• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pola Asuh Orang Tua pada Anak di Keluarga Buruh Pabrik Dusun Kadipaten Kabupaten Semarang T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pola Asuh Orang Tua pada Anak di Keluarga Buruh Pabrik Dusun Kadipaten Kabupaten Semarang T1 BAB IV"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Umum Dusun Kadipaten

Menurut cerita turun – temurun orang yang pertama kali menginjakkan kaki di tanah ini adalah Ki Surapati, Ki Surapati adalah salah seorang priyayi adipati, yaitu seseorang yang memiliki gelar kebangsawanan. Kemudian Ki Surapati berkelana dari Parakan sampai ke berbagai daerah dan beristirahat di tanah Kadipaten. Sehingga tanah ini menjadi sebuah petilasan (tempat yang pernah disinggahi oleh orang yang dianggap penting), nantinya tanah ini akan diberi nama Kadipaten. Seiring berjalannya waktu Kadipaten memiliki mbah Mustawi sebagai kepala dusun yang pertama, mbah Asnawi sebagai kepala dusun yang kedua. Kepemimpinan Mbah Asnawi berlangsung cukup lama dan menjadikan dusun Kadipaten mulai berkembang.

Masyarakat dusun Kadipaten sendiri sebagian besar merupakan masyarakat agraris atau petani, sampai pada tahun 1989 berdiri sebuah pabrik PT. Kanindotex yang sekarang menjadi PT Apac Inti Corpora dengan lahan seluas 85 Ha yang letaknya kurang lebih 500 m dari dusun Kadipaten. Dalam perjanjian jual beli tanah dari masyarakat kepada pihak pabrik sendiri sebenarnya ada perjanjian tidak tertulis bahwa dalam menjalankan kegiatan operasional pihak pabrik berkewajiban mengutamakan tenaga kerja yang berasal dari desa sekitar pabrik termasuk warga dusun Kadipaten itu sendiri. Pembangunan pabrik tersebut kemudian mengubah kehidupan masyarakat yang awalnya bekerja sebagai petani kemudian mulai beralih sebagai karyawan pabrik yang dinilai saat itu lebih menjanjikan dibandingkan dengan seorang guru.

(2)

37

juga meningkatkan pendapatan masyarakat dusun Kadipaten. Pendapatan masyarakat kian meningkat seiring dengan UMR (Upah Minimum Regional) yang ditentukan setiap daerah, dengan menigkatnya pendapatan secara bertahap dapat meningkatkan tingkat pendidikan pula.

4.1.2 Profil Informan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Dusun Kadipaten Kabupaten Semarang yang diperoleh dari wawancara 16 informan meliputi 8 orangtua, 4 anak, dan 4 pengasuh terdapat fakta bahwa pembangunan pabrik di sekitar lingkungan mereka sangat membantu warga dalam memperoleh pekerjaan.

Tabel 4.1 Tabel Informan

No Infoman Umur Pekerjaan Waktu Kerja

1. Ayah 43 Karyawan AIC Shifting

Ibu 44 Karyawan AIC 08.00-16.00

Anak 18 Pelajar -

Pengasuh 39 Pengasuh -

2. Ayah 51 Karyawan Coca Cola Shifting

Ibu 46 Karyawan AIC 08.00-16.00

Anak 14 Pelajar -

Pengasuh 55 Pengasuh -

3. Ayah 37 Karyawan TDSA 08.00-17.00

Ibu 37 Karyawan AIC 08.00-16.00

Anak 14 Pelajar -

Pengasuh 63 Pengasuh -

4. Ayah 38 Karyawan ARA 08.00-17.00

Ibu 38 Karyawan USG 07.00-21.00

Anak 11 Pelajar -

Pengasuh 49 Pengasuh -

Sumber:Data yang diolah

4.1.3 Pola Asuh Orangtua 1. Membimbing

(3)

38

Berkaitan dengan hal tersebut pada umumnya orangtua buruh pabrik dusun Kadipaten pada khususnya ayah menanamkan pendidikan agama kepada anak sejak dini dimulai dari usia 3 tahun baik secara langsung maupun tidak langsung.

Secara langsung orangtua memberikan contoh – contoh beribadah yang baik seperti cara mengaji, sholat, berpuasa serta pembelajaran tentang norma – norma agama yang harus ditaati oleh sang anak. Orangtua juga mengajak serta sang anak ketika waktu beribadah sudah tiba seperti ketika saat tarawih ayah bersama – sama dengan anak pergi ke mushola untuk menjalankan ibadah sholat tarawih.

Secara tidak langsung orangtua menanamkan pendidikan agama melalui peran pak ustad dan guru agama di TPA (Tempat Pendidikan Agama) dan di sekolah, pendidikan agama di TPA dilaksanakan ketika sore hari sebelum sholat magrib.

Orangtua dusun Kadipaten menyadari perlunya menanamkan pendidikan agama karena agama merupakan pondasi, pedoman hidup agar anak selalu ada pada jalur yang baik. Dalam pendidikan semua agama terkandung nilai – nilai kebaikan seperti menghargai, menghormati. Pendidikan agama ini bersifat wajib bagi anak – anak keluarga buruh pabrik dusun Kadipaten.

2. Mendisiplinkan

Kedisiplinan anak merupakan bagian dari karakter yang perlu dibentuk oleh orangtua, dengan cara menanamkan kebiasaan – kebiasaan tertentu dari sejak kecil. Berkaitan dengan hal tersebut orangtua buruh pabrik dusun Kadipaten tidak pernah berhenti untuk mengingatkan, menegur, bahkan memberikan hukuman atau ganjaran.

(4)

39

kewajiban untuk selalu memberikan kabar ketika pergi keluar rumah kepada orangtua maupun pengasuh, tepat waktu dalam beribadah.

Ibu selalu mendisiplinkan dengan mengingatkan, menegur dan juga tidak segan – segan memberikan hukuman atau ganjaran ketika anak lalai seperti ketika anak meninggalkan waktu belajar orangtua memberikan hukuman dengan memotong uang saku anak, ketika anak meninggalkan sholat karena belum bangun orangtua mengunci pintu kamar dari luar, dan sesekali menjewer. Orangtua juga mengajarkan konsekuensi ketika anak tidak mau mencuci baju sendiri maka anak tidak memiliki baju ganti yang bersih untuk dipakai.

Ibu memberikan kelonggaran untuk tidak mengerjakan tugas rumah seperti menyapu, mengepel, cuci piring ketika melihat kondisi anak sedang dalam keadaan lelah sehabis kegiatan sekolah, namun ketika waktu senggang dan anak tidak ada tugas lain maka orangtua akan kembali memberikan tugas – tugas dirumah.

Melatih kedisiplinan anak dimaksudkan agar anak tidak kaget ketika dia dewasa dan juga dapat hidup lebih teratur. Orangtua juga menyadari bahwa anak pada zaman sekarang tidak dapat di didik dengan kekerasan karena mereka khawatir anak akan memberontak dan menjadi pembangkang.

3. Merawat

Merawat anak merupakan tanggungjawab wajib yang harus dilakukan orangtua. Berkaitan dengan hal tersebut pada umumnya orangtua buruh pabrik dusun Kadipaten khususnya ibu merawat anak baik secara langsung maupun tidak langsung.

(5)

40

Secara tidak langsung orangtua melalui peran pengasuh berusaha untuk tetap merawat anak ketika keberadaan orangtua sedang bekerja. Adanya pengasuh dalam lingkungan keluarga dapat membantu tugas orangtua, pengasuh berperan sebagai pengganti orang tua dalam merawat dan menjaga anak selama mereka bekerja. Tugas – tugas yang diberikan orangtua kepada pengasuh meliputi menyediakan makanan, menyuapi, menyiapkan kebutuhan sekolah, menjaga anak dalam kondisi baik dan sehat, memandikan anak paling kecil, menjaga anak selalu dalam pengawasan orang dewasa agar tetap aman, kemudian memastikan kebutuhan anak selama orangtua bekerja dapat terpenuhi seperti makan, mandi, menyiapkan perlengkapan sekolah, menghindarkan anak dari hal – hal yang berbahaya disekitarnya.

Pengasuh tidak melakukan hal – hal lain seperti mendidik, mendisiplinkan anak karena menganggap itu bukan bagian dari tugas yang diberikan orangtua oleh karena itu membimbing, mendidik dan mendisiplinkan bukan tugas yang harus pengasuh lakukan.

4. Mendidik

Tugas mendidik ini pada umumnya dilakukan berbarengan dengan kegiatan membimbing, mendisiplinkan. Berkaitan dengan hal tersebut orangtua buruh pabrik mendidik anak melatih sejak kecil bukan saja agama akan tetapi belajar dan tanggungjawab dengan memberikan tugas – tugas kecil seperti menyapu, mengepel, cuci piring, cuci baju, cuci motor, membereskan mainan, merapikan tempat tidur.

(6)

41

Ibu lebih berperan dalam melakukan diskusi berkaitan dengan masa depan anak seperti ketika anak akan masuk ke sekolah baru maka orangtua akan berdiskusi dengan anak dan memberikan pengarahan sekolah mana yang bisa dituju sang anak yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak, namun keputusan yang diambil merupakan keinginan anak itu sendiri selama masih pada jalur yang benar orangtua akan mendukung dan meminta pertanggungjawaban atas pilihan yang diambil dengan giat belajar dan tidak bolos.

Tujuan dari kegiatan mendiskusikan ini agar anak tidak menggantungkan diri pada orang tua mulai melatih mengambil keputusan dan bertanggungjawab terhadap pilihan yang diambil. Selain itu diskusi juga amat penting karena untuk mengetahui perkembangan anak, mengetahui masalah yang mungkin dihadapi, dan tetap menjaga kedekatan antara orangtua dan anak.

Dalam pergaulan ayah memberi kebebasan penuh pada anak dalam memilih teman untuk bergaul tanpa membeda – bedakan dari mana asal mereka, agama, orangtua mendukung apabila anak pergi keluar rumah untuk berkumpul dengan teman – temannya dengan tujuan anak dapat belajar untuk mengenal, membedakan, dan menghindari hal – hal yang baik dan yang buruk sendiri. Orangtua hanya memberikan arahan untuk menjaga prinsip dalam bergaul ketika terjadi perselisihan dengan teman maka anak harus dapa menyelesaikannya sendiri.

(7)

42

terhadap prestasi yang diperoleh sang anak. orangtua juga mengajarkan untuk selalu bersyukur atas capaian yang sudah didapat.

5. Respon Anak

Masa remaja merupakan masa dimana tingkat emosional seseorang belum stabil, begitu juga dengan pola pikir yang berbeda dari sudut pandang orangtua. Berkaitan dengan hal tersebut pada umumnya anak keluarga buruh pabrik dusun Kadipaten dapat menerima arahan, serta tugas – tugas yang diberikan oleh orangtua.

Anak menyadari bahwa tujuan dari tugas – tugas tersebut merupakan bagian dari cara orangtua melatih tanggungjawab dan disiplin. Mereka juga menyadari bahwa sebagai remaja muncul perasaan, sedih, marah dan jengkel terhadap orangtua.

Adapun anak memiliki cara mengantisipasi hukuman yang diberikan orangtua dengan menabung sehingga ketika orangtua memotong uang saku tabungan tersebut dapat digunakan. Anak juga memanfaatkan internet sebagai sumber informasi belajar ketika orangtua tidak bisa mendampingi.

Menyadari kesibukan orangtua merupakan upaya untuk membahagiakan keluarga, memenuhi kebuthan keluarga, namun mereka merasa orangtua perlu memberikan perhatian yang lebih kepada anak.

4.1.4 Hambatan Orangtua dalam Mendidik

(8)

43 4.1.5Temuan

Berkaitan dengan faktor penghambat terdapat temuan dalam penelitian ini. Kondisi keuangan dianggap sebagai hambatan karena dalam merawat anak, mendidik, menjaga anak membutuhkan biaya yang tidak sedikit seperti biaya pendidikan, keperluan sekolah, dan permintaan pribadi dari anak mengakibatkan terjadinya perselisihan antara orangtua dan anak. Tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor penghambat karena pendidikan orangtua yang tidak lulus smp tidak dapat membimbing anak dalam belajar, orangtua merasa tidak mampu memahami pelajaran untuk masa kini. Tingkat pendidikan juga melatar belakangi orangtua melakukan tindakan salah dalam mendidik seperti mengajarkan anak berbohong, menjewer, dan berkata kasar pada anak.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Pola Asuh Orangtua 1. Membimbing

Orangtua memiliki peran sebagai pembimbing untuk membina anak selama proses pendewasaan itu berlangsung, orangtua buruh pabrik dusun Kadipaten membimbing anak dalam kegiatan ibadah yang ditanamkan sejak kecil. Dalam hal tersebut upaya ayah dalam membentuk karakter anak dengan menanamkan nilai – nilai agama secara langsung seperti memberikan teladan – teladan yang baik dengan beribadah tepat waktu, juga mendampingi anak ketika kegiatan ibadah tersebut berlangsung seperti ketika mengaji dan shalat berjamaah.

(9)

44

lainnya. Yang bertujuan mengarahkan anak untuk dekat Tuhan yang Maha Esa dan mencegah berbuat keji dan mungkar.”

Semua agama mengajarkan kebaikan di dalamnya tertanam nilai – nilai moral saling menghargai dan menghormati, agama bertujuan sebagai pedoman hidup anak dalam kehidupan sehari – hari.

2. Mendisiplinkan

Upaya mendisiplinkan anak dalam keluarga buruh pabrik dusun Kadipaten adalah dengan memberikan peraturan dan tugas – tugas dirumah pada sang anak seperti membatasi jam bermain pada umumnya anak harus sudah dirumah pada pukul 9 malam , kemudian waktu belajar adalah setelah sholat isak, waktu nonton tv hanya satu jam kemudian pergi tidur, kewajiban untuk selalu memberikan kabar ketika pergi keluar rumah kepada orangtua maupun pengasuh, tepat waktu dalam beribadah pada umumnya peran ini dilakukan oleh ayah.

Ketika anak meninggalkan waktu belajar ibu memberikan hukuman dengan memotong uang saku anak, ketika anak meninggalkan sholat karena belum bangun orangtua mengunci pintu kamar dari luar, dan sesekali menjewer. Orangtua juga mengajarkan konsekuensi ketika anak tidak mau mencuci baju sendiri maka anak tidak memiliki baju ganti yang bersih untuk dipakai.

Berkaitan dengan hal tersebut menurut Helmawati (2014:60) mengatakan “Orang tua sebagai pendidik hendaknya memberikan pemahaman sejak dini bahwa setiap perbuatan akan ada konsekuensinya. Artinya setiap yang diperbuat manusia akan ada akibatnya, jika berbuat baik tentu mendapat ganjaran. Begitu sebaliknya jika berbuat kesalahan maka ia akan mendapat hukuman”.

(10)

45

konsekuensi yang akan diberikan kepada anak jika tidak mematuhi peraturan tersebut.

3. Merawat

Orangtua buruh pabrik dusun Kadipaten pada umumnya dengan cara memenuhi kebutuhan anak seperti pendidikan, alat tulis, alat ekstrakulikuler, baju, sepatu, dan perhatian. Perhatian dalam bentuk menayakan kabar, kondisi di lingkungan sekolah, kegiatan di sekolah, tugas – tugas yang diberikan di sekolah.

Pengasuh juga memliki peran merawat anak ketika keberadaan orangtua sedang bekerja. Adanya pengasuh dalam lingkungan keluarga dapat membantu tugas orangtua, pengasuh berperan sebagai pengganti orang tua dalam merawat dan menjaga anak selama mereka bekerja. Tugas – tugas yang diberikan orangtua kepada pengasuh meliputi menyediakan makanan, menyuapi, menyiapkan kebutuhan sekolah, menjaga anak dalam kondisi baik dan sehat, memandikan anak paling kecil, menjaga anak selalu dalam pengawasan orang dewasa agar tetap aman, kemudian memastikan kebutuhan anak selama orangtua bekerja dapat terpenuhi seperti makan, mandi, menyiapkan perlengkapan sekolah, menghindarkan anak dari hal – hal yang berbahaya disekitarnya.

Berkaitan dengan hal tersebut menurut Akmal Janan Abror (2009:18) “pola asuh ini merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anak – anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi antara lain adalah cara orang tua memberikan peraturan kepada anaknya, cara memberikan hadiah, atau cara memberikan hukuman, cara orang tua menunjukkan otorisasnya dan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak sehingga sehingga dengan demikian yang dimaksud pola asuh adalah bagaimana cara mendidik orang tua, baik secara langsung maupun tidak langsung”.

(11)

46

mendidik secara langsung. Sementara adanya pengasuh di dalam keluarga merupakan cara orangtua dalam melaksanakan kewajiban dalam merawat dan menjaga secara tidak langsung.

4. Mendidik

Pola asuh orangtua buruh pabrik dapat terlihat dalam upaya mendidik anak, mendidik merupakan tugas yang tidak dapat dilepaskan dengan membimbing, mendisiplinkan serta merawat anak. Sejak kecil ayah menanamkan nilai agama dengan dibimbing secara langsung. Agama merupakan kewajiban nomor satu yang harus dijalankan anak ketika orangtua sudah memberikan contoh, teladan serta arahan yang baik tentang nilai – nilai agama namun anak tidak menjalankan tugasnya maka ibu akan mengingatkan, menegur, dan apabila masih belum dilaksanakan makan ada hukuman seperti dijewer dan di kunci pintu kamarnya sebagai efek jera. Senyata cara pengasuh menjaga anak adalah dengan komunikasi satu arah karena berkaitan dengan keselamatan anak dan kesehatan yang harus dijaga.

Berkaitan dengan hal tersebut menurut Helmawati (2014:138) “Pola asuh otoriter, pola asuh otoriter pada umunya menggunakan pola komunikasi satu arah. Cirinya adalah menekankan bahwa segala aturan orang tua harus ditaati oleh anaknya. Orang tua biasanya memaksakan pendapat atau keinginannya kepada anak dan bertindak semena- mena tanpa dapat dikritik oleh anak.” Orangtua merasa perlu menanamkan pendidikan agama karena agama merupakan pegangan hidup anak dalam kehidupan sehari – hari.

(12)

47

selama masih pada jalur yang benar orangtua akan mendukung dan meminta pertanggungjawaban atas pilihan yang diambil dengan giat belajar dan tidak bolos.

Berkaitan dengan hal tersebut menurut Syaiful Bahri Djamarah (2004:68) “Demokratis, pola asuh demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu anggota keluarga untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan.” Orangtua juga memotivasi anak dengan pujian – pujian serta kata – kata motivasi agar anak lebih semangat dalam belajar dan berprestasi.

Dalam pergaulan ayah memberi kebebasan penuh pada anak dalam memilih teman untuk bergaul tanpa membeda – bedakan dari mana asal mereka, agama, orangtua mendukung apabila anak pergi keluar rumah untuk berkumpul dengan teman – temannya dengan tujuan anak dapat belajar untuk mengenal, membedakan, dan menghindari hal – hal yang baik dan yang buruk sendiri. Orangtua hanya memberikan arahan untuk menjaga prinsip dalam bergaul ketika terjadi perselisihan dengan teman maka anak harus dapa menyelesaikannya sendiri.

Berkaitan dengan hal tersebut menurut Syaiful Bahri Djamarah (2004:68) “Laissez faire, pola asuh laissez faire memberikan kebebasan penuh bagi anggota keluarga untuk mengambil keputusan individu dengan partisipasi orang tua yang minimal.”

Orangtua bermaksud mendidik berdasarkan pengalaman anak sendiri, dengan begitu anak dapat memilih hal – hal yang baik dan buruk berdasarkan pengalaman mereka.

5. Respon Anak

(13)

48

bahwa sebagai remaja muncul perasaan, sedih, marah dan jengkel terhadap orangtua.

. Berkaitan dengan hal tersebut dalam Sudarwan Danim (2010:55) “Gaya kepengasuhan keluarga dan orangtua memiliki dampak tertentu pada anak, seperti halnya kepengasuhan guru kepada peserta didiknya. Gaya demokratis orang tua menumbuhkan komunikasi dan pemecahan masalah secara terbuka antara orangtua dan anak – anak mereka. Sebaliknya orang tua yang otoriter dapat menghasilkan anak – anak takut dan antikreatif, disamping ketergantungan yang laten. Orang tua yang permisif dapat mengakibatkan anak memberontak”. Artinya cara orang tua dalam mendidik anak berdampak pada kepribadian yang terbentuk dalam diri anak, anak akan bisa saja menolak tugas yang diberikan karena kondisi emosional yang sedang tidak baik, ketika emosi anak sudah stabil sebenarnya anak menyadari bahwa tujuan orangtua memberikan tugas adalah untuk melatih disiplin dan tanggungjawab.

(14)

49 4.2.2Hambatan Orangtua dalam Mendidik

Hambatan – hambatan dalam mendidik anak disadari oleh orangtua. Hambatan tersebut seperti sikap atau respon anak sendiri yang sering menolak, mengeluh dan mencari – cari alasan untuk tidak menjalankan tugas sehingga memunculkan rasa emosional orangtua sendiri.. Berkaitan dengan hal tersebut menurut Syaiful Basri Djamarah (2004:62) “Bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, iri hati, diliputi prasangka, dan suasana psikologi lainnya. Perasaan – perasaan tersebut dapat menghambat komunikasi sampai batas – batas tertentu”. Artinya suasana psikologi orang tua dan anak dapat mempengaruhi komunikasi yang terjadi dan tersampaikannya maksud dari komunikasi tersebut.

Kondisi ekonomi menjadi salah satu faktor penghambat karena menurut orangtua memenuhi kebutuhan merupakan bagian dari tanggungjawab mereka sehingga apabila ada permintaan anak yang tidak terpenuhi dapat memunculkan perselisihan antara anak dan orangtua.

Gambar

Tabel 4.1 Tabel Informan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut SNI 01-3820-1995, sosis merupakan produk makanan yang diperoleh dari campuran daging halus (mengandung daging tidak kurang dari 75%) dengan tepung atau pati

Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Ski) Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sukun Malang Penerapan Metode Sosiodrama Untuk

Pengarang telah berjaya memasukkan akhlak berkenaan dengan hubungan antara lelaki dan perempuan seperti mana yang telah ditetapkan dalam agama Islam.. Tatacara dan adab sopan yang

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Partisipasi Anggaran, Motivasi dan Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah terhadap

Pengarang telah berjaya memasukkan akhlak berkenaan dengan hubungan antara lelaki dan perempuan seperti mana yang telah ditetapkan dalam agama Islam.. Tatacara dan adab sopan yang

Utilisation De La Technique <<Keliling Kelompok>> Pour Ameliorer La Competence De La Production Orale. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada Proses A22 yang menjadi Control adalah Prosedur Pengisian Formulir dan menghasilkan Konfirmasi Kelengkapan Data dan Formulir yang telah dicek sebagai Input dari

[r]