• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Keperawatan

2.1.1. Definisi Manajemen Keperawatan

Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Muninjaya, 2004).Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja dengan melibatkan anggota staf keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies,2000). Sedangkan menurut Kemenkes (2001), manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasi, pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu keperawatan.

(2)

Swanburg (2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka. Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan.Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan.Manajemen juga merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.Manajemen mencakup kegiatan POAC(planning, organizing, actuating, controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant danMassey, 1999 dalam Nursalam, 2007).

2.1.2. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan

(3)

Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin, (11) Manajemen keperawatan memotivasi, (12). Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif,dan (13) Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian. 2.1.3. Proses Manajemen Keperawatan

Proses manajemen keperawatan adalah rangkaian pelaksanaan kegiatan yang saling berhubungan, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Setiap sistem terdiri atas lima unsur, yaitu input, prosces, output, control dan mekanisme umpan balik (feedback).Input dalam proses manajemen keperawatan berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Prosespada umumnya melibatkan kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai pada perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang dalam melakukann perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan (Parmin, 2010).

(4)

keperawatan, dan survei kendali mutu, serta penampilan kerja perawat (Gillies,2000).

Proses manajemen keperawatan sebenarnya sudah tergambar pada proses asuhan keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan secara sistematis oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien (Parmin, 2010)

2.1.4. Fungsi Manajemen Keperawatan

Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen (Suarli & Bahtiar, 2009).Fungsi manajemen pertama sekali diidentifikasi oleh Fayol (1925) yaitu perencaanaan, organisasi, perintah, koordinasi, dan pengendalian.Gulick (1937) memperluas fungsi manajemen Fayol menjadi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), personalia (staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan pembiayaan (budgeting).

Akhirnya, fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi manajemen menurut Terry (2000) adalah planning, organizing, actuating, dan controlling.

(5)

2.1.4.1. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu bentuk pembuatan keputusan manajemen yang meliputi penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan, memperjelas visi, misi dan filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi, mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah tindakan, memperkirakan efektifitas tindakan serta menyiapkan karyawan dalam melaksanakan (Gillies, 2000). Dari pengertian perencanaan tersebut diatas dapat dirumuskan pengertian tentang perencanaan dalam lingkup manajemen keperawatan yaitu proses pengambilan keputusan manajer tentang upaya pencapaian tujuan keperawatan melalui analisa situasi, perkiraan sumber daya alternatif, tindakan dan pelaksana tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan memusatkan perhatian pada masa yang akan datang.

Manajemen keperawatan harus mempersiapkan ruang keperawatan dan perawat dalam menghadapi tantangan yang akan datang, baik yang dapat diramalkan maupun yang tidak terduga. Perencanaan menspesifikasikan pada apa yang akan dilakukan dimasa akan datang, serta bagaimana hal itu dilakukan dan apa yang kita butuhkan untuk mencapai tujuan (Parmin, 2010).

(6)

dapat ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan. Perencanaan memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif (Swanburg, 2000).

2.1.4.2.Pengorganisasian

Dalam pelaksanaan fungsi manajemen pengorganisasian, kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan keperawatan di unit kerjanya.Fungsi manajemen keperawatan dalam organisasi adalahmengembangkan seseorang dan merancang organisasi yang paling sederhana untuk menyelesaikan pekerjaan. Pengorganisasian meliputi proses memutuskan tingkat organisasi yang diperlukan untuk mencapai objektif divisi keperawatan, departemen atau pelayanan, dan unit (Swansburg, 2000).

(7)

2.1.4.3.Pengarahan

Pengarahan adalah elemen tindakan dari manajemen keperawatan.Pengarahan sering disebut sebagai fungsi memimpin dari manajemen keperawatan. Ini meliputi proses pendelegasian, pengawasan, koordinasi, dan pengendalian implementasi rencana organisasi (Swansburg,2000). Iklim kerja yang kondusif diciptakan melalui kemampuan interpersonal manajer pelayanan keperawatan dalam memotivasi dan membimbing staf sehingga meningkatkan kinerja staf (Kemenkes RI, 2001).

Pengarahan adalah fase kerja dalam manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber, 2000). Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000). Motivasi sering disertakan dengan kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan (Huber, 2006).

(8)

2.1.4.4. Pengawasan atau Pengendalian

Pengawasan menurut Mockler (1972, dalam Handoko,1999) adalah usaha yang sistematis untuk menetapkan standar pelaksanaan sesuai dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yangtelah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

Pengawasan atau pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan (Swanburg, 2000).Huber (2006) menyatakan bahwa fungsi pengawasan atau pengendalian adalah fungsi yang digunakan untuk memantau dan mengatur perencanaan, proses, dan sumber daya manusia yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

(9)

2.2. Perawat

2.2.1.Pengertian perawat

Perawatnurse, berasal darinutrix yang berarti merawat atau memelihara.Kusnanto (2003) mendefinisikan perawat sebagai seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan.

Menurut Undang - undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Tugas pokok perawat memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan (kesehatan) kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dalam upaya kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang keperawatan (kesehatan).

2.2.2. Peran perawat

Tahun 1989, Konsorsium Ilmu Kesehatan menyatakan beberapa peran yang dimiliki oleh perawat (Hidayat, 2008), yaitu:

(10)

direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

2. Advokat klien, peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Edukator, peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Koordinator, peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.

(11)

termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Konsultan, peran ini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peneliti / pembaharu, peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

2.2.3. Fungsi perawat

Menurut Hidayat (2008), fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya, fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:

1. Fungsi Independen, yaitu fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.

(12)

spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

3. Fungsi Interdependen, fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.

2.2.4. Tugas perawat

Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya PPNI tahun 1983 (Hidayat, 2008) yang berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah: (1) mengumpulkan data, (2) menganalisis dan mengintrepetasi data (3), mengembangkan rencana tindakan keperawatan, (4) menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia, (5) menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan, (6) menilai tingkat pencapaian tujuan.

(13)

dalam proses keperawatan, (10) menggunakan catatan klien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan, (11) mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan, (l2) membuat usulan rencana penelitian keperawatan, (13) menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan, (14) mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan, (15) membuat rencana penyuluhan kesehatan, (16) melaksanakan penyuluhan kesehatan, (17) mengevaluasi penyuluhan kesehatan, (18) berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dan (19) menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan lain.

2.2.5. Perawat Pelaksana

Perawat pelaksana adalah perawat yang berperan memberi asuhan keperawatan pada pasien secara langsung, mengikuti timbang terima, melaksanakan tugas yang didelegasikan dan mendokumentasikan asuhan keperawatan (Suarli dan Bachtiar, 2005). Bentuk asuhan keperawatan tersebut berupa antara lain :

1. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan untuk meningkatkan atau memulihkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya khususnya kebutuhan fisiologis.

(14)

motivasi pada klien yang memiliki penurunan dalam kemauansehingga diharapkan terjadi motivasi yang kuat untuk membangkitkan semangat hidup agar terjadi peningkatan.

3. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidak tahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusiaini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan yang bersifat pemberi pengetahuan, yang berupa pendidikan kesehatan (health education) yangdapat dilakukan pada individu, keluarga atau masyarakat yang mempunyai pengetahuan yang rendah dalam masalah perawatan kesehatan sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan peningkatan kebutuhan dasar.

Tugas pokok perawat pelaksana adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien di ruangan, dengan uraian tugas sebagai berikut :

1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.

2. Menerima pasien baru (bersama katim) sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

3. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai.

4. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkungan, peraturan, tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.

(15)

6. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien, sesuai batas kemampuannya.

7. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.

8. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya.

9. Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar dapat segera mandiri.

10. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kebutuhan.

11. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya 12. Memantau dan menilai kondisi pasien.

13. dan memelihara suasana yang baik antara pasien dan keluarganya, sehingga tercipta ketenangan.

14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan, antara lain, melalui pertemuan ilmiah dan pelatihan.

15. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat dipercaya (akurat)

Menurut Sitorus (2006) tanggung jawab perawat pelaksana dalam melaksanakan fungsi manajerialnya antara lain sebagai berikut:

(16)

2. Perencanaan: fungsi perencanaan antara lain bersama kepala ruangan mengadakan serah terima tugas, menerima pembagian tugas dari ketua tim, bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan, mengikuti ronde keperawatan, menerima klien baru.

3. Implementasi: (a) Fungsi pengorganisasian yaitu menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim, menerima pembagian tugas, melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim, melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan lain, menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim lainnya, melaksanakan asuhan keperawatan, menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang dilaksanakan. (b) Fungsi pengarahan, yaitu menerima pengarahan dan bimbingan dari ketau tim, menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan melaksanakan askep dengan etik dan legal, memehami pemahaman yang telah dicapai, menunjang pelaporan dan pendokumentasian.

(17)

adanya kode etik dalam bekerjanya kemudian juga berorientasi pada pelayanan dengan melalui pemberian asuhan keperawatan kepada individu, kelompok atau masyarakat (Hidayat, 2008).

2.2.6. Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana

Fungsi manajerial perawat pelaksana pada prinsipnya sama dengan fungsi manajemen keperawatan secara umum, namun fungsi manajerial perawat pelaksana lebih menekankan pada pelaksanaan fungsi manajerial dari manajer keperawatan. 2.2.6.1.Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap

Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang bersama perawat pelaksana. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka inginkan. Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap akan memberi petunjuk dan mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan kepada klien. Perencanaan di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang adekuat, proses manajemen pelayanan kesehatan akan gagal (Marquis dan Huston, 2010).

2.2.6.2.Pengorganisasian kegiatan keperawatan di ruang rawat inap

(18)

mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi (Huber,2000 dalam Simanullang, 2013).Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan.Prinsip-prinsip organisasi saling ketergantungan dan dinamis.Kepala ruangan dapat menciptakan lingkungan yang meransang dalam praktik keperawatan.

Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut Swanburg (2000 dalam Simanullang, 2013) adalah:

1. Prinsip rantai komando

Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan. Komunikasi cenderung ke bawah dan satu arah. Pada organisasi keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis manajer dan staf teknis serta administrasi yang mendukung perawat pelaksana.

2. Prinsip kesatuan komando

Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung prinsip-prinsip kesatuan komando ini.

3. Prinsip rentang kontrol

(19)

memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak mengkoordinasikan.

4. Prinsip spesialisasi

Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi kerja atau pembagian tugas yang membentuk departement.

2.2.6.3.Pengarahan keperawatan di ruang rawat inap

Pengarahan dalam keperawatan dilakukan oleh kepala ruangan kepada perawat pelaksana. Perawat pelaksana menjalankan tugas-tugas keperawatan sesuai dengan arahan kepala ruangan atau ketua tim bila metode asuhan keperawatan menggunakan metode tim. Pengarahan merupakan fase kerja dalam manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston, 2010).

(20)

2.2.6.4.Pengawasan atau pengendalian keperawatan di ruang rawat inap

Referensi

Dokumen terkait

TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA SOLOK..

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pada penulisan ilmiah ini penulis membahas penggunaan php sebagai bahasa script yang mendukung web dalam media informasi yang dinamis, yaitu sebagai sarana untuk mengambil,

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Pekerjaan Pengadaan Bahan dan Perlengkapan Kegiatan Pelatihan Pengolahan Gula Kelapa Dinas Pertanian dan Perikanan

ditetapkan tidak menyimpang dan menghasilkan produk yang diinginkan, dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

TOKYO,KYOTO,

 Membuat rancangan dalam bentuk gambar/tertulis kegiatan modifikasi media dan wadah tanam tanaman sayuran yang meliputi sarana produksi, teknik

Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Umi Khasanah (1998), yang meneliti pengaruh sikap terhadap niat konsumen dalam menggunakan kereta