• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Promosi, Kepercayaan Dan Brand Equity Terhadap Minat Menabung Pada Pt Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten, Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Promosi, Kepercayaan Dan Brand Equity Terhadap Minat Menabung Pada Pt Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten, Tbk"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Variabel Metode Analisis

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ekuitas merek Bank Muamalat Indonesia memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan pembelian konsumen. Pengaruh positif tersebut dapat diartikan bahwa semakin baik kondisi ekuitas merek Bank Muamalat Indonesia, maka akan memperbesar proses keputusan konsumen untuk menjadi nasabah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa variabel brand equity yang terdiri atas brand awareness,brand association, perceived quality, dan brand loyalty secara serentak (simultan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian mobil toyota. Uji Parsial (Uji t) diperoleh bahwa variabel brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, variabel brand association tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, variabel perceived quality berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dan variabel brand loyalty tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sebesar 48,7% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel independennya sedangkan sisanya 51,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.

(2)

minum Dalam

pembelian Variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.Variabel cuaca berpengaruh

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Variabel Metode Analisis

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai koefisien determinasi, hal ini berarti keputusan pembelian dipengaruhi oleh variable kualitas produk, harga, promosi, dan cuaca, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variable- variable lainnya. perbedaan kinerja nilai, kepercayaan, dan loyalitas nasabah prioritas dari ke empat bank yang disurvei. Nilai dan Kepercayaan nasabah prioritas secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Nasabah prioritas

Hasil penelitian Secara simultan variabel kualitas produk (X1), harga kompetitif (X2), citra merek (X3) dapat mempengaruhi keputusan pembelian sedangkan variabel secara parsial yaitu kualitas produk, harga kompetitif, citra merek, tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

2.2 Promosi

(3)

mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Gilbert (2003) menyatakan bahwa “Promosi dapat saja merangsang konsumen

mengunjungi toko, tetapi tampilan atau penataan produk oleh pengecer akan membuat perbedaan pada tingkat penjualan.” Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk

komunikasi pemasaran, yakni segala aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan/atau mengingatkan pasar sasaran atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan (Tjiptono, 2002).

Menurut Kotler dan Amstrong (2001)”Bauran promosi adalah tatanan alat-alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran promosi sebagai kombinasi perencanaan elemen-elemen kegiatan promosi yang terdiri dari periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (publicity), pemasaran langsung (direct marketing)”.

Menurut Damayanti, (2006) tujuan promosi dalam perusahaan, yaitu : 1. Modifikasi tingkah laku

Dengan promosi perusahaan berusaha menciptakan kesan yang baik tentang dirinya dan dengan demikian bisa merubah tingkah laku serta pendapat konsumen tentang produk perusahaan sehingga mendorong pembelian produk.

2. Memberitahu

Kegiatan promosi dilakukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan perihal suatu produk.

3. Membujuk

(4)

Promosi ini dilakukan terutama untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa produk perusahaan masih ada dipasaran.

Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berlanjut, karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya bagi perusahaan. Terdapat beberapa jenis promosi yang sering digunakan, yaitu :

a. Iklan (Advertising)

Iklan merupakan bentuk promosi dengan menggunakan media cetak dan elektronik. Iklan selama ini dipandang sebagai bentuk promosi yang paling efektif. Iklan merupakan pesanpesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya. Iklan dapat mempengaruhi dua parameter kepuasan konsumen, yaitu :

(5)

dan keterampilan dalam mempengaruhi atau memotivasi pembeli dengan cara mengemukakan manfaat yang akan diperoleh pembeli sehingga terjadi persesuaian keuntungan.

2. Manfaat personal selling :

1. Adanya hubungan langsung dengan calon pembeli sehingga dapat mengamati secara dekat karakteristik dan kebutuhan calon pembeli.

2. Membina berbagai macam hubungan dengan pembeli, mulai dengan hubungan perdagangan sampai hubungan persahabatan yang erat.

3. Mendapatkan tanggapan dari calon pembeli. c. Promosi penjualan

Promosi penjualan pada dasarnya memberikan insentif kepada konsumen untuk membeli produk-produk yang ditawarkan. Bentuk-bentuk insentifnya meliputi pemberian diskon atau potongan harga dan hadiah langsung serta mengikutsertakan pembeli kedalam suatu undian yang berhadiah besar.

d. Publisitas

Publisitas yang digunakan bersama dengan cara mensponsori kegiatan-kegiatan tertentu dalam masyarakat seperti olah raga dan kesenian. Walaupun efektivitas sering dipertanyakan, namun dapat digunakan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada masyarakat atau konsumen.

e. Pemasaran Langsung

Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk menghasilkan tanggapan yang dapat diukur dan atau transaksi pada lokasi manapun”. Definisi diatas menekankan pada tanggapan yang

(6)

Pemasaran langsung memberikan banyak manfaat bagi pelanggan, Secara terinci manfaat yang diperoleh dari pemasaran langsung dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi penjual.

Dengan adanya pemasaran langsung dapat dibeli daftar alamat yang memuat nama dari hampir semua kelompok orang-orang yang kegemukan, jutawan dan seterusnya.

2. Bagi pembeli.

Dengan adanya pemasaran langsung, belanja dirumah dirasakan lebih menyenangkan, nyaman, dan bebas pertengkaran. Juga dapat menghemat waktu dan memberikan pilihan barang dagangnan yang lebih banyak serta dapat melakukan belanja komparatif dengan melihat katalog.

2.3 Kepercayaan

2.3.1 Pengertian Kepercayaan

Kepercayaan adalah keinginan satu pihak untuk mendapatkan perlakuan dari pihak lainnya dengan harapan bahwa pihak lainya akan melakukan tindakan penting untuk memenuhi harapan tersebut, terlepas dari kemampuannya untuk memonitor atau mengontrol pihak lain. Kepercayaan nasabah adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh nasabah dan semua kesimpulan yang dimiliki oleh nasabah tentang obyek, atribut, dan manfaat. Obyek dapat berupa produk, orang, perusahaan, dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap (Mowen, 2001).

(7)

kemampuan, integritas, dan motivasi pihak lain untuk melayani kebutuhan dan kepentingannya.

Definisi trust menurut Doney and Canon (2005) yaitu “We define trust as the perceived credibility and benevolence of a target of trust”. Hardin (2000) menjelaskan

kepercayaan merupakan sebuah gagasan kognitif yang mirip dengan pengetahuan, keyakinan dan jenis penilaian tertentu, kognitif dalam arti bahwa hubungan ini didasarkan atas perasaan tertentu berkaitan dengan apa yang dianggap benar dan terpercaya. Kepercayaan juga melibatkan pengharapan-pengharapan atas perilaku dari pihak lain.

Menurut Soegoto (2010) Kepercayaan merupakan produk dihasilkan diantara kedua pelaku dalam suatu pertukaran dengan lebih memperdulikan biaya dan manfaat dari perilaku tertentu sebagaimana diatur dalam kontrak. Makna dari sebuah kepercayaan adalah sebuah belief, sebuah perasaan, atau suatu harapan terhadap pihak lainnya yang merupakan keahlian, keandalan, dan perhatian pihak lainya. Tingkat kepercayaan nasabah diukur melalui indikator trust sebagaimana yang dikatakan Egan (2001), yang meliputi: probity, equity, dan reliability.

Kepercayaan adalah keyakinan bahwa seseorang akan menemukan apa yang diinginkan pada mitra pertukaran. Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan memberikan apa yang diharapkan dan suatu harapan yang dimiliki seseorang bahwa kata janji atau pernyataan orang lain dapat dipercaya (Barnes, 2003).

(8)

Menurut Jasfar (2009) kepercayaan adalah perekat yang memungkinkan perusahaan untuk mempercayai orang lain dalam mengorganisir dan menggunakan sumber daya secara efektif dalam menciptakan nilai tambah.

Menurut Norasiah (2009) bahwa kepercayaan adalah suatu prasyarat dalam jabatan pemasaran untuk memelihara hubungan antara pelanggan dan penyedia jasa layanan sebab pelanggan sering harus membuat suatu keputusan pembelian sebelum mereka benar-benar mengalami layanan tersebut.

Menurut Luarn dan Lin (2003) bahwa kepercayaan adalah sejumlah keyakinan spesifik terhadap integritas, kejujuran pihak yang dipercaya dan kemampuan menepati janji dan kepercayaan juga sebagai keyakinan suatu kelompok dalam reliabilitas dan integritas dari seorang patner.

Beberapa elemen penting dari kepercayaan yaitu:

a) Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan dimasa lalu.

b) Watak yang diharapkan dari mitra seperti dapat dipercaya dan dapat dihandalkan. c) Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam resiko. d) Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri mitra.

Menurut Kotler (2002) “kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh

seseorang tentang sesuatu”. Kepercayaan mungkin didasarkan pada pengetahuan dan

opini. Kepercayaan merupakan tingkat kepastian konsumen ketika pemikirannya diperjelas dengan mengingat yang berulang-ulang dari pelaku pasar dan teman-temanya. Kepercayaan bisa mendorong maksud untuk membeli atau menggunakan produk dengan cara menghilangkan keraguan.

(9)

a. Credibility, yang didasarkan pada besarnya kepercayaan kemitraan dengan organisasi lain dan membutuhkan keahlian untuk menghasilkan efektifitas dan kehandalan pekerjaan.

b. Benevolence, yang didasarkan pada besarnya kepercayaan kemitraan yang memiliki tujuan dan motivasi yang menjadi kelebihan untuk organisasi lain pada saat kondisi yang baru muncul, yaitu kondisi dimana komitmen tidak terbentuk.

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan adalah rasa aman dalam interaksinya terhadap sesuatu yang diinginkan dan diharapkan sehingga akan memberikan hasil yang positif bagi konsumen. Menurut Tjiptono (2002) indikator kepercayaan pelanggan antara lain:

1. Brand Reliability, meliputi jasa yang sesuai dengan harapan, kepercayaan pada produk dan jaminan kepuasan.

2. Brand intentions, kejujuran dalam menyelesaikan masalah, konsumen yang mengandalkan produk yang digunakan dan jaminan ganti rugi dari pihak perusahaan.

Menurut Flavian dan Giunaliu (2007), kepercayaan terbentuk dari tiga hal yaitu: a) Kejujuran

Kejujuran adalah percaya pada kata-kata orang lain, percaya bahwa mereka akan menepati janjinya dan bersikap tulus pada kita.

b) Kebajikan

Kebajikan adalah tindakan yang mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.

c) Kompetensi

(10)

2.3.2 Indikator Kepercayaan

Kepercayaan adalah upaya bank untuk memberi keyakinan kepada nasabah atas kualitas dan kehandalan jasa yang diberikan. Indikator dan itemnya adalah:

1) Reputasi bank

2) Memberikan jaminan atas pengamanan uang nasabah. 3) Mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. 4) Melakukan inovasi produk jasa perbankan

Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian merek, berikut ini pengertian merek menurut beberapa ahli: Pengertian merek menurut Simamora (2003) : “---(simamora 2003 ngga ada

dalam daftar pustaka) Merek adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain” Lamb, Hair & Mc Daniel (2001) berpendapat bahwa pengertian brand adalah sebagai berikut : “Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain,

atau gabungan keempatnya, yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing”. Sedangkan pengertian Merek menurut

Kotler (2002) “Merek adalah suatu nama, kata, tanda, symbol, atau desain, atau

kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu”.

(11)

2.4 Brand Equity/Ekuitas Merek

Munculnya konsep brand equity/ekuitas merek dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa merek yang kuat adalah suatu asset yang dapat dikalkulasi nilainya. Artinya merek tersebut dapat diperjualbelikan sebagaimana asset lainnya dalam perusahaan. Pengertian ekuitas merek menurut Kotler (2002) “ Ekuitas merek adalah nilai suatu merek berdasarkan

seberapa kuat merek tersebut mempunyai loyalitas merek, kesadaran konsumen akan nama merek, kualitas yang dipersepsikan, asosiasi merek, dan berbagai asset lainnya seperti paten, merek dagang, dan hubungan jaringan distribusi.”

Ekuitas merek yang tinggi memberikan sejumlah keuntungan kompetitif seperti yang dikemukakan oleh (Kotler dan Amstrong, 2001), yaitu :

1. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil

2. Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam negosiasi dengan distributor dan pengecer

3. Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi daripada pesaingnya 4. Perusahaan lebih mudah untuk meluncurkan perluasan merek

5. Merek itu melindungi perusahaan dari persaingan harga yang ganas

Suatu nama perlu dikelola dengan cermat agar ekuitas merek tidak mengalami penyusutan. Hal ini membutuhkan pemeliharaan atau peningkatan kesadaran merek, mutu, dan fungsi yang diyakini dari merek itu. Ekuitas merek dapat menambah atau mengurangi nilai produk bagi konsumen, ekuitas merek juga mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

(12)

diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan.

Kotler dan Keller (2007), mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam bentuk cara seorang konsumen dalam berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Knapp (2001), ngga ada dalam daftar pustaka mendefinisikan ekuitas merek sebagai totalitas dari persepsi merek, mencakup kualitas relatif dari produk dan jasa, kinerja keuangan, loyalitas pelanggan, kepuasan dan keseluruhan penghargaan terhadap merek.

Menurut Astuti dan Cahyadi (2007), jika pelanggan tidak tertarik pada suatu merek dan membeli karena karateristik produk, harga, kenyamanan, dan dengan hanya sedikit memperdulikan merek,kemungkinan ekuitas mereknya rendah. Sedangkan jika para pelanggan cenderung membeli suatu merek walaupun dihadapkan pada para pesaing yang menawarkan produk yang lebih unggul, misalnya dalam hal harga dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai ekuitas yang tinggi (Astuti dan Cahyadi, 2007).

Pendekatan ekuitas merek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan ekuitas merek berbasis pelanggan. Pendekatan ekuitas merek berbasis pelanggan akan memandang ekuitas merek dari sudut konsumen. Dasar pemikiran model ekuitas merek berbasis pelanggan mengungkapkan bahwa kekuatan suatu merek terletak pada apa yang telah dilihat, dibaca, didengar, dipelajari, dipikirkan, dan dirasakan konsumen tentang merek selama ini (Kotler dan Keller, 2007).

(13)

menyenangkan terhadap aktivitas pemasaran merek dalam situasi yang sama. Ekuitas merek dapat memberikan nilai bagi perusahaan (Durianto, 2004).

Berikut adalah nilai ekuitas merek bagi perusahaan:

1. Ekuitas merek yang kuat dapat membantu perusahaan dalam upaya menarik minat calon konsumen serta upaya untuk menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggan dan dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek. Seluruh elemen ekuitas merek dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen karena ekuitas merek yang kuat akan mengurangi keinginan konsumen untuk berpindah ke merek lain.

2. Konsumen yang memiliki loyalitas tinggi terhadap suatu merek tidak akan mudah untuk berpindah ke merek pesaing, walaupun pesaing telah melakukan inovasi produk. 3. Asosiasi merek akan berguna bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi atas

keputusan strategi perluasan merek.

4. Perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat menentukan harga premium serta mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap promosi.

5. Perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat menghemat pengeluaran biaya pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan perluasan merek.

6. Ekuitas merek yang kuat akan menciptakan loyalitas saluran distribusi yang akan meningkatkan jumlah penjualan perusahaan.

7. Empat elemen inti ekuitas merek (brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty) yang kuat dapat meningkatkan kekuatan elemen ekuitas merek lainnya seperti kepercayaan konsumen, dan lain-lain.

(14)

pengukuran dua jenis perilaku pasar (market behavior) yang mewakili informasi yang diperoleh berdasarkan pasar. Penelitian ini hanya melakukan penelitian yang berdasarkan pada persepsi konsumen. Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaan atau kedekatan, dan asosiasi dengan berbagai karakteristik merek (Durianto, 2004). Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut dan pada akhirnya akan mengarah pada keputusan pembelian produk (Durianto, 2004).

Serangkaian aset dan kewajiban (liabilitas) merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut (Aaker, 2006). Selanjutnya menurut Aaker, terdapat empat dimensi ekuitas merek yaitu loyalitas merek (brand loyalty), mutu yang dirasakan (perceived quality), asosiasi merek (brand associations) dan kesadaran merek (brand awareness). Sementara itu Kotler (2002) menyatakan bahwa:

Nilai dari suatu merek berdasarkan pada sejauhmana merek itu mempunyai loyalitas merek, kesadaran nama merek, anggapan mutu, asosiasi merek yang tinggi, dan aset lain seperti paten, merek dagang dan hubungan distribusi.

2.5 Minat menabung

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dan serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. (Kasmir, 2008).

(15)

hanya bermanfaat bagi penabung itu sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi negara dan masyarakat, karena tabungan tersebut dapat dijadikan modal usaha dan investasipinjaman oleh orang lain (Maman, 2007).

Menurut Maman (2007) tabungan merupakan sebagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi atau tabungan sama dengan pendapatan dikurangi dengan konsumsi. Penelitian empirik menunjukkan bahwa orang kaya menabung lebih banyak daripada orag miskin. Pengertian lebih banyak di sini bukan hanya dalam jumlah nominal, tetapi juga dalam bentuk persentase dari seluruh pendapatannya (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Orang yang sangat miskin sangat jelas tidak akan mampu menabung sama sekali dan bahkan mungkin akan membelanjakan uang yang lebih banyak daripada pendapatannya.

Faktor pertama yang mempengaruhi jumlah tabungan masyarakat yaitu pendapatan perkapita. Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan materinya dalam suatu waktu tertentu yang umum digunakan biasanya satu bulan. Tingkat pendapatan ini sering dihubungkan dengan suatu standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat berdasarkan pendapatan sering digolongkan kedalam beberapa golongan yaitu: masyarakat berpendapatan rendah, masyarakat berpendapatan menengah serta masyarakat berpendapatan tinggi.

Pendapatan masyarakat ini secara langsung berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, pendidikan, kehidupan moral dan rasa harga diri atau status sosial seseorang dibandingkan orang lain yang mempunyai golongan pendapatan

(16)

Analisisis tersebut menunjukan bahwa pendapatan perkapita bisa di gunakan untuk tiga tujuan (Sadono, 2006), yaitu:

1. Menentukan tingkat kesejahteraan yang di capai suatu negara pada suatu tahun tertentu.

2. Menggambarkan tingkat kelajuan atau kecepatan pembangunan ekonomi dunia di berbagai negara.

3. Menunjukkan jurang pembangunan di antara berbagai negara.

Konsep Pendapatan Tolak ukur yang paling banyak di pakai untuk mengukur keberhasilan suatu perekonomian antara lain adalah pendapatan nasional, produk nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi neraca pembayan luar negeri, salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai ouput nasional yang di hasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode tertentu. (Rahardja, 2001).

(17)

Selain perhitungan pendapatan nasional, perhitungan pendapatan suatu daerah (region) diperlukan guna mengetahui perbedaan pembangunan yang dilaksanakan antara suatu daerah dengan daerah lainnya. Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah seluruh nilai tambah dari seluruh produk yang dihasilkan oleh berbagai sektor yang melakukan kegiatan usahanya disuatu daerah tanpa melihat kepemilikan atas faktor produksi yang dipakai. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (input). Hasil perhitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.

a. Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku. PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang harus dihasilkan oleh unit-unit produksi didalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. Dilihat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian Nilai Produksi Bruto (NPB) atau output dilakukan sebagai berikut. Untuk sektor-sektor primer yang diproduksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan, dan penggalian. Pertama kali dicari kuantum pro dengan satuan standar yang biasa digunakan, setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan satuan dan kualitas yang dipergunakan tidak selalu sama antara satu kabupaten dengan kota provinsi dengan kabupaten dan kota propinsi lainnya. Selain itu, diperlukan juga data harga perunit/satuan dari barang yang dihasilkan. Harga yang dipergunakan adalah harga produsen yaitu harga yang diterima oleh produsen atau harga yang terjadi pada transaksi yang pertama antara produsen dengan konsumen.

(18)

c. Untuk sektor-sektor yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah, dan jasa perusahaan serta pemerintah dan jasa-jasa. Untuk menghitung kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antar indikator harga masing-masing komoditi/jasa pada tahun yang bersangkutan.

Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan. Perhitungan atas dasar harga konstan ini menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Pada perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral. Juga untuk melihat struktur perekonomian suatu kabupaten/daerah dari tahun ketahun. Pada dasarnya dikenal empat cara perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Revaluasi.

Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya atas dasar harga konstan. Selanjutnya nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Dalam prakteknya, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya yang digunakan, karena mencakup komponem input yang

sangat banyak disamping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut.

2. Ekstrapolasi

(19)

dihasilkan atau indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan janis kegiatan subsektor dan sektor yang dihitung. Ekstrapolasi dapat dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.

3. Deflasi.

Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar (IHPB) dan sebagainya. Indeks harga tersebut dapat pula dipakai sebagai inflator, dalam keadaan dimana nilai tambah atas harga berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut.

4. Deflasi Berganda.

Gambar

Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dari skripsi peneliti yakni jika skripsi diatas membahas tentang arti atau makna sesajen dalam pelaksanaan pesta perkawinan serta siapa yang mempunyai

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jawaban responden terhadap minat pembiayaan murābaḥah karena pembiayaan murābaḥah yang direkomendasikan oleh pihak

[r]

where Pi is the sale price of residential property i; S is the vector of structural variables represented by loor size, number of bedrooms, type of house, etc.; L is the vector

Pembelajaran tematik , menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata pelajaran Adanya penentuan tema yang sesuai dengan minat peserta didik

[r]

demonstrated that positively framed messages presented first resulted in significantly greater scores than negatively framed messages for those subjects in the nonexpert condition

Sehingga kekhusyukan shalat pada diri mahasiswa diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan energi dan pikiran positif serta ketentraman jiwa yang berdampak pada