• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi saluran pencatu antena mikrostrip patch segi empat dualband 2 elemen pada aplikasi band selular 1800 Mhz dan WLAN 2400 Mhz

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimasi saluran pencatu antena mikrostrip patch segi empat dualband 2 elemen pada aplikasi band selular 1800 Mhz dan WLAN 2400 Mhz"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Antena mikrostrip telah dikembangkan diseluruh dunia secara khusus untuk memenuhi kebutuhan antena yang low-profile. Banyak penelitian dimulai pada awal 1970, walaupun antena mikrostrip sudah mulai terindikasi pada tahun 1953 dan dipatenkan pada tahun 1955. Antena mikrostrip secara terus menerus diteliti dan dikembangkan sampai pada akhirnya mulai dipabrikasi pada awal tahun 1980. Perkembangan material substrat juga menambah khasanah dari penelitian antena mikrostrip [9].

2.2. Karakteristik Antena Mikrostrip

Antena mikrostrip adalah jenis antena yang memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut [9][10][11].

Tabel 2.1. Kelebihan dan kekurangan antena mikrostrip

Kelebihan Kekurangan

Pengaruh radiasi tambahan dari pencatu, percabangan dan gelombang permukaan.

(2)

Lanjutan Tabel 2.1

Kelebihan Kekurangan

Biaya murah

Dapat di-integrasikan dengan circuits

Kebutuhan akan kualitas substrat dan toleransi terhadap suhu yang baik

Kebutuhan akan kualitas susunan yang tinggi, membutuhkan sistem pancatuan yang kompleks Mudah untuk membuat

tambahan array Kemurnian dari polarisasi sangat sulit dicapai.

(3)

substrate seperti pada Gambar 2.1. Patch peradiasi biasanya square, rectangular, strip tips (dipole), circular, elliptical, triangular atau konfigurasi lainnya seperti pada Gambar 2.2 [10].

Gambar 2.1. Patch antena mikrostrip

Elemen peradiasi (patch) merupakan sebuah lempengan bahan konduktor tipis yang berfungsi untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik ke udara.

(4)

Elemen substrat (substrate) merupakan bahan dielektrik yang memisahkan antara patch dan bidang pentanahan (ground plane). Tabel 2.2 memperlihatkan nilai konstanta dielektrik dan loss tangent dari beberapa jenis bahan dielektrik [12][13].

Tabel 2.2. Konstanta bahan dielektrik

Jenis Bahan (material) Konstanta Dielektrik Loss Tangent

Udara 1 0 digolongkan berdasarkan nilai konstanta dielektrik (εr) dan loss tangent.

2.3. Saluran Mikrostrip

(5)

mempunyai rugi-rugi rendah pada frekuensi gelombang mikro. Bentuk fisik dan pola medannya dapat dilihat pada Gambar 2.3 [14].

Gambar 2.3. Bentuk fisik dan pola medan saluran mikrostrip

Impedansi karakteristik dari saluran mikrostrip untuk lebar saluran yang sempit dengan w/h ≤ 2 dapat dinyatakan sebagai berikut [15]:

= ( , ) ln + + 2 / − (( )) 0,4516 +, ……… (2.1)

Dan untuk w/h > 2 :

= ,

√ + 0.8825 + 0,1645 + 1,4516 + ln + 0,9 4 …(2.2)

Dimana: h = ketebalan bahan dielektrik (m)

(6)

2.4. Dielektrik Substrat

Pada antena mikrostrip, bahan dielektrik substrat merupakan komponen yang cukup penting. Berbagai parameter antena mikrostrip seperti ukuran patch dan lebar saluran pencatu sangat bergantung dari nilai konstanta bahan dielektriknya. Effective dielectric constant diberikan persamaan sebagai berikut [16].

= 2 ++ 1 2− 1 1

1 + 12

… … … . . (2.3)

Effective dielectric constant dapat di terjemahkan sebagai dielectric constant

(7)

(a) (b)

Gambar 2.4. Dielektrik substrat (a) Original geometry (b) Equivalent geometry

Dielektrik substrat dari relative permittivity εr digantikan dengan medium homogen dari effective relative permittivityεe.

= 60 2 ++ 1

− 1

− 1 0,23 + 0,11

… … … . (2.6)

= 377

2 √ … … … . … … … (2.7)

2.5. Parameter Antena Mikrostrip

Parameter penting yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari suatu antena mikrostrip antara lain voltage standing wave ratio (VSWR), gain dan

scattering parameter berupa return loss.

2.5.1. Voltage standing wave ratio (VSWR)

Voltage standing wave ratio (VSWR) adalah rasio perbandingan antara

(8)

superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul. Jika kedua gelombang ini sefasa, akan terjadi tegangan maksimum dan bila berlawanan fasa akan terjadi tegangan minimum. Harga untuk koefisien pantul adalah 0 < |Γ| < 1 dan untuk VSWR adalah 1 < VSWR < ~. Nilai VSWR yang baik adalah mendekati 1 dan diberikan oleh [4][11].

VSWR =VV = |V | + |V ||V | − |V | =1 + |Γ|1 − |Γ| … … … . (2.8)

2.5.2. Bandwidth

Bandwidth suatu antena didefinisikan sebagai rentang frekuensi dimana kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa karakteristik (seperti impedansi masukan, efisiensi, VSWR, return loss, axial ratio) untuk memenuhi spesifikasi standar [13] [17].

ℎ = − ( ) … … … . . … … … (2.9)

Frekuensi tengah (f0) dari sebuah bandwidth dapat dinyatakan sebagai berikut.

= −2 ( ) … … … … . . … … … . (2.10)

(9)

Gambar 2.5. Rentang frekuensi yang merepresentasikan bandwidth

Bandwidth dapat juga dinyatakan dalam bentuk persentase yang dirumuskan sebagai berikut [17].

= − 100% … … … . … . … … … . (2.11)

Dimana: f2= frekuensi tertinggi

f1= frekuensi terendah

fc= frekuensi tengah

2.5.3. Return loss (RL)

Return loss (RL) adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss

(10)

adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena). Pada rangkaian gelombang mikro yang memiliki diskontinuitas (mismatched), besarnya return loss bervariasi tergantung pada frekuensi [13] [16].

= = − 1+ 1 . … … … . . … … … … (2.12)

= 20 | | . … . … … . . … … . … … … … (2.13)

Dengan menggunakan nilai VSWR ≤ 2 maka diperoleh nilai return loss yang dibutuhkan adalah di bawah -10 dB. Dengan nilai ini, dapat dikatakan bahwa nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi sudah dapat dianggap

matching. Nilai parameter ini dapat menjadi salah satu acuan untuk melihat apakah antena sudah mampu bekerja pada frekuensi yang diharapkan atau tidak.

2.5.4. Pola radiasi dan beamwidth

(11)

(a)

(b)

(12)

Half Power Beamwidth (HPBW) didefenisikan sebagai suatu arah maksimum dari beam, sudut antara dua arah yang intensitas radiasi nya adalah setengah dari nilai maksimum dari beam.

2.5.5. Penguatan (Gain)

Gain adalah perbandingan antara intensitas radiasi suatu antenna pada suatu arah utama dengan intensitas radiasi dari antena isotropic yang menggunakan sumber daya masukan yang sama, dan dapat dirumuskan sebagi berikut [10]:

= … … … . . (2.14)

Dimana:

G = gain

Um = intensitas radiasi maksimum suatu antenna

Umr = intensitas radiasi maksimum antena referensi dengan daya input

yang sama

Gain dapat dinyatakan sebagai perkalian dari efisiensi radiasi dan direkstivitas yaitu [20]:

= . ……… (2.15)

Dimana direktivitas (D) merupakan keterarahan intensitas radiasi antena dan e

(13)

Secara umum, hubungan antara direktivitas dan gain terhadap dimensi fisik dari antena dapat dinyatakan dengan [11] [18].

= 4 … … … . . . (2.16)

= 4 … … … . (2.17)

Dengan,

= . 0 ≤ ≤ 1 ……… (2.18)

Dimana: Ap = Aperture fisik antena

A e = Aperture efektif antena ε ap = efisiensi aperture antena

Dalam pengukuran 2-port gain, perhitungan gain antena penerima dapat peroleh dengan persamaan berikut [19].

Pr / Pt = │S21│2 ……….. (2.19) Dengan GT adalah fungsi gain dari pengukuran 2 port [20].

GT = │S21│2 ………..(2.20) Sehingga,

GT = Pr / Pt ………(2.21) Jika GA dan GBadalah gain antena pemancar dan antena penerima, maka

(14)

+ = 20log −10 ………..(2.22) Dengan r adalah jarak antara antena pemancar dengan antena penerima dan adalah panjang gelombang pada frekuensi kerja.

2.6. Antena Mikrostrip Patch Segiempat

Patch berbentuk segi empat (rectangular) merupakan bentuk yang paling sederhana dan umum digunakan pada antena mikrostrip. Bentuk ini memiliki dimensi panjang (L) dan lebar (W). Gambar 2.7 menunjukkan bagian-bagian dari sebuah antena mikrostrip patch segi empat [10].

(a) (b)

(c)

Gambar 2.7. (a) Mikrostrip patch segi empat (b) Model rangkaian ekuivalen, dan (c) Mikrostrip patch segi empat dengan inset feed

(15)

dari substrat yang digunakan. Lebar patch dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan [9] [10]:

= ( )………(2.19)

Dimana c adalah kecepatan rambat gelombang elektromagnetik di ruang bebas yaitu sebesar 3x108 m/det, fr adalah frekuensi resonansi dari antena dan εr adalah konstanta dielektrik dari bahan substrat. Sedangkan untuk menentukan panjang patch (L) dirumuskan sebagai [9] [10]:

= − 2∆ ……….………..………(2.20)

Dimana Leffmerupakan panjang patch efektif yang dapat ditentukan dengan [10]:

=

2 … … … . … … … (2.21)

Dan ΔL adalah perbedaan panjang antara L dan Leff yang dirumuskan sebagai [10]:

∆ = 0.412ℎ( + 0.3) ℎ + 0,26 4

( − 0.258) ℎ + 0,8 … … … . . (2.22)

Dengan εreff adalah konstanta dielektrik relatif yang dirumuskan sebagai [10]:

= + / ………..(2.23)

Impedansi input (Zin) antena mikrostrip patch segi empat diperhitungkan sebagai berikut [11]:

(16)

Secara formula, bandwidth yang dapat dicapai oleh antena mikrostrip patch

segiempat untuk VSWR < 2 adalah [11]:

∆ direktivitas antena mikrostrip. Maksimum nilai direktivitas antena mikrostrip tersebut dinyatakan sebagai berikut [11]:

= 6,6 = 8,2 8 / , ≫ … … … (2.26), ≪

Gain antena mikrostrip patch segi empat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

=4 ( × ) … … … . . (2.27)

Dengan,

= … … … . . (2.28)

Dimana λ0 merupakan panjang gelombang pada frekuensi resonansi (fr).

Untuk lebar dan panjang substrat dari antena mikrostrip dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut [22]:

(17)

2.7. Antena Mikrostrip Broadband & Dualband

Terdapat jenis-jenis kebutuhan band frekuensi kerja pada antena mikrostrip, diantaranya adalah antena mikrostrip broadband dan dualband. Masing-masing jenis kebutuhan band frekuensi tersebut memilki kelebihan dan teknik tersendiri dalam perancangan yang disesuaikan dengan aplikasi penggunaan antena mikrostrip.

2.7.1. Antena mikrostrip broadband

Antena mikrostrip broadband adalah antena yang bekerja pada suatu band

frekuensi tertentu, dengan lebar band (bandwidth) antara 50 MHz – 200 MHz. Pada Gambar 2.8 terlihat kebutuhan bandwidth untuk frekuensi kerja GSM 1800 MHz [23].

Gambar 2.8 Grafik VSWR antena mikrostrip broadband

Dari Gambar 2.8, grafik VSWR hasil pengukuran dan simulasi di peroleh nilai VSWR < 2 berada pada band frekuensi 1800 MHz atau diantara 1700 MHz dan 1800 MHz. Bandwidth frekuensi untuk hasil simulasi adalah sebesar 87,23 MHz dan untuk hasil pengukuran 82,01 MHz. Antena mikrostrip yang dirancang adalah antena

(18)

2.7.2. Antena mikrostrip dualband

Antena mikrostrip dualband dimaksudkan untuk mendapatkan kinerja terbaik dari suatu antena pada dua band frekuensi aplikasi berbeda. Misalnya, band frekuensi GSM 900 MHz dan LTE 1800 MHz, band frekuensi GSM 900 MHz dan WLAN 2400 MHz atau band frekuensi WLAN 2400 MHz dan WiMax 5,3 GHz.

Gambar 2.9 merupakan hasil rancangan antena mikrostrip untuk mendapatkan dua frekuensi kerja dengan memperlihatkan parameter S11 (return loss) sebagai indikator kinerja dari antena dualband [24].

Gambar 2.9 Grafik parameter S11 (return loss) antena mikrostrip dualband

Dari rancangan antena mikrostrip, diperoleh parameter return loss (S11) hasil simulasi dan pengukuran bahwa antena bekerja pada band frekuensi WiFi 3,6 GHz dan WiMax 5,3 GHz. Pada antena dualband, lebar band antena bersifat narrowband

(19)

2.8. Saluran Mikrostrip T-junction Multiple Section

Saluran T-junction diperlukan untuk perancangan antena mikrostrip 2 elemen yang dibentuk seperti huruf T (T-junction) atau disebut sebagai parallel feed atau

corporate feed, dengan dua saluran pembagi mikrostrip 2Z0 dan saluran input

mikrostrip Z0. Quarter wave T-junction umumnya dipakai sebagai pembagi daya (power divider) pada antena 2 elemen [9].

Gambar 2.10 T-Junction pembagi daya

Gambar 2.10 memperlihatkan saluran pencatu T-junction yang diperlukan dalam perancangan antena mikrostrip 2 elemen atau lebih (array). Nilai Z0 saluran

input adalah 50 Ω, untuk pembagi daya saluran output Z adalah sebesar :

Z = 2Z0 ………. (2.31)

Sehingga Z=100 Ω. Selanjutnya diperlukan suatu multiple section transformer untuk kebutuhan saluran pencatu antena mikrostrip 2 elemen [15].

(20)

Dengan rasio impedansi karakteristik saluran input dan output:

= / ………...(2.32) Maka dapat di peroleh nilai ZA sebagai berikut:

= ……….. (2.33)

Dan,

= ……….. (2.34)

Gambar 2.12 menunjukkan suatu multiple section transformer ¼ λ yang dibutuhkan dalam merancang suatu saluran pencatu 2 elemen dan dikombinasikan dengan saluran T-junction. Nilai impedansi karakteristik setiap section nya dapat diperoleh dari Persamaan (2.32) sampai Persamaan(2.34).

Representasi suatu saluran pencatu T-junction yang dikombinasikan dengan

multiple section transformer digambarkan seperti Gambar 2.12 [6].

Gambar 2.12. Saluran pencatu T-junction dengan multiple section transformer

(21)

dengan Gambar 2.10, maka nilai impedansi karakteristik saluran input Z0 adalah sebesar 50 Ω dan panjang saluran mikrostrip dapat dihitung sebesar ¼ λg.

2.9. Optimasi Dengan Simulator Microwave Office AWR 2004

Terdapat beberapa perangkat lunak sebagai simulator yang dapat digunakan dalam perancangan antena mikrostrip, diantaranya:

a. Advance Design System (ADS) adalah produk dari Keysight Technologies

yang merupakan simulator untuk perancangan rangkaian terpadu elektronika maupun mikrostrip kebutuhan radio frequency (RF),

microwave dan aplikasi digital kecepatan tinggi.

b. AnsoftHigh Frequensy Structure Simulator (HFSS) simulator produk dari ANSYS, dapat juga digunakan dalam merancang antenna mikrostrip selain kemampuan lainnya dalam perancangan rangkaian terpadu elektronika.

c. Microwave office AWR 2004 merupakan software yang digunakan untuk merancang dan menganalisis kinerja pada radio frequency (RF),

microwave, millimeterwave, analog dan rancangan RFIC yang memungkinkan untuk menggambar langsung kedalam sistem AWR.

(22)

Software ini juga bekerja dengan cepat dan menganalisis secara akurat. Pada penelitian ini menggunakan simulator microwave office AWR 2004.

Fasilitas-fasilitas yang tersedia pada software ini digunakan untuk merancang dan mensimulasikan antena yang akan dirancang. Setelah disimulasi akan diperoleh beberapa karakteristik antena seperti frekuensi kerja, bandwidth, impedansi input,

return loss, VSWR, dan pola radiasi.

AWR Microwave Office dapat mensimulasikan struktur berupa 3D planar

yang berbahan metal dan lapisan dielektrik. Simulator ini menggunakan metode

Galerkinmoments (MoM) dalam domain spectral, metode yang sangat akurat untuk menganalisis mikrostrip, stripline, struktur coplanar serta media yang lainnya. Berdasarkan proses pemberhentiannya, simulasi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

terminating simulation dan non terminating simulation. Pada simulasi ini sistem pemberhentian simulasi menggunakan non terminating simulation. Simulasi ini akan berhenti berdasarkan absolute error dan relative error. Simulasi akan berhenti apabila error telah berada dibawah absolute error dan relative error yang telah ditetapkan. Adapun besar dari absolute error dan relative error adalah masing-masing sebesar 1 dan 1 (default).

(23)

Gambar 2.13. Pengaturan nilai frekuensi pada simulator AWR 2004

Untuk mendapatkan tab seperti pada Gambar 2.13 dapat dilakukan dengan cara memilih Option > Project Option atau bisa juga dengan cara memilih langsung dari Project Option. Dari Gambar 2.13 diketahui bahwa frekuensi pada simulasi dapat dimulai dan diakhiri dengan frekuensi yang diinginkan dengan selang (interval) yang juga dapat diatur. Pada gambar diperlihatkan pengaturan frekuensi dari 2,3 GHz dan berakhir pada 2,6 GHz dengan frekuensi tingkatan 0,05 GHz.

Menggunakan fitur harmonic balance yang merupakan salah satu fitur pada

(24)

Gambar 2.14. Pengaturan harmonic balance

Dari Gambar 2.14 dapat diketahui bahwa nilai default yang digunakan pada

absolute error dan relative error adalah masing-masing sebesar 1 dan 1 . Dalam simulator AWR Microwave Office 2004 elemen/patch dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang tersusun (mesh). Gambar 2.15 menunjukkan contoh mesh dari

patch yang disimulasikan pada software AWR. Wg

Lg Lp

Wp

(25)

Gambar 2.15 dengan dimensi antena Wg= lebar ground plane, Lg= panjang

ground plane, Wp= lebar patch, Lp= panjang patch, Lf= panjang pencatu dan Wf= lebar pencatu, dapat diketahui bahwa sebuah model simulasi patch segi empat dengan pembagian jaring/mesh dengan memiliki ukuran jaring tertentu yang dapat disesuaikan dengan mengatur ukuran grid. Pada spesifikasi high mesh memiliki tingkat keakuratan yang lebih baik dibandingkan dengan mesh yang berspesifikasi

low. Namun, proses simulasi yang dilakukan akan membutuhkan waktu yang lebih lama karena banyaknya grid yang akan dihitung.

Dalam menganalisis suatu antena mikrostrip, pada simulator Microwave office

AWR 2014 digunakan metode Method of Moments (MoM). MoM pertama kali diperkenalkan pada metode matematika dimana ide dasarnya adalah untuk mengubah suatu persamaan integral atau diferensial ke dalam suatu persamaan linear aljabar simultan (atau persamaan matriks) yang kemudian dapat diselesaikan dengan teknik numerik. Gambar 2.16 menunjukkan sebuah plat tipis yang bermuatan yang dibagi ke dalam N segmen yang mempunyai luas sebesar ∆ [25].

(26)

Pembagian segmen dilakukan sesuai dengan prinsip method of moments

dengan memecah objek yang diamati. Terdapat dua tahapan berdasarkan metode momen ini yaitu tahap pertama adalah arus listrik yang belum diketahui ( )

ditunjukkan sebagai gabungan fungsi ({ , , , … . } seperti ditunjukkan oleh Persamaan (2.34) dalam bentuk gabungan linier.

( ) = + + … + = ∑ ( ) …………..(2.34)

Dimana ( = 1, 2, 3, … , ) adalah koefisien ekspansi yang telah ditentukan

( ) dan ( = 1, 2, 3, … , ) adalah fungsi ekspansi (expansion function atau basis function) yang sudah diketahui [25].

Di sini ( ) bernilai bukan nol pada tiap bagian kecil ∆ , dimana nilai 0 dan 1 mempunyai arti nilai “tidak” dan “ada”nya nilai ( ).

( ) = ( ) ∈ ∆

( ) = 0 lainnya ……… (2.35)

Kemudian Persamaan (2.34) disubstitusikan ke dalam komponen persamaan integral Pocklington sebelah kiri menjadi:

∫ ( ) ( , )+ ( , ) + ( ) = 0 ………….(2.36)

(27)

Dimana,

∏( , ) = ( , )+ ( , ) ………(2.38)

Dalam Persamaan (2.37), ( ) menunjukkan nilai selisih (residu), dimana idealnya mempunyai nilai yang sangat kecil sehingga mendekati nilai nol.

Tahapan kedua adalah mengalikan fungsi yang sudah diketahui ( )( =

1, 2, 3, … , ) dengan ( ), kemudian diintegral, maka akan diperoleh persamaan

∫ ( ) ( ) =0 ( = 1, 2, 3, … , ) ……….(2.39)

Dimana ( )( = 1, 2, 3, … , ) disebut juga sebagai fungsi beban atau fungsi penguji. Fungsi beban ( ) mempunyai nilai bukan nol di bagian ruang kecil ∆ . Dalam proses ini kita hendak mencari kombinasi deret ( ) terbaik agar Persamaan (2.39) mempunyai jumlah yang mendekati nol [25].

( ) = ( ) ∈ ∆

( ) = 0 lainnya ………(2.40)

Sehingga Persamaan (2.40) akan menjadi seperti Persamaan (2.41)

∑ ∫ ( )∫ ( ) ∏( , ) = − ∫ ( ) ( ) ……. (2.41)

Persamaan (2.41) adalah persamaan deret yang dapat ditunjukkan sebagai:

(28)

Dimana,

= ∫ ( ) ∫ ( ) ∏( , ) ……….. (2.43)

= − ∫ ( ) ( ) ……….. (2.44)

Persamaan (2.46) dapat disusun kembali dalam bentuk matriks [25].

[ ] [ ] = [ ] ……….(2.45)

Dimana [ ], [ ] masing – masing adalah matriks impedansi yang terekspansi dan matriks tegangan listrik. Istilah terekspansi disini menunjukkan bukan rumus impedance maupun tegangan seperti biasa. Koefisien ekspansi yang belum diketahui [ ] dapat diperoleh dari [ ] = [ ] [ ]. [ ] yang telah ditentukan kemudian disubsitusikan kembali ke dalam Persamaan (2.38) sehingga arus listrik yang belum diketahui dapat ditentukan.

AWR Microwave Office 2004 menggunakan prinsip dari method of moment

(29)

2.10. 4G LTE (Long Term Evolution)

4G-LTE (4th Generation-Long Term Evolution) merupakan suatu jaringan yang dikembangkan dari jaringan sebelumnya yaitu jaringan 3G. LTE merupakan

roadmap jangka panjang yang dimulai pada jaringan 4G yang mampu untuk menghasilkan data rate sampai dengan 100 Mbps. Standar teknologi LTE dikeluarkan oleh 3GPP forum. LTE dikembangkan untuk sejumlah band frekuensi, saat ini dapat bekerja pada frekuensi 700 MHz hingga 2.7GHz. Bandwidth yang tersedia juga fleksibel dimulai dengan 1,4 MHz hingga 20 MHz.

LTE (Long Term Evolution) atau E-UTRAN (Evolved Universal Terrestrial Access Network), diperkenalkan di 3GPP R8 (release 8) yang juga dikenal sebagai 4G (4th Generation), adalah bagian akses dari Evolved Packet System (EPS). Persyaratan utama untuk jaringan akses baru adalah spektrum dengan efisiensi tinggi, kecepatan data rate yang tinggi, waktu round trip yang singkat serta fleksibilitas dalam frekuensi dan bandwidth [26].

(30)

Evolved Packet System (EPS) adalah murni berbasis IP. Kedua layanan real time dan layanan komunikasi data akan dilakukan oleh protokol IP. Alamat IP dialokasikan ketika ponsel diaktifkan dan dilepaskan ketika dimatikan.

Solusi akses terbaru LTE, didasarkan pada OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access) dan dikombinasikan dengan modulasi yang lebih tinggi (hingga 64 QAM), bandwidth besar (sampai 20 MHz) dan multiplexing spasial dalam

downlink (hingga 4x4), sehingga kecepatan data yang tinggi dapat dicapai. Secara teori data rate tertinggi pada saluran transport adalah 75 Mbps pada uplink, pada

downlink yang menggunakan multiplexing spasial, data rate dapat mencapai 300 Mbps.

Jaringan akses dari LTE hanyalah sebuah jaringan BTS, evolved Node B

(31)

Pada LTE tidak terdapat pengendali cerdas terpusat (BSC/RNC), dan eNBs saling terhubung melalui X2-interface dan terhubung dengan core network dengan S1-interface (Gambar 2.18). X2-interface memungkinkan terjadinya handover antar eNBs [26].

2.11. Wireless LAN

Wireless LAN merupakan standar yang dikeluarkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers), suatu organisasi non-profit yang mendedikasikan untuk membantu dibidang teknologi seperti teknologi listrik, telekomunikasi, penerbangan, elektronik, biomedical dan teknologi komputer.

Pada Tahun 1980 bulan februari, IEEE membuat sebuah bagian yang mengurusi standarisasi LAN dan MAN, bagian ini dinamakan 802. Angka 80 menunjukkan tahun dan 2 menunjukkan bulan.

Tabel 2.3 adalah perbandingan dasar dari standar 802.11 yang berbeda. Produk yang berdasarkan standar 802.11 pada awalnya dirilis pada tahun 1997. 802.11 termasuk lapisan infra merah (IR) yang tidak pernah banyak digunakan [27].

Tabel 2.3. Standarisasi IEEE 802.11 IEEE

Standard Kecepatan Frekuensi Band Catatan 802.11 1 Mbps, 2 Mbps 2,4 GHz Standar pertama (1997) 802.11a up to 54 Mbps 5 GHz Standar kedua (1999) 802.11b 5,5 Mbps, 11 Mbps 2,4 GHz Standar ketiga

(32)

Pada awalnya, produk 802.11 terbatas hanya pada rate 2 Mbps, yang dianggap cukup lambat untuk standar jaringan modern. Kelompok kerja IEEE 802.11 mulai bekerja pada lapisan radio yang lebih cepat dan menghasilkan standar 802.11a dan 802.11b pada tahun 1999. Produksi perangkat berdasarkan 802.11b yang dirilis pada tahun 1999, dapat beroperasi pada kecepatan hingga 11 Mbps. 802.11a menggunakan teknik radio ketiga yang disebut pembagian frekuensi orthogonal multiplexing (OFDM). 802.11a beroperasi di band frekuensi yang berbeda sama sekali dan saat ini memiliki persetujuan peraturan hanya di Amerika Serikat. Seperti yang terlihat dari tabel, 802.11 sudah menyediakan kecepatan lebih cepat dari 10BASE-T Ethernet dan cukup kompetitif dengan Fast Ethernet [27].

Jaringan WLAN 802.11 terdiri dari empat komponen utama seperti terlihat pada Gambar 2.19 [27].

Gambar 2.19. Komponen 802.11 WLAN

(33)

distribusi diimplementasikan sebagai kombinasi dari mesin penjembatan (bridging) dan sistem distribusi menengah, yang merupakan jaringan backbone yang digunakan untuk frame relay antara akses poin yang sering disebut sebagai jaringan backbone

saja. Hampir semua komersial produk menggunakan ethernet sebagai teknologi jaringan backbone.

Access point berfungsi sebagai pengkonversi frame pada jaringan 802.11 ke jenis lain dari frame, untuk pengiriman ke seluruh dunia. Perangkat yang disebut sebagai jalur akses melakukan fungsi interfacewireless-to-wireline dan sebaliknya.

Wireless medium berfungsi untuk memindahkan frame dari station ke station, dengan menggunakan media nirkabel. Beberapa lapisan fisik yang berbeda didefinisikan sehingga memungkinkan arsitektur beberapa lapisan fisik dikembangkan untuk mendukung 802.11.

Jaringan yang dibangun mendukung untuk mentransfer data antar station.

Station merupakan perangkat komputasi dengan interface jaringan wireless. Pada umumnya, stasiun merupakan perangkat yang dioperasikan dengan baterai berupa

laptop atau telepon genggam. Station tidak harus berupa perangkat komputasi

portable. Dalam lingkungan tertentu, jaringan wireless digunakan untuk menghindari menarik kabel baru, sehingga desktop/laptop cukup dihubungkan dengan wireless

Gambar

Tabel 2.1. Kelebihan dan kekurangan antena mikrostrip
Gambar 2.2. Representasi bentuk-bentuk patch
Tabel 2.2. Konstanta bahan dielektrik
Gambar 2.3. Bentuk fisik dan pola medan saluran mikrostrip
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software IE3D didapatkan nilai efisiensi antena peradiasi yang menggunakan kedua jenis substrat yaitu antena duroid memiliki

Jenis substrat yang paling baik digunakan untuk antena ialah yang memiliki konstanta dielektrik yang paling rendah dari rentang tersebut karena akan menghasilkan

untuk antena adalah yang memiliki konstanta dielektrik yangpaling rendah dari rentang tersebut karena akan menghasilkan efisiensi yang lebih baik, bandwidth yang lebar serta

Mesin Es Balok: Solusi Ideal untuk Kebutuhan Pendinginan Industri Dalam dunia industri, kebutuhan akan es sebagai media pendingin sangat penting, terutama di sektor perikanan, pengolahan makanan, dan logistik. Salah satu solusi paling efektif untuk memenuhi kebutuhan ini adalah mesin es balok. Mesin ini dirancang khusus untuk memproduksi es dalam bentuk balok yang padat, kokoh, dan tahan lama. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang mesin es balok, mulai dari pengertian, manfaat, hingga cara memilih mesin yang tepat. Apa Itu Mesin Es Balok? Mesin es balok adalah perangkat industri yang berfungsi untuk memproduksi es berbentuk balok dengan ukuran besar. Proses pembuatannya melibatkan pembekuan air di dalam cetakan khusus yang ditempatkan dalam tangki berisi cairan garam atau brine solution. Mesin ini biasanya dilengkapi dengan sistem pendingin modern yang memungkinkan pembekuan cepat dan efisien. Es balok yang dihasilkan oleh mesin ini memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari 5 kg hingga 50 kg per balok, tergantung pada desain dan kapasitas mesin. Karena sifatnya yang padat, es balok mencair lebih lambat dibandingkan es berbentuk serpihan atau kubus, menjadikannya pilihan yang ideal untuk pendinginan skala besar. Keunggulan dan Manfaat Mesin Es Balok Daya Tahan Leleh yang Lama Es balok memiliki kepadatan tinggi, sehingga mencair lebih lambat dibandingkan jenis es lainnya. Hal ini membuatnya sangat efektif untuk menjaga suhu rendah selama transportasi atau penyimpanan bahan yang memerlukan pendinginan. Produksi Skala Besar Mesin es balok tersedia dalam berbagai kapasitas, mulai dari 1 ton hingga lebih dari 100 ton es per hari, sehingga cocok untuk kebutuhan kecil hingga besar. Efisiensi Operasional Mesin ini dirancang untuk bekerja otomatis, mulai dari pengisian air hingga pelepasan es. Proses otomatisasi ini mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual, sehingga lebih hemat biaya. Kualitas Material yang Higienis Sebagian besar mesin es balok menggunakan bahan stainless steel atau material tahan karat lainnya untuk memastikan es yang dihasilkan bersih dan bebas kontaminasi. Hemat Energi Teknologi pendingin modern yang digunakan pada mesin ini memastikan efisiensi energi, mengurangi biaya listrik tanpa mengorbankan performa produksi. Ramah Lingkungan Mesin es balok modern menggunakan refrigeran ramah lingkungan yang meminimalkan dampak terhadap lapisan ozon dan perubahan