i ABSTRAK
Tanah merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Manusia beraktifitas, bermasyarakat, dan dalam melangsungkan kehidupannya memerlukan tanah, yang hidup dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada baik di permukaan, di dalam tubuh bumi, maupun di atas permukaan bumi. Demikian besar keberadaan tanah bagi kehidupan, sehingga tanah menjadi bagian dasar dari kebutuhan manusia. maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana kedudukan hukum karyawan PT PLN (Persero) terhadap perjanjian sewa beli rumah negara menurut UU Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Pemukiman, Bagaimana proses peralihan hak atas tanah dan bangunan yang telah dilakukan PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumbagut dengan karyawannya melaui perjanjian sewa beli, Bagaimana perlindungan hukum bagi karyawan dalam peralihan hak atas tanah dan bangunan milik PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumbagut melalui perjanjian sewa beli.
Penelitian tesis ini merupakan penelitian yang menggunakan penelitian deskriptif analitis Sedangkan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yang disebut juga sebagai penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum baik yang tertulis di dalam buku.
Kedudukan hukum karyawan PT PLN (Persero) terhadap perjanjian sewa beli rumah negara sangat lemah, oleh karena peralihan tanah dan bangunan digunakan dengan memakai perjanjian sewa beli yang bentuknya bersifat baku yang isinya telah ditentukan oleh PT PLN (Persero) pihak karyawan PT PLN (Persero) dan Pejabat Umum (Notaris), dengan demikian perjanjian yang dibuat tersebut menjadi tidak seimbang antara PT PLN (Persero) dengan karyawannya dan lebih mementingkan dari pihak PT PLN (Persero) saja dan perjanjian sewa beli tidak cocok digunakan untuk benda tidak bergerak, khususnya tanah dan bangunan, sehingga PP No 40 Tahun 1994 perlu dicabut dan perjanjian sewa beli tetap dilakukan sebaiknya dibuat dihadapan pejabat umum (notaries) yang mana isinya juga melibatkan kedua belah pihak. Semua perjanjian sewa beli, diterangkan bahwa peralihan hak kepemilikan barang baru terjadi pada hari pembayaran sewa bulan terakhir atau apabila dilakukan pelunasan harga barang sebelum waktu yang ditentukan berakhir. Selama harga barang belum dibayar lunas, maka barang yang menjadi obyek perjanjian. Perlindungan hukum bagi Karyawan PT PLN (Persero) dalam perjanjian sewa beli tanah dan bangunan belum sepenuhnya mencerminkan kepentingan dari karyawan (sangat lemah) dikarenakan perjanjian sewa beli tersebut belum diatur lebih rinci oleh pemerintah dan sehingga dalam prakteknya bertentangan dengan asas perumahan dan permukiman UU No 1 Tahun 2011.
Kata Kunci : Sewa Beli, Peralihan Hak Atas Tanah, PT PLN (Persero)
ii ABSTRACT
Land is the basic need for human beings who do their social activities by using natural resources on the earth’s surface and in the bowels of the earth. Since its existence is very beneficial for human life, land becomes human basic need. The research problems were as follows: how about the legal domicile of the employees of PT PLN (Persero) in hire-purchase contract of official residence according to Law No. 1/2011 on Residence and Settlement, how about the process of land and building right transfer done by PT PLN (Persero) Wilayah Sumbagut and its employees through hire-purchase contract, how about legal protection for employees in the land and building title transfer, and how about the building owned by PT PLN (Persero) Wilayah Sumbagut through hire-purchase contract.
The research used descriptive analytic and juridical normative method which is also called doctrinal research which analyzed legal provisions written in books.
Legal domicile of employees at PT PLN (Persero) on hire-purchase contract of official residence is weak because land and building title transfer uses standard hire-purchase contract which content has been determined by PT PLN (Persero), its employees, and Public Official (Notary). Therefore, the contract is not equal between PT PLN and its employees. It puts more importance on PT PLN (Persero) than on its employees, and it should not be used for immovable property, especially land and building so that PP No. 40/1994 should be revoked. Hire-purchase contract should be made before a Notary and its content should involve both parties. In all hire-purchase contracts, it is stated that the transfer of property rights is valid in the last month of rental payment or the paying off the property before it is due. Before the property is paid off, it is still an agreement object. Legal protection for the employees of PT PLN (Persero) in the land and building hire-purchase contract does not take side with the employees (very weak position) because it is not regulated in detail by the Government so that in practice it is contrary to the principle of residence and settlement in Law No. 1/2011.
Keywords: Hire-Purchase, Land Right Transfer, PT PLN (Persero)