21
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE NHT (Numbered Heads Together)
DALAM MENANGGAPI CERITA PERISTIWA DI KELAS V SDN SUKAJADI II
KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJAENGKA
Vina Silviana Wirawati1, Prana Dwija Iswara2 , Dede Tatang Sunarya3
123 Program Studi PGSD Kelas Upi Kampus Sumedang Jln. Mayor Abdurrachman No. 211 Sumedang
1Email: vina.silviana.wira@student.upi.edu 2Email: iswara@upi.edu
3Email: dedetatangsunarya@upi.edu
Abstract
Based on the observations on the students of grade V of SDN Sukajadi II about listening to respond to stories about the events of students are still experiencing difficulties. With this problem, classroom action research (PTK) is done by using Kemmis and Taggart research by applying NHT method with audio media. In the study there are several assessment instruments, planning and implementation of teacher performance, student activities and student learning outcomes. Planning is structured according to the problems found in the previous data. Implementation of learning is made with three stages of the initial activity, the core and the end of the kingdom. Student learning outcomes have not reached the specified target, but in each cycle has increased. In the first cycle only 60% of the students completed, the third cycle increased more to 75% and the third cycle has increased to 100%.
Keywords: NHT Method, Responding the events, listening skills.
PENDAHULUAN
Hasil belajar siswa pada tanggal 16 Januari 2017 mengemukakan bahwa dari 20 siswa hanya 4 siswa atau 20% yang mencapai KKM dari pembelajaran menanggapi cerita peristiwa. KKM yang harus dicapai siswa minimal 75%. Rendahnya tingkat ketuntasan siswa ini mendorong guru untuk melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam reflekasi diamati bahwa
siswa kurang antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran dan mengalami
hambatan dalam pembelajaran menanggapi cerita peristiwa . guru kurang menerapkan metode , model yang bervariasi, cenderung monoton dengan metode ceramah, tanya jawab, penugasan. Aktivitas siswa pun
masih kurang dalam pembelajaran
22 Gambar di atas menunjukkan contoh hasil
belajar siswa yang tidak memenuhi
indikator pembelajaran. Indikator yang harus dicapai yaitu siswa harus menjelaskan pengertian peristiwa dengan benar dan lengkap, siswa harus menyebutkan langkah-langkah menanggapi cerita peristiwa, siswa harus menyebutkan 3 permasalahan yang ada dalam bahan simakan, siswa harus menanggapi cerita peristiwa sesuai dengan isi bahan simakan, siswa harus menanggapi
cerita peristiwa dengan logis dan
menggunakan bahasa yang santun. Skor yang didapat oleh siswa tersebut yaitu 10 dari skor ideal 18. Adapun sejumlah 16 siswa yang skornya rendah atau belum mencapai KKM.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu siswa kelas V SDN Sukajadi II mengalami kesulitan dalam pembelajaran menanggapi cerita peristiwa. Tindakan yang akan peneliti lakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut ialah
dengan cara menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe NTH
(Numbering Head Togther) dengan media
audio. Alasan diterapkannya metode
kooperatif tipe NHT (Numbering Head Togther) karena menurut Priansa (dalam Paramita, dkk (2016), hlm. 3) menjelaskan
bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbering Head Togther) merupakan salah
satu pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penugasan isi akademik . Adapun pendapat (Djuanda, 2007).Hal tersebut akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, karena
siswa dituntut untuk memecahkan
permasalahan yang akan dihadapi.
Penerapan media pembelajaran
dimaksudkan untuk membantu peserta
didik dalam proses pembelajaran
menyimak. (Djuanda, 2014). Pendapat lain
mengenai media pembelajaran adalah
(Saptani, 2009)
Sehingga penerapan metode
NHT dengan bantuan media audio
sangat cocok ketika diterapkan dalam kegiatan menanggapi cerita peristiwa, karena padaumumnya keberhasilan kegiatan
menanggapi cerita peristiwa harus
memenuhi tiga tujuan penting dalam pembelajaran menyimak disekolah. Tujuan
tersebut dikemukakan oleh (Abidin,
23 adanya kegiatan menyatukan pendapat yang telah mereka miliki dengan teman
sekelomponya sehingga dalam setiap
kelompok mendapatkan tanggapan yang berdeba-beda dari temannya. Setelah terkumpul tanggapan yang dibuat oleh masing-masing siswa lalu kemudian dalam
setiap kelompok memilih tanggapan
tersebut yang sesuai dengan aspek
kesesuaian isi, saran yang logis
dankesantunan dalam menanggapi. Selain menggunakan metode NHT siswa dibantu oleh media audio.
Berdasarkan hasil temuan yang telah
diuraikan di atas, maka menjadi
permasalahan pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana perencanaan
pembelajaran menanggapi cerita
peristiwa menggunakan metode
NHT dengan media audio di kelas V
SDN Sukajadi II Kecamatan
Lemahsugih Kabupaten Majalengka?
2. Bagaimana pelaksanaan
pembelajaran menanggapi cerita
peristiwa menggunakan metode
NHT dengan media audio di kelas V
SDN Sukajadi II Kecamatan
Lemahsugih Kabupaten Majalengka? 3. Bagaimana peningkatan hasil yang
dicapai dari pembelajaran
menanggapi cerita peristiwa
menggunakan metode NHT dengan media audio di kelas V SDN Sukajadi
II Kecamatan Lemahsugih
Kabupaten Majalengka?
METODE PENELITIAN Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode classroom action research atau penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian
yang dilakukan berbasis kelas dan
tujuannya untuk memperbaiki proses belajar
mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran di kelas. Perbaikan yang dilakukan meliputi kemampuan siswa, kinerja guru, serta hasil belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rapoport (Rayon, 2012)
Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Sukajadi II yang berada di desa Sukajadi Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. Selain itu setelah melakukan observasi ke SDN Sukajadi II, sekolah tersebut memiliki masalah yang harus diteliti. Hasil penelitian menunjukkan guru mengajar di kelas pada pembelajaran bahasa Indonesia masih menggunakan cara lama yang berpusat pada guru dan hanya bersumber pada buku paket tanpa disertai bantuan dengan media yang variatif. Hasil belajar siswa dalam keterampilan menyimak menanggapi cerita peristiwa masih rendah, yang menjadi dasar dilaksanakan penelitian dalam upaya memberikan solusi dengan menggunakan.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dilakukan adalah siswa kelas V SDN Sukajadi II Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka yang berjumlah 20 orang, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 11 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 9 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar wawancara, tes hasil belajar, dan catatan lapangan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soehartono (Hanifah,
, hlm. ) mengemukakan bahwa ada
24 guru dalam kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menanggapi cerita peristiwa yang menerapkan metode NHT (Numbered Heads Together), serta instrumen penilaian aktivitas siswa yang mengamati aspek partisispasi, kerjasama, dan motivasi.
Teknik Pengolahaan dan Analisis Data Pengolahan data merupakan proses untuk memperoleh data dari hasil penelitian yang siap untuk diolah. Data yang akan diolah merupakan data proses dan data hasil. Pengolahan data proses dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan tiga
instrumen pengumpulan data yaitu
observasi lembar aktivitas siswa, lembar catatan lapangan, dan lembar observasi kinerja guru.Lembar observasi aktivitas
siswa dapat dilakukan dengan cara
banyaknya indikator yang dicapai oleh siswa dari ketiga aspek yang diamati yatu aspek partisipasi, aspek kerjasama dan aspek motivasi. Pengisian format aktivitas siswa yaitu dnegan cara mengisi skor siswa secara individu pada tiga aspek tersebut. Setiap aspek ditetapkan rentang skor satu sampai tiga, sehingga skor idealnya sembilan. Masing-masing aspek mempunyai kriteria penilaian sendiri disesuaikan dengan pembelajaran yang dilaksanakan dalam menentukan skornya. Sedangkan data hasil dapat diperoleh melalui pelaksanaan tes hasil belajar siswa yang dilakukan uttuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi menanggapi cerita peristiwa. Data hasil tes dituangkan dalam bentuk tabel hasil belajar siswa. Cara pengolahan data hasil belajar siswa peneliti menggunakan aspek kognitif dan aspek psikomotor.Dalam aspek kognitif terdapat 3 soal dengan skor maksimalnya 3, sedangkan dalam aspek psikomotor dengan menilai 3 indikator yaitu, kesesuaian isi, alasan yang logis dan kesantunan dalam menanggapi.
Skor maksimal dalam masing-msing
indikator adalah 3. Jadi skor ideal untuk keseluruhan aspek yaitu 18. Selanjutnya
yaitu menghitung persentase dan
menentukan ketuntasan siswa dalam
pembelajaran. Dan untuk analisis data peneliti menggunakan reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.Tahap analisis dan refleksi merupakan tahapan terakhir yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Mulyasa, 2009)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tiga siklus, siklus I dalam tahap perencanaan kinerja guru, guru menyusun rencana pembelajaran dengan berdasarkan pada permasalahan yang terdapat pada data awal. Perencanaan pembelajaran pada siklus I mengalami
peningkatan dari data sebelumnya,
peningkatan tersebut mencapai 89% dengan kriteria baik sekali. Tetapi hal tersebut
belum mencapai target yang telah
ditentukan yaitu 100% sehingga
perencanaan pembelajaran kinerja guru harus melakukan perbaikan pada tindakan
selanjutnya. Tahap pelaksanaan
pembelajaran dilakukan pada tanggal 27 April 2017 dengan alokasi waktu 3x35 menit. Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran kinerja guru dibuat dengan tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Indikator dalam pelaksanaan pembelajaran dibuat dengan skor ideal 45 dengan peresentase 100%. Tetapi pada pelaksanaan pembelajaran guru hanya mencapai skro 39 dengan peresentase 87% dengan kriteria baik sekali, sehingga pelaksanaan kinerja guru belum mencapai target yang telah ditentukan maka harus
dilakukan perbaikan pada siklus
25 dari skor yang telah ditentukan. Dari 20 siswa hanya terdapat 12 orang siswa atau
60% yang sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal. Sedangkan 8 orang
atau 40% belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal.Sehingga peneliti melakukan analisis dan refleksi pada siklus
I, yang pertama yaitu guru tidak
melaksanakan apersepsi dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Yang kedua guru tidak memberikan motivasi belajar kepada siswa.
Yang ketiga dalam kegiatan inti
pembelajaran gutu tidak melaksanakan
tahap menyimak dengan efektid
dikarenakan media audio yang digunakan dalam tahap menyimak tidak terdengar dengan jelas oleh siswa. Yang keempat guru tidak heterogen dalam membagikan nomor kepala kedapa siswa. Yang kelima saat diskusi guru kurang memantau jalannya diskusi dengan baik. Dan yang terakhir saat
menjawab pertanyaan guru kurang
menginstruksikan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tedapat dalam LKS.
Pada siklus II dalam tahap perencanaan kinerja guru, guru menyusun rencana pembelajaran dengan berdasarkan pada permasalahan yang terdapat pada siklus I.Perencanaan pembelajaran pada siklus II pun mengalami peningkatan dari data sebelumnya, peningkatan tersebut mencapai 98% dengan kriteria baik sekali. Tetapi hal tersebut belum mencapai target yang telah
ditentukan yaitu 100% sehingga
perencanaan pembelajaran kinerja guru harus melakukan perbaikan pada tindakan
selanjutnya. Tahap pelaksanaan
pembelajaran dilakukan pada tanggal 24 Mei 2017 dengan alokasi waktu 3x35 menit. Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran kinerja guru dibuat dengan tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Indikator dalam
pelaksanaan pembelajaran dibuat dengan skor ideal 45 dengan peresentase 100%. Tetapi pada pelaksanaan pembelajaran guru hanya mencapai skro 45 dengan peresentase 95% dengan kriteria baik sekali, sehingga pelaksanaan kinerja guru belum mencapai target yang telah ditentukan maka harus
dilakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya. Dalam aktivitas siswa terdapat tiga aspek yaitu partisipasi, kerjasama dan motivasi. Pada hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari data
seblumnya. Pada siklus I siswa yang mencapai Kriteria Ketuntuasa Minimal yaitu 60%, pada siklus II meningkat menjadi 75% atau 15 orang siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Pada hasil belajar siswa masih belum mencapai target yang sudah ditentukan sehingga harus melakukan tindakan selanjutnya. Maka peneliti melakukan analisis dan refleksi
pada siklus II untuk memperbaiki
permasalahan pada tindakan selanjutnya. Analisis dan reflekasi pada siklus II yaitu guru tidak memberikan motivasi kepada siswa karena guru tidak mempersiapkan motivasi yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Dan di dalam aspek
menjawab pertanyaan guru kurang
menginstruksikan siswa dengan benar sehingga siswa yang menjawab pertanyaan asal-asalan dan tidak sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.
Pada siklus III, untuk tahap perencanaan kinerja guru sudah mencapai target yang sudah ditentukan yaitu 100% dengan kriteria baik sekali. Tahap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada tanggal 31 Mei 2017 mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya dengan memperoleh skor 45 atau 100% dan sudah mencapai target yang sudah ditentukan sehingga tidak perlu
adanya perbaikan pada tindakan
26
sudah mencapai target yang sudah
ditentukan yaitu 85%. Hasil belajar siswa pada siklus III, semua siswa sudah mencapai target yang telah ditentukan dengan peresentase 100%. Hal tersebut menunjukan bahwa ada peningkatan dalam setiap seiklusnya, dengan demikian tidak adanya perbaikan pada tindakan siklus selanjutnya dan penelitian pada siklus berhenti di siklus III.
Pembahasan Perencanaan Pembelajaran Dalam proses pembelajaran menanggapi cerita peristiwa siswa dibantu dengan penerapan metode Numbered Heads Together (NHT). Penggunaan metode ini bertujuan untuk membantu siswa dalam menentukan pokok-pokok persoalan yang terdapat dalam bahan simakan. Penggunaan metode pembelajaran merupakan salahsatu upaya untuk dapat mengaktifkan siswa dalam proses menanggapi cerita peristiwa dan memperhatikan aspek penilaian ang telah disediakan.
Setelah perencanaan dilakukan pada siklus I, peresentase perencanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari data awal yang
mencapai % dengan kriteria Cukup
menjadi 89% dengan kriteria ”aik Sekali .
Tetapi hal tersebut belum mencapai target yang telah ditentukan, maka perlu adanya perbaikan terhadap tindakan siklus II yang mengacu pada permasalahan yang terdapat dalam siklus I, yaitu kesesuaian materi pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, kesesuaian materi dengan alokasi waktu, kesesuaian media pembelajaran dengan materi pembelajaran, kesesuaian NHT dnegan karakteristik perseta didik,
kelengkapan NHT dalam setiap
pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu, serta serta permasalahan tentang kejelasan prosedur penilaian. Dalam perencanaan tindakakan siklus II guru belum mencapai target dengan peresentase 98% karena masih terdapat indikator yang belum mencapai skor maksimal, sehingga perlu dilakukan tindakan siklus III dengan memperbaiki kekurangan pada tindakan siklus II. Pada perencanaan tindakan siklus III guru sudah mencapai target dengan
peresentase % dengan kriteria ”aik
Sekali . Pencapaian target tersebut tidak
terlepas dari guru memperisapkan RPP, LKS, penggunaan metode NHT dan alat evaluasi dalam penelitian ini.adapun diagram perencanaan kinerja guru sebagai berikut.
Diagram 1
Diagram Perencanaan Kinerja Guru dari Data Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Numbere Heads Togethet (NHT) akan difokuskan terhadap kegiatan pembelajaran guru dan aktivitas siswa. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
guru melaksanakan pembelajaran sesuia dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan sesuai dengan tahapan yang mengacu pada metode Numbere Heads Togethet (NHT).
0% 50% 100% 150%
Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Target
27 Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan data awal, siklus I, siklus II, dan siklus III, diperoleh gambaran penerapan metode Numbere Heads Togethet (NHT) yang signifikan. Dalam pelaksanaan data awal
guru hanya mengguanakan metode
ceramah, tanya jawab, diskusi dan
penugasan sehingga menyebabkan
pelaksanaan kinerja guru masih banyak permasalahan harus diperbaiki dalam tindakan siklus I.
Pelaksanaan kinerja guru dalam data awal
mencapai % dengan kriteria Cukup .
Pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru
masih kurang optimal dalam melaksanakan pembelajaran sehingga peresentase yang di dapat hanya mencapai 87% dari 15 indikator. Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II peresentase mengalami peningkatan dari tindakan siklus I yaitu mencapai 95% dari 15 indikator, tetapi hal tersebut belum mencapai target yang telah ditentukan sehingga perlu adanya tindakan selanjutnya. Pada pelaksanaan tindakan siklus III guru
sudah mencapai target yang telah
ditentukan yaitu mencapai 100% dari 15 indikator. Adapun diagram pelaksanaan kinerja guru sebagai berikut.
Diagram 2
Diagram Pelaksanaan Kinerja Guru dari Data Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Dalam proses pembelajaran berlangsung yang menjadi perhatian khusus selain dari perencanaan dan pelaksanaan kinerja guru, yaitu aktivitas siswa. Dalam proses pembelajaran siswa dipantau dan diamati
oleh guru karena bertujuan untuk
mengetahui aktivitas siswa maka dari itu harus ada format yang harus diisi di dalamnya terdapat aspek-aspek yang harus dicapai oleh siswa. Peneliti mengambil aspek partisipasi, kerjasama dan motivasi dalam pembelajarana bahasa Indonesia pada
materi menanggapi cerita peristiwa dengan menerapkan metode Numbered Heads together (NHT) di dalamnya.
Pembahasan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil belajar setelah
menerapkan metode NHT Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran menanggapi cerita peristiwa pada siklus I dari 20 siswa berjumlah 12 orang siswa atau
60% yang sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal. 0%
50% 100% 150%
Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Target
28 Gambar di atas menunjukan contoh hasil belajar siswa yang kurang memenuhi indikator yang sudah ditentukan. Indikator yang belum terpenuhi oleh siswa ini yaitu tidak menyebutkan 3 permasalah pada soal no 3, dan dalam soal no 4 siswa ini dalam menanggapi cerita peristiwa masih kurang sesuai dengan isi bahan simakan, serta dalam kurang logis dan tidak menggunakan
bahasa yang santun dalam menanggapi. Sehingga skor yang diperoleh oleh siswa ini hanya 13 sedangkan skor ideal dari keseluruhan yaitu 18.
Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I dari 60% meningkat menjadi 75% atau 15 orang siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
Pada gambar di atas menunjukan hasil belajar siswa yang masih belum memenuhi indikator yang sudah ditentukan. Indikator yang belum terpenuhi oleh siswa ini yaitu tidak menyebutkan 3 permasalah pada soal no 3, dan dalam soal no 4 siswa ini dalam menanggapi cerita peristiwa masih kurang sesuai dengan isi bahan simakan, serta dalam kurang logis dan tidak menggunakan bahasa yang santun dalam menanggapi. Sehingga skor yang diperoleh oleh siswa ini hanya 12 sedangkan skor ideal dari keseluruhan yaitu 18.
Pada siklus III hasil belajar siswa sudah mencapai target yang telah ditentukan. Dari 20 orang siswa semuanya mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal . Hal tersebut
menunjukkan bahwa semua indikator dalam hasil belajar sudah terpenuhi oleh setiap siswa. Gambar di atas merupakan contoh salah satu siswa dari 20 orang siswa yang
sudah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal. indikator sudah tercapai oleh siswa ini dan memperoleh skor 16 dengan nilai 88,9 dari skor ideal 18.
29
peningkatan. Adapun diagram hasil belajar siswa sebagai berikut.
Diagram 3
Diagram Hasil Belajar Siswa dari Data Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Dari diagram di atas dapat dilihat dari setiap siklus hasil belajar siswa menunjukan kenaikan. Pada siklus I menunjukan peresentase 60%, siklus II mengalami kenaikan 15% menjadi 75% dan pada siklus III mengalami kenaikan 25% menjadi 100%. Pada pelaksanaan tindakan siklus III telah mencapai target yang telah ditentukan maka tindakan siklus berhenti pada siklus III.
Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan tindakan dan pembahasan dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) dalam menanggapi cerita peristiwa di kelas V SDN Sukajadi II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan diambil dari
permasalahan yang didapat ketika pengambilan data awal. Perencanaan dalam pembelajaran menanggapi
cerita peristiwa dengan
menggunakan metode Numbered
Heads Together (NHT) di kelas V SDN Sukajadi II di dalam setiap siklus
mengalami peningkatan.
Perencanaan kinerja guru tindakan siklus I mengalami peningkatan dari data awal yang mencapai 53% dengan kriteria cukup menjadi 89%
dengan kriteria baik sekali.
Perencanaan kinerja guru pada tindakan siklus II mencapai 98%
dengan kriteria baik sekali, dan untuk perencanaan kinerja guru tindakan siklus III telah mencapai target yang telah ditentukan dengan mencapai peresentase 100% dengan kriteria baik sekali.
2. Pelaksanaan pada pembelajaran
mengenai materi menanggapi cerita
peristiwa disesuaikan dengan
penerapan metode Numbered Heads Together (NHT). Pada pelaksanaan pembelajaran tersebut berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan serta dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa dalam belajar. Penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) dilaksanakan pada setiap siklus dan di dalam setiap siklus mengalami peningkatan
pada kinerja guru. Adapun
gambaran secara keseluruhan
pelaksanaan kinerja guru sebagai berikut. Pelaksanaan kinerja guru
tindakan siklus I mengalami
peingkatan dari data awal yang mencapai 46% dengan kriteria cukup menjadi 87% dengan kriteria baik sekali. Pelaksanaan kinerja guru pada tindakan siklus II mencapai 95% dengan kriteria baik sekali, dan untuk pelaksanaan kinerja guru tindakan siklus III telah mencapai target yang telah ditentukan dengan 0%
50% 100% 150%
Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III
30 mencapai peresentase 100% dengan kriteria baik sekali.
3. Penilaian hasil belajar yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari
pelaksanaan penerapan metode
Numbered Heads Together (NHT)
untuk dapat meningkatkan
kemampuan menanggapi cerita
peristiwa di kelas V SDN Sukajadi II
dalam setiap tindakan siklus
mengalami peningkatan yang
signifikan. Adapaun gambaran
secara keseluruhan hasil belajar siswa sebagai berikut. Hasil belajar siswa tindakan siklus I mengalami peingkatan dari data awal yang mencapai 20% siswa yang tuntas atau di atas KKM menjadi 60% siswa yang tuntas atau di atas KKM. Hasil belajar siswa pada tindakan siklus II mencapai 75% siswa yang tuntas atau di atas KKM, dan pada pelaksanaan tindakan siklus III peneliti telah memenuhi target yang telah ditentukan. Hal tersebut dapat
menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran menyimak cerita
peristiwa menggunakan metode
Numbered Heads Together (NHT) di kelas V SDN Sukajadi II mengalami peningkatan.
Daftar Pustaka
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Djuanda, D. (2014). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan menyenangkan. Sumedang: UPI Sumedang Press.
Hanifah, N. (2014). Memahami Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Aplikasinya. Bandung: UPI Press.
Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda.
Paramita, dkk. (2016). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar ipa. Jurnal
PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha Jurusan PGSD, 4, hlm. 3-4. PLPG Rayon 110. (2012). Bahan Ajar Bahasa
Indonesia SD/MI. Bandung: UPI.
Resmini, N & Djuanda, D. (2007). Pendidikan dan Bahasa Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press.
Sudin, A & Saptani, E. (2009). Media
Pembelajaran. Sumedang: UPI.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.