• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINE"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DALAM SAHAM LQ45

Neni Asatuti1), Aminul Fajri2) 1

Fakultas Ekonomi, Universitas Pancasakti Tegal email: n_astuty@yahoo.co..id

2

Fakultas Ekonomi, Universitas Pancasakti Tegal email: aminulf@gmail.com

Abstract

The purpose of this study is to examine and analyze empirically the influence of intellectual capital (VAIC) on financial performance which proxied by return on equity ratio (ROE). Samples were financial statements of the companies belonging to the LQ45 stocks in 2010-2013. It can be concluded that the VACA and STVA effect on financial performance (ROE).

This study proved that the intellectual capital have an important role for the creation of financial performance and high market value. Therefore, managers should improve the efficiency of physical capital, the efficiency of the employees management, organizational management and efficiency of the company to improve its financial performance and market value. In the selection of the investment, the investor can use the value of the three elements of intellectual capital to choose which company has the potential to produce good financial performance and high market value.

Keywords:intellectual capital, VAIC, VACA, VAHU, STVA, financial performance (ROE)

1. PENDAHULUAN

Dalam dunia ekonomi, sumber daya yang biasanya digunakan untuk menghasilkan produk maupun jasa dapat berupa modal (uang), tanah, bahan baku, sumber daya manusia dan teknologi. Inovasi teknologi dan persaingan bisnis yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka menjalankan usahanya.

Perusahaan harus dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledge based business), sehingga karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management), kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri.

Di Indonesia, fenomena modal intelektual mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK NO. 19 (2000) tentang aset tidak berwujud. Meskipun tidak

dinyatakan secara eksplisit sebagai modal intelektual, namun lebih kurang modal intelektual telah mendapat perhatian.

Salah satu sisi yang menarik terkait dengan kegunaan modal intelektual adalah sebagai salah satu alat untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang (Ulum et al., 2008). Artinya bahwa perusahaan yang mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya strategisnya maka perusahaan itu akan mampu menciptakan suatu nilai tambah dan keunggulan kompetitif sehingga akan bermuara pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Sumber daya strategis yang dimaksud di atas dapat berupa aset berwujud dan aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud di sini dapat berupa modal intelektual perusahaan yaitu inovasi, sistem informasi, budaya organisasi, sumber daya manusia. Hal tersebut sesuai dengan Teori Sumber Daya (Resourced Based Theory).

(2)

(Value Added Capital Employed – Nilai Tambah Modal Terpakai), VAHU (Value Added Human Capital - Nilai Tambah Modal Manusia), dan STVA (Structural Capital Value Added - Nilai Tambah Modal Organisasi). VACA merupakan indikator efisiensi yang dihasilkan oleh modal yang terpakai (capital employed). VAHU merupakan indikator efisiensi yang dihasilkan oleh modal manusia (human capital). STVA merupakan indikator efisiensi yang dihasilkan oleh modal organisasi (structural capital).

Return on equity (ROE) merupakan salah satu variabel kinerja keuangan yang merepresentasikan return bagi pemegang saham dari saham-saham umum, dan secara umum dianggap sebagai indikator keuangan yang penting bagi para investor.

Penelitian ini akan mengukur salah satu modal perusahaan, yaitu modal intelektual. Penelitian ini berusaha mengukur pengaruh modal intelektual (dalam hal ini diproksikan dengan VAIC yang terdiri dari VACA, VAHU dan STVA) terhadap kinerja keuangan (financial performance) yang diukur dengan rasio imbal hasil terhadap ekuitas (return on equity – ROE).

2. KAJIAN LITERATUR DAN

PEGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA ADA)

Teori-teori yang menjelaskan pentingnya modal intelektual diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

Salah satu teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku

Kepentingan, yang lebih

mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull. Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan.

Stakeholder adalah mereka kelompok individu, organisasi, atau perusahaan yang mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh suatu perusahaan, misalnya pemegang saham, pelanggan/klien, karyawan, mitra bisnis, LSM, dan masyarakat setempat

(Ernst & Young, 1999). Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut.

Perusahaan hanyalah merupakan satu bagian dari beberapa elemen yang membentuk lingkungan kemasyarakatan dalam sistem sosial yang berlaku. Hubungan timbal balik antara perusahaan dan para stakeholder akan terbentuk dari sistem tersebut, yang berarti perusahaan mempunyai peran ganda yang harus dilaksanakan, yaitu melaksanakan peranannya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri sebagai sebuah entitas ekonomi maupun stakeholder lainnya dalam sebuah sistem sosial. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dihasilkan dan dilakukan oleh masing-masing bagian dari stakeholder akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya sehingga tidaklah tepat jika perusahaan menyempitkan pengertian mengenai stakeholder hanya dari sisi ekonominya saja.

B. Teori Sumber Daya (Resourced Based Theory)

Teori Sumber Daya (Resources Based Theory) membahas bagaimana perusahaan dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Perusahaan akan mencapai keunggulan kompetitif apabila perusahaan dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan baik.

(3)

C. Teori Modal Manusia (Human Capital Theory)

Teori Modal Manusia berpendapat bahwa investasi sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas tenaga kerja ini dapat didorong melalui pendidikan dan pelatihan

Teori Modal Manusia dikembangkan oleh Becker (1993) yang mengemukakan bahwa investasi dalam pelatihan dan untuk meningkatkan modal manusia adalah penting sebagai suatu investasi dari bentuk-bentuk modal lainnya. Tindakan strategis membutuhkan seperangkat sumber daya fisik, keuangan, manusia atau organisasional khusus, sehingga keunggulan kompetitif ditentukan oleh kemampuannya untuk memperoleh dan mempertahankan sumber daya (Becker (1993); dalam Kwon, (2009)).

D. Kinerja Keuangan

Kinerja (performance) menjadi salah satu hal yang penting bagi manajemen karena kinerja menunjukkan hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja merupakan fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif.

Menurut Hansen dan Mowen (2005) kinerja dapat dibedakan ke dalam kinerja keuangan dan non keuangan. Ukuran keuangan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan di masa lalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan ukuran non keuangan tentang kepuasan customer, produktivitas dancost effectiveness proses bisnis/intern serta produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang.

Ukuran keuangan menunjukkan akibat dari berbagai tindakan yang terjadi di luar non keuangan. Peningkatan financial returns yang ditunjukkan dengan ukuran ROE (return on equity) merupakan akibat dari berbagai kinerja operasional seperti:

(1) meningkatnya kepercayaan customer terhadap produk yang dihasilkan perusahaan, (2) meningkatnya produktivitas dan cost effectivenessproses bisnis/intern yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa, (3) meningkatnya produktivitas dan komitmen personel.

Dalam penelitian ini elemen yang digunakan adalah elemen keuangan yaitu Return On Equity(ROE).

ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE =

E. Modal Intelektual

Pada umumnya kalangan bisnis masih belum menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki perusahaan. Nilai lebih ini sendiri dapat berasal dari kemampuan berproduksi suatu perusahaan sampai pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan.

Kesulitan terbesar dalam melaporkan modal intelektual dan aktiva tidak berwujud lainnya adalah dalam penilaiannya. Untuk itu perusahaan perlu memberikan informasi nonfinansial yang terkait dengan modal intelektual dan aktiva tidak berwujud. Sehingga dapat ditemukan suatu pendekatan yang berimbang dalam menilainya.

1. Definisi Modal Intelektual

Menurut International Federation of Accountants (IFAC), Modal Intelektual (Intellectual Capital) sama artinya dengan intellectual property (hak intelektual), intellectual asset (aset intelektual), dan knowledge asset (aset pengetahuan). Modal ini dapat diartikan sebagai saham atau modal yang berbasis pada pengetahuan yang dimiliki perusahaan.

Boda dan Szlávik (2007) mengemukakan modal intelektual sebagai berikut:

“Intellectual capital and intellectual assets are referring to the same resources, therefore could be used as synonyms, although the “intellectual asset” label refers to the asset side of the balance sheet while the “intellectual capital” refers to the

(4)

ownership of these assets”. 2. Elemen Modal Intelektual

Sebagian besar peneliti menggambarkan modal intelektual menjadi 3 (tiga) bagian:

a. Human Capital

Human capital (modal manusia) adalah modal intelektual yang melekat pada manusia, merupakan aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan dalam bentuk kemampuan intelektual, kreatifitas dan inovasi-inovasi yang dimiliki oleh karyawannya. Human Capital harus dikelola dan dikembangkan oleh perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja. Human capitalmerupakan hal yang penting karena human capital adalah sumber dari inovasi dan pembaharuan.

Human capital merupakan ‘sumber kehidupan’ dalam modal intelektual. Di sinilah sumber inovasi dan pengembangan, tetapi human capitalmerupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut.Human capital akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.

Human capital diakui sebagai aset tidak berwujud yang paling besar dan paling penting dalam sebuah orgaisasi. Hal ini bisa dilihat dimana barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen atau pemecahan masalah bagi konsumen hanya bisa diselesaikan oleh manusia. Human capital mencakup pengetahuan kolektif, kompetensi, pengalaman, keahlian dan bakat manusia dalam organisasi (Ahangar, 2011).

Hal ini hampir mirip dengan yang diungkapkan oleh Juma yaitu bahwa human capital terdiri dari karakteristik organisasi seperti pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang berada pada individu (Juma, 2009).

b. Structural Capital

Structural capital (modal struktural) merupakan sarana dan prasarana yang mendukung karyawan untuk menciptakan kinerja yang optimum, meliputi struktur organisasi, paten, dantrade mark. Modal struktural adalah struktur yang memungkinkan organisasi untuk mengeksploitasi modal intelektual (intellectual capital)-nya. Modal struktural terdiri dari aset tidak berwujud yang lengkap, seperti budaya dan semangat organisasi, hak cipta, merek dagang, paten, database internal, serta sistem komputer dan intranet perusahaan (Seetharamanet al., 2004).

Sebuah organisasi dengan modal struktural yang kuat akan memiliki budaya yang mendukung yang memungkinkan individu untuk mencoba sesuatu, untuk gagal, untuk belajar, dan untuk mencoba lagi. Jika budaya terlalu memberi sanksi terhadap suatu kegagalan, keberhasilan yang akan dicapai akan sedikit. Penataan aset intelektual dengan sistem informasi dapat mengubah pengetahuan individu menjadi pengetahuan milik kelompok. Hal ini merupakan konsep modal struktural yang memungkinkan modal intelektual untuk diukur dan dikembangkan dalam suatu organisasi. Akibatnya, tanpa modal struktural, modal intelektual hanya akan menjadi modal manusia.

c. Customer capital

(5)

internal. Customer capital juga disebut sebagairelational capital.

Modal pelanggan merupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Modal pelanggan dapat muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut.

F. Koefisien Nilai Tambah Intelektual (Value Added Intellectual Coefficient

- VAIC)

Metode VAIC dikembangkan oleh Pulic (1998) dalam Ulum (2008), didesain untuk menyajikan informasi tentang penciptaan nilai yang efisien (value creation efficiency) dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added -VA). VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, (1998); dalam Ulum et al.,(2008)).

Output (OUT) mempresentasikan revenuedan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar. Input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperolehrevenue. Satu hal yang harus diperhatikan dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam IN, karena peran aktifnya dalam proses penciptaan nilai (value creation), potensi intelektual (yang direpresentasikan dengan biaya karyawan) tidak dihitung sebagai biaya. Karena itu, Pulic memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value creating

entity). Hasilnya adalah bahwa VA mengekpresikanthe new created wealth of a period(Tanet al., 2007).

VA dapat dihitung dengan rumus : VA = OUT - IN

Keterangan :

VA =Nilai Tambah(Value Added) OUT =Output = Total Penjualan atau

total pendapatan dan pendapatan lain-lain.

IN =Input = Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan)

Metode VAIC juga dikenal dengan nama “analisis efisiensi penciptaan nilai (value creation efficiency analysis)”, karena metode ini mengukur kinerja modal fisik dan modal intelektual dengan cara menjumlahkan tiga indikator efisiensi sumber daya yaitu:

1. Efisiensi Modal Kerja (Capital Employed Efficiency- VACA) Capital Employed Efficiency(VACA) yaitu suatu indikator nilai tambah yang tercipta dari modal fisik yang dikelola dengan efisien. Capital employed merupakan tipe aset berwujud yang digunakan untuk operasional perusahaan, seperti bangunan, peralatan, tanah, dan teknologi yang dapat diperoleh di pasar.

Nilai Tambah Modal Kerja (Value Added Capital Employed - VACA) merupakan indikator value added yang tercipta dari modal fisik yang diusahakan dengan efisien. (Pulic (2005); dalam Ulum et al., (2008)) merumuskan VACA sebagai berikut:

VACA =

CE

VA

Keterangan : VACA = Nilai Tambah Modal Kerja

(Value Added Capital Employed)

VA =Nilai Tambah (Value Added) CE =Capital Employed = Dana

(6)

2. Efisiensi Modal Manusia (Human Capital Efficiency- VAHU) Salah satu komponen dari modal intelektual yang sangat menentukan modal intelektual yang efisien adalah human capital (modal manusia). Modal manusia menunjukkan seberapa besar VA tercipta dari dana yang telah ditanamkan pada karyawan. Hubungan antara VA dengan HC mengindikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai dalam sebuah perusahaan (Tan, 2007).

Modal manusia sangat penting karena merupakan sumber dari inovasi, strategi, mimpi dari perusahaan, proses re-engineering dan segala sesuatu yang menciptakan suatu persepsi pasar yang positif bagi perusahaan di mata pasar. Persepsi pasar yang positif itu adalah personal skillyang dimiliki oleh karyawan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat unggul dalam persaingan dan penjualan.

Pulic (2000) dalam Ulum et al., (2008) merumuskan VAHU sebagai berikut:

VAHU =

HC

VA

Keterangan :

HC = Human Capital = Beban Karyawan

Beban karyawan dalam perhitungan VAHU diambil dari beban gaji, upah dan kesejahteraan karyawan.

3. Efisiensi Modal Organisasi (Structural Capital Efficiency -STVA)

Structural capital yaitu suatu indikator nilai tambah yang tercipta dari modal organisasi (structural capital) suatu perusahaan yang dikelola secara efisien. Jika modal organisasi telah dikelola secara efisien, maka nilai yang telah diperoleh suatu perusahaan akan mulai bekerja dengan sendirinya bagi kemajuan perusahaan (Roos et al., (1997); dalam Margaretha dan Rakhman, (2006)).

Nilai tambah modal organisasi merupakan sesuatu yang menjadikan perusahaan tetap kokoh akibat nilai yang telah tercapai dan perusahaan mulai bekerja dengan sendirinya untuk kemajuan perusahaan. Menurut Pulic (2000); dalam Ulum et al., (2008) STVA mengukur

jumlah modal struktural (SC) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari nilai tambah. SC diperoleh dengan mengurangkan nilai tambah (value added) dengan nilai tambah modal manusia (human capital). Sedangkan STVA diperoleh dengan membandingkan SC dengan VA. STVA dapat dihitung dengan rumus:

STVA =

VA

SC

Keterangan : SC = VA – HC

SC = Modal Organisasi

(Structural Capital)

Konsep VAIC berbeda dengan konsep akuntansi konvensional. Perbedaan tersebut terutama pada perlakuan gaji dan upah karyawan yang tidak diakui sebagai biaya, melainkan sebagai investasi. Metode VAIC memberikan kemudahan dalam perhitungan, terstandarisasi, memiliki basis pengukuran yang konsisten, serta memungkinkan analisis komparatif antar perusahaan, antar industri, bahkan antar negara. Selain itu, data yang digunakan dalam perhitungan VAIC adalah berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit, sehingga perhitungan VAIC dianggap obyektif dan dapat diverifikasi. Pulic (2005); dalam Ulum et al., (2008) juga berpendapat bahwa metode VAIC dapat memberikan solusi pengukuran modal intelektual yang tepat.

VAIC (Value Added Intelectual Capital) merupakan instrumen untuk mengukur atau menilai suatu modal intelektual dari suatu perusahaan. Untuk mengetahui nilai dari VAIC, maka dijumlahkan masing-masing nilai dari variabel/komponen dari VAIC.

VAIC = VACA + VAHU + STVA

VAIC diperoleh dengan

(7)

G. Indeks LQ45

Indeks LQ45 terdiri atas 45 saham dengan likuiditas yang tinggi yang diseleksi dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Untuk dapat masuk dalam pemilihan indeks LQ45, suatu saham harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Masuk dalam 60 besar dalam total transaksi saham dari pasar reguler (rata-rata nilai transaksi 12 bulan terakhir).

2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar 12 bulan terakhir).

3. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia paling sedikit selama tiga bulan.

4. Kondisi keuangan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi di pasar reguler.

H. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai modal intelektual dan hubungan maupun pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan, namun belum ada kesimpulan yang konsisten. Chenet al.(2005) meneliti hubungan antara value creation efficiency denganmarket to book valuedanfinancial performance (ROE, ROA, GR, dan employee productivity). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan dari perusahaan publik yang terdaftar di Taiwan Stock Exchange. Analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi linier sederhana untuk menguji hubungan dan pengaruh VAIC dengan market value dan financial performance dan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh masing-masing komponen VAIC denganmarket valuedan financial performance.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa investor memberi penilaian yang lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki efisiensi modal intelektual yang lebih besar. Perusahaan dengan VACA dan VAHU yang lebih baik akan memperoleh profitabilitas dan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dalam tahun yang bersangkutan dan tahun-tahun berikutnya. Sedangkan STVA hanya berpengaruh signifikan terhadap ROA dan tidak

berpengaruh terhadap indikator profitabilitas yang lain.

Selanjutnya Ulum et al., (2008) melakukan penelitian pada perusahaan perbankan di Indonesia, yaitu “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares”. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh VAIC terhadap kinerja keuangan sekarang dan masa depan. Akan tetapi, tidak ada pengaruh ROGIC (rate of growth of a company’s IC) terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan.

Solikhahet al.(2010) juga melakukan penelitian tentang implikasi intellectual capital terhadap financial performance. Hasilnya menunjukkan bahwa Modal Intelektual terbukti signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar perusahaan. Kontribusi Modal Intelektual terhadap kinerja keuangan, pertumbuhan perusahaan dan nilai pasar perusahaan berbeda untuk masing-masing industri. Namun perbedaan tersebut tidak besar dikarenakan seluruh industri masih dalam rumpun yang sama yaitu perusahaan manufaktur.

Uadiale dan Uwuigbe (2011) meneliti hubungan modal intelektual dan kinerja bisnis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen modal intelektual dan variabel kinerja bisnis yang diambil dari laporan keuangan 32 perusahaan di Nigeria pada tahun 2011. Komponen dan variabel tersebut adalah human capital, structural capital, customer capital, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE). Penelitian menggunakan SPSS Version 17.0 untuk menguji hubungan modal intelektual dan kinerja bisnis yang diukur dengan ROA dan ROE. Hasilnya menunjukkan bahwa IC mempunyai hubungan yang positip dan signifikan dengan kinerja organisasi bisnis di Nigeria.

3. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

(8)

penelitian dengan angka-angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 yang masuk dalam kategori perusahaan LQ45. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan metodePurposive Sampling dengan kriteria:

1. Perusahaan berturut-turut menjadi anggota saham LQ45 dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. 2. Perusahaan menerbitkan laporan

keuangan per 31 Desember dan laporan keuangan tersebut telah diaudit.

C. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu, variabel penelitian untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen

a. Efisiensi Modal Kerja (Capital Employed Efficiency- VACA) VACA merupakan indikator value added yang tercipta dari modal fisik yang diusahakan dengan efisien. Pulic (2005) dalam Ulum et al. (2008) merumuskan VACA sebagai berikut:

VACA =

CE

VA

Chen et al. (2005) merumuskan CE sebagai berikut: CE = Modal Fisik + Aset Keuangan

Atau

CE = Total Aset – Aset tidak berwujud b. Efisiensi Modal Manusia

(Human Capital Efficiency -VAHU)

VAHU merupakan indikator nilai tambah yang tercipta dari manusia-manusia yang bekerja di suatu perusahaan. Pulic (2000)

dalam Ulum et al. (2008) merumuskan VAHU sebagai berikut:

VAHU=

HU

VA

c. Efisiensi Modal Organisasi (Structural Capital Efficiency -STVA)

STVA merupakan sesuatu yang menjadikan perusahaan tetap kokoh akibat nilai yang telah tercapai dan perusahaan mulai bekerja dengan sendirinya untuk kemajuan perusahaan. Menurut Pulic (2000) dalam Ulum et al. (2008), STVA dapat dihitung dengan rumus:

STVA =

VA

SC

dimana

SC = VA – HU 2. Variabel Dependen

Kinerja Keuangan

Variabel dependen pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang dikhususkan pada rasio imbal hasil terhadap ekuitas (Return On Equity - ROE). ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE =

D. Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas.

2. Analisis Statistik

Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi berganda. Adapun metode regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

(9)

Y1=α+β1X1+β2X2+β3X3+e Y2=α+β1X1+β2X2+β3X3+e 3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah uji t untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen, dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

a) H1: VACA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

b) H2: VAHU berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

c) H3: STVA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

d) H4: VACA, VAHU dan STVA sevara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan.

Hipotesis diterima jika : nilai signifikansiα< 5%

Hipotesis ditolak jika : nilai signifikansiα> 5%

4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Data

1. Hasil Analisis Deskriptif

Tabel berikut merupakan hasil analisis statistic deskriptif berdasarkan pada variabel modal intelektual, kinerja keuangan dan nilai pasar/nilai buku.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk variabel dependen ROE menunjukkan signifikansi sebesar 0,178. Hal ini berarti bahwa data yang diteliti telah terdistribusi secara normal.

b. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan run test, untuk variable dependen ROE menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,084. Hal ini menunjukkan bahwa nilai residual random sehingga tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

c. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser, dimana nilai dari probabilitas signifikansi VACA, VAHU maupun STVA semua nilai signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak

mengandung adanya

heteroskedastisitas.

d. Hasil uji multikolinieritas untuk masing-masing variable yang diuji menunjukkan nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian tidak terdapat gejala multikolinieritas dalam model regresi.

3. Hasil Uji Regresi

Uji regresi yang didapat dari hasil pengolahan data ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Berganda Model Var.

Depend.

Var.

Independ. Koef.

1 ROE (Constant) -0,198

VACA 0,595

VAHU 0,007

STVA 0,450

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui persamaan regresi pertama adalah ROE = -0,198 + 0,595VACA + 0,007VAHU + Tabel 1. Hasil Uji Analisis Deskriptif

N Min Max Mean Standar Deviasi VACA 96 .07 .96 .3805 .16887 VAHU 96 1.16 12.44 3.1563 1.81394 STVA 96 .14 .92 .5971 .16303

ROE 96 .06 .77 .3186 .15316

Valid N (listwise)

(10)

0,450STVA. Nilai ROE dipengaruhi oleh VACA, VAHU, dan STVA. 4. Hasil Uji Hipotesis

Tabel di bawah ini digunakan untuk menjawab hipotesis pertama (H1) sampai dengan hipotesis keenam (H6). Berikut hasil pengujian hipotesis :

Tabel 3. Hasil Uji t

Variabel Independen ROE

VACA 0,000

VAHU 0,303

STVA 0,000

a. Hipotesis pertama

Hasil uji t dilihat dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000 berada di bawah 0,05, maka VACA berpengaruh terhadap ROE. Dengan demikian, hasil uji ini menerima hipotesis pertama yang menyatakan bahwa VACA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

b. Hipotesis kedua

Hasil dari uji t pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansinya 0,303. Karena nilai signifikansinya berada di atas 0,05, maka VAHU tidak berpengaruh terhadap ROE. Dengan kata lain, hasil uji ini menolak hipotesis kedua yang menyatakan bahwa VAHU berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

c. Hipotesis ketiga

Hasil uji t dilihat dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 berada di bawah 0,05, maka STVA berpengaruh terhadap ROE. Dengan demikian, hasil uji ini menerimahipotesis ketiga yang menyatakan bahwa VACA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

d. Hasil hipotesis keempat

Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini (H4) menyatakan bahwa modal intelektual (VACA, VAHU dan

STVA) secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 berada di bawah 0,05, maka modal intelektual (VACA, VAHU dan STVA) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian, hasil uji ini menerima hipotesis keempat yang menyatakan bahwa modal intelektual (VACA, VAHU dan STVA) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

B. Pembahasan

1. Pengaruh VACA terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Hipotesis pertama menyatakan bahwa VACA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil uji t, output perhitungan SPSS menunjukkan bahwa VACA memiliki nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa VACA berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian, penelitian ini menerima hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa VACA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Adanya pengaruh VACA terhadap kinerja keuangan berarti perusahaan menyadari nilai tambah yang tercipta dari modal fisik yang dikelola dengan efisien dalam menciptakan keunggulan kompetitif pada lingkungan bisnis saat ini, termasuk di Indonesia. Aset yang dimiliki perusahaan harus digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasionalnya secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

(11)

dimilikinya dengan baik. Dengan adanya pengaruh VACA terhadap kinerja keuangan ini berarti perusahaan dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya, yaitu modal fisiknya.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Chen et al. (2005) yang menyatakan bahwa

masing-masing komponen VAIC

berpengaruh terhadap kinerja keuangan (financial performance). Penelitian Margaretha dan Rakhman (2006) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh VAIC maupun ketiga komponennya terhadap financial performanceperusahaan. 2. Pengaruh VAHU terhadap kinerja

keuangan perusahaan

Hipotesis kedua yang diajukan adalah VAHU berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil uji t atas VAHU menunjukkan bahwa VAHU memiliki nilai signifikansi 0,303 yang lebih tinggi dari tingkat signifikan 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa VAHU tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian, penelitian ini menolak hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa VAHU berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Hal ini menunjukkan bahwa investor lebih menilai aset yang terlihat (tangible) dan cenderung kurang mengapresiasi aset tidak terlihat (intangible). Dengan kata lain investor lebih mengapresiasi perusahaan dengan capital employed yang tinggi dibandingkan dengan human capital seperti terlihat dari hasil hipotesis pertama di atas.

Hasil penelitian ini konsisten dengan Firer dan Williams (2003) yang mengadopsi VAIC untuk menguji hubungan antara modal intelektual dengan ukuran corporate performance tradisional yaitu profitabilitas (ROE), produktivitas (perputaran total aset), dan market value.Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara efisiensi value

added dengan profitabilitas (ROE), produktivitas (perputaran total aset) dan market value secara umum terbatas.

Berbeda dengan hasil penelitian Chen et al. (2005) yang menguji pengaruh masing-masing komponen VAIC dengan market value dan financial performance. Hasilnya menunjukkan bahwa investor memberi penilaian yang lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki efisiensi modal intelektual yang lebih besar. Perusahaan dengan VACA dan VAHU yang lebih baik akan memperoleh profitabilitas dan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dalam tahun yang bersangkutan dan tahun-tahun berikutnya.

3. Pengaruh STVA terhadap kinerja keuangan perusahaan

Hipotesis ketiga yang diajukan adalah STVA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil uji t atas STVA menunjukkan menunjukkan bahwa STVA memiliki nilai signifikansi 0,000, lebih rendah dari tingkat signifikan 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa STVA berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian, penelitian ini menerima hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa STVA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Hal tersebut menggambarkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian sudah memperhatikan nilai tambah dari modal organisasi. Perusahaan yang memiliki modal organisasi yang kuat akan memiliki budaya yang mendukung individu-individu di dalamnya untuk mencoba hal baru dan untuk belajar lebih banyak.

(12)

customer capital, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE). Hasilnya menunjukkan bahwa IC mempunyai hubungan yang positip dan signifikan dengan kinerja organisasi bisnis di Nigeria.

4. Pengaruh Modal Intelektual (VACA, VAHU, STVA) terhadap kinerja keuangan perusahaan Hipotesis keempat yang diajukan adalah modal intelektual (VACA, VAHU, STVA) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk variable dependen ROE adalah0. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa modal intelektual (VACA, VAHU, STVA) berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian, penelitian ini menerima hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa modal intelektual (VACA, VAHU, STVA) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Solikhahet al.(2010) yang melakukan penelitian tentang implikasiintellectual capitalterhadap financial performance. Hasilnya menunjukkan bahwa Modal Intelektual terbukti signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar perusahaan. Kontribusi Modal Intelektual terhadap kinerja keuangan, pertumbuhan perusahaan dan nilai pasar perusahaan berbeda untuk masing-masing industri. Namun perbedaan tersebut tidak besar dikarenakan seluruh industri masih dalam rumpun yang sama yaitu perusahaan manufaktur.

5. KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. VACA berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dalam hal ini berarti perusahaan sampel telah menggunakan aset

fisiknya untuk meningkatkan kinerja keuangan. Nilai koefisien VACA merupakan nilai yang tertinggi.

2. VAHU tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel belum memanfaatkan modal manusia secara efisien untuk meningkatkan kinerja keuangan.

Nilai koefisien VAHU

menunjukkan nilai yang terkecil. 3. STVA berpengaruh terhadap

kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah memanfaatkan modal strukturalnya untuk meningkatkan kinerja keuangan.

4. Modal Intelektual (VACA, VAHU dan STVA) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan

B. Saran

1. Perusahaan yang terdaftar dalam saham LQ45 harus tetap

mempertahankan modal

intelektualnya karena investasi pada modal intelektual menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan dan nilai pasar.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempergunakan nilai modal intelektual yang sesungguhnya untuk mengelompokkan perusahaan berdasarkan rumpun usaha yang berbeda.

3. Perusahaan LQ45 yang menjadi obyek penelitian harus memperbaiki nilai dari elemen modal intelektual, terutama modal manusia (VAHU), sehingga akan meningkatkan nilai dari modal intelektual yang akan diikuti pula oleh kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan.

6. REFERENSI

(13)

An Empirical Investigation in An

Iranian Company.

African Journal

of Business Management

. Vol. 5(1),

pp.

88-95.

Available

online

at

http://www.academicjournals.org/A

JBM

Binney,

Derek.

James

Guthrie,

Christina Boedker, Fouad Nagm.

2007. A Framework for Identifying

the Intangible Capital Value of ICT

Investments.

11th

Pacific-Asia

Conference on Information Systems

.

Available

Online

at:

http://www.ske.org.au/download/Int

angible_Capital_Value_of_ICT_Inv

estments_PACIS2007_Conf_Procee

dings_Version.pdf

Boda, György, and Peter Szlávik.

2007. Alternative Accounting to

Manage Intellectual Capital.

The

Electronic Journal of Knowledge

Management

. Volume 5 Issue 1, pp

7-18.

Brigham

F.

Eugene

&

Joel

F.

Houston.

2004.

Manajemen

Keuangan

, Edisi Kedelapan, Buku

II. Erlangga: Jakarta.

Chen, Ming Chin., Shu Ju Cheng,

Yunchan

Hwang.

2005.

An

empirical

investigation

of

the

relationship

between

intellectual

capital and firms’ market value and

financial performance.

Journal of

Intellectual Capital

. Vol. 6 N0. 2.

pp. 159-176.

Chrisdianto.

2009.

Peran

Pengungkapan Intellectual Capital

pada

Laporan

Keuangan

untuk

Memprediksi

Kinerja

Keuangan

Perusahaan di Masa Mendatang.

Jurnal Bisnis Perspektif (BIP's)

.

Vol.1, No.1, hal. 52-60.

Cleary, Peter, Tom Kennedy, David

O’Donnell, Philip O’Regan, Nick

Bontis.

2007.

Positioning

Management Accounting on The

Intellectual Capital Agenda.

Int. J.

Accounting,

Auditing

and

Performance Evaluation

, Vol. 4,

Nos. 4/5. pp.336-359.

Ernst

&

Young,

KPMG,

PricewaterhouseCoopers and House

of Mandag Morgen. 1999. The

Copenhagen

Charter:

A

Management Guide To Stakeholder

Reporting,

House

of

Mandag

Morgen

.

Firer,

Steven,

dan

S.

Mitchell

Williams. 2003. Intellectual Capital

and

Traditional

Measures

of

Corporate Performance.

Journal of

Intellectual Capital

. Vol. 4, No. 3,

pp. 348-360.

Ghozali,

Imam.

2006.

Analisis

Multivariate

dengan

program

SPSS. Badan Penerbit Universitas

Diponegoro. Semarang.

Hansen, Don R., and Maryanne M.

Mowen.

2005.

Management

Accounting

,

7

th

Edition.

Singapore:

South-Western,

a

Division of Thomson Learning Inc.

Hartono,

Jogiyanto.

2009.

Teori

Portofolio dan Analisis Investasi

.

BPFE: Yogyakarta.

Huang, Ching Choo, Robert Luther,

Michael

Tayles,

dan

Roszaini

Haniffa.

2009.

Human

Capital

Disclosures

in

Developing

Countries: Figureheads and Value

Creators.

Research

Paper

.

University of Bradford.

Ikatan

Akuntan

Indonesia.

2009.

Pernyataan

Standar

Akuntansi

Keuangan

. Salemba Empat.

Jakarta.

Iswati,

Sri.

2007.

Memprediksi

Kinerja Keuangan dengan Modal

Intelektual

pada

Perusahaan

Perbankan Terbuka di Bursa Efek

Jakarta.

Ekuitas

. Vol. 11, No.2, Hal.

159-174.

Juma,

Norma.

2009.

Intellectual

Capital – Performance Relationship

Among High Tech Entrepreneurial

Firms:

an

Exploration

of

The

Moderating

Role

of

Corporate.

(14)

dings/proceedingsDocs/2009/Paper

ID176.pdf

Kuryanto, Benny, dan Muchamad

Syafruddin. 2008. Pengaruh Modal

Intelektual

terhadap

Kinerja

Perusahaan.

Proceeding Simposium

Nasional Akuntansi XI

. Pontianak.

Kusumajaya, Dewa Kadek Oka. 2012.

Pengaruh

Struktur

Modal

dan

Pertumbuhan Perusahaan terhadap

Profitabilitas dan Nilai Perusahaan

pada Perusahaan Manufaktur di

Bursa Efek Indonesia.

Thesis

.

Kwon,

Dae-Bong.

2009.

Human

Capital And Its Measurement.

The

3rd

OECD

World

Forum

on

“Statistics, Knowledge and Policy”

Charting

Progress,

Building

Visions,

Improving

Life.

27-30

Oktober 2009. Busan, Korea.

Margaretha,

Farah,

dan

Arief

Rakhman. 2006. Analisis Pengaruh

Intellectual Capital terhadap Market

Value dan Financial Performance

Perusahaan dengan Metode Value

Added

Intellectual

Coefficient.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi

. Vol. 8,

No. 2, Hal. 199-217.

Pramelasari,

Yosi

Metta.

2010.

Pengaruh

Intellectual

Capital

terhadap Nilai Pasar dan Kinerja

Keuangan Perusahaan.

Skripsi

.

Riahi, Ahmed, dan Belkaoui. 2001.

Teori Akuntansi

. Salemba Empat.

Jakarta.

Sawarjuwono,

Tjiptohadi,

dan

Agustine

Prihatin

Kadir.

2003.

Intellectual

Capital

:

Perlakuan,

Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah

Library Research).

Jurnal Akuntansi

& Keuangan

. Vol. 5, No. 1, hal.

35-57.

Seetharaman, A., Kevin Lock Teng

Low,

A.S.

Saravanan.

2004.

Comparative

justification

on

intellectual

capital.

Journal

of

Intellectual Capital

. Vol. 5 No. 4,

pp. 522-539.

Solikhah, Badingatus, Abdul Rohman,

dan

Wahyu

Meiranto.

2010.

Implikasi

Intellectual

Capital

terhadap

Financial

Performance,

Growth dan Market Value; Studi

Empiris

dengan

Pendekatan

Simplistic

Specification.

Proceeding

Simposium

Nasional

Akuntansi XIII

. Purwokerto.

Suhardjanto,

Djoko

dan

Mari

Wardhani, 2010. Praktik Intellectual

Capital Disclosure Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

JAAI

. Vol. 14 No. 1, hal. 67-80.

Szlávik,

Peter.

2011.

Corporate

Valuation and Intellectual Capital.

6th

International

Workshop

on

Knowledge

Management

.

ISBN

978-80-89306-12-1.

Tan, Hong Pew, David Plowman and

Phil Hancock. 2007. Intellectual

Capital and Financial Returns of

Companies.

Journal of Intellectual

Capital

. Vol. 8, No. 1, pp.79-95.

Uadiale,

Olayinka

Marte

dan

Uwalomwa

Uwuigbe.

2011.

Intellectual Capital and Business

Performance:

Evidence

from

Nigeria.

Interdisciplinary Journal of

Research in Business

. Vol. 1, Issue.

10, pp.49- 56.

Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali, dan

Anis

Chariri.

2008.

Intellectual

Capital

dan

Kinerja

Keuangan

Perusahaan: Suatu Analisis dengan

Pendekatan Partial Least Squares.

Proceeding

Simposium

Nasional

Akuntansi XI

. Pontianak.

Ulum,

Ihyaul.

2008.

Intellectual

Capital

Performance

Sektor

Perbankan

Indonesia.

Jurnal

Akuntansi dan Keuangan

. Vol. 10,

No. 2, Hal 77-84.

Widjanarko,

Indra.

2006.

Perbandingan

Penerapan

Intellectual Capital Report antara

Denmark,

Sweden

dan

Austria

(Studi Kasus Systematic, Sentensia

Q Dan Oenb).

Skripsi

.

Woodcock, J., H.R. Whiting. 2009.

“Intellectual Capital Disclosure by

(15)

accepted for presentation at the

AFAANZ Conference

. Juli 2009.

Adelaide, Australia.

Yusuf dan P. Sawitri. 2009. Modal

Intelektual dan Market Performance

Perusahaan-Perusahaan

yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Proceeding

PESAT

(Psikologi,

Gambar

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Gonggong banyak hidup di perairan Kepulauan Riau khususnya di Tanjungpinang, sehingga hewan yang satu ini menjadi hewan khas Tanjungpinang.. Walaupun menjadi hewan khas

Pada peubah amatan jumlah umbi per sampel nilai tertinggi terdapat pada varietas Kidal (V 2 ) (3,36 umbi) dan nilai terendah terdapat pada varietas Antin-1 (V 1 )

Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan dan untuk mengetahui profitabilitas berpengaruh sebagai variabel

penyusunan rumusan kebijakan teknis penataan ruang, kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang kawasan/lahan wilayah dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang dan

Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional pada Klaster A merupakan kabupaten/ kota yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis

 Peningkatan Partisipasi dunia usaha dan masyarakat dalam hal Eco Cultre Tourism Pengembangan Lokasi Wisata Go Green  Pengembangan sarana dan Prasarana. 

Sem ua besaran  Ber pot ensi menim bulkan dam pak berupa per ubahan kest abilan lahan (land subsidence), air tanah sert a gangguan ber upa dampak t er hadap

Learnability 0,117 Tidak berpengaruh signifikan Efficiency 0,205 Tidak berpengaruh signifikan Memorability 0,079 Tidak berpengaruh signifikan Error 0,138 Tidak