BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan fisik, mental dan sosial, yang bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses-prosesnya merupakan maksud kesehatan reproduksi.
Menurut WHO (2006) masalah kesehatan mengenai organ reproduksi wanita yang buruk sangat tinggi yaitu 33% dari jumlah total beban penyakit yang menyerang pada wanita diseluruh dunia. Angka ini lebih besar berbanding masalah kesehatan organ reproduksi laki-laki yaitu hanya 12,3% pada usia yang sama dengan kaum wanita. Data tersebut menunjukan bahwa masalah keputihan pada wanita di dunia, Eropah dan Indonesia sangat tinggi (Setyana, 2013).
Salah satu gejala dan tanda-tanda penyakit infeksi organ reproduksi wanita adalah terjadinya keputihan. Menurut Manuaba (2003) dalam (Setyana, 2013) keputihan adalah semua cairan dari genitalia yang bukan darah. Keputihan (leukorea) merupakan gejala umum dari hampir semua penyakit kandungan. Leukorea bukanlah penyakit tersendiri melainkan manifestasi klinis dari berbagai penyakit. Keputihan adalah dibedakan antara keputihan fisiologis dan patologis. Keputihan fisiologis terjadi menjelang atau sesudah menstruasi dan keputihan patologis disebabkan infeksi (Aulia, 2012) dalam Tiara Permata Sari (2013).
Berdasarkan Medika Holistik (2008) penelitian tentang kesehatan reproduksi menunjukan bahwa sekitar 75% perempuan di dunia pasti akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% akan mengalami dua kali atau lebih, sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan adalah sebesar 25% (Setyana, 2013).
Di Indonesia,sebanyak 75% wanita pernah menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih (Nanlessy, 2013). Hal tersebut berkaitan erat dengan kondisi cuaca yang lembab sehingga menyebabkan wanita di Indonesia mudah terkena keputihan. Setiap wanita biasanya terkena gangguan ini tanpa melihat golongan usia, latar belakang dan jenis pekerjaan. (Nurfitriyana Hidayati, 2010)
Apabila keputihan tidak diobati, maka infeksi dapat menjalar ke rongga rahim kemudian sampai ke indung telur dan akhirnya sampai ke rongga panggul. Banyak wanita yang ditemukan menderita keputihan kronik menjadi mandul. Keputihan merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang merupakan pembunuh nomor satu bagi wanita dengan angka insiden kanker serviks diperkirakan mencapai 100 per 100.000 penduduk pertahun, yang bisa berujung pada kematian.Keputihan juga bisa mengakibatkan kemandulan dan kehamilan di luar kandungan dikarenakan terjadinya penyumbatan pada saluran tuba. (Setyana, 2013).
Menurut Dwiana (2006) dalam (Nurfitriyana Hidayati, 2010) sebanyak 90% kasus kanker leher rahim di Indonesia ditandai dengan keputihan. Mengingat pentingnya kesehatan reproduksi, maka dianjurkan kepada seluruh wanita Indonesia agar rutin membersihkan vagina, untuk mengurangi angka kejadian kanker leher rahim yang disebabkan karena keputihan di Indonesia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku mengenai keputihan dengan riwayat kejadian keputihan pada ibu-ibu nelayan di Kecamatan Medan Marelan.
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku mengenai keputihan dengan riwayat kejadian keputihan pada ibu-ibu nelayan di Kecamatan Medan Marelan.
1.3.2.Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengetahuan ibu-ibu nelayan di Kecamatan Medan Marelan tentang keputihan.
b) Untuk mengetahui sikap ibu-ibu nelayan di Kecamatan Medan Marelan tentang keputihan.
c) Untuk mengetahui tindakan ibu-ibu nelayan di Kecamatan Medan Marelan tentang keputihan.
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dpat memberikan manfaat untuk: a) Ibu-ibu nelayan di Kecamatan Medan Marelan
Memberikan penyuluhan pada ibu-ibu nelayan untuk menjaga kebersihan organ reproduksi sebagai pencegahan terjadinya keputihan yang patologis.
b) Peneliti
Menambah pengetahuan pelaksanaan penelitian kesehatan, terutamanya mengenai keputihan.