• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Elemen Jurnalistik - Makalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Elemen Jurnalistik - Makalah"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Fotojurnalistik sebagai salah satu unsur penting dalam kegiatan jurnalistik modern, telah berkembang sangat pesat dewasa ini.Apalagi sejak ditemukannya kamera digital yang menawarkan beraneka macam kemudahan, fotografi jurnalistik semakin besar peranannya menjadi penyampai informasi kepada khalayak secara cepat dan akurat.Dalam konteks ini, fotografi jurnalistik tidak berdiri sendiri sebagai sebuah gambar, melainkan acapkali menjadi suatu kesatuan dengan berita. Keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi, sehingga media massa cetak akan terasa hambar jika salah satunya tidak ada. Media massa cetak hanya akan menjadi lembaran-lembaran mati yang membosankan jika hadir tanpa foto/gambar (Wijaya, 2009: 5).

Fotojurnalistik juga dapat dikatakan sebagai metode berkomunikasi melalui fotografi sehingga fotojurnalistik menjadi sebuah berita ataupun informasi yang dibutuhkan masyarakat baik lokal, regional, nasional maupun pada tingkat internasional. Fotojurnalistik merupakan hasil jerih payah seorang fotografer jurnalistik (kerap juga disebut pewarta foto, foto jurnalis atau wartawan foto) yang dianggap dapat mengekspresikan sudut pandang sang fotografer namun pesan komunikasinya memiliki arti yang jauh lebih luas daripada hanya sekedar arti dari sudut pandang sang fotografer.

(2)

nilai lebih secara lengkap sebuah informasi yang akan diberikan kepada pembaca. Elemen penting ini terlihat pada foto-fotojurnalistik di media cetak, yang merupakan dasar dari pemaknaan fotojurnalistik secara umum.

Jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat.Apa saja yang terjadi di dunia, apakah itu peristiwa faktual (fact) atau pendapat seseorang (opinion), jika diperkirakan akan menarik perhatian khalayak, akan merupakan bahan dasar bagi jurnalistik, akan menjadi bahan berita untuk disebarluaskan kepada masyarakat(Effendy, 2005: 151).

Fotografi merupakan gambar, foto juga merupakan alat visual efektif yang dapat menvisualkan sesuatu lebih kongkrit dan akurat, dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat lain dapat dilihat oleh orang jauh melalui foto setelah kejadian itu berlalu.

Pada dasarnya tujuan dan hakekat fotografi adalah komunikasi.Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi antara fotografer dengan penikmatnya, yaitu fotografer sebagai perekam peristiwa untuk disajikan kehadapan khalayak ramai melalui media foto.

(3)

Fotojurnalistik merupakan salah satu produk jurnalistik yang dihasilkan oleh wartawan selain tulisan yang berbau berita (straight news/hard news, berita bertafsir, berita kedalaman/depth reports) maupun non berita (artikel, feature, tajuk rencana, pojok, karikatur dan surat pembaca). Sebagai produk dalam pemberitaan, tentunya fotojurnalistik memiliki peran penting dalam media cetak maupun cyber media (internet).

Media foto pertama kali ditemukan oleh Joseph Nicephore Niepce yang memulai pekerjaannya dalam bidang ini pada tahun 1813.Penggunaan foto dalam dunia jurnalistik berawal dari pemakaian gambar-gambar dan lukisan dalam media tersebut. Penggunaan fotojurnalistik dalam surat kabar dan majalah mulai berkembang pada tahun 1930-an. Perkembangannya sangat cepat sehingga pada gilirannya teknologi foto dapat mendorong perkembangan media jurnalistik. Fotojurnalistik kemudian tumbuh menjadi suatu konsep dalam sistem komunikasi yang disebut dengan komunikasi foto (photographic communication). Bahkan komunikasi foto kini telah menempati kunci model dalam proses komunikasi massa. Sebagai suatu lambang yang berdimensi visual, foto dan gambar mendeskripsikan sesuatu pesan yang tidak secara eksplisit tertuang dalam komunikasi kata, baik lisan maupun tulisan (Muhtadi, 1999:101).

(4)

majalah serta penerbitan lain. Sedangkan pekerjaannya sendiri memperoleh gambar-gambar yang akan melukiskan berita, memperkuat berita yang ditulis oleh reporter dan menyajikan berita secara visual (http://dkv.isi-dps.ac.id).

Khalayak lebih banyak memilih surat kabar untuk memenuhi keingintahuannya akan informasi karena penyebarannya lebih diperuntukkan kepada khalayak dan bersifat umum, keteraturan terbitnya surat kabar yang bisa satu sampai dua kali sehari, kesemestaan isinya yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia, serta keaktualan berita yang disajikan. Oleh karena itu, banyak media massa cetak sekarang lebih memperhatikan visualisasi dengan porsi yang agak besar untuk memudahkan pembaca mencerna berita.

Saat ini salah satu konflik yang baru-baru saja terjadi adalah aksi demo keras di Mesir.Gerakan diawali oleh para aktivis yang mengajak rakyat Mesir untuk melakukan gerakan bersama melawan kemiskinan, pengangguran, korupsi pemerintah, dan kekuasaan Presiden Hosni Mubarak. Demonstran mendesak Mubarak mengakhiri kekuasaannya yang telah berlangsung 30 tahun, menuntut mundur Perdana Menteri Ahmed Nazif, serta menuntut pembubaran parlemen dan pembentukan pemerintah bersatu(http://kompas.com).

(5)

terhadap demonstran yang berteriak "Turunlah bersama Mubarak" di Tahrir Square.

Kerusuhan meluas di Alexandria, kota Mansura di Delta Nil, Tanta dan di kota-kota selatan Aswan dan Assiut. Pada kerusuhan awal tiga pengunjuk rasa dan seorang perwira polisi telah tewas. Protes terus terjadi di beberapa kota. Ratusan orang telah ditangkap, tetapi para pengunjuk rasa mengatakan mereka tidak akan menyerah sampai permintaan mereka terpenuhi. Kekerasan juga meletus di kota Suez, sementara di daerah Sinai utara, tepatnya di kawasan Sheikh Zuweid, suku Badui dan polisi terlibat aksi saling menembak, menewaskan seorang remaja berusia 17 tahun. Hal yang sama juga terjadi di Ismailia.

Tuntutan dan aksi yang dikatakan terilhami oleh demonstrasi yang berhasil menjatuhkan Presiden Tunisia itu terus dicoba dibubarkan oleh pemerintah.Sekitar 250 orang terluka, termasuk 85 polisi, setelah polisi antihuru hara menembakkan gas air mata.Citra kepolisian di Mesir terus merosot, sementara rakyat masih menghargai pasukan militer.Para pejabat keamanan menyebutkan hampir 1000 pemrotes ditahan.Pada tanggal 28 Januari internet dan SMS di Mesir mati, layanan jejaring sosial Facebook dan Twitter terganggu.

Pemerintah Mesir kini mendapat tekanan internasional yang lebih keras, termasuk dari negara sekutunya Amerika Serikat. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowley menyampaikan agar para pemimpin Arab bekerja sama dengan masyarakat mereka dalam melakukan reformasi atau dalam mencermati para ekstremis.

(6)

Mubarak resmi mundur. Pernyataan ini disampaikan Wakil Presiden Omar Suleiman di televisi nasional Mesir, Jumat (10/2)(http:/

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis fotojurnalistik selama kerusuhan di Mesir pada Harian Kompas. Peneliti akan menganalisis foto pada Harian Kompas tanggal 27 Januari 2011-12 Februari 2011. Peneliti memilih Harian Kompas dikarenakan harian tersebut merupakan surat kabar berskala nasional dan memiliki foto-foto yang bagus untuk dianalisis.

Harian Kompas berkantor pusat di Jakarta dan merupakan bagian dari kelompok Kompas Gramedia.Selain itu, Harian Kompas juga dapat diakses melalui e-paper dengan konsep surat kabar digital, sehingga dapat memudahkan peneliti mendapatkan tambahan informasi. Selain itu, Harian Kompas merupakan satu-satunya koran di Indonesia yang diaudit oleh Audit Bureau of Circulations (ABC).

Harian Kompas telah menjadi referensi khalayak yang dipercaya sejak terbit pada tahun 1965. Harian Kompas termasuk ke dalam pers berkualitas (quality newspaper), yaitu penerbitan pers yang memilih cara penyajian yang etis, moralis dan intelektual (Amar, 1984 dalam Sumadiria, 2005: 39). Pers berkualitas dikelola secara konseptual dan profesional.Materi laporan, ulasan dan tulisan berkualitas termasuk berat.

(7)

surat kabar secara nasional. Seperti kebanyakan surat kabar yang lain, Harian Kompas dibagi menjadi tiga halaman bagian, yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, serta bagian berita olahraga(http://wikipedia.org).

(8)

I.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah berguna sebagai upaya membatasi penelitian agar lebih terarah dan tidak terlalu luas dalam fokus penelitian yang sudah ditentukan.Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah isi fotojurnalistik mengenaikerusuhan yang terjadi di Mesir pada Harian Kompas?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian terbatas pada analisis isi fotojurnalistik tentang kerusuhan yang terjadi di Mesir pada Harian Kompas.

2. Penelitian dilakukan dengan menganalisis foto-foto dari Harian Kompas yang terbit pada tanggal 27 Januari 2011–12 Februari 2011 atau ketika awal terjadinya gejolak sampai Hosni Mubarak dinyatakan mundur dari jabatannya.

(9)

I.4. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis isi fotojurnalistik mengenai kerusuhan yang terjadi di Mesir pada Harian Kompas.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan fotojurnalistik.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui situasi atau suasana selama kerusuhan yang terjadi di Mesir sampai Hosni Mubarak mengundurkan diri dari jabatannya.

I.5. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian diharapkan mampu memperluas atau menambah khasanah penelitian komunikasi dan sumber bacaan kepada mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi Ekstensi FISIP USU.

2. Secara teoritis, untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswaIlmu Komunikasi Ekstensi FISIP USU, serta menambah cakrawala dan wawasan peneliti mengenai fotografi jurnalistik. 3. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada siapa saja

(10)

I.6. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti di dalam mengaplikasikan pola berpikirnya di dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung masalah penelitian.Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, memberikan pandangan dan melahirkan strategi.

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan untuk memecahkan atau menyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok–pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian disorot. Uraian di dalam kerangka teori merupakan hasil berpikir rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah ataupun sub-sub masalah (Nawawi, 1998: 39-40).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah: I.6.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Komunikasi adalah penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Proses penyampaian ini berlangsung pada umumnya dengan menggunakan bahasa. Bahasa adalah lambang yang mewakili sesuatu, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.

Komunikasi mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Thomas M Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan mempengaruhi orang lain, merasa berpikir atau berperilaku yang seperti kita inginkan.

(11)

orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dengan kata lain, komunikasi pada hakikatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) pada orang lain (komunikan), dimana pikiran itu bisa berupa gagasan, informasi dan opini (Effendy, 1990: 11).

Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri, 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Sedangkan definisi Gebner, tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus-menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan (Ardianto dan Komala, 2004: 3).

(12)

I.6.2. Fungsi Komunikasi Massa

Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting, terutama konsekuensi komunikasi melalui media massa. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2001), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).

a. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama, yaitu: 1. Warning or Beware Surveillance (Pengawasan Peringatan). Fungsi

pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer.

(13)

b. Interpretation (Penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) surat kabar. Penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khalayak pembaca, serta dilengkapi perspektif terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya.

c. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Transmission of Value (Penyebaran Nilai-Nilai)

Fungsi penyebaran nilai tidak kentara.Fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu pada cara di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Dengan perkataan lain, media massa mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

e. Entertainment (Hiburan)

(14)

100% berita.Tetapi televisi dan radio siaran lainnya menyajikan berita kurang dari 5%, majalah pun demikian halnya.Ada yang banyak memuat hiburan, ada pula yang sedikit memuat hiburan.

Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya.Melalui berbagai macam acara di radio siaran pun masyarakat dapat menikmati hiburan. Sementara surat kabar dapat melakukan hal tersebut dengan memuat cerpen, komik, Teka-Teki Silang (TTS), dan berita yang mengandung human interest (sentuhan manusiawi).

I.6.3. Fotografi

Definisi fotografi secara luas adalah paduan seni dan teknik memindahkan gambar yang ada di alam ke atas benda yang peka atau sensitif terhadap cahaya yang disebut dengan film (atau sensor semikonduktor pada kamera digital) dengan mempergunakan alat bantu kamera.Istilah fotografi berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yakni photos yang berarti cahaya dan graphein yang berarti menggambar. Sementara itu, kata kamera berasal dari bahasa latinCamera Obscura yang berarti kamar gelap atau dark room (Mulyanta, 2008: 5).

(15)

I.6.3.1. Fotografi Jurnalistik

Definisi singkat fotojurnalistik dapat dilihat dalam buku Photojournalism1 (New York Institute of Photography: 3, dalam Wijaya, 2009: 3) yang mengartikan sebagai menceritakan sebuah kisah dengan menggunakan sebuah foto atau lebih (photojournalism is telling a story with one or more photographs). Fotografi jurnalistik merupakan faktor penting yang mendukung dalam kegiatan mempengaruhi masyarakat/khalayak, sebab foto merupakan suatu karya seni yang memberi nilai dokumenter, estetika dan artistik kepada suatu hasil karya dalam media cetak. Foto jurnalistik yang bernilai dokumenter merekam suatu kejadian agar orang berfikir maupun mengungkapkan, sedangkan foto seni memukau orang untuk memandangnya (Susanto, 1982 dalam Wijaya, 2009: 5).

Ada delapan karakter fotojurnalistik menurut Frank P. Hoy dari Sekolah Jurnalistik dan Telekomunikasi Walter Cronkite, Universitas Arizona, pada bukunya yang berjudul Photojournalism the Visual Approach yaitu sebagai berikut:

1. Fotojurnalistik adalah komunikasi melalui foto (communication photography). Komunikasi yang dilakukan akan mengekspresikan pandangan pewarta foto terhadap suatu subjek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.

2. Medium fotojurnalistik adalah media cetak koran atau majalah, dan media kabel atau satelit juga internet seperti kantor berita (wire service).

3. Kegiatan fotojurnalistik adalah kegiatan melaporkan berita. 4. Fotojurnalistik adalah paduan dari foto dan teks foto.

5. Fotojurnalistik mengacu pada manusia. Manusia adalah subjek sekaligus pembaca fotojurnalistik.

6. Fotojurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak (mass audiences). Ini berarti pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam.

7. Fotojurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto.

(16)

Dalam dunia fotografi jurnalistik dikenal metode Entire Detail Frame Angle Time atau disingkat EDFAT.Metode yang diperkenalkan oleh Walter Cronkite School of Journalism and Telecommunication Arizona State University ini telah teruji sebagai metode untuk memilih aspek spesial dari cerita, agar memperoleh gambar yang kuat.EDFAT adalah metode pemotretan untuk melatih cara pandang melihat sesuatu dengan detil yang tajam. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap unsur dari metode itu adalah sesuatu proses dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa bernilai berita.

I.6.4. Media Massa

Media massa atau dalam hal ini disebut pula sebagai media jurnalistik merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Sebab komunikasi massa sendiri secara sederhana, berarti kegiatan komunikasi yang menggunakan media (communicating with media).

Menurut Bittner, komunikasi massa dipahami sebagai “messages communicated through a mass medium to a large number of people,” suatu komunikasi yang dilakukan melalui media kepada sejumlah orang yang tersebar di tempat–tempat yang tidak ditentukan. Jadi, media massa menurutnya, adalah suatu alat transmisi informasi, seperti surat kabar, majalah, buku, film, radio dan televisi, atau suatu kombinasi bentuk dari bentuk-bentuk media itu (Muhtadi, 1999: 73).

(17)

Jenis-jenis media yang digolongkan dalam media massa adalah pers, radio siaran, televisi dan film.

I.6.5. Surat Kabar

Sekurang-kurangnya ada tiga jenis media cetak, yaitu: surat kabar, majalah dan buku. Sejak masa awal pertumbuhannya hingga saat ini ketiga jenis media cetak itu telah mengalami berbagai perubahan besar.

Surat kabar merupakan media massa paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johan Guttenberg di Jerman.

Keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode yakni masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, zaman orde lama serta orde baru (Ardianto, 2004:101). Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia.

(18)

kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk kondisi-kondisi tertentu, (2) memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita-cerita khusus, (3) melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.

I.7. Kerangka Konsep

Kerangka merupakan hasil pemikiran yang rasional yang merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis.

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33).Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 1995:40).

Adapun konsep-konsep yang diteliti dalam penelitian ini adalah: - Foto-fotojurnalistik pada Harian Kompas.

(19)

I.8. Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep yang dikembangkan dari kerangka teori sebelumnya, maka peneliti membuat model teoritis. Model ini berguna untuk menggambarkan rencana atau strategi penelitian yang akan dilakukan kemudian. Model teoritisnya adalah sebagai berikut:

I.9. Operasional Konsep

Operasional konsep berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep dalam penelitian.Maka berdasarkan kerangka konsep dibuatlah operasionalisasi konsep untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian.Berdasarkan hal itu, maka operasionalisasi konsep yang diukur dalam penelitian ini adalah:

a. Entire b. Detail c. Framing d. Angle e. Time

I.10. Definisi Operasional Konsep

Menurut Singarimbun (1995: 46) definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah

Menghimpun data foto kerusuhan

yang terjadi di Mesir

Mengklasifikasikan berdasarkan kriteria

fotojurnalistik

(20)

yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Konsep-konsep dalam penelitian ini dapat didefenisikan sebagai berikut:

a. Entire (E)

Dikenal juga sebagai established shot, suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu peristiwa atau bentuk penugasan lain.

b. Detail (D)

Tahap ini adalah suatu pilihan pengambilan keputusan atas sesuatu yang dinilai paling tepat sebagai point of interest.

c. Frame (F)

Suatu tahapan dimana kita mulai membingkai suatu detil yang telah dipilih. Fase ini mengantar seorang calon foto jurnalis mengenal arti suatu komposisi, pola, tekstur dan bentuk subyek pemotretan dengan akurat. Rasa artistik semakin penting dalam tahap ini.

d. Angle (A)

Tahap dimana sudut pandang menjadi dominan, ketinggian, kerendahan, level mata, kiri, kanan dan cara melihat. Fase ini penting mengkonsepsikan visual apa yang diinginkan.

e. Time (T)

Referensi

Dokumen terkait

Dewasa ini fenomena penggunaan jalan raya sebagai ruang berkegiatan masyarakat berkembang cukup pesat di kota-kota besar modern di Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan

Dewasa ini persaingan industri telekomunikasi semakin kompetitif, teknologi informasi berkembang dengan pesat dimana perkembangan teknologi digital dengan percepatan akses