• Tidak ada hasil yang ditemukan

03 BAB II up date_ok B_ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "03 BAB II up date_ok B_ok"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel 2.37

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah Tahun 2007 s/d 2010

NO Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010

4 SMA

1.1. Jumlah Guru 1504 1426 1466 1501 1.2. Jumlah Murid 2509

7 25046 24552 24817

1.3. Rasio 16,6

9 17,56 16,75 16,53

5 SMK

2.1. Jumlah Guru 684 679 897 1004 2.2. Jumlah Murid  1065

8 10982 10674 10967

2.3. Rasio 15,5

8 16,17 11,90 10,92 6 PENDIDIKAN

MENENGAH

3.1 Jumlah Guru 397 470 557 625 3.2 Jumlah Murid 4839 6290 6600 7395

3.3 Rasio 12,1

9 13,38 11,85 11,83

O KECAMATAN

SD/MI SMP/MTs

(2)

7 MOTOLING TIMUR 95 1177 807.14 33 192 1718.75 8 KUMELEMBUAI 84 965 870.47 36 747 481.93

9 TENGA 161 2350 685.11 72 1227 586.80

10 SINONSAYANG 127 2023 627.78 56 1272 440.25 11 AMURANG BARAT 123 1746 704.47 70 367 1907.36 12 AMURANG 117 2188 534.73 96 953 1007.35 13 AMURANGTIMUR 117 1641 712.98 56 388 1443.30 14 TUMPAAN 103 2094 491.88 68 901 754.72 15 TATAPAAN 72 1274 565.15 30 181 1657.46 16 SULUUNTARERAN 92 857 1073.51 42 163 2576.69 17 TARERAN 164 1357 1208.55 81 909 891.09

Jumlah 1873 26239 713.8

2 924 10968

842.4 5 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga  Kabupaten Minahasa Selatan, 

Tahun 2010

Untuk   pendidikan   dasar,   rasio   guru­murid   masih   tinggi,   ini menunjukkan bahwa jumlah guru perlu ditambah.

Tabel 2.39 Angka Melek Huruf di Minahasa Selatan Tahun Angka Melek Huruf (%)

2011 99.45

2010 99.45

2009 99.41

2008 99.31

2007 99.30

 Sumber :Data Pea Update Sulut, 2013

Angka melek huruf termasuk tinggi di Minahasa Selatan, itu berarti hampir semua penduduk bisa membaca.

(3)

Keterangan 2011 20102009 2008 2007

Angka DO (drop out) SD 67 58 101

Angka   DO   (drop   out) Provinsi / Daerah 2011 2010 2009 2008 2007

Minahasa Selatan 0.49 0.29 0.52 0.62 0.97 Sulawesi Utara 0.70 0.91 1.10 0.77 0.9 Sumber : data pea Update Sulut, 2013

Jumlah  Penduduk 10 tahun keatas yang Tidak atau belum Pernah Sekolah di Minahasa Selatan masih relatif kecil. SD + MI 3,789 3,687 3,957 SMP + MT 2,856 3,538 3,175 SMA + MI 1,118 2,090 2,154

(4)

SMA + MI 1,303 2,103 3,390 Sumber : data pea Update Sulut, 2013

Angka melanjutkan sekolah di Minahasa Selatan, masih termasuk tinggi   dan   cenderung   meningkat   untuk   level   SD   dan   SMA   namun menurun pada tingkat pendidikan SMP.

Tabel 2.44. Rasio Murid terhadap Ruang Belajar di Minsel Provinsi / Daerah 2011 2010 2009 2008 2007 Rasio   murid   thd   Ruang

belajar SD 19 19

  Rasio murid thd Ruang

belajar SMP 38 38

Rasio   murid   thd   Ruang

belajar SMA 29 29

Sumber : diknas Sulut

 Rasio Murid terhadap Ruang Belajar di Minsel masih cukup tinggi pada   level   SMP   dan   SMA,   itu   berarti   di   Minahasa   Selatan   masih kekurangan ruang kelas untuk level pendidikan SMP dan SMA.

Tabel 2.45. Rasio Murid terhadap Sekolah di Minsel Provinsi / Daerah 2011 20102009 20082007 Rasio   Murid   terhadap

Sekolah SD 119 113

Rasio   Murid   terhadap

Sekolah SMP 132 150

Rasio   Murid   terhadap

Sekolah SMA 240 232

Sumber : diknas Sulut

Rasio Murid terhadap sekolah di Minsel masih cukup tinggi pada level SMP dan SMA, itu berarti di Minahasa Selatan masih kekurangan jumlah sekolah untuk level pendidikan SMP dan SMA.

Tabel 2.46. Rata rata pengeluaran Untuk Biaya Pendidikan di Minahasa selatan Provinsi / Daerah 2011 2010 20092008 2007

(5)

Rata rata pengeluaran Untuk Biaya Pendidikan di Minahasa selatan masih diatas sulawesi Utara secara rata rata, khususnya pada tahun 2011. Ini menunjukkan biaya pendidikan di Minahasa Selatan memiliki kecenderungan meningkat.

 

2. Kesehatan

Secara umum, tingkat kesehatan di Minahasa Utara cukup baik. Hal ini   ditunjukkan   dengan   meningkatnya   fasilitas   kesehatan   dan   aspek kesehatan lainnya.

Tabel 2.47

Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2006 s.d 2010 NO

. Uraian 2006 2007 2008  2009 2010

1. Jumlah

posyandu 301 286 311 215 208 2. Jumlah

balita 3. Rasio 92,84 93,11 83,41 77,70 83,52

Sumber : Dinas Kesehatan  Kabupaten Minahasa Selatan,  Tahun 2010

NO. Kecamatan PosyanduJumlah JumlahBalita Rasio

1. Tareran 18 867 48.1667

2. Suluun Tareran 7 604 86.2857

3. Tatapaan 15 1130 75.3333

4. Tumpaan 19 1363 71.7368

5. Amurang Timur 13 1090 83.8462

6. Amurang 11 1050 95.4545

7. Amurang Barat 12 1397 116.4167

8. Tenga 18 1474 81.8889

9. Sinonsayang 13 1010 77.6923

10. Kumelembuai 7 539 77.0000

11. Motoling Timur 8 662 82.7500

12. Motoling 7 277 39.5714

13. Motoling Barat 8 675 84.3750

(6)

15. Tompaso Baru 13 1012 77.8462

16. Maesaan 11 821 74.6364

17. Modoinding 17 970 57.0588

Jumlah 208 16.002 76.9327

Sumber : Dinas Kesehatan  Kabupaten Minahasa Selatan,  Tahun 2010 Ratio   posyandu   /   balita   terendah   di   Motoling   dan   tertinggi   di Amurang barat.

Tabel 2.49 Jumlah Puskesman Menurut Kecamatan Tahun 2010

NO. Kecamatan Jumlah

Penduduk

Puskesmas Jumlah Rasio

(1) (2) (3) (4) (5=4/3)

1. Tareran 14.766 1 0.06

2. Suluun Tareran 8.337 1 0.11

3. Tatapaan 9.676 1 0.10

4. Tumpaan 16.518 1 0.05

5. Amurang Timur 13.054 1 0.07

6. Amurang 16.322 1 0.06

7. Amurang Barat 14.293 1 0.06

8. Tenga 17.365 1 0.05

9. Sinonsayang 15.792 1 0.06

10. Kumelembuai 7.266 1 0.13

11. Motoling Timur 9.944 1 0.10

12. Motoling 7.043 1 0.14

13. Motoling Barat 8.343 1 0.11

14. Ranoyapo 12.149 1 0.08

15. Tompaso Baru 12.478 1 0.08

16. Maesaan 10.812 1 0.19

17. Modoinding 11.892 1 0.08

Jumlah 206.05 17 1.53

Sumber : Dinas Kesehatan  Kabupaten Minahasa Selatan,  Tahun 2010

Saat ini di Kabupaten Minahasa Selatan terdapat 2 Rumah Sakit Umum   Swasta   dan   sebuah   Rumah   Sakit   Umum   Daerah.     Dari   17 kecamatan yang ada, 14  kecamatan  telah  memiliki Puskesmas dengan kendaraan   operasional   dan   7   (tujuh)   Puskesmas   telah   mengadakan pelayanan   rawat   inap.   Namun   demikian,   sangat   dibutuhkan   Rumah Sakit Umum yang representatif untuk pasien yang kondisinya berat dan dokter spesialis beserta tenaga kesehatan lainnya. Hal ini juga untuk mengatisipasi   apabila   pelabuhan   perintis   dan   pelabuhan   umum   di Kabupaten Minahasa Selatan dioperasionalkan.  Untuk Puskesmas dan sarana  kesehatan   di  wilayah     Kabupaten     Minahasa    Selatan     dapat dilihat pada Tabel 2.25 dan Tabel 2.26.

(7)

No PuskesmasNama KecamatanLokasi PelayananSifat KendaraanJumlah Operasional 1. Amurang 

Timur Amurang Timur Rawat Inap 1 Unit 2. Tumpaan Tumpaan Rawat Inap 1 Unit 3. Amurang Amurang Rawat Jalan 1 Unit 4. Amurang 

Barat Amurang Barat Rawat Jalan 1 Unit 5. Tenga Tenga Rawat Inap 1 Unit 6. Ongkaw Sinonsayang Rawat Jalan 1 Unit 7. Motoling Motoling Rawat Inap 1 Unit 8. Kumelembua

i Kumelembuai Rawat Jalan 1 Unit 9. Poopo Ranoyapo Rawat Jalan 1 Unit

Tompaso 

Baru Tompaso Baru Rawat Inap 1 Unit 11

. Modoinding Modoinding Rawat Inap 1 Unit 12

. Tareran Tareran Rawat Inap 1 Unit 13

. Suluun SuluunTareran Rawat Jalan 1 Unit 14

. Maesaan Maesaan Rawat Jalan 1 Unit

Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Selatan 

Banyak   puskesmas   di   minahasa   Selatan   memiliki   fasilitas   rawat nginap. Ini menunjukkan kualitas  puskesmas dalam melayani  pasien cukup tinggi.

Tabel 2.51 Sarana Kesehatan

No Jenis Sarana Jumlah

1. Rumah Sakit Umum Daerah  (RSUD)

1  2. Rumah Sakit Umum Swasta 2 3. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) 156 4. Puskesmas Pembantu (Pustu) 85

5. Apotik 3

6. Toko Obat 2

7. Optik 2

8. Balai Pengobatan 3

9. Rumah Bersalin 19

10. Posyandu 185

(8)

Sedangkan   jumlah   tenaga   kesehatan   atau   tenaga   medis   di Kabupaten Minahasa Selatan ditunjukkan pada Tabel 2.52.

Tabel 2.52 Tenaga Kesehatan

No Jenis Tenaga Kesehatan   (Orang)Jumlah

1. Dokter Spesialis ­

2. Dokter Umum 69

3. Dokter Gigi 3

4. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 

(M.Kes) 2

5. Apoteker 4

6. Sarjana Farmasi 5

7. Sarjana Kesehatan Masyarakat 11

8. Sarjana Keperawatan 11

9. Sarjana Ilmu Terapan (D IV  

Kebidanan) 2

10

. Sarjana Ilmu Terapan (D IV Gizi) 1 11

. Sarjana Sanitarian 3

12

. Ahli Madya Keperawatan 49

13

. Ahli Madya Kebidanan 46

14

. Ahli Madya Gizi 13

15

. Ahli Madya Kesehatan Lingkungan 10 16

. Ahli Madya Fisioterapi 2

17

. Ahli Madya Perawat Gigi 4 18

. Ahli Madya Sanitarian 5

19

. Perawat (SPR dan SPK) 180

20

(9)

21

. Perawat Gigi 16

22

. Sanitarian (SPPH)  15

23

. Asisten Apoteker (SMF) 4

24

. Pekarya Kesehatan 17

J u m l a h

 Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Selatan

Tabel 2.53.

Jamkesmas dan Jamkesda

No. Uraian Jumlah Peserta (Jiwa)

2008 2009 2010

1. Jamkesmas 36.533 36.533 36.533

2 Jamkesda ­ ­ 5.000

   Sumber : Data November 2010, Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Selatan

Jumlah peserta Jamkesmas relatif konstant setiap tahun sedangkan Jamkesda dimulai pada tahun 2010.

Tabel 2.54. Rasio dokter / per 100.000 penduduk

Tahun Jumlah

2012 38

2011 27.4

Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 2013­2010

Rasio dokter / per 100.000 penduduk mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Tabel 2.55 Rasio tenaga medis/ 100.000 penduduk

Tahun Jumlah

2012 137

2011 170.6

(10)

Rasio tenaga medis / per 100.000 penduduk mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Tabel 2.56 Data persalinan dibantu dokter / non dokter

Tahun Jumlah

2012 88.6 %

2011 74.3 %

2010 87 %

Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 2013­2010

Persalinan yang dibantu dokter / non dokter meningkat di tahun 2012 dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya. Ini menunjukkan kesadaran ibu hamil atas bantuan dokter semakin tinggi.

Tabel 2.57 Data sebaran imunisasi (campak)

Tahun Jumlah

2012 97.4 %

2011 84.5 %

Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 2013­2010

Untuk   sebaran   imunisasi   (campak)   meningkat   dari   tahun   2011. Sedangkan untuk jenis faksin yang diberikan kepada Bayi tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 2.58.

(11)

Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 2013­2010

Tabel 2.59 Penyakit umum yang diderita (TAHUN 2011) Jenis Penyakit Jumlah

Sakit gigi 164

Penyakit mata 78 Penyakit dalam 49 Kesehatan anak 34

Sumber : buku saku Profil kesehatan Sulut 2013

Sakit gigi merupakan penyakit paling banyak di Minahasa Selatan kemudian   penyakit   mata,   kemudian   penyakit   dalam   dan   kesehatan anak. Ini merupakan empat penyakit umum yan diderita masyarakat Minahasa Selatan.

3. Pekerjaan Umum

a. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

Jalan   merupakan   sarana   yang   strategis   dan   penting   dalam menunjang perekonomian suatu daerah.   Semua ruas jalan yang menghubungkan antar kecamatan di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan   telah   disentuh   dengan   aspal.     Namun   di   beberapa   ruas jalan   yang   menghubungkan   desa   dan   kecamatan   belum   diaspal, padahal merupakan sentra ekonomi.  Kabupaten Minahasa Selatan diduduki oleh 75 buah jembatan, baik ukuran kecil maupun besar dengan panjang keseluruhan 670 m.  .

(12)

Ruas ­ Ruas Jalan

No Nama Ruas Jalan PanjangRuas (Km) 1. Ruas Jalan Nasional 166,45 2. Ruas Jalan Propinsi 40,30 3. Ruas Jalan Kabupaten 467,94

T o t a l     674,69

Sumber :   Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab.  Minahasa Selatan

Wilayah darat Kabupaten Minahasa Selatan dilewati oleh ruas­ ruas jalan, baik ruas jalan Nasional, Propinsi maupun Kabupaten.

Tabel 2.61

Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi  Tahun 2006 s.d 2010

NO Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)

2006 2007 2008 2009 2010

1 Kondisi Baik 36.39 56.33 79.39 101.36 126.99 2 Kondisi   Rusak

Sedang 54.51 52.57 51.50 47.53 44.53 3 Kondisi   Rusak

Ringan 111.94 106.94 96.95 88.95 81.31 4 Kondisi   Rusak

Berat 259.91 246.91 234.91 224.91 209.92 5 Jalan   secara

keseluruhan 462.75 462.75 462.75 462.75 462.75 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun  2010

Jalan dengan rusah berat cukup banyak di Minahasa Selatan, hampir setengah jalan berada pada kondisi rusak berat.

Tabel 2.62

(13)

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010

Ruas   jalan  Nasional,   Propinsi   dan   Kabupaten   terdiri   dari beberapa   ruas   dengan   panjang   dan   kecamatan­kecamatan   yang dilalui sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.63, Tabel 2.64 dan Tabel 2.65.

Tabel 2.63 Ruas Jalan Nasional

Nomor Nama Ruas Kecamatan Yang Dilalui Panjang

NO Kecamatan

Kondisi Jalan

secara keseluruha

n Baik Sedang RusakRinga

n

Rusak Berat

1 Kecamatan

Modoinding 6.10 10.00 4.10 20.20

2 Kecamatan Maesaan ­ 1.00 4.00 2.30 7.30 3 Kecamatan   Tompaso

Baru 3.50 ­ 1.00 24.30 28.80

4 Kecamatan Ranoyapo 6.00 ­ 5.00 25.00 36.00 5 Kecamatan Motoling 5.80 ­ 5.00 5.20 16.00 6 Kecamatan   Motoling

Barat ­ 4.00 9.60 11.10 24.70

7 Kecamatan   Motoling

Timur ­ 4.50 5.25 15.25 25.00

8 Kecamatan

Kumelembuay 12.00 4.50 6.00 12.70 35.20 9 Kecamatan

Sinonsayang 10.00 8.50 7.00 8.00 33.50 10 Kecamatan Tenga 18.27 3.63 9.00 28.40 59.30 11 Kecamatan   Amurang

Barat 6.00 3.00 ­ 16.00 25.00

12 Kecamatan Amurang 8.00 12.00 20.00

13 Kecamatan   Amurang

Timur 21.99 3.00 ­ 15.00 39.99

14 Kecamatan Tumpaan 6.50 2.50 ­ 9.00 18.00 15 Kecamatan Tatapaan ­ 2.00 ­ 5.00 7.00 16 Kecamatan Sultra 9.20 5.90 2.26 15.57 31.42 17 Kecamatan Tareran 13.63 2.00 5.20 13.00 33.83

Jumlah 126.9

9

44.53 81.31 209.9 2

(14)

Jalan Ruas

,1 Worotican­Poopo Amurang Barat, Motoling Timur, Motoling, Ranoyapo 37,70 2. 009

,2 Poopo­Sinisir Ranoyapo, Tompaso Baru, Maesaan, Modoinding 38,00 3. 010 Kawangkoan­

Worotican Kawangkoan, Tareran, Tumpaan, Amurang Timur,  Amurang, Amurang Barat

33,80

4. 023

,1 Worotican­Poigar Amurang Barat, Tenga, Sinonsayang 41,70 5. 036 Manado­

Tumpaan Manado, Tombariri, Tumpaan 15,25

J u m l a h 166,45

 Sumber :  Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa  Selatan

Tabel 2.64 Ruas Jalan Propinsi

Nomor Nama Ruas

Kecamatan Yang

1. 076 Popontolen­

Sondaken Tumpaan, Tatapaan  28,30 2. 077 Spt. Munte­Tincep Tumpaan  6,00 3. 0,40 Amurang­

Ranoketang Amurang  6,00

J u m l a h 40,30

   Sumber :  Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa  Selatan

Tabel 2.65

Kondisi Ruas Jalan Kabupaten

No

. Nama Ruas Jalan

Panjan

Baik Sedang RinganRusak RusakBerat

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Rumoong Lansot­

Suluun 11,20 3,50 4,00 2,00 5,20 ­

2. Rumoong Lansot­

Kaneyan 10,20 3,50 4,00 6,20 ­ ­

(15)

Kaneyan

4. Kaneyan­Ritey 5,00 3,50 ­ 5,00 ­ ­

5. Suluun­

Pinamorongan 7,90 3,50 7,90 ­ ­ ­

6. Suluun­Tangkuney 2,50 3,50 ­ ­ ­ 2,50 7. Suluun­Lelema 6,50 3,50 5,00 1,50 ­ ­ 8. Pinapalangkow­

Lelema 5,00 3,50 ­ 1,40 ­ 3,60

9. Kapoya­Wuwuk 5,00 3,50 ­ ­ ­ 5,00

1

0. Matani­Kapoya 7,10 3,50 2,50 ­ 4,60 ­ 1

1. Lopana­Maliku 8,00 4,00 8,00 ­ ­ ­

1

2. Maliku­Kota Menara 8,00 3,50 3,00 ­ 5,00 ­ 1

3. Spt. Wawona­Wawona 6,00 3,50 5,00 ­ ­ 1,00 1

4. Spt. Pinaling­Bkt. Doa Pinaling 4,99 3,50 4,99 ­ ­ ­ 1

5. Pondos­Rumoong Bawah 13,50 3,50 2,00 ­ 11,50 ­ 1

6. Wakan­Pondos 4,00 4,00 ­ ­ ­ 4,00

1

7. Spt. Tawaang­Tenga 4,50 3,50 ­ 3,50 ­ 1,00 1

8. Tawaang­Pondos 10,00 4,00 ­ ­ ­ 10,00 1

9. Tawaang­Makasili 9,00 3,50 ­ ­ ­ 9,00 2

0. Radey­Molinow 2,00 3,50 ­ ­ ­ 2,00

2

1. Tenga­Pakuure 5,85 3,50 5,85 ­ ­ ­

2

2. Pakuweru­Sapa 5,00 3,50 2,00 ­ ­ 3,00 2

3. Boyong Pante­Pakuure 14,50 3,50 6,00 2,50 3,50 2,50 2

4. Spt. Kumelembuai­Pakuure 15,00 3,50 8,00 7,00 ­ ­ 2

5. SP. Kumelembuai­Motoling 10,20 3,50 4,00 1,50 ­ 4,70 2

(16)

7. 2

8. Pert. Tokin­Karimbow 5,50 3,50 4,00 ­ ­ 1,50 2

9. Wanga­Lompad 10,70 3,50 2,90 2,20 1,75 3,85 3

0. Motoling­Ongkaw 24,50 3,50 6,50 10,00 ­ 8,00 3

1. SP. Motoling­Lalumpe 5,00 3,50 5,00 ­ ­ ­ 3

2. Raanan Baru­Toyopon 9,40 3,50 5,00 ­ ­ 4,40 3

3. Raanan Baru­Keroit 7,80 3,50 4,00 ­ ­ 3,80 3

4. Tondey­Pelita 5,00 3,50 ­ ­ ­ 5,00

3

5. Lompad­Lompad Baru 2,50 3,50 ­ 2,50 ­ ­ 3

6. Lompad­Powalutan 8,00 3,50 ­ ­ ­ 8,00 3

7. Pontak­Lompad 2,50 3,50 ­ 2,50 ­ ­

3

8. Pontak­Suhuyon *) 15,00 3,50 4,00 ­ ­ 11,00 3

9. Poopo­Keroit 5,00 3,50 0,50 2,50 ­ 2,00 4

0. Tourout­Liandok 10,30 3,50 ­ ­ ­ 10,30 4

1. Tompaso Baru­Kinalawiran 1,00 3,50 1,00 ­ ­ ­ 4

2. Tompaso Baru­Lowian­Tumani 6,00 3,50 2,00 ­ 2,00 2,00 4

3. Sion­Temboan­Lowian 5,00 3,50 ­ ­ ­ 5,00 4

4. SP. Bojonegoro­Kinamang 2,20 3,50 1,00 ­ ­ 1,20 4

5. SP. Bojonegoro­Bojonegoro 1,10 3,50 1,10 ­ ­ ­ 4

6. Sinisir­Pinasungkulan 4,10 3,50 4,10 ­ ­ ­ 4

7. Sinisir­Bukit Doa Modoinding 4,00 3,50 4,00 ­ ­ ­ 4

8. Palelon­Insil 1,10 3,50 0,10 ­ 1,00 ­

(17)

9. Tareran 5

0. Dalam Kota Suluun Tareran 5,00 3,50 ­ 5,00 ­ ­ 5

1. Dalam Kota Tumpaan 7,00 3,50 4,00 3,00 ­ ­ 5

2. Dalam Kota Tatapaan 4,00 3,50 ­ 4,00 ­ ­ 5

3. Dalam Kota Amurang Timur 20,00 4,00 4,00 3,00 ­ 13,00 5

4. Dalam Kota Amurang 22,00 5,00 8,00 ­ 14,00 ­ 5

5. Dalam Kota Amurang Barat 8,00 3,50 ­ 8,00 ­ ­ 5

6. Dalam Kota Tenga 8,00 3,50 3,00 2,00 3,00 ­ 5

7. Dalam Kota Sinonsayang 7,00 3,50 ­ 7,00 ­ ­ 5

8. Dalam Kota Kumelembuai 6,00 3,50 ­ 6,00 ­ ­ 5

9. Dalam Kota Motoling Timur 3,50 3,50 ­ 3,50 ­ ­ 6

0. Dalam Kota Motoling 12,00 3,50 3,30 ­ ­ 8,70 6

1. Dalam Kota Motoling Barat 3,50 3,50 ­ 3,50 ­ ­ 6

2. Dalam Kota Ranoyapo 5,00 3,50 ­ 5,00 ­ ­ 6

3. Dalam Kota Tompaso Baru 7,00 3,50 1,50 ­ 2,00 3,50 6

4. Dalam Kota Maesaan 6,00 3,50 ­ 6,00 ­ ­ 6

5. Dalam Kota Modoinding 9,00 3,50 ­ 9,00 ­ ­ 6

6. Picuan­Picuan Baru 3,00 3,50 ­ ­ 0,50 2,50

T o t a l 149,24 119,10

(18)

kondisi jalan rusak ringan sepanjang 54,05 km atau sebesar 11,6 %   serta   dalam   kondisi   rusak   berat   sepanjang   145,55   km   atau sebesar 31,1 %. Pada umumnya semua ruas jalan di Kabupaten Minahasa Selatan sudah pernah di aspal. 

b. Sumber Daya Air

Pengembangan  Sistem Jaringan    Sumber daya air  dikembangkan pada daerah yang berpotensi tinggi untuk pengembangan pertanian tanaman   pangan   lahan.   Menurut   Peraturan   Menteri   PU   No. 11A/PRT/M/2006 

1. Sistem Wilayah Sungai

Daerah potensi persawahan beririgasi di Kabupaten Minahasa  Selatan berada di :

­ Ranoyapo  ­  Maesaan dan Tompaso Baru ­  Poigar ­  Sinonsayang dan Tenga ­ Maruasey ­  Tumpaan dan Tatapaan

Daerah datar yang berada di sekitar sungai­sungai utama  tersebut sangat potensial untuk dijadikan lahan persawahan.   Potensi terbesar areal persawahan tersebar di sepanjang 

wilayah Utara dan Selatan Kabupaten Minahasa Selatan. Rencana Sistem Prasarana Pengairan

2. Rencana Sistem Jaringan Pengairan

Iklim di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu musim  kemarau dan musim hujan. Pola pertanian yang ada sekarang,  yaitu lahan kering dan lahan basah. Untuk mengairi pertanian  lahan basah sampai saat ini diupayakan dengan pengembangan sistem pengairan Irigasi Teknis dan Semi Teknis.

Berdasarkan hal tersebut di atas, pengembangan dan 

pembangunan pengairan sistem irgasi teknis diprioritaskan  pada wilayah kabupaten dengan kriteria­kriteria sebagai  berikut :

1) Mempunyai produktiftas besar;

2) Mempunyai luas lahan besar dan potensial; 3) Mempunyai sumber mata air;

(19)

Pengembangan pertanian lahan basah dikembangkan pada  kecamatan­ kecamatan yang mempunyai potensi untuk  pencetakan lahan basah dengan luasan yang sesuai dengan  tingkat irigasi teknis yang akan dikembangkan, produksi dan  sumber mata air pengembanganya. Kegiatan prioritas 

pembangunan sumberdaya air dan irigasi diarahkan pada : 1) Irigasi teknis : peningkatan jaringan dan rehabilitasi. 2) Irigasi semi teknis : peningkatan jaringan dan rehabilitasi. 3) Embung irigasi :

1. Peningkatan jaringan dan rehabilitasi. 2. Pembangunan.

4) Jaringan irigasi air tanah :

1. Peningkatan jaringan dan rehabilitasi. 2. Pembangunan.

3. Pembinaan kelembagaan. 5) Waduk

1. Peningkatan jaringan dan rehabilitasi. 2. Studi kelayakan.

3. Rencana Fungsi dan Pelayanan Prasarana Pengairan

A. Arahan Pengembangan Wilayah Sungai

a. Pemeliharaan   daerah   hulu   sungai   dilakukan   dengan langkah­langkah   pelestarian   kawasan,   pengamanan kawasan   penyang­ga,   pelestarian   dan   pengamanan sumberdaya   air,   pencegahan   erosi   dan   pencegahan pencemaran air.

b. Pengamanan   daerah   tengah   sungai   melalui   langlah­ langkah   pelestarian   air,   pengembangan   irigasi, penyediaan air baku, pelestarian air pada badan sungai dan pencegahan banjir.

(20)

B. Arahan Pengembangan Bendungan

a. Pengembangan   kesejahteraan   dan   keselamatan   umum oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan BUMN/BUMD berdasarkan   standar   teknis   yang   ditentukan   oleh Menteri

b. Pengawasan bendungan dilakukan berdasarkan standar teknis yang telah ditentukan oleh Menteri.

C. Arahan Pengembangan Sistem Jaringan Irigasi

a. Pengambil   keputusan   dan   pelaku   utama   pengelolaan irigasi adalah lembaga perkumpulan petani pemakai air melalui   penyerahan   kewenangan   dari   Pemerintah Daerah.

b. Satu   sistem   irigasi   satu   kesatuan   pengelolaan   dengan memperhatikan kepentingan pengguna di hulu, tengah, dan hilir secara seimbang.

c. Pembentukan   forum   koordinasi   pengelolaan   irigasi dalam  rangka koordinasi  pengelolaan di  daerah irigasi yang jaringan utamanya berfungsi multiguna

d. Pemerintah   dan   Pemerintah   Daerah   mengupayakan ketersediaan,   pengendalian   dan   perbaikan   mutu   air irigasi.

e. Pembangunan   jaringan   irigasi   disertai   dengan pembangunan   jaringan   drainase   yang   menjadi   satu kesatuan dengan jaringan irigasi yang ada.

f. Rencana   Induk   Pengembangan   Irigasi   Kabupaten disusun   ber­dasarkan   rencana   pengembangan sumberdaya   air   dan   RTRW   serta   memperhatikan pelestarian   sumberdaya   air   dan   ditetapkan   dengan Perda.

g. Pembiayaan pengelolaan dilakukan perkumpulan petani pema­kai   air   di   wilayah   kerjanya   secara   otonom   yang dibantu   dengan   Pemerintah   dan   Pemerintah   Daerah berdasarkan kesepakatan dengan perkumpulan petani. h. Pengaturan daerah irigasi menjadi kewenangan masing­

masing   propinsi   dan   pelaksanaannya   dilakukan   kerja sama antar propinsi.

4. Rencana Pemeliharaan Jaringan Irigasi  Rencana P

   emeliharaan    Saluran Irigasi meliputi: 

(21)

­  Saluran irigasi Amurang,   sepanjang 4 (1.200 ha) km;

Di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan terdapat lahan irigasi  dengan luas potensial 9.189 ha, yang terdiri dari :

1. Di bawah kewenangan propinsi, luasnya 2.059 ha. 2. Di bawah  kewenangan  kabupaten, luasnya 7.130 ha, 

yang terbagi atas : bawah   kewenangan   propinsi   maupun   di   bawah   kewenangan kabupaten.

Luas (Ha) Indeks Pertana

Propinsi 2.059 1.971 0 50

T. Baru RD 08

1. Ranoyapo 2.059 1.971 50

­ J.I. Ranoyapo 1 489 ­ J.I. Ranoyapo 2 256 ­ J.I. Ranoyapo 3,4 289 ­ J.I. Polimaan 496 ­ J.I. Moyondok 529 Kewenangan 

Kabupaten Amurang RD 07

1. 2 Kaluntai Atas 119 100 150 4,5

2. 3 Kaluntai Bawah 325 134 150 4,5

3. 8 Motondong 157 105 200 4,5

4. 12 Pinsan 250 105 200 4,5

5. 16 Tongop 861 677 300 5,0

(22)

­ J.I. Molinow Bawah 

Kiri 135

­ J.I. Molinow Bawah 

Kanan 257

­ J.I. Molinow Atas 180 ­ J.I. Pakuweru 145

6. 18 Waadan 60 40 150 4,5

7. 22 Moinit 40 25 150 4,5

8. 13 Ranotuana 316 300 250 4,5

9. 11 Pentu 245 158 200 4,5

10

. 15 Sulupaslaten 543 420 300 5,0

11

. 20 Aser Liwasen 30 30 200 4,5

T. Baru RD 08 12

. 1 Kakenturan 150 79 200 4,5

13

. 17 Tumicakal 212 182 150 4,5

14

. 6 Lindangan 258 208 200 4,5

20

. 24 Tumaluntung 35 35 150 4,5

21

. 21 Liandok 49 49 150 4,5

22

. 19 Wuwungayo 126 60 150 4,5

(23)

26

. 29 Kosokowal/Ritey 30 30 200 4,0

30

. 30 Ranoketang 30 25 200 4,0

31

. 31 Kanean 50 10 200 4,0

32

. 32 Tinana 40 10 200 4,0

33

. 33 Ulunow/Tangkunei 57 35 200 4,0

34

. 34 Makakilu 25 3 200 4,0

35

. 35 Potote 23 5 200 4,0

36

. 36 Tualan Bawah 40 30 200 4,0

37

. 37 Kolibatu/Lotung 60 25 200 4,0

38

. 38 Dolimaan/Raraatean 24 20 200 4,0

39

. 39 Asam 25 12 200 4,0

40

. 40 Liandok Weru 32 30 200 4,0

41

(24)

48

. 48 Linelean 50 25 200 4,0

Jumlah 6.409 3.705 9.400 205

      Sumber : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Selatan

(25)

No Nama Daerah Irigasi

Luas (Ha)

Kondisi ( M’ ) Saluran ( M’ ) Jml. Bangunan (Unit)

Baik Sedan g

Rusak

Primer Sekund

er Tersier

Ben

5. Tongop 861 557 84 120 184 1.392 14.278 59.052 5 13 25

­ J.I. Tongop 144 102 15 18 ­ 325 2.500 12.500 1 2 4

(26)

Kanan

­ J.I. Molinow Atas 180 98 25 35 64 275 1.278 7.795 ­ 2 7

­ J.I. Pakuweru 145 161 10 24 65 192 1.250 12.552 2 3 8

6. Waadan 60 30 5 10 20 0 1 ­ 1 2 ­

7. Moinit 40 20 3 5 15 ­ 1.740 ­ 1 1 3

8. Ranotuana 316 290 44 10 16 1 4.870 11.175 2 4 14

9. Pentu 245 120 18 38 87 550 3.187 3.650 1 4 28

10 .

Sulupaslaten 543 340 51 80 123 2.175 5.090 48.880 1 4 30

11 .

Aser Liwasen 30 25 4 5 ­ 2.175 5.090 48.880 1 4 30

T. Baru RD 08 12

.

Kakenturan 150 20 3 59 71 ­ 2.270 1.100 4 1 6

13 .

Tumicakal 212 170 26 12 30 1 2.410 1.150 1 3 1

14 .

Konarom 100 40 6 40 20 ­ 1 ­ 1 2 8

15 .

Pangian 70 60 9 10 ­ ­ 1.000 1 2 2 3

16 .

Moyombong 93 42 6 10 41 1 1.181 1 2 3 5

17 .

Mopolo 178 60 9 8 110 0 2.460 17.928 1 7 18

18 .

Karowa 258 180 27 ­ 78 1.075 2.521 5.350 1 6 27

(27)
(28)
(29)
(30)

Tahun 2006 s.d 2010

NO Jaringan Irigasi Panjang Jaringan (M)

2006 2007 2008 2009 2010

1 Jaringan primer 8,471 8,655 8,840 9,024 9,208 2 Jaringan Sekunder 84,816 85,700 86,584 87,467 88,351 3 Jaringan Tersier 213,660 224,906 236,743 249,203 262,319 4 Luas lahan budidaya 5,517 5,557 5,597 5,636 5,676

5 Rasio 1.80 1.74 1.68 1.63 1.58

 Sumber  : Data November 2010, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa  Selatan

(31)
(32)

No .

Nama

Daerah Irigasi Nama Desa

Luas (Ha)

Amurang RD 07 448 222

Kec. Tenga 185 55 30 25 135

1. Aser/Liwasen Teep 65 5 200 ­ 5 55 ­

2. Teluan Tawaang 60 20 100 ­ 20 20 ­

3. Sapa Sapa 60 30 200 30 ­ 60 ­

Kec.   Amurang Timur

35 30 30 5

4. Pale Pinaling 35 30 200 30 5 ­

Kec. Tumpaan 160 92 62 30 68

5. Pondano Popontolen 47 47 100 27 20 ­ ­

6. Sosogian Tumpaan II 58 15 200 15 ­ 43 ­

7. Matunem   Kiri­ Kanan

Lelema 55 30 150 20 10 25 ­

Kec. Tatapaan 30 25 25 5

8. Rap­Rap Sondaken 10 5 200 5 ­ 5 ­

9. Marege Maasin Paslaten 20 20 200 20 ­ ­ ­

Kec.   Suluun Tareran

38 20 20 18

(33)

Kec.   Tompaso Baru

153 100 90 10 53

11 .

Tualan Atas Kinalawiran 15 10 200 10 ­ 5 ­

12 .

Mangali Ranoyapo 20 15 200

15 ­       5 ­ 13

.

Mobulat Tomp.   Baru I

25 15 200 15 ­ 10 ­

14 .

Kinatungkaan Raraatean 30 10 100 10 ­ 20 ­

15 .

Dinobian Torout 43 30 150 20 10 13 ­

16 .

Kinalawiran Kinalawiran 20 20 200 20 ­ ­ ­

Kec. Maesaan 100 63 49 14 37 ­

17 .

Sinayap Kinamang 50 25 175

20 5 25 ­

18 .

Tombioi Lowian 29 20 150

11 9 9 ­

19 .

Konarom Lowian 21 18 200

18 ­ 3 ­

Kec. Ranoyapo 260 120 90 30 140 ­

20 .

Agga Lompad

Lama

100 50 200

50 ­ 50 ­

21 .

Luwak Lompad

Lama

30 10 200

10 ­ 20 ­

(34)

.

Kec. Motoling 20 20 150 15 5

24 .

Watu­Watu Lalumpe 20 20 150

15 5 ­

25 .

Rendang Wuwuk Raanan Baru 26

.

Moyomboong Raanan Lama

Jumlah 721 405 792 230 787

(35)

Kinerja   Pemerintah   Daerah   dalam   penyelenggaraan   urusan perumahan   dinilai   berdasarkan   3   (tiga)   Indikator   Kinerja   Kunci (IKK)   yaitu   Rumah   tangga   yang   menggunakan   air   bersih,   luasan lingkungan permukiman kumuh dan rumah layak huni.

Untuk   menilai   Indikator   yang   pertama   yaitu   rumah   tangga yang   menggunakan   air   bersih   didapat   dengan   membandingkan antara jumlah rumah tangga pengguna air bersih dengan jumlah seluruh   rumah   tangga.   Dari   total   jumlah   rumah   tangga   di Kabupaten   Minahasa   Selatan   pada   tahun   2009   yaitu   sebanyak 37.614   rumah   tangga,   18.775   rumah   tangga   diantaranya merupakan   pengguna   air   bersih,   sehingga   capaian   kinerja   dari Indikator rumah tangga yang menggunakan air bersih di Kabupaten Minahasa   Selatan   pada   tahun   2009   mencapai   49   %.   Jumlah Rumah   Tangga   pengguna   air   bersih   dimaksud   adalah   jumlah rumah   tangga   pelanggan   air   bersih   dari   Perusahaan   Daerah   Air Minum   (PDAM)   Kabupaten   Minahasa   Selatan.   Sedangkan   rumah tangga   pengguna  air  bersih   dari  sumur   maupun  sumber   lainnya belum termasuk didalamnya.

(36)

Sedangkan apabila ditinjau dari Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang ketiga   yaitu   rumah   layak   huni,   dari   seluruh   rumah   di   wilayah Kabupaten   Minahasa   Selatan   yaitu   sebanyak   37.614   buah, sebagian besar atau sebanyak 24.408 buah diantaranya merupakan rumah layak huni.  Dengan demikian capaian kinerja dari Indikator Kinerja Kunci (IKK) rasio rumah layak huni di Kabupaten Minahasa Selatan adalah sebesar 65%.

Tabel 2.70

Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan 

Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010

NO Kecamatan pendudukJumlah yangmendapatkanJumlah penduduk akses air minum

Persentas e

(1) (2) (3) (4) (5=4/3)

1 Modoinding 11.892 4.995 0.4200

2 Tompasobaru 12.478 4.367 0.3499

3 Maesaan 10.812 3.784 0.3499

4 Motoling 7.042 2.958 0.4200

5 Kumelembuai 7.266 3.052 0.4200

6 Ranoiapo 12.149 4.252 0.3499

7 Tenga 17.365 7.293 0.4199

8 Sinonsayang 15.792 6.791 0.4300

9 Amurang Barat 14.293 6.432 0.4500

10 Amurang 16.322 7.345 0.4500

11 Amurang Timur 13.054 5.874 0.4499

12 Tareran 14.766 6.645 0.4500

13 Tumpaan 16.518 6.938 0.4200

14 Tatapaan 9.676 3.387 0.3500

15 Motoling Barat 8.343 2.920 0.3499 16 Motoling Timur 9.944 3.480 0.3499

17 Sulta 8.337 2.918 0.8865

Jumlah 206.049 83.430 0.4049

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010 Tabel 2.71

(37)

NO Uraian 2010

data 1. Jumlah penduduk yang mendapatkan akses

air minum 83.430 Cipta Karya

2. Jumlah penduduk 206.049 Cipta Karya

3. Persentase penduduk berakses air bersih 40.49%

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun  2010

Berdasarkan   data­data   tabel   tersebut   diatas   ternyata   tingkat pelayanan   air   bersih   baru   mencapai   40,49   %   masyarakan   yang terlayani   dengan   fasilitas   air   bersih   melalui   sistem   perpipaan. Umumya   yang   belum   terlayani   air   bersih   yaitu   masyarakat   yang bermukim pada daerah ketinggian serta masyarakat pesisir pantai. 

Tabel 2.72

Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum   dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010

NO Kecamatan Jumlah

penduduk

Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air

minum

(1) (2) (3) (4)

1 Modoinding 11.892 4.995

2 Tompasobaru 12.478 4.367

3 Maesaan 10.812 3.784

4 Motoling 7.042 2.958

5 Kumelembuai 7.266 3.052

6 Ranoiapo 12.149 4.252

7 Tenga 17.365 7.293

8 Sinonsayang 15.792 6.791

9 Amurang Barat 14.293 6.432

10 Amurang 16.322 7.345

11 Amurang Timur 13.054 5.874

12 Tareran 14.766 6.645

13 Tumpaan 16.518 6.938

14 Tatapaan 9.676 3.387

15 Motoling Barat 8.343 2.920

(38)

    Sumber : Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Minahasa Selatan, 

O Uraian 2010

1. Jumlah   rumah   tinggal   berakses

sanitasi 48.404

2. Jumlah rumah tinggal 58.121

3. Persentase 83.28%

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010

Rumah   tinggal   yang   bersanitasi   di   Minahasa   Selatan   cukup tingi yaitu mencapai 83%. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat

. Kecamatan

Jumla

1 Modoinding 3.372 2.934 2 Tompasobar

u 3.537 3.077 4

3 Maesaan 3.738 3.364

4 Motoling 2.191 1.972 4

5 Kumelembua

i 4.264 3.326

6 Ranoiapo 4.892 4.647 4 3

(39)

Barat

10 Amurang 2.132 2.025 11 Amurang

Timur 3.091 2.937

12 Tareran 4.155 3.532 4

13 Tumpaan 3.507 2.981 4

14 Tatapaan 2.652 1.459 4

15 Motoling

Barat 2.157 1.402 2 5

16 Motoling

Timur 2.771 2.217 5

17 Sulta 2.573 2.187

Jumlah 58.121 48.404 28 7 26

  Sumber : Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun  2010

Tabel 2.75. Rumah tangga pengguna listrik

Tahun Jumlah

2011  20.669

2010  20.669

2009  20.669

2008 20.669

Sumber : Minsel dalam angka, 2013­2010

Rumah tangga pengguna listrik cenderung konstant dari tahun ke tahun.

Tabel 2.76 Lingkungan pemukiman kumuh

Tahun Jumlah

2011 9.661 kk

2010 9.518 kk

2009 10.657 kk

2008 10.584 kk

Ket : (diproxy dengan keluarga pra sejahtera) Sumber : BPS dan data olahan

(40)

2011 49.095 kk

2010 48.356 kk

2009 46.068 kk

2008 46.188 kk

Ket : (diproxy dengan keluarga sejahtera tahap 1, 2, 3 dan 3+) Sumber : BPS dan data olahan

Sedangkan rumah layak huni yang diproksi dengan  keluarga sejahtera tahap 1, 2, 3 dan 3+, mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

5. Penataan Ruang

Dengan terbentuknya Kabupaten Minahasa Selatan yang telah diresmikan   pada   tanggal   4   Agustus   2003   maka   Penyelenggaraan Pemerintahan,   Pembangunan   dan   Kemasyarakatan   didukung sepenuhnya baik oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan respon   masyarakat.   Pelaksanaan   Pembangunan   di   Kabupaten Minahasa   Selatan   perlu   didukung   oleh   Perencanaan   Penataan Ruang   Wilayah   yang   berpihak   pada   kesejahteraan   masyarakat dengan   memperhatikan   pembangunan   lingkungan   yang berkelanjutan,   penataan   ruang   juga   menjadi   acuan   dasar   dalam pelaksanaan pembangunan.

(41)

Rencana   Tata  Ruang  Wilayah   Kabupaten   Minahasa   Selatan disusun dengan memperhatikan perkembangan wilayah Kecamatan dan Desa serta penentuan Kawasan Strategis sesuai potensi lahan, wilayah cepat tumbuh dan rencana pengembangan wilayah rencana infrastruktur   daerah   dalam   mendorong   perkembangan pembangunan daerah.

Rencana   Tata   Ruang   Wilayah   Kabupaten   Minahasa   Selatan 2011­2015   dapat   menjadi   acuan   dalam   hal   penyusunan  RPJMD setelah   ditetapkan   dengan   PERDA   terdapat   beberapa penyesuaian/penyempurnaan (sumber Kementerian Dalam Negeri RI nomor 050/915/II/Bangda tanggal 03 maret 2011).

Kawasan Strategis

Kawasan  strategis  Kabupaten   merupakan   bagian   wilayah Kabupaten   yang   penataan   ruangnya   diprioritaskan,   karena mempunyai   pengaruh   sangat   penting    dengan   fungsi mengembangkan,   melestarikan,   melindungi,   dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan yang memiliki nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang   wilayah   Kabupaten,   sebagai   alokasi   ruang   untuk   berbagai sudut   kepentingan   ekonomi,     sosial   budaya,     pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi,   kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan, dan dapat merupakan kawasan yang memiliki   nilai   strategis   lainnya   yang   sesuai   dengan   kepentingan pembangunan   yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah Kabupaten.

(42)

kewenangan yang jelas.

Penetapan   kawasan  strategis  Kabupaten   Minahasa   Selatan diidentifikasi   dan   diurutkan   dalam   tingkatan   Strategis   Nasional, Strategis Provinsi dan Strategis Kabupaten.

Untuk kepentingan Lingkungan  Hidup  Kawasan Strategis  Nasional di   Kabupaten   Minahasa   Selatan   hanya   masuk   Kawasan   Andalan Nasional Laut Bunaken dan sekitarnya, Kawasan strategis Provinsi dari  aspek   lingkungan   hidup  yaitu   Daerah   Aliran   Sungai   Poigar, Ranoyapo,   Dumoga   dan   dari   aspek  Kepentingan   Pengembangan Ekonomi  yaitu  Kawasan   Koridor   Trans   Sulawesi   Manado–Boroko, Kawasan   Agropolitan   Modoinding  serta   dari   aspek  kepentingan Sosial Budaya adalah Kawasan Benteng Amurang.

Adapaun  untuk  Kawasan   Strategis   Kabupaten   Minahasa   Selatan dengan mempertimbangkan rencana pola ruang  di bagi ke dalam beberapa sektor strategis yang dapat dilihat pada tabel 2.44.

Strategis Peran dan Fungsi Lokasi

1 KawasanAgropolitan Modoinding

2 KawasanAgropolitan Tenga dan Sinosayang

Pusat

Pengembangan industri   kelapa terpadu

(43)

5 Kawasan

Tumbuh Cepat

Pusat Pelayanan  Pendidikan,  Kesehatan dan  Jasa

5. Ke

c. Tumpaan,  Amurang Timur,  Amurang dan  Amurang Barat

Sumber : Data RTRW Kab. Minahasa Selatan

Kawasan­kawasan  strategis  tersebut  diatas  perlu   didukung oleh   rencana   penataan   ruang   agar   dapat   mengakomodasikan perkembangan   sektor   strategis   yang   diharapkan   dapat   memacu perkembangan wilayah yang lebih luas.

Tabel 2.79 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB

Ket Luas / Rasio

Ruang terbuka hijau 2.622 ha

Pemukiman (HGB) 7.717 ha

Lahan pertanian/ produksi (HPL) 82.935

Luas total 149.663 ha

Rasio Luas RTH/ luas Pemukiman

(HGB) 33.97 %

Rasio   Luas   RTH/   luas   pertanian

(HPL) 3.1 %

Sumber : RTRW Minsel dan data olahan

Rasio RTH terhadap HGB   masih besar yaitu mencapai 34 % sedangkan rasio RTH dengan HPL, masih rendah yaitu 3.1 %.

Tabel 2.80 Rasio bangunan ber­ IMB per satuan bangunan

Ket Jumlah / rasio

(44)

Rasio   rumah   baru   /   IMB   (estimasi rata­rata / tahun)

36 %

Sumber : BPS dan data olahan

Hanya   sekitar   1/3   dari   (estimasi)   rumah   yang   memiliki   ijin mendirikan bangunan (IMB).

6. Perencanaan Pembangunan

Dalam   rangka   penyelarasan   program   pembangunan   maka perlu   sinergitas   dan   sinkronisasi   antara   pemerintah   dan pemerintah daerah dalam suatu dokumen perencanaan baik jangka panjang,   jangka   menengah,   dan   tahunan.   Beberapa   dokumen perencanaan pembangunan yang telah disusun adalah :

1. Penyusunan Rencana Teknis Tata Ruang Kawasan  Amurang By Pass;

2. Penyusunan Rencana Teknis Pengembangan Teluk Amurang; 3. Penyusunan  Rencana   Teknis  Tata   Ruang   Ibukota   Kabupaten

Minahasa Selatan;

4. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan.

5. Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Modoinding;

6. Penyusunan  Masterplan   Kawasan   Agropolitan   Tenga­ Sinonsayang;

7. Penyusunan   Masterplan   Kawasan   Minapolitan   Tatapaan, Amurang;

8. Penyusunan Peremajaan Kota Amurang (Renewall);

9. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pelabuhan Amurang;

10. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Kota Tumpaan;

11. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Kapitu­Teep;

(45)

Sarana   transportasi   darat   yang   digunakan   di   wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, umumnya kendaraan roda dua, roda empat   dan   sejenisnya   di   semua   kecamatan.     Untuk   kendaraan bermotor angkutan penumpang umum yang beroperasi berjumlah 517 unit yang terdiri dari, Angkutan Kota berjumlah 132 unit pada tahun   2010   2011   bertambah   menjadi   138   unit,   Angkutan   Antar Kota   Dalam   Propinsi   (AKDP)   berjumlah   183   unit,   Angkutan Perbatasan berjumlah 36 unit dan Angkutan Pedesaan berjumlah 163 unit.  Secara rinci, jumlah jaringan trayek, jenis kendaraan dan jumlah   kendaraan   angkutan   penumpang   umum   di   Kabupaten Minahasa Selatan diperlihatkan pada Tabel 2.79, Tabel 2.80, Tabel 2.81 dan Tabel 2.82.

Tabel 2.81

Jumlah Trayek Angkutan Kota

No T r a y e k KendaraanJenis KendaraanJumlah

1. Amurang ­ KM 3 PP Microlet 1

2. Amurang ­ Perum Pondang 

PP Microlet 4

3. Amurang ­ Pinaling PP Microlet 5 4. Amurang ­ Tumpaan PP Microlet 93 5. Amurang ­ Teep PP Microlet 25 6. Tumpaan ­ Lelema PP Microlet 5 7. Tumpaan ­ Paslaten PP Microlet 2 8. Tumpaan ­ Kapoya PP Microlet 3

T o t a l 138

(46)

No Trayek

Jumlah Seat Jumlah

Kendaraa n 0 – 9 10 ­ 15 16 ­ 24 Diatas 

25

1. Manado ­ Amurang PP ­ 7 44 4 55

2. Manado ­ Kumelembuai PP ­ ­ 1 ­ 1

3. Manado ­ Motoling PP ­ ­ 11 ­ 11

4. Manado ­ Paku Ure PP ­ ­ ­ 1 1

5. Manado ­ Poigar PP ­ 6 2 4 12

6. Manado ­ Ranoyapo PP ­ 2 ­ ­ 2

7. Manado ­ Tareran PP ­ 12 ­ ­ 12

8. Manado ­ Tokin PP ­ 1 ­ ­ 1

9 Manado ­ Tompaso Baru 

PP ­ 8 2 12

10. Manado ­ Tumpaan PP ­ 8 ­ 11

11. Amurang ­ Kawangkoan PP ­ ­ ­ 35

12. Amurang ­ Inobonto PP ­ ­ ­ ­

13. Amurang ­ Kotamobagu PP ­ ­ ­ 8

14. Modoinding ­ Kotamobagu 

PP ­ ­ ­ 5

15. Tompaso Baru ­ 

Kotamobagu PP ­ ­ ­ 3

16. Tumpaan ­ Kawangkoan 

PP ­ ­ ­ 14

T o t a l 0 74   11 183

­         Sumber : Data November 2010, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan  Informatika Kab. Minahasa Selatan

Tabel 2.83

Jumlah Trayek Angkutan Perbatasan No

. T r a y e k Kendaraan

Jumlah Kendaraan 1. Amurang   ­   Poigar   (Bolmong)

PP

(47)

4. Tareran ­ Kawangkoan PP Microlet 3 5. Tompaso Baru ­ Kotamobagu

PP

Microlet 1

6. Modoinding ­ Kotamobagu PP Microlet 4

T o t a l 36

Sumber:  Data November 2010, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan  Informatika Kab. Minahasa Selatan

       

Tabel 2.84

Jumlah Trayek Angkutan Pedesaan 

No T r a y e k Jenis Kendaraan KendaraaJumlah n 1. Amurang ­ Elusan PP Microlet 3 2. Amurang ­ Karimbow PP Microlet 6 3. Amurang ­ Kumelembuai 

PP Microlet 10

4. Amurang ­ Maliku PP Microlet 5 5. Amurang ­ Makasili PP Microlet/Bus 2 6. Amurang ­ Modoinding PP Microlet 3 7. Amurang ­ Motoling PP Microlet 10 8. Amurang ­ Ongkaw PP Microlet 10 9. Amurang ­ Paku Ure PP Microlet 9 10. Amurang ­ Pondos PP Microlet 16 11. Amurang ­ Ranoketang PP Microlet 3 12. Amurang ­ Ranoyapo PP Microlet 8 13. Amurang ­ Sapa PP Microlet 2 14. Amurang ­ Sinonsayang PP Microlet 5 15. Amurang ­ Tawaang PP Microlet 7 16. Amurang ­ Tenga PP Microlet 28 17. Amurang ­ Tompaso Baru 

PP Microlet 19

18. Amurang ­ Tondey PP Microlet 5 19. Amurang ­ Tokin PP Microlet 4 20. Amurang ­ Kota Menara PP Microlet 2 21. Amurang ­ Kalait PP Microlet 1 22. Amurang ­ Kroit PP  Microlet 2 23. Tumpaan ­ Tareran PP Microlet 1 24. Tumpaan ­ Suluun PP Microlet 2

T o t a l 163

(48)

Tahun 2006 s.d 2010 No

. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1.

Jumlah penumpang  

Bis 225,589 209,990 196,436 198,021 214,137

2.

Penumpang 225,589 209,990 196,436 198,021 214,137 Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika  

Kabupaten Minahasa Selatan, Tahun 2010

Tabel 2.86

Jumlah Penumpang Angkutan Umum Menurut Kecamatan Tahun 2010

No Kecamatan Jumlah penumpang (orang) JumlahTotal Penumpang Bis KeretaApi KapalLaut PesawatUdara

­1 ­2 ­3 ­4 ­5 ­6 (7=3+4+5+6)

1 Kec. Modoinding

37420

5 Kec. Motoling

12140

­ ­ ­

12140 6 Kec. Motoling Timur ­ ­ ­

7 Kec. Motoling Barat ­ ­ ­

(49)

Sinonsayang 22280 11 Kec. Amurang Barat

74349

­ ­ ­

74349

12 Kec. Amurang ­ ­ ­

13 Kec. Amurang Timur  ­ ­ ­ 14 Kec. Tumpaan

30700

­ ­ ­

30700

15 Kec. Tareran ­ ­ ­

16 Kec. Suluun Tareran ­ ­ ­

17 Kec. Tatapaan ­ ­ ­

Jumlah 214137 ­ ­ ­ 214137

Gambar

Tabel 2.37
Tabel 2.40. Angka Drop Out (putus Sekolah) Minsel
Tabel 2.49 Jumlah PuskesmanMenurut Kecamatan Tahun 2010
Tabel 2.51 Sarana Kesehatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kondisi seperti itu warga masyarakat Desa Sukorejo mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas kecamatan serta di desa Sukorejo sendiri juga mempunyai fasilitas

No Kegiatan / Pekerjaan Lokasi Nilai HPS Nama Pemenang Cadangan Pertama Cadangan Kedua 1. Pemba ngunan Jalan

Petak tersier diberi nama seperti bangunan sadap tesier dari jaringan utama. 1) Ruas-ruas saluran tersier diberi nama sesuai dengan nama boks yang. terletak di anatar kedua

No Kecamatan/Desa Nama Kelompok Ketua Kelompok Nama 

PERSYARATAN STANDAR KOMPETENSI PELAYANAN KESEHATAN PERKESMAS PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING. NO NAMA JABATAN PERSYARATAN KOMPETENSI KRITERIA

No Kegiatan Nama Paket Jenis Volume Pagu Sumber Dana Lokasi Pekerjaan Tanggal aw.. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Pengadaan Alat Angkutan

No Nama Kegiatan Kecamatan Lokasi Desa/Kelurahan Volume Satuan Jumlah Anggaran Ket 1 Pembangunan Gudang Penyimpan. Barang Tungkal Ilir Rumah Dinas Wakil Bupati Tungkal III

NO NAMA ALAMAT JUMLAH. 1 Palang Merah Indonesi