• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (2)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Disampaikan Oleh : Mahartha Titi, SE, MM, Ak.

Sosialisasi Pelaksanaan Anggaran (DAK Bidang KB Tahun 2015)

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS

TA 2015

Disampaikan Oleh : Mahartha Titi, SE, MM, Ak.

Sosialisasi Pelaksanaan Anggaran (DAK Bidang KB Tahun 2015)

(2)

 Trilogi Bentuk yang terdiri dari 3

komponen yang saling berhubungan dan membangun tema tertentu.

 Prinsip Memandang Dana

Perimbangan (DBH, DAU, DAK) sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.  Temanya : pemerataan  mengatasi

vertical fiscal imbalance dan horizontal Fiscal imbalance.

 Simulasi mekanisme  pada saat DBH meningkat (berputar ke kanan), maka pada umumnya DAU menurun (berputar ke kiri), demikian pula DAK, atau

sebaliknya.

 Prinsip ini digunakan dlm perhitungan DAU & DAK per daerah

Trilogi Dana Perimbangan

DBH

DAU

 Trilogi Bentuk yang terdiri dari 3

komponen yang saling berhubungan dan membangun tema tertentu.

 Prinsip Memandang Dana

Perimbangan (DBH, DAU, DAK) sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.  Temanya : pemerataan  mengatasi

vertical fiscal imbalance dan horizontal Fiscal imbalance.

 Simulasi mekanisme  pada saat DBH meningkat (berputar ke kanan), maka pada umumnya DAU menurun (berputar ke kiri), demikian pula DAK, atau

sebaliknya.

 Prinsip ini digunakan dlm perhitungan DAU & DAK per daerah

(3)

No Dana Karakteristik & Tujuan Transfer

1 DBHBlock Grant

MengatasiVertikal Fiscal Imbalance

By Origin : Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar

2 DAUBlock Grant

MengatasiHorizontal Fiscal Imbalance

Instrument pemerataan

Basis Perhitungan per daerah:

Alokasi dasar representasi dari Belanja Gaji PNSD

Alokasi dasarrepresentasi dari Belanja Gaji PNSD

Celah Fiskal = Selisih ant Kebutuhan Fiskal (KbF) dng Kapasitas Fiskal(KpF)

3 DAKSpesific Grant

MengatasiHorizontal Fiscal ImbalanceMembantu memperbaiki infrastruktur

BasisPerhitungan per daerah:

Kemampuan Keuangan sebagai kriteria Umum

Kondisi kewilyahan sebagai Kriteria Khusus

(4)

Pengertian DAK

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan

kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai

kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai

dengan prioritas nasional

(UU 33 Tahun 2004)

Pengertian

Pengertian dan

dan Fungsi

Fungsi DAK

DAK

Pengertian DAK

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan

kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai

kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai

dengan prioritas nasional

(UU 33 Tahun 2004)

Fungsi DAK

(5)

Penjelasan

Penjelasan Pengertian

Pengertian DAK

DAK

Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat

memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

Membantu dalam arti “bukan penyediaan dana yang utama” dan/atau “bukan menggantikan yang semua sudah ada”. Demikian juga hanya “diberikan

kepada daerah/bidang yang menurut kebijakannnya harus dibantu”

 

Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatan pembangunan dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat dengan umur

ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang.  Kewenangan daerah, bukan kewenangan pusat/ Kementerian/lembaga.  Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dimuat

(6)

Dasar Hukum

1. Dasar hukum Transfer ke Daerah adalah :

a. UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara;

b. UU No.33/2004 untuk komponen Dana Perimbangan (DBH,

DAU, DAK);

c. PP No.55/2005 tentang Dana Perimbangan.

d. Permenkeu Nomor 241/PMK.07/2014 dan Permenkeu

Nomor 250/PMK.07/2014

2. Alokasi Transfer ke Daerah ditetapkan melalui Undang-undang

APBN setiap tahunnya.

3. Rincian Alokasi ditetapkan melalui Perpres Rincian APBN

(sebelum TA 2015 dengan Permenkeu)

4. Pelaksanaan DAK diatur lebih lanjut dengan Permenkeu,

Permendagri dan Peraturan Menteri Teknis

1. Dasar hukum Transfer ke Daerah adalah :

a. UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara;

b. UU No.33/2004 untuk komponen Dana Perimbangan (DBH,

DAU, DAK);

c. PP No.55/2005 tentang Dana Perimbangan.

d. Permenkeu Nomor 241/PMK.07/2014 dan Permenkeu

Nomor 250/PMK.07/2014

2. Alokasi Transfer ke Daerah ditetapkan melalui Undang-undang

APBN setiap tahunnya.

3. Rincian Alokasi ditetapkan melalui Perpres Rincian APBN

(sebelum TA 2015 dengan Permenkeu)

(7)

Alokasi

Alokasi DAK

DAK Tahun

Tahun 2003

2003 -- 2015

2015

10.00

Tren Alokasi DAK

TA 2003 - TA 2015

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Provinsi 0.14 - 0.02 0.01 - 0.76 1.35 0.83 1.31 1.33 1.83 1.90 3.90 Kab/Kota 2.13 2.84 3.99 11.5 17.0 20.4 23.4 20.3 23.9 24.7 29.8 31.1 54.9 Total 2.27 2.84 4.01 11.5 17.0 21.2 24.8 21.1 25.2 26.1 31.7 33.0 58.8

-Kab/Kota 330 354 377 434 434 451 477 486 488 488 486 495 503

(8)

Pe n e t a pa n Alok a si D AK Pe n e t a pa n Alok a si D AK

Pe n y a lu r a n D AK k e RKUD Pe n y a lu r a n D AK k e RKUD

Oktober-November (Perpres Rincian APBN)

Time Framework

Time Framework Pengalokasian

Pengalokasian DAK

DAK

Mulai Februari TA berikutnya

Pe n y u su n a n

Pe n y u su n a n I n dik a siI n dik a si Ke bu t u h a nKe bu t u h a n D a n a ( I

D a n a ( I KD ) ,KD ) , Pe n e t a pa nPe n e t a pa n Pa guPa gu I n dik a t if

I n dik a t if,, Pe n e t a pa nPe n e t a pa n Pr ogr a mPr ogr a m da n

da n Ke gia t a nKe gia t a n D AKD AK

Pe n y u su n a n

Pe n y u su n a n Re n ca n aRe n ca n a D a n aD a n a Pe n ge lu a r a n

Pe n ge lu a r a n ( RD P) ,( RD P) , Pe r h it u n ga n

Pe r h it u n ga n Alok a siAlok a si D AKD AK

Januari – April (RKP)

(9)

Program yang menjadi prioritas nasional dimuat

PENETAPAN

PROGRAM

USULAN

KEGIATAN

KHUSUS

PENETAPAN

PENETAPAN PROGRAM DAN KEGIATAN

(Pasal 52 PP 55 tahun 2005)

nasional dimuat dalam RKP TA

bersangkutan. Menteri teknis mengusulkan

kegiatan khusus dan ditetapkan setelah

berkoordianasi dengan Mendagri, Menkeu, dan Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional

Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus kepada Menkeu.

PENETAPAN

KEGIATAN

(10)

Penyusunan Indikasi Kebutuhan Dana dan

Rencana Dana Pengeluaran DAK

DJPK berkoordinasi dengan BKF, DJA, K/L; Disusun a.l. dengan mempertimbangkan: (1) Alokasi DAK dalam kerangka jangka

menengah yang dihitung berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi; (2) perkembangan alokasi DAK tahun-tahun sebelumnya;

Disampaikan ke DJA paling lambat minggu ketiga Januari

Penetapan oleh Menteri paling lambat bulan minggu terakhir bulan Maret

IKD

DJPK berkoordinasi dengan BKF, DJA, K/L; Disusun a.l. dengan mempertimbangkan: (1) Alokasi DAK dalam kerangka jangka

menengah yang dihitung berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi; (2) perkembangan alokasi DAK tahun-tahun sebelumnya;

Disampaikan ke DJA paling lambat minggu ketiga Januari

Penetapan oleh Menteri paling lambat bulan minggu terakhir bulan Maret

DJPK berkoordinasi dengan BKF, DJA, K/L Disusun dengan mempertimbangkan: (1) IKD DAK; (2) prioritas nasional dalam RKP; (3) tingkat penyerapan masing-masing DAK tahun sebelumnya (4) usulan kebutuhan pendanaan masing-masing bidang DAK dari K/L

Disampaikan oleh KPA BUN kepada PPA BUN paling lambat minggu pertama bulan Juli

(11)

No. Bidang DAK Tahun 2015

Bidang DAK Pelayanan Dasar 1. DAK Bidang Pendidikan 2. DAK Bidang Kesehatan

3. DAK Bidang Infrastruktur Irigasi

4. DAK Bidang Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum 5. DAK Bidang Transportasi

6. DAK Bidang Energi Perdesaan

Bidang DAK Dalam RKP 2015

6. DAK Bidang Energi Perdesaan Bidang Non Pelayanan Dasar

7. DAK Bidang Kelautan dan Perikanan 8. DAK Bidang Pertanian

9. DAK Bidang Prasarana Pemerintahan Daerah 10. DAK Bidang Lingkungan Hidup

11. DAK Bidang Kehutanan

12 DAK Bidang Keluarga Berencana 13. DAK Bidang Sarana Perdagangan

(12)

Kebijakan DAK 2015 (1)

1. Mendukung pencapaian prioritas nasional dalam RKP, serta

melakukan restrukturisasi bidang DAK sehingga lebih fokus

dan berdampak signifikan.

2. Membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan keuangan

relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik untuk

mendorong pencapaian standar pelayanan minimal (SPM),

melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar

masyarakat, serta meningkatkan efektivitas belanja

daerah,dengan lebih memperhatikan daerah tertinggal,

perbatasan dan pesisir/kepulauan.

3. Meningkatkan koordinasi penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis)

sehingga lebih tepat sasaran dan tepat waktu.

4. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam

pengelolaan DAK melalui koordinasi perencanaan dan

pengelolaan DAK di berbagai tingkatan pemerintahan.

1. Mendukung pencapaian prioritas nasional dalam RKP, serta

melakukan restrukturisasi bidang DAK sehingga lebih fokus

dan berdampak signifikan.

2. Membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan keuangan

relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik untuk

mendorong pencapaian standar pelayanan minimal (SPM),

melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar

masyarakat, serta meningkatkan efektivitas belanja

daerah,dengan lebih memperhatikan daerah tertinggal,

perbatasan dan pesisir/kepulauan.

3. Meningkatkan koordinasi penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis)

sehingga lebih tepat sasaran dan tepat waktu.

(13)

Kebijakan DAK 2015 (2)

5. Meningkatkan akurasi data-data teknis dan menajamkan

indikator pengalokasian DAK;

6. Pengalokasian DAK lebih memprioritaskan daerah-daerah

dengan kemampuan fiskal rendah;

7. Memprioritaskan daerah tertinggal, daerah perbatasan dengan

negara lain, daerah pesisir dan kepulauan sebagai kriteria

khusus dalam pengalokasian DAK;

8. Meningkatkan koordinasi dan kualitas pemantauan dan evaluasi,

baik di tingkat pusat maupun daerah.;

9. Mendorong mekanisme pelaporan dan evaluasi DAK berbasis

elektronik (

web based system

) yang terintegrasi.

5. Meningkatkan akurasi data-data teknis dan menajamkan

indikator pengalokasian DAK;

6. Pengalokasian DAK lebih memprioritaskan daerah-daerah

dengan kemampuan fiskal rendah;

7. Memprioritaskan daerah tertinggal, daerah perbatasan dengan

negara lain, daerah pesisir dan kepulauan sebagai kriteria

khusus dalam pengalokasian DAK;

8. Meningkatkan koordinasi dan kualitas pemantauan dan evaluasi,

baik di tingkat pusat maupun daerah.;

(14)

Tahapan

Tahapan dan

dan Penghitungan Alokasi DAK

Penghitungan Alokasi DAK

Penghitungan Alokasi DAK

Penghitungan Alokasi DAK melaluimelalui 22 tahapantahapan:: 1.

1. Penentuan daerah penerima danPenentuan daerah penerima dan 2.

2. Penentuan besaran alokasiPenentuan besaran alokasi

PENENTUAN DAERAH

PENENTUAN BESARAN

ALOKASI

1. Kriteria Umum,

2. Kriteria Khusus, dan

3. Kriteria Teknis.

DAERAH

(x IKK)

1

(15)

No. Hal Perbedaan

2014 2015

1. Bidang DAK 19 Bidang DAK 14 Bidang DAK (Agar bidang DAK menjadi semakin fokus)

2. Kriteria Umum (IFN) Daerah dengan IFN tinggi

dimungkinkan mendapatkan DAK, sepanjangIFWT1> 1

Daerah denganIFN tinggi dikeluarkan

dari Daerah Penerima tanpa

memperhitungkan IKW dan IT, kecuali Papua dan Papua Barat (Agar lebih fokus pada daerah dg KKD rendah)

REFORMULASI DAK TA. 2015

Daerah denganIFN tinggi dikeluarkan

dari Daerah Penerima tanpa

memperhitungkan IKW dan IT, kecuali Papua dan Papua Barat (Agar lebih fokus pada daerah dg KKD rendah)

3. Kriteria Khusus 6 karakteristik:

Tertinggal, Perbatasan, Pesisir Kepulauan, Rawan Bencana, Ketahanan Pangan, Pariwisata

3 karakteristik:

Tertinggal, Perbatasan, Pesisir Kepulauan (Sesuai fokus dlm RKP pada 3T)

4. DAK Tambahan Affirmasi

(utk Daerah Tertinggal/ Perbatasan)

Penentuan Daerahberdasarkan FormulaIFWT dari populasi Daerah Tertinggal

Seluruh Daerah Tertinggal & Daerah Perbatasandengan KKD rendah,

(16)

Penghitungan

Penghitungan Alokasi

Alokasi DAK

DAK

1. Menentukan daerah penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu:  Kriteria Umum:Kriteria Umum:Indeks Fiskal Netto (IFN)

 Kemampuan Keuangan Daerah (KKD) = Penerimaan Umum (PU) APBD – Belanja PNSD

 Penerimaan Umum (PU) APBD = PAD + DAU + DBH – DBH DR

 IFN = KKDdaerah / Rata-rata KKD Nasional

 Kriteria Khusus:Kriteria Khusus:Indeks Karakteristk Wilayah (IKW)Otsus Papua dan Papua Barat.

Karakteristik Daerah Daerah Tertinggal, Daerah Perbatasan dengan negara lain,

  

  Indeks Teknis (IT)

2. Menghitung DAK per daerah menggunakan indeks dari KU, KK dan KT  Indeks Fiskal Netto (IFN)

  

 Indeks Karakteristk Wilayah (IKW)

Karakteristik Daerah Daerah Tertinggal, Daerah Perbatasan dengan negara lain, Daerah Pesisir dan/atau Kepulauan.

IKW = IKWdaerah/ Rata-rata IKW Nasional

IKWdaerah = Indeks Tertinggal + Indeks Perbatasan + Indeks KepulauanIndeks Tertinggal = Score Ketertinggalan / Rata-rata Ketertinggalan

(berlaku juga untuk Indeks Perbatasan dan Indeks Kepulauan)

 Kriteria Teknis:Kriteria Teknis:Indeks Teknis (IT)

(17)

1. Penentuan daerah penerima DAK

a) Kriteria Umum (IFN)

 Memprioritaskan daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata kemampuan keuangan nasional.

b) Kriteria khusus :

 Berdasarkan Peraturan Perundangan bahwa daerah diwilayah Papua dan Papua Barat diprioritaskan memperoleh DAK.

 Karakteristik Wilayah : memprioritaskan Daerah Tertinggal , Daerah Perbatasan, dan Daerah Pesisir dan/atau Kepulauan

c) Kriteria Teknis : berdasarkan kebutuhan teknis masing-masing bidang DAK.

2. Penentuan besaran DAK

Kebijakan

Kebijakan Pengalokasian

Pengalokasian DAK TA 2015

DAK TA 2015

1. Penentuan daerah penerima DAK

a) Kriteria Umum (IFN)

 Memprioritaskan daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata kemampuan keuangan nasional.

b) Kriteria khusus :

 Berdasarkan Peraturan Perundangan bahwa daerah diwilayah Papua dan Papua Barat diprioritaskan memperoleh DAK.

 Karakteristik Wilayah : memprioritaskan Daerah Tertinggal , Daerah Perbatasan, dan Daerah Pesisir dan/atau Kepulauan

c) Kriteria Teknis : berdasarkan kebutuhan teknis masing-masing bidang DAK.

2. Penentuan besaran DAK

Pembobotan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis dalam penentuan daerah sbb: a) Untuk menghitung IFW = IFN : IKW 50% : 50%

b) Untuk menghitung IFWT = IFW : IT 50% : 50%

Menggunakan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis dengan pembobotan sbb: a) Untuk menghitung IFW = IFN : IKW 50% : 50%

(18)

Jenis

Jenis dan

dan Penyedia

Penyedia Data

Data DAK

DAK

Kriteria Belanja Gaji PNSD

Belanja Gaji PNSD

KPDT KPDT

Daerah & Kemenkeu Daerah & Kemenkeu

Kemenkeu Kemenkeu

Kemenkeu Kemenkeu

Daerah & Kemenkeu Daerah & Kemenkeu

Kriteria Per Bidang Per daerah

Kondisi Infrastruktur Per Bidang Per daerah

BNPP

(19)

Alur Perhitungan

(20)

PENGANGGARAN

PENGANGGARAN DAN PENGGUNAAN DAK

DAN PENGGUNAAN DAK

Alokasi DAK per daerah

ditetapkan

dengan Peraturan

Presiden segera setelah UU APBN diterbitkan. (UU Nomor 27

Tahun 2014 Tentang APBN TA 2015).

Berdasarkan penetapan alokasi DAK, menteri teknis

menyusun

Petunjuk Teknis Penggunaan DAK , paling lambat

1 (bulan) setelah Perpres Rincian Alokasi ditetapkan.

1 (bulan) setelah Perpres Rincian Alokasi ditetapkan.

(Perpres Nomor 162 Tahun 2014).

Daerah penerima DAK

wajib

mencantumkan alokasi dan

penggunaan DAK di dalam APBD.

Penggunaan DAK dilakukan

sesuai dengan

Petunjuk Teknis

Penggunaan DAK.

(21)

DANA PENDAMPING

DANA PENDAMPING

Daerah penerima DAK wajib menganggarkan Dana

Pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh

persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya.

Dana Pendamping digunakan untuk mendanai kegiatan yang

bersifat kegiatan fisik.

Daerah dengan kemampuan keuangan tertentu tidak

Daerah dengan kemampuan keuangan tertentu tidak

diwajibkan menganggarkan Dana Pendamping.

Yang dimaksud daerah dengan kemampuan keuangan tertentu adalah daerah yang selisih antara penerimaan umum APBD dan Belanja

(22)

Data Dasar

Data Dasar Perhitungan

Perhitungan

DAK TA 2015

DAK TA 2015

 Jumlah Pemda seluruh Indonesia 34 Provinsi

508 Kabupaten / Kota

 Batas IFN Tinggi yang dikeluarkan dari Daerah Penerima:

Provinsi IFN > 4.2 Kab./Kota IFN > 5.0

 Pagu Total DAK Rp.

35.820.675.000.000,- DAK Reguler Rp.

33.000.000.000.000,- DAK Tambahan Rp.

2.820.675.000.000,- DAK Reguler untuk mendanai 14 Bidang dan untuk Daerah yang memenuhi

Kriteria Umum, Khusus dan Teknis.

 DAK Tambahan untuk mendanai 3 Bidang Infrastruktur yaitu Transportasi, Irigasi,

Sanitasi dan Air Minum, dan hanya untuk Daerah Tertinggal serta Perbatasan yang KKD-nya relatif rendah.

 Jumlah Pemda seluruh Indonesia 34 Provinsi

508 Kabupaten / Kota

 Batas IFN Tinggi yang dikeluarkan dari Daerah Penerima:

Provinsi IFN > 4.2 Kab./Kota IFN > 5.0

 Pagu Total DAK Rp.

35.820.675.000.000,- DAK Reguler Rp.

33.000.000.000.000,- DAK Tambahan Rp.

2.820.675.000.000,- DAK Reguler untuk mendanai 14 Bidang dan untuk Daerah yang memenuhi

Kriteria Umum, Khusus dan Teknis.

 DAK Tambahan untuk mendanai 3 Bidang Infrastruktur yaitu Transportasi, Irigasi,

(23)

Klasifikasi

Klasifikasi

Indeks Fiskal Neto (IFN)

Indeks Fiskal Neto (IFN)

Sebaran IFN tidak merata (semakin besar semakin jarang frekuensinya)

IFN dibedakan antara Provinsi dan Kab./Kota

Rata-rata IFN = 1,0

Klasifikasi KKD berdasarkan IFN:

Rendah Sekali IFN < 1 (kurang dari rata-rata Nasional)

Rendah 1 < IFN < 1

Sedang 1 < IFN < 2

Tinggi IFN > 2

Keterangan:

2 = Angka median diantara 1 sampai dengan IFN tertinggi;1 = Angka median diantara 1 sampai dengan 2

Sebaran IFN tidak merata (semakin besar semakin jarang frekuensinya)

IFN dibedakan antara Provinsi dan Kab./Kota

Rata-rata IFN = 1,0

Klasifikasi KKD berdasarkan IFN:

Rendah Sekali IFN < 1 (kurang dari rata-rata Nasional)Rendah 1 < IFN <α1

Sedang α1 < IFN <α2

Tinggi IFN > α2

Keterangan:

 α2 = Angka median diantara 1 sampai dengan IFN tertinggi;  α1 = Angka median diantara 1 sampai dengan α2

(24)

Klasifikasi IFN

Klasifikasi IFN

Kab./Kota

Kab./Kota

(25)

Sesuai PMK No. 241/PMK.07/2014 tentang

Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer

ke Daerah dan Dana Desa

PENYALURAN DAK

30%

Paling cepat Februari

Paling lambat 31 Juli

Triwulan I

25%

Paling cepat April

Triwulan II

25%

Paling cepat Juli

Triwulan III

20%

Paling cepat Oktober

(26)

Penyaluran

Penyaluran DAK

DAK

• Sebesar 30% (tiga puluh persen) dari pagu alokasi;

• Paling cepat pada bulan Februari dan Paling lambat tanggal 31 Juli , setelah kepala Daerah menyampaikan:

• Perda APBD tahun berjalan;

• Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan triwulan IV tahun anggaran sebelumnya; • Laporan penyerapan penggunaan DAK dan/atau DAK

Triwulan

I

• Laporan penyerapan penggunaan DAK dan/atau DAK Tambahan tahun anggaran sebelumnya;

• Surat Pernyataan Penyediaan Dana Pendamping.

• Sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pagu alokasi;

• Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan Tw I tahun anggaran berjalan.

(27)

Penyaluran

Penyaluran DAK

DAK

• Sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pagu alokasi; • Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi

penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan sampai dengan Tw II tahun anggaran berjalan.

Triwulan

III

• Sebesar 20% (dua puluh persen) dari pagu alokasi; • Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi

penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan sampai dengan Tw III tahun anggaran berjalan.

(28)

Laporan

Laporan &

& Optimalisasi

Optimalisasi DAK

DAK

Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan setiap triwulan

disampaikan setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan.

Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan Triwulan I, Triwulan

II, dan Triwulan III paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berakhir.

Dalam hal Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan belum

disampaikan sampai dengan batas akhir penyaluran, maka DAK dan/atau DAK

LAPORAN PENYERAPAN

disampaikan sampai dengan batas akhir penyaluran, maka DAK dan/atau DAK Tambahan tidak disalurkan.

Dalam hal DAK dan/atau DAK Tambahan tidak tersalur seluruhnya, maka

pendanaan dan penyelesaian kegiatan DAK dan/atau kewajiban kepada pihak

ketiga atas pelaksanaan kegiatan DAK menjadi tanggung jawab pemerintah

daerah.

Optimalisasi penggunaan DAK dan/atau DAK Tambahan dilakukan untuk

kegiatan-kegiatan pada bidang DAK dan/atau DAK Tambahan yang sama dan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan.

(29)

Optimalisasi

Optimalisasi Penggunaan

Penggunaan DAK

DAK

Daerah penerima DAK dapat melakukan optimalisasi

penggunaan

DAK

dengan

merencanakan

dan

menganggarkan kembali kegiatan DAK dalam APBD

tahun anggaran berjalan apabila akumulasi nilai

kontrak pada suatu bidang DAK lebih kecil dari pagu

DAK bidang tersebut.

Optimalisasi penggunaan DAK dilakukan untuk

kegiatan-kegiatan pada bidang DAK yang sama dan

sesuai dengan juknis yang ditetapkan.

Daerah penerima DAK dapat melakukan optimalisasi

penggunaan

DAK

dengan

merencanakan

dan

menganggarkan kembali kegiatan DAK dalam APBD

tahun anggaran berjalan apabila akumulasi nilai

kontrak pada suatu bidang DAK lebih kecil dari pagu

DAK bidang tersebut.

Optimalisasi penggunaan DAK dilakukan untuk

(30)

 Dalam hal

output

kegiatan belum tercapai

dan masih terdapat sisa DAK di RKUD sampai dengan tahun anggaran berakhir, maka sisa DAK akan diperhitungkan terhadap penyaluran DAU dan/atau DBH pada tahun anggaran berikutnya.

 Dalam hal pada akhir tahun anggaran terdapat sisa DAK dari bidang-bidang DAK yang

output kegiatannya sudah tercapai

, maka sisa DAK tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK dengan ketentuan:

a. sisa DAK dari bidang-bidang tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang yang sama pada tahun anggaran berikutnya; dan/ atau

b. Akumulasi sisa DAK dari bidang-bidang tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang tertentu pada tahun anggaran berikutnya

dengan memperhatikan prioritas nasional dan menggunakan juknis tahun anggaran berjalan.

 Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping.

Penggunaan

Penggunaan Sisa

Sisa DAK

DAK

 Dalam hal

output

kegiatan belum tercapai

dan masih terdapat sisa DAK di RKUD sampai dengan tahun anggaran berakhir, maka sisa DAK akan diperhitungkan terhadap penyaluran DAU dan/atau DBH pada tahun anggaran berikutnya.

 Dalam hal pada akhir tahun anggaran terdapat sisa DAK dari bidang-bidang DAK yang

output kegiatannya sudah tercapai

, maka sisa DAK tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK dengan ketentuan:

a. sisa DAK dari bidang-bidang tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang yang sama pada tahun anggaran berikutnya; dan/ atau

b. Akumulasi sisa DAK dari bidang-bidang tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang tertentu pada tahun anggaran berikutnya

dengan memperhatikan prioritas nasional dan menggunakan juknis tahun anggaran berjalan.

(31)

Dalam hal

DAK tidak tersalur seluruhnya

yang dikarenakan

terlampauinya batas waktu penyampaian Laporan Realisasi

Penyerapan DAK triwulan I, II, III

, maka kewajiban pendanaan

dan penyelesaian kegiatan DAK terhadap pihak ketiga merupakan

tanggung jawab Pemerintah Daerah. (akhir tahun anggaran)

Dalam hal

DAK tidak tersalur seluruhnya

maka Laporan Realisasi

Penyerapan DAK

menggunakan porsi setiap bidang yang

ditetapkan oleh kepala Daerah dan tidak boleh melebihi pagunya.

DAK TIDAK TERSALUR SELURUHNYA

DAK TIDAK TERSALUR SELURUHNYA

Dalam hal

DAK tidak tersalur seluruhnya

yang dikarenakan

terlampauinya batas waktu penyampaian Laporan Realisasi

Penyerapan DAK triwulan I, II, III

, maka kewajiban pendanaan

dan penyelesaian kegiatan DAK terhadap pihak ketiga merupakan

tanggung jawab Pemerintah Daerah. (akhir tahun anggaran)

(32)

Penggunaan

Penggunaan Sisa

Sisa DAK

DAK

(PMK 241/2015)(PMK 241/2015)

Output Kegiatan Output Kegiatan Belum Tercapai

Belum Tercapai dengandengan DAU/DBH TADiDiperhitungkanperhitungkanDAU/DBH TA berikutnya RKUN ke RKUD RKUN ke RKUD

Adalah Dana DAK yang sudah tersalurkan ke RKUD namun tidak habis digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran

Sisa DAK tahun berjalan dandan Juknis

Juknis TahunTahun berjalanberjalan

Dapat digabung Dapat digabung dengan Sisa DAK dengan Sisa DAK Bidang lainnya RKUN ke RKUD RKUN ke RKUD

(33)

DJPK mengirimkan Lembar Konfirmasi penyaluran Transfer ke

Daerah kepada daerah setiap triwulan paling lambat 10 (sepuluh)

hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.

Daerah

Lembar konfirmasi adalah bukti penerimaan dari daerah atas penyaluran Transfer ke Daerah dari Kas Negara.

Monitoring Transfer

Monitoring Transfer

DJPK mengirimkan Lembar Konfirmasi penyaluran Transfer ke

Daerah kepada daerah setiap triwulan paling lambat 10 (sepuluh)

hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.

Daerah menyampaikan kembali lembar konfirmasi kepada DJPK setelah lembar konfirmasi diterima dan ditandatangani oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.

(34)

Kebijakan DAK TA 2015

Dasar Hukum 2015

1. Perpres Nomor 162 Tahun 2014 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2015

2. PMK

No.250/PMK.07/2014

Dasar Hukum 2015

1. Perpres Nomor 162 Tahun 2014 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2015

2. PMK

No.250/PMK.07/2014

Dasar Hukum 2014 Dasar Hukum 2014

1. Rincian Alokasi Per Daerah Prov., Kab., dan Kota 2. Perubahan rincian transfer ke daerah dan dana

desa sebagai akibat dari perubahan data dan/atau kesalahan hitung ditetapkan dengan PMK

1. Penyaluran DAK dan/atau DAK Tambahan 2. Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau

DAK Tambahan

Mengatur tentang:

No.250/PMK.07/2014 tentang

Pengalokasian Dana Transfer ke Daerah dan Desa Transfer ke Daerah dan Dana Desa

No.250/PMK.07/2014 tentang

Pengalokasian Dana Transfer ke Daerah dan Desa Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1. PMK No. 180/PMK.07/2014

tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus TA 2014

2. PMK No.145/PMK.07/2013 tentang Pengalokasian Anggaran Transfer ke Daerah

3. PMK No. 183/PMK.07/2013 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke

1. PMK No. 180/PMK.07/2014 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus TA 2014

2. PMK No.145/PMK.07/2013 tentang Pengalokasian Anggaran Transfer ke Daerah

3. PMK No. 183/PMK.07/2013 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke

1. KPA Transfer ke Daerah dapat melakukan pemotongan, penundaan dan/atau

penghentian penyaluran setelah mendapat surat permintaan dr unit/instansi yg

(35)

Arah kebijakan, Sasaran, dan Ruang Lingkup

DAK TA 2015 Bidang Keluarga Berencana

Arah kebijakan, Sasaran, dan Ruang Lingkup

(36)

DAK

DAK Bidang

Bidang Keluarga Berencana

Keluarga Berencana ((11))

Arah Kebijakan

Kebijakan DAK bidang KB tahun 2015 diarahkan untuk

meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang

merata, yang dilakukan melalui (i) peningkatan daya jangkau

dan kualitas penyuluhan, penggerakan, pembinaan program KB

lini lapangan; (ii) peningkatan sarana dan prasarana pelayanan

KB;

(iii)

peningkatan

sarana

pelayanan

advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) Program KB;

(iv) peningkatan sarana pembinaan tumbuh kembang anak dan

remaja; dan (v) peningkatan pelaporan dan pengolahan data dan

informasi berbasis teknologi informasi.

Arah Kebijakan

Kebijakan DAK bidang KB tahun 2015 diarahkan untuk

meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang

merata, yang dilakukan melalui (i) peningkatan daya jangkau

dan kualitas penyuluhan, penggerakan, pembinaan program KB

lini lapangan; (ii) peningkatan sarana dan prasarana pelayanan

KB;

(iii)

peningkatan

sarana

pelayanan

(37)

Sasaran

1. Tersedianya 94 kendaraan bermotor roda dua; 2. Tersedianya 73 Mobil Unit Pelayanan KB Keliling; 3. Tersedianya 42 Mobil Unit Penerangan KB;

4. Tersedianya 2000 IUD Kit, 2000 implant kit, dan 500 unit Obgyn Bed bagi Klinik KB; 5. Tersedianya 20.000 set BKB Kit bagi kelompok BKB di tingkat desa/kelurahan;

6. Tersedianya 555 unit Public Address bagi PPLKB/Ka. UPT, 7. Tersedianya 15.000 set KIE Kit bagi PKB/PLKB, dan

8. Terbangunnya 40 gudang alat dan obat kontrasepsi di kab/kota;

9. Terlaksananya pembangunan Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan sebanyak 1.100 unit;

10. Tersedianya 3.640 Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT;

11. Tersedianya 1.500 personal computer di kecamatan (setiap kecamatan minimal 2 unit PC);

12. Tersedianya 100 Unit mobil Kendaraan untuk pendistribusian Alokon dari Kab/kota ke Puskesmas/Klinik atau Kendaraan pengangkut Akseptor menuju tempat pelayanan KB;

13. Tersedianya 12.000 Genre Kit bagi PIK remaja dan mahasiswa (setiap PIK mendapat dua kit).

DAK

DAK Bidang

Bidang Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (2)

(2)

Sasaran

1. Tersedianya 94 kendaraan bermotor roda dua; 2. Tersedianya 73 Mobil Unit Pelayanan KB Keliling; 3. Tersedianya 42 Mobil Unit Penerangan KB;

4. Tersedianya 2000 IUD Kit, 2000 implant kit, dan 500 unit Obgyn Bed bagi Klinik KB; 5. Tersedianya 20.000 set BKB Kit bagi kelompok BKB di tingkat desa/kelurahan;

6. Tersedianya 555 unit Public Address bagi PPLKB/Ka. UPT, 7. Tersedianya 15.000 set KIE Kit bagi PKB/PLKB, dan

8. Terbangunnya 40 gudang alat dan obat kontrasepsi di kab/kota;

9. Terlaksananya pembangunan Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan sebanyak 1.100 unit;

10. Tersedianya 3.640 Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT;

11. Tersedianya 1.500 personal computer di kecamatan (setiap kecamatan minimal 2 unit PC);

12. Tersedianya 100 Unit mobil Kendaraan untuk pendistribusian Alokon dari Kab/kota ke Puskesmas/Klinik atau Kendaraan pengangkut Akseptor menuju tempat pelayanan KB;

(38)

DAK

DAK Bidang

Bidang Keluarga Berencana

Keluarga Berencana ((33))

Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan DAK bidang KB 2015 dirancang untuk mendukung pencapaian prioritas nasional pembangunan kependudukan dan KB jangka pendek yang ditetapkan dalam RKP 2015 dan jangka menengah dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut:

1. Penyediaan kendaraan roda dua bagi tenaga lini lapangan KB 2. Penyediaan Mobil Unit Penerangan KB

3. Penyediaan Mobil Unit Penerangan KB;

4. Penyediaan sarana prasarana klinik KB, meliputi IUD Kit, implant kit, dan Obgyn Bed);

5. Penyediaan Kit bagi kelompok Bina Keluarga Balita; 6. Penyediaan Public Address di tingkat kecamatan; 7. Penyediaan KIE Kit bagi PKB/PLKB,

8. Pembangunan/renovasi gudang alat dan obat kontrasepsi di kab/kota; 9. Pembangunan/renovasi Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan; 10. Penyediaan Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT;

11. Penyediaan personal computerdi kecamatan;

12. Penyediaan kendaraan untuk pendistribusian Alokon dari Kab/kota ke Puskesmas/Klinik atau Kendaraan pengangkut Akseptor menuju tempat pelayanan KB;

13. Penyediaan Genre Kit.

Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan DAK bidang KB 2015 dirancang untuk mendukung pencapaian prioritas nasional pembangunan kependudukan dan KB jangka pendek yang ditetapkan dalam RKP 2015 dan jangka menengah dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut:

1. Penyediaan kendaraan roda dua bagi tenaga lini lapangan KB 2. Penyediaan Mobil Unit Penerangan KB

3. Penyediaan Mobil Unit Penerangan KB;

4. Penyediaan sarana prasarana klinik KB, meliputi IUD Kit, implant kit, dan Obgyn Bed);

5. Penyediaan Kit bagi kelompok Bina Keluarga Balita; 6. Penyediaan Public Address di tingkat kecamatan; 7. Penyediaan KIE Kit bagi PKB/PLKB,

8. Pembangunan/renovasi gudang alat dan obat kontrasepsi di kab/kota; 9. Pembangunan/renovasi Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan; 10. Penyediaan Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT;

11. Penyediaan personal computerdi kecamatan;

12. Penyediaan kendaraan untuk pendistribusian Alokon dari Kab/kota ke Puskesmas/Klinik atau Kendaraan pengangkut Akseptor menuju tempat pelayanan KB;

(39)

Bid

Jenis data teknis

Indikator Usulan

 Contraceptive Prevalence Rate (CPR)

 Angka Kelahiran atau Child Woman Ratio (CWR).

 Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (Keluarga Miskin)  Jumlah Keluarga dan Kepadatan Penduduk

Indikator Bobot

 PKB/ PLKB 15%

 PPLKB/UPT 10%

 Jumlah Kecamatan 25%

 Jumlah Desa/ Kelurahan 20%

 Jumlah Desa/ Kelurahan 20%

 Klinik KB 10%

 KLMPK PIK R/M 20%

Perlakuan Perhitungan

Indikator Usulan menentukan status daerah usulanIndikator Bobot menentukan besaran indeks teknis

Alokasi Minimun

(40)

Rp600.000.000,-Tahun

Pagu DAK KB

Total DAK

2009 329.010.000.000 24.820.000.000.000 2010 329.010.000.000 21.130.000.000.000 2011 368.100.000.000 25.230.000.000.000

PAGU & PROPORSI DAK BIDANG KB

TERHADAP TOTAL DAK

(41)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Siswa-siswa yang menjadi pelaku bullying memiliki superoritas dan berdalih bahwa dengan superioritas yang mereka miliki adalah sah-sah saja untuk melukai orang lain yang

c) Tidak ada Pemegang Saham dan/atau kuasa Pemegang Saham yang memberikan suara tidak setuju atau abstain, dengan demikian keputusan mata acara pertama RUPST dilakukan

[r]

LoopCondition : membandingkan variabel loop pada nilai batas.. StepExpression

Dari penjelasan di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa sebenarnya program jaminan kesehatan nasional yang diselenggarakan BPJS juga akan ditujukan pada

Untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran berbantuan komputer dengan model e-learning berbasis website MOODLE sebagai upaya meningkatkan prestasi

Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai aset keuangana. 49b dalam kelompok tersedia untuk dijual

Umbi lokal yang digunakan adalah umbi lombos (porang), umbi uwi dan umbi talas belitung serta CMC sebagai kontrol. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu 1)