• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Dan Prosedur Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PTPN III Unit Sei Mangkei

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Dan Prosedur Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PTPN III Unit Sei Mangkei"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah

1. PT. Perkebunan Nusantara III

Pembentukan perusahaan diawali dengan proses pengambilan

perusahaan - perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses nasionalisasi. Perusahaan Perkebunan Asing hasilnasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan

Negara (PPN),embrio yang turut membentuk perusahaan dari NV. Rubber Cultuur MaatschappijAmsterdam (RcMA) dan NV. Cultuur Mij`de Oekust

(CMO) merupakanPerusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zamanKolonial Hindia Belanda.

Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun

1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT. Perkebunan IV (Persero) dan PT. Perkebunan V (Persero)

disatukan pengelolaannya oleh Direksi PT. Perkebunan III (Persero). Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah Nomor : 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 ketiga Perusahan tersebut yang wilayah kerjanya berada di

Provinsi Sumatera Utara digabungkan menjadi satu Perusahaan dengan nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) yang beralamat di Jln. Sei

(2)

tanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusa Nomor: C2-8331.

HT. 01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor : 81 tanggal 8 Oktober 1996, tambahan

Nomor : 8674/1996. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki visi dan misi dalam menjalankan kegiatan usahanya,

Visi :

Menjadi perusahaan agrobisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik pada tahun-tahun berikutnya.

Misi :

1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan

mengembangkannya secara optimal.

4. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor.

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis. 6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan

komunitas.

(3)

Perusahaan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dengan komoditi utama (core bisnis) kelapa sawit dan karet. Perusahaan memiliki

lahan perkebunan yang didukung dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing komoditi tersebut. Lahan perkebunan perusahaan tersebar di

Propinsi Sumatera Utara seluas 143.160,42 Ha (Karet : 41.751,29 Ha dan Kelapa Sawit : 101.409,13 Ha) dalam pengelolaan perusahaan dikelompokkan mejadi :

a. 17 (tujuh belas) Bagian Kantor Direksi, b. 8 (delapan) Distrik Manager,

c. 34 (tiga puluh empat) Manajer (26 Kebun dan 8 Kebun + PPK), d. 12 (dua belas) Manajer Pabrik Kelapa Sawit dan

e. 5 (lima) Manajer Rumah Sakit serta

f. 1 (satu) Unit Pusat Pelatihan Wisata Agro Sei Karang (P2WAS). Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit

sebagai komoditi utama yang memberikan konstribusi besar bagi pendapatan 70 perusahaan. Produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan Perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan

yang tepat waktu kepada pembeli dengan mutu yang dihasilkan Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel (PK) dan Palm Kernel

Meal (PKM).

Di kalangan dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih dari 38,000 hektar lahan karet PT. Perkebunan Nusantara III (

(4)

Mutu produk RSS-1, SIR-10, SIR- 20 dan Lateks Pekat mampu menembus pasar Internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone,

Good Year, Firestone, Han Kook dan lainnya

Holding company atau induk usaha Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) bidang perkebunan akhirnya telah dibentuk. Pada saat masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke Dalam Modal Saham PT.Perkebunan Nusantara III (Persero). Peraturan Pemerintah ini

mengatur tentang pembentukan holding company, dimana PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) ditetapkan menjadi leader yang memimpin 13 PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero).

Gagasan pembentukan induk usaha BUMN perkebunan ini sendiri sudah berlangsung lama yaitu sejak tahun 2002. Berbagai proses akhirnya

dilewati dan setelah 12 tahun berselang akhirnya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2014 tentang 96 Holding BUMN Perkebunan Terbentuk, diakses pada tanggal 08 Desember 2014 pukul 17.00 WIB. 71 Penambahan

Penyertaan Modal Negara RI ke Dalam Modal Saham PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) ditetapkan. Selain pembentukan holding

perkebunan, pada saat masih menjabat Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah RI No 73 tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik

(5)

untuk pembentukan holding company BUMN kehutanan, di mana yang bertindak sebagai leader adalah Perum Perhutani. Nantinya Perhutani akan

menjadi induk dari PT Inhutani I sampai V.

Lamanya proses pembentukan holding company perkebunan tidak

lepas dari proses kajian, sinkronisasi peraturan hingga rapat koordinasi yang membutuhkan waktu. Proses itu diperlukan untuk mempersiapkan pembentukan holding. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2014

ditetapkan bahwa yang bertindak sebagai pemimpin untuk holding perkebunan adalah PT Perkebunan Nusantara III (Persero), yang akan

membawahi 13 PT.Perkebunan Nusantara yang selama ini beroperasi dan berjalan sendiri-sendiri. Sebanyak 13 PT.Perkebunan Nusantara akan menjadi anak usaha dari holding perkebunan ini.

Setelah keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke Dalam Modal Saham

PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) ini, ada tahap-tahap berikutnya yang diambil. Selanjutnya harus ada ketetapan dari Menteri Keuangan terkait pembentukan holding perkebunan. Disusul dengan sosialisasi dan Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) pembentukan holding. Pada RUPS ini akan disahkan dan dibahas terkait perubahan anggaran dasar dan opsi

lainnya.

Pasca dibentuk holding akan ada kenaikan kinerja keuangan yang meningkat, seperti laba, aset, hingga modal pasca pembentukan holding.

(6)

Rp. 21 triliun, dan aset menjadi Rp. 121 triliun di tahun 2019. Adapun sebelum pembentukan holding, laba bersih PTPN I-IX hanya Rp 2,7 triliun.

Laba bersih 14 BUMN perkebunan ini merupakan penggabungan, namun dalam posisi berdiri sendiri-sendiri. Proyeksi akhir tahun 2014 untuk

penjualan Rp 47 triliun, laba bersih Rp 2,7 triliun dan ekuitas Rp 22 triliun. Menurut Assisten lapangan tersebut : Pada saat masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono

telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) tentang Holding BUMN Perkebunan pada tanggal 18 September 2014. Peresmian holding company

dilakukan oleh Menteri BUMN Bapak Dahlan Iskan pada Tanggal 2 Oktober 2014. Tujuan dibentuknya holding company diharapkan supaya Direksi Holding menyamakan cara dan metode yang sama sehingga

keuntungan yang diperoleh bisa meningkat. PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) ditunjuk sebagai induk holding perkebunan dimana memimpin

PTPN dari PTPN I-XIV. Keuntungan yang diperoleh Kawasan Industri Sei Mangkei dengan adanya holding company adalah tersedianya bahan baku yang dibutuhkan oleh Investor, hal ini dikarenakan Kawasan Industri Sei

Mangkei merupakan industri berbasis kelapa sawit. Salah satu contoh PT Unilever Oleochemical Indonesia membutuhkan bahan baku CPKO (Clude

Palm Kernel Oil) sebesar 500 Ton/Hari sedangkan PT Perkebunan Nusantara III hanya memproduksi 150 Ton/Hari, dengan adanya holding maka bahan baku yang kurang bisa dipenuhi dari produksi CPKO PT.

(7)

Keanggotaan Komisaris Perusahaan Perseroan adalah sebagaiberikut : Komisaris Umum : Joefly J. Bahroeny

Anggota Dewan Komisaris : Dahlan Harahap Anggota Dewan Komisaris :Deddy Yefri Sitorus

Anggota Dewan Komisaris : Deddy Fauzi Elhakim

Untuk keanggotaan Direksi, sesuai dengan surat keputusan Mentri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP – 245/MBU/2003 tanggal 19

juni2016 tentang pembentukan dan pengangkatan anggota Direksi PerusahaanPT. Perkebunan Nusantara III dengan susunan Direksi sebagai

berikut :

Direktur Utama : Elia Massa Manik

Direktur Human Capital Management & Umum : Seger Budiarjo

Direktur Produksi : Alexander Maha

Direktur SDM/UMUM : Erwan Pelawi

Direktur Perencanan dan Pengembangan : Nurhidayat

(8)

2. Struktur Organisasi PTPN III

(9)

3. PTPN III Unit Sei Mangkei

Identitas PTPN III ( Persero ) Kebun Sei Mangkei

1. Nama Perusahaan : PTP Nusantara III ( Persero ) 2. Alamat

a. Kantor Kebun : KebunSei Magkei, KodePos (20585) b. Kantor pusat :Jln. SeiBatangHari No. 2Medan c. Telepon : (061)17980235

3. Status Perusahaan : Persero ( Perseroan Terbatas ) 4. Komoditi : Kebun Karet, Kebun Kelapa Sawit 5. Kecamatan : Bosar Maligas

6. Kabupaten : Simalungun

a. Email : ksmi@email.ptpn3.co.id b. Web : http://www.ptpn3.co.id

7. Akta Pendirian Perusahaan : Padatanggal 11 Maret 1996 SK Direksi PT Perkebunan Nusantra III ( Persero ) a. Nomor : 08 Tahun 1996

b. Tanggal :14 Februari 1996

Pada tahun 1957 Keputusan Peraturan Pemerintah No. 14/1958 bahwa Wewenang NV.RCMA (Rubber Cultural Maatschppij Amsterdam) di ambil alih oleh PT IBB. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian serta di tetapkan kembali

dengan keputusan Menpen No. 49/UN/1959 dan penguasa di berikan kepada Perseroan Perkebunan Negara (PPN) Pada tahun 1959 dengan UU No. 86/1958

PPN dari cabang Sumatera Utara dan dikuasai oleh Bannas berdasarkan PP No. 3/1959 dengan nama PPN baru cabang EX,NV,RCMA. Kemudian Undang – Undang tersebut di perkuat dengan peraturan pemerintah no. 3/1959, PP tersebut

(10)

Perkebunan Negara (PPN) Sumatra Utara II di ubah menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) Sumatra Utara IV. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

27/1971/PPN V dialihkan menjadi perusahaan Perseroan dengan nama PTP. V ditambahkan dengan Akte notaris GHS. L. Tobing SH berkedudukan di Jakarta.

Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara III didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil SH No 36 tanggal 11 Maret 1996, merupakan peleburan perusahaan PTP III, PTP IV, dan PTP V, sesuai dengan peraturan

pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Perusahaan ini mengusahakan 2 budidaya yaitu Karet dan KelapaSawit.

PT.Perkebunan Nusantara III terlebih dahulu telah mengusahakan lahan di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei tersebut dengan budidaya tanaman kelapa sawit dan budidaya tanaman karet yang sudah menghasilkan maupun

belum menghasilkan serta PTPN III juga membangun sarana dan prasarana berupa emplasmen/ pabrik, jaringan jalan kebun, perengan/ rendahan/ DAS,

rawa-rawa/ sungai/ parit, jalur PLN, sarana pendidikan, perengan rendahan tidak dapat ditanami, kawasan industri/ PKS.

Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei yang terletak di Desa Sei

Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun ini mempunyai batas sebagai berikut:

a. sebelah Utara berbatasan dengan desa Keramat Kuba;

b. sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN IV (Persero) Kebun Mayang; c. sebelah Timur berbatasan dengan PTPN IV (Persero) Kebun Gunung Bayu;

(11)

Menurut data yang diperoleh dari Nico Demus selaku assisten asisten komersil Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei terdapat pertimbangan dalam

mengusulkan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei menjadi Kawasan Ekonomi Khusus antara lain yaitu:

a. Areal seluas 1933,80 Ha merupakan areal milik PT Pekebunan Nusantara III (Persero) dan merupakan bagian dari rencana jangka panjang perusahaan untuk menjadikan areal tersebut sebagai industri hilir perusahaan.

b. Salah satu syarat menjadi kawasan industri adalah areal tersbut dekat dengan sumber bahan baku, disekitar Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei banyak

tersedia bahan baku baik dari perkebunan pemerintah maupun perkebunan swasta.

c. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei dekat dengan pelabuhan kuala

tanjung (lebih kurang 40 KM)

d. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei juga dekat dengan jalur kereta api

yaitu jalur kereta api Gunung Bayu – Stasiun Perlanaan.

e. PT. Perkebunan Nusantara III( Persero) telah membangun Pabrik Kelapa Sawit 30 Ton/TBS/Jam sejak tahun 1997 yang kemudian telah ditingkatkan

menjadi 75 Ton/TBS/Jam.

f. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah membangun Pabrik Listrik

(12)

g. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah membangun Pabrik Kernel Oil yang menghasilkan CPKO 170 Ton/hari dari kapasitas olah 400 ton/hari inti

sawit

h. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah membangun jalan rigid beton

didalam kawasan, saluran drainase, jaringan listrik dan telekomunikasi

i. Sumber air cukup tersedia dari sungai bah bolon dengan aliran debit air 37,3 M3 /detik.

Sebagai Badan Usaha Pembangun Dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) mendapat beberapa

keuntungan antara lain yaitu :

a. Secara Financial, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) mendapatkan keuntungan dari menyewakan lahan serta pendapatan dari penjualan listrik, air

maupun retribusi dari penggunaan fasilitas kawasan.

b. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) mendapatkan pengalaman dalam

mengelola kawasan dikarenakan pengelolahan kawasan merupakan hal baru bagi perusahaan diharapkan kedepanya PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki industri hilir khususnya industri turunan kelapa sawit dan karet.

Setelah adanya penetapan PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) sebagai Badan Usaha Pembangun Dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus berdasarkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 29 Tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) harus menyiapkan pembebasan tanah untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus.

(13)

diatur pada Pasal 32 Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan 103 Hasil wawancara dengan Nico Demus Marpaung., selaku

asisten komersil Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Kantor Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei pada tanggal 28 Oktober 2014 76 Kawasan

Ekonomi Khusus mengatur untuk Kawasan Ekonomi Khusus yang diusulkan oleh Badan Usaha, pembebasan tanah yang akan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus dilakukan oleh Badan Usaha pengusul, dan dalam hal tanah untuk lokasi Kawasan

Ekonomi Khusus dibebaskan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau

kementerian/lembaga pemerintah non kementerian, kepada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau kementerian/lembaga pemerintah non kementerian dapat

diberikan hak atas tanah berupa hak pakai atau hak pengelolaan. Dalam rangka pembebasan tanah untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei,

dikarenakan tanah yang akan di jadikan Kawasan Ekonomi Khusus masih berstatus Hak Guna Usaha, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) harus melakukan perubahan hak atas tanah dari Hak Guna Usaha menjadi Hak

Pengelolaan. Proses perubahan Hak Guna Usaha menjadi Hak Pengelolaan antara lain:

1. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) membuat surat permohonan izin pelepasan atas areal seluas 2.002,77 Ha kepada kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia melalui Kepala Kantor Wilayah Badan

(14)

2. Selanjutnya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) mengajukan permohonan pengukuran areal Hak Guna Usaha seluas 2.002, 77 Ha kepada Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.

3. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah memberikan izin

pelepasan Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei atas nama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

4. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) membuat Akta Pelepasan Hak

dihadapan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun.

5. Melakukan pengukuran secara kadasteral oleh Badan Pertanahan Nasional

yang luasnya tidak melebihi luas yang disetujui Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

6. Menjaga areal tersebut agar terhindar dari indikasi terlantar.

7. Mengajukan permohonan penerbitan Hak Pengelolaan areal seluas 1.933,80 Ha

Penjelasan terhadap proses perubahan Hak Guna Usaha menjadi Hak Pengelolaan yaitu dimulai dengan PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) harus melepaskan Hak Guna Usaha terlebih dahulu dengan membuat permohonan Izin

Pelepasan Hak Guna Usaha No 1/Sei Mangkei seluas 2.002,77 Ha yang terletak di Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Simalungun, Kecamatan Bosar Maligas,

(15)

dengan ketentuan Pasal 67 huruf b Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 tahun 1999.

Permohonan izin pelepasan Hak Guna Usaha ini sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara melalui surat No

S- 743/MBU/ 2012 tanggal 19 Desember 2012 perihal Persetujuan Pengalihan Hak Guna Usaha Lahan Milik PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) di Sei Mangkei menjadi Hak Pengelolaan dan rencana Kawasan Ekonomi Khusus

tersebut telah di sahkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun No 10 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simalungun

Tahun 2011-2031 serta rekomendasi dari Gubernur Sumatera Utara bahwa peruntukan KEK Sei Mangkei telah diakomodasi dalam revisi Peraturan daerah (Perda) RTRW Sumatera Utara. Gubernur Sumatera Utara telah mengeluarkan

rekomendasi melalui surat No. 650/2162, tanggal 7 Maret 2011.

Permohonan izin pelepasan Hak Guna Usaha tersebut diajukan kepada

Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, melalui Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara di Medan. Dengan memperhatikan halhal sebagai berikut:

1. Surat Keputusan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Tanggal 20 April 1995 No 31/HGU/BPN/95 tentang Pemberian Hak Guna

(16)

2. Sertipikat Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei atas nama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), seluas 2.002,77 Ha terletak di Desa Sei Mangkei,

Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. 3. Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara tanggal 30 Mei 2008 No s-

465/MBU/2008 jo tanggal 19 Desember 2012 Np S-743/ MBU/2012 perihal Persetujuan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero).

4. Surat Izin Bupati Simalungun tanggal 10 Desember 2007 No 503/9393/PIT perihal Pemberian Izin Prinsip Persetujuan Kawasan Ekonomi Khusus Sei

Mangkei.

5. Surat Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) tanggal 26 Maret 2013 No 3.11/X/41/2013 perihal Permohonan Izin Pelepasan Hak Guna

Usaha No 1/ Sei Mangkei atas nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) atas tanah seluas 2.002,77 Ha, terletak di Desa Sei Mangkei Kecamatan Bosar

Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara

6. Laporan Pemeriksaan Lapangan Dalam Rangka Izin Perubahan Penggunaan Tanah atas nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) No

01/A.PGT-PPT/04/2009 tanggal 16 April 2009.

7. Surat Wakil Gubernur Sumatera Utara selaku Ketua Badan Koordinasi

(17)

8. Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun No 10 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Simalungun Tahun 2011-2031.

Dengan demikian pada prinsipnya pelepasan Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei seluas 2.002,77 Ha atas nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero), terletak di

Desa Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabuapten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara dapat disetujui dengan beberapa syarat sebagai berikut:

1. Segera setelah diterimanya izin Pelepasan Hak Guna Usaha, pemegang hak

yakni PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero), diwajibkan melaksanakan Akta Pelepasan Hak di hadapan Pejabat yang berwenang.

2. Luas yang pasti atas tanah yang dilepaskan ditentukan berdasarkan hasil pengukuran secara kadasteral

3. Tanahnya tidak dalam keadaan sengketa dengan pihak lain dan tidak

diperlukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan tidak terindikasi terlantar

4. Tanah bekas Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei seluas 2.002,77 Ha atas nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero), terletak di Desa Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabuapten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara

tersebut, terhitung sejak tanggal Akta Pelepasan Hak sebagaimana dimaksud pada angka 1 diatas dinyatakan sebagai tanah 107 Ibid 81 yang dikuasai

(18)

5. Pemanfaatan dan penggunaan tanah selanjutnya harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan.

Sehubungan dengan hal- hal tersebut diatas Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun untuk mencatat pelepasan Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei sesuai Akta Pelepasan Hak yang sudah ditandatangani pada Sertipikat, Buku Tanah dan Daftar umum.

Lahan seluas 2.002,77 Ha yang telah dilepaskan Hak Guna Usaha nya kemudian dikeluarkan dari luasan Kebun Dusun Hulu, pemeliharaan tanaman

yang belum menghasilkan (TM) tanaman kelapa sawit dan karet di atas tanah tersebut masih tetap dilakukan sehingga tidak menganggu proses panen, sedangkan pemupukan dan seluruh kegiatan pemeliharaan tidak lagi dilaksanakan

untuk areal tanaman belum menghasilkan (TBM) karet dan kelapa sawit. Kemudian menjaga areal tersebut sehingga tidak menjadi sengketa dengan

penggarap dan terhindar dari indikasi terlantar

Hapusnya hak atas tanah menyebabkan tanah nya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, yang pengaturan selanjutnya diberikan

kewenangannya kepada Pemerintah, dalam hal ini instansi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

(19)

sitem pendaftaran tanah harus didaftar dan dicatat dalam buku tanah dan daftar umum lainnya

Pada Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah mengatur bahwa pendaftaran hapusnya suatu hak atas tanah dilakukan oleh

Kepala Kantor Pertanahan dengan membubuhkan catatan pada buku tanah dan surat ukur serta memusnahkan sertifikat hak yang bersangkutan berdasarkan

a. Data dalam buku tanah yang disimpan di Kantor Pertanahan, jika mengenai

hak-hak yang dibatasi masa berlakunya.

b. Salinan surat keputusan Pejabat yang berwenang, bahwa hak yang

bersangkutan telah dibatalkan atau dicabut

c. Akta yang menyatakan bahwa hak yang bersangkutan telah dilepaskan oleh pemegang haknya.

Dijelaskan bahwa khusus terhadap pencatatan hapusnya hak atas tanah yang dibatasi masa berlakunya ( seperti Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak

Pakai) dan diperlukan penegasan dari Pejabat yang berwenang. Pendaftaran hapusnya hak atas tanah yang disebabkan oleh dilepaskan hak tersebut oleh pemegangnya dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan berdasarkan permohonan

dari pihak yang berkepentingan dengan melampirkan: Dalam acara melepaskan hak maka selain harus ada bukti, bahwa yang melepaskan adalah pemegang

haknya, juga perlu diteliti apakah pemegang hak tersebut berwenang untuk melepaskan hak yang bersangkutan.

a. Akta notaris yang bersangkutan melepaskan hak tersebut, atau Surat

(20)

melepaskan hak tersebut yang dibuat dan disaksikan oleh Camat letak tanah yang bersangkutan, atau Surat Keterangan dari pemegang hak bahwa

pemegang hak yang bersangkutan melepaskan hak tersebut yang dibuat dihadapan dan disaksikan oleh Kepala Kantor Pertanahan.

b. Persetujuan dari Pemegang Hak Tanggungan apabila hak tersebut dibebani Hak Tanggungan

c. Sertifikat hak yang bersangkutan.

Apabila pemegang hak melepaskan haknya dalam rangka pembaharuan atau perubahan hak maka permohonan dari pemegang hak untuk memperoleh

pembaharuan atau perubahan hak tersebut berlaku sebagai Surat Keterangan Melepaskan Hak yang dapat dijadikan dasar pendaftaran hapusnya hak.

Dengan dikeluarkan nya Pemberian Izin Pelepasan Hak Guna Usaha No 1/

Sei Mangkei atas nama PT. Perkebunan Nuusantara III atas tanah seluas 2.002,77 Ha, terletak di Desa Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten

Simalungun, Provinsi Sumatera Utara kemudian PT. Perkebunan Nusantara III melaksanakan pembuatan Pernyataan Melepaskan Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei tanggal 30 Agustus 2013 Nomor 3.11/X/ 109/2013, yang dibuat

dihadapan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun dan disaksikan oleh 4(empat) orang saksi selanjutnya dimohonkan Hak Pengelolaan atas tanah

tersebut melalui Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun.

(21)

Surat Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 2188/14.3/V/2013 perihal Pemberian Izin Pelepasan Hak Guna Usaha No 1/ Sei

Mangkei atas nama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) atas tanah seluas 2.002,77 Ha, areal ini menjadi tanah yang dikuasai oleh negara dan selanjutnya

akan dimohoni pemberian Hak Pengelolaan diatas tanah dimaksud dengan objek dan subyek yang sama dapat menjadi subyek Hak Pengelolaan dan sesuai dengan ketentuan Pasal 67 huruf b Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 9 tahun 1999.

Pada tanggal 23 Juni 2014 Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia mengeluarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 27/ HPL/ BPN RI/ 2014 tentang Pemberian Hak Pengelolaan Atas Nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) Berkedudukan Di Medan Atas 4(

empat) Bidang Tanah Terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Sebagai pertimbangan dari Surat Keputusan tersebut antara lain:

a. Bahwa sesuai dengan Peraturan Daerah kabupaten Simalungun tanggal 20 November 2012 No 10 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simalungun tahun 2011-2031, arahan peruntukan tanah pada area

yang dimohon adalah sebagai kawasan industri( Kawasan Ekonomi Khusus) yang akan dikembangkan sebagai pusat pengembangan ekonomi baru di

wilayah Sumatera Bagian Utara, sebagaimana dituangkan dalam Laporan Akhir Masterplan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.

b. Bahwa sesuai risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Kantor Pertanahan

(22)

bidang tanah tersebut telah digunakan untuk Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, tidak ada silang sengketa dengan pihak lain dan arahan penggunaan

tanah di lokasi tersebut sudah sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Simalungun sehingga panitia Pemeriksaan Tanah “A”

berkesimpulan permohonan tersebut dapat dipertimbangkan untuk diberikan Hak Pengelolaan dengan alasan memenuhi persyaratan teknis, yuridis, maupun administrative

c. Bahwa Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun dengan suratnya tanggal 5 Desember 2013 No 493/7-1208/XII/ 2013 dan Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara dengan suratnya tanggal 10 Desember 2013 No 1824/P-12/XII/2013 jo surat tanggal 19 Februari 2014 No 171/10-12.300/II/ 2014, menyampaikan permohonan

tersebut dapat dikabulkan untuk diberikan Hak Pengelolaan.

d. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka permohonan hak dimaksud

telah memenuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan kebijakan Peraturan Pemerintah, sehingga dapat dipertimbangkan untuk dikabulkan.

Pemberian Hak Pengelolaan yang ditandai dengan terbitnya Keputusan

Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 27/ HPL/ BPN RI/ 2014 tentang Pemberian Hak Pengelolaan Atas Nama PT. Perkebunan Nusantara

III ( Persero) Berkedudukan Di Medan Atas 4( empat) Bidang Tanah Terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara ini menetapkan:

1. Menerima Pelepasan Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei , Sertipikat tanggal

(23)

2.002,77 Ha tercatat atas nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero), berkedudukan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, terletak di Desa Sei

Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara dan menyatakan tanah tersebut sebagai tanah yang dikuasai

langsung oleh negara.

2. Menyatakan tidak berlaku lagi tanda bukti hak yang sah Sertivikat Hak Guna Usaha No 1/ sei Mangkei, sebagaiman maksud dalam angka 1 dan

mengistruksikan kepada Kepala kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun untuk menghapus dengan cara mencoret hak Guna Usaha tersebut dalam

Sertivikat, Buku Tanah dan Daftar Umum Lainnya serta menarik asli Sertivikat dimaksud dari peredaran untuk disatukan dalam warkah ini.

3. Memberikan kepada Perusahaan Perseroan ( Persero) PT. Perkebunan

Nusantara III ( Persero) berkedudukan di Kota Medan, Hak Pengelolaan selama dipergunakan untuk Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, atas 4

(empat) bidang tanah berdasarkan pengukuran kadasteral seluruhnyya seluas 1.933,80 Ha, terletak di Desa sei Mangkei, kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, sebagaimana diuraikan

dalam Peta Bidang Tanah tanggal 26 November 2013 dengan Nomor Identifikasi Bidang 02.09.00.00129 seluas 115,91 Ha, dengan Nomor

(24)

1933,80 Ha yang diterbitkan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.

Dalam Diktum keempat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 27/ HPL/ BPN RI/ 2014 tentang Pemberian Hak

Pengelolaan Atas Nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) Berkedudukan Di Medan Atas 4( empat) Bidang Tanah Terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara memuat pemberian Hak Pengelolaan tersebut disertai

syarat dan ketentuan sebagai berikut:

a. Tanda- tanda batas bidang tanah tersebut harus dipelihara keberadaannya.

b. Tanah tersebut harus digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan, sifat dan tujuan dari hak yang diberikan serta tidak diterlantarkan.

c. Apabila dikemudian hari terdapat keberatan dari pihak lain atas diteritkannya

Hak Pengelolaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penerima hak. d. Penerima hak dan atau pihak lain yang memperoleh hak darinya memberikan

akses penuh kepada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk melakukan monitoring, evaluasi dan pengendalian atas penguasaan dan pemanfaatan tanah tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Terkait Bea Perolehan Hak Atas tanah dan Bangunan, atas tanah yang dimohonkan Hak Pengelolaan mengacu pada Undang-Undang No 28 Tahun

2009 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

f. Segala akibat untung dan rugi yang timbul karena pemberian hak ini, maupun dari segala tindakan atas penguasaan tanah yang bersangkutan, menjadi

(25)

Untuk memperoleh tanda bukti hak berupa Sertipikat, Penerima Hak dalam hal ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diwajibkan mendaftarkan Hak

Pengelolaan tersebut dan membayar biaya pendafrtaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun selambat-

lambatnya dalam waktu 3 bulan terhitung sejak tanggal keputusan ini.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dapat menyerahkan penggunaan tanah yang merupakan bagian-bagian Hak Pengelolaan ini kepada Pihak Ketiga

dengan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai berdasarkan surat Perjanjian Penggunaan Tanah yang telah memperoleh persetujuan Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Simalungun yang di dalamnya tidak mengandung unsur-unsur yang merugikan para pihak.

Tanah- tanah bagian Hak Pengelolaan yang diserahkan pemanfaatannya

kepada Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud tidak dapat dialihkan kepada pihak lain sebelum dilekati dengan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai. Hak Guna

Bangunan atau Hak pakai di atas Hak Pengelolaan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain atau dibebani Hak Tanggungan sebelum mendapat izin/ persetujuan dari pemegang Hak Pengelolaan.

Hak Pengelolaan ini tidak dapat dialihkan dan apabila tanahnya tidak digunakan sesuai peruntukan dan tujuan dari hak yang diberikan maka tanahnya

(26)

evaluasi terhadap Hak Pengelolaan yang diberikan tersebut setiap 5 tahun sekali setelah didaftarkan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun.

Dalam ketentuan pada Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tentang Pemberian Hak Pengelolaan Atas Nama PT.

Perkebunan Nusantara III ( Persero) Berkedudukan Di Medan Atas 4( empat) Bidang Tanah Terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara ini memuat bahwa Surat Keputusan ini dengan sendirinya batal apabila Penerima

Hak tidak dapat memenuhi satu syarat atau ketentuan dimaksud Diktum keempat (4) sampai dengan Diktum Kesembilan (9) dalam Surat Keputusan ini.

Mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pemberian Hak Pengelolaan tersebut, Penerima Hak dianggap memilih domisili pada Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat

kekeliruan/ kesalahan dalam penetapannya, maka keputusan ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Setelah permohonan Hak Pengelolaan tersebut telah dikabulkan maka untuk ke depannya, PT. Perkebunan Nusantara III( Persero) akan dimudahkan dalam merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan,

menggunakan tanah tersebut untuk keperluan usahanya serta menyerahkan bagian-bagian daripada 106 tanah itu kepada pihak ketiga, dan menjalankan

(27)

4. Struktur Organisasi PTPN III Sei Mangkei

Gambar 2. Struktur Organisasi PTPN III Sei Mankei

Strtuktur Organisasi Kebun

Sei Mangkei

MANAGER

ATU ASTAB

ASKEP

(28)

B. Job Description

Berikut ini dijelaskan mengenai jabatan-jabatan dalam organisasi unit kebun, yaitu:

1. Manager

Tugas dari seorang manager adalah sebagai berikut :

a. Memimpin unit kebun dalam melaksanakan program direksi dalam seluruh proses produksi antara lain :Penanaman ulang dan pemeliharaan tanaman.

b. Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perusahaan. c. Pelaksanaan panen dan pengolahan hasil.

d. Penerimaan karyawan sesuai dengan ketentuan. e. Melaksanakan adminitrasi keuangan/laporan.

2. Asisten Kepala (ASKEP)

Asisten Kepala (ASKEP) adalah merupakan tenaga pimpinan pelaksanaan ditingkat kebun terutama bertugas dalam bidang koordinasi dan pengawasan

terhadap kegiatan-kegiatan di afdeling di dalam melaksanakan semua intruksi perusahaan.

Tanggung jawab

Kegiatan asisten kepala bertanggung jawab pelaksanaan dan kelancaran intruksi-intruksi dari perusahaan khususnya yang telah berhubungan dengan

(29)

3. Asisten Tata Usaha (ATU)

Beberapa tugas yang diemban seorang asisten tata usaha meliputi beberapa hal berikut : a. Administrasi perkebunan

b. Administrasi keuangan dan kas c. Administrasi upah dan catu

d. Sekretaris dan arsip

4. Asisten Personalia Kebun (APK)

Beberapa tugas yang diemban seorang APK meliputi beberapa hal berikut :

a. Administrasi penduduk dan pekerja b. Sosial perburuhan

c. Agraris tingkat kebun d. Hubungan masyarakat

5. Perwira Keamanan (PAPAM)

Beberapa tugas yang diemban seorang PAPAM meliputi beberapa hal berikut : a. Keamanan kebun

b. Urusan hansip

c. Mengkoordinir ketertiban kebun

6. Asisten Alat Berat (ASTAB)

Beberapa tugas yang diemban seorang ASTAB meliputi beberapa hal berikut : a. Meneliti dan memberi petunjuk tentang rencana perhitungan guna

pemeliharaan rehabilitas dan pembangunan.

b. Mengkoordinir dalam memberi petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan anggaran belanja (RAB) dibidang teknik yang meneliti dan

(30)

c. Meningkatkan efisiensi dan mengawasi biaya dibidang teknik.

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi PTPN  III Pusat
Gambar 2. Struktur Organisasi PTPN III Sei Mankei

Referensi

Dokumen terkait

[r]

“Faktor -Faktor yang Berhubungan dengan Kesembuhan Penderita TB Paru (Studi Kasus di Puskesmas Purwodadai I Kabupaten Grobongan)”.. Jurnal

Menurut latan pada bukunya yang berjudul Analisis Multivariat Teknik dan Aplikasi Penggunaan Program SPSS 20 pembiayaan perbankan syariah pada sektor industri

Apakah keluarga bapak/ibu mengingatkan untuk datang berobat dan memeriksakan dahak sesuai jadwal yang

Seperti yang telah banyak diungkapkan oleh para pakar organisasi pembelajar bahwa menjadi organisasi pembelajar adalah kesempatan bagi perusahaan tidak hanya untuk

Dengan latar belakang potensi wisata yang ada di Kabupaten Pangandaran yang belum seluruhnya dikelola secara profesional, maka peranan pemerintah sebagai

The Rainforest Alliance works to conserve biodiversity and ensure sustainable livelihoods by transforming land-use practices, business practices and consumer behavior. The

Hasil penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh Singgih Nurgiyantoro (2014), menyatakan bahwa Campaign Effectiveness berpengaruh positif signifikan terhadap