• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

BIAYA

Dalam suatu pekerjaan proyek konstruksi, biaya merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan selain waktu, quality, dan safety. Keempat aspek ini (waktu/schedule, biaya/cost, mutu/quality, dan K3/safety) merupakan aspek penting yang sangat perlu diperhatikan. Oleh karena itulah, keempat aspek ini perlu diatur sedemikian rupa sehingga suatu proyek dapat berjalan dengan baik. Pengaturan tersebut dapat dilakukan dengan melihat berbagai faktor yang mempengaruhi aspek tersebut. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya konstruksi.

– Metode kerja

Metode kerja yang digunakan pada suatu konstruksi akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Metode konstruksi itu sendiri merupakan cara untuk melaksanakan proses konstruksi untuk mencapai pada elemen operasi atau produk terakhir. Dalam pemilihan metode kerja harus disesuaikan dengan lokasi tersebut berada dan pekerjaan yang dilakukan. Contohnya adalah dalam pembuatan jembatan antara metode konvensional dan metode sosrobahu. Pada metode konvensional, dibutuhkan biaya pembuatan perancah yang memunculkan lingkup pekerjaan baru dimana perancah tersebut menghalangi jalan dibawahnya. Sedangkan dalam pembuatan jembatan dengan metode sosrobahu, perancah yang digunakan tidak menghalangi jalan karena pembuatan balok induk berada di jalur kolom. Namun, sisi teknologi metode kerja konstruksi yang menentukan biaya yang dikeluarkan dari kedua metode ini. Biaya yang dikeluarkan pada metode sosrobahu lebih besar dibanding biaya pada metode konvensional. Metode sosrobahu tetap dipilih walaupun lebih mahal karena dalam kontrak disebutkan pembangunan jembatan tidak diperbolehkan mengganggu arus lalu lintas yang ada.

– Pekerja

Pekerja yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi akan berbeda-beda tergantung dari asal pekerja tersebut. Kualitas pekerja orang jawa atau bali dengan orang sulawesi akan berbeda bila dibandingkan. Pekerja orang jawa memiliki produktifitas lebih tinggi dibanding orang sulawesi. Makanya tidak heran bila ada pekerjaan konstruksi di sulawesi, kontraktor membawa pekerja yang berasal dari jawa atau pun bali karena memiliki kualitas yang lebih baik. Kualitas pekerja ini mempengaruhi kapasitas produksi. Perlu diperhitungkan juga bila suatu kontraktor membayar pekerja dengan biaya Rp 50000/m2 dengan kapasitas 5m2/hari pada pekerjaan pemasangan dinding batu bata dengan pekerja yang dibayar Rp 60000/m2 namun bisa memasang 10m2/hari pasangan bata. Perlu dicari upah yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk pekerja serendah mungkin namun dapat menghasilkan kapasitas produksi sebesar mungkin. Namun, keadaan ini haruslah dapat dipertanggungjawabkan, jangan sampai kejadian biaya yang dikeluarkan besar namun produktifitas rendah. Faktor upah yang dikeluarkan oleh kontraktor ini dilihat dari keterampilan yang dimiliki oleh pekerja, skill yang pekerja miliki, dan pengalaman kerja. Ketiga hal ini akan menyebabkan perbedaan biaya upah yang dikeluarkan. Biaya pengeluaran untuk fasilitas dan rekreasi yang dikeluarkan oleh kontraktor juga mempengaruhi biaya pengeluaran proyek. Rekreasi penting diberikan ke pekerja untuk menghilangkan kepenatan/kelelahan. Bila pekerja terlalu lelah, akan menurunkan produktifitas.

– Lokasi

Perbedaan lokasi proyek akan berpengaruh terhadap pengeluaran proyek. Lokasi yang dekat dengan sumber material dan memiliki akses serta mobilitas tinggi akan berbeda dengan lokasi proyek yang berada di daerah terpencil dan tidak memiliki akses ke lokasi proyek. Contohnya adalah pelaksanaan konstruksi di tengah hutan. Kontraktor harus mengeluarkan biaya untuk membuat jalan akses yang menuju ke lokasi proyek. Ditambah biaya transportasi yang lebih besar dibanding lokasi proyek yang mudah dijangkau dan dekat dengan lokasi sumber daya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kontrak. Apa akses jalan dikerjakan oleh pihak kontraktor atau owner. Bila kontraktor yang menyediakan, kontraktor harus memasukkannya dalam perhitungan estimasi biaya pengeluaran. Pelaksanaan survey lokasi juga akan mempengaruhi biaya. Bila orang yang yang dikirm tidak tahu cara melakukan survey dan apa saja yang dilakukan dalam survey akan menyebabkan rencana anggaran biaya tidak akurat dan menyebabkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak diestimasi.

– Requirement alat

(2)

batu pecah ke stok penyimpanan. Kriteria dari alat itu sendiri juga mempengaruhi dari biaya. Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk excavator 0.6m3 atau 1.3 m3.

– Faktor satuan

Kesalahan dalam memasukkan faktor satuan akan mempengaruhi biaya. Faktor satuan harus sama antara pekerja dan lainnya. Bila material dihitung per hari maka upah pekerja harus dihitung per orang per hari (mandays atau OH). Bila pekerja diupah per bulan maka harus diubah menjadi per hari terlebih dahulu. Faktor satuan ini akan mempengaruhi koefisien dan koefisien itu sendiri akan mempengaruhi biaya.

– Budaya

Faktor budaya akan mempengaruhi mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Budaya orang jawa mau dibayar rendah dan memiliki produktifitas yang baik berbeda sekali dengan budaya orang sumatera yang ingin dibayar tinggi namun memiliki produktifitas lebih rendah. Orang sumatera lebih banyak lebih banyak mengobrol saat bekerja dibanding orang jawa.

– Komposisi sumber daya yang dibutuhkan

Komposisi bahan mempengaruhi kualitas hasil dimana koefisien-koefisien bahan yang digunakan akan mempengaruhi kinerja mutu dan biaya. Yang mempengaruhi dari koefisien bahan itu sendiri adalah faktor kehilangan, waste, dan kolusi. Contohnya adalah pada pelaksanaan pengangkutan material batu pecah dari sumbernya ke lokasi proyek. Prosesnya adalah menentukkan lokasi batu yang akan diledakkan. Setelah itu, batu hasil ledakkan berupa material batu pecah yang masih besar-besar dipecah-pecah kembali. Lalu dilakukan pengangkutan ke stok material yang agak jauh dari lokasi proyek. Lalu, diangkut ke stok material dekat lokasi proyek. Setelah itu dipecah-pecah lagi sesuai kebutuhan sebelum digunakan. Faktor kehilangan terjadi saat pengangkutan material ke lokasi stok material. Faktor waste terjadi saat pemecahan material sesuai dengan kebutuhan sebelum digunakan. Kolusi terjadi saat pengangkutan 3m3 material namun dicatat 3.5m3 oleh penerima karena penerima telah diberi uang sebagai imbalannya. Harga bahan itu sendiri ditentukan oleh biaya pengiriman dan prosesnya. Semakin jauh jarak pengirimannya akan meningkatkan biaya pengeluaran. Semakin tidak efektif dan efisiennya proses pemecahan batu juga akan meningkatkan pengeluaran.

– Pendefinisian lingkup pekerjaan

Pendefinisian pekerjaan yang salah akan mempengaruhi akan biaya yang dikeluarkan. Perlu diketahui pekerjaan apa yang dikerjakan sendiri atau outsourcing.perlu dicari hubungannya karena lingkup pekerjaan akan mempengaruhi biaya. Untuk itu perlu diketahui batasannya dan requirement dari batasan-batasan pekerjaan.

– Iklim

Dalam pelaksanaan proyek, pengaruh iklim perlu diketahui. Iklim yang tidak teridentifikasi dapat mempengaruhi biaya.

– Gempa bumi, badai, banjir, air pasang, dll

Kejadian-kejadian yang disebutkan diatas dapat mempengaruhi biaya. Contohnya adalah dalam proses pengecoran di saat musim hujan. Bila dilakukan pengecoran peer tiang jembatan di pantai sesaat sebelum air pasang, dan setelah pengecoran selesai datang air pasang, akan mengakibatkan hasil pengecoran tidak dapat dipakai sehingga area pengecoran harus dibersihkan terlebih dahulu dan dilakukan pengecoran ulang.

– Lihat dokumen

Dokumen yang dilihat dengan asumsi yang salah dan tidak jelas akan mempengaruhi ketidakjelasan scope yang mempengaruhi volume pekerjaan. Volume pekerjaan yang salah atau tidak tepat akan mempengaruhi biaya.

(3)

Dalam suatu proyek konstruksi, biaya proyek merupakan salah satu aspek penting dan sangat perlu dikendalikan agar sesuai dengan budget yang telah dianggarkan sehingga dapat menghasilkan keuntungan proyek yang maksimal. Pengendalian biaya proyek yang efektif sendiri dapat dilakukan dengan :

1. Lingkup kerja yang terinci dan terdefinisi dengan lengkap

Dengan lingkup kerja yang dibuat dapat diketahui pekerjaan apa yang dikerjakan sendiri dan pekerjaan apa yang outsourcing. Lalu dicari hubungan antara keduanya. Dengan diketahuinya lingkup pekerjaan maka dapat ditentukan biayanya. Dengan telah diketahui lingkup pekerjaan, dicari tahu batasan-batasan setiap pekerjaan dan mengetahui requirement dari batasan-batasannya. Contohnya adalah pada pelaksanaan pengangkutan material batu pecah dari sumbernya ke lokasi proyek. Pada peledakkan sumber batu pecah, perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu sehingga tidak perlu dilakukan pemecahan kembali batu tersebut menjadi ukuran yang lebih kecil. Lalu saat pengangkutan material ke stok, perlu diatur dan dihitung jarak angkut, traffic, dan volume tampung kendaraan.

2. Analisa resiko proyek

Resiko merupakan suatu peristiwa atau keadaan yang belum pasti, dan bila terjadi akan memberikan pengaruh negative terhadap sasaran proyek. Dalam melakukan analisa resiko yang dilakukan adalah menetapkan sasaran tujuan proyek, melakukan identifikasi resiko, melakukan asesmen resiko, memberi tanggapan dan perlakuan atas resiko, memantau dan mengkaji ulang, komunikasi dan konsultansi, dan menyusun dokumentasi. Dalam menganalisa resiko, dilevelkan tingkat resikonya berupa kemungkinan resiko tersebut dapat terjadi dan seberapa besar akibat yang dihasilkan. Hasil analisa resiko dapat disimpulkan apa resiko tersebut diterima tetapi diusahakan agar dampaknya tidak bertambah besar dan resiko tersebut ditolak sehingga dibuat suatu upaya pencegahannya.

3. Estimasi biaya yang akurat dan penetapan pedoman anggaran

Estimasi biaya yang akurat perlu dilakukan. Dalam estimasi, semakin banyak asumsi yang digunakan, kesalahan asumsi dan ketidakjelasan akan mempengaruhi keakuratan biaya proyek. Estimasi biaya dimulai dari pemahaman dokumen. Dari dokumen dihitung volume pekerjaan dan kebutuhan sumber dayanya. Dan dilakukan juga survey. Dari semuanya itu ditetapkan metode konstruksi yang digunakan dan menghasilkan analisa teknik dan analisa satuan pekerjaan. Ditambah dengan mark up maka menghasilkan estimasi biaya proyek keseluruhan.

4. Cost performance analysis dan forecasting

Forecasting termasuk melakukan estimasi atau prediksi dari suatu kondisi masa depan proyek yang didasarkan pada informasi dan pengetahuan yang tersedia pada waktu yang diramal. Forecast digenerasikan, diupdate, dan diisu kembali yang didasasrkan pada informasi kinerja pekerjaan yang disediakan pada saat proyek dilakukan dan progress. Informasi kinerja pekerjaan menyangkut hal-hal tentang kinerja masa lampau proyek dan segala

informasi yang dapat memiliki dampak terhadap proyek dimasa depan.

5. Performance Measurement Analysis. Teknik ini membantu untuk mengasses magnitude dari semua variasi yang dapat terjadi dalam biaya. Teknik earned value membandingkan nilai kumulatif dari suatu nilai kumulatif budgeted cost dari pekerjaan yang dilakukan (earned) pada budget awal yang dialokasikan untuk pekerjaan yang djadwalkan (planned) dan pada biaya actual dari pekerjaan yang dilakukan (actual).

6. Sistem pengendalian perubahan lingkup

Perubahan lingkup perlu dikendalikan. Bila dilakukan perubahan lingkup perlu disetujui oleh owner agar perubahan tersebut juga dapat dibayarkan oleh owner. Perubahan lingkup akan menyebabkan perubahan biaya. Sistem kontrol perubahan biaya, yang didokumentasikan dalam sebuah rencana cost management, mendefinisikan prosedur-prosedur dimana baseline costnya bisa dirubah. Teknik ini mencakup forms, dokumentasi, tracking systems, dan approval levels yang dibutuhkan untuk mengautorisasi perubahan biaya. Cost change control system ini diintegrasikan dengan proses integrated change control

7. Tindakan pengecekan dan koreksi

Untuk mengontrol biaya maka perlu dilakukan tindakan pengecekan dan koreksi. Caranya adalah menyusun form-form yang dibutuhkan agar ada standard. Dari pengecekan yang ada dilakukan tindakan koreksi. Pengecekan yang dilakukan misalnya adalah pengecekan waste, hasil pekerjaan apa sesuai dengan spek, dll. Tindakan koreksi tersebut berasal dari varian biaya yang ada.

8. Prosedur pengendalian biaya

(4)

MANAJEMEN FINANSIAL

Manajemen finansial merupakan proses untuk memperoleh dan mengelola sumber daya keuangan pada proyek, terutama pada penghasilan (revenue) dari sumber daya tersebut, dan menganalisa atau updating arus kas (cash flow) untuk proyek konstruksi yang lebih dari sekedar pengelolaan biaya.

CASH FLOW

Cash flow atau arus kas adalah penggambaran jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suau periode tertentu. Cash flow adalah arus kas yang masuk dan arus yang keluar perusahaan.. Cash flow terdiri atas anggaran kas masuk (cash in) dan anggaran kas keluar (cash out). Cash in adalah semua penerimaan kontraktor berupa uang muka, angsuran pembayaran dan pembayaran jaminan pemeliharaan. Cash out adalah pengeluaran yang harus dilakukan oleh kontraktor seperti biaya material, upah tenaga kerja, peralatan, overhead, dan lain-lain. Pada perhitungan cash flow, penerimaan-penerimaan tunai yang terus bertambah bertanda positif, sedangkan pembayaran-pembayaran tunai yang terus meningkat bertanda negatif sehingga rumus dasarnya adalah sebagai berikut:

CASHFLOW= CASH IN – CASH OUT

Cash Flow dapat digambarkan sebagai suatu prediksi pembayaran. Cash flow proyek yang baik adalah cash flow yang dapat mendanai pembiayaan proyek secara mandiri dan dapat menjaga arus dananya agar tidak menghasilkan saldo yang negatif.

JADWAL PENERIMAAN

Unsur utama dari cash flow adalah penerimaan, karena dari penerimaan atau rencana penerimaan yang ada, maka terjadilah kegiatan pengeluaran. Untuk proyek, realisasi penerimaan sangat ditentukan oleh cara pembayaran yang telah ditetapkan dalam surat perjanjian atau kontrak konstruksi.

(5)

Pencairan rencana penerimaan akan melalui suatu proses yang memerlukan waktu, mulai semua persyaratan fisik dan administrasi sudah dipenuhi sampai dengan masuknya uang ke dalam kas atau rekening perusahaan. Perkiraan waktu untuk proses pencairan bisa berbeda-beda, tergantung oleh jenis proyek, kebiasaan orang-orang yang terlibat dalam proses pencairan, lokasi proyek, sistem administrasi yang ada, dan lain-lain.

JADWAL PENGELUARAN

Pedoman dasar bagi pengeluaran adalah rencana kegiatan kerja, dimana berpengaruh langsung. Sebagai contoh, bila kegiatan membesar maka pengeluaran membesar, namun hubungan tidak linear tergantung kebijakan pembiayaannya.

Kebijakan operasional yang berkaitan dengan pengeluaran adalah :

a) Pembayaran secara tunai (cash)

b) Pembayaran dengan jangka waktu tertentu (credit)

Bisa saja kegiatan membesar, tetapi pengeluarannya bertambah tidak terlalu besar (banyak kredit) atau sebaliknya kegiatan bertambah tidak terlalu besar, tetapi pengeluarannya bertambah cukup besar (banyak cash).

Dalam menetapkan kebijakan pembayaran tersebut, terdapat dua masalah yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

a) Harga barang / jasa, akan relatif murah melalui cara pembayaran tunai. Cara ini memerlukan modal kerja yang besar yang pada dasarnya diperoleh dari bank (lembaga keuangan) dan uang muka pekerjaan, selain modal

sendiri yang umumnya kecil.

b) Harga barang/jasa relatif mahal melalui cara pembayaran berjangka. Semakin lama jangka waktunya, harganya semakin mahal

karena beban bunga.

(6)

Jadwal pengeluaran sepenuhnya ada pada kendali perusahaan, namun tetap mengacu kepada program kerja yang ada. Sesuai dengan sistem dalam akuntansi, maka pengeluaran uang perusahaan dapat untuk menunjang

berbagai tujuan yaitu:

a. Biaya langsung, yang terdiri dari:

A. Biaya upah

B. Biaya material

C. Alat

D. Biaya-biaya langsung lainnya

b. Biaya tidak langsung

A. Biaya overhead kantor wilayah/cabang

B. Biaya overhead kantor pusat

c. Pajak-pajak

KAS AWAL

Pada umumnya setiap proyek memerlukan kas awal untuk dapat memulai kegiatannya. Walaupun proyek dengan fasilitas pembayaran uang muka sekalipun tetap memerlukan kas awal. Hal ini disebabkan cairnya uang muka memerlukan waktu, sehingga tidak mungkin cair sebelum dimulai. Kas awal yang disediakan untuk proyek, biasanya tidak terlalu besar, misalnya untuk pengeluaran pada bulan pertama (bulan-bulan awal).

Bulan-bulan berikutnya bila terjadi defisit, maka harus ditutupi / diatasi dengan modal pinjaman (dari bank, dari perusahaan induk atau lembaga keuangan lain). Mungkin saja dalam suatu proyek tidak dibekali dengan kas awal. Untuk kasus ini berarti sejak bulan pertama proyek sudah perlu disediakan modal pinjaman yang harus diadakan sebelum proyek dimulai. Yang dimaksud dengan kas awal adalah sejumlah uang yang harus disediakan pada awal kegiatan proyek, yang nantinya uang ini harus dikembalikan dari penerimaan proyek di akhir pekerjaan.

KAS AKHIR

(7)

MANAJEMEN FINANSIAL

Manajemen finansial merupakan proses untuk memperoleh dan mengelola sumber daya keuangan pada proyek, terutama pada penghasilan (revenue) dari sumber daya tersebut, dan menganalisa atau updating arus kas (cash flow) untuk proyek konstruksi yang lebih dari sekedar pengelolaan biaya

Industri konstruksi telah mengalami perkembangan jenis dan bentuk pembayaran untuk penyelesaian proyek, dimana hal tersebut akan sangat membutuhkan pengelolaan di bidang keuangan, bentuk dan kegiatan

pembayaran tersebut antara lain:

– Design-build-own-operate (DBOO)

– Design-build-own-maintain (DBOM)

– Lease-back provision

– Joint operation partners

– Proyek yang diprivatisasikan, dll

Bentuk-bentuk pendanaan proyek diatas akan sangat mempengaruhi sistem pengendalian keuangan yang dilakukan di proyek. Pada dasarnya fungsi Manajemen Keuangan dalam mencapai tujuan Perusahaan adalah:

– Menetapkan Struktur Keuangan Perusahaan (jumlah dan sumber)

– Mengalokasikan dana (modal kerja dan investasi)

– Mengendalikan keuangan Perusahaan (efisiensi dan efektifitas)

RUGI/LABA PROYEK

Rugi laba usaha pada jasa Konstruksi diperoleh dari gabungan rugi laba proyek pada periode tertentu. Ada dua metode perhitungan rugi laba proyek, yaitu :

– Completion method ( yang dihitung hanya proyek yang telah selesai saja )

(8)

Definisi-definisi keuangan dalam perusahaan kontraktor:

(1).Pendapatan

Pendapatan adalah nilai hasil kerja (prestasi) pelaksanaan proyek, yang telah diakui oleh Owner atau wakilnya berdasarkan kontrak, dinyatakan dengan nilai uang (sudah diterima dan/atau belum diterima).

(2).Biaya/Cost

Biaya adalah kewajiban perusahaan, yang harus dibayar kepada pihak – pihak yang terkait dgn hasil kerja (prestasi) pelaksanaan proyek, atau yang dibebankan, dinyatakan dengan nilai uang ( sudah dibayar dan/atau belum dibayar).

(3).Penerimaan

Penerimaan adalah sejumlah nilai uang yang telah diterima oleh Perusahaan secara tunai (cash) dalam kaitan dengan pekerjaan yang bersangkutan.

(4).Pengeluaran

Pengeluaran adalah sejumlah nilai uang yang telah dibayarkan oleh Perusahaan secara tunai (cash) kepada pihak-pihak yang terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan.

(5).Piutang

Piutang adalah pendapatan yang belum diterima secara tunai (cash) oleh Perusahaan.

(6).Hutang

Hutang adalah biaya yang belum dibayarkan secara tunai oleh Perusahaan.

(7).Pekerjaan Dalam Pelaksanaan ( WIP )

Pekerjaan dalam pelaksanaan adalah Nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan Perusahaan, tetapi belum dapat ditagihkan kepada Owner/Wakilnya (belum menjadi pendapatan).

(8).Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan untuk membayar semua kewajiban yang ada pada saat jatuh tempo, secara tunai.

(9).Rentabilitas

(9)

(10).Pendapatan Lain-lain

Pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan proyek. Misalkan: Proyek memperoleh pendapatan dari keuntungan menjual barang-barang milik proyek, keuntungan dari berubahnya nilai tukar mata uang, dll.

(11).Biaya Lain-lain

Biaya yang harus dibayar bukan dari kegiatan proyek. Misalkan : Proyek menderita kerugian dari penjualan barang-barang milik proyek, kerugian dari berubahnya nilai tukar mata uang, dll.

FINANCIAL CONTROL

Pengendalian biaya merupakan langkah akhir dari proses pengelolaan biaya proyek, yaitu mengusahakan agar penggunaan dan pengeluaran biaya sesuai dengan perencanaan, berupa anggaran yang telah ditetapkan.

Pengendalian biaya proyek dapat dibagi sesuai dengan siklus proyek, yaitu pengendalian tahap konseptual, perencanaan dan implementasi. Pengendalian biaya dapat pula ditinjau per kegiatan, seperti pengendalian

engineering, pengadaan, dan konstruksi.

Pengendalian biaya tahap implementasi memerlukan persiapan yang matang, seperti mereview dokumen kontrak, menilai kompleksitas dan risiko proyek, menentukan intensitas pengendalian yang akan dilaksanakan dan menyiapkan personil yang diperlukan. Pengendalian biaya di kantor pusat terutama diarahkan pada kegiatan engineering, pengadaan material dan peralatan, dan pelayanan pendukung. Sedangkan di lapangan adalah biaya tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak langsung, fasilitas sementara, dan pengeluaran lain-lain. Seperti halnya pola umum pengendalian, proses pengendalian proyek mengikuti urutan berikut; menyusun anggaran, mengumpulkan data dan informasi hasil pelaksanaan pekerjaan, menganalisis varians, melakukan trending dan forecasting, mengadakan koreksi sesuai keperluan, menyusun laporan. Potensi hasil pengendalian biaya maksimal terletak pada tahap konseptual, di mana segala sesuatu sedang dirumuskan. Di sini disaring berbagai alternatif. Dalam menentukan pilihan inilah harus selalu diingat aspek biaya.

Pengendalian biaya engineering terdiri dari penelitian progress kemajuan fisik (jumlah perhitungan atau studi, spesifikasi, gambar dan paket yang diselesaikan) dan penggunaan jam-orang dan biaya masing-masing disiplin. Pengendalian biaya pengadaan meliputi pemeriksaan jumlah penyelesaian (bersama bidang engineering), jumlah dan waktu penyerahan barang atau peralatan, penentuan harga pemenang lelang, dan lain-lain.

Kegiatan konstruksi pengendalian biaya dan jadwal dipusatkan pada masalah penggunaan jam-orang tenaga anggaran dan kenyataan. Hal ini mengingat porsi terbesar pengeluaran adalah untuk membayar tenaga kerja. Agar suatu pengendalian biaya dapat terlaksana dengan baik, di samping pelakunya harus menguasai masalah-teknis serta tersedianya prosedur dan perangkat penunjang, dalam perusahaan ini diperlukan suatu suasana atau kondisi yang mendukung, antara lain:– Sikap sadar anggaran, dimana berarti semua pihak penyelenggara proyek

menyadari dampak kegiatan yang dilakukan terhadap biaya.

(10)

ADMINISTRATION & RECORDS

Pimpinan perusahaan dan proyek baik dari pihak kontraktor maupun owner menginginkan suatu laporan pengendalian biaya terkoordinasi dari waktu ke waktu secara periodik (laporan bulanan). Suatu laporan pengendalian biaya bulanan yang lengkap terdiri dari butir-butir berikut:

A. Bagian NaratifBagian ini menjelaskan suatu perubahan yang besar terhadap cost forecast yang dibuat pada bulan lalu. Bagian ini juga menjelaskan potensi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan biaya dan langkah pembetulan untuk mengurangi dampak yang diakibatkan.

B. Uraian Singkat Biaya Proyek

Bagian ini merupakan uraian singkat biaya proyek atau project cost summary dan berisi data masing-masing cost item yang berkaitan dengannya.

C. Grafik dan Tabulasi

Menjelaskan trend pada saat laporan dan kurva kemajuan pekerjaan.

Secara garis besar, format laporan akan memuat cost item utama berikut data-data penting yang berkaitan dengannya, seperti:

– Anggaran atau control budget original

– Change order dan back charge yang disetujui bulan lalu

– Anggaran waktu ini (current control budget)

– Pengeluaran atau komitmen sampai saat laporan

– Prakiraan (forecast) biaya untuk pekerjaan yang tersisa

(11)

METODE BOBOK KOLOM

Metode bobok kolom biasanya berlaku apabila kita salah cor kolom, baik itu ketinggian, salah mutu beton atau beton gagal, artinya sudah tidak ada jalan lain kecuali BOBOK. mungkin banyak cara kerja metode bobok kolom yang sudah atau pernah anda lakukan di suatu proyek, mungkin juga beragam kesulitan kesulitan yang anda temui, misalnya : ketinggian, berbatasan dengan gedung lain atau bangunan lain yang di bawahnya banyak aktifitas, alat angkut bobokan dan lain lain, anda boleh share atau cerita pengalaman anda pada kolom komentar, hehehe…. (siapa tau bermanfaat untuk teman lainnya)

di sini saya akan ambil salah satu altenatif metode bobok kolom tepi bangunan.

Gambar kerja :

Gambar diatas yaitu menggunakan perancah / scafolding dengan tumpuan H-beam yang dikaitkan dengan lantai bangunan, tinggi perancah menyesuaikan tinggi lantai, perancah menumpu pada H-beam, H-beam dikaitkan pada lantai (bukan chemical mortal) tapi kait tembus. tepi scafolding diberi bluesheet / safety net untuk mengantisipasi jatuhnya serpihan serpihan bobokan ke bangunan sebelah. dan pekerja harus menggunakan alat safety (sepatu, safety belt, helm, masker)

(12)

Gambar

Gambar kerja :

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Superdad Bachtiar Effendhi, sosok papa yang puuaaaling bersahaja hehehehe, selalu tegas tapi tetep sabar ngadepin semua tingkahku, dan berusaha menuhin semua

Guru sosiologi tidak menerapkan 1 komponen yang tidak dieterapkan yaitu memotivasi siswa.Dari semua komponen keterampilan menutup pelajaran yang terdiri dari 3 komponen

PermataBank telah berkembang menjadi sebuah bank swasta utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif terutama disisi delivery channel-nya

pilih tidak terdaftar dalam pemilu terdaftar dalam daftar pemilih

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa