6 BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. KAJIAN TEORI
1. Hakekat Belajar
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga muncul perubahan tingkah laku. Winkel (2004:53) mengemukakan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Menurut Dmiyati Mudjiono (2006:16) belajar merupakan tindakan
dan perilaku yang kompleks, sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, sebagai perwujudan emasipasi siswa menuju kemandirian.
Menurut Sanjaya (2008:88) menyatakan bahwa belajar adalah aktivitas yang dirancang dan bertujuan yang mana hasil dari belajar
tersebut diharapkan dapat memecahkan masalah.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
7 penalaran, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar (Nana Sudjana,
1989: 5)
Dari teori-teori belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu
adalah proses yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya dan perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman hidup.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky yaitu
penekanan sosiokultural dari pembelajaran Vygotsky, bahwa interaksi sosial dengan orang lain penting, terlebih yang mempunyai pengetahuan yang lebih baik dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan
baik.
Implikasi dari teori Vygotsky dikehendakinya suasana kelas
berbentuk kooperatif (Slamet Soewardi, dkk. 2005:79)
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran melalui
kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar..
3. Model Pembelajaran Picture and Picture
8 model pembelajaran Picture and Picture. Hal ini merupakan suatu ciri dari pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran picture and picture mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi
faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan.
Salah satu kelebihan model pembelajaran Picture and Picture
adalah menarik karena menggunakan gambar. Langkah-langkah penerapan model Picture and Picture adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukan gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi.
d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
e. Guru membagikan lembar kerja kelompk.
f. Guru memantau dan membimbing setiap kelompok dalam
berdiskusi.
g. Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kedepan kelas.
h. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang diajarkan. i. Guru memberikan evaluasi.
9 Karena penggunaan gambar-gambar dalam penyampaian materi pelajaran khususnya IPS, siswa lebih tertarik dan materi pelajaran akan mudah
diserap oleh siswa.
Melalui metode diskusi, secara langsung siswa dilibatkan dalam
proses pembelajaran. Siswa dapat belajar lebih aktif dan belajar untuk bekerjasama dengan teman-teman lainnya, karena dalam pelajaran ini, siswa didorong untuk bagaimana memecahka sebuah masalah
bersama-sama dengan kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture melaui
metode diskusi. Selain siswa aktif dalam kelompoknya didalam proses pembelajaran, materi yang disampaikan oleh guru menjadi lebih mudah diterima oleh siswa, karena siswa akan termotivasi dalam mengikuti
pelajaran dan belajar mandiri dalam memahami materi pelajaran. Dengan begitu, akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang
meningkat.
Pada akhirnya dapat diduga pemahaman IPS siswa kelas VIII C
meningkat, sebab guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture melalui etode diskusi yang lebih menarik.
Kelebihan model Picture and Picture adalah sebagai berikut:
a. Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena dibantu
10 b. Siswa mengetahui bentu asli dari materi karena telah melihat
digambar yang telah diberikan.
c. Membantu siswa belajar berfikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam
praktik berfikir.
d. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik e. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Kekurangan model Picture and Picture adalah sebagai berikut: a. Memakan banyak waktu.
b. Banyak siswa yang pasif.
c. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
d. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan
yang lain.
e. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai. 4. Hasil Belajar
Menurut (Sudjana, 2005: 22), Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami pengalaman belajarnya. Dan menurut (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3), Dari sisi guru,
tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak
11 belajar adalah sebuah hasil akhir dari pembelajaran yang hasilnya adalah prestasi yang didapatkan siswa.
Dalam sistem pendidikan nasional, menggunakan hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni:
1. Ranah Kognitif. 2. Ranah Afektif. 3. Ranah Psikomotrik.
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya
kemampuan mengahfal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling
tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah: (1) Pengetahuan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk menghafal,
mengingat-ingat kembali yang pernah diterimanya. (2) Pemahaman (comprehension)
12 diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari
berbagai segi.
(3) Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan
sebagainya, dalam situasi yang baru dang kongkret. (4) Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainya.
(5) Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan ebalikan
dari proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu
13 Yaitu sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria
atau pengetahuan yang dimiliki. b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe belajar asfektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin motivasi belajar,
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa kategori ranah afektif sebagai
hasil belajar, antara lain:
(1) Penerimaan atau (reciving,) yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang
datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran,
keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
(2) Jawaban (responding,) yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi , perasaan, kepuasan,
dalam menjawab stimulus dari luar yang datang pada dirinya.
14 evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima
nilai, latar belakang, atau pegalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
(4) Organisasi (organization), yaitu pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya.
(5) Internalisasi nilai atau karakteristik nilai, yaitu
keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
c. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk
ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam aspek dalam ranah ini:
(1) Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar)
(2) Ketrampilan gerakan dasar
(3) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, auditif, motoris, dan lain-lain.
15 (5) Gerakan ketrampilan kompleks (gerakan-gerakan skill) (6) Gerakan ekspresif dan interpretatif (kemampuan yang
berkenaan dengan komunikasi).
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, tipe hasil
belajar kognnitif lebih dominan dibandingkan dengan tipe hasil belajar afektif dan psikomotorik. Walaupun demikian, tidak berarti bidang afektif dan psikomotorik diabaikan
sehingga tidak perlu dilakukan penilaian.
5. Aktivitas Belajar
Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta
didik, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan perilakukanya dapat berubah dengan cepat, tepat mudah dan benar, baik berkaitan dengan
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. (Nanang Hanafiah, 2010:23)
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu IPS mengkaji segala hal tentang kehidupan sosial. IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumblah konsep pilihan
dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya, kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan di daktik untuk dijadikan progam pengajaran pada tingkat persekolahan. Djahiri (1993:2). Sedangkan
16 fakta dan konsepdan generalisasi yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dan isu-isu sosial. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa IPS adalah mata pelajaran yang merupakan perpaduan dari beberapa disiplin-disiplin ilmu seperti sejarah, geografi, pskologi sosial,
sosiologi, antropologi, sosio ekonomi dan, politik dimana pokok bahasannya adalah hubungan manusia dengan dengan kejadian fisik maupun sosial di lingkungannya.
B. Penelitian Yang Relevan
Vera Sandria (2010) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 147 Palembang”.
Pada penelitian tindakan kelas ini subjek penelitian berjumblah 40 siswa
dan dilakukan dalam 2 siklus. Dalam PTK ini dapat dilihat bahwa sebelum diber tindakan pada siklus 1 nilai rata-rata dari hasil ujian sebesar 41,02%
setelah diberi tindakan pada siklus 1 nilai rata-rata dari hasil ujian menjadi 80% dan pada siklus 2 meningkat menjadi 92,5%. Hal ini mewujudkan
bahwa model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
Fida Reni Susanti (2012) juga telah melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode Picture and Picture Dengan Media Gambar
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pokok
17 Kabupaten Grobogan Semester II tahun 2011/2012”. Berdasarkan
penelitian diperoleh hasil bahwa penggunaa metode Picture and Picture
dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Perkembangan Teknologi Produksi,
Komunikasi, dan Transportasi di Kelas IV SD Negeri Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II tahun 2011/2012. Berdasarkan analisis data diperoleh peningkatan hasil belajar siswa. Pada
kondisi awal siswa yang telah mencapai KKM 65 sebanyak 5 siswa dengan presentase 33,33% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa
dengan presentase 66,67%. Pada pelaksanaan siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa dengan presentase 53,33% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa dengan presentase 46,67%. Pada pelaksanaan siklus II
jumblah siswa yang tuntas meningkat sebanyak 15 siswa dengan presentase 100%. Dengan kata lain, penggunaan model pembelajaran
Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa. C. Kerangka Berfikir
Gagne (Hamzah, 2008:137) menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan kapasitas terukur dari perubahan individu yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri atau variabel bawaannya melalui perlakuan
pengajaran tertentu.
Oleh sebab itu, guru harus mampu meningkatkan prestasi belajar
18 siswa. Penelitian sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa,
menyajikan kerangka berpikir sebagai berikut: Gambar 1
KONDISI AWAL Belum menggunakan
Model Picture and
19 D. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui penerapan
model pembelajaran Picture and Picture diduga hasil dan aktifitas belajar siswa Kelas VIII C SMP Kristen Satya Wacana pada Semester II Tahun