• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Studi pada Pengunjung Taman Rekreasi Sengkaling) | Mercelina Suratman | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Studi pada Pengunjung Taman Rekreasi Sengkaling) | Mercelina Suratman | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

12

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNG

(Studi pada Pengunjung Taman Rekreasi Sengkaling)

Januarista Poppy Mercelina Suratman Wilopo

Sunarti

Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya

Malang

Email: poppymercelina@gmail.com

ABSTRACT

Travel destinations today is being a public concern because of its benefits for the state and for every individual. Sustainability and success of tourism destinations dont forget to be supported by a marketing mix to maintain the existence of tourism itself. Taman Rekreasi Sengkaling is one of the destinations that exist in Malang with a variety of rides and facilities available. In connection with the marketing mix, then the application of the marketing mix will be able to attract visitors to make a visit to Taman Rekreasi Sengkaling. This type of research is explanatory research with quantitative approach. The independent variables are Product (X1), Price (X2), Place (X3), Promotion (X4), People (X5), Process (X6), and Physical Evidence (X7) while the dependent variable is the Decision of Visiting (Y). Data analysis used descriptive analysis and multiple linear regression analysis. Based on the multiple linear regression analysis showed that variables significantly influence marketing mix together and partially to the decision to visit. The test results showed a significant effect of the variable product, place, promotion, and physical evidence to be dominated by variable promotion. While other variables that place, people, and the process does not significantly influence the decision to visit.

Kеywords: Tourism Marketing, Marketing Mix, Mix Marketing Services, Purchasing Decisions, Decision of Visiting

АBSTRАK

Destinasi wisata saat ini menjadi perhatian publik karena manfaatnya bagi negara dan tiap-tiap individu. Keberlangsungan dan keberhasilan tujuan pariwisata tidak lupa didukung oleh bauran pemasaran untuk mempertahankan eksistensi pariwisata itu sendiri. Taman Rekreasi Sengkaling merupakan salah satu destinasi yang berada di Malang dengan berbagai wahana dan fasilitas yang tersedia. Berkaitan dengan bauran pemasaran, maka penerapan bauran pemasaran jasa diharapkan mampu untuk menarik minat pengunjung dalam melakukan kunjungan ke Taman Rekreasi Sengkaling. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Product (X1), Price (X2), Place (X3), Promotion (X4), P eople (X5), Process (X6), dan Physical Evidence (X7) sedangkan variabel terikat adalah Keputusan Berkunjung (Y). Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan variabel bauran pemasaran jasa berpengaruh signifikan secara bersama-sama dan parsial terhadap keputusan berkunjung. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan dari variabel product, place, promotion, dan physical evidence dengan didominasi oleh variabel promotion. Sedangkan variabel lainnya yakni pla ce, people, dan process tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

13 PЕNDAHULUAN

Seiring perkembangan zaman, era globalisasi menuntut individu untuk berkembang, sehingga timbul kesibukan-kesibukan yang dapat menyita waktu dan menimbulkan rasa lelah. Individu masa kini memerlukan suatu hal baru yang lebih berkesan dari pada sekedar istirahat di rumah saat pulang kerja atau hari libur. Melihat perkembangan era globalisasi tersebut, pariwisata menjadi suatu kebutuhan bagi individu untuk melepas penat atau rasa jenuh dari segala aktivitasnya sehari-hari. Yoeti (1982:103) menyatakan pariwisata terdiri

dari dua suku kata, yaitu “pari” dan “wisata”, pari

memiliki arti banyak; berkali-kali; atau berputar-putar lengkap, wisata berarti perjalanan atau berpergian. Oleh karena itu, pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali, dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pariwisata sendiri merupakan salah satu alternatif untuk menangkal kejenuhan individu tersebut dari kesibukannya. Berbagai kegiatan wisata dapat dilakukan mulai dari diving, mendaki gunung, menikmati kuliner khas daerah, atau sekedar mengunjungi suatu obyek wisata, dan lain sebagainya sesuai minat masing-masing individu.

Dann dalam Ross (1998:31) menyatakan bahwa ada dua faktor atau tahap dalam keputusan untuk melakukan perjalanan, yaitu faktor pendorong (faktor yang menyebabkan individu ingin melakukan perjalanan) dan faktor penarik (faktor yang mempengaruhi tujuan seseorang dalam menentukan perjalanannya setelah memiliki keinginan untuk berpergian). Setelah memiliki keinginan untuk berwisata, seseorang akan menentukan perjalanannya untuk berpergian. Hal tersebut didasari oleh rasa ingin kemudian didorong oleh faktor lain seperti obyek wisata yang menarik dari segi atraksi, kuliner, suasana, dan lain sebagainya sehingga orang tersebut memiliki keinginan untuk mengunjungi atau melakukan perjalanan wisata di suatu obyek wisata. Adanya faktor pendorong dan penarik seseorang melakukan kegiatan wisata merupakan peluang dalam industri pariwisata agar dapat memenuhi harapan dan kepuasan wisatawan. Tidak dapat dipungkiri bahwa penyedia jasa wisata seperti travel agent dan obyek wisata baik wisata alam atau buatan memiliki angka permintaan yang tinggi.

Salah satu negara yang menjadi sorotan penjuru dunia untuk berwisata adalah Indonesia. Indonesia merupakan negara yang melibatkan kontribusi pariwisata dalam peningkatan devisanya. Hal tersebut dikarenakan pariwisata

adalah sumber devisa terbesar keempat setelah migas, batu bara, dan kelapa sawit (www.republika.co.id, 2014). Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjelaskan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pencapaian peningkatan kesejahteraan Indonesia melalui pariwisata merupakan hasil dukungan dari pihak-pihak yang terkait dalam penyedia fasilitas pariwisata seperti masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Keterlibatan masyarakat merupakan bentuk partisipasi atas kebijakan dan pembangunan pariwisata oleh pemerintah atau pihak swasta. Kotribusi pariwisata di Indonesia sendiri meliputi pengadaan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan lain sebagainya. Keberhasilan suatu obyek wisata tidak lepas dari pengaruh bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan pemasran (Kotler, 2002:431). Pariwisata memiliki sifat dasar intangibly, heterogeneity, perishability, dan inseparability (Holloway dan Robinson dalam Purnomo, 2009:100), sehingga masuk dalam cakupan bauran pemasaran jasa yang meliputi product (produk), price (harga), promotion (promosi), place (tempat), physical evidence (kondisi fisik), process (proses), dan people (orang) (Payne, 2001:32). Baik wisata alam ataupun buatan adalah jenis wisata yang banyak diminati oleh wisatawan asing dan domestik. Hal ini merupakan peluang bagi para pihak penyedia jasa pariwisata untuk membuka lapangan kerja serta peluang bagi masyarakat untuk melakukan interaksi dengan wisatawan. Perkembangan pariwsata di Indonesia memiliki pengaruh besar pada tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan pariwisata pun tersedia, seperti karyawan atau teknisi suatu obyek wisata, pengrajin souvenir, guide, pramusaji, dan lain sebagainya, sehingga dapat mengurangi jumlah angka pengangguran.

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

14 Sengkaling yang terletak di Dusun Mulyoagung,

Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Pihak pengelola Taman Rekreasi Sengkaling pada Juli 2014 meluncurkan produk baru, yaitu Sengkaling Kuliner, berupa pasar wisata kuliner yang berada di kawasan Taman Rekreasi Sengkaling. Hal tersebut merupakan inovasi dari Taman Rekreasi Sengkaling untuk menarik minat pengunjung. Keberadaan Sengkaling Kuliner merupakan salah satu upaya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pengunjung. Hal tersebut diduga dengan memberikan jasa yang sesuai dengan harapan konsumen dan menerapkan bauran pemasaran jasa, diperkirakan Taman Rekreasi Sengkaling dapat meningkatkan angka kunjungan. Ditinjau dari salah satu upaya penerapan bauran pemasaran jasa yang dilakukan oleh Taman Rekreasi Sengkaling dalam variabel product, maka diduga akan berpengaruh terhadap keputusan berkunjung yang dilakukan oleh pengunjung. Hal ini menimbulkan kemungkinan adanya variabel-variabel lain dalam bauran pemasaran jasa seperti price, place, promotion, people, dan physical evidence yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan.

KAJIAN PUSTAKA Bauran Pemasaran Jasa

Mc. Carthy dalam Tjiptono (2006:30) menjelaskan bahwa bauran pemasaran jasa terdiri dari empat variabel, yaitu product, price, promotion, dan place. Namun sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penerapan 4P terlalu terbatas untuk bisnis jasa, sehingga hal tersebut mendorong beberapa pakar pemasaran untuk mendefinisikan ulang bauran pemasaran yang lebih sesuai untuk sektor jasa. Hasilnya, 4P tersebut diperluas dan ditambahkan dengan unsur lainnya, yaitu people, process, dan phisycal evidence, sehingga unsur-unsur tersebut memiliki kaitan satu sama lain. a. Product (Produk)

Kotler dalam Hurriyati (2005:50) mengemukakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Hurriyati (2005:50) menambahkan, produk jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Pelanggan tidak

membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari sesuatu yang ditawarkan.

b. Price (Harga)

Harga menurut Swastha (2002:215) adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga merupakan bagian yang vital dalam bauran pemasaran jasa, sebab harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2012:349 harga merupaan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Dengan kata lain, harga yang ditetapkan merupakan kesesuaian nilai tukar dengan produk atau jasa yang ditawarkan dan dapat dijangkau oleh konsumen agar dapat merasakan manfaat dari penggunaan produk atau jasa tersebut. Kotler (2002:519) memaparkan bahwa harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti ciri khas produk dan perjanjian distribusi. Keputusan penetapan harga sangat signifikan dalam menentukan nilai bagi pelanggan dan memainkan peran penting dalam pembentukan citra bagi jasa tersebut.

c. Place (Tempat)

Lupiyoadi (2006:61) memaparkan bahwa unsur place dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan kepuasan saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis, sedangkan menurut Tjiptono (2006:31) place merupakan keputusan distribusi yang menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pla ce merupakan faktor penting untuk dikembangkan dalam perusahaan jasa karena place menyangkut kemudahan akses pelanggan untuk mendapatkan jasa tersebut.

d. Promotion (Promosi)

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

15 e. People (Orang)

People menurut Hurriyati dalam Naninda (2015:5) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua tindakan karyawan bahkan cara berpakaian dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).

Lupiyoadi (2006:63) memapaparkan bahwa dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka people yang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Pencapaian kualitas yang terbaik menyebabkan para pegawai harus dilatih agar menyadari betapa pentingnya pekerjaan tersebut dengan memberikan kepuasan kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

f. Process (Proses)

Proses menurut Arief (2007:99) merupakan gabungan semua aktivitas yang terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Pentingnya elemen proses dalam suatu perusahaan jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.

g. Physical Evidence (Bukti Fisik)

Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2005:63) menjelaskan bahwa bukti fisik merupakan suatu hal yang mempengaruhi kepuasan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan, sehingga bukti fisik dapat diartikan suatu yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2012:62), bukti fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan bahan-bahan lainnya.

Struktur Keputusan Pembelian

Swastha dan Handoko (2000:102) memaparkan bahwa keputusan untuk

membeli merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan pembelian yang

memiliki tujuh komponen, antar lain sebagai berikut.

a. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat membuat keputusan menggunakan uangnya untuk membeli sesuatu barang atau untuk tujuan tertentu.

b. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat membuat keputusan untuk membelu bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pola, ukuran, mutu, suara, corak dan lainnya. Perusahaan harus bisa melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesuksesan konsumen agar dapat memaksimalkan daya tarik produknya.

c. Kepuasan tentang merek

Konsumen dapat membuat keputusan tentang merek yang akan dibeli, dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih suatu merk.

d. Keputusan tentang penjualannya

Konsumen dapat membuat keputusan tentang suatu produk yang akan dibeli, dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan mengecer garus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjualan tertentu.

e. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat membuat keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibeli, dalam hal ini perusahaan harus empersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari pembeli.

f. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat membuat keputusan tentang kapan seharusnya melakukan pembelian. Masalah ini menyangkut tersedianya uang, oleh karena itu pemasaran harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menentukan waktu pembelian.

g. Keputusan tentang cara pembelian

Konsumen dapat membuat keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, antara secara menggunakan tunai atau kredit, dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhdap cara pembayarannya.

Hipotеsis

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

16 H2: Terdapat pengaruh yang signifikan dari

Bauran Pemasaran Jasa yang terdiri dari product (X1), price (X2), place (X3), promotion (X4), people (X5), physical evidence (X6), dan process (X7) berpengaruh terhadap Struktur Keputusan Berkunjung (Y) secara parsial.

MЕTODEPЕNЕLITIAN

Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di Taman Rekreasi Sengkaling, Malang. Didapat

sampеl 116 orang rеspondеndеnganpеngumpulan

data mеnggunakan kuеsionеr yang dianalisis

mеnggunakanrеgrеsi liniеr bеrganda.

HASIL DAN PЕMBAHASAN

Tabеl 1. Persamaan Regresi

Variabel bebas

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

(Constant) 0.011 1.664 0.007 0.995

X1 0.238 0.111 0.205 2.148 0.034

X2 0.043 0.228 0.017 0.189 0.850

X3 0.313 0.137 0.178 2.277 0.025

X4 0.652 0.257 0.238 2.535 0.013

X5 0.069 0.144 0.064 0.481 0.631

X6 0.086 0.284 0.027 0.303 0.762

X7 0.348 0.139 0.230 2.500 0.014

Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017

Tabel 2. Koefisien Korelasi dan Determinasi

R R Square Adjusted R Square

0.780 0.608 0.582

Sumbеr: Data Primеr diolah, 2017

Tabel 3. Hasil Uji F

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Regression 1145.793 7 163.685 23.897 0.000

Residual 739.759 108 6.850

Total 1885.552 115

Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017

Pengaruh Variabel dalam Bauran Pemasaran Jasa terhadap Keputusan Berkunjung secara Bersama-sama

Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh antara variabel Bauran Pemasaran Jasa terhadap Keputusan Berkunjung secara

bersama-sama. Sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Satit, Tat, Rasli, Chin, dan Sukati (2012) yang menyatakan bahwa unsur bauran pemasaran secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Putra, Yulianto, dan Sunarti (2015:2) memaparkan bahwa bauran pemasaran jasa merupakan nilai-nilai pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisasi, dan digunakan dengan tepat sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran yang efektif sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Penerapan bauran pemasaran jasa yang dilakukan oleh Taman Rekreasi Sengkaling dipaparkan dalam tujuan jangka panjang perusahaan, yaitu antara lain sebagai berikut. 1. Produk, yaitu dengan melakukan perbaikan dan

penambahan fasilitas sesuai dengan perkembangan pariwisata.

2. Harga, yaitu dengan menetapkan harga yang bersaing dipasaran dengan fasilitas yang memuaskan.

3. Promosi, yaitu dengan berkerjasama dengan biro perjalanan wisata untuk memperkenalkan destinasi wisata yang ada di Malang Raya. 4. Lokasi, yaitu dengan mempertahankan lokasi

yang ada dan menggunakan potensi lahan semaksimal mungkin.

Ditinjau dari hal tersebut, maka penerapan bauran pemasaran dirasa kurang karena Taman Rekreasi Sengkaling seharusnya menerapkan unsur 7P dalam bauran pemasaran, mengingat bahwa Taman Rekreasi Sengkaling merupakan perusahaan yang menjual jasa.

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

17 berdasarkan keramahan dan kesopanan karyawan,

penampilan karyawan, dan daya tanggap karyawan. Hal tersebut merupakan indikator people seperti yang dijelaskan oleh Hurriyati dalam Naninda (2015:5). Kemudian varibel process didapatkan oleh peneliti dengan teori proses menurut Arief (2007:99) dengan indikator proses penyampaian jasa, dan variabel physical evidence didapatkan peneliti dengan hasil pemaparan dari Nirwana dalam Nugroho dan Japarianto (2013:3) dengan indikator bangunan fisik.

Variabel bauran pemasaran jasa dalam penelitian ini berpengaruh pada keputusan berkunjung berdasarkan karakteristik responden ditinjau dari usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan per bulan, dan tujuan rekreasi, dimana dalam hal ini responden adalah orang yang mengambil keputusan untuk berkunjung ke Taman Rekreasi Sengkaling. Berdasarkan tabel dalam sub bab gambaran umum responden, dapat diketahui bahwa responden yang mendominasi adalah responden dengan usia 18-25 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan

terakhir sarjana, penghasilan > 1.000.000 s/d ≤

5.000.000 per bulan, dengan tujuan utamanya berkunjung adalah rekreasi.

Hasil uji F dalam penelitian ini adalah nilai F hitung sebesar 23,897 dan F tabel sebesar 2,096. Karena F hitung > F tabel yaitu 23,897>2,096 atau

nilai Sig. F (0,000) <α = 0.05, maka model analisis

regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat (Keputusan Berkunjung) dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas (Bauran Pemasaran Jasa), yaitu Product (X1), Price (X2), Place (X3), Promotion (X4), People (X5), Process (X6), Physical Evidence (X7).

Sedangkan Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel bebas (Bauran Pemasaran Jasa) memiliki pengaruh sebesar 0,582. Artinya bahwa 58,2% variabel Keputusan Berkunjung akan dipengaruhi oleh variabel Bauran Pemasaran Jasa, sedangkan sisanya 41,8% variabel Keputusan Berkunjung dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Pengaruh Variabel dalam Bauran Pemasaran Jasa terhadap Keputusan Berkunjung secara Parsial

Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji adanya pengaruh antara variabel bauran Pemasaran Jasa terhadap Keputusan Berkunjung secara parsial. Pada acuan penelitian terdahulu oleh Al

Muala dan Qurneh (2012), hasil penelitian tersebut memaparkan bahwa variabel produk, tempat, harga, tenaga, dan proses berdampak signifikan terhadap kepuasan wisatawan. Sedangkan hasil uji t dari penelitian ini didapatkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung adalah variabel produk, tempat, promosi, dan bukti fisik.

Dalam tujuan jangka panjang perusahaan yang berisikan tentang bauran pemasaran yang dilakukan, yaitu bauran pemasaran dengan unsur 4P, variabel price tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan berkunjung. Hal tersebut dapat diamati melalui indikator dan item dari penelitian ini. Indikator keterjangkauan harga berdasarkan pemaparan Kotler dan Amstrong (2012:93) dengan item harga tiket Taman Rekreasi Sengkaling terjangkau dan harga tiket yang ditawarkan sesuai dengan jenis paket yang ditawarkan hasilnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Harga tiket masuk Taman Rekreasi Sengkaling adalah sebesar harga Rp 25.000,- per tiket, sedangkan untuk tiket rombongan (minimal 30 orang) mendapatkan potongan harga menjadi Rp 22.000,- dan tiket terusan yang dapat digunakan untuk memasuki wahana-wahana yang sudah tertera pada tiket tanpa dipungut biaya lagi dengan harga Rp 45.000,- per tiket dengan fasilitas yang tertera pada sub bab kebijakan harga jual (halaman 82).

Variabel product berdasarkan pemaparan Hidayat (2010:48) dinyatakan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung dalam penilitian ini dengan indikator pertama yaitu kualitas Taman Rekreasi Sengkaling dengan item Taman Rekreasi Sengkaling adalah tempat rekreasi yang menyenangkan; Taman Rekreasi Sengkaling adalah tempat rekreasi yang aman; dan kondisi Taman Rekreasi Sengkaling asri. Kemudian indikator kedua yaitu fitur Taman Rekreasi Sengkaling dengan item Taman Rekreasi Sengkaling memiliki banyak pilihan wahana yang menarik dan Taman Rekreasi Sengkaling melakukan inovasi dan tambahan wahana di setiap tahunnya. Dengan meningkatkan nilai dari variabel product, maka keputusan berkunjung akan mengalami peningkatan secara nyata. Taman Rekreasi Sengkaling memiliki dua jenis wahana, itu wahana air yang terdiri dari delapan wahana dan wahana permainan yang terdiri dari 10 wahana.

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

18 aksesbilitas Taman Rekreasi Sengkaling dengan

item letak lokasi Taman Rekreasi Sengkaling strategis; Aksesbilitas menuju Taman Rekreasi Sengkaling mudah; dan Taman Rekreasi Sengkaling menyediakan lahan parkir yang luas. Dengan meningkatkan nilai dari variabel place, maka keputusan berkunjung akan mengalami peningkatan secara nyata. Taman Rekreasi Sengkaling merupakan salah satu tempat wisata di Kabupaten Malang yang bertempat di Dusun Mulyoagung, Kecamatan Dau. Lokasi tersebut cukup strategis karena dilewati oleh berbagai angkutan umum dari arah Batu dan Malang.

Variabel promotion berdasarkan pemaparan Sethi (2001:77) dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung dalam penelitian ini dengan indikator periklanan dengan item Taman Rekreasi Sengkaling memiliki brosur yang menarik dan Taman Rekreasi Sengkaling memberikan diskon yang menarik. Dengan meningkatkan nilai dari variabel promotion, maka keputusan berkunjung akan mengalami peningkatan secara nyata. Dalam pelaksanaannya, periklanan yang dilakukan oleh Taman Rekreasi Sengkaling adalah dengan memiliki brosur menarik yang berisikan tentang informasi wahana di Taman Rekreasi Sengkaling. Kemudian pihak Marketing di Taman Rekreasi Sengkaling juga telah memperluas jangkauan periklanan yang dilakukan sejak November 2016 di daerah Blitar dan Tulungagung, serta memberikan diskon pada pembelian tiket dengan jumlah yang telah ditentukan oleh Pihak Taman Rekreasi Sengkaling.

Variabel people berdasarkan pemaparan Hurriyati dalam Naninda (2015:5) dinyatakan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung dalam penelitian ini dengan indikator pertama yaitu keramahan dan kesopanan karyawan dengan item karyawan Taman rekreasi Sengkaling menyapa pengunjung dengan ramah dan karyawan Taman Rekreasi Sengkaling melayani pengunjung dengan sopan. Indikator kedua yaitu penampilan karyawan dengan item karyawan Taman Rekreasi Sengkaling berpenampilan dengan baik dan karyawan Taman Rekreasi Sengkaling berseragam dengan rapi. Indikator ketiga yaitu daya tanggap karyawan dengan item karyawan Taman Rekreasi Sengkaling sigapp dalam melayani pembelian tiket di loket dan karyawan Taman Rekreasi Sengkaling tanggap terhadap keluhan pengunjung. Karyawan Taman Rekreasi Sengkaling terdiri dari 117 orang yang

dibedakan berdasarkan status pekerjaan dan tanggung jawabnya.

Variabel process berdasarkan pemaparan Arief (2007:99) dinyatakan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung dalam penelitian ini dengan indikator proses penyampaian jasa dengan item transaksi di Taman Rekreasi Sengkaling mudah dan transaksi di Taman Rekreasi Sengkaling cepat. Dengan indikator tersebut didapatkan bahwa variabel process tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung. Hal tersebut bias jadi disebabkan karena proses transaksi yang kurang mudah dan cepat. Transaksi pembayaran tiket yang diaplikasikan oleh Taman Rekreasi Sengkaling adalah secara manual dengan berdiri dan mengantre di depan loket.

Variabel physical evidence berdasarkan pemaparan Nirwana dalam Nugroho dan Japarianto (2013:3) dinyatakan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung daalm penelitian ini dengan indikator wujud fisik bangunan dengan item kebersihan Taman Rekreasi Sengkaling sangat terjaga; fasilitas di Taman Rekreasi Sengkaling terawat; dan toilet/kamar mandi mudah dijangkau dari sekitar wahana. Dengan meningkatkan nilai dari variabel physical evidence, maka keputusan berkunjung akan mengalami peningkatan secara nyata.

Berdasarkan hasil uji t pada variabel bauran pemasaran jasa tersebut diketahui bahwa variabel promotion memiliki pengaruh yang paling dominan secara signifikan terhadap keputusan berkunjung karena memiliki koefisien beta dan t hitung paling besar. Pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa unsur di luar tujuan jangka panjang perusahaan (yang merupakan bauran pemasaran yang diterapkan), seperti physical evidence juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan berkunjung. Sedangkan unsur price yang tercantum pada tujuan jangka panjang perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan berkunjung.

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

19 KЕSIMPULAN DAN SARAN

Kеsimpulan

1. Pengaruh secara simultan (bersama-sama) tiap variabel bebas terhadap Keputusan Berkunjung dilakukan dengan pengujian F-test. Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Keputusan Berkunjung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa adanya pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel bebas terhadap variabel Keputusan Berkunjungdapat diterima.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara individu (parsial) variabel bebas Product (X1), Price (X2), Place (X3), Promotion (X4), People (X5), Process (X6), Physical Evidence (X7) terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Berkunjung (Y) dilakukan dengan pengujian t-test. Berdasarkan pada hasil uji didapatkan bahwa terdapat empat variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung yaitu Product (X1), Place (X3), Promotion (X4), dan Physical Evidence (X7) 3. Berdasarkan pada hasil uji t, didapatkan bahwa

variabel Promotion mempunyai nilai t hitung dan koefisien beta yang paling besar. Sehingga variabel Promotion mempunyai pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan variabel yang lainnya. Maka dari itu variabel Promotion mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Keputusan Berkunjung.

Saran

1. Diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan pelayanan terhadap Promotion, karena variabel Promotion mempunyai pengaruh yang dominan dalam mempengaruhi Keputusan Berkunjung, diantaranya yaitu dengan memperluas jangkauan periklanan yang sejak November 2016 telah dilakukan di daerah Blitar dan Tulungagung; melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang dapat memberikan nilai promosi dari Taman Rekreasi Sengkaling, seperti menjadi sponsorship dalam sebuah event atau bekerjasama dengan biro perjalanan; memasang baliho atau spanduk pada papan iklan di lokasi strategis yang ramai dan memmungkinkan untuk dilihat oleh banyak orang, sehingga Keputusan Berkunjung akan meningkat.

2. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam

mempengaruhi Keputusan Berkunjung, maka perlu ditingkatkan kualitas dari masing-masing variabel baik yang berpengaruh secara signifikan, maupun tidak signifikan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Zein. 2009. Aplikasi Pemasaran dan Salesmanship. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Amirullah. 2002. Pengantar Bisnis Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arief. 2007. Pemasaran Jasa & Kualitas Pelayanan. Malang: Banyumedia Publishing.

Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta.

Kotler, Philip. 2002. Manajmen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jakarta: PT. Perhallindo.

___________. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Armstrong Gary. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks.

Lupiyoadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Lovelock, Christopher. 2002. Service Marketing and Management. New York: Prentice-Hall International.

Payne, Adrian. 2001. The Essence of Service Marketing. Diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono. Yogyakarta: Andi.

Ratnasari, Ririn Tri dan Aksa, Mastuti H. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa. Bogor: Ghalia Indonesia.

Ross, Glen F. 1998. Psikologi Pariwisata. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

(9)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

20 Tapanuli Tengah. Universitas Sumatera

Utara: Program DIII Pariwisata.

Stanton, William J. 2005. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Swastha, Basu D. 2002. Manajemen Barang dala m Pemasaran. Cetakan Kedua. Yogyakarta: BPEE.

Swastha, Basu D. dan Handoko, T. 2000. Manajemen P emasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE.

Tjiptono, Fandy. 2006. Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Malang: Bayumedia Publishing.

_____________. 2007. Strategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Umar, Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

_____________. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama.

Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Yoeti, A, Oka. 1982. P engantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

___________. 2006. Perencanaan dan Pembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.

. 2008. Ekonomi Pariwisata Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Jakarta: Pradnya Paramita.

Jurnal

Al Dmour, et al. 2013. The Effect of Services Marketing Mix Elements on Customer-Based Brand Equity: An Empirical Study on Mobile Telecom Service Recipients in Jordan. International Journal of Business and Management vol. 8 no. 11, hal. 13-26.

Al Muala, Ayed dan Al Qumeh. 2012. Assessing the Relationship between Marketing Mix and Loyalty through Satisfaction in Jordan Curative Tourism. American Academic Scholarly Research Journal vol. 4 no. 2, hal. 1-14.

Hidayat, Nanang Choirul. 2010. Bauran Pemasaran Jasa sebagai Alat untuk Meningkatka Potensi Pariwisata di Kabupaten Banyuwangi.. Jurnal Ilmiah Progresif vol. 7 n0. 19, hal. 41-53.

Naninda, Wahyu Dwi. 2015. Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Konsumen Memilih Rumah Makan Rawon Nguling Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen vol. 4 no. 2, hal. 1-15.

Purnomo, Cahya. 2009. Strategi Pemasaran Produk Wisata Minat Khusus Goa Cerme, Imogiri, Bantul.Jurnal Karisma vol. 3 no. 2, hal. 99-112.

Putra, Arfian Bimantara, et al. 2015. Pengaruh Bauran pemasaran Jasa terhadap Keputusan Pembelian (Survey pada

Satit, Rezky Purna, et al. 2012. The Relationship between Marketiing Mix and Customer Decision-Making Over Travel Agents: An Empirical Study. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences vol. 2 no. 6, hal. 522-530.

Referensi

Dokumen terkait

Miskonsepsi pada siswa sering terjadi karena penguasaan konsep oleh siswa belum lengkap, sederhana dan berbeda, siswa belum mampu membedakan atribut (ciri

Penjualan “Mie Ayam Sehat” memiliki peluang yang cukup besar karena selain memiliki cita rasa yang enak dan unik juga memiliki kandungan gizi yang memadai.. Memiliki lokasi

Penelitian ini menggunakan skor Visual Analog Scale (VAS) sebagai parameter untuk melihat pengaruh penggunaan blok paravertebra injeksi tunggal yang dapat

a. Untuk mengetahui konsistensi hasil musrenbang yang tercakup dalam RKPD, sampai dengan APBD atau mengetahui keberhasilan usulan musrenbang menjadi dokumen perencanaan sampai

Hubungan stres terhadap kekambuhan menunjukkan pasien hipertensi dengan tingkat stres sedang sebagian besar memiliki kekambuhan kadang-kadang yaitu sebanyak 34 responden

Stratifikasi desa banyuroto sebagai desa non endemis potensial adalah dalam kurun waktu 3 tahun terakhir tidak pernah ditemukan kasus ataupun kematian karena DBD, tetapi

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota

Abstrak : Pondok pesantren yang menjadi cerminan bagi lembaga pendidikan lainnya dalam masalah perbaikan sikap, memiliki beban tugas yang sangat penting dalam