• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA WARALABA PADA PERJANJIAN KERJASAMA (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA WARALABA PADA PERJANJIAN KERJASAMA (2)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Magister Ilmu Hukum

Oleh :

Etty Septiana Rahma, S.H. 11010112410069

Pembimbing :

Prof. Dr. Etty Susilowati, S.H., M.S.

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2014

(2)

KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI

TESIS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Magister Ilmu Hukum

Disusun Oleh :

ETTY SEPTIANA RAHMA, S.H. 11010112410069

Mengetahui Pembimbing

Prof. Dr. Etty Susilowati, S.H., M.S. NIP. 194907311978122001

(3)

KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI

Disusun Oleh :

ETTY SEPTIANA RAHMA, S.H. 11010112410069

Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 25 Agustus 2014

Tesis Ini Telah Diterima

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Hukum

Mengetahui

Pembimbing Ketua Program

Magister Ilmu Hukum

Prof. Dr. Etty Susilowati, S.H., M.S. Dr. Retno Saraswati, S.H., M.Hum

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”(Q.S. Al-Ra’ad : 11)

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk :

1. Bapak, Ibu dan kakak-kakakku yang telah

memberikan dorongan dan doa di setiap

langkahku

2. Teman teristimewaku yang selalu menjadi

penyemangat

3. Sahabat-sahabatku yang setia membantuku 4. Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro

(5)

Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan

anugerah yang telah Ia berikan sehingga penulisan tesis dengan judul, “Kedudukan

Tidak Seimbang Pada Perjanjian Waralaba Berkaitan Dengan Pemenuhan Kondisi

Wanprestasi” dapat terselesaikan dengan baik.

Judul ini berangkat dari ketertarikan Penulis terhadap kerjasama dalam bentuk

waralaba yang dijalankan atas dasar perjanjian. Perjanjian waralaba pada umumnya

berupa perjanjian baku, sering kali menimbulkan kedudukan tidak seimbang antara para

pihaknya terutama berkaitan dengan pemenuhan kondisi wanprestasi. Suatu hal yang

menarik untuk dikaji lebih lanjut mengenai kedudukan tidak seimbang itu serta

mengenai penyelesaian apa yang dapat ditempuh untuk meminimalisir kedudukan tidak

seimbang itu.

Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, Penulis mendapatkan dorongan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Dengan ini Penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Sudharto P.Hadi, MES, PhD beserta seluruh

jajarannya.

2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H.,

M.Hum., beserta jajarannya.

3. Ketua Program Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro, Dr. Retno

Saraswati, S.H., M.Hum., beserta seluruh staf dan karyawan.

4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang memberikan

dukungan melalui Program Beasiswa Unggulan (BSU) dari Biro Perencanaan dan

Kerjasama Luar Negeri, tahun akademik 2012-2014.

5. Prof. Dr. Etty Susilowati, S.H., M.S., selaku pembimbing yang telah memberikan

waktu, perhatian, ilmu serta masukan bagi Penulis, sehingga Penulis mampu

(6)

baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja selama menjadi mahasiswa

bimbingan beliau.

6. Seluruh Dosen Pengajar di Kelas BSU HET-HKI Magister Ilmu Hukum

Universitas Diponegoro.

7. Kedua Orang Tuaku, Miftah Ahmad Fathoni dan Noor Wachidah yang selalu

mendoakan dan membantu Penulis, baik selama masa kuliah maupun selama

penulisan tesis.

8. Kakak-kakakku, Mochammad Arief Kurniawan, Isni Ami Rahmatika, Dyna

Fithriana, Hadi Kusuma Atmaja yang telah memberikan dukungan moral dan

material dengan tulus dan ikhlas serta kedu keponakanku Zahratusyita Rizkia Putri

dan Rizka Azkya Putri.

9. Teman Istimewaku, Arief Budi Yulianto yang selalu menjadi penyemangat bagi

Penulis.

10. Pujiono, S.H., Kasiku yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk

menyelesaikan tesis.

11. Teman-teman BSU HET-HKI angkatan 2012-2014, Umi Eva, Bude Ami, Tante

Febri, Mas Salam, Mas Abi, Mas Irfan, Anggra, Mbak Megha, Mbak Key, Mas

Guntur, Mbak Lia, Mas Ali, Ira, Icy, Dechry, Mbak Ayup, Mas Kusnadi, Mas

Nindi, Mas Ibnu, Mas Ulil, Putra, Saut, dan Pulung.

12. Teman-temannku Renenggar A Shiwi, Anindita Ulfa Hadini, Indah Fitri Purwanti,

Rizky Trianggara, Nurul Huda Wahdatun Nisa, Valerie Christie Faisal, Indra

Gunawan, Ika Febri, Sorrenti, dan Dina Fitriani.

13. Seluruh teman-teman Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak

kekuarangan dan kesalahan, oleh karena itu saran dan masukan dari pembaca sangat

(7)

bermanfaat dan berguna bagi pembangunan Hukum Hak Kekayaan Intelektual di

Indonesia.

Semarang, Agustus 2014

Penulis

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini berdasarkan sebuah perjanjian waralaba, yaitu antara pemberi waralaba dan penerima waralaba yang saling bekerjasama mengikatkan dirinya satu sama lain dalam pendirian usaha waralaba. Perjanjian waralaba merupakan perjanjian tertulis antara para pihak, yang berupa perjanjian baku yang pada umumnya ditentukan secara sepihak oleh pemberi waralaba mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh penerima waralaba. Perjanjian waralaba yang berupa perjanjian baku cenderung memberikan posisi tawar yang lebih baik bagi pemberi waralaba daripada penerima waralaba. Hal ini yang menyebabkan kedudukan tidak seimbang antara pemberi waralaba dengan penerima waralaba. Permasalahan dalam penelitian ini yang pertama, kedudukan tidak seimbang antara para pihak pada perjanjian waralaba terutama berkaitan dengan pemenuhan kondisi wanprestasi. Kedua, jalan yang dapat ditempuh untuk meminimalisir kedudukan yang tidak seimbang pada perjanjian waralaba.

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, dan perjanjian internasional, dengan data berupa data kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Semua data terkait penelitian diolah dan disusun secara sistematis untuk dianalisis secara kualitatif untuk

menghasilkan kesimpulan dalam bentuk deskriptif.

(8)

waralaba terutama berkaitan dengan pemenuhan kondisi wanprestasi. Kesimpulan penelitian ini, pertama, perjanjian waralaba telah memenuhi ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2007, tetapi terdapat beberapa ketentuan dalam pasal-pasalnya yang masih memberikan kedudukan yang lebih secara yuridis terhadap pemberi waralaba. Perumusan pasal mengenai wanprestasi merupakan salah satu contoh pasal yang belum memberikan kedudukan seimbang antara para pihak. Hal ini dikarenakan pasal mengenai wanprestasi pada perjanjian waralaba pada umumnya hanya merumuskan kondisi-kondisi yang dapat dikategorikan sebagai wanprestasi yang dilakukan oleh penerima waralaba. Kedua, jalan yang dapat ditempuh untuk

meminimalisir kedudukan tidak seimbang pada perjanjian waralaba dapat dilakukan dengan memberikan peluang bagi penerima waralaba untuk melakukan negosiasi melalui addendum perjanjian. Selain itu, juga perlu dilakukan pengawasan atas pelaksanaan perjanjian waralaba tersebut.

Kata kunci : Kedudukan Tidak Seimbang, Perjanjian Waralaba, Wanprestasi

ABSTRACT

The Background of this research is based on a franchise agreement, which is between the franchisor and the franchisees to cooperate mutually bound themselves to each other in the establishment of the franchise. The franchise agreement is a written agreement between the parties, in the standard contract is generally determined

unilaterally by the franchisor on the requirements that must be filled by the franchisee. Franchise agreement in the form of standard contract tend to be providing a better bargaining position for the franchisor rather than the franchisee, thus causing unbalanced position between the parties The problem in this research is the first, unbalanced position between the parties on the franchise agreement, especially with regard to the fulfillment of the conditions of default. Second, the solution of which can be taken to minimize the unbalanced position on the franchise agreement.

The research method in this research is a normative approach, which refers to the legal norms contained in legislation, court decisions, and international agreements, with the data in the form of qualitative data and descriptive analytical approach. All relevant data were analyzed and compiled systematically to qualitatively analyzed to produce conclusions in descriptive form.

(9)

contained in the Government Regulation No. 42 of 2007, but there are some provisions in its articles are still give more position to franchisor. Formulation of the articles of default is an example article that has provided the position is not balanced between the parties. This is because the article about defaulting on franchise agreements generally only formulate conditions that may be categorized as a defaulted by the franchisee. Second, the solution of which can be taken to minimize the unbalanced position on the franchise agreement can be done by provide opportunities for the franchisee to

negotiations through addendum agreement. In addition, also needs supervision on the implementation of the franchise agreement.

Keywords: Unbalanced Position, Franchise Agreement, Default

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv

KATA PENGANTAR...v

ABSTRAK...viii

ABSTRACT...ix

DAFTAR ISI...x

BAB I : PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...16

C. Tujuan Penelitian...16

D. Manfaat Penelitian...16

E. Kerangka Pemikiran...18

(10)

2. Kerangka Teori...21

F. Metode Penelitian...28

1. Metode Pendekatan...29

2. Spesifikasi Penelitian...29

3. Sumber Data...29

4. Metode Pengumpulan Data...30

5. Metode Analisis Data...32

G. Sistematika Penulisan...32

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...34

A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian...34

1. Perjanjian Pada Umumnya...34

2. Perjanjian Baku...46

3. Terjadinya Wanprestasi...50

4. Berakhirnya Perjanjian...54

B. Tinjauan Umum Tentang Waralaba...57

1. Pengertian Waralaba...57

2. Sejarah Tentang Waralaba...60

3. Pengaturan Tentang Waralaba Berdasarkan PP No. 42 Tahun 2007...61

4. Jenis-Jenis Waralaba...63

5. Asas-Asas Waralaba...65

6. Perjanjian Waralaba...65

7. Jangka Waktu Perjanjian Waralaba...67

8. Pihak-Pihak Dalam Perjanjian Waralaba...68

9. Hak Dan Kewajiban Para Pihak...68

10. Lisensi Hki Dalam Perjanjian Waralaba...71

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...84

A. Kedudukan Tidak Seimbang Pada Perjanjian Waralaba Berkaitan Dengan Pemenuhan Kondisi Wanprestasi...84

1. Perjanjian Pada Waralaba...84

2. Substansi Perjanjian Pada Waralaba...86

3. Kedudukan Tidak Seimbang Pada Perjanjian Waralaba...107

B. Jalan Yang Dapat Ditempuh Untuk Meminimalisir Kedudukan Yang Tidak Seimbang...127

BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN...131

A. Simpulan...131

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Perjanjian waralaba di Alfamart merupakan perjanjian standar yaitu, perjanjian yang dibuat oleh salah satu pihak saja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui regulasi dari praktek perjanjian waralaba ( franchise) di Indonesia, serta untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pemberi

Hasil penelitian: 1) Pengaturan tentang hubungan hukum dalam perjanjian waralaba mengenai: nama dan alamat para pihak; jenis hak kekayaan intelektual;

Berdasarkan temuan-temuan dalam pembahasan mengenai hubungan- hubungan hukum yang terjadi antara subyek hukum dalam perjanjian bisnis waralaba di lembaga bimbingan

Perlindungan hukum secara preventif telah diakomodir pada oleh perjanjian waralaba Bakso Tengkleng Mas Bambang yakni dengan adanya pengaturan mengenai kewajiban dari

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis tentang perlindungan hukum hak kekayaan intelektual dalam perjanjian waralaba (Studi Tentang Perlindungan

Perlindungan Hukum terhadap HAKI yang dimiliki oleh Pihak Pemberi Waralaba (franchisor) akan dapat lebih terlindungi apabila dalam Perjanjian Waralaba mengatur tentang

2. Perjanjian waralaba dengan banyak aturan dan batasan yang memuat hal-hal seperti diatas tentu tidak akan memberikan kesempatan bagi penerima waralaba untuk berbuat