12
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1. TERMINOLOGI JUDUL
Akademi : Lembaga pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni (selama kurun waktu ± 3
tahun lamanya) yang menyelenggarakan pendidikan profesi.
Sepakbola : Sepak bola adalah permainan beregu diatas lapangan, menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang
masing-masing terdiri atas sebelas pemain, berlangsung selama 2 x 45 menit, dan
kemenangan ditentukan oleh selisih gol yang masuk ke gawang lawan.5
Deli Serdang : Salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara dengan ibukotanya Lubuk Pakam
Nb:
(Berdasarkan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN
Sumber :
http://www.scribd.com/doc/49824482/18/Institut-adalah-perguruan-tinggi-yang)
Kamus besar bahasa Indonesia)
Jadi yang dimaksud dengan Akademi Sepakbola Deliserdang adalah Sarana
Akademi SepakBola yang terdiri dari beberapa fasilitas pendidikan dan serta
sarana tempat tinggal bagi siswa-siswa atau para atlit yang berlokasi di
Kabupaten Deliserdang yang rencana kedepannya akan menjadi sebagai Aero
city dari Bandara Kualanamu.
Dengan aspek Integrasi yang kuat antara Bandara Kualanamu sesuai TOD
(Transit Oriented Development) menjadikan Akademi Sepakbola PSDS ini
serayanya sebagai patokan utama dalam perekrutan klub-klub asing dan
mempermudah aksesbilitas datangnya investor juga pelatih-pelatih berkualitas
13
II.2. TINJAUAN UMUM
Tinjauan ini akan membahas perihal sejarah seputar Pendidikan, Sepak Bola
dan Akademi SepakBola secara umum.
2.1.1 Tinjauan Pendidikan
Tinjauan umum membahas tentang sistem pendidikan secara keseluruhan dan
Fashion secara umum.
Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia
Sistem Pendidikan Nasional merupakan Keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pelaksanaan pendidikan nasional dilandaskan kepada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan merupakan Wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.
Jalur Pendidikan yang terdapat di Indonesia terdiri dari :
1. Pendidikan Formal
2. Pendidikan Non Formal
3. Pendidikan Informal
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional, jenjang pendidikan formal di
14 a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan
lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah dan Pemerintah
Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara
yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut
biaya.
Pendidikan dasar berbentuk:
1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat.
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau
bentuk lain yang sederajat.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas:
1. Pendidikan menengah umum
2. Pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
a. Sekolah Menengah Atas (SMA),
b. Madrasah Aliyah (MA),
c. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
d. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program
akademik, profesi, dan/atau vokasi.
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. Akademi
15 4. Institute
5. Universitas
2. Pendidikan Non Formal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan
nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal
setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan
kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan nonformal meliputi
1. Pendidikan kecakapan hidup
2. Pendidikan anak usia dini
3. Pendidikan kepemudaan
4. Pendidikan pemberdayaan perempuan
5. Pendidikan keaksaraan
6. Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja
7. Pendidikan kesetaraan
8. Pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan pelajar.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
1. Lembaga kursus
2. Lembaga pelatihan
3. Kelompok belajar
4. Pusat kegiatan belajar masyarakat
16 Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap
untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan.
3.Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal
diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik
lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Di samping jalur pendidikan tersebut terdapat berbagai jenis pendidikan lainnya
menurut Departemen Pendidikan Nasional, antara lain :
1. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk:
1. Taman Kanak-kanak (TK),
2. Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:
1. Taman kanak-kanak
2. Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
2. Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri
17 3. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau
kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada
jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk:
1. Pendidikan Diniyah
2. Pesantren
3. Pasraman
4. pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis
4. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan
pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti
pendidikan secara tatap muka atau reguler. Pendidikan jarak jauh
diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung
oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu
lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
5. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan layanan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat
adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan
tidak mampu dari segi ekonomi.
4. Jenis Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan
tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga
pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Di Indonesia, perguruan tinggi dapat
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.
18 tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi
dengan program pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister
(S2), doktor (S3), dan spesialis.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional, perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. Akademi
2. Politeknik,
3. Sekolah tinggi,
4. Institut,
5. Universitas.
1. Akademi
Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
seni tertentu, yang mencakup program pendidikan sarjana, magister, dan
doktor. Akademi adalah seluruh lembaga pendidikan formal baik pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan kejuruan
maupun perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam
satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
tertentu.
2. Politeknik
Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi
dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
3. Sekolah Tinggi
Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi.
4. Institut
Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik
dan/atau vokasi dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan
profesi.
5. Universitas
Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
19 profesi. Kata universitas berasal dari bahasa Latin yang artinya adalah umum
dan menyeluruh.
Berbagai jenis lembaga pendidikan lainnya yang tergolong dalam perguruan tinggi
yang terdapat di Indonesia antara lain :
1. Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang diarahkan pada
penguasaan keahlian terapan tertentu, yang mencakup program pendidikan
diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4, maksimal setara dengan
program pendidikan sarjana. Lulusan pendidikan vokasi akan mendapatkan
gelar vokasi. Di Indonesia, gelar vokasi diatur oleh senat perguruan tinggi dan
ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan singkatannya.
Gelar vokasi yang ada di Indonesia antara lain adalah Ahli Pratama (A.P.) , Ahli
Muda (A.Ma.) , Ahli Madya (A.Md.) , Sarjana Sains Terapan (S.S.T.)
2. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan
sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
persyaratan keahlian khusus. Lulusan pendidikan profesi akan mendapatkan
gelar profesi
2.1.2 Gelar Akademik Indonesia
Gelar akademik atau gelar akademis adalah gelar yang diberikan kepada
lulusan pendidikan akademik bidang studi tertentu dari suatu perguruan tinggi. Gelar
akademik kadangkala disebut dengan istilahnya dalam bahasa Belanda yaitu titel.
Gelar akademik terdiri dari sarjana (bachelor), magister (master), dan doktor (doctor).
1. Sarjana (S1)
Kata sarjana berasal dari bahasa Sansekerta, dan dalam Bahasa Inggris
disebut sebagai Bachelor. Sarjana adalah gelar akademik yang diberikan
kepada lulusan program pendidikan sarjana (S1) atau undergraduate. Untuk
mendapatkan gelar sarjana, biasanya dibutuhkan waktu selama 4 (empat)
sampai 6 (enam) tahun dan harus menyelesaikan SKS (satuan kredit semester)
sebanyak 144 SKS.
Sebelum tahun 1993, gelar sarjana yang ada di Indonesia antara lain
Doktorandus (Drs.), Doktoranda (Dra.), dan Insinyur (Ir.). Setelah tahun 1993,
penggunaan baku gelar sarjana yang ada di Indonesia antara lain Sarjana
20 Teknologi Pertanian (S.TP), Sarjana Agama (S.Ag.) dan Sarjana Pendidikan
(S.Pd.). Gelar sarjana ditulis di belakang nama yang berhak dengan
mencantumkan huruf S diikuti inisial bidang studi. Strata pendidikan Sarjana ini
disebut sebagai Strata 1 atau biasa disingkat S1.
Gelar sarjana yang ada di Indonesia pada saat ini antara lain sebagai berikut
Sarjana Arsitektur (S.Ars. ) Sarjana Komunikasi (S.Kom) Sarjana Agama (S.Ag. ) Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos.) Sarjana Ekonomi (S.E. ) Sarjana Kedokteran (S.Ked.) Sarjana Farmasi (S.F ) Sarjana Kehutanan (S.Hut.) Sarjana Filsafat (S.Fil. )
Sarjana Kedokteran Gigi (S.KG. ) Sarjana Hukum (S.H. )
Sarjana Ilmu Kedokteran Hewan Sarjana Hukum Islam (S.HI. ) (S.KH.) Sarjana Humaniora (S.Hum.)
Sarjana Keperawatan (S.Kep.) Sarjana Ilmu Alam : Fisika, Biologi, Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.Km.) Kimia, Matematika (S.Si. )
Sarjana Pendidikan (S.Pd. ) Sarjana Ilmu Komputer (S.Komp) Sarjana Seni (S.Seni)
Sarjana Ilmu Politik (S.IP. )
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Sarjana Teknologi Pertanian (S.TP. ) Sarjana Psikologi (S.Psi. )
21 Sarjana Sosial (S.Sos. )
Sarjana Peternakan (S.Pt. ) Sarjana Sastra (S.S. ) Sarjana Perikanan (S.Pi. )
2. Magister (S2)
Gelar magister yang ada di Indonesia antara lain Magister Manajemen (M.M.),
Magister Sains (M.Si.), dan Magister Teknik (M.T.). Gelar magister ditulis di
belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf M diikuti inisial
bidang studi. Strata pendidikan Magister ini disebut sebagai Strata 2 atau biasa
disingkat S2.
3. Doktor (S3)
Gelar doktor dari bidang studi apapun bergelar Doktor dan ditulis di depan
nama yang berhak dengan mencantumkan singkatan Dr. Strata pendidikan
Doktor ini disebut sebagai Strata 3 atau biasa disingkat S3.
Selain gelar Akademik , di Indonesia juga terdapat yang disebut Gelar Profesi.
Gelar profesi adalah gelar yang diberikan kepada lulusan pendidikan profesi
bidang studi tertentu dari suatu perguruan tinggi. Di Indonesia, gelar profesi
diatur oleh senat perguruan tinggi dan organisasi profesi berdasarkan standar
profesi yang terkait sebagai dan ditulis di belakang nama yang berhak. Gelar
profesi yang ada di Indonesia antara lain : Dokter (dr.)
Dokter gigi (drg.) Dokter spesialis (Sp.) Akuntan (Ak.)
Apoteker (Apt.
2.1.3 Tinjauan Sepak Bola
Sepak bola telah memiliki perjalanan yang panjang dalam sejarah olahraga,
bahkan kebudayaan manusia, dan perkembangannya sekarang ini semakin pesat
karena berkembangnya sistem manajemen dan pelatihan sepak bola, dan juga
teknologi yang dapat diterapkan pada perlengkapan, infrastruktur, maupun
publikasi/entertainmentnya.
Sejarah olahraga menyepak bola sudah lama sekali ada. Yang tercatat yaitu
22 SM di Cina dengan nama Tsu Chu. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat
menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga
dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan
membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari.
Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama
pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada
tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan ini. Tetapi tahun
1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di
lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi di
Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika sekolah dan klub berkumpul dan
merumuskan aturan baku untuk permainan ini. Bersamaan dengan itu, terjadi
pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun
1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.
Selama tahun 1800-an, sepak bola modern dibawa oleh pelaut, pedagang, dan
tentara Inggris ke berbagai belahan dunia, begitu juga di wilayah nusantara oleh
Belanda. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia yaitu Fédération
Internationale de Football Association (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun
1900-an,berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara, begitu juga Piala Dunia pertama
kali dimulai di Uruguay tahun 1930. Asian Football Confederation (AFC) juga berdiri
pada tahun 1954 di Manila, Filipina sebagai salah satu konfederasi regional FIFA.
Permainan sepak bola di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh para
penjajah/bangsa Eropa, termasuk Belanda. Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal
atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam, biasanya
dilaksanakan sore hari. Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi dimana
orang Belanda sering menggelar pertandingan. Khusus untuk sepak bola, serdadu di
barak-barak militer sangat sering bertanding yang akhirnya membentuk bond atau
perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar.
Tak hanya serdadu militer, warga Belanda, Eropa, dan Indonesia juga membuat
bond-bond serupa.
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond
(NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie
23 menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond
pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar
Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
Pada 19 April 1930, Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI)
dibentuk di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Disinilah perkembangan sepak
bola di Indonesia diawali dengan berdirinya PSSI dalam pimpinan Soeratin
Sosrosoegondo, insinyur sipil lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa. Sejak saat
itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan semakin banyak
rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I perserikatan/bond diadakan.
Adapun lahirnya PSSI ini tidak terlepas juga dari gerakan menentang penjajahan
dengan strategi menyemai benih nasionalisme bagi pemuda Indonesia.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola
berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) dari
bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) dari bangsa Tionghoa, dan
Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) dari orang pribumi.
Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari di Surakarta (Solo)
lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepakbola
Kebangsaan” yang digerakkan oleh PSSI. Stadion itu diresmikan pada 1933. Dengan adanya stadion ini, kegiatan persepak bolaan pun semakin gencar.
Pada tahun 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia walaupun akhirnya membawa
nama Hindia Belanda (Dutch East Indies). NIVU mengajak PSSI bekerjasama yang
ditandai dengan Gentlemen’s Agreement 15 Januari 1937. Persetujuan perjanjian ini
berarti secara de facto dan de jure Belanda mengakui PSSI. Perjanjian itu
menegaskan bahwa PSSI dan NIVU menjadi pucuk organisasi sepak bola di Hindia
Belanda. Salah satu isinya juga berisi tentang tim yang dikirim ke Piala Dunia, dimana
dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan bentukan PSSI sebelum
diberangkatkan (seleksi tim). Tapi NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan
tim bentukannya menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA. Memang akhirnya
Hindia Belanda kalah 0-6 dari Hongaria. Atas tindakan sepihak dari NIVU ini, Soeratin
Sosrosoegondo sangat geram. Ia menolak memakai nama NIVU. Alasannnya, kalau
NIVU diberikan hak, maka komposisi pemain akan dipenuhi oleh orang Belanda.
Akhirnya PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian tersebut saat Kongres di Solo
24 pada 1938.
Dalam pertandingan internasional, PSSI terbukti. Pada 7 Agustus 1937, tim
PSSI berhasil menahan imbang 2-2 tim Nan Hwa dari Cina di Gelanggang Union,
Semarang. Padahal Nan Hwa pernah mengalahkan Belanda dengan skor 4-0. Disini
kedigdayaan tim PSSI sudah tersohor.
Lebih jauh, Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional
agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Pada
tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia) yang kemudian menyelenggarakan
Pekan Olahraga ISI (15-22 Oktober 1938) di Solo. Nama PSSI ini kemudian berubah
dalam kongres PSSI 1950 di Solo menjadi Persatoean Sepakbola Seloeroeh
Indonesia.
Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola
Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi
dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum tahun 1970-an,
beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di
antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw.
Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri,
di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu,
dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir. Selain
itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita, futsal, dan kompetisi
kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19, dan U-23).
Masuknya Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif dalam berkompetisi,
karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan
keolahragaan buatan Jepang. Tetapi Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik
sehingga tidak dapat lagi mengurus kegiatan olahraga di Indonesia. Dalam situasi itu
urusan olahraga diserahkan kembali kepada Indonesia terutama sejak tahun 1944
dengan terbentuknya Gerakan Latihan Olahraga Rakyat (GeLORa). Selama tahun
1942-1945 yakni selama kekuasaan Jepang di indonesia, tidak banyak peristiwa
olahraga penting tercatat, karena Jepang terus terdesak kedudukannya sehingga
dengan sendirinya perhatian Jepang tidak dapat diharapkan untuk memajukan
olahraga di Indonesia. Akhirnya PSSI baru lepas menjadi otonom kembali dalam
25 Adapun Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) dibentuk tahun 1946
yang dibantu oleh Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI). Keduanya telah
dilebur dan menjadi KONI. Dalam mempersiapkan para atlet Indonesia untuk
Olimpiade XIV di London tahun 1948, Indonesia menemui banyak kesulitan. PORI
sebagai badan olahraga resmi Indonesia saat itu belum diakui dan menjadi anggota
Internasional Olympic Committee (IOC) sehingga para atlet yang akan dikirim tidak
dapat diterima dan berpartisipasi dalam olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia
atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh waktu itu menjadi
penghalang besar. Paspor Indonesia saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris,
sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi dengan
memakai paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya karena delegasi Indonesia
hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Alasan inilah yang
menyebabkan rencana kepergian beberapa pengurus besar PORI ke London menjadi
batal dan menjadi topik pembahasan pada konferensi darurat PORI tanggal 1 Mei
1948 di Solo. Konferensi itu sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga yang
direncanakan berlangsung pada bulan Agustus atau September 1948 di Solo. PORI
ingin menghidupkan kembali pekan olahraga yang pernah diadakan ISI.
Dilihat dari sarana olahraga, pada saat itu kota Solo telah memenuhi semua
persyaratan pokok dengan adanya stadion Sriwedari yang dilengkapi dengan kolam
renang, pada saat itu juga termasuk fasilitas olahraga yang terbaik di Indonesia. Selain
itu seluruh pengurus besar PORI juga berkedudukan di Solo, sehingga hal inilah yang
menjadi bahan-bahan pertimbangan untuk menetapkan kota Solo sebagai kota
penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal 8-12
September 1948 dengan mempertandingkan 12 cabang olahraga. Selain itu, PON I
juga membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia
dalam keadaan daerahnya yang dipersempit akibat Perjanjian Renville, membuktikan
sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional.
Lalu dalam perkembangannya, PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal
1 November 1952 pada kongres FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota
FIFA, lalu PSSI diterima pula menjadi anggota AFC tahun 1952, bahkan menjadi
pelopor pembentukan AFF (ASEAN Football Federation).
Di kota Medan sendiri sepak bola juga sudah lama berkembang. Persatuan
Sepak Bola Medan Sekitarnya (PSMS) dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski
26 (VBMO) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang diyakini merupakan embrio
PSMS. Sejak dahulu kota Medan dikenal dunia karena perkebunan tembakau Delinya.
Tak heran kalau logo PSMS adalah "daun" dan "bunga tembakau Deli". PSMS
mengalami jaman gemilang di bidang prestasi yang dibuktikan mulai tahun 1954.
Pada saat itu PSMS sering diundang dan mengundang tim-tim dari luar negeri
seperti Gak Graz dari Austria, Kowloon Motorbus dari Hongkong, Grasshoppers dari
Eropa, Star Soccerites dari Singapura, dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dipegang oleh PSMS melawan kesebelasan luar negeri, PSMS mendapat julukan “The
Killer” atau algojo kesebelasan-kesebelasan luar negeri. Di tahun 1950-an di awal
berdirinya, PSMS berada di puncak kejayaannya. Beberapa turnamen di dalam dan
luar negeri selalu menjadi ajang meraih gelar juara. Adapun dibawah ini merupakan
data-data kejuaraan PSMS dalam beberapa kompetisi hingga kini.
Tabel 2.1. Hasil Kejuaraan PON: Bidang Olahraga Sepak Bola
Ke Tahun Juara I Juara II Juara III II 1951 Jawa Barat Jakarta Raya Jawa Timur
III 1953 Sumatera Utara Jakarta Raya Jawa Timur
IV 1957 Sumatera Utara Sumatera Tengah Jawa Tengah
V 1961 Sulawesi Selatan Jawa Tengah Jakarta Raya
VI 1965 dibatalkan karena peristiwa G 30 S PKI
VII 1969 Sumatera Utara Jakarta Raya Jawa Timur
VIII 1973 Sumatera Utara Jawa Timur Sulawesi Selatan
IX 1977 Jakarta Raya Irian Jaya Aceh
X 1981 Lampung Sumatera Utara Jawa Timur
XI 1985 Sumatera Utara Irian Jaya Jakarta Raya
XII 1989 Sumatera Utara Jawa Timur Jakarta Raya
Sumber: Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992)
Tabel 2.2. Hasil Kejuaraan PSSI 1951-1990 No. Tahun Juara I Juara II Juara III
I 1951 Persebaya PSM Persija
II 1952 Persebaya PSMS Persib
27 Sumber: Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992)
2.1.5 Akademi Sepakbola
A. Akademi Sepakbola Sebagai Wadah Pembinaan Dasar
Peran dan tanggung jawab SSB mempunyai andil yang sangat
besar bagi perkembangan prestasi sepakbola Indonesia di masa – masa
yang akan datang. Di akademi sepakbola inilah bibit-bibit pemain
sepakbola yang handal banyak ditemukan.
Pembinaan sejak awal menentukan masa depan prestasi
pesepakbola. Dimana Peran pelatih professional diperlukan untuk
keberhasilan proses pembinaan. Menurut Soedono (2008:1) pada
hakikatnya keberhasilan atau kegagalan pembinaan usia dini tergantung
dari pelatih.
V 1959 PSM Persib PSIS
VI 1961 Persib PSM Persija
VII 1964 Persija PSM Persib
VIII 1965 PSM Persebaya Persib
IX 1966 PSM Persib PSMS
X 1967 PSMS Persib Persebaya
XI 1969 PSMS Persija PSM
XII 1971 PSMS Persija PSM XIII 1973 Persija PSMS Persebaya
XIV 1975 Persija / PSMS - -
XV 1977 Persebaya Persija PSMS
XVI 1979 Persipura PSMS Persebaya XVII 1981 Persiraja - -
XVIII 1983 PSMS Persib Persebaya
XIX 1985 PSMS Persib PSM
XX 1986 Persib Persemen Persija
XXI 1987 PSIS Persebaya Persib
XXII 1988 Persebaya Persija Persib
28 Agar proses pembinaan berjalan lancar selain program latihan bagus,
sarana dan prasarana memadai, metode yang tepat, juga di butuhkan
pelatih berkualitas yang dapat mengenal karakteristik anak latih dari aspek
fisik maupun psychologis. Menurut Soowarno KR (2001:2) program
pengembangan sepakbola terdiri dari 3 fase,yaitu;
1. Fase I (Fun Phase) 5-8 tahun
2. Fase II (Technical Phase) 9-12 tahun
3. Fase III (Tactical Phase) 13-17 tahun
B. Lapangan Permainan
- Ukuran Panjang x Lebar : 100 – 120 x 64 – 75 m
- b. Garis Batas adalah garis selebar 10 cm, yakni garis sentuh d
i sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah
lapangan; 9,15m lingkaran tengah; tidak ada tembok penghalang atau
papan.
- Daerah penalty adalah busur berukuran 18 m dari setiap pos
- Titik Pinalti adalah 11 meter dari titik tengah gawang
- Gawang: lebar 7 m x tinggi 2,5 m
Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive
Gambar.2.1. Standarisasi Lapangan SepakBola
29 C. Kualitas Akademi Sepak Bola
Menurut Direktur Teknik Timnas Indonesia, Sutan Harhara,
se-kolah sepakbola yang berkualitas tinggi adalah:
Akademi Harus Mempunyai Manajemen Organisasi Yang baik
Akademi tak ubahnya sebuah sekolah regular yang tetap membutuhkan orang
-orang yang paham dengan pengembangan Pendidikan anak dan Pengelolaan
sebuah organisasi.
Akademi Sepakbola Harus memiliki Lapangan da Peralatan Memadai
Lapangan merupakan Instrumen vital dalam sebuah Akademi Sepakbola dimana
sesuai dengan Spesifikasi standarisasi FIFA didukung dengan pemilihan rumput
yang berkualitas. Sementara fasilitas lain seperti ruang ganti pemain, lampu
stadion, fitness center, asrama, bisa menjadi pertimbangan sekunder dan
kelengkapan peralatan latihan dasar. Akademi harus memiliki pelatih Bersertifikat
Untuk menjadi Pelatih Akademi tidak mudah. Pelatih Akademi minimal harus
memiliki lisensi C Nasional. Sehinggah dia akan lebih paham dalam bentuk
pengajaran Youth Development yang sesuai dengan peraturan PSSI dan FIFA. Akademi wajib memiliki program latihan terukur
Akademi diwajibkan memilki program latihan yang terukur dimana acuannya
pada ketentuan yang ada di Youth Development. Misalnya, untuk U-10 tahun
yang identik dengan fun game sudah mewajibkan pemainnya menguasai
minimal 3 teknik-teknik dasar pada mengolah bola hal ini akan mempermudah
para siswa untuk menaiki jenjang berikutnya,misalnya ketika masuk level U-14
atau U15 yang sudah dihadapkan pada situasi game yang berpola pada startegi. Akademi harus wajib aktif dan prestasi
Menurut ketentuan FIFA ,Akademi Sepakbola sebaiknya melakoni 600 jam
pertandingan pertahunnya. Hal ini artinya, rata-rata setiap pekan bermain di dua
laga resmi di bawah naungan PSSI.
D. Fasilitas Akademi Sepak Bola
Menurut Harianto (2001), beberapa fasilitas yang harus disediakan pada
Akademi sepak bola adalah:
a. Fasilitas publik
b. Fasilitas pengelola
c. Fasilitas pertandingan
30 e. Fasilitas hunian ( asrama )
f. Fasilitas penunjang
g. Area parkir
h. Area servis
2.1.6 Klasifikasi Pusat Sepak Bola
Berdasarkan cakupan pelayanannya, lingkup pengaruh Sepak Bola dunia,
pusat Akademi Sepakbola dapat di golongkan menjadi 3 golongan :
1. Pusat Fashion International
a. Belanda
b. Spanyol
c. Brazilia
2. Pusat Akademi sepakbola Regional
Eropa : London (UK), Amsterdam (NAT), Madrid (SPAIN)
Amerika : Rio de janiero (Brazilia), Buenos Aires (Argentina) Australia : Melbourne (Sydney)
Asia : Hongkong,Tokyo (Jepang), Jakarta (Asia Tenggara) Afrika : South Africa
3. Pusat Akademi Sepakbola Sub Regional
Pusat Akademi Sepakbola sub regional, mempunyai sasaran pasar yang lebih
spesifik lagi.dengan ada nya pusat Akademi Sepakbola ini hampir sama dengan yang
terdapat pada pusat Akademi Sepakbola regional.
Dalam proyek ini di asumsikan bahwa Jakarta telah menjadi pusat Akademi
SepakBolauntuk kawasan Asia Tenggara dan tentunya di Indonesia sendiri.
Koleksi-koleksi Pemain yang bertalenta baik yang dikeluarkan oleh Pelatih-pelatih yang
tergabung dalam PSSI agar cukup bersaing dengan Pelatihan Akademi Sepakbola
yang ada di luar dari Indonesia. Dalam hal ini DeliSerdang dapat di jadikan sebagai
pusat sub regional. Dengan sasaran pasar untuk wilayah Sumatera : NAD, Medan,
31 Tabel.2.3 DAFTAR BIODATA SEPAKBOLA PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2010/2012
NO NAMA SEKOLAH
SEPAKBOLA
ALAMAT SEKRETARIAT NAMA PENGURUS NAMA
PELATIH
KETUA UMUM SEKRETARIS
8-10
2 Karang Taruna Jl. Krakatau Sidodarma Gg. Indah
P.Brayan Darat I Medan
32 Medan
8 PTP Wil I Medan Jl. Amat Tirto No. 1090 Psr 10 Kec.
Medan Tembung
0
9 Generasi Tunas
Harapan
Jl. Kebon Bunga / Lapangan Hold
Medan
0
10 Tunas Remaja Jl. Medan Area Selatan Gg. Sairin No.
29 Medan
0
11 Himpunan
Pemuda Maju
Jl. Luku I No. 52 Simp. Pos P. Bulan
Medan Johor
M. Syarifudin Nur Wahyudi, SE Sakino YAD 28 30 22 24 26 130
Armansyah S-3 0
12 Bina Muda Jl. KPT. Muslim / Setia Luhur No. 85
Medan
0
13 Permata Jl. Simalungun No. 3 Belawan Medan 0
14 Tasbi Komplek Taman Setia Budi Indah Blok
PP. 9-10 Medan
0
15 Bintang Timur Jl. G. Krakatau Sidorukun No. 5.
P.Brayan Darat Medan
Suharto S YAD 26 31 36 32 21 148
16 Karisma Jl. Nusa Indah No. 86 Par. III Helvetia
Medan
0
17 Diapora SU Jl. Kelambir V/ JLBT. Serangan No. 20
Medan
0
18 Bangun Jaya Jl. Boxit link. I Kota Bangung Deli 0
33 Medan Johor
20 Asam Kumbang
Pratama
Jl. Bunga Raya No. 183 Asam
Kumbang, Medan Selayang
Surya Harahap M. Idris Abdul Lbs S-2 15 12 31 58
21 Sejati Pratama Jl. Karya Bakti No. 26. Pkl. Mansyur
Medan Johor
H. Sariono Sunyoto, SIP Syahfirul L15-c 0
M. Salim L15-C 30 40 45 35 32 182
22 Putra Marelan Kantor Lurah R. Pulau Jl. Rahmad
Budin Medan Marelan
0
23 Mabmi Jl. Sei Rkan No. 63 Medan 0
24 Timbang Deli Jl. SM. Raja KM 8. No. 96 Timbang Deli
Amplas Medan
0
25 Harapan Bangsa
Persikas
Jl Tangkuk Bokar I/25 A Medan 0
26 Persikas Jl. Bayangkara Gg. Balai Desa No. 12
Kel. Indra Kasih Tembung
0
27 Putra Bahari Perumahan Nelayan Blok. 66 No. 66
Medan Labuhan
Drs.Sy.
Hasibuan
Muhammad Amin Kamaruddin YAD 14 29 26 69
28 Generasi Medan
Krio
Jl. Bengawan Kantor Kep. Desa Krio
Sunggal Medan Sunggal
0
29 Bintang Muda Jl. Nuri No. 65 B. Binjai 0
30 Karang Taruna
Binjai
Jl. Perintis Kemerdekaan Lk. IV Kel.
Kebun Lada Binjai
0
34 Damai Binjai Timur) Indarto
32 Kuda Laut Mas Jl. Thamrin No. 28 p. Brandan Kab.
Langkat
0
33 Putra Klantan Jl. Pelabuhan Sei BilahPatok P.
Brandan Langkat
34 Tunas Muda Jl. Perjuangan No. 52 T. Beringin
Kec.Hinai Kab Langkat
0
35 Tanjung Pura
Putra
Jl. Merdeka No. 52 T. Beringin Kec.
Hinai Kab. Langkat
Drs. H. Asrin
Naim
M. Nasyad Ashbul Yamin YAD 25 26 22 73
36 Porsabi Gg. Tanah Lapang Stadion Amir
Hamzah T. Pura Kab. Langkat
Ali Amrin Dayu
M
Imam Prayogi Wakimin Yanto S-3 25 25 20 70
37 Putra Besitang Jl. Perjuangan Simp. Tiga besitang Kab.
Langkat
0
38 Lubuk Pakam
Bersinar
Jl. Karya Bhakti No. 67 L. Pakam, Deli
Serdang
0
39 Supra Pasifik Jl. T. Raja Muda No. 2 L. Pakam Deli
Serdang
0
40 Putra Perbaungan Jl. Kutilang No. 1 Perbaungan Deli
Serdang Syadruddin
CH. Saleh Sitorus Suwandi YAD
35
41 Rapel Jl.Sena No. 2 Perbaungan Deli Serdang 0
42 Tembakau Deliu PTPN II Tandem Hilir Deli Serdang 0
43 Perkasa 97 Jl. Karang Luas Tengan Bulu Cina
(Sudarto)
0
44 Tunas Muda
Dharma Deli
Desa Tanjung Selama Seintis Deli
Serdang
0
45 Mayang Putra Emplasmen Sei Mayang No. 47, jl.
Binjai 13,7 D. Serdang Sumarli
Februharyono S-3 0
Rahimsyah LIS- D 13 13 31 19 5 81
46 Mayang Putra Jl. Rampah Estate/ Rumah Makan Dika Zabir Hamsah Misno Sudariyono S-3 19 22 21 62
47 PON Putra Jl. T. Tinggi KM 48 Tg. Buluh Kec.
Perbaungan DeliSerdang Edi Eriyanto
Mun Supriadi Efenfy Armin S-2
8 20 21 33 18 100
48 Merpati Socfindo PKS Pagar Merbabu L. Pakam Mahrizalnam Sutrisno Budi Prianto YAD 10 14 20 20 64
49 PSPM Pagar
Marbau
Jl. Prasetya Utama No. 39 Diski
Sukarnin
Rasyid
0
50 Bina Tama Bang
Bing
Desa Bangbing Kec. Perbaungan Deli
Serdang Kakhyar, Amd
Haidir Tanjung Syahrial Efendi YAD
20 22 20 20 82
Arslan YAD 0
51 Serikat Pekerja
Perkebunan III
Kantor PTPN III Kebuin Klumpang Deli
Serdang 0
52 Persega Dusun II Pasar II Marindal I Jl. Setia Deli
Serdang Awal Dani
Suwardi Setujuono YAD
20 20 20 60
36 Serdang
54 Persetama Tanjung Morawa D. Serdang 0
55 Indah Ponijan Kebon Deli Muda Hilir Kec. Perbaungan 0
56 Putra Mandiri Kantor PTPN II Kwala Madu Deli
Serdang 0
57 Mutiara Suara
Naviri
KOMPL. DR. TD. Pardede Jl. Binjai Km
10,8 Medan 0
58 Terpedo Jl. Sei Musi No. 03 Tanah Seribu
Kec.Binjai Selatan
Zainuddin
purba Zulkarnain Lb 0
59 Setia Karya Jl. Bandar Labuhan desa dagang Tanj.
Morawa Deli Serdang 0
60 Bintang Utama PTPN II Perkembunan Batang Kuis Deli
Serdang 0
61 Tunas Bangsa Jl. Binjai Km. 11,2 kec. Sunggal Deli
Serdang Dono Syaraf Drs. Sukir Rahmad YAD 30 40 35 45 40 190
62 Portis Kantor PTPN II Seintis Kec. Percut Sei
Tuan deli Serdang 0
63 Panca Ria SD. Negeri No. 101791 Patumbak Kp.
Deli Serdang 0
64 Sampali Putra Jl. Pasar Hitam No. 17. Sampali Kec.
Percut sei Tuan Ali Muchtar Wahono Suprayogi YAD 28 32 42 26 128
65 Bina utama Jl. Medan Batang Kuis Deli Serdang 0
37 Bengkel
67 Sinar Pagi Jl. Lapangan Pasar XV Bandar setia
Medan Tembung 0
68 Hendra Z/ 105 Jl. Besar Deli Tua No 173 Deli Tua Sunarta
Bangun Kasianto Liestiadi B.L 29 27 31 28 107
Hengky Ahmad YAD 0
69 Daun Mas M. Salim Gg. Rahmad dusun II Kwala
Bingei Stabat Panji Muliadi SPd Legimin Lis-D 23 23 13 14 29 102
70 KB. PPP Polres
Langkat
Jln. Hasanudin No. 1 Binjai
Syarifuddin A.Aslim H.Sihete YAD 20 20 20 60
71 Putra Harapan
Surya
Jl. Pembela 10 Deli Tua
0
72 Tunas Muda Jl. Besar Sawit Hulu NO. 6 sawit
Seberang, Langkat Supendi Miswadi Wakimin Y. S-3 24 13 34 71
73 Guntur Putra Jl. Veteran Gg. Surya No. 39 Berastagi
Kab. Karo 0
74 Kaban Jahe Club Jl. Padang Mas II No. 468 K. Jahe
Kab.Karo 0
75 Kejora Sebaya PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi 0
76 Taruna Satria Jln. Jend. A. Yani no. 202 Tebing Tinggi 0
77 Putra Bangsa Jl. P. Diponegoro No. 3 P. Siantar 0
78 Bina Nusantara Berangir L. Batu Kec. NA IX-I Kab. L.
38 79 Bina Prestasi PTPN III Kebun Sei Mengkei
Simalungun
Ibrahim Putra
Lbs Yatima Marzuki Hrp L-B 20 21 22 63
80 Salam Perdana Jl. Kairil Anwar Gg. Kabu-Kabu No. 17
T. Balai
M.Rasyid
Ridho Edy Sanjaya Simin Arianto YAD 50 40 40 130
Selamat YAD 0
Syaifuddin YAD 0
Dahri YAD 0
81 Karya Muda
Jl. DI.Panjaitan Gg. DamaiNo. 2 Tj.
Balai M. ZeinSyamal Nurdin Manurung 0
82 Ika Bina
Jl. Sisingamangaraja No.60 R.Prapat L.
Batu 0
83
Mandala Putra
Sidimpuan Desa Sidangkal P. Sidempuan 0
84 Recika P. Sidempuan Hutimbaru 0
39 II.3. DESKRIPSI PROYEK
II.3.1 Pengenalan Akademi Sepak Bola DeliSerdang
Akademi Sepakbola DeliSerdang ini merupakan ruang/wadah kegiatan baik di
dalam maupun diluar ruangan untuk meningkatkan potensi sepakbola masyarakat,
khususnya kaum anak-anak serta remaja, serta menjembatani jenjang pembinaan dini
ke junior, dimana pembinaan juior ini merupakan langkah awal menuju jenjang senior,
atau dalam hal ini berarti didalamnya ditekankan pada sifat yang professional.
Kegiatan yang terjadi merupakan suatu bentuk kegiatan pembinaan, diantaranya
pelatihan dan pertandingan sepakbola, hunian terdidik, serta pendidikan formal dan
non-formal dengan penekanan pada sifat professional.
Dalam pengertian yang lain, akademi sepakbola merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal dibawah naungan pengda PSSI. Seperti halnya sekolah kejuruan,
atau sekolah-sekolah khusus yang lainnya, maka akademi ini harus terdaftar di
DIKNAS.
A. Syarat Mendirikan Akademi Sepak Bola
Menurut hasil wawancara dengan staff SSB Realmadrid di Aceh dan hasil dari
diskusi dengan pengurus PSMS dan Diknas, maka ada beberapa persyaratan khusus
untuk mendirikan sebuah akademi sepakbola yang berkelas, antara lain harus memiiki
insfrastrutur sendiri seperti lapangan sepakbola, mess, pusat kebugaraan, kantor dan
lain-lain yang mendukung kegiatan akademi ini.
Menciptakan akademi yang berkualitas tidak dapat hanya dengan insfrastruktur
yang baik, tetapi juga diperlukan tenaga pengajar yang berkualitas yang didukung
dengan pengelolaan yang professional. Untuk itu semua perlu mendatangkan pelatih
yang berkualitas pula, seperti pelatih yang memiiki reputasi nasional maupun
internasional, serta memiliki pengurus yang berkompeten dalam bidang ini. Tidak
hanya itu, dari segi penjadwalan latihan, pengaturan nutrisi makanan, dan lain-lain
yang berkaitan dengan sepakbola professional juga menjadi harga mati untuk
40 B. Sistem Perekrutan Pemain
Akademi ini membidik anak-anak mulai berusia 12-19 tahun, dimana dalam
periode usia itu merupakan masa emas pematangan anak. Menurut Youth Academy
Real Madrid, periode usia anak di bagi menjadi 5 kelompok, yaitu;
a. Under 10 - “age of fun”
b. Under 12 - “age of technique”
c. Under 14 –“age of understanding”
d. Under 16 –“age of competitive match play”
e. Under 19 –“age of professional preparation”
Under 10 tidak termasuk dalam target akademi iini mengingat akademi ini bersifat
serius dan sudah menjurus kedalam profesi sepakbola. Akademi ini tidak mengajarkan
hal-hal mendasar dari nol, mereka yang masuk dalam akademi ini minimal sudah bisa
melakukan teknik-teknik dasar.
Selain itu juga membidik anak-anak berusia 15-19 tahun yang sudah lepas dari
sekolah sepakbola (SSB) tapi banyak tidak tertampung di klub. Padahal kemampuan
mereka harus terus diasah untuk menjadi pemain berkualitas.
C. Jalur Pendaftaran
Sistem perekrutan calon atlet yang melalui jalur pendaftaran hatus melalui tahap
seleksi yang diatur oleh pengurus. Seleksi awal untuk para siswa yang akan dibina
meliputi faktor umur, postur tubuh, bakat, kemampuan intelektual, keseimbangan
psikologisnya, kemampuan teknik dasar, serta sampai sejauh mana dukungan yang
diperoleh dari orang tua. Bila lolos seleksi awal, maka para calon atlet ini sudah bisa
diputuskan untuk mengikuti kegiatan pelatihan di akademi ini.
a. Jalur Pemandu Bakat
Jalur lain untuk merekrut siswa yaitu melalui pemandu bakat.
Pemandu bakat ini mencari, menyeleksi secara tidak langsung, dan
menawarkan calon siswanya yang dipandang sudah pantas untuk
mengenyam pembinaan di akademi ini. Dimana seleksi secara tidak
langsung ini merupakan pengamatan pemandu bakat dari berbagai tempat
penyaluran hobby sepakbola seperti SSB, sekola jalanan, dan
41 dijelaskan di atas, tetapi mereka ini lebih di prioritaskan untuk bergabung di
akademi ini.
b. Peraturan Lama Pelatihan
Untuk setiap tahunnya akan dilakukan seleksi kelanjutan, seperti
dalam hal kemampuan bermain. Apabila kemampuan individu dari siswa
bersangkutan tidak meningkat, maka dengan berat hati akademi ini akan
memulangkannya. Hal diatas dilakukan mengingatkan akademi ini
memberlakukan sistem promosi-degradasi dalam tahapan pelatihan para
siswanya, Sistem demikian dianut oleh akademi ini, karena untuk
meningkatkan iklim kompetitif dikalangan siswa bisa diberi kesempatan
untuk memperbaiki diri ataupun mengembangkan karirnya dibidang lain.
Sedangkan mengenai pemulangan siswa, akademi ini juga telah
menetapkan klausalnya secara tertulis, sehingga setiap orang tua siswa di
akademi ini juga akan mengetahui hal tersebut dari awal.
Jika waktu pelatihan bagi para siswanya sudah berakhir (faktor umum), dan
atau kemampuan siswa dianggap telah mampu bersaing ditingkat senior,
maka siswa yang bersangkutan akan di promosikan kepada klub
profesional yang tertarik untuk merekrut siswa tersebut, Atau jika sebelum
waktunya meninggalkan akademi tiba dan ada klub lain merekrutnya, maka
siswa yang bersangkutan memiliki hak untuk tetap tinggal di akademi atau
masuk dalam klub yang bersangkutan.
D. Pengaturan finansial
Akademi ini merupakan hasil kerjasama dari pihak swasta dan beberapa
perusahaan yang mau menjadi sponsor dan berada dibawah naungan PSSI nasional.
Proyek ini tidak komersil secara langsung, tetapi lebih kepada inviestasi. Selain dari
sponsor, profit income juga bisa didapat dari memenangkan tunamen. Maupun hasil
dari penjualan pemain kepada klub klub yang tertarik. Bisa dikatakan ini bersifat
industri.
E. Biaya pemain
Ada beberapa baiaya yang harus ditanggung untuk berlatih di akademi ini.
Yang pertama adalah biaya masuk setelah lolos dari ujian masuk, ini sudah termasuk
42 sudah termasuk biaya pelatih, peralatan berlatih, transportasi, sekolah, tutorial,
entertain, pembicara, seminar, akomodasi, dan makanan.
Biaya ini diperuntukkan bagi calon siswa yang masuk leawat jalur pendafataran
saja. Bagi calon siswa yang merupakan hasil penyaringan pemandu bakat tidak
dikenakan biaya, bagitu pua bagi calon siswa yang perekonomiannya tidak mampu
tetapi memiliki bakat serta lulus dari ujian seleksi masuk. Biaya ini akan langsung
sepenuhnya oleh akademi.
F. Kegiatan
Kegiatan yang terjadi didalam proyek ini yang paling utama adalah pembinaan
sepakbola, dimana setiap anak-anak terpilih dilatih berdasarkan umur. Setiap
kelompok yang berlatih diberi jadwal yang berbeda. Tetapi tidak berhenti pada
pembinaan dalam sepakbolanya saja, Pola kegiatan akademi ini diorganisasikan
seperti asrama, diamana semuanya telah terjadwal dan diterapkan seperti militer.
Siswa yang mengenyam pendidikan di akademi ini wajib mengikuti jadwal-jadwal yang
telah diatur oleh pengurus akademi. Selain wajib mengikuti jadwal tersebut, siswa juga
harus mengikuti porsi latihan yang telah di berikan oleh masing-masing pelatih. Semua
ini di lakukan agar tujuan dari akademiini tercapai, yaitu menciptakan atlet sepakbola
yang tangguh dan professional.
Akademi ini juga melakukan eksibisi-eksibisi serta mengikuti
turnamen-turnamen yang ada. Selain dijadikan ajang untuk mendapatkan gengsi dengan
menjuarai turnamen, ajang ini lebih difungsikan sebagai alat penunjang untuk
meningkatkan potensi dan pengalaman bertanding, mengingat tujuan utama dari
proyek ini bukan untuk membentuk suatu tim, melainkan menciptkan individual
pemainyang berkualitas.
Dalam akademi ini juga diberikan pendidikan akademik, yaitu seperti mengikuti
pada umumnya. Untuk hal ini pendidikan umum yang diterima tidak mengikuti
kurikulum pada umumnya, tetapi sesuaikan dengan kurikulum akademi sepakbola.
a. Kegiatan Pelatihan Sepakbola
Kegiatan utama yang ada di akademi ini tentunya adalah
pelatihan sepakbola. Uraian kegiatan pelatihan ini terdapat pada
43 Kegiatan pelatihan tentuanya tidak dapat berjalan jika tidak ada
kegiatan lain yang menjadi pendukung pelatihan ini. Berikut
adalah peran pendukung yang memiliki kegiatan sendiri.
- Pengelola.
- Keamanan.
- Kesehatan.
- Pengawas.
- Kebersihan.
- Pers.
- Pengunjung
- Pelatih
Pelatih memiliki peranan penting dalam membentuk keempat hal tersebut ke
dalam pemain muda agar menjadi atlet sepakbola yang profesional yang berbakat.
Untuk itu diperlakukan pelatih-pelatih yang berkualitas. Adapun syarat-syarat yang
diperlakukan untuk melatih akademi ini adalah:
a) Memiliki sertifikat pelatih untuk anak-anak dari FIFA.
b) Memiliki spesifikasi,GK,teknik,defense,dan lain-lain.
c) Merupakan mantan pemain profesional yang memiliki lisensi kepelatihan.
II.3.2. Fungsi Bangunan
Fasilitas yang dapat disediakan untuk rekreasi wisata adalah sebagai berikut :
A. MUSEUM PRESTASI AKADEMI
Merupakan fasilitas pengetahuan akan perkembangan sepakbola serta
prestasi-prestasi yang telah diperoleh akademi tersebut ,dan
Amphitheare untuk menikmati visual sejarah pelatihan & pertandingan.
B. FASILITAS AKOMODASI
Merupakan fasilitas bagi pengunjung untuk istirahat, makan dan minum.
C. FASILITAS TRIBUN
Di sini terdapat tribun penonton ,dimana apabila pengunjung ingin turut
serta dalam menyaksikan laga pertandingan antar akademi sepakbola
44 D. FASILITAS PENGELOLA
Merupakan fasilitas bagi pengelola di kawasan Akademi SepakBola
DeliSerdang ini yang merupakan desain bangunan yang ekologis.
E. FASILITAS PENDIDIKAN & ASRAMA
Asrama dan Sarana pelatihan merupakan hal terpenting dalam perencanaan ini
serta penataan yang menarik agar para siswa dapat lebih sehat dan dalam
kondisi selalu prima.
F. FASILITAS TRANSPORTASI
Selain itu, wisatawan domestik dan mancanegara juga dapat berkunjung ke
Akademi SepakBola PSDS ini dengan mengakses dari 2 jalur :
a. Jalur Udara, selain dari jalur darat para pengunjung domestic dan
internasional juga dapat menggunakan jasa helicopter komersial. Karena di
kawasan Akademi SepakBola DeliSerdang l ini juga disediakan helipad bagi
para pengunjung yang ingin datang lewat jalur udara. Untuk penggunaan
jasa helicopter komersial ini, pengunjung dapat menyewanya secara pribadi
untuk pencapaian ke kawasan Akademi SepakBola DeliSerdang ini lewat
jalur udara yang sangat menarik, efisien dan hemat waktu, walaupun sedikit
lebih mahal. Hal ini didukung oleh Kuala Namu International Airport yang
letaknya hanya berjarak 5,4 km dari Akademi SepakBola DeliSerdang ini.
Pengunjung yang datang menggunakan jasa pesawat komersial mendarat
di Kuala Namu International Airport dapat langsung menyewa jasa
helicopter komersial yang tersedia di terminal service airport ini dengan
tujuan khusus ke Kawasan Akademi SepakBola DeliSerdang l ini.
Pemandangan dari udara dengan terbang rendah juga dinilai sangat
menarik karena kita dapat menikmati pemandangan Kawasan Mebidang
yang indah dari udara. Selain itu juga untuk kepentingan para pejabat
Negara, pejabat daerah, ataupun orang penting yang ingin datang ke
kawasan Akademi SepakBola PSDS ini dengan cepat, private, dan
tentunya bebas dari bahaya kemacetan dapat memanfaatkan jasa
helikopter komersial ini secara maksimal.
b. Jalur Darat, untuk jalur darat ini dapat dibagi ke dalam 3 metoda
45 kawasan Akademi SepakBola PSDS ini. Metoda – metoda pencapaian itu
adalah sebagai berikut :
1. Jasa Bus Komersial
Pengunjung yang ingin berkunjung ke kawasan Akademi SepakBola
PSDS ini dengan memanfaatkan jalur darat dapat memanfaatkan
jasa bus komersial sebagai salah satu alternative pencapaiannya.
Jasa bus komersial ini tersedia di terminal – terminal bus yang
utama di Kawasan Mebidang seperti di Terminal Pinang baris dan
Terminal Amplas, sehingga para pengunjung yang datang ke
Kawasan Mebidang dengan menggunakan jasa bus akan dengan
mudah mengakses langsung ke kawasan Akademi SepakBola
PSDS ini dengan langsung ke loket penjualan tiket untuk membeli
ticket untuk melanjutkan perjalanan llangsung ke kawasan Akademi
SepakBola PSDS ini. Bus komersial khusus jurusan Akademi
SepakBola PSDS ini akan menggunakan jalur tol Balmera sebagai
jalur pencapaian yang bebas hambatan dan dapat langsung ke
kawasan Akademi Sepakbola PSDS ini yang letaknya tidak jauh dari
stasiun Kereta Api Aras kabu ini, sehingga dapat memudahkan
pencapaian lewat darat ini. Kemudian di dalam site kawasan
Akademi Sepakbola PSDS ini juga tersedia terminal bus khusus
untuk penumpang yang ingin berkunjung ke Akademi SepakBola
PSDS ini.
2. Jasa Kereta Api
Pengunjung yang ingin berkunjung ke Akademi SepakBola PSDS ini
dengan memanfaatkan jalur darat dapat memanfaatkan jasa kereta
api dengan jurusan Aras kabu dan jurusan lubuk pakam sebagai
salah satu alternatif pencapaiannya. Jasa kereta api ini tersedia di
stasiun kereta api yang utama di Kawasan Mebidang seperti di
stasiun kereta api di kawasan lapangan Merdeka dan stasiun kereta
api di kawasan Aras kabu serta stasiun Lubuk Pakam. Jalur ke Aras
kabu selama ini hanya mengakomodasi kereta api yang mengangkut
CPO minyak kelapa sawit dan kereta api penumpang dengan kurun
waktu 1 kali keberangkatan saja dalam 1 hari, namun menurut
arahan Masterplan Mebidang jalur kereta api untuk penumpang
akan dihidupkan guna memajukan kawasan Medan Utara ini.
46 Aras kabu (Station of Aras kabu) akan menjadi transit interchance,
terutama bagi pengunjung yang baru saja sampai ke kawasan
Mebidang lewat Kuala Namu International Airport. Dengan adanya
Stasiun Kereta Api Aras kabu (Station of Aras kabu) sebagai transit
interchance akan memudahakan para pengunjung kawasan
Mebidang untuk menikmati Jasa transportasi menggunakan Kereta
Api ini yang ditujukan pada pengunjung Akademi SepakBola PSDS
ini yang ingin menikmati nuansa perjalanan yang unik dapat
menggunakan jasa kereta api sebagai salah satu alternatif
pencapaiannya. Kemudian dapat melanjutkan pencapaian ke
kawasan Akademi SepakBola PSDS ini.
3. Shelter Bus
Untuk memudahkan pencapaian bagi para pengunjung khususnya
yang datang menggunakan Kereta Api, disediakan juga fasilitas
tranportasi shelter bus yang akan membantu para pengunjung
dalam mengakses ke Akademi SepakBola PSDS ini.
4. Jasa Kendaraan Sewa (Taxi)
Pengunjung yang ingin berkunjung ke Akademi SepakBola PSDS ini
dengan memanfaatkan jalur darat dapat memanfaatkan kendaraan
sewa (Taxi) dengan menempuh jalur bebas hambatan jurusan
Batangkuis melalui Tol Balmera sebagai salah satu alternatif
pencapaiannya. Kawasan Akademi Sepakbola PSDS ini letaknya
juga tidak jauh dari jalur bebas hambatan Kuala Namu International
Airport, jalur tol Balmera, sehingga dapat memudahkan pencapaian
lewat darat ini
Gambar.2.2. Jalur Transportasi Masterplan Mebidang.
47 G. FASILITAS SOUVENIR SHOP
Fasilitas yan akan menyediakan berbagai macam pernik cinderamata yang unik
dan khas dari Akademi Sepakbola Deliserdang ini. Sehingga kebutuhan
pengunjung akan adanya gifts yang akan membuat para pengunjung terkenang
akan pengalamannya selama Berada di Akademi Sepakbola Deliserdang ini
dan berencana untuk
dapat kembali lagi ke kawasan Akademi Sepakbola Deliserdang ini.
Di kawasan kawasan Akademi Sepakbola Deliserdang ini terdapat
berbagai macam jenis aktifitas yang mampu menjadikan selain arena
pendidikan olahraga juga sebagai area konservasi ekosistem pohon trimbesi.
Salah satu tujuan dari proyek ini adalah perlindungan berkelanjutan
ekosisitem Trembesi yang akan ditanam di sekitar zona latihan . Tanaman jenis
Trembesi merupakan tanaman pohon yang sudah mengalami degradasi dan
terancam punah. Trembesi sangat efektif dalam menhirup CO2 di udara
sehingga akan menjadikan kawasan waterfront ini menjadi kawasan yang asri,
hijau dan teduh. Dan setiap kegiatan olahraga dan pertandingan sebagainya ini
dapat memberikan suasana sejuk dan sehat secara alami dan menjadikannya
sebagai ekosistem Trembesi ini sebagai kawasan hijau. Sehingga sinergi dari
kagiatan wisata air dan kegiatan konservasi sebagai salah satu konsep
ekologis pada kawasan Akademi SepakBola DeliSerdang ini dapat dilakukan
dengan baik dan bijak. Kegiatan konservasi Beberapa jenis tanaman ini akan
dialokasikan ke daerah yang jauh dari lokasi wisata air tapi akan tetap berada
dalam satu kawasan.
Gambar.2.3. Jenis Pohon Terbanyak menyerap Karbondioksida
48
II.4.1. STUDY BANDING PROYEK SEJENIS
4.1. Literatur 10 Akademi Sepakbola di Dunia
A. CASTILLA
Real Madrid memiliki salah satu akademi terbaik di dunia. Lulusan Akademi
Madrid sebenarnya memiliki kualitas yang bagus, namun mereka jarang
mendapat tempat di tim utama Los Blancos.
Kebijakan Real Madrid yang lebih memercayai pemain bintang hasil pembelian
dari klub lain membuat peluang pemain lulusan Castilla untuk memperkuat tim
utama menjadi sangat kecil. Tetapi dari sisi kualitas pemain lulusan Castilla
sebenarnya bisa disandingkan dengan akademi terbaik dunia lainnya.
Alumni: Arbeloa, Rafa Benitez, Butragueno, Casillas, Cambiasso, Santiago Canizares, Guti, Javi Garcia, Juan Mata, Raul, Soldado.
B. SANTOS
Santos adalah salah satu kekuatan terbesar di Amerika Selatan. Akademi
Santos memiliki kebiasaan untuk mengorbitkan pemain-pemain berkualitas
dunia.
Seperti halnya klub-klub Brasil yang lain, Santos juga menjadi penyuplai
pemain hebat bagi klub-klub besar Eropa. Meski selalu ditinggal para
bintangnya, Santos seperti tak pernah berhenti mendapatkan pemain muda
baru kayapotensi.
Alumni: Pele, Pita, Juary, Robinho, Leo, Giovani, Ganso, Neymar. Gambar.2.4. Contoh Football Academy
49 C. The Academy of Football
West Ham cenderung sering terlupakan ketika berbicara mengenai
pengembangan pemain muda. Alasannya jelas, Para pemain binaan West Ham
banyak direbut klub-klub besar ketika mulai menunjukkan bakatnya.
Sejak didirikan pada dekade 50-an oleh manajer Ted Fenton, The Academy
telah berhasil menelorkan banyak pemain muda berkualitas di Inggris.
Alumni: Rio Ferdinand, Frank Lampard, Michael Carrick, Joe Cole, Glen Johnson, Jermain Defoe.
D. GREMIOGremio adalah klub besar Brasil yang punya tradisi menghasilkan talenta kelas dunia. Secara umum, klub-klub Brasil memang
ahlinya dalam mengembangkan pemain muda menjadi pemain besar
berprestasi.
Namun Gremio menonjol karena telah diakui secara resmi sebagai klub yang
memiliki akademi terbaik di Brasil. Pengakuan ini pun datangnya dari CBF
(Federasi Sepakbola Brasil).
Alumni: Ronaldinho, Anderson, Lucas Leiva, Eduardo Costa, Lucio, Emerson, Gerson, Ailton.
E. El Semillero
Nama Argentinos Junior mungkin tak banyak anda dengar, atau malah belum
pernah anda dengar sama sekali. Tetapi klub kecil asal Argentina ini memiliki
tradisi menghasilkan bakat-bakat besar sepakbola.
Akademi El Semillero memiliki reputasi yang bagus dalam hal pembinaan
pemain muda. Sayang, ketika sudah 'jadi', para pemain itu banyak yang pindah
ke klub sekota Argentinos Juniors, River Plate dan Boca Juniors.
50 F. Arsenal Academy
Arsenal Academy mungkin lebih dikenal karena bisa mengembangkan bakat
pemain muda yang mereka dapat dari klub lain. Dengan dipimpin Arsene
Wenger, Arsenal Academy bisa menyuplai kebutuhan pemain-pemain kelas
atas yang dibutuhkan The Gunners.
Arsenal Academy dikenal lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitas.
Hasilnya memang membuktikan bhawa lulusan mereka banyak yang mampu
berprestasi. Sayang sekali Arsenal juga hobi menjual pemain-pemain terbaik
mereka.
Alumni: Ashley Cole, Gael Clichy, Jack Wilshere, Alex Song, Nickals Bendtner, Ray Parlour, Paul Merson, Tony Adams.
G. Sporting Academy Alochete
Jika melihat beberapa pemain terbaik Portugal, baik di masa lalu hingga saat
ini, banyak di antara mereka yang berasal dari Sporting PUMA Academy.
Akademi milik Sporting CP ini terletak di daerah bernama Alochete. Andai bisa
mempertahankan pemain-pemain terbaiknya, tak msutahil Sporting akan
mampu berbicara banyak, tak hanya di tingkat nasional, tapi juga Eropa.
Alumni: Cristiano Ronaldo, Quaresma, Nani, Moutinho, Luis Figo, Simao, Miguel Veloso, Nuno Valente.
H. Manchester United Academy
Akademi milik Manchester United kini telah memiliki tradisi untuk menelorkan
pemain-pemain hebat kelas atas. Sebagian besar kesuksesan akademi ini
diprakarsai oleh Sir Alex Ferguson. Sejak menangani United, Sir Alex sangat
memercayai bakat muda klubnya.
Kepercayaan itu terbayar tuntas ketika Class of '92 menjadi pilar utama United
ketika meraih treble winners pada 2009. Kemampuan Fergie
mengkombinasikan pemain lulusan akademi dengan pemain hasil transfer telah
memberikan kesuksesan besar bagi Setan Merah.
51 I. De Toekomst
Ajax pernah merajai Eropa dengan pemain-pemain berbakat yang mereka
hasilkan. Tetapi di era modern, Ajax memiliki kesulitan untuk mempertahankan
para pemain berbakat yang mereka kembangkan.
Akademi De Toekomst (yang berarti Masa Depan) telah menghasilkan banyak
pemain hebat yang menghiasi lapangan hijau dunia. De Toekomst punya dasar
sepakbola khas Belanda; Total Football.
Alumni: Johann Cruyff, Wesley Sneijder, Van der Vaart, Suarez, Van der Sar,
Vermaelen, Bergkamp, Vertonghen.
J. La Masia
Sudah tak perlu diragukan lagi, La Masia adalah akademi sepakbola terbaik
saat ini. Sebagai penyuplai pemain bagi Barcelona FC, La Masia mampu
menjalankan tugasnya dengan baik. Bukti yang paling jelas adalah ketika pada
2010, tiga finalis Ballon d'Or berasal dari La Masia: Messi, Iniesta dan Xavi.
Selain hebat dalam mengembangkan bakat pemain, La Masia juga punya
kebijakan bagus soal pendidikan pesertanya. Banyak akademi yang
mengharuskan para pesertanya untuk berhenti sekolah pada usia 15 tahun
agar fokus ke sepakbola. Di La Masia, para peserta diwajibkan mengikuti
pendidikan dengan baik. Akan ada 'penalti' jika mendapatkan nilai bagus di
bidang akademik.
52 4.2 Elite Football Academy
Gambar.2.5. Fasilitas di Elite Football Academy
Sumber: www.elitefootballuk.com