AUDIT INVESTIGATIF dan AUDIT FORENSIK
ANALISIS KASUS RS SUMBER WARAS
DOSEN : Drs. MOHAMAD ICHWAN
Disusun oleh :
MARZULLY NUR
15/387034/PEK/20757
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
KASUS PEMBELIAN LAHAN RS SUMBER WARAS :
BPK DKI menganggap prosedur pembelian lahan RS Sumber Waras, menyalahi aturan. Pelanggaran tersebut antara lain, seperti dijelaskan berikut :
1. Hasil audit BPK terhadap pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras
diindikasikan menimbulkan kerugian negara hingga Rp 191 miliar. Data dari dokumen yang diperlihatkan oleh RS Sumber Waras menunjukkan bahwa pada 14 November 2013, Yayasan Sumber Waras melakukan ikatan jual beli dengan PT Ciputra Karya Utama dengan nilai jual objek pajak (NJOP) sebesar Rp12.195.000 per meter persegi. Sumberwaras menjual lahan tersebut sebesar Rp 15.500.000 per meter per segi lebih tinggi dari NJOP pada saat itu. Sumber Waras menawarkan lahan dengan luas 36.441 meter persegi, sehingga pembayaran tersebut Rp 564 miliar. Pada 7 Desember 2014, Pemprov DKI melakukan ikatan kontrak untuk pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras dengan luas lahan 36.441 meter persegi dengan NJOP sebesar Rp 20,755 juta per meter persegi.Sumber waras menjual lahan tersebut kepada Pemprov DKI dengan nilai NJOP pada tahun 2014 dengan NJOP Rp 20.755.000 dan luas lahan 36.441 meter, maka jumlah jumlah pembayaran atas lahan tersebut Rp 755 Miliar. Selisih antara harga yang ditawarkan PT Ciputra Karya Rp 564 Miliar dan jumlah pembayaran oleh Pemprov DKI sebesar Rp 755 Miliar yaitu, 191 Miliar sesuai dengan indikasi kerugian negara yang ditemukan oleh BPK.
Analisis : Terkait dalam hal perhitungan kerugian negara Rp 191 Miliar, BPK didasarkan pada NJOP RS Sumber Waras. Akan tetapi atas rencana pembelian lahan oleh PT Ciputra Karya pada tahun 2013 sedangkan pembelian lahan oleh Pemprov DKI pada tahun 2014. Oleh karena itu, NJOP yang diperbandingkan jelas berbeda dikarenakan NJOP telah mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut sesuai dengan data SIM PBB-P2 dari Direktorat Jenderal Pajak, NJOP lahan Sumber Waras yang ditentukan pada 2013 naik dari Rp 12,2 juta sedangkan pada 2014 Rp 20,7 juta.
Analisis : Setidaknya Perpres No 71 Tahun 2012 tidak lagi menjadi acuan oleh BPK dikarenakan sudah terdapat peratutan baru terkait dengan proses pembelian lahan, yakni Perpres Nomor 40 Tahun 2014. Berdasarkan Perpres Nomor 40 Tahun 2014, pembelian lahan dengan kurang dari 5 hektar dapat dilakukan melalui proses langsung tanpa harus mengikuti proses yang ada dalam peraturan lama.
3. Permasalahan lain dalam hal pembelian RS Sumber waras terkait dengan lokasi lahan. BPK menyatakan bahwa Lokasi lahan RS Sumber Waras bukan di Jalan Kyai Tapa, tetapi di Tomang Utara. NJOP pada Tomang Utara Rp 14.000.000 per meter persegi sedangkan NJOP pada Jalan Kyai Tapa Rp 20.755.000. Jika didasarkan pada lokasi RS Sumber Waras yang terletak di Tomang Utara seharusnya pembelian lahan menjadi lebih rendah.
Pelayanan Pajak Daerah Grogol letak RS Sumber Waras sesuai yang dijelaskan oleh Pemprov DKI dalam pembelian lahan, yaitu di Jalan Kyai Tapa.
4. BPK menyatakan bahwa dalam hal pembelian lahan RS Sumber Waras kurang cermat karena tanpa kajian dan perencanaan yang matang.
Analisis : Pembelian lahan RS Sumber Waras telah direncanakan bahkan telah dibahas dan disetujui DPRD Provinsi DKI Jakarta. Hal tersebut tercantum dalam KUA-PPAS 2014 perubahan yang telah ditandatangani empat pimpinan DPRD 2009-2014 : Ferrial Sofyan, Triwisaksana, Boy Bernadi Sadikin dan Lulung Lunggana.
5. Kepala BPK, Azhar Azis menyatakan bahwa penggunaan cek dalam hal pembelian lahan RS Sumber Waras sama dengan transaksi tunai. BPK menyebutkan bahwa lembaran cek senilai Rp 717 Miliar tak lazim, karena biasanya jumlah cek hanya sebesar Rp 20 juta – Rp 50 Juta.
Analisis : Dalam pembayaran sebagian lahan RS Sumber Waras, cek tunai digunakan Pemprov DKI sebagai permohonan pindah buku dari rekening Dinas Kesehatan ke rekening Yayasan Kesehatan Sumber Waras. Pemprov DKI melakukan total pembayaran Rp 755 Miliar, akan tetapi dipotong dengan pajak penjualan sebesar Rp 37 Miliar sehingga Pemprov melakukan pembayaran sebesar Rp 717 miliar. Hal ini sesuai dengan Nilai yang tertulis pada Cek Bank DKI cabang pembantu Walikota Jakarta Pusat Bernomor CK 493387, yaitu Rp 717.905.072.500. Cek kemudian diserahkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta kepada Bank DKI pada 30 Desember 2014.Kemudian pindah buku dilaksanakan pada 31 Desember 2014 di bank yang sama. Sehingga transaksi yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta atas penggunaan cek untuk pemindahbukuan merupakan hal lazim untuk pembayaran dalam jumlah besar.
KESIMPULAN
1. BPK DKI menganggap prosedur pembelian lahan RS Sumber Waras, menyalahi aturan dan diindikasikan menyebabkan kerugian negara Rp 191 Miliar.
2. Terdapat berbagai perbedaan dalam atas audit BPK dengan Pemprov DKI Jakarta, perbedaan tersebut antara lain tentang nilai NJOP, Peraturan yang dijadikan dasar untuk menilai prosedur dan proses pembelian, letak lahan RS Sumber Waras dan cara pembayaran Pemprov DKI Jakarta dengan menggunakan cek.
REKOMENDASI
1. Apabila terdapat perbedaan atas hasil audit dan data Pemprov DKI Jakarta, maka data audit tetap didasarkan pada bukti-bukti dokumen yang valid . Hal ini seperti permasalahan letak lahan RS Sumber Waras yang dibuktikan dengan dokumen administratif bukan hanya didasarkan pada lokasi.
2. BPK dapat melakukan peer review atau pengujian ulang terhadap hasil audit investigatif yang mereka lakukan terkait dengan pembelian lahan RS Sumber Waras oleh Pemprov DKI Jakarta.
ICW : Hasil Audit Investigatif BPK Soal Sumber Waras Harus Diuji Ulang. (2016, April,dariKompas.com:mhttp://megapolitan.kompas.com/read/2016/04/19/20303771 /ICW.Hsil.Audit.Investigatif.BPK.soal.Sumber.Waras.Harus.Diuji.Ulang.?
utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd
Indikasi Kerugian Negara Rp 191 Miliar Oleh BPK, Ini Hitunganya . (2016, April 19). Kompas.com:http://megapolitan.kompas.com/read/2016/04/19/06540821/Indikasi.K erugian.Negara.Rp.191.Miliar.Oleh.BPK.Ini.Hitungannya?
utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd
Kalla : BPK Pertanggungjawabkan Hasil Audit Sumber Waras. (2016, April 20). dikutip Kompas.com:http://nasional.kompas.com/read/2016/04/20/20335641/Kalla.BPK.Per tanggungjawbkan.Hasil.Audit.Sumber.Waras
Pembayaran Lahan RS Sumber Waras dengan Cek Tunai Dinilai Lazim. (2016, April 20) Kompas.com:http://megapolitan.kompas.com/read/2016/04/20/20362651/Pembayar an.Lahan.RS.Sumber.Waras.dengan.Cek.Tunai.Dinilai.Lazim.