KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
Disampaikan Oleh : Mahartha Titi, SE, MM, Ak.
Sosialisasi Pelaksanaan Anggaran (DAK Bidang KB Tahun 2015)
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS
TA 2015
Disampaikan Oleh : Mahartha Titi, SE, MM, Ak.
Sosialisasi Pelaksanaan Anggaran (DAK Bidang KB Tahun 2015)
Trilogi Bentuk yang terdiri dari 3
komponen yang saling berhubungan dan membangun tema tertentu.
Prinsip Memandang Dana
Perimbangan (DBH, DAU, DAK) sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Temanya : pemerataan mengatasi
vertical fiscal imbalance dan horizontal Fiscal imbalance.
Simulasi mekanisme pada saat DBH meningkat (berputar ke kanan), maka pada umumnya DAU menurun (berputar ke kiri), demikian pula DAK, atau
sebaliknya.
Prinsip ini digunakan dlm perhitungan DAU & DAK per daerah
Trilogi Dana Perimbangan
DBH
DAU
Trilogi Bentuk yang terdiri dari 3
komponen yang saling berhubungan dan membangun tema tertentu.
Prinsip Memandang Dana
Perimbangan (DBH, DAU, DAK) sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Temanya : pemerataan mengatasi
vertical fiscal imbalance dan horizontal Fiscal imbalance.
Simulasi mekanisme pada saat DBH meningkat (berputar ke kanan), maka pada umumnya DAU menurun (berputar ke kiri), demikian pula DAK, atau
sebaliknya.
Prinsip ini digunakan dlm perhitungan DAU & DAK per daerah
No Dana Karakteristik & Tujuan Transfer
1 DBH • Block Grant
• MengatasiVertikal Fiscal Imbalance
• By Origin : Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar
2 DAU • Block Grant
• MengatasiHorizontal Fiscal Imbalance
• Instrument pemerataan
• Basis Perhitungan per daerah:
• Alokasi dasar representasi dari Belanja Gaji PNSD
• Alokasi dasarrepresentasi dari Belanja Gaji PNSD
• Celah Fiskal = Selisih ant Kebutuhan Fiskal (KbF) dng Kapasitas Fiskal(KpF)
3 DAK • Spesific Grant
• MengatasiHorizontal Fiscal Imbalance • Membantu memperbaiki infrastruktur
• BasisPerhitungan per daerah:
• Kemampuan Keuangan sebagai kriteria Umum
• Kondisi kewilyahan sebagai Kriteria Khusus
Pengertian DAK
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional
(UU 33 Tahun 2004)
Pengertian
Pengertian dan
dan Fungsi
Fungsi DAK
DAK
Pengertian DAK
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional
(UU 33 Tahun 2004)
Fungsi DAK
Penjelasan
Penjelasan Pengertian
Pengertian DAK
DAK
Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat
memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
Membantu dalam arti “bukan penyediaan dana yang utama” dan/atau “bukan menggantikan yang semua sudah ada”. Demikian juga hanya “diberikan
kepada daerah/bidang yang menurut kebijakannnya harus dibantu”
Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatan pembangunan dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat dengan umur
ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang. Kewenangan daerah, bukan kewenangan pusat/ Kementerian/lembaga. Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dimuat
Dasar Hukum
1. Dasar hukum Transfer ke Daerah adalah :
a. UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara;
b. UU No.33/2004 untuk komponen Dana Perimbangan (DBH,
DAU, DAK);
c. PP No.55/2005 tentang Dana Perimbangan.
d. Permenkeu Nomor 241/PMK.07/2014 dan Permenkeu
Nomor 250/PMK.07/2014
2. Alokasi Transfer ke Daerah ditetapkan melalui Undang-undang
APBN setiap tahunnya.
3. Rincian Alokasi ditetapkan melalui Perpres Rincian APBN
(sebelum TA 2015 dengan Permenkeu)
4. Pelaksanaan DAK diatur lebih lanjut dengan Permenkeu,
Permendagri dan Peraturan Menteri Teknis
1. Dasar hukum Transfer ke Daerah adalah :
a. UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara;
b. UU No.33/2004 untuk komponen Dana Perimbangan (DBH,
DAU, DAK);
c. PP No.55/2005 tentang Dana Perimbangan.
d. Permenkeu Nomor 241/PMK.07/2014 dan Permenkeu
Nomor 250/PMK.07/2014
2. Alokasi Transfer ke Daerah ditetapkan melalui Undang-undang
APBN setiap tahunnya.
3. Rincian Alokasi ditetapkan melalui Perpres Rincian APBN
(sebelum TA 2015 dengan Permenkeu)
Alokasi
Alokasi DAK
DAK Tahun
Tahun 2003
2003 -- 2015
2015
10.00
Tren Alokasi DAK
TA 2003 - TA 2015
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Provinsi 0.14 - 0.02 0.01 - 0.76 1.35 0.83 1.31 1.33 1.83 1.90 3.90 Kab/Kota 2.13 2.84 3.99 11.5 17.0 20.4 23.4 20.3 23.9 24.7 29.8 31.1 54.9 Total 2.27 2.84 4.01 11.5 17.0 21.2 24.8 21.1 25.2 26.1 31.7 33.0 58.8
-Kab/Kota 330 354 377 434 434 451 477 486 488 488 486 495 503
Pe n e t a pa n Alok a si D AK Pe n e t a pa n Alok a si D AK
Pe n y a lu r a n D AK k e RKUD Pe n y a lu r a n D AK k e RKUD
Oktober-November (Perpres Rincian APBN)
Time Framework
Time Framework Pengalokasian
Pengalokasian DAK
DAK
Mulai Februari TA berikutnya
Pe n y u su n a n
Pe n y u su n a n I n dik a siI n dik a si Ke bu t u h a nKe bu t u h a n D a n a ( I
D a n a ( I KD ) ,KD ) , Pe n e t a pa nPe n e t a pa n Pa guPa gu I n dik a t if
I n dik a t if,, Pe n e t a pa nPe n e t a pa n Pr ogr a mPr ogr a m da n
da n Ke gia t a nKe gia t a n D AKD AK
Pe n y u su n a n
Pe n y u su n a n Re n ca n aRe n ca n a D a n aD a n a Pe n ge lu a r a n
Pe n ge lu a r a n ( RD P) ,( RD P) , Pe r h it u n ga n
Pe r h it u n ga n Alok a siAlok a si D AKD AK
Januari – April (RKP)
Program yang menjadi prioritas nasional dimuat
PENETAPAN
PROGRAM
USULAN
KEGIATAN
KHUSUS
PENETAPAN
PENETAPAN PROGRAM DAN KEGIATAN
(Pasal 52 PP 55 tahun 2005)nasional dimuat dalam RKP TA
bersangkutan. Menteri teknis mengusulkan
kegiatan khusus dan ditetapkan setelah
berkoordianasi dengan Mendagri, Menkeu, dan Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional
Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus kepada Menkeu.
PENETAPAN
KEGIATAN
Penyusunan Indikasi Kebutuhan Dana dan
Rencana Dana Pengeluaran DAK
DJPK berkoordinasi dengan BKF, DJA, K/L; Disusun a.l. dengan mempertimbangkan: (1) Alokasi DAK dalam kerangka jangka
menengah yang dihitung berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi; (2) perkembangan alokasi DAK tahun-tahun sebelumnya;
Disampaikan ke DJA paling lambat minggu ketiga Januari
Penetapan oleh Menteri paling lambat bulan minggu terakhir bulan Maret
IKD
DJPK berkoordinasi dengan BKF, DJA, K/L; Disusun a.l. dengan mempertimbangkan: (1) Alokasi DAK dalam kerangka jangka
menengah yang dihitung berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi; (2) perkembangan alokasi DAK tahun-tahun sebelumnya;
Disampaikan ke DJA paling lambat minggu ketiga Januari
Penetapan oleh Menteri paling lambat bulan minggu terakhir bulan Maret
DJPK berkoordinasi dengan BKF, DJA, K/L Disusun dengan mempertimbangkan: (1) IKD DAK; (2) prioritas nasional dalam RKP; (3) tingkat penyerapan masing-masing DAK tahun sebelumnya (4) usulan kebutuhan pendanaan masing-masing bidang DAK dari K/L
Disampaikan oleh KPA BUN kepada PPA BUN paling lambat minggu pertama bulan Juli
No. Bidang DAK Tahun 2015
Bidang DAK Pelayanan Dasar 1. DAK Bidang Pendidikan 2. DAK Bidang Kesehatan
3. DAK Bidang Infrastruktur Irigasi
4. DAK Bidang Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum 5. DAK Bidang Transportasi
6. DAK Bidang Energi Perdesaan
Bidang DAK Dalam RKP 2015
6. DAK Bidang Energi Perdesaan Bidang Non Pelayanan Dasar
7. DAK Bidang Kelautan dan Perikanan 8. DAK Bidang Pertanian
9. DAK Bidang Prasarana Pemerintahan Daerah 10. DAK Bidang Lingkungan Hidup
11. DAK Bidang Kehutanan
12 DAK Bidang Keluarga Berencana 13. DAK Bidang Sarana Perdagangan
Kebijakan DAK 2015 (1)
1. Mendukung pencapaian prioritas nasional dalam RKP, serta
melakukan restrukturisasi bidang DAK sehingga lebih fokus
dan berdampak signifikan.
2. Membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan keuangan
relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik untuk
mendorong pencapaian standar pelayanan minimal (SPM),
melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar
masyarakat, serta meningkatkan efektivitas belanja
daerah,dengan lebih memperhatikan daerah tertinggal,
perbatasan dan pesisir/kepulauan.
3. Meningkatkan koordinasi penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis)
sehingga lebih tepat sasaran dan tepat waktu.
4. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan DAK melalui koordinasi perencanaan dan
pengelolaan DAK di berbagai tingkatan pemerintahan.
1. Mendukung pencapaian prioritas nasional dalam RKP, serta
melakukan restrukturisasi bidang DAK sehingga lebih fokus
dan berdampak signifikan.
2. Membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan keuangan
relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik untuk
mendorong pencapaian standar pelayanan minimal (SPM),
melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar
masyarakat, serta meningkatkan efektivitas belanja
daerah,dengan lebih memperhatikan daerah tertinggal,
perbatasan dan pesisir/kepulauan.
3. Meningkatkan koordinasi penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis)
sehingga lebih tepat sasaran dan tepat waktu.
Kebijakan DAK 2015 (2)
5. Meningkatkan akurasi data-data teknis dan menajamkan
indikator pengalokasian DAK;
6. Pengalokasian DAK lebih memprioritaskan daerah-daerah
dengan kemampuan fiskal rendah;
7. Memprioritaskan daerah tertinggal, daerah perbatasan dengan
negara lain, daerah pesisir dan kepulauan sebagai kriteria
khusus dalam pengalokasian DAK;
8. Meningkatkan koordinasi dan kualitas pemantauan dan evaluasi,
baik di tingkat pusat maupun daerah.;
9. Mendorong mekanisme pelaporan dan evaluasi DAK berbasis
elektronik (
web based system
) yang terintegrasi.
5. Meningkatkan akurasi data-data teknis dan menajamkan
indikator pengalokasian DAK;
6. Pengalokasian DAK lebih memprioritaskan daerah-daerah
dengan kemampuan fiskal rendah;
7. Memprioritaskan daerah tertinggal, daerah perbatasan dengan
negara lain, daerah pesisir dan kepulauan sebagai kriteria
khusus dalam pengalokasian DAK;
8. Meningkatkan koordinasi dan kualitas pemantauan dan evaluasi,
baik di tingkat pusat maupun daerah.;
Tahapan
Tahapan dan
dan Penghitungan Alokasi DAK
Penghitungan Alokasi DAK
Penghitungan Alokasi DAK
Penghitungan Alokasi DAK melaluimelalui 22 tahapantahapan:: 1.
1. Penentuan daerah penerima danPenentuan daerah penerima dan 2.
2. Penentuan besaran alokasiPenentuan besaran alokasi
PENENTUAN DAERAH
PENENTUAN BESARAN
ALOKASI
1. Kriteria Umum,
2. Kriteria Khusus, dan
3. Kriteria Teknis.
DAERAH
(x IKK)
1
No. Hal Perbedaan
2014 2015
1. Bidang DAK 19 Bidang DAK 14 Bidang DAK (Agar bidang DAK menjadi semakin fokus)
2. Kriteria Umum (IFN) Daerah dengan IFN tinggi
dimungkinkan mendapatkan DAK, sepanjangIFWT1> 1
Daerah denganIFN tinggi dikeluarkan
dari Daerah Penerima tanpa
memperhitungkan IKW dan IT, kecuali Papua dan Papua Barat (Agar lebih fokus pada daerah dg KKD rendah)
REFORMULASI DAK TA. 2015
Daerah denganIFN tinggi dikeluarkan
dari Daerah Penerima tanpa
memperhitungkan IKW dan IT, kecuali Papua dan Papua Barat (Agar lebih fokus pada daerah dg KKD rendah)
3. Kriteria Khusus 6 karakteristik:
Tertinggal, Perbatasan, Pesisir Kepulauan, Rawan Bencana, Ketahanan Pangan, Pariwisata
3 karakteristik:
Tertinggal, Perbatasan, Pesisir Kepulauan (Sesuai fokus dlm RKP pada 3T)
4. DAK Tambahan Affirmasi
(utk Daerah Tertinggal/ Perbatasan)
Penentuan Daerahberdasarkan FormulaIFWT dari populasi Daerah Tertinggal
Seluruh Daerah Tertinggal & Daerah Perbatasandengan KKD rendah,
Penghitungan
Penghitungan Alokasi
Alokasi DAK
DAK
1. Menentukan daerah penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu: Kriteria Umum:Kriteria Umum: Indeks Fiskal Netto (IFN)
Kemampuan Keuangan Daerah (KKD) = Penerimaan Umum (PU) APBD – Belanja PNSD
Penerimaan Umum (PU) APBD = PAD + DAU + DBH – DBH DR
IFN = KKDdaerah / Rata-rata KKD Nasional
Kriteria Khusus:Kriteria Khusus: Indeks Karakteristk Wilayah (IKW) Otsus Papua dan Papua Barat.
Karakteristik Daerah Daerah Tertinggal, Daerah Perbatasan dengan negara lain,
Indeks Teknis (IT)
2. Menghitung DAK per daerah menggunakan indeks dari KU, KK dan KT Indeks Fiskal Netto (IFN)
Indeks Karakteristk Wilayah (IKW)
Karakteristik Daerah Daerah Tertinggal, Daerah Perbatasan dengan negara lain, Daerah Pesisir dan/atau Kepulauan.
IKW = IKWdaerah/ Rata-rata IKW Nasional
IKWdaerah = Indeks Tertinggal + Indeks Perbatasan + Indeks Kepulauan Indeks Tertinggal = Score Ketertinggalan / Rata-rata Ketertinggalan
(berlaku juga untuk Indeks Perbatasan dan Indeks Kepulauan)
Kriteria Teknis:Kriteria Teknis: Indeks Teknis (IT)
1. Penentuan daerah penerima DAK
a) Kriteria Umum (IFN)
Memprioritaskan daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata kemampuan keuangan nasional.
b) Kriteria khusus :
Berdasarkan Peraturan Perundangan bahwa daerah diwilayah Papua dan Papua Barat diprioritaskan memperoleh DAK.
Karakteristik Wilayah : memprioritaskan Daerah Tertinggal , Daerah Perbatasan, dan Daerah Pesisir dan/atau Kepulauan
c) Kriteria Teknis : berdasarkan kebutuhan teknis masing-masing bidang DAK.
2. Penentuan besaran DAK
Kebijakan
Kebijakan Pengalokasian
Pengalokasian DAK TA 2015
DAK TA 2015
1. Penentuan daerah penerima DAK
a) Kriteria Umum (IFN)
Memprioritaskan daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata kemampuan keuangan nasional.
b) Kriteria khusus :
Berdasarkan Peraturan Perundangan bahwa daerah diwilayah Papua dan Papua Barat diprioritaskan memperoleh DAK.
Karakteristik Wilayah : memprioritaskan Daerah Tertinggal , Daerah Perbatasan, dan Daerah Pesisir dan/atau Kepulauan
c) Kriteria Teknis : berdasarkan kebutuhan teknis masing-masing bidang DAK.
2. Penentuan besaran DAK
Pembobotan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis dalam penentuan daerah sbb: a) Untuk menghitung IFW = IFN : IKW 50% : 50%
b) Untuk menghitung IFWT = IFW : IT 50% : 50%
Menggunakan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis dengan pembobotan sbb: a) Untuk menghitung IFW = IFN : IKW 50% : 50%
Jenis
Jenis dan
dan Penyedia
Penyedia Data
Data DAK
DAK
Kriteria Belanja Gaji PNSD
Belanja Gaji PNSD
KPDT KPDT
Daerah & Kemenkeu Daerah & Kemenkeu
Kemenkeu Kemenkeu
Kemenkeu Kemenkeu
Daerah & Kemenkeu Daerah & Kemenkeu
Kriteria Per Bidang Per daerah
Kondisi Infrastruktur Per Bidang Per daerah
BNPP
Alur Perhitungan
PENGANGGARAN
PENGANGGARAN DAN PENGGUNAAN DAK
DAN PENGGUNAAN DAK
•
Alokasi DAK per daerah
ditetapkan
dengan Peraturan
Presiden segera setelah UU APBN diterbitkan. (UU Nomor 27
Tahun 2014 Tentang APBN TA 2015).
•
Berdasarkan penetapan alokasi DAK, menteri teknis
menyusun
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK , paling lambat
1 (bulan) setelah Perpres Rincian Alokasi ditetapkan.
1 (bulan) setelah Perpres Rincian Alokasi ditetapkan.
(Perpres Nomor 162 Tahun 2014).
•
Daerah penerima DAK
wajib
mencantumkan alokasi dan
penggunaan DAK di dalam APBD.
•
Penggunaan DAK dilakukan
sesuai dengan
Petunjuk Teknis
Penggunaan DAK.
DANA PENDAMPING
DANA PENDAMPING
•
Daerah penerima DAK wajib menganggarkan Dana
Pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh
persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya.
•
Dana Pendamping digunakan untuk mendanai kegiatan yang
bersifat kegiatan fisik.
•
Daerah dengan kemampuan keuangan tertentu tidak
•
Daerah dengan kemampuan keuangan tertentu tidak
diwajibkan menganggarkan Dana Pendamping.
Yang dimaksud daerah dengan kemampuan keuangan tertentu adalah daerah yang selisih antara penerimaan umum APBD dan Belanja
Data Dasar
Data Dasar Perhitungan
Perhitungan
DAK TA 2015
DAK TA 2015
Jumlah Pemda seluruh Indonesia 34 Provinsi
508 Kabupaten / Kota
Batas IFN Tinggi yang dikeluarkan dari Daerah Penerima:
Provinsi IFN > 4.2 Kab./Kota IFN > 5.0
Pagu Total DAK Rp.
35.820.675.000.000,- DAK Reguler Rp.
33.000.000.000.000,- DAK Tambahan Rp.
2.820.675.000.000,- DAK Reguler untuk mendanai 14 Bidang dan untuk Daerah yang memenuhi
Kriteria Umum, Khusus dan Teknis.
DAK Tambahan untuk mendanai 3 Bidang Infrastruktur yaitu Transportasi, Irigasi,
Sanitasi dan Air Minum, dan hanya untuk Daerah Tertinggal serta Perbatasan yang KKD-nya relatif rendah.
Jumlah Pemda seluruh Indonesia 34 Provinsi
508 Kabupaten / Kota
Batas IFN Tinggi yang dikeluarkan dari Daerah Penerima:
Provinsi IFN > 4.2 Kab./Kota IFN > 5.0
Pagu Total DAK Rp.
35.820.675.000.000,- DAK Reguler Rp.
33.000.000.000.000,- DAK Tambahan Rp.
2.820.675.000.000,- DAK Reguler untuk mendanai 14 Bidang dan untuk Daerah yang memenuhi
Kriteria Umum, Khusus dan Teknis.
DAK Tambahan untuk mendanai 3 Bidang Infrastruktur yaitu Transportasi, Irigasi,
Klasifikasi
Klasifikasi
Indeks Fiskal Neto (IFN)
Indeks Fiskal Neto (IFN)
Sebaran IFN tidak merata (semakin besar semakin jarang frekuensinya)
IFN dibedakan antara Provinsi dan Kab./Kota
Rata-rata IFN = 1,0
Klasifikasi KKD berdasarkan IFN:
Rendah Sekali IFN < 1 (kurang dari rata-rata Nasional)
Rendah 1 < IFN < 1
Sedang 1 < IFN < 2
Tinggi IFN > 2
Keterangan:
2 = Angka median diantara 1 sampai dengan IFN tertinggi; 1 = Angka median diantara 1 sampai dengan 2
Sebaran IFN tidak merata (semakin besar semakin jarang frekuensinya)
IFN dibedakan antara Provinsi dan Kab./Kota
Rata-rata IFN = 1,0
Klasifikasi KKD berdasarkan IFN:
Rendah Sekali IFN < 1 (kurang dari rata-rata Nasional) Rendah 1 < IFN <α1
Sedang α1 < IFN <α2
Tinggi IFN > α2
Keterangan:
α2 = Angka median diantara 1 sampai dengan IFN tertinggi; α1 = Angka median diantara 1 sampai dengan α2
Klasifikasi IFN
Klasifikasi IFN
Kab./Kota
Kab./Kota
Sesuai PMK No. 241/PMK.07/2014 tentang
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer
ke Daerah dan Dana Desa
PENYALURAN DAK
• 30%
• Paling cepat Februari
• Paling lambat 31 Juli
Triwulan I
• 25%
• Paling cepat April
Triwulan II
• 25%
• Paling cepat Juli
Triwulan III
• 20%
• Paling cepat Oktober
Penyaluran
Penyaluran DAK
DAK
• Sebesar 30% (tiga puluh persen) dari pagu alokasi;
• Paling cepat pada bulan Februari dan Paling lambat tanggal 31 Juli , setelah kepala Daerah menyampaikan:
• Perda APBD tahun berjalan;
• Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan triwulan IV tahun anggaran sebelumnya; • Laporan penyerapan penggunaan DAK dan/atau DAK
Triwulan
I
• Laporan penyerapan penggunaan DAK dan/atau DAK Tambahan tahun anggaran sebelumnya;
• Surat Pernyataan Penyediaan Dana Pendamping.
• Sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pagu alokasi;
• Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan Tw I tahun anggaran berjalan.
Penyaluran
Penyaluran DAK
DAK
• Sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pagu alokasi; • Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi
penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan sampai dengan Tw II tahun anggaran berjalan.
Triwulan
III
• Sebesar 20% (dua puluh persen) dari pagu alokasi; • Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi
penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan sampai dengan Tw III tahun anggaran berjalan.
Laporan
Laporan &
& Optimalisasi
Optimalisasi DAK
DAK
Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan setiap triwulandisampaikan setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan.
Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan Triwulan I, TriwulanII, dan Triwulan III paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berakhir.
Dalam hal Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan belumdisampaikan sampai dengan batas akhir penyaluran, maka DAK dan/atau DAK
LAPORAN PENYERAPAN
disampaikan sampai dengan batas akhir penyaluran, maka DAK dan/atau DAK Tambahan tidak disalurkan.
Dalam hal DAK dan/atau DAK Tambahan tidak tersalur seluruhnya, makapendanaan dan penyelesaian kegiatan DAK dan/atau kewajiban kepada pihak
ketiga atas pelaksanaan kegiatan DAK menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah.
Optimalisasi penggunaan DAK dan/atau DAK Tambahan dilakukan untukkegiatan-kegiatan pada bidang DAK dan/atau DAK Tambahan yang sama dan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan.
Optimalisasi
Optimalisasi Penggunaan
Penggunaan DAK
DAK
Daerah penerima DAK dapat melakukan optimalisasi
penggunaan
DAK
dengan
merencanakan
dan
menganggarkan kembali kegiatan DAK dalam APBD
tahun anggaran berjalan apabila akumulasi nilai
kontrak pada suatu bidang DAK lebih kecil dari pagu
DAK bidang tersebut.
Optimalisasi penggunaan DAK dilakukan untuk
kegiatan-kegiatan pada bidang DAK yang sama dan
sesuai dengan juknis yang ditetapkan.
Daerah penerima DAK dapat melakukan optimalisasi
penggunaan
DAK
dengan
merencanakan
dan
menganggarkan kembali kegiatan DAK dalam APBD
tahun anggaran berjalan apabila akumulasi nilai
kontrak pada suatu bidang DAK lebih kecil dari pagu
DAK bidang tersebut.
Optimalisasi penggunaan DAK dilakukan untuk
Dalam hal
output
kegiatan belum tercapai
dan masih terdapat sisa DAK di RKUD sampai dengan tahun anggaran berakhir, maka sisa DAK akan diperhitungkan terhadap penyaluran DAU dan/atau DBH pada tahun anggaran berikutnya. Dalam hal pada akhir tahun anggaran terdapat sisa DAK dari bidang-bidang DAK yang
output kegiatannya sudah tercapai
, maka sisa DAK tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK dengan ketentuan:a. sisa DAK dari bidang-bidang tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang yang sama pada tahun anggaran berikutnya; dan/ atau
b. Akumulasi sisa DAK dari bidang-bidang tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang tertentu pada tahun anggaran berikutnya
dengan memperhatikan prioritas nasional dan menggunakan juknis tahun anggaran berjalan.
Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping.
Penggunaan
Penggunaan Sisa
Sisa DAK
DAK
Dalam hal
output
kegiatan belum tercapai
dan masih terdapat sisa DAK di RKUD sampai dengan tahun anggaran berakhir, maka sisa DAK akan diperhitungkan terhadap penyaluran DAU dan/atau DBH pada tahun anggaran berikutnya. Dalam hal pada akhir tahun anggaran terdapat sisa DAK dari bidang-bidang DAK yang
output kegiatannya sudah tercapai
, maka sisa DAK tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK dengan ketentuan:a. sisa DAK dari bidang-bidang tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang yang sama pada tahun anggaran berikutnya; dan/ atau
b. Akumulasi sisa DAK dari bidang-bidang tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang tertentu pada tahun anggaran berikutnya
dengan memperhatikan prioritas nasional dan menggunakan juknis tahun anggaran berjalan.
Dalam hal
DAK tidak tersalur seluruhnya
yang dikarenakan
terlampauinya batas waktu penyampaian Laporan Realisasi
Penyerapan DAK triwulan I, II, III
, maka kewajiban pendanaan
dan penyelesaian kegiatan DAK terhadap pihak ketiga merupakan
tanggung jawab Pemerintah Daerah. (akhir tahun anggaran)
Dalam hal
DAK tidak tersalur seluruhnya
maka Laporan Realisasi
Penyerapan DAK
menggunakan porsi setiap bidang yang
ditetapkan oleh kepala Daerah dan tidak boleh melebihi pagunya.
DAK TIDAK TERSALUR SELURUHNYA
DAK TIDAK TERSALUR SELURUHNYA
Dalam hal
DAK tidak tersalur seluruhnya
yang dikarenakan
terlampauinya batas waktu penyampaian Laporan Realisasi
Penyerapan DAK triwulan I, II, III
, maka kewajiban pendanaan
dan penyelesaian kegiatan DAK terhadap pihak ketiga merupakan
tanggung jawab Pemerintah Daerah. (akhir tahun anggaran)
Penggunaan
Penggunaan Sisa
Sisa DAK
DAK
(PMK 241/2015)(PMK 241/2015)Output Kegiatan Output Kegiatan Belum Tercapai
Belum Tercapai dengandengan DAU/DBH TADiDiperhitungkanperhitungkanDAU/DBH TA berikutnya RKUN ke RKUD RKUN ke RKUD
Adalah Dana DAK yang sudah tersalurkan ke RKUD namun tidak habis digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran
Sisa DAK tahun berjalan dandan Juknis
Juknis TahunTahun berjalanberjalan
Dapat digabung Dapat digabung dengan Sisa DAK dengan Sisa DAK Bidang lainnya RKUN ke RKUD RKUN ke RKUD
DJPK mengirimkan Lembar Konfirmasi penyaluran Transfer ke
Daerah kepada daerah setiap triwulan paling lambat 10 (sepuluh)
hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.
Daerah
Lembar konfirmasi adalah bukti penerimaan dari daerah atas penyaluran Transfer ke Daerah dari Kas Negara.
Monitoring Transfer
Monitoring Transfer
DJPK mengirimkan Lembar Konfirmasi penyaluran Transfer ke
Daerah kepada daerah setiap triwulan paling lambat 10 (sepuluh)
hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.
Daerah menyampaikan kembali lembar konfirmasi kepada DJPK setelah lembar konfirmasi diterima dan ditandatangani oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.
Kebijakan DAK TA 2015
Dasar Hukum 2015
1. Perpres Nomor 162 Tahun 2014 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2015
2. PMK
No.250/PMK.07/2014
Dasar Hukum 2015
1. Perpres Nomor 162 Tahun 2014 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2015
2. PMK
No.250/PMK.07/2014
Dasar Hukum 2014 Dasar Hukum 2014
1. Rincian Alokasi Per Daerah Prov., Kab., dan Kota 2. Perubahan rincian transfer ke daerah dan dana
desa sebagai akibat dari perubahan data dan/atau kesalahan hitung ditetapkan dengan PMK
1. Penyaluran DAK dan/atau DAK Tambahan 2. Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau
DAK Tambahan
Mengatur tentang:
No.250/PMK.07/2014 tentang
Pengalokasian Dana Transfer ke Daerah dan Desa Transfer ke Daerah dan Dana Desa
No.250/PMK.07/2014 tentang
Pengalokasian Dana Transfer ke Daerah dan Desa Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1. PMK No. 180/PMK.07/2014
tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus TA 2014
2. PMK No.145/PMK.07/2013 tentang Pengalokasian Anggaran Transfer ke Daerah
3. PMK No. 183/PMK.07/2013 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke
1. PMK No. 180/PMK.07/2014 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus TA 2014
2. PMK No.145/PMK.07/2013 tentang Pengalokasian Anggaran Transfer ke Daerah
3. PMK No. 183/PMK.07/2013 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke
1. KPA Transfer ke Daerah dapat melakukan pemotongan, penundaan dan/atau
penghentian penyaluran setelah mendapat surat permintaan dr unit/instansi yg
Arah kebijakan, Sasaran, dan Ruang Lingkup
DAK TA 2015 Bidang Keluarga Berencana
Arah kebijakan, Sasaran, dan Ruang Lingkup
DAK
DAK Bidang
Bidang Keluarga Berencana
Keluarga Berencana ((11))
Arah Kebijakan
Kebijakan DAK bidang KB tahun 2015 diarahkan untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang
merata, yang dilakukan melalui (i) peningkatan daya jangkau
dan kualitas penyuluhan, penggerakan, pembinaan program KB
lini lapangan; (ii) peningkatan sarana dan prasarana pelayanan
KB;
(iii)
peningkatan
sarana
pelayanan
advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) Program KB;
(iv) peningkatan sarana pembinaan tumbuh kembang anak dan
remaja; dan (v) peningkatan pelaporan dan pengolahan data dan
informasi berbasis teknologi informasi.
Arah Kebijakan
Kebijakan DAK bidang KB tahun 2015 diarahkan untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang
merata, yang dilakukan melalui (i) peningkatan daya jangkau
dan kualitas penyuluhan, penggerakan, pembinaan program KB
lini lapangan; (ii) peningkatan sarana dan prasarana pelayanan
KB;
(iii)
peningkatan
sarana
pelayanan
Sasaran
1. Tersedianya 94 kendaraan bermotor roda dua; 2. Tersedianya 73 Mobil Unit Pelayanan KB Keliling; 3. Tersedianya 42 Mobil Unit Penerangan KB;
4. Tersedianya 2000 IUD Kit, 2000 implant kit, dan 500 unit Obgyn Bed bagi Klinik KB; 5. Tersedianya 20.000 set BKB Kit bagi kelompok BKB di tingkat desa/kelurahan;
6. Tersedianya 555 unit Public Address bagi PPLKB/Ka. UPT, 7. Tersedianya 15.000 set KIE Kit bagi PKB/PLKB, dan
8. Terbangunnya 40 gudang alat dan obat kontrasepsi di kab/kota;
9. Terlaksananya pembangunan Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan sebanyak 1.100 unit;
10. Tersedianya 3.640 Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT;
11. Tersedianya 1.500 personal computer di kecamatan (setiap kecamatan minimal 2 unit PC);
12. Tersedianya 100 Unit mobil Kendaraan untuk pendistribusian Alokon dari Kab/kota ke Puskesmas/Klinik atau Kendaraan pengangkut Akseptor menuju tempat pelayanan KB;
13. Tersedianya 12.000 Genre Kit bagi PIK remaja dan mahasiswa (setiap PIK mendapat dua kit).
DAK
DAK Bidang
Bidang Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (2)
(2)
Sasaran1. Tersedianya 94 kendaraan bermotor roda dua; 2. Tersedianya 73 Mobil Unit Pelayanan KB Keliling; 3. Tersedianya 42 Mobil Unit Penerangan KB;
4. Tersedianya 2000 IUD Kit, 2000 implant kit, dan 500 unit Obgyn Bed bagi Klinik KB; 5. Tersedianya 20.000 set BKB Kit bagi kelompok BKB di tingkat desa/kelurahan;
6. Tersedianya 555 unit Public Address bagi PPLKB/Ka. UPT, 7. Tersedianya 15.000 set KIE Kit bagi PKB/PLKB, dan
8. Terbangunnya 40 gudang alat dan obat kontrasepsi di kab/kota;
9. Terlaksananya pembangunan Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan sebanyak 1.100 unit;
10. Tersedianya 3.640 Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT;
11. Tersedianya 1.500 personal computer di kecamatan (setiap kecamatan minimal 2 unit PC);
12. Tersedianya 100 Unit mobil Kendaraan untuk pendistribusian Alokon dari Kab/kota ke Puskesmas/Klinik atau Kendaraan pengangkut Akseptor menuju tempat pelayanan KB;
DAK
DAK Bidang
Bidang Keluarga Berencana
Keluarga Berencana ((33))
Lingkup KegiatanLingkup kegiatan DAK bidang KB 2015 dirancang untuk mendukung pencapaian prioritas nasional pembangunan kependudukan dan KB jangka pendek yang ditetapkan dalam RKP 2015 dan jangka menengah dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut:
1. Penyediaan kendaraan roda dua bagi tenaga lini lapangan KB 2. Penyediaan Mobil Unit Penerangan KB
3. Penyediaan Mobil Unit Penerangan KB;
4. Penyediaan sarana prasarana klinik KB, meliputi IUD Kit, implant kit, dan Obgyn Bed);
5. Penyediaan Kit bagi kelompok Bina Keluarga Balita; 6. Penyediaan Public Address di tingkat kecamatan; 7. Penyediaan KIE Kit bagi PKB/PLKB,
8. Pembangunan/renovasi gudang alat dan obat kontrasepsi di kab/kota; 9. Pembangunan/renovasi Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan; 10. Penyediaan Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT;
11. Penyediaan personal computerdi kecamatan;
12. Penyediaan kendaraan untuk pendistribusian Alokon dari Kab/kota ke Puskesmas/Klinik atau Kendaraan pengangkut Akseptor menuju tempat pelayanan KB;
13. Penyediaan Genre Kit.
Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan DAK bidang KB 2015 dirancang untuk mendukung pencapaian prioritas nasional pembangunan kependudukan dan KB jangka pendek yang ditetapkan dalam RKP 2015 dan jangka menengah dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut:
1. Penyediaan kendaraan roda dua bagi tenaga lini lapangan KB 2. Penyediaan Mobil Unit Penerangan KB
3. Penyediaan Mobil Unit Penerangan KB;
4. Penyediaan sarana prasarana klinik KB, meliputi IUD Kit, implant kit, dan Obgyn Bed);
5. Penyediaan Kit bagi kelompok Bina Keluarga Balita; 6. Penyediaan Public Address di tingkat kecamatan; 7. Penyediaan KIE Kit bagi PKB/PLKB,
8. Pembangunan/renovasi gudang alat dan obat kontrasepsi di kab/kota; 9. Pembangunan/renovasi Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan; 10. Penyediaan Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT;
11. Penyediaan personal computerdi kecamatan;
12. Penyediaan kendaraan untuk pendistribusian Alokon dari Kab/kota ke Puskesmas/Klinik atau Kendaraan pengangkut Akseptor menuju tempat pelayanan KB;
Bid
Jenis data teknis
Indikator Usulan
Contraceptive Prevalence Rate (CPR)
Angka Kelahiran atau Child Woman Ratio (CWR).
Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (Keluarga Miskin) Jumlah Keluarga dan Kepadatan Penduduk
Indikator Bobot
PKB/ PLKB 15%
PPLKB/UPT 10%
Jumlah Kecamatan 25%
Jumlah Desa/ Kelurahan 20%
Jumlah Desa/ Kelurahan 20%
Klinik KB 10%
KLMPK PIK R/M 20%
Perlakuan Perhitungan
Indikator Usulan menentukan status daerah usulan Indikator Bobot menentukan besaran indeks teknis
Alokasi Minimun
Rp600.000.000,-Tahun
Pagu DAK KB
Total DAK
2009 329.010.000.000 24.820.000.000.000 2010 329.010.000.000 21.130.000.000.000 2011 368.100.000.000 25.230.000.000.000
PAGU & PROPORSI DAK BIDANG KB
TERHADAP TOTAL DAK
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan