OLAH GERAK DAN
PENGENDALIAN
KAPAL
OLAH GERAK UNTUK MENYELAMATKAN
ORANG JATUH KELAUT
Seorang anggota awak kapal yang melihat sendiri, ada
orang jatuh dilaut.
Perwira jaga segera mengambil tindakan sebagai
berikut:
Memberhentikan mesin dan kemudi di putar cikar
ke arah orang yang jatuh itu.
Kapal dei putar keliling, sampai tiba kembali di
tempat pelampung tersebut (putaran tunggal).
Tindakan yang diqambil untuk menolong orang itu
harus cepat dan aman, tergantung dari keadaan cuaca.
Pada umumnya, kapal diolah gerak sedemikian
sehingga segera duduk berhenti di angin dan sedekat
mungkin “orang “ itu dan menurunkan sekoci di sisi
tolak.
Apabila keadaan cuaca tidak mengijinkan untuk
menurunkan sekoci, maka orang itu ditolong dengan
tali yang diikatkan pada sebuah alat pengapung.
Diperairan sempit kapal tidak dapat berputar keliling,
melainkan kapal harus mundur dengan kekuatan
Kita dapat pula menerapkan yang disebut “Putaran
Williamson”, terutama pada angin dan ombak dari
belakang .
Putarlah kemudi cikar ke sisi dimana orang itu terjatuh,
telegraph mesin harus tetap stand by
•
Jika kapal sudah berubah haluan ± 60 – 70
osegera
kemudi dibalas dan kemudi dicikar ke sisi yang lain.
•
Setelah kapal duduk pada haluan yang berlawanan,
Cara yang ketiga dengan menggunkan putaran ganda (
Putaran Eliptis ). Olah gerak ini diterapkan jika kapal
berlayar dengan angin dan ombak dari depan.
• Setelah teriakan “orang jatuh ke laut” disebelah kiri / kanan,
putarlah kemudi cikar.
• Jika kapal sudah berputar 1800 kemudi dibalas dan haluan
berlawanan
• Jika laju kapal yang sementara itu mengurangi sudah seperti
semula, maka sekali lagi putarlah kemudi “cikar” sampai pada haluan semula.
• Kemudi stop mesin dan berlayar sesuai dengan keadaan
olah gerak sinle turn,williamson turn,
dan scharnow turn
SINGLE TURN
Cara ini sangat cocok di gunakan oleh kapal yang
mempunyai kemampuan olah gerak sangat baik
khususnya lingkaran putar dan kekutan mesin.
1. Sebelum memulai olah gerak terlebih dahulu mesin stop. 2. Kemudi putar kearah jatuhnya korban dengan mesin maju
penuh.
3. Jika kapal sudah berputar kira-kira 2/3 lingkaran . Kurangi kecepatan, maka kapal akan bergerak secara efektif mendekati korban.
4. Jika korban telah berada kira-kira 150 disamping haluan kapal,
olah gerak single turn
Man over board !!
Turunkan lifeboat yg dibawa angin
1. Begitu mengetahui adanya MOB, segera siapkan mesin, bow thruster dan atur team penyelamat
2. Manuever sesuai sketsa dari no.2 hingga no.8 sudah mulai mengatur kecepatan.
3. No.9 sudah stop mesin agar kapal tiba dekat korban terlindungi dari angin & ombak.
4. No.10 kapal sudah diam & sekoci sudah diturunkan untuk
menyelamatkan korban.
WILLIAMSON TURN
Dipergunkan jika penglihatan kurang baik, karena cara
ini akan membawa kapal kembali pada posisi semula.
Putar kemudi kearah dimana korban jatuh dan stop mesin. Jika diperkirakan korban telah bebas dari baling-baling
maka mesin maju penuh dengan kemudi masih tetap cikar kearah korban.
Jika haluan kapal telah berubah 600 maka kemudi cikar
kearah sebaliknya, kapal akan kembali pada tempat
semula dengan haluan yang yang berlawanan dari haluan semula.
Setelah koraban terlihat tempatkan korban pada sisi
Manuver lebih lama, tetapi kapal lebih dekat langsung
dengan sikorban, terutama bila arahangin dari belakang.
Cara ini sangat menguntungkan karena akan lebih
keadaannya bahwa kapal berhadapan dengan angin
pada waktu mendekati sikorban.
Cara ini memang lambat tetapi kita bisa menemukan
kembali haluan kita semula, apalagi bila sikorban tidak
diketahui keberadaannya.
Adakalanya menjadi keharusan untuk menggunkan cara
WILLIAMSON TURN
Man overboard !!
1. Sambil menuver
siapkan lifeboat yg akan digunakan yg kelak
menjadi dibawa angin
Turunkan lifeboat yg dibawa angin
1. Begitu mengetahui adanya MOB, segera siapkan mesin dan atur team penyelamat .termasuk lifeboat mana yg akan digunakan (1)
2. Manuver sesuai sketsa dari no.2 – no.7 sudah mulai atur kecepatan.
3. No.8 sudah stop mesin dan atur agar kapal tiba dekat korban terlindung dari angin & ombak .
Williamson Turn II :
- Sekali putar kearah si korban.
- Haluan sementara tetap, lalu cikar kemudi penuh kearah si korban. Kec tetap max smp belokan kpl berada ditempat si korban.
Williamson Turn III :
- Kapal putar 180° dgn kemudi kearah si korban. - Stlh keluar dari si
korban sktr berada di belakang arah
melintang, maka kapal putar 180° kearah sisi
berlawanan hingga mengarah si korban dan
kpl berada di haluan semula.
- Lebih cepat dari cara II dan kalau orangnya kelihatan.
Scharnow turn
manuver yang digunakan untuk membawa kapal atau perahu kembali
ke titik itu sebelumnya yang ia lewati, untuk menyelamatkan orang jatu ke laut. Ini dikembangkan dan diberi nama oleh Ulrich
Scharnow.
Scharnow turn paling tepat ketika titik untuk dihubungi secara
signifikan lebih kebelakang daripada radius putar kapal itu. Untuk situasi lainnya, single turn atau Williamson turn mungkin lebih tepat.
1. Menempatkan kemudi cikar. Jika dalam menyelamtkan orang jatuh ke laut, menempatkan kemudi terhadap korban (misalnya, jika
orang jatuh pada sisi kanan, maka kemudi cikar ke kanan).
2. Setelah menyimpang dari haluan ± 2400, pergeseran kemudi cikar
ke sisi berlawanan.
3. Ketika menuju sekitar 200 dari haluan kebalikan, posisikan kemudi
TINDAKAN APABILA MELIHAT ORANG JATUH KE
LAUT :
Setiap orang yang mengetahui kejadian itu harus berteriak : “ORANG
JATUH KE LAUT DI LAMBUNG KIRI / KANAN” diulang beberapa kali (ditujukan kepada Perwira Jaga),
Pelampung penolong yang terdekat segera dilemparkan ke arah orang yang
jatuh ke laut (sebaiknya pelampung yang berpenerangan),
Mualim jaga, begitu mendengar teriakan itu, segera menempatkan Telegraph
pada posisi “STOP”. Naikkan bendera semboyan “O”. Roll orang jatuh ke laut segera dibunyikan (kalau ada)
Setelah mengetahui sebelah mana orang tersebut jatuh, kemudi cikar kearah
si korban, untuk menghindari si korban dari buritan kapal. Sebaiknya beberapa life jackets dibuang ke laut. Suruh orang untuk mengawasi si korban. Kalau perlu di tempat yang tinggi, supaya jangan sampai hilang dari pengawasan,
Beritahu Nakhoda,
SQUAT
Squat adalah pengurangan jarak ruangan di bawah lunas kapal hingga
dasar laut, disebabkan oleh gerak anrelatif bentuk badan kapal yang terbenam dalam air. Dibandingkan dengan posisi netral, badan kapal terbenam lebih dalam kedalam air dan pada waktu yang samaakan trim rata. Jumlah aljabar dari pembenaman dan bertambahnya trim disebut Squat. Squat terjadi ketika sebuah kapal laju terhadap air atau sebuah kapal tidak laju tetapi hanyut dalam aliran air (arus). Fenomena Squat telah lama diketahui orang. Tetapi untuk dunia pelayaran menjadi lebih relevan baru-baru ini karena kapal-kapal dalam waktu cepat tumbuh dibangun dalam dimensi lebih besar dan kecepatan lebih tinggi.
Pada saat sekarang syarat kapal dan kedalaman air yang tersedia dalam
Bagaimana Squat terjadi?
Suatu ke-cepatan membuat kapal menekan suatu masa dari air
di depan haluannya. Air ini harus mengalir balik di bawah dan pada samping kapal (aliranbalik) untuk menggantikan air yang dipindahkan oleh badankapal. Dalam perairan dangkal dan
sempit kecepatan partikel-partikel air dari aliran bertambah di mana menghasilkan suatu tekanan turun (Hukum Bernoulli).
p + g x h + V = konstan
p = tekananstatis, _= density,
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa di dalam suatu cairan
jumlah tekanan hidrosta-tika “p” tekanan gaya berat “_gh” dan tekanan hidrodinamika “_V_” tinggal konstan. Sebagai akibat naiknya tekanan hidrostatika adalah sama dengan berkurang-nya tekanan hidrodinamika yang disebab-kan oleh
Trim sebuah kapal pada rata-rata (even keel) atau jika pada trim yang
telahada :
Kapal even keel danCb = 0,7 — tanpa trim.
Kapal even keel danCb> 0,7 — trim ke be-lakang. Kapal even keel danCb< 0,7 — trim kedepan.
Kapal trim kebelakang — kapal Squat dengan trim kebelakang. Kapal trim kedepan — kapal Squat dengan trim kedepan.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi ukuran Squat : (a) Kedalaman
air yang ada; (b) Kecepatan kapal terhadap air; (c) Koefisien balok kapal (Cb).
Relevan juga apakah kapal sedang berlayar dalam perairan yang dangkal
dan tidak terbatas atau dalam perairan yang terbatas (selat, sungai).
Faktor-faktor lain yang mempunyai ruangan di bawah lunas( jarak
dari dasar kapal lebih rendah kedasar perairan) memungkinkan suatu daftar yang mungkin dari kapal dan/atau gelombang besar yang dihasilkan dalam dorongan dan/atau gerakan maju baling-baling kapal. Sekalipun faktor-faktor ini semua dipertimbangkan tetap ada suatu resiko yang ketinggalan disebabkan karena
informasi yang meragukan tentang kedalaman air dan
Sejumlah personal dan institusi yang berbeda
memperlakukan fenomena Squat dalam sebuah pengetahuan ilmiah dan juga dalam sebuah jalur empiris (empirisme = ilmu pengetahuan, hanya menerima pengalaman sebagai sebuah sumber kesadaran pengertian). Hingga sekarang tidak ada prediksi yang tepat dari kemungkinan Squat yang diharapkan. Disarankan pada kapal untuk menggunakan suatu metode evaluasi untuk
rencana pelayaran dimana diketahui sebagai kepercayaaan dari sejumlah cukup percobaan-percobaan praktek dan dimana akan
Setelah memper timbangkan faktor-faktor lain yang meragukan
seperti yang telah disebut-kan di depan, dan dengan ini
menyimpan suatu kliren lunas yang layak para pelaksana dapat mengambil mendekati tujuannya tanpa kandas. Dalam matapel ajaran daripelajaran-pelajaran ini sejumlah pola formula dan
perhitungan dengan kekuatan yang berbeda dari terjadinya Squat telah berkembang. Dalam pratek penerapan, khusus dalam
perairan-perairan Jerman, digunakan formula-formula yang dikembangkan oleh Dr. Barras, seorang pro-fesorInggris. Formula-formula ini adalah sebuah sifat dasar empiris dan
berbasiskan pada sekitar 500 ukuran pada kapal-kapalnyata dan model-model kapal. Formula yang diseder-hanakan untuk kapal-kapal dalam perairan-perairan yang tidakterbatas
Squat (_) = Cb x V [metres] / 100
Dalamperairan-perairanterbatas
(kondisiperairanterbatas) Dr. Barras
mengambilsebuahkenaikkan Squat
sebagaiberikut :
Squat (_) = 2Cb x V [metres] / 100
V = kecepatankapalterhadap air dalam knot.
Menurut Dr. Barras kedua formula adalah
Bagaimana mengenl apakah / kapan Squat terjadi ?
Jika kapal mendekati perairan dangkal dan terasa
perubahan-perubahan dasar, berikut harus diperhatikan :
Perubahan pola ombak di buritan dan haluan kapal.
Kemudi kurang makan dan kapal menjadi sulit ketika melaksanakan olah-gerak.
Putaran mesin induk berkurang secara nyata dalam perairan terbatas lebih nyata dari pada dalam sisi alur tak terbatas.
Kecepatan kapal berkurang, dalam perairan terbatas lebih nyat
adari pada dalam sisi alur perairan takterbatas.
CARA MENCEGAH SQUAT ???
Hanya tin-dakan yang efektif dengan aba-aba kapal untuk
meminimalkan atau mengurangi memulainya Squat adalah ‘segera kurangi kecepatan’. Nilai Squat berubah sekitar
seperempat kecepatan kapal terhadap air. Dengan pengurangan kecepatan terhadap air sekitar ‘setengah’, Squat berkurang
Shallow Water ( PerairanDangkal)
sebuah kapal yang melintasi perairan
tersebut. Definisi dari pada Shallow Water
ialah suatu perairan yang besarnya 1,5 kali
dari pada kedalaman draft sebuah kapal atau
kurang. Jadi pada intinya suatu perairan itu
bisa disebut sebagai shallow water
bergantung dari pada draft
Berikut adalah bagaimana kita bisa
Cara mengetahui perairan tersebut termasuk shallow
water atau bukan ??
1. Dilihat dari Chart
2. Getaran kapal lebih terasa
3. Perubahan respon dari pada kemudi kapal tersebut 4. Kemampuan berputar kurang
Shallow Water juga mempunyai pengaruh terhadap kapal yang biasa disebut sebagai Shallow Water Effect, dan berikut rinciannya :
1. Kapal yang memiliki stabilitas negatif jadi lebih tidak stabil, apalagi jika trim by head.
2. Turning Circle jadil ebih besar.
3. Efek dari dorongan propeller jadi lebih besar, bila mesin diberikan arah stern membuat haluan berputar lebih cepat kekanan dan buritan kekiri.
4. Stopping Distance lebih lama. 5. Perubahan haluan lebih lama.