S i n g a s a r i S e b a g a i
P e n d a h u l u M a j a p a h i t
P a r a r a t o n
Negarakretagama
Siapakah Mpu Prapanca?
• Dalam Desawarnana 17:9 nama Prapanca merupakan nama samaran. Dalam sebuah bait dituliskan bahwa ia merupakan seorang pujangga yang menggantikan ayahnya sebagai dharmadyaksa ring kasogatan (agama Budha) di Majapahit.
• Prasasti Canggu (1358 M) dan Prasasti Sekar tertulis
nama Dhang Acarya Nadendra sebagai dharmadyaksa ring kasogatan. Kemungkinan inilah nama asli Mpu Prapanca sedangkan nama ayahnya Dhang Acarya Kanakamuni.
Rajasawangsa
• Pararaton mengisahkan bahwa Ken Arok
dilahirkan oleh Ni Ndok (bersuamikan Gajahpara) dari desa Pangkur (Malang). Pada dasarnya ia merupakan anak dari dewa Brahma yang mendatangi Ni Ndok di ladang Lalateng.
• Negarakretagama tidak menjelaskan siapa ayah dan ibu Ke Arok. Dituliskan ia dilahirkan 1182 M dan dibesarkan di sebelah timur Gunung Kawi.
• Ken Arok kemungkinan besar nama samaran
• Prasarti Mulamalurung (1255 M) menyatakan bahwa pendiri Kerajaan Tumapel bergelar Bhatara Siwa. Ia merupakan kakek dari Mapanji Seminingrat alias Jayawisnuwardhana.
• Dari ketiga sumber sejarah disimpulkan pendiri dinasti Rajasa (yang berkuasa di Singasari dan Majapahit) adalah Ken Arok/Bhatara Siwa/Rajasa, seorang anak desa di Malang Selatan yang mengalahkan Prabu Kertajaya pada tahun 1222 M.
Singasari
• Prasasti Wuware (1289) dan Prasasti Singasari
(1351) menyebut Wisnuwardhana dan Kerta-negara sebagai pendiri Singasari.
• Negarakretagama dan Pararaton menyebut
Ranggah Rasaja dan Rajasa sang Amurwabhuni sebagai nama abhiseka pendiri kerajaan Singasari.
• Prof. CC Berg “nama abhiseka Rajasa hanyalah
tipuan, rekaan penggubah Negarakretagama dan Pararaton.
Prasasti Kertarajasa (1305) mengumumkan
pendirian Rajasawangsa.
Prasasti Calcutta (1041) Raja Airlangga menyebut
Isanawangsa (Sri Isanawikramatunggadewa). Demikian juga Sailendrawangsa yang disebut
dalam berbagai prasarti didirikan oleh Sailendra.
Prasasti Mulamalurung menyebut pendiri
Prasasti Mulamalurung
Ditemukan pada tahun 1975 di Kediri Jawa Timur berupa 10 buah lempeng tembaga. Prasasti
berangka tahun 1177 S (1255 M) ini dikeluarkan oleh Nararyya Smining Rat (Wisnuwardhana) yang
meresmikan pemberian tanah kepada abdi setianya (Pranaraja) di desa Mula dan Malurung
yang berlaku surut sejak masa pemerintahan kakeknya (Bhatara Siwa yang meninggal di
U r u t a n Ra j a
Prasasti Mulamalurung menuliskan urutan raja serta hubungannya dengan Nararyya Smining Rat sebagai berikut:
1) Bhatara Siwa (Sri Rajasa/Ken Arok); kakek 2) Anusapati; ayah
3) Ayah Nararyya Waning-hyun, paman sekaligus mertua 4) Nararyya Gunging-bhaya; paman
5) Nararyya Tohjaya; paman
Daftar raja ini berbeda dengan urutan raja yang disampaikan oleh Pararaton, dimana ada tambahan nomor 3 dan 4. Jadi kesimpulannya Pararaton mempersingkat kisah rebutan kekuasaan di Singasari.
Raja-raja Singasari
1) Sri Rajasa Sang Amurwabhumi 1222-1227 2) Anusapati 1227-1248 (Prasasti Maribong)
3) Jaya Wisnuwardhana/Smining Rat 1248-1270
(Prasasti Mulamalurung)
4) Sri Kretanegara 1270-1292 (Negarakretagama
Raja-raja Kediri
Menurut Prasasti Mulamalurung raja-raja di Kediri setelah 1222 adalah
keturunan Sri Rajasa yaitu:
1) Bhatara Parameswara (Mahisa Wunga Teleng)
2) Guningbhaya (Agnibhaya) 3) Nararyya Tohjaya.
Dengan keterangan ini maka setelah
membunuh Anusapati, Nararyya
Keretakan Tumapel
•
Hadi Sidomulyo (2007) menyatakan
perebutan kekuasaan di Tumapel
pasca Anusapati sangat dahsyat,
dibuktikan dengan jumlah raja yang
berkuasa 3 orang raja.
•
Slamet Mulyono (1983) setelah
meninggalnya Sri Rajasa Bhatara
Amurwabhumi
Tumapel
pecah
menjadi dua: Kediri (dengan raja
nomor
3,
4,
5
prasasti
Mulamalurung)
dan
Jenggala
dengan raja Nararyya Smining Rat
yang
kemudian
berhasil
S r i K r e t a n e g a r a
• Meluaskan wilayah ke luar Jawa (Prasasti Amogapasa bertarikh 1286)
• Mengadakan perubahan besar-besaran dalam bidang administrasi. Sri Kretanegara mencopot Mpu Raganata, Arya Wiraraja, dan Wirakreti (Kidung Harsawijaya).
• Banyak pejabat yang kecewa sehingga menimbulkan kegelisahan diantara para punggawa Singasari.