai sinyal yang dapat diproses untuk menentukan heart rate seseorang.

Gambar 2. Arsitektur sistem

2.7 Perancangan aplikasi

Aplikasi Instant target heart rate adalah aplikasi detektor detak jantung yang dapat difungsikan sebagai personal trainer dalam melakukan olahraga dengan mengolah data yang berupa denyut nadi untuk memonitor intensitas olahraga agar pengguna aplikasi memperoleh manfaat yang optimal dari olahraga yang dilakukan.

2.7.1Use case diagram

Gambar 3. Use case diagram.

2.7.2Activity diagram

1.Activity diagram deteksi detak jantung

Gambar 4. Activity diagram deteksi detak. 2.Activity diagram kalkulasi target heart rate

Gambar 5. Activity diagram kalkulasi target heart rate.

(6)

4

2.7.3Class diagram

Gambar 6. Class diagram.

2.7.4Sequence diagram

1. Sequence diagram deteksi detak jantung :

Gambar 7. Sequence diagram deteksi detak jantung.

2. Sequence diagram kalkulasi target heart rate :

Gambar 8. Sequence diagram kalkulasi target heart rate.

2.8 Hasil uji akurasi

Pengujian tingkat akurasi dilakukan dengan cara membandingkan data hasil deteksi detak jantung dari alat Elektrokardiogram(EKG) dengan hasil dari deteksi

detak jantung yang diperoleh aplikasi deteksi detak jantung.

1. Ardi Susanto, usia : 21 Tahun, berat : 65 Kg.

Gambar 9. hasil EKG Ardi

Tabel 1. Tabel komparasi detak jantung Ardi

Hasil tes EKG Hasil tes aplikasi

85 Bpm 77 Bpm

Tingkat presentasi akurasi : 91%

2. Faza Maula Azif, usia : 22 Tahun, berat : 55 Kg.

Gambar 10. Hasil EKG Faza

Tabel 2. Tabel komparasi detak jantung Faza

Hasil tes EKG Hasil tes aplikasi

75 Bpm 71 Bpm

Tingkat presentasi akurasi : 95%

3. Gilang Maulana Akbar, usia 22 Tahun, berat : 52 Kg.

Gambar 10. Hasil EKG Gilang Tabel 2. Tabel komparasi detak jantung

Gilang

Hasil tes EKG Hasil tes aplikasi

91 Bpm 89 Bpm

(7)

5

3. Kesimpulan dan saran

Kesimpulan yang diperoleh dari perancangan aplikasi detektor detak jantung untuk membantu menghitung target heart rate ini antara lain:

1 Implementasi algoritma moving average sudah mampu memberikan hasil yang berupa deret data detak jantung yang semakin stabil ketika digunakan dengan menghilangkan noise secara bertahap pada sinyal denyut nadi yang diperoleh.

2 Hasil data detak jantung dapat digunakan acuan bagi pengguna aplikasi untuk melakukan kalkulasi target heart rate atau hanya sekedar cek denyut nadi. 3 Kalkulasi target heart rate yang dihasilkan oleh

aplikasi ini menggunakan metode Karvonen yang telah dikembangkan oleh Tanaka H, Monahan KD, Seals DR melalui penelitian ilmiah yang mereka lakukan, sehingga kalkulasi target heart rate dari aplikasi ini dapat dijadikan acuan untuk memonitor intensitas olahraga.

4 Hasil deteksi denyut nadi yang diperoleh aplikasi dapat dipengaruhi oleh tingkat tekanan pada kamera oleh jari telunjuk yang dilakukan oleh pengguna. 5 Aplikasi ini tidak digunakan untuk keperluan medis

yang menuntut tingkat akurasi tinggi pada pendeteksian denyut nadi.

Dalam perancangan aplikasi ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu, peneliti memberikan saran yang dapat dipakai sebagai acuan untuk pengembangan aplikasi ini kedepannya, antara lain :

1 Penggunaan algoritma deteksi puncak dan smoothing yang lebih advance akan meningkatkan akurasi deteksi detak jantung.

2 Untuk pengembangan lebih lanjut, data deteksi detak jantung yang dihasilkan oleh aplikasi ini dapat digunakan untuk data kesehatan pribadi pengguna, tetapi hanya untuk dijadikan acuan saja bagi dokter, dan untuk tindak lanjut, sebaiknya di konsultasikan terlebih dahulu.

3 Perancangan tampilan yang lebih baik akan memberikan kesan yang baik juga bagi pengguna, pada aplikasi ini, peneliti hanya memberikan kemudahan penggunaan aplikasi dengan menerapkan tampilan geser antar halaman, untuk kedepannya, konsultasikan dengan UI/UX designer untuk menerapkan warna, icon dan komponen tampilan lainnya.

Daftar Pustaka

[ 1 ] Wilmore JH, et al. Physiology of Sport and Exercise. 4th ed. Champaign, Ill.: Human Kinetics; 2008:162.

[ 2 ] American College of Sports Medicine. ACSM's Resources for the Personal Trainer. 3rd edition. Baltimore, Md.: Lippincott Williams & Wilkins; 2009:274.

[ 3 ] Your guide to physical activity and your heart. National Heart, Lung, and Blood Institute.

http://www.nhlbi.nih.gov/health/public/heart/#obesit y. Accessed April 12, 2015.

[ 4 ] Karvonen J, Vuorimaa T (May 1988). "Heart rate and exercise intensity during sports activities. Practical application". Sports Medicine 5 (5): 303– 11.

[ 5 ] Tanaka H, Monahan KD, Seals DR (January 2001). "Age-predicted maximal heart rate revisited". J. Am. Coll. Cardiol. 37 (1): 153–6.

[ 6 ] Karvonen MJ, Kentala E, Mustala O (1957). "The effects of training on heart rate; a longitudinal study". Ann Med Exp Biol Fenn 35 (3): 307–15. [ 7 ] Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis Perancangan Sistem

Informasi.Yogyakarta:Andi Offset.

[ 8 ] Chandrasekaran, V. “Measuring Vital Signs Using Smart Phones”. University of North Texas, December 2010.

[ 9 ] Statistical Analysis, Ya-lun Chou, Holt

International, 1975, ISBN 0-03-089422-0, section 17.9.

[ 10 ] The derivation and properties of the simple central moving average are given in full at Savitzky–Golay filter.

Biodata Penulis

Faza Maula Azif, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015.

Armadyah Amborowati, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta. Memperoleh gelar Master of Engineering (M.Eng) Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Informasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Gambar

Gambar 4. Activity diagram deteksi detak.  2. Activity diagram kalkulasi target heart rate
Gambar 6. Class diagram.  2.7.4 Sequence diagram

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu pasien melakukan pemeriksaan analisis Hb, dan didapatkan hasil (+) thalasemia ß, namun pasien mengakui bahwa sebelumnya belum pernah melakukan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan model pembelajaran yang selama ini digunakan dalam proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri Kota Sukabumi; (2)

Metode kontrasepsi hormonal merupakan faktor risiko yang mempengaruhi kejadian disfungsi seksual akseptor KB hal tersebut karena kandungan hormon yang dapat

Upaya-upaya penanggulangan dampak limbah Rumah Sakit di Jawa Barat merupakan bagian dari upaya peningkatan lingkungan Rumah Sakit, seperti yang tercantum pada Pasal

Penelitian ini dilakukan dengan pola pendekatan (1)mengenali fenomena yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan rumah sederhana pada konteks pasca bencana melalui kajian

adalah untuk mengetahui partisipasi politik yang dilakukan masyarakat etnis Tionghoa dalam. kasus

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan berkat dan kasih-Nya, serta segala sesuatu dalam hidup, sehingga penulis dapat

dari mereka beralasan bahwa harga barang-barang yang dijual secara online lebih murah.. dibandingkan dengan yang dijual