• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LOKASI DAN PENETAPAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG PADA ROCK N ROLL HAIRCUTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH LOKASI DAN PENETAPAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG PADA ROCK N ROLL HAIRCUTING"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa pemasaran hanyalah menjual dan mengiklankan. Sesungguhnya penjualan dan iklan hanyalah puncak dari pemasaran. Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam pemahaman kuno membuat penjualan, tetapi dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa menyediakan nilai yang unggul bagi pelanggan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produk dan jasa secara efektif, maka produk dan jasa itu akan mudah untuk dijual.Seiring berjalannya waktu konsep pemasaran mengalami perkembangan atau evolusi pemikiran. Namun demikian, bukan berarti konsep pemasaran yang terakhir adalah yang terbaik. Berikut ini akan dikemukakan pengertian pemasaran menurut para ahli.

Menurut Kotler dan Keller (2012 : 27) pengertian pemasaran adalah sebagai berikut :

marketing management as the art and science of closing target, keeping

and growing costumer throught creating, delivering and communicating

superior cutomer value.

Pemasaran adalah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

(2)

10

Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya .

Dari definisi pemasaran diatas, pada dasarnya memiliki persepsi dan tujuan yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian proses untuk menciptakan dan mengkomunikasikan nilai melalui proses pertukaran produk dan jasa dengan tujuan unuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia serta mendapatkan keuntungan bagi perusahaan dan individu.

Menurut Sinambow dan Trang (2015:301) menyatakan bahwa manajemen pemasaran sebagai berikut :

Manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengarahan, dan pengendalian produk atau jasa, penetapan hargaa, distribusi, dan promosinya dengan tujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan perusahaan/organisasi yang dimulai dari perencanaan, pengarahan, pengendalian produk atau jasa, penetapan harga, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan sehingga dapat membantu organisasi dalam mencapai sasarannya.

2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

(3)

11

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:51)

Marketing mix is the set of tactical marketing tools that the firm blends

toproduce the response it wants in the target market .

Definisi bauran pemasaran (Marketing mix) menurut Alma (2013:205) sebagai berikut :

Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing,agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan

Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat alat pemasaran yang terkenal dalam istilah 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempatatau saluran distribusi), dan promotion (promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, and process, adapun pengertian 7P menurut Kotler dan Amstrong (2012:62)

1. Produk

Produk (Product), adalah mengelola unsure produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.

2. Harga

Harga (price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa yang harus menenukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel yang bersangkutan.

(4)

12

4. Promosi (promotion), adalah suatu untuk yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi,promosi penjualan, maupun publikasi.

5. Sarana Fisik (physical evidence), merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan, unsure yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna barang-barang lainnya.

6. Orang (people), adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaiankaryawan dan penampilan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.

7. Proses (process), adalah semua proswdur actual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk penyampaian jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti konsumen jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.

(5)

13

2.1.3 Lokasi

2.1.3.1 Pengertian Lokasi

Lokasi termasuk faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. penentuan lokasi yang tepat akan menjadi kunci kesuksesan suatu bisnis, karena lokasi akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk berkunjung atau bahkan berbelanja.

Menurut Levy (2013:190) adalah sebagai berikut :

Lokasi merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran produk atau jasa melalui tempat atau lokasi yang sama.

Selanjutnya menurut Dunne Lusch (2011:53) mendefinisikan sebagai berikut :

Lokasi toko adalah suatu tempat dimana toko itu melakukan kegiatan fisik.

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi adalah struktur fisik yang digunakan produsen untuk melayani konsumen dalam menyalurkan produk atau jasa.

2.1.3.2 Pentingnya Lokasi

Dalam bisnis, pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting karena pemilihan lokasi akan berdampak pada kesuksesan suatu bisnis. Levy (2013:195) mengatakan pemilihan lokasi sangat penting dalam industri bisnis dikarenakan :

1. Lokasi merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam pemilihan toko atau penyedia jasa yang mereka inginkan.

2. Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting karena faktor ini bisa digunakan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang mapan.

(6)

14

2.1.3.3 Tahap Memilih Lokasi

Ada beberapa tahap sebelum memilih lokasi yang tepat bagi perusahaan. Menurut Sunyoto (2015:185) tahap terebut adalah :

1. Pemilihan pasar

Dalam pemilihan pasar, ada beberapa aspek penting yang harus didalami, yaitu :

a. Tingkat perekonomian masyarakat. b. Tingkat persaingan.

c. Ukuran populasi dan karakteristiknya. d. Industri / bisnis di lingkungan sekitar. e. Pajak.

2. Analisis area

Mengenai analisis area perdagangan, terbagi menjadi dua area yaitu : a. Primary Tranding Area, meliputi sebagian besar pelanggan dalam area

yang kita pilih dan merupakan orang-orang yang tingkat pembelian potesial tinggi. Dapat dilihat dari segi jumlah orang yang paling mudah mencapai toko.

b. Secondary tranding area, dapat dilihat orang yang akan menjadi pelanggan potensial yang berbeda di luar primary tranding area. Pada umumnya jarak dan waktu tempuh mereka ke lokasi kita jauh lebih tinggi dibandingkan yang telat kita lakukan pada saat menganalisis pasar.

Sedangkan menurut Utami (2012:146) menyatakan bahwa area perdagangan terbagi menjadi tiga zona yaitu :

a. Zona primer

Zona primer adalah area geografis yang mana toko atau pusat perbelanjaan tersebut terdapat 60 persen dari para pelanggan.

b. Zona sekunder

(7)

15

c. Zona tersier

Zona tersier termasuk para pelanggan yang kadang berbelanja di toko atau pusat perbelanjaan tersebut. Ada beberapa alas an untuk zona tersier yaitu :

Para pelanggan kekurangan fasilitas-fasilitas ritel yang memadai yang berlokasi lebih dekat dengan rumah.

Tersedianya akses jalan raya yang strategis menuju toko atau pusat perbelanjaan tersebut sehingga para pelanggan dapat pergi kesana dengan mudah.

Para pelanggan tertarik pergi ke toko atau pusat perbelanjaan karena toko atau pusat perbelanjaan tersebut dekat atau ada di dalam area pariwisata.

3. Analisis tempat

Pada tahap analisis tempat, sekaligus melakukan evaluasi terhadap pemilihan lokasi. Secara garis besar terdapat tiga pilihan yang dimiliki yaitu :

a. Di pusat perbelanjaan (mall,komplek pertokoan, dan sebagainya) b. Di tengah kota (keramaian)

c. Berdiri sendiri terpisah

Tabel 2.1

Pilihan Lokasi Beserta Kelebihan dan Kelemahan

Lokasi Kelebihan Kelemahan

Pusat kota a. Banyak pelaku bisnis b. Pasar sudah mapan c. Fokus pasar lebih

bebas

a. Ada kemungkinan berkurang

b. Masalah parkiran c. Harga sewa relative

mahal

d. Intensitas persaingan tinggi

(8)

16

Lokasi Kelebihan Kelemahan

Regional Mall (umumnya

a. Pasar yang terbatas b. Lalu lalang orang

Masalah masalah yang membuat lokasi tertentu memiliki daya tarik secara spesifik, akan mengamati keuntungan aksebilitas lokasi dan keuntungan secara lokasi sebagai pusatnya. Utami (2012:145) mengungkapkan masalah tersebut adalah :

1. Aksebilitas

Aksebilitas suatu lokasi adalah suatu kemudahan bagi konsumen untuk dating atau masuk dan keluar dari lokasi tersebut. Analisis ini memiliki dua tahap yaitu :

a. Analisis makro

(9)

17

secara bersamaan mengevaluasi beberapa faktor seperti kondisi jalan dan halangan.

b. Analisis mikro

Berkonsentrasi pada masalah-masalah sekitar lokasi, seperti visibilitas, arus lalu lintas, parkir, keramaian, dan jalan masuk atau jalan keluar. 2. Keuntungan secara lokasi dalam sebuah pusat

Setelah aksebilitas pusat telah dievaluasi, analisis harus mengevaluasi lokasi di dalamnya. Hal ini disebabkan lokasi lebih baik memerlukan biaya yang lebih, ritel harus mempertimbangkannya. Pertimbangan lainnya adalanh untuk melokasikan toko-toko yang menarik terhadap target pangsa pasar yang saling berdekatan. Pada intinya, konsumen ingin berbelanja dimana mereka menemukan sejumlah variasi barang dagangan yang lengkap.

Menurut Levy (2013:190) perlu menyadari pentingnya 3 faktor yaitu, karakteristik dari sudut lokasi, karakteristik lokasi perdagangan dari sudut toko, dan estimasi penjualan yang bisa didapatkan dari lokasi toko.

1. Site characteristic

Karakteristik yang ada memberikan pengaruh terhadap penjualan toko, hal hal yang dipertimbangkan adalah :

a. Accebility / kemudahan untuk mengakses toko juga sama pentingnya denga traffic.

b. Traffic yang melalui toko. Dalam hal ini adalah mengenai arus lalu lintas di sekitar lokasi.

2. Location characteristic

a. Lapangan parkir yang ada juga merupakan salah satu bagian evaluasi kritis dari sebuah toko.

b. Kemudahan lokasi toko sehingga mudah dilihat oleh orang-orang dari jalan.

c. Keamanan lokasi di sekitar toko 3. Restriction and cost

(10)

18

Ketiga karakteristik tersebut mempunyai indikator-indikator tertentu yang bisa menggambarkan kondisi-kondisi yang mempengaruhi penjualan dari suatu toko. Indikator-indikator dari karakteristik lokasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.2

Karakteristik Lokasi

Alus lalu lintas dan aksebilitas Larangan atau peraturan

Lalu lintas jalan

Easy of vehicular access

Akses menuju jalan utama Street congestion

Alur perjalan kaki

Ketersediaan dari angkutan umum

Zona (zoning)

Tanda/promosi (signage) Restrictions on tenant mix

Safety code restrictions

Karakteristik Lokasi Biaya-Biaya

Area parkir

Akses untuk masuk dan keluar toko/café

Visibilitas toko/café dari jalan Akses untuk penghantara Ukuran dan bentuk dari toko Adjacent Tenants

Biaya sewa Biaya perawatan Pajak

Biaya iklan dan promosi Length Of Lease

2.1.4 Penetapan Harga

2.1.4.1 Pengertian Penetapan Harga

(11)

19

Konsumen memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya kualitas produk atau jasa, terutama jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang tidak cukup.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:345) harga adalah :

Sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar atas manfaat manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Dari pendapat para pakar ekonomi tentang definisi harga tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah elemen dalam bauran pemasaran tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk yang diberikan kepada pelanggan untuk mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan. Oleh sebab itu setiap perusahaan dalam menetapkan harga harus mempertimbangkan secara matang sehingga menguntungkan bagi perusahaan yatu mendapatkan lada dan bagi konsumen dapat membeli produk sehingga dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumenya.

2.1.4.2 Tujuan Penetapan Harga

Setiap perusahaan bisa memutuskan dimana saja perusahaan tersebut ingin menyisikan tawaran pasarnya, semakin jelas tujuan perusahaan semakin mudah menetapkan harga. Dengan demikian setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan dimaksudkan untuk memperlancar jalanya pencapaian tujuan perusahaan tersebut. Demikian pula dengan pelaksanaan penetapan harga yang di laksanakan oleh perusahaan, walau demikian penetapan harga yang dilaksanakan oleh perusahaan merupakan tujuan perusahaan yang sebenarnya akan menjadi penetapan harga ini merupakan salah satu sarana dalam pencapain tujuan perusahaan.

(12)

20

1. Kemampuan bertahan

Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama mereka jika mereka mengalami kelebihan kapasitas, persaingan ketat, atau keinginan konsumen yang berubah. Selama harga menutup biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan tetap berada dalam bisnis.

2. Laba saat ini maksimum

Banyak perusahaan berusaha menetapkan harga yang akan memaksimalkan laba saat ini. Perusahaan memperkirakan permintaan dan biaya yang akan berasosiasi dengan harga alternatif dan memilih harga yang menghasilkan laba saat ini. Arus kas, atau tingkat pengembalian atas investasi maksimum.

3. Pangsa pasar maksimum

Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan, biaya unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi. Perusahaan menetapkan harga terendah mengasumsikan pasar sensitif terhadap harga. Strategi penetapan harga penetrasi pasar dapat diterapkan dalam kondisi : a. Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga yang rendah merangsang

pertumbuhan pasar.

b. Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya pengalaman produksi.

c. Harga rendah mendorong pesaing aktual dan potensial. 4. Market skiming pricing

Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menetapkan harga tinggi untuk memaksimalkan memerah pasar dimana pada mulanya harga ditetapkan tinggi dan secara perlahan turun seiring waktu. Skiming pricing digunakan dalam kondisi sebagai berikut :

a. Terdapat cukup banyak pembeli yang permintaanya saat ini tinggi b. Biaya satuan memproduksi volume keciltidak begitu tinggi hingga

menghilangkan keuntungan dari mengenakan harga maksimum yang mampu diserap pasar

(13)

21

d. Harga tinggi mengkomunikasikan citra merek yang unggul. 5. Kepemimpinan kualitas produk

Banyak merek berusaha menjadi kemewahan terjangkau produk atau jasa yang ditentukan karakternya oleh tingkat kualitas anggapan, selera dan status yang tinggi dengan harga yang cukup tinggi agar bisa berasa di luar jangkauan konsumen

2.1.4.3Metode Penetapan Harga

Perusahaan memiliki metode penetapan harga yang mencakup satu atau lebih dari tiga pertimbangan ini. Menurut Kotler dan Keller (2012:83) ada enam metode penetapan harga, berikut penjelasannya :

1. Penetapan Harga markup

Metode penetapan harga paling mendasar adalah menambah markup standar ke biaya produk. Sampai saat ini penetapan harga markup masih popular karena penjualan dapat menentukan biaya jauh lebih mudah dari pada memperkirakan permintaan, kemudian harga cenderung sama dan persaingan harga terminimalisasi ketika perusahaan dalam industry menggunakan metode ini, dan terakhir banyak orang merasa bahwa penetapan harga biaya plus lebih adil bagi pembeli dan penjual.

2. Penetapan harga tingkat pembelian sasaran

Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi sasarannya.

3. Penetapan harga nilai anggapan

Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen seperti citra pembeli akan kinerja produk, kemampuan penghantaran dari saluran, kualitas jaminan, dukungan pelanggan, dan atribut yang kurang dominan seperti reputasi pemasok, ketepercayaan dan harga diri.

4. Penetapan harga nilai

(14)

22

5. Penetapan harga going-rate

Perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan harga yang sama, lebih mahal atau lebih murah dibandingkan harga pesaing utama.

6. Penetapan harga jenis lelang

Penetapan harga jenis lelang dilakukan untuk membuang persediaan lebih atau barang bekas.

Suatu perusahaan harus penetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan mengambangkan atau memperoleh suatu produk baru, memperkenalkan produk ke saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja baru, hal ini tersebut dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

2.1.4.4 Strategi Penetapan Harga

Strategi penetapan harga menurut Kotler dan Keller (2012:85) bahwa harga adalah tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan menggolongkan produk atau jasa yang dihasilkannya merupakan produk baru yang belum memiliki konsumen loyal/tetap atau produk yang telah beredar yang telah memiliki pangsa pasar tersendiri.

Strategi penetapan harga ini juga berhubungan dengan siklus kehidupan produk (Product Life Cycle) dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni, perkenalan, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan secara khusus strategi penetapan harga ini terdiri dari :

1. Produk Baru

Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternative strategi harga, yaitu :

a) Harga Mengapung (Skimming Price)

(15)

23

skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen tertentu dan pesaing relative sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk membatasi permintaan sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi masal. Apalagi skimming dapat meningkatan milai produk menjadi sangat prestisius.

b) Harga Penetrasi

Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa psar dan permintaan, strategi ini dapat diterapkan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis nyang tinggi. Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar yang sensitive harga.

2. Produk Yang Telah Berbeda

Strategi penetapan harga utnuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni :

a) Tahapan Pertumbuhan

Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat serta munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi harga agresif : menurunkan harga untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang semakin ketat.

b) Tahap Kematangan

(16)

24

c) Tahap Penurunan

Tahap penurunan produk atau jasaditandai dengan menurunya jumlah permintaan secara terus menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat dipilih. Pertama, strategi diskonting (pemotongan harga). Kedua, mempertahankan harga tetapi memotong biaya-biaya yang berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk promise.

2.1.4.5 Memilih Harga Akhir

Didalam memilih harga akhir, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan yang meliputi:

1. Penetapan harga psikologis

Bila konsumen menghadapi banyak pilihan yang membingungkan, akan membantu bila pemasar menyesuaikan harga dan penyajiannya agar benar-benar menarik dan jelas (penetapan harga dengan mempertimbangkan perilaku konsumen).

2. Penetapan harga berbagai laba dan resiko

Produsen memberikan pilihan tawaran untuk menanggung sebagian atau semua resiko tersebut apabila ia tidak memberikan nilai yang dijanjikan sepenuhnya.

3. Pengaruh unsur bauran pemasaran lainya

Harga akhir harus mempertimbangkan mutu merek dan iklan dalam kaitanya dengan pesaing.

4. Kebijakan penetapan harga perusahaan

Harga harus selaras dengan kebijakan-kebijakan penetapan harga perusahaan. Pada saat yang sama, perusahaan tidak menolak untuk menetapkan penetapan harga akhir dalam keadaan tertentu.

5. Dampak harga terhadap pihak lain

(17)

25

2.1.4.6 Indikator Harga

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:52), didalam variabel harga beberapa unsur kegiatan utama harga yang dapat meliputi daftar harga, diskon, potongan harga dan periode pembayaran. Dalam penelitian ini, pengukuran harga diukur dengan dimensi sebagai berikut :

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga

4. Kesesuaian harga dengan manfaat 5. Potongan harga

Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen dalam memutuskan pembelianya. Konsumen akan membandingkan harga dari produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus di keluarkan.

2.1.5 Minat Beli Ulang

2.1.5.1 Pengertian Minat Beli Ulang

Menurut Kotler dan Keller (2012:172) minat beli ulang adalah dimana seseorang atau konsumen merasa puas akan suatu produk yang sesuai antara ekspektasi dengan performa yang ia harapkan, akan menciptakan suatu kepuasan yang mendorong terciptanya pembelian ulang atas produk atau merek yang sama di kemudian hari dan akan menceritakan mengenai hal yang baik atas produk tersebut.

Sedangkan Menurut Nurhayati dalam Ika Pratama (2013:32) Minat pembelian ulang adalah kenginan dan tindakan konsumen untuk membeli ulang suatu produk, karena adanya kepuasan yang diterima sesuai yang dinginkan dari suatu produk

Menurut Ferdinand (2005:129) dalam Ika Pratama (2013:34) mengemukakan bahwa terdapat empat dimensi untuk mengukur minat beli ulang, yaitu :

(18)

26

b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut dan berbagai variannya.

Kecenderungan seseorang untuk memberikan perhatian apabila disertai dengan perasaan suka atau sering disebut dengan minat menurut Rustan dalam Gersom dan Sugiono (2013:3). Minat tersebut apabila sudah terbentuk pada diri seseorang maka cenderung menetap sepanjang obyek minat tersebut efektif baginya, sehingga apabila obyek minat tersebut tidak efektif lagi maka minatnya pun cenderung berubah. Pada dasarnya minat merupakan suatu sikap yang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap obyek situasi ataupun ide-ide tertentu yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi tersebut. Minat seeorang baik yang bersifat menetap atau yang bersifat sementara, dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya Marx dalam Suntara (2008:4).

Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat beli ulang yang akan mempengaruhi frekuensi dan volume pembelian adalah minat eksploratori yang dilakukan secara berulang.

2.2 Penelitian Terdahulu

(19)

27

Tabel 2.3

Penetlitian Terdahulu

No Penulis dan Judul Peneliti

Variabel Peneliti Hasil Penelitian

1 Denny Eka Syahputra

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1)

Store Atmosphere

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Ore Premium

Store (2) Harga

berpengaruh signifikan Terhadap Keputusan Pembelian Ore Premium Store (3) Lokasi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Ore Premium

Store (4) Harga

berpengaruh paling

dominan terhadap

Keputusan Pembelian Ore Premium Store.

menunjukan bahwa kualitas pelayanan, citra toko dinilai oleh sebagian besar konsumen sudah baik, begitu juga mengenai keputusan pembelian konsumen dan minat beli ulang. Kualitas pelayanan

dan citra toko

mempengaruhi keputusan pembelian baik secara simultan maupun parsial, seta keputusan pembelian mempengaruhi ,minat beli ulang konsumen pada JG Motor Group Wilayah Bandung.

(20)

28

No Penulis dan Judul Peneliti

Variabel Peneliti Hasil Penelitian

3 Rahadian Ali Oetomo

Hasil penelitiajn ini menunjukan bahwa ketiga variabel independen yaitu keragaman menu, persepsi harga dan lokasi

Hasil penelitian ini membuktikan bahwan faktor lokasi dan promosi berpengaruh positif signifikan terhadap minat pembelian ulang pada Supermarket Madinah Syariah Millennium medan. Faktor lokasi merupakan variabel yang paling

dominan dalam

mempengaruhi minat pembelian ulang pada Supermarket Madinah Syariah Plaza Millennium Medan. diketahui bahwa variabel penetapan harga. Lokasi dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara simultan variabel penetapan harga, lokasi dan promosi berpengaruh signifikan terhadap variabel pebelian.

(21)

29

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu model yang menerapkan bagaimana hubungan situasi teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertetu (Kuncoro 2009:45). Faktor diteliti dalam penelitian ini terdiri atas 3 variabel penelitian yang menggambarkan ruang lingkung dan pola hubungan serta sasaran yang akan dicapai oleh peneliti ini, yaitu lokasi, penetapan harga dan minat beli ulang.

Dalam menghadapi persaingan bisnis, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa dalam menjalankan kegiatannya perlu memiliki strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa menyediakan nilai yang unggul bagi pelanggan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produk dan jasa secara efektif, maka produk dan jasa itu akan mudah untuk dijual. Menurut Sinambow dan Trang (2015:301) menyatakan bahwa :

Manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengarahan, dan pengendalian produk atau jasa, penetapan hargaa, distribusi, dan promosinya dengan tujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya.

Dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut marketing mix (bauran pemasaran), Marketing mix mempunyai peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan dan bagi keberhasilan suatu pemasaran. Definisi bauran pemasaran (Marketing mix) menurut Alma (2013:205) sebagai berikut :

Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing,agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan

(22)

30

Dalam usaha untuk memenangkan persaingan perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaannya. Salah satu strategi tersebut adalah lokasi yang strategis agar konsumen dapat menjangkau lokasi dengan mudah. Menurut Levy (2013:190) adalah sebagai berikut :

Lokasi merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran produk atau jasa melalui tempat atau lokasi yang sama.

Lokasi yang strategis adalah salah satu faktor yang menyebabkan perusahaan itu dapat berkembang, oleh karena itu sebelum membangun suatu perusahaan maka perusahaan tersebut harus memikirkan secara matang agar salah satu perusahaan bisa berkembang dengan baik.

Menurut Levy (2013:190) perlu menyadari pentingnya 3 faktor yaitu, karakteristik dari sudut lokasi, karakteristik lokasi perdagangan dari sudut toko, dan estimasi penjualan yang bisa didapatkan dari lokasi toko.

1. Site characteristic

Karakteristik yang ada memberikan pengaruh terhadap penjualan toko, hal hal yang dipertimbangkan adalah :

c. Accebility / kemudahan untuk mengakses toko juga sama pentingnya denga traffic.

d. Traffic yang melalui toko. Dalam hal ini adalah mengenai arus lalu lintas di sekitar lokasi.

2. Location characteristic

d. Lapangan parkir yang ada juga merupakan salah satu bagian evaluasi kritis dari sebuah toko.

e. Kemudahan lokasi toko sehingga mudah dilihat oleh orang-orang dari jalan.

f. Keamanan lokasi di sekitar toko 3. Restriction and cost

Biaya yang terkait dengan keberadaan lokasi toko.

(23)

31

Selain lokasi, penetapan harga menjadi pengaruh besar bagi konsumen dalam menentukan minat beli ulang suatu produk ataupun jasa, khususnya di jaman sekarang dimana konsumen semakin peka dalam membeli produk. Harga juga menciptakan pesaingan diantara perusahaan. Harga suatu barang atau jasa merupakan salah satu faktor penentu bagi konsumen dalam menentukan produk atau jasa yang akan digunakannya. Harga memiliki peranan penentu dalam pilihan membeli yang merupakan unsur yang paling penting yang menentukan pangsa pasar dan probabilitas diperusahaan. Harga memiliki pengaruh mengenai posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Konsumen memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya kualitas produk atau jasa, terutama jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang tidak cukup. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:345) harga adalah :

Sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar atas manfaat manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Setiap perusahaan dalam menetapkan harga harus mempertimbangkan secara matang sehingga menguntungkan bagi perusahaan yatu mendapatkan lada dan bagi konsumen dapat membeli produk sehingga dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumennya. Penetapan harga menurut Kotler dan Keller (2012:84) adalah kebijakan penetapan harga sangat menentukan dalam pemasaran sebuah produk atau jasa, karena harga adalah satu satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi atau perusahaan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:52), didalam variabel harga beberapa unsur kegiatan utama harga yang dapat meliputi daftar harga, diskon, potongan harga dan periode pembayaran. Dalam penelitian ini, pengukuran harga diukur dengan dimensi sebagai berikut :

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga

(24)

32

5. Potongan Harga

Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen dalam memutuskan pembelianya. Konsumen akan membandingkan harga dari produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus di keluarkan.

Konsumen yang merasa puas dan yang memutuskan menjadi pelanggan, secara naluriah akan berkomitmen merekomendasikan positif produk atau jasa tersebut terhadap calon konsumen yang lain. Sehingga pelanggan yang berkomitmen tersebut akan berperan dalam perkembangan tertentu. Dengan demikian proses evaluasi konsumen terkait performa terkait kualitas produk atau jasa tersebut sangat menentukan tingkat motivasi pembelian ulang.

Menurut Kotler dan Keller (2012:172) minat beli ulang adalah dimana seseorang atau konsumen merasa puas akan suatu produk yang sesuai antara ekspektasi dengan performa yang ia harapkan, akan menciptakan suatu kepuasan yang mendorong terciptanya pembelian ulang atas produk atau merek yang sama di kemudian hari dan akan menceritakan mengenai hal yang baik atas produk tersebut.

Pada dasarnya minat merupakan suatu sikap yang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap obyek situasi ataupun ide-ide tertentu yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi tersebut. Minat seeorang baik yang bersifat menetap atau yang bersifat sementara, dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya.

Menurut Ferdinand (2005:129) dalam Ika Pratama (2013:34) mengemukakan bahwa terdapat empat dimensi untuk mengukur minat beli ulang, yaitu :

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk

kepada orang lain.

(25)

33

diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut dan berbagai variannya.

Dari penjelasan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, maka penulis menyumpulkan dalam bentuk kerangka konseptual yang disebut kerangka penelitian. Pada kerangka penelitian ini akan diketahui bagimana hubungan antar variabel penelitian yang dikemukakan. Untuk lebih jelasnya, berikut bentuk penelitian :

Gambar 2.1

Metode Kerangka Pemikiran Lokasi (X1)

Site charateristic Location characteristic Restriction and cost

Levy (2013:190)

Penetapan Harga (X2) Keterjangkauan harga

Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Daya saing harga

Kesesuaian harga dengan manfaat Kemudahan carapembayaran

Kotler dan Armstrong (2012:52)

Minat Beli Ulang (Y) Minat transaksional Minat Referensial Minat preferensial Minat Eksploratif

(26)

34

2.4 Hipotesis Penelitian

H1 : Lokasi, penetapan harga dan minat beli ulang sudah baik pada Rock N Roll Haircuting

H2 : Lokasi berpengaruh terhadap Minat Beli Ulang pada Rock N Roll Haircuting

H3 : Penetapan Harga berpengaruh terhadap Minat Beli Ulang pada Rock N Roll Haircuting

(27)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

Gambar

Tabel 2.1 Pilihan Lokasi Beserta Kelebihan dan Kelemahan
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Gambar 2.1 Metode Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Secara lebih spesifik adalah bagaimana menentukan partai politik atau gabungan partai politik yang dapat mengajukan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden dengan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Aktifitas fisik di Dusun Mojosongo Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sebagian besar adalah mandiri,

Hasil penelitian dan pemba- hasan dapat disimpulkan bahwa: Ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran kooperatif

Investasi pada produk unit link mengandung risiko, termasuk namun tidak terbatas pada risiko politik, risiko perubahan peraturan pemerintah atau perundang-undangan lainnya,

Bahasa rupa pada buku cerita anak dipetakan berdasarkan apa yang diceritakan dalam teks dan dikomparasikan dengan gambar yang dibaca melalui kesimpulam atas

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir dan penguasaan konsep fisika siswa SMA kelas XI IPA pada materi Fluida Statis yang dibelajarkan melalui

[r]

uji satu lawan satu dan uji lapangan. 2 siswa yang terpilih kemudian diberi kesempatan untuk mengeksplorasi media hasil pengembangan. Tahap uji satu lawan satu ini