KERAJAAN
SINGOSARI
DISUSUN OLEH:
DENNY MARZUKI
FANNY HIDAYATI EKA
PUTRI
MAGDALENA FABIOLA C.S
RIFALDI HERIKSON
WITA REGINA SIHOMBING
SEJARAH
TAHUN PELAJARAN:
2013/2014
Pada abad ke-13, Singasari hanya merupakan sebuah desa
kecil yang tidak berarti. Keadaan ini lambat laun berubah
bertepatan dengan munculnya seorang pemuda bernama Ken
Arok dari desa Pangkur, yang berhasil merebut daerah tersebut
dari wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri yang saat itu diperintah
oleh Raja Kertajaya pada tahun 1222 Masehi
Singasari adalah nama dari sebuah
daerah yang terletak di sebelah
timur Gunung Kawi di hulu sungai
Brantas. Saat ini daerah tersebut
termasuk ke dalam wilayah
Sejak saat itu ia mendirikan kerajaan yang
berpusat di desa Kutaraja serta mengambil
nama gelar kebangsawanan sebagai Rajasa
Sang Amurwabhumi.
Baru kemudian pada tahun 1254 Masehi,
wilayah tersebut diganti nama dengan nama
Singasari oleh cucunya yang bergelar Jaya
Wisnuwardhana. Singasari menjadi kota
kerajaan yang menguasai wilayah Jawa
bagian Timur dari tahun 1222 sampai 1292
Masehi.
Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan
Menurut
Pararaton
, Tumapel semula hanya sebuah
daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat
sebagai
akuwu
(setara camat) Tumapel saat itu
adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan
cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang
bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu
baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul
Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok
kemudian berniat melepaskan Tumapel dari
kekuasaan Kediri.
WANGSA
RAJASA
Silsilah
wangsa
Rajasa,
keluarga
penguasa
Singhasari
dan
Majapahit.
Penguasa
ditandai
dengan blok
warna dalam
Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga
kerajaan ini menjadi penguasa Singhasari, dan
berlanjut pada kerajaan
Majapahit
. Terdapat perbedaan
antara
Pararaton
dan
Nagarakretagama
dalam
menyebutkan urutan raja-raja Singhasari.
Versi Pararaton adalah: Versi Nagarakretagama
adalah:
Ken
Arok alias Rajasa
Sang Amurwabhumi (
1222
-
1247
)
Anusapati (
1247
-
1249
)
Tohjaya (
1249
-
1250
)
Ranggawuni
alias
Wisnuwardhana
(
1250
-
1272
)
Kertanagara (
1272
-
1292
)
Rangga Rajasa Sang
Girinathaputra (1222 -
1227
)
Anusapati (
1227
-
1248
)
Wisnuwardhana (
1248
-
1254
)
Hanya Ranggawuni yang
digantikan
Kertanagara
(putranya) secara damai.
Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi
Pararaton
diwarnai pertumpahan darah yang
dilatari balas dendam.
Ken Arok
mati dibunuh
Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati
dibunuh
Tohjaya
(anak Ken Arok dari selir).
Tohjaya
mati akibat pemberontakan
-Kitab Pararaton, menceritakan tentang
raja-raja Singasari.
-Kitab Negarakertagama, berisi silsilah
raja-raja Majapahit yang memiliki
hubungan erat dengan raja-raja Singasari.
-Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M.
Hubungan dengan
Majapahit
kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Nararya
Sanggramawijaya atau yang lebih dikenal sebagai Raden
Wijaya pada tahun 1293 Masehi adalah cucu dari
Narasingamurti dan menantu dari Raja Kertanegara.
Kertanegara adalah raja Singasari terakhir yang meninggal
terbunuh dalam peperangan melawan tentara pemberontak
yang mengatas namakan Kerajaan Kediri di bawah
pimpinan Jayakatwang.
Raden Wijaya secara resmi menjadi raja Majapahit setelah
berhasil mengalahkan tentara Jayakatwang yang telah
merebut Singasari. Raden Wijaya melakukannya dengan
bantuan tentara Tartar dari China
Raden Wijaya kemudian mendirikan
Kerajaan Majapahit
sebagai kelanjutan Singhasari, dan menyatakan dirinya
sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang
Candi Singhasari dibangun sebagai tempat pemuliaan Kertanegara, raja terakhir Singhasari. Berupa kuil syiwa yang tinggi dan besar. Disebut juga Candi Tumapel
BEBERAPA CANDI DAN ARCA YANG
MEMBUKTIKAN ADANYA KERAJAAN SINGASARI
Arca
Prajnaparamita
ditemukan dekat candi
Singhasari dipercaya sebagai
arca perwujudan Ken Dedes
(koleksi Museum Nasional
Indonesia). Keindahan arca ini
mencerminkan kehalusan
Candi Kidal
: candi yang
dipersembahkan untuk raja
Anusapati, anak tirinya Ken Arok.
Terletak di Rejokidal, Tumpang,
Malang Candi Jago :
candi yang
dibangun untuk Raja
Wisnuwardhana pada
pertengahan abad ke 13
Prasasti Mula Malurung prasasti ini
menyebutkan bahwa pendiri dari
kerajaan Tumapel adalah Bhatara
Penemuan prasasti Mula Malurung memberikan pandangan lain yang berbeda dengan versi Pararaton yang selama ini dikenal mengenai sejarah Tumapel.
Kerajaan Tumapel disebutkan didirikan oleh Rajasa yang dijuluki "Bhatara Siwa", setelah menaklukkan Kadiri.
Sepeninggalnya, kerajaan terpecah
menjadi dua, Tumapel dipimpin Anusapati sedangkan Kadiri dipimpin Bhatara
Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng). Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya.
Sementara itu, Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar
Wisnuwardhana. Prasasti Mula Malurung juga menyebutkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan Tumapel dan Kadiri dipersatukan kembali oleh Seminingrat. Kadiri kemudian menjadi kerajaan
Pemerintahan
Bersama
Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan
adanya pemerintahan bersama antara
Wisnuwardhana dan
Narasingamurti
. Dalam
Pararaton disebutkan nama asli Narasingamurti
adalah
Mahisa Campaka
.
Apabila kisah kudeta berdarah dalam Pararaton
benar-benar terjadi, maka dapat dipahami maksud
dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya
rekonsiliasi antara kedua kelompok yang bersaing.
Wisnuwardhana merupakan cucu
Tunggul Ametung
Kejayaan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam
sejarah Singhasari (1272 - 1292). Ia adalah raja pertama
yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun
1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk
menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam
menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa
Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari
Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah
ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca
Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda
persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi
menaklukkan Bali. Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan
mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa
mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu
ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama
Kehidupan Politik
Kerajaan Singosaripernah diperintah oleh raja-raja sebagai berikut:
1) Ken Arok (1222-1227)
Ken Arok mengangkat dirinya menjadi raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi.
Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru yakni dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindra-wangsa).
Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222-1227). Pada tahun 1227 ia dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan
2) Anusapati (1227-1248).
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta kerajaan
Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak melakukan pembaharuan, karena Anusapasti larut dengan
kesenangannya sendiri yakni menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati suka menyabung ayam, maka diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta menyabung ayam. Pada saat Anusapati sedang asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan
3) Tohjoyo (1248)
Dengan meninggalnya Anusapati, maka takhta Kerajaan
Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama, sebab anak Anusapati yang
bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya,
Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
4) Ranggawuni (1248-1268)
Ranggawuni naik takhta kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai Ratu Angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Di dalam pemerintahannya, pemerintahan mereka membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat.
5) Kertanegara (1268-1292)
Kertanegara adalah raja Singasari terakhir dan terbesar, karena
mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri yaitu Mahamentri
I Hino, Mahamentri I Halu dan Mahamentri I Sirikan. Untuk dapat
mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih
Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja.
Dalam rangka mewujudkan Stabilitas politik Kerajaan Singasari, Raja Kertanegara menempuh jalan sebagai berikut.
a.Kebijakan dalam negeri
Pergantian pejabat kerajaan, bertujuan menggalang pemerintahan yang kompak.
Memelihara keamanan dan melakukan politik perkawinan. Tujuannya menciptakan kerukunan dan politik yang stabil.
b.Kebijakan Luar Negeri
Menggalang persatuan 'Nusantara' dengan mengutus ekspedisi
tentara Pamalayu ke Kerajaan Melayu (Jambi). Mengutus pasukan ke Sunda, Bali, Pahang.
Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, ia berusaha meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya.
Terjaminnya kehidupan sosial masyarakat Tumapel, mengakibatkan bergabungnya daerah-daerah di
sekitarnya. Perhatian Ken Arok bertambah besar, ketika ia menjadi raja di Singasari sehingga rakyat hidup dengan aman dan damai untuk mencapai kesejahteraannya.
Akan tetapi ketika masa pemerintahan Anusapati,
kehidupan sosial masyarakatnya kurang mendapatkan perhatian. Baru pada masa pemerintahan
Wisnuwardhana, kehidupan sosial masyarakatnya teratur baik. Rakyat hidup dengan tenteram dan damai. Begitu juga masa pemerintahan Kertanegara. Dalam kehidupan ekonomi, rakyat Kerajaan Singasari hidup dari pertanian, pelayaran dan perdagangan.
c. Kehidupan
Kebudayaan
Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat
diketahui dari peninggalan candi-candi dan patung-patung
yang berhasil dibangunnya. Candi, di antaranya Candi Kidal,
Candi Jago dan Candi Singasari. Patung, antara lain Patung Ken Dedes sebagai perwujudan dari
Prajnyaparamita lambang kesempurnaan ilmu, Patung
Kertanegara dalam wujud
KERUNTUHAN
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan
angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya
mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun
1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati
Gelanggelang
, yang merupakan sepupu,
sekaligus ipar, sekaligus besan dari
Kertanagara
sendiri. Dalam serangan itu
Kertanagara
mati
terbunuh.
Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang
menjadi raja dan membangun ibu kota baru di