• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Social Media Marketing terhadap Customer Equity pada Pengusaha Muda di Kota Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Social Media Marketing terhadap Customer Equity pada Pengusaha Muda di Kota Medan Chapter III V"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variable atau lebih (Situmorang, 2017). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah Social media marketing yang terdiri dari Consumption, Curation, Creation dan Collaboration terhadap Customer equity.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada kalangan pengusaha muda yang aktif memasarkan produknya menggunakan media sosial di Kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 sampai dengan Juni 2017.

3.3 Batasan Operasional

Dalam Penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).Defenisi untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

(2)

24

a. Consumption (X1) b. Curation (X2) c. Creation (X3) d. Collaboration (X4)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel ini adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan (Situmorang dan Lufti, 2015). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Customer equity (Y).

3.4 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel-variabel memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel.

Adapun operasionalisasi variabel dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Ukur Consumption Tahapan pertama untuk

selanjutnya memulai aktifitas online lainnya

Proses mengambil, membaca, melihat atau mendengarkan isi dari media sosial

Interval

Curation Tindakan dari memilah, menentukan dan melihat atau dalam kata lain menggambarkan isi

Penciptaan konten yang dilakukan oleh konsumen

(3)

Collaboration Titik akhir dimana

consumption, curation dan

collaboration

Sumber : Dave and Mckee (2010), Rust, Zeithaml and Lemon (2001), Kim and Ko (2012)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

(4)

26

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No. Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Situmorang dan Lufti (2014 )

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya sebagai objek penelitian (Kuncoro, 2013). Adapun pengertian populasi lainnya Menurut Bailey dalam Priyono (2016), populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti sehingga sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri. Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha muda di Kota Medan yang memasarkan produknya melalui media sosial yang tidak diketahui jumlah.

3.6.2 Sampel Penelitian

(5)

rumus supramono :

� =���2���

�2 Keterangan :

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

Za = nilai standar normal yang besarnya tergantung a Bila a = 0,05 maka Z = 1,67

Bila a = 0,01 maka z = 1,96 P = proporsi yang diestimasi q = 1-p

d = penyimpangan yang ditolerir

Karena tidak diketahui nilai p dari penelitian atau literature lain, maka dapat dilakukan maximal estimation dengan p = 0,5 dan tingkat error yang di tentukan (d) adalah 10%.

n =

1,962.0,5 .0,5

0,12

= 96 orang (angka minimal)

Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012). Jenis non probability sampling yang digunakan adalah jenis purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengusaha Muda yang menjalankan bisnisnya melalui Media Sosial 2. Umur Pengusaha di bawah 40 tahun

(6)

28

3.7 Jenis dan Sumber Data

Menurut Situmorang dan Lufti (2015), jenis data yang dilakukan penelitian adalah :

1. Data Primer

Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah teori-teori dan data yang bersumber dari buku-buku dan majalah-majalah.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

3.8.1 Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden tentang variabel-variabel dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk menyingkap identitas penelitian dan untuk mengungkap variabel-variabel dalam penelitian.

3.8.2 Wawancara

(7)

3.8.3 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang (2017), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai corrected item – total correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel. Pengujian validitas akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r ≥ 0.361, maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid. 2. Jika r < 0.361, maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

(8)

30

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Pada Tabel 3.3 di atas terlihat bahwa seluruh butir pertanyaan adalah valid, di mana nilai rhitung pada Corrected Item-TotalCorrelation pada keseluruhan butir adalah lebih besar dari nilai rtabel (0,361) sehingga diperoleh 17 pertanyaan valid yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

3.9.2 Uji Reliabilitas

(9)

Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.

Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto (2009) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.906 17

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Pada tabel 3.4 ditunjukkan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 artinya reliabilitas sangat baik. Karena itu, seluruh butir pertanyaan yang berjumlah 17 buah telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3.10 Teknik Analisis Data

(10)

32

3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali, 2013).

3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Situmorang (2017), regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa variable bebas yang biasa disebut X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y. hubungan fungsional antara variabel terikat dan variabel bebas di buat sebagai berikut :

Y= f (X1,X2,X3,X4) ……… (3.1)

Y= �0+ β1X1 + β2X2+ β3X3+ β4X4+Ɛ ………... (3.2)

Keterangan:

Y = Customer equity

�0 = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi Variabel X1 X1 = Consumption

β2 = Koefisien Regresi Variabel X2 X2 = Curation

β3 = Koefisien Regresi Variabel X3 X3 = Creation

β4 = Koefisien Regresi Variabel X4 X4 = Collaboration

Ɛ = standar error

(11)

hitung dengan F tabel atau melihat signifikansi pada output SPSS. Dalam analisis regresi linear berganda memerlukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heterokedastisitas, gejala multikolinearitas, gejala autokorelasi.

3.11 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik akan lebih baik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi. Tujuan dari pelaksanaan uji asumsi klasik adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan kondisi sebenarnya dan tidak bias sehingga layak untuk diuji. Uji asumsi klasik meliputi:

3.11.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residual terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

3.11.2 Uji Heteroskedastisitas

(12)

34

3.11.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah Tolerancevalue < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi terjadi multikolinearitas, jika nilai Tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji Serentak (Uji F)

Pengujian F statistik merupakan pengujian regresi secara keseluruhan yang menunjukkan apakah variabel bebas secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

Hipotesis :

1. H0 : �1 = �2 = �3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen secara serempak terhadap variabel dependennya.

2. H1 : minimal �1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari

variabel-variabel independen secara serempak terhadap variabel-variabel dependennya.

Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan sebesar 5% untuk mendapatkan nilai Ftabel, sedangkan untuk menarik kesimpulan dari persamaan yang didapat digunakan pedoman sebagai berikut :

(13)

H1 diterima, jika Fhitung>Ftabel atau sig F < α (0,05)

3.12.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas seperti Social media marketing yang terdiri dari consumption (X1), curation (X2), creation (X3) dan collaboration (X4) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu Customer equity. Penelitian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,5. Dengan bentuk pengujian sebagai berikut:

1. H0 : βi = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikat.

2. H1 : βi≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut :

H0 diterima, jika thitung ≤ ttabelatau sig t ≥α (0,05) H1 diterima, jika thitung > ttabel atau sig t < α (0,05)

3.12.3 Uji Koefisien Determinasi

(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pengusaha Muda

4.1.1 Pengusaha Muda (Young Entrepreneur)

Pengertian Kewirausahaan berasal dari kata entrepreneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya.

(15)

mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan. Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang yang gagah, luhur, berani, dan pantas menjadi teladan dibidang usaha.

Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani dalam mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Raymond dan russel memberikan definisi tentang wirausaha dengan menekankan pada aspek kebebasan berusaha yang dinyatakannya sebagai berikut; An entrepreneur is an independent growth oriented owner operator.

(16)

38

adalah individu yang mengambil segala resiko untuk mengejar dan menjangkau peluang serta situasi yang berbeda dengan kemungkinan kegagalan dan ancaman serta hambatan.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum hal yang diteliti.

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha muda yang memasarkan produknya di media sosial yang jumlahnya 100 orang. Karakteristik-karakteristik tersebut meliputi jenis kelamin, usia, jenis usaha, lama usaha, media sosial dan lama penggunaan media sosial yang paling mempengaruhi pembelian dan frekuensi pembelian. Pada penelitian ini akan digunakan data tabulasi silang (crosstab), yang hasilnya dapat dilihat di bawah ini:

1. Crosstab Jenis Kelamin dan Usia

(17)

Tabel 4.1

Crosstab Jenis Kelamin dan Usia Usia

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden berusia 17-20 tahun berjumlah 38 responden, dimana 10 responden pria dan 28 responden wanita. Responden yang berusia 21-25 tahun berjumlah 36 orang, dimana 16 responden pria dan 20 responden wanita. Responden yang berusia 26-30 tahun berjumlah 23 orang, dimana 14 responden pria dan 9 responden wanita. Responden yang berusia 31-35 tahun berjumlah 3 orang, dimana 0 responden pria dan 3 responden wanita. Berdasarkan tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa responden wanita mendominasi yaitu sebanyak 60 responden. Dapat terlihat bahwa banyak pengusaha muda saat ini lebih didominasi oleh wanita daripada pria.

2. Crosstab Jenis Kelamin dan Jenis Usaha

Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan jenis usaha dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Crosstab Jenis Kelamin dan Jenis Usaha jenis_usaha

Total Kuliner Fashion Jasa kreatif Berdagang

jenis_kelamin

laki-laki 12 16 10 1 1 40

Perempuan 9 34 10 4 3 60

Total 21 50 20 5 4 100

(18)

40

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden pada jenis usaha kuliner berjumlah 21 responden, dimana 12 responden pria dan 9 responden wanita. Responden jenis usaha fashion berjumlah 50 orang, dimana 16 responden pria dan 34 responden wanita. Responden jenis usaha jasa berjumlah 20 orang, dimana 10 responden pria dan 10 responden wanita. Responden jenis usaha kreatif berjumlah 5 orang, dimana 1 responden pria dan 4 responden wanita. Responden yang memiliki jenis usaha berdagang berjumlah 4 orang, dimana 1 responden pria dan 3 responden wanita.

3. Crosstab Jenis Kelamin dan Lama Usaha

Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan lama usaha dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Crosstab Jenis Kelamin dan Lama Usaha

Lama Usaha Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan

1 bulan – 6 bulan 6 12 18

7 bulan – 12 bulan 12 20 32

1,1 tahun – 5 tahun 22 25 47

6 tahun – 12 tahun 0 3 3

Total 40 60 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

(19)

pria dan 25 responden wanita. Responden yang lama usahanya selama 6 - 12 tahun berjumlah 3 orang, dimana 0 responden pria dan 3 responden wanita. Dari data tersebut, responden yang mendominasi adalah responden yang memiliki lama usaha 1,1 tahun sampai 5 tahun.

4. Crosstab Jenis Kelamin dan Media Sosial

Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan media sosial yang paling mempengaruhi pembelian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Crosstab Jenis Kelamin dan Media Sosial

Media Sosial Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan

``Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

(20)

42

youtube berjumlah 1 orang, dimana 0 responden pria dan 1 responden wanita. Responden menggunakan media sosial blog berjumlah 2 orang, dimana 2 responden pria dan 0 responden wanita. Responden menggunakan media sosial Bbm berjumlah 10 orang, dimana 7 responden pria dan 3 responden wanita. Responden menggunakan media sosial whatsapp berjumlah 7 orang, dimana 4 responden pria dan 3 responden wanita. Responden yang menggunakan media sosial line berjumlah 6 orang, dimana 2 responden tersebut adalah pria dan sisanya 4 responden wanita. Dari data tersebut, responden yang yang pembeliannya dipengaruhi dari internet (online) merupakan responden yang paling dominan dengan jumlah 34 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden wanita lebih mudah dipengaruhi dari internet (online).

5. Crosstab Jenis Kelamin dan lama penggunaan media sosial

Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk jenis kelamin dan penggunaan media sosial dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Crosstab Jenis Kelamin dan lama penggunaan media sosial lama_pengguna_media_sosial

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

(21)

jenis kelamin pria 10 responden dan jenis kelamin wanita 22 responden, lama penggunaan 1 – 2 tahun yaitu sebanyak 20 responden untuk jenis kelamin pria 12 responden wanita 8 responden, lama usaha 2 sampai 3 tahun yaitu sebanyak 13 responden untuk jenis kelamin pria 4 responden dan wanita sebanyak 9 responden, dan yang terakhir untuk lama usaha >3 tahun yaitu sebanyak 15 responden untuk jenis kelamin pia 6 responden dan wanita 9 responden. Dapat dilihat bahwa responden yang lebih banyak menggunakan media sosial yaitu tergolong masih baru yaitu hanya pada 6 bulan – 1 tahun.

6. Menggunakan Website atau Blogger

Tabel 4.6 Website atau Blogger

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Ya 10 10.0 10.0 10.0

Tidak 90 90.0 90.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

(22)

44

7. Manfaat Media Sosial bagi Bisnis

Tabel 4.7 Manfaat Media Sosial

Manfaat Media sosial Ya Tidak

Total Frequency Percent Frequency Percent

1. Meningkatkan Penjualan 97 97 3 3 100

2. Mengurangi Biaya Promosi 85 85 15 15 100 3. Memperkenalkan produk yang dijual 94 94 6 6 100

4. Pendapat lainnya 13 13 87 87 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

(23)

8. Aktivitas menggunakan Media Sosial

Tabel 4.8 Aktivitas Media Sosial

Aktivitas Media sosial Ya Tidak

Total Frequency Percent Frequency Percent 1. Browsing Pasokan Penjualan 75 75 25 15 100 2. Berkomunikasi Dengan Pelanggan 88 88 12 12 100

3. Mempromosikan Produk 93 93 7 7 100

4. Pendapat lainnya 11 11 89 89 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa aktivitas menggunakan Social Media untuk browsing penjualan dimana responden yang mengatakan ya yaitu sebanyak 75 orang dan 25 orang mengatakan tidak, manfaat selanjutnya yaitu berkomunikasi dengan pelanggan dimana responden yang mengatakan ya sebanyak 88 responden kemudian yang mengatakan tidak sebanyak 12 orang, mempromosikan produk yang dijual dimana responden yang mengatakan ya sebanyak 93 orang dan yang mengatakan tidak yaitu 7 orang, yang terakhir untuk pendapat lainnya responden yang berpendapat ya yaitu sebanyak 11 orang dan 89 orang mengatakan tidak, adapun yang menjadi aktivitas lainnya menurut responden yaitu mencari ide untuk membuat inovasi baru, memperluas jangkauan jaringan, membeli bahan-bahan untuk pembuatan produk.

4.3 Analisis Deskriptif Variabel

(24)

46

pernyataan Collaboration dan 4 butir pernyataan variabel Customer Equity (Y). Kuesioner disebarkan kepada 100 orang responden. Berikut distribusi jawaban responden.

4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Consumption

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Consumption

Item No. Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Consumption dalam konteks Social Media adalah proses mengambil, membaca, melihat, atau mendengarkan isi dari situs perusahaan. Consumption adalah tahapan pertama untuk selanjutnya memulai aktifitas online lainnya. Hal-hal yang menjadi bahan consumption adalah sesuatu yang biasanya dapat disebarkan, bukan sesuatu yang tidak dapat disebarkan seperti jika perusahaan menyebarkan satu berita tanpa membacanya terlebih dahulu apakah isi dari berita tersebut memberikan pengaruh pada konsumen atau tidak, maka bisa jadi berita yang di sebarkan oleh perusahaan tersebut akan sia-sia karena tidak seorang pun yang mengkonsumsi berita tersebut. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 responden untuk variabel Consumption pada Tabel 4.9, yaitu:

1. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (saya selalu

(25)

rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,40 atau mendekati 4. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden yang merupakan Pengusaha muda di Kota Medan setuju atas pernyataan diatas. Responden berpendapat bahwa dengan menginformasikan produk baru di media sosial tentunya pelanggan akan tertarik untuk membeli produk yang di posting.

2. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (saya selalu menyampaian produk-produk di media sosial dengan konten yang menarik

dan inovatif) memperlihatkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah

sebesar 4,36 atau mendekati 4. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden yang merupakan pengusaha muda di Kota Medan setuju atas pernyataan diatas. Pengusaha muda merasa semakin menarik konten yang dibuat tentunya membuat pelanggan semakin tertarik untuk membeli. 3. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 (produk yang

saya sampaikan di media sosial jelas) memperlihatkan bahwa rata-rata

jawaban responden adalah sebesar 4,35 atau mendekati 4. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden yang merupakan pengusaha muda di Kota Medan setuju atas pernyataan diatas. Responden berpendapat bahwa jika produk yang diposting tanpa adanya bukti yang jelas maka pelanggan akan ragu dengan produk yang ingin dibeli.

4. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 (pelanggan

mengetahui produk yang saya tawarkan di media sosial) memperlihatkan

(26)

48

muda di Kota Medan setuju atas pernyataan diatas. Responden berpendapat bahwa umumnya pelanggan mengetahui produk-produk yang telah diberikan baik fungsi maupun manfaatnya.

4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Curation

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Curation

Item No. Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Curation adalah tindakan dari memilah, menentukan dan melihat atau dalamkata lain menggambarkan isi dari situs perusahaan. Curation dapat membuat kandungan situs lebih bermanfaat untuk pihak lain. Curation dapat menimbulkan ketertarikan seperti ketika seseorang merasa tertarik untuk membeli suatu buku setelah membaca review orang lain yang dianggap lebih menguasai bidangnya ada disampulnya. Hal inilah yang dapat curation timbulkan, persepsi pembeli akan menjadi positif sehingga menimbulkan ketertarikan ketika melihat dan menilai review yang ditulis oleh orang yang dianggap lebih menguasai suatu bidang tersebut.. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 responden untuk variabel Curation pada Tabel 4.10, yaitu:

(27)

responden mengatakan setuju, 27 responden mengatakan kurang setuju, 12 responden mengatakan tidak setuju dan 5 mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal itu mengindikasikan bahwa beberapa responden tidak merasakan bahwa pelanggan sering menanggapi produk yang dijual di media sosial karena adanya beberapa pelanggan yang justru member tanggapan ketika mereka butuh akan produk tersebut.

2. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 6 (pelanggan mengikuti Social Media dari usaha yang saya miliki) memperlihatkan bahwa terdapat 24 responden mengatakan sangat setuju, 44 responden mengatakan setuju, 17 responden mengatakan kurang setuju, 6 responden mengatakan tidak setuju dan 9 responden mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan yang membeli produk melalui media sosial dari usaha yang dimiliki responden.

(28)

50

pada postingan yg dibuat.

4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Creation

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Creation

Item No. Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Creation adalah tahap berikut setelah curation, dimana creation ini adalah langkah yang menentukan sedikit banyaknya tanggapan pada suatu kejadian. Dalam tahap ini perusahaan membiarkan konsumen memilih mana yang disukai dan yang tidak disukai dengan menawarkan alat, bantuan, contoh, dan fasilitas lainnya. Semakin sedikit yang usaha yang konsumen lakukan untuk memilih dan menciptakan sesuatu akan semakin baik. Menjalankan tahapan ini didasarkan pada pemikiran bahwa manusia gemar untuk membagi informasi tentang apa yang mereka lakukan dan bicarakan, dan umumnya di usahakan untuk kepentingan mereka didalam komunitas yang besar. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 responden untuk variabel Curation pada Tabel 4.11, yaitu:

(29)

responden mengatakan tidak setuju dan 7 mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan merekomendasikan melalui media sosial mengenai produk yang dijual oleh pengusaha muda. 2. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 9 (pelanggan

menginformasikan keunggulan dari produk saya di media sosial) memperlihatkan bahwa terdapat 24 responden mengatakan sangat setuju, 30 responden mengatakan setuju, 26 responden mengatakan kurang setuju, 13 responden mengatakan tidak setuju dan 7 responden mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua pelanggan menginformasikan mengenai produk yang dijual oleh responden di media sosial.

(30)

52

4.3.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Collaboration

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Collaboration

Item No. Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Collaboration adalah hasil dari consumption, curation dan creation yang memunculkan aktifitas individual yang besar. Seperti jika seorang sudah melihat suatu video, lalu memberikan penilaian, dan selanjutnya mengunggah sesuatu, proses ini dapat membangun suatu rantai yang memberikan nilai bagi perusahaan. Tetapi kolaborasi adalah titik akhir dimana konsumen dan perusahaan saling terlibat hubungan timbal balik yang nantinya dapat menghasilkan masukan yang positif bagi perusahaan. Proses ini akan terus berulang ketika sesuatu konten yang baru akan muncul. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 responden untuk variabel Collaboration pada Tabel 4.12, yaitu :

1. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 11 (pelanggan

(31)

tersebut mengindikasikan bahwa pelanggan justru hanya sebagai pembeli saja dan umumnya jarang untuk memberikan masukan.

2. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 12 (saya selalu bertukar pikiran dengan pelanggan lain untuk memajukan produk yang saya pasarkan) memperlihatkan bahwa terdapat 20 responden mengatakan sangat setuju, 44 responden mengatakan setuju, 18 responden mengatakan kurang setuju, 13 responden mengatakan tidak setuju dan 5 responden mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa antara penjual dan pembeli jarang melakukan tukar pikiran dalam memajukan produk yang dipasarkan.

3. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 13 (saya

(32)

54

4.3.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Customer Equity

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Customer Equity Item Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Ekuitas konsumen didefinisikan sebagai aset jangka panjang dengan konsumen yang didasarkan pada hubungan yang telah dibangun dengan baik sejak semula dan sudah berlangsung dalam waktu yang lama. (Kim and Ko, 2012). Customer Equity menjadi salah satu metode untuk menghubungkan antara program pemasaran dan tingkat kemungkinan seorang pelanggan memberikan keuntungan bagi perusahaan pada masa datang. Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 responden untuk variabel Customer Equity pada Tabel 4.13, yaitu:

(33)

2. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 15 (pelanggan mengingat merek yang saya berikan ke mereka) memperlihatkan bahwa terdapat 17 responden mengatakan sangat setuju, 36 responden mengatakan setuju, 22 responden mengatakan kurang setuju, 18 responden mengatakan tidak setuju dan 7 responden mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelanggan kurang bisa mengingat merek dari produk yang dibeli.

3. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 16 (konsumen

berbicara mengenai komitmen mereka pada produk saya) memperlihatkan bahwa terdapat 8 responden mengatakan sangat setuju, 40 responden mengatakan setuju, 31 responden mengatakan kurang setuju, 19 responden mengatakan tidak setuju dan 2 responden mengatakan sangat tidak setuju. Beberapa responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ada pelanggan yang justru hanya membeli produk untuk satu kali saja dan setelahnya mencoba mencari pada penjual yang lain.

(34)

56

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara untuk melihat apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal jika berbentuk lonceng yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar grafik berikut:

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Gambar 4.1 Histogram

Pada grafik histogram pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribuis data tersebut tidak miring ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng

1. Apabila plot dari keduanya berbentuk linier, maka berindikasi bahwa residual

(35)

masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah normal. Berikut adalah hasil Normal P – Plot of Regresson Standardized Residual:

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Gambar 4.2

Normal P – Plot of Regression Standardized Residual

Pada Gambar 4.2 tersebut dapat diluhat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Untuk lebih memastikan, dapat dilakukan uji Kolmogorov Smirnov, dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal, dengan keputusan:

1. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) ≥ 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi

normal.

2. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan distribusi

(36)

58

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.

Deviation 2.34416654 Most Extreme Differences Absolute .064

Positive .063

Negative -.064

Test Statistic .064

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance. Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,200 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Heteroskedastistas

Prinsip pengujian heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah adanya gangguan yang ada pada suatu penelitian. Metode untuk menguji penelitian untuk mencari keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode grafik dan statistik, yang menggunakan uji glejser.

1. Pendekatan Grafik

(37)

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah) Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastitas

Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.3, dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

2. Pendekatan Statistik

(38)

60

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dari Tabel 4.11, dapat dilihat signifikansi variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.

4.4.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinieritas. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) atau tolerance value, kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel independen lain. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah apabila tolerance value < 0,1 sedangkan VIF > 5 sebaliknya apabila tolerance value ≥ 0,1 sedangkan VIF ≤ 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.:

Tabel 4.15 Uji Glejser

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

(39)

Tabel 4.16

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Collinierity Statistics Tolerance VIF

Consumption .945 1.058

Curation .561 1.782

Creation .495 2.021

Collaboration .593 1.687

a Dependent Variable: Customer Equity

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Tabel 4.16 menjelaskan dasar untuk melihat suatu model yang tidak terkena multikolinieritas adalah dengan melihat besar Variance Inflation Faktor (VIF) dan tingkat tolerancenya. Jika VIF > 5 dan tolerance < 0,1, maka terkena multikolinieritas, tetapi jika VIF < 5 dan tolerance > 0,1, maka tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam penelitian ini. Berdasarkan Tabel 4.16, semua nilai VIF adalah lebih kecil daripada 5 dan tolerancenya lebih besar daripada 0,1, maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam penelitian ini.

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

(40)

62

Tabel 4.17 Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

a. Dependent Variable: customer_equity Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.17, maka persamaan regresi berganda (3.2) dapat diekspresikan sebagai berikut:

� =�,���+�,����+�,����+�,����+�,����

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta (�) = 3,143. Ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel

Consumption (X1), Curation (X2), Creation (X3) dan Collaboration (X3) adalah 0, maka Customer Equity (Y) pada Pengusaha Muda di Kota Medan akan tetap ada sebesar 3,143, dengan asumsi variabel lain tetap.

2. Koefisien �11 = 0,221. Ini menunjukkan bahwa variabel Consumption (X1) berpengaruh secara positif terhadap Customer Equity, atau dengan kata lain, jika variabel Consumption ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Customer Equity akan meningkat sebesar 0,221 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

(41)

berpengaruh secara positif terhadap Customer Equity, atau dengan kata lain, jika variabel Curation ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Customer Equity pada pengusaha muda akan meningkat sebesar 0,229 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

4. Koefisien �33 = 0,235. Ini menunjukkan bahwa variabel Creation (X3)

berpengaruh secara positif terhadap Customer Equity, atau dengan kata lain, jika variabel Creation ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Customer Equity pada pengusaha muda akan meningkat sebesar 0,235 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

5. Koefisien �44 = 0,216. Ini menunjukkan bahwa variabel Collaboration (X4) berpengaruh secara positif terhadap Customer Equity, atau dengan kata lain, jika variabel Collaboration ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Customer Equity pada pengusaha muda akan meningkat sebesar 0,216 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari Consumption, Curation, Creation, Collaboration yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Customer Equity.

1. Ftabel dapat dilihat dari pada α = 0,05

Dengan derajat pembilang = k-1 = 5-1 = 4

(42)

64

Mencari Fhitung dengan menggunakan tabel anova sebagai hasil pengolahan penelitian dengan alat bantu SPSS, seperti sebagai berikut:

Tabel 4.18 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 376.573 4 94.143 16.440 .000b

Residual 544.017 95 5.726

Total 920.590 99

a. Dependent Variable: customer_equity

b. Predictors: (Constant), collaboration, consumption, curation, creation Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Pengujian hipotesis 1 dapat dilihat dari Tabel 4.18 yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung (16,440) > Ftabel (2,70). Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel Consumption, Curation, Creation, Collaboration secara serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel Customer Equity

4.6.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individu) terhadap variasi variabel dependen.

Nilai t tabel dapat dilihat pada α = 5% yang diperoleh dari n – k n= jumlah sampel yaitu 100 responden

(43)

Tabel 4.19

Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

a. Dependent Variable: customer_equity Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa : 1. Variabel Consumption (X1)

Nilai Thitung variabel Consumption adalah 2,124 dan nilai Ttabel 1,661 maka Thitung >Ttabel (2,124 > 1,661) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Consumption berpengaruh positif dan signifikan (0,036 < 0,05) secara parsial terhadap Customer Equity. Artinya jika ditingkatkan variabel Consumption sebesar satu satuan maka Customer Equity akan meningkat.

2. Variabel Curation (X2)

Nilai Thitung variabel Curation adalah 2,112 dan nilai Ttabel 1,661 maka Thitung >Ttabel (2,112 > 1,661) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Curation berpengaruh positif dan signifikan (0,037 < 0,05) secara parsial terhadap Customer Equity. Artinya jika ditingkatkan variabel Curation sebesar satu satuan maka Customer Equity akan meningkat.

(44)

66

Nilai Thitung variabel Creation adalah 2,173 dan nilai Ttabel 1,661 maka Thitung >Ttabel (2,173 > 1,661) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Creation berpengaruh positif dan signifikan (0,032 < 0,05) secara parsial terhadap Customer Equity. Artinya jika ditingkatkan variabel Creation sebesar satu satuan maka Customer Equity akan meningkat.

4. Nilai Thitung variabel Collaboration adalah 2,110 dan nilai Ttabel 1,661 maka Thitung >Ttabel (2,110 > 1,661) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Collaboration berpengaruh positif dan signifikan (0,037 < 0,05) secara parsial terhadap Customer Equity. Artinya jika ditingkatkan variabel Collaboration sebesar satu satuan maka Customer Equity akan meningkat.

4.6.3 Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinan berkisar dari 0

(nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika R2

(45)

Tabel 4.20

Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .640a .409 .384 2.39301 2.124

a. Predictors: (Constant), collaboration, consumption, curation, creation b. Dependent Variable: customer_equity

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

4.7 Pembahasan

Seluruh UKM yang dijadikan obyek pada penelitian ini telah mengimplementasikan media sosial sebagai media informasi dan komunikasi perusahaan. Sebagian besar UKM memanfaatkan berbagai jenis media sosial untuk memasarkan dan mengiklankan produk barang dagang dan jasa perusahaan. Hampir seluruh UKM menggunakan media sosial Instagram, Facebook dan Bbm untuk menampilkan profil perusahaan dan galeri produk perusahaan. Sebagian besar perusahaan menggunakan Line, WhatsApp, dan e-mail untuk media informasi/komunikasi perusahaan dan pemasaran produk dari perusaahan.

Disamping itu, sebagian UKM juga menggunakan media Blog, Line, Path dan Youtube untuk menampilkan profil perusahaan dan sebagai media informasi perusahaan. Hampir setengah dari UKM yang di observasi mengalokasikan anggaran biaya operasional sebesar Rp.500.000 - Rp.1.000.000 untuk mengelola media sosial sebagai media informasi/komunikasi dan pemasaran perusahaan. Dan sebagian besar UKM memperbaharui informasi di media sosial setiap hari.

(46)

68

dengan kemudahan memposting tampilan visual berupa still image dan short video, akan menjadikan produk yang paling sering di upload akan memiliki kecenderungan lebih tinggi menarik perhatian dari konsumen. Facebook dengan fungsi like dan kemudahan fitur share untuk berbagi informasi sesama pengguna facebook memberikan efek viral yang dapat meningkatkan performa pemasaran produk, ditambah dengan kemudahan berinteraksi dengan komentar sebelumnya memberikan efek domino untuk memperkuat image produk. Bbm dengan fungsi Broadcast atau yang dikenal dengan bc membuat kemudahan dalam member informasi kepada seluruh konsumen.

Jenis media sosial lain yang berpotensi dan juga dapat dimanfaatkan sebagai komunikasi pemasaran perusahaan namun belum digunakan oleh obyek penelitian ini diantaranya Line, Whatsapp, Google+, Linkedln, Pinterest, Tumblr, MySpace. Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa berdasarkan hasil dari analisis regresi linear berganda diketahui bahwa secara serentak Social Media marketing yang terdiri dari Consumption, Curation, Creation dan Collaboration berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Customer Equity. Hasil pembuktian hipotesis ini juga mendukung penelitian terdahulu yang merumuskan

bahwa Social Media marketing yang dilakukan Zara secara signifikan

mempengaruhi Customer Equity berpengaruh positif dan signifikan yang

dilakukan oleh Prihandini dan Daryanti (2013). Adapun secara parsial,

Consumption, Curation, Creation maupun Collaboration berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Customer Equity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 38,4%

(47)

menjelaskan Customer Equity dan sisanya 61,6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang sejauh mana pengaruh Social media marketing yang terdiri dari Consumption, Curation, Creation dan Collaboration terhadap Customer equity pada Pengusaha Muda di Kota Medan.

Dalam penelitian ini disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara serentak, Consumption, Curation, Creation dan Collaboration berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Customer equity pada pengusaha muda di Kota Medan.

2. Secara parsial, Consumption, Curation, Creation dan Collaboration berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Customer equity pada pengusaha muda di Kota Medan.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan dalam hasil penelitian ini adalah : 1. Creation merupakan variabel paling dominan yang mempengaruhi Customer

(49)

produk yang dijual.

2. Consumption, Curation dan Collaboration juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Customer equity pada pengusaha muda di Kota Medan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu mendorong pengusaha muda agar lebih gencar dalam memasarkan produknya di media sosial. Karena dengan memasarkan di media sosial tentunya pengusaha muda akan lebih merasakan bagaimana manfaat media sosial tersebut bagi perkembangan bisnisnya, adapun yang menjadi manfaatnya yaitu adanya peningkatan penjualan, mengurangi biaya promosi dan akan meningkatkan hubungan antara pengusaha dengan pelanggan maupun antara pengusaha muda dengan pengusaha muda lainnya.

3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya, sebaiknya meneliti faktor-faktor lain

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat, metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah

Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan

Detail Faktur Penjualan harga berisi detail barang-barang .Dan untuk mencari data Faktur Penjualan yang telah ada bisa menggunakan Search dengan

Hasil penelitian Muratore dan Johan (2009) juga mengatakan bahwa keinginan untuk melakukan persiapan atau perencanaan keuangan hari tua akan menciptakan

Pelaksanaan pendidikan seks usia remaja pada program pendidikan keputrian meliputi: penyampaian materi pendidikan keputrian yang dilakukan oleh siswi kelas IX dan

Kondisi tersebut mengarahkan satu konklusi bahwa pengaruh komitmen organisasi yang dimiliki auditor terhadap perilaku disfungsi audit dapat ditentukan oleh beberapa

Tujuan penelitian ini untuk : 1) Mendeskripsikan penerapan metode debat aktif dalam proses pembelajaran konsep dasar PKn. 2) Meningkatkan kemampuan berdiskusi mahasiswa PGSD UPP Bone