• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (1)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang selalu melimpahkan rahmat kepada para hamba-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amma ba’d

Masih di dalam konteks pembahasan Estimologi, pengetahuan dalam perskpektif Islam mencakup pembahasan sumber pengetahuan di dalam Islam hingga jenis pengetahuan dalam Islam.

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang didapatkan dari proses pengindraan pancaindra terhadap objek tertentu, baik melalui proses belajar dan pengamatan.

Fundamen dalam pemikiran Islam bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, termasuk pengetahuan yakni bersumber dari Allah. Sehingga tujuan pengetahuan itu tidak lain adalah kesadaran tentang Allah. Al-Qur’an, wahyu Allah menyatakan dalam sebuah cerita, bahwa awal penciptaan Adam, Allah mengajarkan kepadanya tentang nama benda-benda. Adam sebenarnya merupakan simbol manusia, dan “nama benda-benda” berarti unsur-unsur

pengetahuan, baik yang materi ataupun non-materi. Demikian juga wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw mengandung perintah “Bacalah dengan nama Allah”. Perintah ini mewajibkan orang untuk membaca, yakni pengetahuan harus dicari dan diperoleh demi Allah. Ini berarti wawasan tentang Allah Yang Maha Suci merupakan fundamen hakiki bagi pengetahuan.

2. Konsep Pengetahuan dalam Islam 1. Pengetahuan umum

Pengetahuan sains adalah jenis pengetahuan manusia yang pertama.dalam bahasa indonesia yang pertama,pengetahuan ini disebut ilmu. Orang indonesia menyebut "sains" dengan"ilmu pengetahuan". Dalam bentuknya yang baku (hingga kini)pengetahuan sains mempunyai paradigma dan metode tertentu.

Paradigmanya ialah paradigma sains,metodenya disebut metode sains.

Lanjutan pengetahuan sains yakni pengetahuan jenis kedua yang disebut dengan pengetahuan filsafat. Paradigma untuk pengetahuan filsafat kita sebut paradigma logis, metodenya disebut metode rasional yang mengandalkan pemikiran akal. Cara kerja metode ini sulit dijelaskan, yang dapat dikatakan ialah "mencari kebenaran tentang sesuatu dengan cara memikirkannya secara logis".

2. Pengetahuan agama

Bila agama adalah wahyu Allah, maka Al-qur'an itu isinya ada yang dapat dipahami secara sains, ada yang dapat dipahami secara filsafat, dan kebanyakan dapat dipahami secara mistik (ghaib). dilihat dari segi lain seluruh ayat Al-qur'an harus diterima dengan yakin. Jadi Al-qur'an itu isinya ada yang sains, logis, dan mistik (ghaib).

3. Sumber dan kriteria kebenaran menurut Islam

Dalam suatu pembahasannya Prof. Syed Naquib Al-Atas, mengatakan sumber dan kriteria kebenaran dalam pandangan Islam terbagi atas dua bagian besar, yakni yang bersifat relative dan yang bersifat absolut. Yang termasuk sumber pengetahuan relatif adalah indra dan persepsi. Sumber yang absolut, tiada lain al-Quran dan Sunnah.

4. Metode memperoleh pengetahuan

Sebagai agama pembawa kebenaran, Islam memiliki konsep tersendiri mengenai pengetahuan. Alquran memberikan motivasi kuat bagi kaum muslim untuk menelaah dan mengkaji ilmu. Sejarah telah membuktikan keuletan dan ketekunan intelektual muslim dalam eksplorasi pengetahuan.

Tidak ada dikotomi ilmu syari’at dan ilmu alam, ilmu apa saja yang dapat membawa manusia semakin dekat dengan Allah adalah terpuji dan memperolehnya adalah bentuk ibadah. Ibnu Taimiyah –rahimahullah- mengatakan: “Sesungguhnya ilmu itu sesuatu yang bersandar pada dalil, dan bermanfaat darinya adalah sesuatu yang dibawa oleh Rasulullah saw. maka kita dapat mengatakan bahwa ilmu itu adalah penukilan yang benar dan penelitian yang akurat.” 4. Konsekuensi Epistemologi Islam

Kebenaran adalah apa-apa yang dikandung dan didasarkan kepada Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Apa saja yang berasal dari luar Al-Quran dan As-Sunnah, harus diletakkan dalam kerangka kebenaran kedua-duanya. Pengetahuan yang berasal dari luar Islam harus dilihat dan diteropong dari kacamata epistemologi Islam. Pengetahuan harus dibangun di atas landasan Al-Quran dan Sunnah. Jangan khawatir, bahwa hanya karena al-Quran dan hadits dibawa-bawa, pengetahuan dan sains menjadi terkekang. Sehebat-hebatnya hasil pemikiran manusia statusnya dibawah al-Quran, dan menuju kebenaran sebagaimana yang diinformasikan al-Quran.

C. KESIMPULAN

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan secara fundamental antara sumber pengetahuan dalam Islam dengan lainnya. Sumber pengetahuan lain contoh: Barat, hanya membatasi dari sumber rasio dan empiris. Dalam Islam yang menjadi sumber utama dalam pengetahuan adalah wahyu Allah, dan wahyu Allah mengakui sumber lainnya, yakni rasio, empiris dan intuisi, sehingga lebih komprehensif dari Barat yang parsial

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum metode penelitian untuk klasifikasi gaya berjalan pada paper ini ditunjukkan pada gambar 4, tahap pertama dimana data dalam bentuk C3D berisi subyek yang

Individu yang memiliki kecenderungan locus of control internal, yang meyakini bahwa ia memiliki kendali atas perisitiwa dalam hidupnya melalui kemampuan ( ability )

penggunaan bahasa asing yang berkembang. Seperti pada metode Al-Qawaid wa al- Tarjamah tidak ada persoalan yang berarti menyangkut bagaimana cara penyajiannya. Sejak

Dengan adanya penurunan dana dekonsentrasi pada tahun 2009 tidak merubah semua program yang dilaksanakan memang ada pengurangan pada peningkatan mutu SD namun

Banyak hal yang dirugikan jika terjadi konflik antara suami dan istri, kemampuan dan fikirannya yang harus digunakan untuk membentuk perkembangan rumah

Berdasarkan hasil pembahasan terhadap unit bisnis kerupuk susu yang dilakukan oleh KUD Makmur, maka saran yang mungkin dapat membantu dalam pengembangan bisnis KUD Makmur yaitu

Kerangka konsep penelitian (a) pembuatan SMTA dan SNTA, dan (b) penggunaan selulosa mikrokristal dan nanokristal dalam tablet natrium diklofenak. 1.3

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa secara parsial motivasi memberikan kontribusi pengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 17,6%, sementara itu