• Tidak ada hasil yang ditemukan

S JEP 1203009 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S JEP 1203009 Chapter3"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

28

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Sutedi (2011, hlm.53) dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Kegiatan penelitian menurut Sutedi (2011, hlm.9) merupakan salah satu cara memperoleh ilmu pengetahuan yanng dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah berdasarkan suatu prosedur yang tepat, dengan didukung oleh data yang lengkap dan akurat, sehingga pada akhirnya dapat ditemukan suatu teori atau suatu ilmu pengetahuan baru yang dapat dimanfaatkan dalam memecahkan suatu masalah. Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam kegiatan penelitian sehingga dapat diperoleh suatu teori atau ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimental. Menurut Sutedi (2011, hlm.64-65) penelitian eksperimental atau penelitian uji coba merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam bidang pengajaran. Tujuan metode ini yaitu untuk menguji efektivitas dan efesiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baik, dalam pengajaran yang sebenarnya.

(2)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pre-test and Post-test Design. Menurut Arikunto (2010, hlm.124) dalam desain ini dilakukan obeservasi sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (O1) disebut juga pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O2)

disebut post-test. Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 – O1 diasumsikan

merupakan efek dari treatment atau eksperimen.

O1 X O2

Keterangan : O1 : Pre-test

X : Treatment atau perlakuan O2 : Post-test

Terlebih dahulu penulis mengadakan pre-test dalam bentuk tes lisan, yaitu dengan melakukan wawancara sederhana pada siswa dengan menggunakan bahasa Jepang, pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif round table. Pertanyaan yang diajukan pada saat pre-test terdapat 10 pertanyaan dengan materi tes mengenai kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh siswa. Kemudian siswa diberikan perlakuan atau treatment sebanyak lima kali. Selanjutnya proses terakhir dari kegiatan penelitian ini adalah mengadakan post-test dengan mewawancarai siswa, pertanyaan yang diajukan sebanyak 10

pertanyaan, dengan materi tes kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh siswa dan juga materi-materi yang sudah diberikaan pada saat treatment. Tujuan dari post-test ini yaitu untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam berbicara

(3)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Partisipan

Partisipan yang terlibat dari penelitian ini adalah siswa SMA Labschool UPI kelas XI. Jumlah partisipan yang terlibat sebanyak 20 siswa kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dalam penelitian ini. Berikut karakteristik yang spesifik dari partisipan.

1. Merupakan pembelajar yang sedang mempelajari bahasa Jepang. 2. Memiliki minat untuk mempelajari bahasa Jepang

3. Merasa memiliki kemampuan berbicara bahasa Jepang di bawah atau sama dengan 50%.

4. Memiliki motivasi untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang.

5. Bersedia mengikuti penelitian dari awal hingga akhir.

Adapun dasar pertimbangan dalam pemilihan partisipan pada penelitian ini, sebagai berikut :

1. Penulis sedang melakukan Program Latihan Profesi (PLP) di SMA Labschool UPI.

2. Kelas XI merupakan subjek dari penelitian ini, namun penulis memilih kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dikarenakan penulis mengajar pada kelas tersebut, sehingga dapat mempermudah penulis untuk mengambil data dalam penelitian ini.

D. Populasi dan Sampel

Menurut Sutedi (2011, hlm.179) menjelaskan bahwa manusia yang dijadikan sebagai sumber data disebut dengan populasi penelitian, kemudian sebagian dari populasi tersebut yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada dapat dipilih untuk dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian tersebut disebut dengan sampel. Jadi sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dapat dijadikan sumber data.

(4)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagainya. Teknik ini hanya bisa dilakukan jika populasinya dianggap memiliki karakter sama atau mendekati homogen dengan jumlah yang relatif banyak. Dengan adanya kesamaan karakter pada diri populasi, maka dapat diasumsikan bahwa siapa pun yang dijadikan sampelnya akan menghasilkan data yang tidak terlalu banyak perbedaannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Labschool UPI kelas XI tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 20 siswa kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berbicara bahasa Jepang serta respon siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif round table. Untuk memperoleh data yang tepat dan akurat diperluakan penyusunan alat bantu berupa instrumen penelitian yang tepat. Menurut Sutedi (2011, hlm.155) instumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Adapun menurut Arikunto (2010,

hlm.193) menjelaskan bahwa ”instrumen adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian atau dapat disebut juga sebagai alat evaluasi untuk memperoleh suatu data.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan suatu data dalam kegiatan penelitian.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tes (Tes Lisan)

(5)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berbicara, oleh karena itu instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes lisan. Dengan memberikan pre-test dan post-test yang berupa tes lisan pada kelas eksperimen. Tes lisan ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal dan akhir siswa di kelas eksperimen dalam berbicara bahasa Jepang. Tes lisan ini berupa wawancara kepada setiap siswa, dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang diajukan yaitu mengenai tema pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.

Data yang diambil dari hasil pre-test dan post-test diolah berdasarkan beberapa komponen penilaian. Halim, dkk (1982, hlm.134) menjelaskan bahwa berbicara adalah kemampuan yang kompleks sekaligus menggunakan beberapa aspek, aspek-aspek itu berbeda-beda dan perkembangannya pun sering melalui masa yang berbeda, dengan kecepatan perkembangan yang berbeda pula. Kemampuan tersebut mencakup lima unsur yaitu (1) lafal atau ucapan (termasuk vokal dan konsonan, intonasi serta tekanan), (2) tata bahasa, (3) kosakata, (4) kefasihan (kemudahan dan kelancaran berbicara), dan (5) pemahaman, oleh karena dalam komunikasi lisan tentu harus ada pembicara dan orang yang memberikan reaksi terhadap pembicaraan itu.

Dari pendapat tersebut, penulis mengambil beberapa komponen untuk penilian kemampuan berbicara, yaitu (1) tata bahasa, (2) kosakata, (3) kefasihan (kemudahan dan kelancaran berbicara) dan (4) pemahaman.

Nama Siswa

Komponen Penilaian

Total Nilai Tata

(6)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel

3.1.

Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara

Adapun pada penelitian ini skala yang digunakan untuk mengisi komponen-komponen penilain tersebut dengan menggunakan skala penilaian satu sampai lima. Dengan keterangan skala penilaian sebagai berikut :

Tabel 3.2. Skala Penilaian

5 Baik Sekali

4 Baik

3 Cukup

2 Kurang

1 Kurang Sekali

Untuk mempermudah proses evaluasi, dapat dilihat dalam tabel kriteria penilaian dengan deskripsi/penjabaran lebih lengkap mengenai skala penilaian aspek kemampuan berbicara. Nurgiyantoro (2010) dalam Tamara (2016, hlm.38-40) memaparkan kriteria penilaian kemampuan berbicara adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3. Rincian Kriteria Penilaian Kemampuan Berbicara

Tata Bahasa

Standar Penilaian Nilai

Tidak ada satu pun struktur kalimat/tata bahasa yang salah dan

(7)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kata sifat yang tepat.

Terdapat sedikit kesalahan struktur kalimat/tata bahasa, hal

teresebut nampaknya terjadi karena kurang hati-hati, namun masih dianggap baik. Serta penggunaan keterangan waktu, perubahan kata kerja, perubahan kata sifat yang tepat.

4

Terdapat beberapa kesalahan struktur kalimat/tata bahasa, penggunaan keterangan waktu, perubahan kata kerja, perubahan kata sifat yang salah.

3

Terdapat banyak kesalahan struktur kalimat/bahasa, penggunaan keterangan waktu, perubahan kata kerja, perubahan kata sifat yang salah.

2

Tata bahasa dan struktur kalimat tidak tertata dengan baik. 1 Kosakata

Standar Penilaian Nilai

Menggunakan kosakata dan ungkapan yang sangat tepat dan

bervariasi 5

Menggunakan kosakata dan ungkapan yang tepat, tetapi tidak

bervariasi. 4

Menggunakan kosakata yang cukup tepat, tetapi tidak bervariasi. 3 Menggunakan kosakata yang tidak tepat sehingga muncul kesulitan

dalam memahami pembicaraan 2

Menggunakan kosakata yang sangat sedikit sehingga tersendatnya

pembicaraan. 1

Kefasihan (kemudahan dan kelancaran berbicara)

Standar Penilaian Nilai

Pembicaraan sangat fasih/lancar, baik dari segi penguasaan isi

maupun bahasa. 5

Pembicaraan fasih/lancar, hanya ada beberapa gangguan yang tidak

berarti. 4

(8)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembicaraan sangat tidak lancar, banyak diam dan gugup. 1 Pemahaman

Standar Penilaian Nilai

Isi dari pembicaraan sangat bagus dan sesuai, sehingga mudah

dipahami dengan sangat baik. 5

Isi dari pembicaraan sudah bagus dan sesuai, sehingga dapat

dipahami dengan baik. 4

Isi pembicaraan sudah sesuai dan cukup dapat dimengerti. 3 Isi pembicaraan cukup baik, namun dirasakan masih sulit

dimengerti. 2

Isi pembicaraan tidak sesuai dan sulit untuk dipahami. 1

2. Non Tes (Angket)

Menurut Sutedi (2011, hlm.155-156) mengemukakan bahwa instrumen non tes dapat berupa angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala, sosiometri daftar (cheklist), dan sebagainya. Dalam penelitian ini, bentuk instrumen non tes yang penulis pilih adalah angket. Pengertian angket menurut Sutedi (2011, hlm.164) yaitu salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian). Angket dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif round table. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup sebanyak 10 pertanyaan dan angket terbuka sebanyak 2 pertanyaan. Sutedi (2011, hlm.164) menjelaskan angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya. Sebaliknya pada angket terbuka responden diberikan keleluasaan untuk menjawabnya, karena hanya berupa daftar pertanyaan saja.

Adapun pada tabel berikut ini memaparkan mengenai kisi-kisi angket yang menjadi pedoman pembuatan angket pada penelitian ini :

(9)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Indikator Nomor

Soal

Jumlah Soal 1 Pendapat siswa terhadap kegiatan berbicara

dalam bahasa Jepang. 1 1

2

Pendapat siswa terhadap metode dan teknik pembelajaran bahasa Jepang yang selama ini digunakan.

2 1

3 Kesempatan berbicara siswa dalam bahasa

Jepang. 3,4,7 3

4 Pendapat siswa terhadap model pembelajaran

kooperatif round table. 5,6,8 3

5

Kesulitan dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif round table dalam pembelajaran bahasa Jepang.

9 1

6

Hubungan model pembelajaran kooperatif round table dengan kemampuan berbicara

bahasa Jepang siswa.

10 1

Jumlah 10

A. Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen penelitian sebelum digunakan harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Analisis uji coba ini untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen penelitian yang digunakan. Untuk menguji kelayakan instrumen terdiri dari beberapa ujicoba, yaitu uji tingkat kesukaran, uji daya pembeda, uji validitas serta uji reliabilitasnya.

B. Analisis Butir Soal

(10)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Urutkan jawaban siswa berdasarkan pada skor (nilai) yang diperoleh dari hasil uji coba, mulai dari skor tertinggi sampai pada skor terendah.

2. Setelah diurutkan, tentukan 27,5% kelompok atas dan 27,5% kelompok bawah dari seluruh sampel tersebut, sehingga akan diketahui tiga lapisan siswa, yaitu kelompok atas (27,5%), kelompok menengah (45%), dan kelompok bawah (27,5%).

3. Menyajikan jumlah jawaban benar dan salah dari sampel kelompok atas dan kelompok bawah secara lengkap.

Menurut Sutedi (2011, hlm.212) menjelaskan bahwa soal yang baik adalah yang dapat membedakan antara siswa yang tergolong mampu (kelompok atas) dengan siswa yang kurang mampu (kelompok bawah).

a. Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran, rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

TK = Tingkat Kesukaran

SkA = Jumlah skor jawaban kelompok atas SkB = Jumlah skor jawaban kelompok bawah

n = Jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah Sk.mak = Skor maksimal

Sk.min = Skor minimal

(Sutedi, 2011, hlm.216)

Tabel 3.5. Penafsiran Tingkat Kesukaran

Rentang Angka Penafsiran

0,00 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

TK = �� +�� − ×�� i

(11)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,76 – 1,00 Mudah

Tabel 3.6. Hasil Analisis Uji Coba Tingkat Kesukaran

Nomor Soal Angka Tingkat Kesukaran Penafsiran

1 0,65 Sedang

2 0,5 Sedang

3 0,53 Sedang

4 0,59 Sedang

5 0,52 Sedang

6 0,5 Sedang

7 0,5 Sedang

8 0,52 Sedang

9 0,5 Sedang

10 0,5 Sedang

Dari tabel analisis uji coba tingkat kesukaran di atas, dapat diketahui bahwa soal nomor 1 sampai dengan soal nomor 10 memiliki tingkat kesukaran yang sedang.

b. Daya Pembeda

Butir soal yang baik adalah yang dapat membedakan kelompok atas dengan kelompok bawah. Untuk menghitung daya pembeda, rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

SkA = Jumlah skor jawaban kelompok atas SkB = Jumlah skor jawaban kelompok bawah

DP = �� −��

(12)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n = Jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah Sk.mak = Skor maksimal

Sk.min = Skor minimal

(Sutedi, 2011, hlm.217)

Tabel 3.7. Penafsiran Daya Pembeda

Rentang Angka Penafsiran

0,00 – 0,25 Rendah (lemah)

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1,00 Tinggi (kuat)

Tabel 3.8. Hasil Analisis Uji Coba Daya Pembeda

Nomor Soal Angka Daya Pembeda Penafsiran

1 0,63 Sedang

2 0,73 Sedang

3 0,72 Sedang

4 0,67 Sedang

5 0,71 Sedang

6 0,85 Tinggi (kuat)

7 0,72 Sedang

8 0,96 Tinggi (kuat)

9 0,92 Tinggi (kuat)

10 0,75 Sedang

Dari tabel hasil analisis uji coba daya pembeda di atas, dapat diketahui bahwa 7 soal memiliki daya pembeda sedang dan 3 soal memiliki daya pembeda tinggi (kuat).

C. Validitas dan Reliabilitas

(13)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Suherman (2003, hlm.102) menjelaskan bahwa validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur secara tepat sesuatu yang hendak diukur. Dengan demikian, suatu alat evaluasi dikatakan valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Dengan kata lain, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Pada penelitian ini, penulis melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing skripsi dan juga kepada dosen bahasa Jepang yang berkompeten untuk menilai valid atau tidaknya instrumen penelitian melalui surat pernyataan Expert Judgement yang terlampir dalam skripsi ini. Setelah melakukan bimbingan dengan dosen bahasa Jepang mengenai instrumen tes, maka pernyataan Expert Judgement dari dosen yang bersangkutan menyatakan bahwa instrumen penelitian tes yang telah disusun oleh penulis terbukti valid dengan ditandatanganinya surat pernyataan Expert Judgement tersebut.

b. Reliabilitas

Menurut Sutedi (2011, hlm.161) menjelaskan bahwa syarat lain yang harus dimiliki oleh instrumen yang berupa tes adalah sifat reliabel, yaitu memiliki keajegan atau keterpercayaan. Artinya suatu alat tes kapan pun dan di mana pun digunakan akan memiliki hasil yang relatif sama, kalaupun ada perbedaan atau perubahan tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.

(14)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rumus untuk mencari angka korelasi antara lain dapat digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut.

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah sampel

X = Nilai tes pertama Y = Nilai tes kedua

Tabel 3.9. Tabel Penafsiran Angka Korelasi

Rentang Angka Korelasi Penafsiran

0,00 – 0,20 Sangat rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Sedang

0,61 – 0,80 Kuat

0,81 – 1,00 Sangat Kuat

Tabel 3.10. Tabel Persiapan Perhitungan Korelasi

N X Y XY � �

1 97 98 9506 9409 9604

2 94 95 8930 8836 9025

3 91 95 8645 8281 9025

4 83 80 6640 6889 6400

5 81 85 6885 6561 7225

6 78 78 6084 6084 6084

7 74 75 5550 5476 5625

8 69 70 4830 4761 4900

9 64 60 3840 4096 3600

rxy = �∑ − ∑ ∑

(15)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 58 60 3480 3364 3600

∑ 789 796 64390 63757 65088

Dari tabel di atas diketahui :

∑X = 789

∑Y = 796

∑XY = 64390

∑X = 63757

∑Y = 65088

rxy = �∑ − ∑ ∑

√[�∑ − ∑ ] [�∑ − ∑ ]

= × −

√[ × − ] [ × − ]

= −

√[ − ] [ − ]

=

√ ×

= √

= ,

= 0,98

(16)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Persiapan penelitian a. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa dan masalah yang ada di lapangan sebagai bahan pertimbangan untuk dapat melaksanakan penelitian ini.

b. Menyusun instrumen penelitian

1) Merumuskan materi ajar yang akan dijadikan instrument (RPP dan modul).

2) Menyusun soal pre-test dan post-test. 3) Menyusun angket.

4) Mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing.

5) Melakukan Expert Judgement instrumen penelitian kepada dosen bahasa Jepang yang berkompeten.

c. Izin penelitian

Hal ini bertujuan untuk melengkapi administrasi penelitian, yaitu dengan pembuatan surat izin penelitian, meminta izin penelitian kepada pihak sekolah, guru mata pelajaran yang bersangkutan, dan khususnya kepada kepala sekolah SMA Labschool UPI, untuk kelancaran dan juga legalitas penelitian ini.

2. Tahap pelaksanaan a. Memberikan pre-test

Penulis memberikan pre-test kepada sampel penelitian berjumlah 20 siswa kelas XI IPS 3, pre-test ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif round table. Pre-test dilakukan dengan bentuk wawancara kepada siswa terkait tema yang sudah dipelajari sebelumnya.

(17)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini siswa diberikan perlakuan berupa pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table. Treatment dilakukan sebanyak lima kali pertemuan.

Sebelum treatment dilakukan, penulis menginformasikan terlebih dahulu tema pembelajaran yang akan dipelajari dan menjelaskan cara pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.

Abadi (2008) dalam Mukarromah (2012, hlm.20), memaparkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif round table sebagai berikut :

1) Penyampaian tujuan.

2) Penjelasan tugas yang akan didiskusikan. 3) Guru membagikan kertas kerja.

4) Siswa mengerjakan tugas dengan menuangkan idenya di atas kertas kerja secara bergilir searah jarum jam. Giliran dibatasi oleh waktu.

5) Kesimpulan. 6) Penyajian hasil. 7) Feed back oleh guru. 8) Evaluasi.

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan oleh Abadi (2008) penulis mengembangkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif round table agar lebih menyesuaikan dengan objek penelitian. Berikut adalah langkah-langkah model pembelajaran kooperatif round table untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang yang telah penulis buat.

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table dan kompetensi yang harus dicapai.

2) Menyampaikan materi pembelajaran yang terdapat pada buku ajar

(18)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen 4-6 orang, sehingga pengelompokan cukup seimbang berdasarkan tingkat kemampuan atau prestasi siswa.

4) Penulis membagikan kertas untuk diisi oleh masing-masing siswa terkait materi pembelajaran, yang akan dijadikan sebagai bahan persiapan untuk berbicara bahasa Jepang.

5) Siswa diberi waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan saling bertukar pendapat.

6) Setelah persiapan selesai dilakukan, siswa mempresentasikan hasil kerja masing-masing pada setiap anggota kelompoknya.

7) Pembicaraan dimulai dari pembicara terakhir bertanya kepada pembicara pertama terkait materi pembelajaran, kemudian pembicara pertama menjawab pertanyaan tersebut. Pada tahap ini terjadi interaksi sosial antar siswa yang dituntut untuk berkomunikasi.

8) Anggota yang lainnya mencatat informasi yang disampaikan oleh pembicara di dalam kertas tugas. Pada tahap ini dapat diketahui pemahaman siswa tentang informasi yang disampaikan pembicara. 9) Demikian seterusnya. Pergantian siswa berbicara bisa menurut

arah putaran jarum jam atau dari kiri ke kanan sampai semuanya ikut berkontribusi untuk berbicara bahasa Jepang.

10)Setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pembelajaran di depan kelas.

11)Penulis memberikan evaluasi atas pembelajaran yang telah dilakukan.

Adapun rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Treatment (perlakuan) 1

(19)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kalimat yang akan dipelajari yang terdapat pada buku ajar bahasa

Jepang ”SAKURA” jilid 2. Adapun tema pembelajaran yang dipelajari pada treatment (perlakuan) pertama yaitu mengenai hobi dengan memfokuskan penggunaan pola kalimat sebagai berikut : a) KB (orang) しゅ KK(bentuk kamus) こ す。

b) しゅ ん す 。

Setelah itu penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen, kemudian membagikan kertas untuk diisi oleh masing-masing siswa terkait materi pembelajaran mengenai hobi yang akan dijadikan sebagai bahan persiapan untuk berbicara bahasa Jepang. Penulis memberikan waktu pada siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan saling bertukar pendapat dengan sesama anggota kelompoknya. Setelah persiapan selesai dilakukan, siswa mempresentasikan hasil kerja masing-masing pada setiap anggota kelompoknya, dimana pembicaraan dimulai dari pembicara terakhir bertanya kepada pembicara pertama terkait materi pembelajaran, kemudian pembicara pertama menjawab pertanyaan tersebut. Sedangkan anggota kelompok yang lain mencatat informasi yang disampaikan oleh pembicara pertama di dalam kertas tugas. Pergantian siswa berbicara bisa menurut arah putaran jarum jam atau dari kiri ke kanan sampai semua anggota kelompok ikut berkontribusi untuk berbicara bahasa Jepang. Setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pembelajaran di depan kelas, kemudian penulis memberikan evaluasi atas pembelajaran yang telah dilakukan.

(20)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat pada buku ajar bahasa Jepang ”SAKURA” jilid 2 dengan tema pembelajaran hobi.

2) Treatment (perlakuan) 2

Sama seperti pertemuan sebelumnya, pada treatment (perlakuan) kedua, penulis menjelaskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Selanjutnya penulis menyampaikan informasi berupa kosakata dan pola kalimat yang akan dipelajari yang terdapat pada buku ajar bahasa

Jepang ”SAKURA” jilid 2. Adapun tema pembelajaran yang dipelajari pada treatment (perlakuan) kedua yaitu mengenai kondisi suatu tempat atau daerah dengan memfokuskan penggunaan pola kalimat sebagai berikut :

a) KB (tempat) KS(-i) く い す。

b) KB (tempat) KS(-na) あり せん。 c) KB (tempat) KS (-i/-na) + KB す。

d) KB (tempat) ん ち/ ころ す 。

(21)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi yang disampaikan oleh pembicara pertama di dalam kertas tugas. Pergantian siswa berbicara bisa menurut arah putaran jarum jam atau dari kiri ke kanan sampai semua anggota kelompok ikut berkontribusi untuk berbicara bahasa Jepang. Setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pembelajaran di depan kelas, kemudian penulis memberikan evaluasi atas pembelajaran yang telah dilakukan.

Dengan model pembelajaran kooperatif round table ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang, saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, memotivasi siswa untuk berkontribusi aktif dalam kelompoknya yaitu dengan bertanya dan memberikan pendapat. Selain itu, siswa dapat memahami materi pembelajaran yang terdapat pada buku ajar bahasa Jepang ”SAKURA” jilid 2 dengan tema pembelajaran kondisi suatu tempat atau daerah.

3) Treatment (perlakuan) 3

Pada treatment (perlakuan) ketiga pun, penulis terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Lalu penulis menyampaikan informasi berupa kosakata dan pola kalimat yang akan dipelajari yang terdapat pada buku ajar bahasa Jepang ”SAKURA” jilid 2. Adapun tema pembelajaran yang dipelajari pada treatment (perlakuan) ketiga yaitu mengenai hal yang disukai dan tidak disukai dengan memfokuskan penggunaan pola kalimat sebagai berikut :

a) KB(orang) KB(hal) す す。

b) KB(orang) KB(hal) す あり せん。

c) KB(orang) KB(hal) す す 。

(22)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu す。

Selanjutnya penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen, lalu membagikan kertas untuk diisi oleh masing-masing siswa terkait materi pembelajaran mengenai hal yang disukai dan tidak disukai yang akan dijadikan sebagai bahan persiapan untuk berbicara bahasa Jepang. Kemudian penulis memberikan waktu pada siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan saling bertukar pendapat dengan sesama anggota kelompoknya. Setelah persiapan selesai dilakukan, siswa mempresentasikan hasil kerja masing-masing pada setiap anggota kelompoknya, dimana pembicaraan dimulai dari pembicara terakhir bertanya kepada pembicara pertama terkait materi pembelajaran, kemudian pembicara pertama menjawab pertanyaan tersebut. Sedangkan anggota kelompok yang lain mencatat informasi yang disampaikan oleh pembicara pertama di dalam kertas tugas. Pergantian siswa berbicara bisa menurut arah putaran jarum jam atau dari kiri ke kanan sampai semua anggota kelompok ikut berkontribusi untuk berbicara bahasa Jepang. Setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pembelajaran di depan kelas, kemudian penulis memberikan evaluasi atas pembelajaran yang telah dilakukan.

Dengan model pembelajaran kooperatif round table ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang, saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, memotivasi siswa untuk berkontribusi aktif dalam kelompoknya yaitu dengan bertanya dan memberikan pendapat. Selain itu, siswa dapat memahami materi pembelajaran yang terdapat pada buku ajar bahasa Jepang ”SAKURA” jilid 2 dengan tema pembelajaran hal yang disukai dan tidak disukai.

(23)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sama seperti pertemuan sebelumnya, pada treatment (perlakuan) keempat, penulis terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Kemudian penulis menyampaikan informasi berupa kosakata dan pola kalimat yang akan dipelajari yang terdapat pada buku ajar bahasa Jepang ”SAKURA” jilid 2. Adapun tema pembelajaran yang dipelajari pada treatment (perlakuan) keempat yaitu mengenai kemampuan untuk melakukan suatu hal dengan memfokuskan penggunaan pola kalimat sebagai berikut :

a) KB(orang) KB(hal) す。

b) ん KB(hal) す 。

(24)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan model pembelajaran kooperatif round table ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang, saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, memotivasi siswa untuk berkontribusi aktif dalam kelompoknya yaitu dengan bertanya dan memberikan pendapat. Selain itu, siswa dapat memahami materi pembelajaran yang terdapat pada buku ajar bahasa Jepang ”SAKURA” jilid 2 dengan tema pembelajaran kemampuan untuk melakukan suatu hal.

5) Treatment (perlakuan) 5

Pada treatment (perlakuan) kelima, penulis terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Lalu penulis menyampaikan informasi berupa kosakata dan pola kalimat yang akan dipelajari yang terdapat pada buku ajar bahasa Jepang ”SAKURA” jilid 2. Adapun tema pembelajaran yang dipelajari pada treatment (perlakuan) kelima yaitu mengenai letak/lokasi suatu daerah atau tempat dengan memfokuskan penggunaan pola kalimat sebagai berikut :

a) KB(tempat) KB(lokasi) あり す。

b) KB(tempat) こ あり す 。

(25)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, kemudian pembicara pertama menjawab pertanyaan tersebut. Sedangkan anggota kelompok yang lain mencatat informasi yang disampaikan oleh pembicara pertama di dalam kertas tugas. Pergantian siswa berbicara bisa menurut arah putaran jarum jam atau dari kiri ke kanan sampai semua anggota kelompok ikut berkontribusi untuk berbicara bahasa Jepang. Setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pembelajaran di depan kelas, kemudian penulis memberikan evaluasi atas pembelajaran yang telah dilakukan.

Dengan model pembelajaran kooperatif round table ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang, saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, memotivasi siswa untuk berkontribusi aktif dalam kelompoknya yaitu dengan bertanya dan memberikan pendapat. Selain itu, siswa dapat memahami materi pembelajaran yang terdapat pada buku ajar bahasa Jepang ”SAKURA” jilid 2 dengan tema pembelajaran letak/lokasi suatu daerah atau tempat.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah tabel prosedur pelaksanaan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif round table :

Tabel 3.11. Prosedur Model Pembelajaran Kooperatif Round Table

Langkah-langkah Aktifitas Guru Aktifitas Siswa

Langkah 1 round table dan kompetensi

yang harus dicapai oleh siswa.

(26)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Langkah 2 kosakata dan pola kalimat yang terdapat pada buku ajar

bahasa Jepang ”SAKURA”

jilid 2.

Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru, dan bertanya ketika ada materi yang belum kelompok terdiri dari 4-6 siswa. kerja siswa yang berisi soal-soal latihan pada setiap kelompok.

Setiap siswa menerima lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. kurang lebih 10 menit kepada setiap kelompok.

(27)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pelaksanaan

kegiatan siswa saat berbicara bahasa Jepang. ketika ada siswa yang masih belum mengerti tata cara pembelajaran menggunakan bisa menurut arah putaran jarum jam atau dari kiri ke kanan sampai semuanya

Guru menunjuk satu siswa dari setiap kelompok.

(28)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Evaluasi

telah dilakukan. oleh guru.

c. Memberikan post-test

Penulis memberikan post-test pada siswa berupa wawancara sederhana kepada siswa, dengan pertanyaan yang hampir sama pada saat dilakukan pre-test. Tujuan dari post-test ini untuk mengukur kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa setelah diberikan perlakuan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.

d. Memberikan angket

Angket ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif round table dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan data hasil penelitian yang berupa hasil tes dan angket. b. Menentukan variabel penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1) Variabel bebas (variabel X) adalah model pembelajaran kooperatif round table.

2) Variabel terikat (variabel Y) adalah kemampuan berbicara bahasa Jepang.

c. Menganalisis data dengan menggunakan rumus statistik yang relevan. d. Menarik kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh dari penelitian ini. E. Analisis Data

Untuk menganalisis data penelitian dilakukan beberapa langkah pengolahan data sebagai berikut :

(29)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data tabel digunakan untuk mengelola data-data hasil pre-test dan post-test yang selanjutnya data penelitian tersebut akan dimasukan ke

dalam tabel t hitung yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.12. Tabel Persiapan

No X Y D �

(1) (2) (3) (4) (5)

... ... ... ... ...

M

Keterangan :

1) Kolom (1) diisi dengan nomor urut, sesuai dengan jumlah sampel yang tersedia dalam penelitian ini.

2) Kolom (2) diisi dengan nilai yang diperoleh dari hasil post-test. 3) Kolom (3) diisi dengan nilai yang diperoleh dari hasil pre-test. 4) Kolom (4) diisi dengan kolom gain antara pre-test dan post-test. 5) Kolom (5) diisi dengan penguadratan angka-angka pada kolom (4). 6) Baris sigma (∑) diisi dengan jumlah angka dari setiap kolom

tersebut.

7) Mean (M) adalah nilai rata-rata dari kolom (2), (3), dan (4).

b. Pengolahan data pre-test dan post-test

Untuk mengitung data pre-test dan post-test dilakukan dengan cara : 1) Rumus untuk mencari mean X dan Y

Rumus untuk mencari mean X Rumus untuk mencari mean Y

Keterangan :

Mx : mean hasil pre-test My : mean hasil post-test

X : jumlah seluruh nilai pre-test

(30)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑Y : jumlah seluruh nilai post-test N : jumlah siswa

(Sutedi, 2011, hlm. 231)

2) Mencari gain (d) antara pre-test dan post-test

3) Mencari mean gain (d) antara pre-test dan post-test dengan rumus :

Keterangan :

Md : mean gain atau selisih antara pre-test dan post-test d : jumlah gain secara keseluruhan

N : jumlah siswa

4) Menghitung nilai kuadrat deviasi

Keterangan :

∑� � : jumlah kuadrat deviasi

∑� : jumlah selisih antara post-test dan pre-test setelah dikuadratkan

∑� : jumlah selisih antara post-test dan pre-test

N : jumlah siswa

5) Rumus untuk mencari t hitung untuk sampel yang sama

t = d

� �−∑�²�

d = post-test – pre-test

Md =

Σd

� �

=

-

∑�

(31)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

t : nilai t yang dihitung

Md : nilai rata-rata selisih antara pre-test dan post-test

∑� d : jumlah kuadrat deviasi

N : jumlah siswa

6) Mencari nilai derajat kebebasan

Keterangan :

db : nilai derajat kebebasan n : jumlah sampel

7) Memberikan interpretasi berdasarkan t tabel

Untuk menguji hipotesis digunakan t hitung. Setelah mendapat nilai t hitung maka langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Uji hipotesis yang berlaku adalah :

Hk diterima apabila t hitung > t tabel Hk ditolak apabila t hitung < t tabel

Menguji kebenaran dua hipotesis tersebut dengan cara membandingkan besarnya t hitung dan t tabel, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan dengan menggunakan rumus :

Df atau db = (n – 1)

c. Pengolahan data angket

Untuk mengolah data angket dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menjumlah setiap jawaban angket. 2) Menyusun frekuensi jawaban.

(32)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Membuat tabel frekuensi.

4) Menghitung frekuensi dari setiap jawaban dengan rumus sebagai berikut :

P = � x 100% Keterangan :

P : Persentase jawaban

f : Frekuensi jawaban setiap responden n : Jumlah responden penelitian

100 % : Persentase frekuensi setiap jawaban responden

5) Menafsirkan data angket dengan pedoman yang tersedia pada tabel berikut :

Tabel 3.13. Penafsiran data angket

Persentase (P) Jumlah responden (n)

0% Tidak ada seorangpun

1%-5% Hampir tidak ada

6%-25% Sebagian kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Lebih dari setengahnya

76%-95% Sebagian besar

96%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(33)

Devi Nurjanah, 2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

Gambar

Tabel 3.2. Skala Penilaian
Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket
Tabel 3.5. Penafsiran Tingkat Kesukaran
Tabel 3.6. Hasil Analisis Uji Coba Tingkat Kesukaran
+6

Referensi

Dokumen terkait

orang lain membutuhkan proses yang sangat lama &amp; keahlian tidak akan pernah dapat diduplikasi dengan lengkap.Jadi jika pengetahuan terletak pada suatu sistem

Pemanfaatan modelpiramida rekayasa informasi dapat digunakan acuan sebagai upaya strategi pembelajaran dengan memperhatikan motivasi, potensi , cara belajar dan sarana

[r]

Kapasitas mesin pemisahan putih lembaga dari tempurung menggunakan mesin hasil rancang bangun ini adalah 1 buah kelapa setiap 40 detik artinya 90 buah/jam, yang terdiri dari

 Corresponding author.. provide their additional income [19]. The similar farming is also done by farmers lived in Amazon Valley [6, 4, 17]. This study is aimed to; 1)

Dari hasil pengujian skenario 3 sebanyak 5 kali pengujian menunjukkan bahwa sistem dapat membaca kartu NFC Tag A, B dan C sebagai kartu yang sah dan dapat

Penurunan aktivitas dopamin pada sistem ini dikaitkan dengan gangguan kognitif, motorik, dan anhedonia yang merupakan manifestasi simptom depresi.. Norepinephrine memiliki

Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor