• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Neraca dan Laporan Arus Kas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi Neraca dan Laporan Arus Kas"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

AKUNTANSI KEUANGAN I

Kegunaan dan Keterbatasan Neraca dan Laporan Arus Kas, Klasifikasi Komponen Neraca dan Arus Kas, dan Penyusunan Neraca dan Laporan Arus Kas

Kelompok 10

Nama Kelompok :

A.A. Gede Raka Plasa N.

(0915351128)

Putu Teddy Arthawan

(1215351003)

I Made Arya Putra Bharata (1215351018)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

(2)

KEGUNAAN DAN KETERBATASAN NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS

NERACA

Salah satu laporan keuangan utama yang disiapkan oleh para akuntan adalah neraca yang menunjukkan status keuangan entitas bisnis pada waktu tertentu. Neraca kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Neraca memiliki bagian-bagian yang seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang mencerminkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sedangkan sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas pemilik yang mencerminkan klaim terhadap sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keseimbangan dari persamaan neraca atau sisi kiri dan kanan tidak dapat diubah oleh transaksi apapun. Seorang akuntan yang menyusun sebuah neraca yang tidak seimbang mengetahui bahwa suatu kesalahan klerikal telah terjadi. Dengan melihat apa yang termuat dalam sisi kiri dan kanan neraca maka neraca dapat juga membantu meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas dimasa yang akan likuiditas, solvensi dan fleksibilitas keuangan perusahaan.

(3)

Solvensi, mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mebayar hutang hutangnya pada saat jatuh tempo. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang tinggi relative terhadap aktiva, maka perusahaan ini memiliki solvabilitas (solvency) yang lebih rendah disbanding perusahaan sejenis dengan hutang jagka panjang yang rendah. Solavabilitas yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan relatif lebih beresiko karena aktivanya akan diperlukan untuk membayar kewajiban tetap ini.

Fleksibilitas keuangan. Likuiditas dan solvabilitas mempengaruhi fleksibilitas entitas yaitu kemampuan perusahaan mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah jumlah dan penetapan waktu arus kas sehingga bisa bereaksi terhadap kebutuhan dan peluang yang tak terduga. Sebuah perusahaan yang memiliki banyak hutang menjadi tidak fleksibel secara keuangan, mungkin memiliki sumber kas yang terbatas atau tidak sama sekali untuk membiayai ekspansi atau melunasi hutang yang telah jatuh tempo. Sementara sebuah peusahaan yang mempunyai tingkat fleksibilitas keuangan yang tinggi akan lebih mampu melalui periode yang buruk, memulihkan diri dari krisis, dan memanfaatkan peluang investasi yang tak terduga dan menguntungkan. Secara umum semakin tinggi fleksibilitas keuangan, semakin kecil resiko kegagalan perusahaan.

2. Keterbatasan Neraca

Biaya historis. Sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat pada biaya historis atau harga perolehan. Akibatnya, informasi yang dilaporkan dalam neraca memiliki reliabilitas yang lebih tinggi di satu sisi, namun disisi lain dikecam karena nilai wajar saat ini yang lebih releven tidak dilaporkan.

Pertimbangan dan estimasi yang digunakan untuk menentukan berbagai pos yang dilaporkan dalam neraca. Misalnya masa manfaat suatu aktiva, Jumlah piutang yang tak tertagih, Jumlah beban garansi yang harus dicadangkan dan lain-lain.

(4)

nilai wajar. Akan tetapi, mereka menaganggap bahwa informasi nilai wajar berguna untuk jenis aktiva dan kewajiban tertentu serta untuk jenis industri tertentu.

LAPORAN ARUS KAS

Penilaian jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan disajikan sebagai salah satu dari tiga tujuan dasar pelaporan keuangan. Neraca, laporan laba-rugi, dan laporan ekuitas pemegang saham masing-masing menyajikan, dalam batas-batas tertentu dan terpisah-pisah, informasi mengenai arus kas perusahaan selama suatu periode. Namun, tidak satu pun dari ketiga laporan ini yang menyajikan ikhtisar terinci mengenai semua arus kas masuk dan arus kas keluar, atau sumber dan penggunaan kas selama suatu periode. Untuk memenuhi kebutuhan, FASB mewajibkan entitas bisnis membuat laporan arus kas.

1. Kegunaan Laporan Arus Kas

Walaupun laba bersih menyediakan ukuran jangka panjang menyangkut keberhasilan atau kegagalan perusahaan, namun kas merupakan darah kehidupan sebuah perusahaan. Tanpa kas, sebuah perusahaan tidak akan bertahan. Bagi perusahaan kecil dan baru berkembang, arus kas merupakan suatu unsur yang paling penting demi kelangsungan hidup perusahaan. Bahkan perusahaan berukuran menengah dan besar pun sangat peduli terhadap pengendalian arus kas.

(5)

a. Seberapa sukses perusahaan menghasilkan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi?

b. Apa kecenderungan dalam arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dari waktu ke waktu?

c. Apa penyebab utama munculnya arus kas negatif atau positif yang disediakan oleh aktivitas operasi?

Perbedaan antara laba bersih dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi bias sangat substansial, misalnya suatu perusahaan melaporkan angka laba bersih yang tinggi tetapi kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasinya negatif. Akhirnya perusahaan ini mengajukan petisi kebangkrutan.

Penyebab perbedaan antara laba bersih positif dengan kas bersih negatif yang disediakan oleh aktivitas operasi adalah kenaikan yang substansial dalam piutang dan atau persediaan.

2. Keterbatasan Laporan Arus Kas

a. Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan dalam cash flow hanya bersifat tunai.

b. Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.

c. Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas, misalnya kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.

(6)

KLASIFIKASI KOMPONEN NERACA

Neraca yang berklasifikasi mengelompokkan perkiraan-perkiraan ke dalam subkategori untuk membantu pembaca mendapatkan perspektif tentang posisi keuangan perusahaan dengan cepat. Aktiva biasanya diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu aktiva lancar dan tidak lancar. Kewajiban diklasifikasikan dalam hutang jangka pendek (lancar) dan hutang jangka panjang. Bagi kebanyakan perusahaan, lancar berarti tidak lebih dari satu tahun, sedang tidak lancar berarti lebih dari satu tahun. Dengan demikian, aktiva dan kewajiban lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat digunakan dan kewajiban yang diharapkan dapat dibayar dalam waktu tidak lebih dari satu tahun. Jika lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai tidak lancar atau jangka panjang. Setelah aktiva dan kewajiban diklasifikasikan, selisihnya dapat ditentukan. Selisih aktiva lancar dan kewajiban lancar disebut modal kerja (working capital). Modal kerja adalah cadangan likuid yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan keuangan masa depan. Pengklasifikasian aktiva dan kewajiban menjadi dua kategori yaitu lancar dan tidak lancar, kadangkala bersifat arbiter dan subjektif. Para pemakai laporan keuangan dapat merancang aturan pembagian kategori yang berbeda. Misalnya beberapa pemakai tidak memasukkan persediaan ketika mengevaluasi posisi modal kerja perusahaan. Pada dasarnya pemakai laporan keuangan memiliki kebebasan untuk menyusun dengan cara yang mereka inginkan. Walaupun terdapat unsur subjektivitas dalam klasifikasi lancar dan tidak lancar, namun kepopulerannya sebagai indikator likuiditas menunjukkan bahwa klasifikasi ini dapat memenuhi kebutuhan para pemakai dalam pengambilan keputusan.

1. Aktiva Lancar

(7)

a. Kas (Cash), dilaporkan pada nilai ditetapkannya. Dimana kas dilaporkan ? tergantung disposisi dari kas. Suatu kas yang penggunaannya tidak dibatasi dilaporkan sebagai aktiva lancar, begitu juga kas yang penggunaannya dibatasi untuk membayar kewajiban yang segera jatuh tempo, Namun jika pembatasan tersebut terjadi karena akan digunakan selain pelunasan hutang lancar, maka tidak boleh dilaporkan sebagai aktiva lancar, tapi sebagai aktiva lain-lain.

b. Investasi Jangka Pendek (dalam sekuritas), dikelompokkan ke dalam tiga portfolio yang terpisah untuk tujuan penilaian dan pelaporan. Sekuritas yang dipegang-hingga jatuh tempo (held-to-maturity) dan sekuritas yang tersedia untuk dijual (available-for-sale)

dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau tidak lancar tergantung kondisinya, sedang semua sekuritas diperdagangkan (trading) apakah itu sekuritas hutang atau ekuitas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

c. Piutang (Account Receivable), semua hal yang terkait dengan piutang seperti kerugian yang diantisipasi akibat piutang tidak tertagih, jumlah dan sifat dari piutang non dagang, serta setiap piutang yang didiskontokan atau digadaikan sebagai jaminan harus diidentifikasi dengan jelas.

d. Persediaan (inventory), untuk menyajikan persediaan secara tepat, dasar penilaian yaitu mana yang terendah antara biaya dan harga pasar, serta metode penetapan harga yaitu FIFO atau LIFO harus diungkapkan.

e. Beban Dibayar di Muka, yang termasuk dalam aktiva lancar adalah pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima dalam waktu satu tahun atau siklus operasi, tergantung mana yang lebih panjang.

2. Aktiva Tidak Lancar

Aktiva tidak lancar adalah seluruh aktiva yang tidak diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Aktiva tidak lancar disajikan dalam kelompok yang berbeda-beda, seperti investasi jangka panjang, property, pabrik dan peralatan, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lainnya.

(8)

dikelompokkan dalam investasi. Sekuritas hutang atau ekuitas yang dibeli untuk tujuan investasi dan tidak untuk dijual dalam waktu satu tahun diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang.

b. Properti, Pabrik dan Peralatan (Property, Plant and Equipment / PPE), yang berwujud dan bersifat permanen (selain tanah) digunakan dalam operasi bisnis dimasukkan dalam kelompok Propert, Pabrik, dan Peralatan dan disajikan pada biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Jika nilai sekarang dari property berwujud lebih kecil dari biaya perolehan yang telah dikurangi akumulasi penyusutan, maka aktiva tersebut mengalami penurunan manfaat atau nilai (impairment).

c. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset), merupakan asset yang tidak memiliki substansi fisik dan biasanya mempunyai tingkat ketidakpastian terkait dengan manfaat masa depannya. Aktiva ini merupakan hak jangka panjang yang diperoleh perusahaan, digunakan dalam operasi perusahaan. Aktiva tidak berwujud meliputi goodwill, hak patent, hak cipta, waralaba (franchise), formula, merek dagang dan sebagainya.

d. Aktiva Lainnya (Other Assets) merupakan semua aktiva yang tidak dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok sebelumnya. Bentuk aktiva ini sangat bervariasi dalam praktek. Umumnya meliputi beban yang ditangguhkan seperti beban pajak yang ditangguhkan yang terjadi akibat perhitungan laba kena pajak melebihi laba yang dilaporkan pada periode tersebut, uang muka kepada anak perusahaan dan lain-lain.

3. Kewajiban

Kewajiban Lancar (short term liabilities), atau kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12 bulan, maka diklasifikasikan sebagai hutang lancar. Hutang yang timbul dari kegiatan operasi normal walaupun tidak dibayar dalam waktu 12 bulan dapat diklasifikasikan sebagai lancar selama hutang tersebut akan dibayar dalam satu siklus operasi yang mungkin lebih dari 12 bulan. Selain hutang usaha dan pinjaman jangka pendek, kewajiban lancar juga terdiri dari beban-beban yang masih harus dibayar.

(9)

Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities), merupakan kewajiban yang diperkirakan secara memadai tidak akan dilikuidasi dalam siklus operasi normal, melainkan akan dibayar diluar tanggal waktu tersebut. Kewajiban jangka panjang disajikan dalam beberapa kelompok seperti, hutang obligasi, wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang ditangguhkan, kewajiban pensiun dan lain-lain. Secara umum kewajiban jangka panjang terdiri dari tiga jenis yaitu :

a. Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti penerbitan obligasi, kewajiban leasing jangka panjang, dan wesel bayar jangka panjang.

b. Kewajiban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti kewajiban pensiun, kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan.

c. Kewajiban yang tergantung pada terjadi tidaknya suatu kejadian di masa depan atau disebut kewajiban bersyarat (contingent liabilities) seperti kewajiban garansi.

5. Ekuitas Pemilik

Kelompok ekuitas pemilik (owner’s equity atau ekuitas pemegang saham) adalah salah satu bagian yang paling sulit dibuat dan dipahami. Hal ini disebabkan oleh kerumitan dari perjanjian modal saham dan berbagai restiksi yang dikenakan atas ekuitas pemilik oleh undang-undang korporasi negara bagian, perjanjian kewajiban, dan dewan direksi. Bagian ekuitas pemilik biasanya dibagi kedalam tiga bagian, yaitu :

a. Modal Saham (Common Stock). Nilai pari atau ditetapkan atas saham yang diterbitkan. b. Modal Disetor Tambahan (Additional Paid in Capital). Kelebihan jumlah yang

dibayarkan diatas nilai pari atau ditetapkan.

c. Laba Ditahan (Retained Earning).Laba korporasi yang tidak didistribusikan.

KLASIFIKASI KOMPONEN ARUS KAS

(10)

1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating activities) adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh : mencakup pembelian dan penjualan barang dagang oleh pengecer.

2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows investing activities) adalah kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi aktiva tetap. Contoh : penjualan dan pembelian aktiva tetap, seperti: peralatan dan bangunan.

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan. Contoh : penerbitan atau penarikan ekuitas dan hutang.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas melaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 jenis aktivitas, yaitu :

1. Aktivitas Operasi

Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.

Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya :

a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.

b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya. c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.

Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya :

a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.

b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang dagang, gaji, bunga dan sebagainya.

c. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.

(11)

2. Aktivitas Investasi

Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan.

Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya : a. Penjualan aktiva tetap.

b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi.

c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi).

Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya :

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap. b. Pembelian investasi jangka panjang.

c. Pemberian pinjaman ke pihak lain.

3. Aktivitas Pendanaan

Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tersebut.

Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya :

a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity (sewajarnya).

b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka panjang lainnya.

Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya :

a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.

b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik. c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo

(12)

PENYUSUNAN NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS

PENYUSUNAN NERACA

Neraca disusun dalam salah satu dari 2 bentuk, yaitu :

1. Neraca Bentuk Staffel

(13)

2. Neraca Bentuk Scontro

(14)

Yang termasuk dalam aktiva adalah aset perusahaan sedangkan pasiva adalah kewajiban perusahaan baik pada pihak ketiga dan pemilik modal. Kita melihat kedua bentuk neraca di atas hanya memiliki perbedaan tipis yaitu sebelah menyebelah dan bersusun saja. Tapi jumlah atau saldo neraca tetap sama.

PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 metode yang digunakan yaitu :

(15)

Dalam metode langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas.

Dalam metode langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya : kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya : kas yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk pajak).

Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.

Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan :

a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.

b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi mengenai :

i. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama periode berjalan.

ii. Pos bukan kas lainnya.

iii. Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

2. Metode Tidak Langsung

(16)

pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan dan pengurangan kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.

Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.

b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam rugi konsolidasi / metode, baik langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi yang berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.

Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap metode tidak langsung karena menurut anggapan mereka metode ini lebih informatif. Meskipun lembaga keuangan yang menghendaki agar debiturnya menyusun laporan arus kas perusahaannya dengan metode langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja memenuhi keinginan kreditur, karena baginya lebih bermanfaat penggunaan metode tidak langsung ini mampu menggambarkan arus kas bersih dari kegiatan operasi juga pendekatan ini dapat lebih menarik perhatian dengan penyesuaian yang kompleks.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dilihat dari analisis statistik dimana didapatkan perbedaan yang bermakna pada aktivitas serum ALT dan AST perlakuan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu

Agenda revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan pertanian yang dicanangkan pada tahun 2005 merupakan salah satu langkah mewujudkan tujuan pembangunan

Tes pertama atau pre tes dilakukan diawal kegiatan pelatihan dan hasilnya dari seluruh peserta yang mengikuti pelatihan yang dilakukan, hasilnya seluruh peserta

Dalam menyusun model Z Altman mengambil sampel 33 perusahaan manufaktur yang bangkrut pada periode 1960 sampai 1965 dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut dengan

The explicit teaching and learning strategies can aid language teachers in helping students attain the goals of improving their mastery of the target language and of learning

Dengan mengacu pada uraian tersebut diatas, untuk lebih mengetahui pengaruh suku bunga simpanan terhadap profitabilitas dan harga saham, maka peneliti akan mencoba

Dari beberapa kombinasi, pemberian protein 45% dan kalsium 2% dalam pakan memberikan hasil yang terbaik terhadap laju pertumbuhan rerata harian, efisiensi